Anda di halaman 1dari 126

MODUL

DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH

PENGELOLAAN KURIKULUM

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2019
MODUL PELATIHAN

CALON KEPALA SEKOLAH

PENGELOLAAN KURIKULUM
(MPCKS - KUR)

Pengarah:
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan

Tim Penyusun:
Drs. Yuli Cahyono, M.Pd. (081314987809)
Joko Priyadi, S.Pd. (081318017131)

Reviewer:
Dr. Ir. Gusrina, M.Si. (087824951766)
Lela Fonny Sulistiyowati, M.Si. (08129596849)
Intan Rahima Sary, S.St.Pi., M.Si. (081322118626)

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Copyright © 2019

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang memperbanyak sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
SAMBUTAN

Gelombang peradaban keempat yang saat ini dikenal dengan era


pendidik 4.0 memaksa kita menyesuaikan seluruh kerangka sendi
dan perangkat kerja pada setiap segmen kehidupan, termasuk
pengelolaan sekolah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sangat pesat menuntut kepala sekolah untuk mengembangkan
kompetensinya secara berkelanjutan. Inovasi menjadi kunci paling
utama di era industri 4.0 yang menuntut kepala sekolah membentuk
peserta didik memiliki kompetensi abad 21 yang mampu berfikir kritis,
kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Peserta didik yang berkualitas
merupakan keluaran (output) dari sistem persekolahan yang baik.
Kepala sekolah menjadi aktor utama yang mengelola masukan
(input), proses, dan keluaran (output) dengan berpedoman pada
Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Salah satu kebijakan prioritas Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah
peningkatan kompetensi kepala sekolah yang mampu berpikir
visioner dalam memimpin dan mengelola sekolahnya. Target
utamanya adalah membangun tata kelola dan budaya mutu di
sekolah yang berdaya saing tinggi.
Kepemimpinan abad 21 bagi kepala sekolah dapat dilakukan dengan
beberapa strategi. Pertama, kepala sekolah harus mampu melihat
peluang dan potensi yang ada dengan mengidentifikasi masalah di
sekolahnya sebagai dasar pengembangan sekolah. Yang terpenting
bagi kepala sekolah adalah pelibatan secara aktif pemangku
kepentingan (stakeholders) sekolah yaitu guru, tenaga kependidikan,
siswa dan orangtua serta pihak terkait di luar sekolah untuk
menyelesaikan persoalan sekolah. Kedua, kepala sekolah dalam
perannya sebagai supervisor harus mampu berperan sebagai
pemimpin instruksional dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran abad 21 sesuai dengan konsep pendekatan
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills).
Ketiga, kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan abad 21 harus
PENGELOLAAN KURIKULUM | v
mampu mengajak seluruh pemangku kepentingan pendidikan di
sekolah baik guru, tenaga kependidikan, maupun orangtua untuk
bersama-sama mewujudkan pendidikan yang dinamis sesuai dengan
perkembangan industri 4.0. Keempat, kepala sekolah harus
memberikan dukungan semangat dan penghargaan kepada guru,
tenaga kependidikan, dan peserta didik yang telah mencapai hasil
atas prestasi, inovasi, dan pencapaian lain yang membanggakan.
Modul ini berisi panduan sekaligus salah satu referensi yang dapat
digunakan untuk memandu kepala sekolah dalam pengembangan
kompetensi dan profesinya pada pelaksanaan pelatihan penguatan
kepala sekolah sebagai salah satu syarat untuk menduduki jabatan
kepala sekolah. Saya mengapresiasi upaya semua pihak sehingga
modul pelatihan penguatan kepala sekolah ini dapat terselesaikan.
Modul ini terbuka untuk mendapatkan koreksi dan masukan-masukan
konstruktif sebagai penyempurnaan di masa yang akan datang.
Saya mengucapkan terima kasih atas segala kontribusi yang telah
didedikasikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Semoga modul
ini memberikan nilai tambah dan manfaat bagi semua pihak yang
terkait dalam pengelolaan pendidikan di tanah air.

Jakarta, April 2019

Direktur Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan,

Dr. Supriano, M.Ed.


NIP. 19620816 1991031001

vi | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


DAFTAR ISI

SAMBUTAN........................................................................................ v
DAFTAR ISI...................................................................................... vii
PENDAHULUAN...............................................................................ix
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Target Kompetensi................................................................... 4
C. Indikator Pencapaian Kompetensi........................................... 4
D. Ruang Lingkup dan Pengorganisasian Pembelajaran.............5
E. Cara Penggunaan Modul......................................................... 8
KEGIATAN IN SERVICE LEARNING 1 ( IN-1)................................. 10
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1....................................................... 10
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)..................10
A. Tujuan Pembelajaran............................................................. 10
B. Indikator Pencapaian Tujuan................................................. 10
C. Materi Pembelajaran dan Sumber Belajar.............................10
D. Aktivitas Pembelajaran.......................................................... 37
E. Penguatan............................................................................. 41
F. Rangkuman........................................................................... 41
G. Refleksi dan Tindak Lanjut..................................................... 42
H. Evaluasi................................................................................. 42
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2....................................................... 46
SILABUS ………………………………………………………………….46
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3....................................................... 65
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP).....................65
A. Tujuan Pembelajaran............................................................. 65
B. Indikator Pencapaian Tujuan................................................. 65
C. Materi.................................................................................... 66
D. Aktivitas Pembelajaran.......................................................... 92
G. Penguatan............................................................................. 96
H. Rangkuman........................................................................... 96
I. Refleksi dan Tindak Lanjut..................................................... 97
J. Evaluasi................................................................................. 98
KEGIATAN ON THE JOB LEARNING (OJL).................................. 101

PENGELOLAAN KURIKULUM | vii


A. Tujuan.................................................................................. 101
B. Kegiatan.............................................................................. 101
KEGIATAN IN SERVICE LEARNING 2 (IN-2)................................ 103
PENUTUP...................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 106
Lampiran 1. Format telaah RPP.................................................... 108
FORMAT TELAAH RPP.......................................................... 108

viii | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai-nilai Karakter Berdasarkan Kelompok Karakter......................23


Tabel 2. Nilai Utama dan Sub Nilai Utama Karakter..................................... 24

PENGELOLAAN KURIKULUM | ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Langkah-Langkah Pembelajaran.....................................7

x | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 38 Ayat (2) tentang
Sistem Pendidikan Nasional mengatur bahwa kurikulum
pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan
relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan
komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas
Pendidikan kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi
untuk pendidikan menengah. Berdasarkan amanat undang-
undang tersebut ditegaskan bahwa kurikulum dikembangkan dan
dilaksanakan di tingkat satuan pendidikan. Kurikulum operasional
yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan
diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Kepala
Sekolah/Madrasah bertanggung jawab atas tersusunnya KTSP,
oleh karena itu penting bagi Kepala Sekolah memiliki kemampuan
dalam melakukan pengelolaan kurikulum. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007
tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah, pada
kompetensi managerial point 2.10 kepala sekolah harus memiliki
kemampuan yaitu mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan
nasional.
Modul ini disusun untuk membekali calon Kepala Sekolah tentang
mekanisme penyusunan dan pengelolaan kurikulum tingkat
satuan pendidikan. Kemampuan ini penting untuk dikuasai oleh
calon kepala sekolah agar kurikulum tersusun dan terlaksana
secara sistematis, efisien, efektif dan mudah dipahami agar dapat
menjadi panduan operasional bagi pelaksanaan proses

PENGELOLAAN KURIKULUM | 1
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran peserta
didik.
Komponen KTSP seperti yang termuat di dalam Permendikbud
Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, meliputi 3 dokumen. Dokumen 1 yang disebut
dengan Buku I KTSP berisi sekurang-kurangnya visi, misi, tujuan,
muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan.
Dokumen 2 yang disebut dengan Buku II KTSP berisi silabus dan
dokumen 3 yang disebut dengan Buku III KTSP berisi rencana
pelaksanaan pembelajaran yang disusun sesuai potensi, minat,
bakat, dan kemampuan peserta didik di lingkungan belajar.
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) yang menuntut guru untuk melakukan
penguatan karakter siswa yang menginternalisasikan nilai-nilai
utama PPK yaitu religiositas, nasionalisme, kemandirian, gotong-
royang dan integritas dalam setiap kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan. Menindaklanjuti hal tersebut maka, implementasi
kurikulum 2013 mengintegrasikan PPK baik pada buku I, buku II
dan buku III. Selain itu , untuk membangun generasi emas
Indonesia, maka kurikulum yang disusun hendaknya
mengintegrasikan keterampilan Abad 21 seperti khususnya
keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah (critical
thinking and problem solving skills), keterampilan untuk
bekerjasama (collaboration skills), kemampuan untuk
berkreativitas (creativities skills), dan kemampuan untuk
berkomunikasi (communication skills). Kemampuan literasi
peserta didik menghadapi era kemajuan teknologi juga menjadi
tuntutan bagi lulusan satuan pendidikan , sehingga dalam
kurikulum perlu mengintegrasikan enam literasi dasar meliputi
literasi baca tulis, literasi digital, literasi numeric, literasi finansial,
literasi sains serta literasi budaya dan kewargaan. Demikian pula
dengan begitu kompleksnya permasalahan yang harus dihadapi
oleh peserta didik, maka perlu membiasakan mereka dengan
proses pembelajaran yang melatih keterampilan berpikir tingkat
tinggi/ Highers Order Thinking Skills (HOTS).

2 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


Dalam melaksanakan kegiatan pada Modul Pengelolaan
Kurikulum, Saudara harus mempertimbangkan inklusi sosial tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status
sosial ekonomi, dan yang berkebutuhan khusus. Inklusi sosial ini
juga diberlakukan bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan
peserta didik. Modul ini disusun dengan mengintegrasikan nilai-
nilai karakter khususnya nasionalisme, integritas, gotong royong,
dan mandiri.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 3
B. Target Kompetensi
Setelah mempelajari modul Pengelolaan Kurikulum, saudara
diharapkan mampu mengelola kurikulum sekolah sesuai dengan
arah dan tujuan pendidikan nasional. Hal ini sesuai dengan
Permendiknas No.13 Tahun 2007 kompetensi manajerial point:
2.10, yaitu mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan
nasional.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam modul ini,
diharapkan Saudara dapat :
1. Mengkaji Buku I KTSP dengan menjunjung tinggi semangat
kerjasama, komitmen, dan tanggung jawab;
2. Mengkaji silabus (Buku II KTSP) dengan menguatkan karakter
integritas pada sub nilai komitmen dan tanggung jawab;
3. Mengkaji RPP (Buku III KTSP) dengan menumbuhkan
kreativitas ketaatan kepada regulasi (Permendikbud) yang
berlaku, dan tanggung jawab; dan
4. Menyusun RPP dan perangkat penilaian dengan mengacu
kepada regulasi (Permendikbud) yang berlaku. Karakter yang
dibangun adalah Nasionalisme pada sub nilai taat
azaz/peraturan hukum dan membiasakan mandiri dalam
menyelesaikan pekerjaan dengan sub nilai kreativitas.

4 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


D. Ruang Lingkup dan Pengorganisasian Pembelajaran
Ruang lingkup
Ruang lingkup modul pengelolaan Kurikulum yang akan Saudara
pelajari adalah:
1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP);
2. Silabus; dan
3. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

Pengorganisasian pembelajaran
Modul Pengelolaan Kurikulum ini disajikan dalam tiga tahap yaitu
tahap In Servis Learning 1 (in -1), On The Job Learning (OJL),
dan In Service Learning 2 (In-2). Kegiatan In-1, OJL dan In-2 pada
modul ini akan Saudara lakukan secara bertahap dan
berkelanjutan.

Tahap In-1 dilaksanakan selama 4 JP (1 JP setara dengan 45


menit) terdiri dari tiga Kegiatan Pembelajaran yaitu Kegiatan
Pembelajaran 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kegiatan
Pembelajaran 2. Silabus, Kegiatan Pembelajaran 3. RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Setiap kegiatan
pembelajaran terdiri dari beberapa aktivitas kegiatan yang
bertujuan untuk menggali kemampuan menganalisis,
mengevaluasi dan kreativitas Saudara dalam pengelolaan
kurikulum. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara individu
dan berkelompok. Pada tahap In-1, Saudara akan melakukan tiga
kegiatan, diakhiri dengan rangkuman, refleksi dan tindak lanjut
serta evaluasi. Nilai karakter yang diintegrasikan pada

modul Pengelolaan Kurikulum ini adalah nasionalis, gotong


royong, mandiri, dan integritas.

Tahap OJL akan dilaksanakan dalam kurun waktu 12 JP dengan


pembagian 8 JP pada sekolah magang 1 (sekolah sendiri) dan 4
JP pada sekolah magang 2 (sekolah lain). Saudara akan mengkaji
dokumen 1 KTSP sekolah magang 1 dan sekolah magang ke-2
dengan membiasakan diri bertindak disiplin dalam rangka
menguatkan karakter Nasionalisme, membangun kerjasama

PENGELOLAAN KURIKULUM | 5
yang baik dengan Mentor 1 (Sekolah Magang 1) dan Mentor 2
(Sekolah Magang 2) untuk menguatkan karakter jiwa gotong
royong, dan mengembangkan kreativitas diri pada penguatan
karakter kemandirian. Selanjutnya Saudara menyusun perangkat
pembelajaran (RPP, dan perangkat penilaian) dengan
menggunakan regulasi (Permendikbud) yang berlaku saat ini
dalam rangka menguatkan karakter nasionalisme sub nilai taat
peraturan hukum, dan mengembangkan kreativitas diri dan
penguatan kemandirian. Selanjutnya Saudara menyusun laporan
hasil OJL (kajian kurikulum dan perangkat pembelajaran) dengan
memunculkan karakter kerja keras (kemandirian), mencurahkan
segenap waktu, tenaga, dan pemikiran (rela berkorban) dalam
rangka penguatan karakter Nasionalisme, serta membiasakan diri
bersikap jujur (integritas) dalam menyelesaikan pekerjaan.
Laporan tersebut selanjutnya disusun menjadi bahan presentasi
yang akan disajikan saat kegiatan In-2. Tahap In-2, Saudara
mengumpulkan laporan hasil OJL dan mempresentasikan laporan
hasil OJL semua mata diklat dengan total waktu 30 menit. Secara
garis besar pengorganisasian pembelajaran modul Pengelolaan
Kurikulum digambarkan dalam diagram alur berikut ini:

6 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


In Service Learning • Pembuka (10')
1 • KP 1. KTSP (50')
(4 JP = 180 menit) • KP 2. Silabus (50)
• KP 3. RPP (50)
• Penutup (10')

On The Job • Sekolah Magang 1 (sekolah sendiri) (8


Learning (12 JP) JP)
• Sekolah Magang 2 (sekolah lain) (4 JP)
• Mengkaji Buku I KTSP
• Menyusun RPP dan Perangkat
Penilaian
• Menyusun Laporan OJL
• Menyiapkan bahan Presentasi

In Service Learning Presentasi Laporan Hasil OJL (30’)


2

Gambar 1. Langkah-Langkah Pembelajaran

PENGELOLAAN KURIKULUM | 7
E. Cara Penggunaan Modul
1. Modul ini terdiri dari 5 bagian yaitu : Pendahuluan, Kegiatan
In Service Learning 1, kegiatan On The Job Learning,
Kegiatan In Service Learning 2, dan Penutup. Kegiatan In
Service Learning 1 terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran yakni
1). KTSP 2). Silabus dan 3). RPP. Kegiatan On The Job
Learning, berisi petunjuk bagi Saudara dalam
mengimplementasikan hasil In Service Learning 1 dan
Kegiatan In Service Learning 2, berisi petunjuk bagi Saudara
untuk mempresentasikan hasil On The Job Learning 2.
2. Sebelum mempelajari modul Pengelolaan Kurikulum, Saudara
harus mempersiapkan dan mempelajari dokumen-dokumen
berikut :
a) Buku I KTSP yang dikembangkan oleh Sekolah Saudara
b) Buku II KTSP yang dikembangkan oleh Sekolah Saudara
c) Buku III KTSP yang dikembangkan oleh Sekolah Saudara
d) Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
e) Buku guru dan buku siswa
f) Kalender Pendidikan
g) Permendikbud nomor 103 tahun 2014
h) Permendikbud Nomor 20 tahun 2016 tentang standar
Standar Kompetensi Lulusan
i) Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi
j) Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar
Proses
k) Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar
Penilaian
l) Permendikbud Nomor 37 tahun 2018 tentang perubahan
Peraturan Menteri Pendidikan danKebudayaan Nomor 24
Tahun 2007 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

8 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


3. Waktu untuk mempelajari modul Pengelolaan Kurikulum pada
kegiatan In Service Learning 1 adalah 4 Jam Pelajaran , satu
jam pelajaran setara dengan 45 menit. On the Job Learning
selama 12 JP yaitu 8 JP pada sekolah magang 1 (sekolah
sendiri) dan 4 JP pada sekolah magang 2 (sekolah lain) dan
kegiatan In Service Learning 2 peserta mempresentasikan
hasil On The Job Learning secara keseluruhan dalam waktu
30 menit.
4. Untuk melakukan kegiatan pembelajaran, Saudara harus
mulai dengan membaca pendahuluan, menyiapkan dokumen-
dokumen yang diperlukan/diminta, mengikuti tahap demi
tahap kegiatan pembelajaran secara sistematis dan
mengerjakan perintah-perintah kegiatan pembelajaran pada
Lembar Kerja (LK). Untuk melengkapi pemahaman, Saudara
dapat membaca bahan bacaan dan sumber-sumber lain yang
relevan.
5. Modul ini disusun dengan mengintegrasikan PPK, literasi
kecakapan abad 21 yakni, 4 C (critical thingking, creative,
collaboration, and communication) dan Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi (HOTS)

PENGELOLAAN KURIKULUM | 9
KEGIATAN IN SERVICE LEARNING 1 (
IN-1) KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN (KTSP)

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini diharapkan
Saudara dapat :
1. Menganalisis Buku I KTSP dengan tepat dan penuh
komitmen, tanggung jawab sesuai dengan acuan konsep,
prinsip , prosedur pengembangan operasional KTSP melalui
kegiatan diskusi kelompok, presentasi.
2. Menyusun saran perbaikan Buku I KTSP dengan komitmen
penuh rasa tanggung jawab, kreatif dan inovatif
melalui kegiatan diskusi kelompok dan presentasi
3. Memperbaiki Buku I KTSP sekolah magang 1 dan sekolah
magang 2 secara mandiri dengan penuh rasa
tanggungjawab , kreatif dan inovatif

B. Indikator Pencapaian Tujuan


1. Mengidentifikasi komponen buku I KTSP
2. Mengkaji Buku I KTSP sesuai dengan acuan konsep,
prinsip, prosedur pengembangan operasional KTSP
3. Menilai hasil kajian Buku I KTSP
4. Menyusun saran perbaikan Buku I KTSP
5. Memperbaiki Buku I KTSP sekolah magang 1 dan sekolah
magang 2

C. Materi Pembelajaran dan Sumber Belajar


1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta

10 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Permendikbud No. 61 tahun 2014 pada pasal 2
disebutkan bahwa: (1) KTSP dikembangkan, ditetapkan, dan
dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan. (2)
Pengembangan KTSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengacu pada SNP dan Kurikulum 2013.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP
jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum, dan pedoman implementasi kurikulum. KTSP
dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan melibatkan
komite sekolah, dan kemudian disahkan oleh kepala dinas
pendidikan dan kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya.

2. Komponen KTSP
Permendikbud No. 61 tahun 2014 menyebutkan bahwa
komponen KTSP meliputi 3 dokumen yaitu sebagai berikut :
1) Dokumen 1 yang disebut dengan Buku I KTSP berisi
sekurang-kurangnya visi, misi, tujuan, muatan, pengaturan
beban belajar, dan kalender pendidikan;
2) Dokumen 2 yang disebut dengan Buku II KTSP berisi
silabus;
3) Dokumen 3 yang disebut dengan Buku III KTSP berisi
rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun sesuai
potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik di
lingkungan belajar.

Penyusunan Buku I KTSP menjadi tanggung jawab kepala


sekolah, sedangkan penyusunan Buku III KTSP menjadi
tanggung jawab masing-masing tenaga pendidik. Adapun
Buku II KTSP sudah disusun oleh Pemerintah dan dapat
diperbaiki sesuai kebutuhan sekolah dengan tidak mengurangi

PENGELOLAAN KURIKULUM | 11
kompetensi dasar yang terdapat pada silabus.
Penyusunan dokumen kurikulum tersebut berdasarkan Undang-
undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 36 ayat 2 menyebutkan
kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.
Sedangkan pada pasal 38 ayat 2 disebutkan bahwa kurikulum
pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan
relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan
komite sekolah dibawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan kabupaten kota untuk jenjang pendidikan dasar dan
dinas pendidikan provinsi untuk jenjang pendidikan menengah.

DOKUMEN 1
3. Visi, Misi, dan Tujuan.
Dalam menyusun Visi Satuan Pendidikan diawali dengan
merumuskan dan menetapkan visi serta
mengembangkannya.
(1) Visi Satuan Pendidikan:
(a) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga satuan
pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan
pada masa yang akan datang;
(b) mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan
kekuatan pada warga satuanpendidikan dan
segenap pihak yang berkepentingan;
(c) dirumuskan dengan berdasarkan masukan dari
berbagai warga satuan pendidikan dan pihak-pihak
yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi di
atasnya serta visi pendidikan nasional;
(d) diputuskan oleh rapat dewan guru yang
dipimpin oleh kepala sekolah dengan
memperhatikan masukan komite sekolah;
(e) disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan
dan segenap pihak yangberkepentingan;
(f) ditinjaudandirumuskankembalisecara
berkala sesuai denganperkembangan dan
tantangan di masyarakat.

12 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


PENGELOLAAN KURIKULUM | 13
(2) Misi Satuan Pendidikan
Berdasarkan Visi Satuan Pendidikan dilanjutkan
dengan merumuskan dan menetapkan misi serta
mengembangkannya sebagai berikut:
(a) memberikan arah dalam mewujudkan visi satuan
pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional;
(b) merupakan tujuan yang akan dicapai dalam
kurun waktu tertentu;
(c) menjadi dasar program pokok satuan pendidikan;
(d) menekankan pada kualitas layanan peserta didik
dan mutu lulusan yang diharapkan oleh satuan
pendidikan;
(e) memuat pernyataan umum dan khusus yang
berkaitan dengan program satuan pendidikan;
(f) memberikan keluwesan dan ruang gerak
pengembangan kegiatan satuan-satuan unit
satuan pendidikan yang terlibat;
(g) (dirumuskan berdasarkan masukan dari
segenap pihak yang berkepentingan termasuk
komite sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan
guru yang dipimpin oleh kepala sekolah;
(h) melakukan sosialisasi kepada warga satuan
pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan;
(i) (9) ditinjau dan dirumuskan kembali secara
berkala sesuai dengan perkembangan dan
tantangan di masyarakat.

(3) Tujuan Satuan Pendidikan


Satuan Pendidikan merumuskan dan menetapkan
tujuan serta mengembangkannya. Tujuan Satuan
Pendidikan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
(a) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai
dalam jangka menengah (empat tahunan);
(a) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan
nasional serta relevan dengan kebutuhan

14 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


masyarakat;
(b) mengacu pada standar kompetensi lulusan yang
sudah ditetapkan olehsatuan pendidikan dan
Pemerintah;
(c) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang
berkepentingan termasuk komite sekolah dan
diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin
oleh kepala sekolah;
(d) disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan
dan segenap pihak yang berkepentingan.

(4) Muatan Kurikuler


Muatan KTSP terdiri atas muatan nasional dan muatan
lokal. Pada pendidikan Sekolah Menengah kejuruan
(SMK) berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 130 tahun
2017 tentang struktur kurikulum pendidikan menengah
kejuruan terdiri dari muatan nasional, muatan
kewilayahan dan muatan Peminatan kejuruan. Muatan
kewilayahan setara dengan muatan lokal pada
pendidikan dasar dan mengah lainnya.
Muatan KTSP ini diwujudkandalambentuk
struktur kurikulum satuan pendidikan dan
penjelasannya.
(a) Muatan nasional
Muatan kurikulum pada tingkat nasional terdiri atas
kelompok mata pelajaran A, kelompok mata
pelajaran B, dan khusus untuk SMA/SMK ditambah
dengan kelompok mata pelajaran C
(peminatan kejuruan), termasuk bimbingan
konseling dan ekstrakurikuler wajib pendidikan
kepramukaan.
(b) Muatan lokal atau kewilayahan
Muatan lokal atau kewilayahan yang dikembangkan
oleh pemerintah daerah provinsi atau
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya

PENGELOLAAN KURIKULUM | 15
dan/atau satuan pendidikan dapat berbentuk
sejumlah bahan kajian terhadap keunggulan dan
kearifan daerah tempat tinggalnya yang menjadi:
1) bagian mata pelajaran kelompok B; dan/atau
2) mata pelajaran yang berdiri sendiri pada
kelompok B sebagai matapelajaran muatan
kewilayahan atau lokal dalam hal
pengintegrasian tidak dapat dilakukan.

Bimbingan konseling dapat diselenggarakan melalui tatap


muka di kelas sebagai muatan kurikulum yang ditetapkan
pada tingkat satuan pendidikan.

4. Pengaturan Beban Belajar dan Beban Kerja sebagai


Pendidik
Beban belajar diatur dalam Sistem Paket atau Sistem
Kredit Semester.
a) Sistem Paket
Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur
dalam struktur kurikulum setiap satuan pendidikan
merupakan pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata
pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap
dalam satu tahun ajaran. Beban belajar pada sistem paket
terdiri atas pembelajaran tatap muka, penugasan
terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban belajar penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40% untuk SD,
maksimal 50% untuk SMP, dan maksimal 60% untuk
SMA/SMK dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran
yang bersangkutan.
b) Sistem Kredit Semester
Sistem Kredit Semester (SKS) dapat diselenggarakan
pada SMP, SMA, dan SMK yang terakreditasi A dari Badan
Akreditasi Nasional Sekolah. Beban belajar setiap mata
pelajaran pada SKS dinyatakan dalam satuan kredit
semester (SKS). Beban belajar kegiatan tatap muka,
kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri pada

16 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


satuan pendidikan yang menggunakan SKS mengikuti
aturan sebagai berikut:
(1) Pada SMP 1 (satu) SKS terdiri atas: 40 menit kegiatan
tatap muka, 40 menit kegiatan terstruktur, dan 40 menit
kegiatan mandiri.
(2) Pada SMA/SMK 1 (satu) SKS terdiri atas: 45 menit
kegiatan tatap muka, 45 menit kegiatan terstruktur, dan
45 menit kegiatan mandiri.

c) Beban Belajar Tambahan


Satuan pendidikan boleh menambah beban belajar
berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik
dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor
lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan
dan/atau daerah, atas beban pemerintah daerah atau
satuan pendidikan yang menetapkannya.
(1) Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu
untuk menyelengarakan kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun ajaran yang mencakup
permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif, dan hari libur.
(a) Permulaan Tahun Ajaran
Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya
kegiatan pembelajaran pada awal tahun ajaran
pada setiap satuan pendidikan.
(b) Pengaturan Waktu Belajar Efektif
1) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu
kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun ajaran
pada setiap satuan pendidikan,
2) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam
pembelajaran setiap minggu yang meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk
seluruh mata pelajaran termasuk muatan
kewilayahan/lokal, ditambah jumlah jam untuk
kegiatan lain yang dianggap

PENGELOLAAN KURIKULUM | 17
penting oleh satuan pendidikan, yang
pengaturannya disesuaikan dengan keadaan
dan kondisi daerah.
(c) Pengaturan Waktu Libur
Untuk menetapkan waktu libur dilakukan dengan
mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang hari
libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar
semester, libur akhir tahun ajaran, hari libur
keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari
besar nasional, dan hari libur khusus.

d) Acuan Konseptual
Dalam mengembangkan KTSP harus mengacu kepada:
1) Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia;
2) Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama;
3) Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan;
4) Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat
sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan
Kemampuan Peserta Didik;
5) Kesetaraan Warga Negara Memperoleh
Pendidikan Bermutu;
6) Kebutuhan Kompetensi Masa Depan;
7) Tuntutan Dunia Kerja;
8) Perkembangan Ipteks;
9) Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta
Lingkungan;
10) Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional;
11) Dinamika Perkembangan Global;
12) Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat;dan
13) Karakteristik Satuan Pendidikan.

18 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


5. Prinsip Pengembangan
Prinsip pengembangan KTSP:
Dalam mengembangkan KTSP, satuan pendidikan perlu
berpedoman kepada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada masa
kini dan yang akan datang. Kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan

dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan


kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan
pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi
sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus
berpusat pada peserta didik.
b) Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan pada
proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur
pendidikan formal, non formal, dan in formal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya
c) 3) Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi
kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi
(sikap, pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar jenjang
pendidikan.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 19
6. Prosedur Operasional.
Dalam pengembangan KTSP harus melalui prosedur
operasional sekurang-kurangnya meliputi:
a) Analisis mencakup:
(1) analisis ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai Kurikulum;
(2) analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan,
dan lingkungan; dan
(3) analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.
b) Penyusunan mencakup:
(1) perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
(2) pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;
(3) pengaturan beban belajar peserta didik dan beban
kerja pendidik tingkat kelas;
(4) penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
(5) penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran
muatan lokal; dan
(6) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
setiap muatan
pembelajaran.
c) Penetapan dilakukan kepala sekolah berdasarkan hasil
rapat dewan pendidik satuan pendidikan dengan
melibatkan komite sekolah.
d) Pengesahan dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai
dengan kewenangannya.

7. Mekanisme
a) Pengembangan KTSP merupakan bagian dari kegiatan
perencanaan satuan pendidikan. Kegiatan ini dapat
berbentuk rapat kerja satuan pendidikan dan/atau
kelompok satuan pendidikan yang diselenggarakan
sebelum tahun ajaran baru. Tahap kegiatan
pengembangan KTSP secara garis besar meliputi:
b) penyusunan draf berdasarkan analisis konteks;
c) reviu, revisi, dan finalisasi; serta
d) pengesahan oleh pejabat yang berwenang. Langkah yang

20 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan
diselenggarakan oleh tim pengembang kurikulum satuan
pendidikan. Dinas pendidikan provinsi dan Kabupaten/ kota
sesuai dengan kewenangannya berkewajiban melakukan
koordinasi dan supervisi.
e) Pelaksanaan KTSP merupakan tanggung jawab bersama
seluruh unsur satuan pendidikan yakni kepala sekolah,
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
f) Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan KTSP
meliputi:
(1) Kebijakan satuan pendidikan yang menjadi dasar
pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan
kewenangan dan tanggung jawab penuh dari satuan

pendidikan. Oleh karena itu untuk dapat


mengembangkan dan melaksanakan KTSP
diperlukan kebijakan satuan pendidikan yang
ditetapkan dalam rapat satuan pendidikan dengan
melibatkan komite sekolah baik langsung maupun tidak
langsung.
(2) Ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
perlu menjadi pertimbangan dalam pengembangan dan
pelaksanaan KTSP yang merupakan proses
perwujudan kurikulum yang sesungguhnya. Oleh
karena itu, tenaga pendidik merupakan unsur yang
mutlak diperlukan dalam kuantitas dan kualitas yang
memadai. Selain itu, tenaga

kependidikan pada masing-masing satuan pendidikan


sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan
KTSP.
(3) Ketersediaan saranadan prasaranasatuan
pendidikan mendukung pengembangan dan
pelaksanaan KTSP. Yang termasuk sarana satuan
pendidikan adalah segala kebutuhan fisik, sosial, dan
kultural yang diperlukan untuk mewujudkan proses
pendidikan pada satuan pendidikan. Selain itu, unsur
prasarana seperti lahan, gedung/bangunan, prasarana
PENGELOLAAN KURIKULUM | 21
olahraga dan prasarana kesenian, serta prasarana
lainnya sangat diperlukan sebagai unsur penunjang
yang memberikan kemudahan pelaksanaan KTSP.

8. Implementasi PPK di Satuan Pendidikan


PPK adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat
karakter melalui harmonisasi pengembangan fisik (olah raga),
intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa), etika dan spiritual
(olah hati) dilakukan secara utuh menyeluruh dan serentak
dengan pelibatan publik dan kerjasama antara sekolah,
keluarga, dan masyarakat (Konsep dan Pedoman Penguatan
Pendidikan Karakter, 2017: 10). Sehingga bisa dikatakan
bahwa pendidikan karakter merupakan usaha sadar untuk
membentuk manusia sempurna, baik sempurna secara fisik,
intelektual, estetika, etika, dan spiritual.
Implementasi dari olah hati, olah pikir, olah raga, dan olah
rasa, individu memiliki nilai-nilai karakter di bawah ini
(Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun
2010-2025, 2010:22).

22 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


Tabel 1. Nilai-nilai Karakter Berdasarkan Kelompok Karakter
No Kelompok Karakter Inti
Karakter
1 Olah hati bertakwa, jujur, amanah, adil, tertib, taat
aturan, bertanggung jawab, berempati, berani
mengambil resiko, pantang menyerah, rela
berkorban, dan berjiwa patriotik.
2 Olah pikir cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu,
produktif, berorientasi ipteks, dan reflektif.
3 Olah raga bersih, sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya
tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif,
kompetitif, ceria, dan gigih.
4 Olah rasa dan kemanusiaan, saling menghargai, gotong
karsa royong, kebersamaan, ramah, hormat,
toleran, nasionalis, peduli, kosmopolit
(mendunia), mengutamakan kepentingan
umum, cinta tanah air (patriotis), bangga
menggunakan bahasa dan produk Indonesia,
dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.

Keempat kelompok karakter tersebut saling terkait satu sama


lain. Karakter tersebut yang akan ditanamkan, ditumbuhkan,
dan dibiasakan melalui proses pembelajaran di kelas, budaya
sekolah, dan masyarakat.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20
Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada
satuan pendidikan formal , pasal 2 ayat 1 dan 2 menyatakan
bahwa PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam pendidikan karakter terutama meliputi nilai-
nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,
cinta tanah air, menghargai prestasi,komunikatif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
bertanggung jawab. Nilai-nilai tersebut merupakan perwujudan
dari 5 (lima) nilai utama yang saling berkaitan yaitu religiusitas,
PENGELOLAAN KURIKULUM | 23
nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas yang
terintegrasi dalam kurikulum.
Tabel 2. Nilai Utama dan Sub Nilai Utama Karakter
No Nilai Utama Sub Nilai Utama

1 Religiusitas cinta damai, toleransi, menghargai


perbedaan agama dan
kepercayaan, teguh pendirian,
percaya diri, kerjasama antar
pemeluk agama dan kepercayaan,
antibuli dan kekerasan,
persahabatan, ketulusan, tidak
memaksakan kehendak, mencintai
lingkungan, melindungi yang kecil
dan tersisih.
2 Nasionalisme apresiasi budaya bangsa sendiri,
menjaga kekayaan budaya bangsa,
relaberkorban, unggul, dan
berprestasi, cinta tanah air,
menjaga lingkungan, taat hukum,
disiplin, menghormati keragaman
budaya, suku, dan agama.
3 Kemandirian etos kerja (kerja keras), tangguh tahan
banting, daya juang, profesional,
kreatif, keberanian, dan menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
4 Gotong royong menghargai, kerja sama, inklusif,
komitmen atas keputusan bersama,
musyawarah mufakat, tolong
menolong, solidaritas, empati, anti
diskriminasi, anti kekerasan, dan
sikap kerelawanan.
5 Integritas kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,
komitmen moral, anti korupsi,
keadilan, tanggungjawab,
24 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH
No Nilai Utama Sub Nilai Utama

keteladanan, dan menghargai


martabat individu (terutama
penyandang disabilitas).

Gerakan PPK harus dilakukan secara terintegrasi dalam


rangka mengembangkan platform pendidikan nasional yang
meletakkan makna dan nilai karakter sebagai jiwa atau
generator utama penyelenggaraan pendidikan, serta
membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045,
menghadapi dinamika perubahan di masa depan dengan
keterampilan abad 21. PPK juga diharapkan dapat
merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem
pendidikan (kepala sekolah, guru, siswa, pengawas, dan
komite sekolah) untuk mendukung perluasan implementasi
pendidikan karakter, serta membangun jejaring pelibatan
masyarakat (publik) sebagai sumber-sumber belajar di dalam
dan di luar sekolah.
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 tahun 2017 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) menyatakan bahwa
penyelenggaraan PPK pada Satuan Pendidikan jalur
Pendidikan Formal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf a angka 1 dilakukan secara terintegrasi dalam kegiatan:
a) Intrakurikuler
Penyelenggaraan PPK dalam kegiatan Intrakurikuler
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a
merupakan penguatan nilai-nilai karakter melalui kegiatan
penguatan materi pembelajaran, metode pembelajaran
sesuai dengan muatan kurikulum berdasarkan ketentuan
peraturan perundangundangan. Penyelenggaraan PPK
dalam kegiatan Kokurikuler sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (l) huruf b merupakan penguatan nilai-nilai
karakter yang dilaksanakan untuk pendalaman dan/ atau

PENGELOLAAN KURIKULUM | 25
pengayaan kegiatan Intrakurikuler sesuai muatan
kurikulum.
b) Kokurikuler
Penyelenggaraan PPK dalam kegiatan Kokurikuler
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (l) huruf b
merupakan penguatan nilai-nilai karakter yang
dilaksanakan untuk pendalaman dan/ atau pengayaan
kegiatan Intrakurikuler sesuai muatan kurikulum.
c) Ekstrakurikuler
Penyelenggaraan PPK dalam kegiatan Ekstrakurikuler
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf c
merupakan penguatan nilai-nilai karakter dalam rangka
perluasan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian,
kerja sama, dan kemandirian Peserta Didik secara optimal.
Kegiatan Ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) meliputi kegiatan krida, karya ilmiah, latihan olah
bakat/olah minat, dan kegiatan keagamaan, serta kegiatan
penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Lingkungan sekolah perlu dikondisikan agar lingkungan
fisik dan sosial-kultural memungkinkan para peserta didik
bersama dengan warga sekolah lainnya terbiasa
membangun kegiatan keseharian di sekolah yang
mencerminkan perwujudan karakter yang dituju. Kegiatan
ko-kurikuler (kegiatan belajar di luar kelas yang terkait
langsung pada materi suatu mata pelajaran) atau kegiatan
ekstra kurikuler (kegiatan satuan pendidikan yang bersifat
umum dan tidak terkait langsung pada suatu mata
pelajaran, seperti kegiatan Kepramukaan, Dokter Kecil,
Palang Merah Remaja, Pecinta Alam, Liga Pendidikan
Indonesia, dan lainnya perlu dikembangkan proses
pembiasaan dan penguatan dalam rangka pengembangan
karakter

26 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018, tentang Penguatan
Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal,
menjelaskan bahwa penyelenggaraan PPK
mengoptimalkan fungsi tripusat pendidikan dengan tiga
pendekatan, yaitu; berbasis kelas, budaya sekolah, dan
masyarakat.
d) Pendekatan berbasis kelas dilakukan dengan:
(1) Mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam proses
pembelajaran secara tematik atau terintegrasi dalam
mata pelajaran sesuai isi kurikulum. Khusus, untuk
materi Pendidikan Agama dan Pendidikan
Kewarganegaraan, karena memang misinya adalah
mengembangkan nilai dan sikap, pengembangan
karakter harus menjadi fokus utama yang dapat
menggunakan berbagai strategi/metode pendidikan
karakter. Untuk kedua mata pelajaran tersebut, karakter
dikembangkan sebagai dampak pembelajaran dan juga
dampak pengiring. Sementara itu mata pelajaran
lainnya, yang secara formal memiliki misi utama selain
pengembangan karakter, wajib mengembangkan
rancangan pembelajaran pendidikan karakter yang
diintegrasikan kedalam substansi/kegiatan mata
pelajaran sehingga memiliki dampak pengiring bagi
berkembangnya karakter dalam diri peserta didik
(Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa
2010-2025, 2010:31)
(2) Merencanakan pengelolaan kelas dan metode
pembelajaran/pembimbingan sesuai dengan karakter
peserta didik
(3) Melakukan evaluasi pembelajaran/pembimbingan
(4) Mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik daerah, satuan
pendidikan, dan peserta didik.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 27
e) Pendekatan berbasis budaya sekolah dilakukan dengan:
(1) Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam
keseharian sekolah
(2) Memberikan keteladanan antar warga sekolah
(3) Melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan
di sekolah
(4) Membangun dan mematuhi norma, peraturan, dan
tradisi sekolah
(5) Mengembangkan keunikan, keunggulan, dan daya
saing sekolah sebagai ciri khas sekolah
(6) Memberi ruang yang luas kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi melalui kegiatan literasi
(7) Khusus bagi peserta didik pada satuan pendidikan
jenjang pendidikan dasar atau satuan pendidikan
jenjang pendidikan menengah diberikan ruang yang
luas untuk mengembangkan potensi melalui kegiatan
ekstrakurikuler.

f) Pendekatan berbasis masyarakat dilakukan dengan:


(1) Memperkuat peranan orang tua sebagai pemangku
kepentingan utama pendidikan dan Komite Sekolah
sebagai lembaga partisipasi masyarakat yang
menjunjung tinggi prinsip gotong royong
(2) Melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan
sebagai sumber belajar seperti keberadaan dan
dukungan pegiat seni dan budaya, tokoh masyarakat,
alumni, dunia usaha, dan dunia industri
(3) Mensinergikan implementasi PPK dengan berbagai
program yang ada dalam lingkup akademisi, pegiat
pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, dan
lembaga informasi.

28 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


8. Implementasi Literasi di Satuan Pendidikan
Literasi pada awalnya dimaknai 'keberaksaraan' dan
selanjutnya dimaknai 'melek' atau 'keterpahaman'. Pada
langkah awal, “melek baca dan tulis" ditekankan karena
kedua keterampilan berbahasa ini merupakan dasar bagi
pengembangan melek dalam berbagai hal. Secara umum ada
6 literasi yang harus menjadi dasar kecakapan abad 21
diimplementasikan di sekolah yakni:
a) Literasi Baca Tulis
Memahami informasi dan pengetahuan melalui media teks,
audio dan gambar, menuangkan ide kedalam tulisan.
Literasi baca tulis merupakan pintu masuk ke dunia
pengetahuan dan 5 kecakapan literasi lainnya
b) Literasi Numerasi
Mengenal angka dan symbol matematika untuk
memecahkan masalah praktis dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan literasi numerasi diharapkan mampu
menganalisis informasi berupa angka, tabel, bagan,
diagram dan grafik.
c) Literasi Sains
Kecakapan tentang kemampuan mengidentifikasi
pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan
fenomena baik alam maupun sosial, menarik simpulan
berupa fakta. Dengan demikian dapat mengambil
keputusan yang tepat secara ilmiah sehingga dapat hidup
lebih nyaman, lebih sehat dan lebih baik.
d) Literasi Finansial
Kecakapan mengelola keuangan untuk mencapai tujuan-
tujuan keuangan seperti mendapatkan uang,
membelanjakan uang, menyimpan uang, menginvestasi
uang, dan mendonasikan uang. Berawal dari
kesejahteraan individu akan berdampak pada
kesejahteraan sosial.
e) Literasi Digital
PENGELOLAAN KURIKULUM | 29
Kecakapan menggunakan media digital secara sehat,
cerdas dan tepat sehingga dapat berkomunikasi secara
lebih luas dan mengelola informasi secara lebih bijak.
Untuk mncapai hal tersebut diperlukan kemudahan
mengakseskonten-konten positif.
f) Literasi Budaya dan Kewargaan
Kecakapan tentang pemahaman dan sikap terhadap
keragaman budaya Indonesia. Pemahaman dan
penerapan tentang hak dan kewajiban sebagai warga
Negara dan warga bangsa.
Implementasi penumbuhan budaya literasi di sekolah
memerlukan langkah-langkah sebagai berikut: persiapan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, serta tindak
lanjut. Persiapan merupakan kegiatan menyiapkan bahan,
personal, dan strategi pelaksanaan. Pelaksanaan
merupakan operasionalisasi hal-hal yang telah
dipersiapkan. Pemantauan dan evaluasi merupakan
kegiatan untuk mengetahui efektivitas kegiatan literasi
yang telah dilaksanakan.Tindak lanjut merujuk pada hal-hal
yang perlu dilakukan selanjutnya (penyusunan program
lanjutan). Penumbuhan literasi di sekolah dapat dilakukan
melalui kegiatan rutin dan kegiatan insidental. Kegiatan
tersebut dilakukan dalam tiga tahapan literasi yaitu tahap
pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran.
Tujuan utama penggunaan strategi literasi dalam
pembelajaran adalah untuk membangun pemahaman
siswa, keterampilan menulis, dan keterampilan komunikasi
secara menyeluruh. Tiga hal ini akan bermuara pada
pengembangan karakter dan keterampilan berpikir tingkat
tinggi. Selama ini berkembang pendapat bahwa literasi
hanya ada dalam pembelajaran bahasa atau di kelas
bahasa. Pendapat ini tentu saja tidak tepat karena literasi
berkembang rimbun dalam bidang matematika, sains, ilmu
sosial, teknik, seni, olahraga, kesehatan, ekonomi, agama,
prakarya dll.

30 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


Konten dalam pembelajaran adalah apa yang diajarkan,
adapun literasi adalah bagaimana mengajarkan konten
tersebut.Oleh sebab itu, bidang-bidang yang telah
disebutkan dan lintas bidang memerlukan strategi literasi
dalam pembelajarannya.Salah satu tujuan penting dari
strategi literasi dalam pembelajaran konten adalah untuk
membentuk siswa yang mampu berpikir kritis dan
memecahkan masalah (Ming, 2012: 213). Dengan
demikian strategi literasi dalam pembelajaran akan
membentuk karakteristik siswa dan mengembangkan
keterampilan abad ke-21 (keterampilan berpikir tingkat
tinggi).
Pembelajaran yang menerapkan strategi literasi penting
untuk menumbuhkan pembaca yang baik dan kritis dalam
bidang apapun. Berdasarkan beberapa sumber, dapat
disarikan tujuh karakteristik pembelajaran yang
menerapkan strategi literasiyang dapat mengembangkan
kemampuan metakognitif,antara lain:
1. Pemantauan pemahaman teks (siswa merekam
pemahamannya sebelum, ketika, dan setelah
membaca).
2. Penggunaan berbagai moda selama pembelajaran
(literasimultimoda)
3. Instruksi yang jelas dan eksplisit.
4. Pemanfaatan alat bantu seperti pengatur grafis dan
daftar cek.
5. Respon terhadap berbagai jenis pertanyaan.
6. Membuat pertanyaan.
7. Analisis, sintesis, dan evaluasi teks.
8. Meringkas isi teks.

Menyimak karakteristik pembelajaran yang


menerapkan strategi literasi, dapat disimpulkan bahwa
strategi literasi dapat diterapkan dalam pembelajaran
kooperatif, berbasis teks, berbasis proyek, berbasis

PENGELOLAAN KURIKULUM | 31
masalah, inquiry, discovery,dansaintifik sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran dan kompetensi yang akan
dicapai dalam pembelajaran tersebut.

9. Kecakapan Abad 21
Pendidikan Abad 21 merupakan pendidikan yang
mengintegrasikan antara kecakapan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, serta penguasaan terhadap TIK.
Kecakapan yang dibutuhkan di Abad 21 critical thinking,
communication, creativity and collaboration.
a. Kecakapan Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
(Critical Thinking and Problem Solving Skill )
Berpikir kritis menurut Beyer (1985) adalah: 1)
menentukan kredibilitas suatu sumber, 2) membedakan
antara yang relevan dari yang tidak relevan, 3)
membedakan fakta dari penilaian, 4) mengidentifikasi
dan mengevaluasi asumsi yang tidak terucapkan, 5)
mengidentifikasi bias yang ada, 6) mengidentifikasi
sudut pandang, dan 7) mengevaluasi bukti yang
ditawarkan untuk mendukung pengakuan.
Masih banyak para ahli yang memberikan
pengertian atau definisi berpikir kritis ini, tetapi dalam
bahasan ini akan disajikan hasil meramu sebagai berikut
:
1) Menggunakan berbagai tipe pemikiran/penalaran
atau alasan, baik induktif maupun deduktif dengan
tepat dan sesuai situasi.
2) Memahami interkoneksi antara satu konsep dengan
konsep yang lain dalam suatu mata pelajaran, dan
keterkaitan antar konsep antara suatu mata
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
3) Melakukan penilaian dan menentukan keputusan
secara efektif dalam mengolah data dan
menggunakan argumen.

32 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


4) Menguji hasil dan membangun koneksi antara
informasi dan argumen.
5) Mengolah dan menginterpretasi informasi yang
diperoleh melalui simpulan awal dan mengujinya
lewat analisis terbaik.
6) Membuat solusi dari berbagai permasalahan non-
rutin, baik dengan cara yang umum, maupun
dengan caranya sendiri.
7) Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk
berusaha menyelesaikan permasalahan
8) Menyusun dan mengungkapkan, menganalisa, dan
menyelesaikan suatu masalah.

b. KecakapanBerkomunikasi (Communication Skills)

Komunikasi merupakan proses transmisi informasi,


gagasan, emosi, serta keterampilan dengan
menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis,
angka, dsb. Raymond Ross (1996) mengatakan bahwa
“Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan
pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar
membantu pendengar membangkitkan respons/ makna
dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan
oleh komunikator”.
Kecakapan komunikasi dalam proses pembelajaran
antara lain sebagai berikut.
a) Memahami, mengelola, dan menciptakan
komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan
isi secara lisan, tulisan, dan multimedia (ICT
Literacy).
b) Menggunakan kemampuan untuk mengutarakan
ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi, di dalam
dan di luar kelas, maupun tertuang pada tulisan.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 33
c) Menggunakan bahasa lisan yang sesuai konten dan
konteks pembicaraan dengan lawan bicara atau
yang diajak berkomunikasi.
d) Selain itu dalam komunikasi lisan diperlukan juga
sikap untuk dapat mendengarkan, dan menghargai
pendapat orang lain, selain pengetahuan terkait
konten dan konteks pembicaraan.
e) Menggunakan alur pikir yang logis, terstruktur
sesuai dengan kaidah yang berlaku.
f) Dalam Abad 21 komunikasi tidak terbatas hanya
pada satu bahasa, tetapi kemungkinan multi-
bahasa.

c. Kreativitas dan Inovasi (Creativity and Innovation)


Guilford (1976) mengemukakan kreatifitas adalah
cara-cara berpikir yang divergen, berpikir yang produktif,
berdaya cipta berpikir heuristik dan berpikir lateral.
Beberapa kecakapan terkait kreatifitas yang dapat
dikembangkan dalam pembelajaran antara lain sebagai
berikut.
a) Memiliki kemampuan dalam
mengembangkan, melaksanakan, dan
menyampaikan gagasan-gagasan baru
secara lisan atau tulisan.
b) Bersikap terbuka dan responsif terhadap
perspektif baru dan berbeda.
c) Mampu mengemukakan ide-ide kreatif secara
konseptual dan praktikal.
d) Menggunakan konsep-konsep atau
pengetahuannya dalam situasi baru dan
berbeda, baik dalam mata pelajaran terkait,
antar mata pelajaran, maupun dalam
persoalan kontekstual.
e) Menggunakan kegagalan sebagai wahana
pembelajaran.

34 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


f) Memiliki kemampuan dalam menciptakan
kebaharuan berdasarkan pengetahuan awal
yang dimiliki.
g) Mampu beradaptasi dalam situasi baru dan
memberikan kontribusi positif terhadap
lingkungan.

d. Kolaborasi (Collaboration)
Kolaborasi dalam proses pembelajaran merupakan
suatu bentuk kerjasama dengan satu sama lain saling
membantu dan melengkapi untuk melakukan tugas-tugas
tertentu agar diperoleh suatu tujuan yang telah
ditentukan. Kecakapan terkait dengan kolaborasi dalam
pembelajaran antara lain sebagai berikut :
a) Memiliki kemampuan dalam kerjasama
berkelompok.
b) Beradaptasi dalam berbagai peran dan
tanggungjawab, bekerja secara produktif
dengan yang lain.
c) Memiliki empati dan menghormati perspektif
berbeda.
d) Mampu berkompromi dengan anggota yang
lain dalam kelompok demi tercapainya tujuan
yangbtelah ditetapkan.

10. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (Highers Order


Thinking Skill (HOTS))
Keterampilan berpikir tingkat tinggi menurut Resnick
(1987) dalam Ariyana, Y. Dkk (2018) adalah proses
berpikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat
kesimpulan, membangun representasi,
menganalisis dan membangun representasi,
menganalisis dan membangun hubungan dengan
melibatkan aktivitas mental yang paling mendasar.
Menurut Afandi dan Sajidan (2017), keterampilan berpikir

PENGELOLAAN KURIKULUM | 35
tinggi memiliki tiga aspek yakni transfer knowledge,
problem solving dan Critical and creative thinking.
Menurut Anderson & Karthwohl (2001), transfer of
knowledge adalah saat peserta didik tidak hanya
mengingat sesuatu tetapi juga mengerti mengapa mereka
mempelajari sesuatu. Critical thingking merupakan sikap
yang mau berfikir secara mendalam tentang masalah-
maslah dan hal-halyang berada dalam jangkauan
pengalaman seseorang (Edward Graser, 1941).
Sedangkan Problem solving menurut Bayle (1989) adalah
suatu kegiatan yang kompleks dan tingkat tinggi dari
proses mental seseorang yang mengkombinasikan
gagasan cemerlang untuk membentuk gagasan yang
baru berdasarkan penalaran.

11. Pihak yang Terlibat dalam Pengembangan KTSP


Dalam pengembangan KTSP melibatkan pihak - pihak terkait antara
lain :
1) Tim pengembang kurikulum satuan pendidikan terdiri atas:
a) tenaga pendidik,
b) konselor (kecuali SD/SDLB), dan
c) kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota.
Dalam kegiatan pengembangan KTSP, tim pengembang
kurikulum satuan pendidikan dapat mengikutsertakan komite
sekolah, nara sumber, dan pihak lain yang terkait. Tim
pengembang KTSP bekerja dengan semangat kebersamaan
melahirkan kreativitas dengan memegang prinsip sesuai dengan
kebutuhan dan keadaan sekolah.
2) Dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya melakukan koordinasi dan supervisi.

36 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


D. Aktivitas Pembelajaran
Tugas 1. Mengkaji Buku I KTSP (35 Menit)
Tujuan penugasan:
a. Mengkaji Buku I KTSP; dan
b. Menguatkan karakter integritas dengan sub nilai komitmen dan
tanggung dan karakter kemandirian yakni kreatif dan inovatif jawab
dalam mengkaji Buku I KTSP dan menyusun saran perbaikan.

1. Diskusi kelompok (4-5 orang) berdasarkan jenjang


pendidikan; Menit)
2. Kajilah Buku I KTSP model yang telah dibagikan;
3. Menulis hasil diskusi dan saran perbaikan dalam format yang telah
disediakan di LK-01
4. Mempresentasikan hasil kerja kelompok untuk mendapatkan
tanggapan dari kelompok lain; dan
5. Pengajar Diklat melakukan penilaian dalam mengkaji Buku I KTSP
dengan
penerapan nilai karakter integritas sub nilai komitmen dan
tanggung jawab.

LK-01. Mengkaji Buku I KTSP


Petunjuk Pengisian LK
*diisi dengan: √ bila isi Buku sesuai dengan konsep dan
kebijakan KTSP secara substansi.
x bila isi Buku tidak sesuai dengan konsep dan
kebijakan KTSP secara substansi.
- bila isi Buku tidak ada dalam Buku 1 KTSP.
** diisi dengan: √ bila isi Buku memuat kecakapan abad 21
(PPK, literasi, dan kompetensi (4C dan
HOTS)) baik secara eksplisit maupun implisit.
x bila isi Buku tidak memuat kecakapan abad
21 (PPK, literasi, dan kompetensi (4C dan
HOTS)) baik secara eksplisit maupun implisit.
- bila isi Buku tidak ada dalam Buku 1 KTSP.
PENGELOLAAN KURIKULUM | 37
***diisi dengan: √ bila isi Buku dapat diterapkan di sekolah
karena sesuai dengan kemampuan dan
kondisi sekolah.
x bila isi Buku tidak dapat diterapkan di sekolah
karena kurang sesuai dengan kemampuan
dan kondisi sekolah
- bila isi Buku tidak ada dalam Buku 1 KTSP.
****diisi dengan: usulan perbaikan berdasarkan kesenjangan antara
konsep dengan muatan kecakapan abad 21 (PPK,
Literasi, dan kompetensi (4C dan HOTS)) dan
keterlaksanaan.

Format 1. Hasil Kajian dan Usulan Perbaikan Buku I KTSP

muatan Keterlaksan
Kesesu Kecakapan Abad aan dan
21** Kesesuaian
aian dengan Usulan
Komponen Isi Liter Kompe
dengan Perbaikan*
Buku I KTSP P asi tensi Kondisi
konsep ***
P (4C dan Sekolah***
*
K HOTS)

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

2. Tujuan
Pengembangan
KTSP
3. Prinsip
pengembangan
KTSP

BAB II
TUJUAN
PENDIDIKAN

38 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


muatan Keterlaksan
Kesesu Kecakapan Abad aan dan
21** Kesesuaian
aian dengan Usulan
Komponen Isi Liter Kompe
dengan Perbaikan*
Buku I KTSP P asi tensi Kondisi
konsep ***
P (4C dan Sekolah***
*
K HOTS)

4. Tujuan
Pendidikan
Dasar/
Menengah

5. Visi Sekolah

6. Misi Sekolah

7. Tujuan Sekolah

BAB III
STRUKTUR DAN
MUATAN
KURIKULUM

8. Struktur
Kurikulum

Muatan
Kurikulum

9. Mata Pelajaran

10. Muatan Lokal

11. Pengembangan
Diri dalam bentuk
ekstrakurikuler
12. Bimbingan
Konseling dan

PENGELOLAAN KURIKULUM | 39
muatan Keterlaksan
Kesesu Kecakapan Abad aan dan
21** Kesesuaian
aian dengan Usulan
Komponen Isi Liter Kompe
dengan Perbaikan*
Buku I KTSP P asi tensi Kondisi
konsep ***
P (4C dan Sekolah***
*
K HOTS)

Layanan
Kekhususan
13. Pengaturan
Beban Belajar

14. Pendidikan
Kecakapan Hidup

15. Pendidikan
Berbasis
Keunggulan Lokal
dan global

BAB IV
16. KALENDER
PENDIDIKAN

Rubrik Penilaian:
Rentang Rubrik
Nilai
86-100 apabila peserta mampu menelaah 13-16 komponen
buku I KTSP dan membuat usulan perbaikannya
76-85.99 apabila peserta mampu menelaah 9-12 komponen
buku I KTSP dan membuat usulan perbaikannya
66-75.99 apabila peserta mampu menelaah 5-8 komponen
buku I KTSP dan membuat usulan perbaikannya
0-65.99 apabila peserta mampu menelaah 0-4 komponen
buku I KTSP dan membuat usulan perbaikannya
40 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH
E. Penguatan
Peserta diklat dapat membaca referensi terkait dengan pengelolalan
kurikulum dari berbagai sumber antara lain adalah:
1. Permendikbud Nomor. 61 Tahun 2014 Tentang KTSP Pada
Dikdasmen.
2. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
3. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi pada
Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
5. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
6. Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar pelajaran Kurikulum 2013 pada
Dikdasmen.
7. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan Sekolah Menengah/Madrasah Aliyah Kejuruan.
8. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter.
9. Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar
Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan.

F. Rangkuman
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan pada masing-masing satuan pendidikan. KTSP
terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur
dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender
pendidikan.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 41
G. Refleksi dan Tindak Lanjut
Berdasarkan materi yang telah dipelajari tentang Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (Buku I KTSP), Saudara dimohon
dapat melakukan refleksi pada lembar isian refleksi yang telah
disediakan. Isilah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan
penuh keterbukaan tentang apa yang telah Saudara dapatkan
pada pembelajaran ini.
1. Bagaimana pemahaman Saudara tentang kegiatan
pembelajaran ini?
2. Manfaat apa yang Saudara dapatkan setelah mempelajari
kegiatan pembelajaran ini?
3. Apakah yang akan Saudara lakukan setelah mempelajari
kegiatan belajar ini?

H. Evaluasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih satu jawaban
paling benar!
1. Berikut adalah komponen-komponen Buku 1 KTSP yang
disajikan secara acak.
(1) Prinsip pengembangan KTSP
(2) Acuan Konseptual Pengembangan KTSP
(3) Latar belakang
(4) Tujuan pendidikan menengah
(5) Tujuan satuan pendidikan
(6) Muatan,
(7) Visi satuan pendidikan
(8) Misi satuan pendidikan
(9) Kalender Pendidikan
(10) Pengaturan beban belajar

42 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


Urutan komponen isi Buku 1 KTSP yang tepat adalah….
A. (1),(2),(3),(4),(5),(6),(7),(10),(8),(9)
B. (3),(2),(1),(4),(7),(8),(5),(6),(10),(9)
C. (1),(3),(4),(6),(7),(8),(2),(5),(9),(10)
D. (3),(2),(1),(5),(6),(4),(7),(8),(10),(9).
2. Komponen Buku 1 KTSP diantaranya adalah memuat
pengaturan waktu libur dengan mengacu pada ketentuan yang
berlaku tentang hari libur. Bentuk-bentuk waktu libur
berdasarkan permendikbud nomor 61 tahun 2014 yan benar di
bawah ini adalah...

A. Jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir


tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum
termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

B. Jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari


libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari
besar nasional.
C. Jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, libur
nasional, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.

D. Jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari


libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari
besar nasional, dan hari libur khusus.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 43
3. Sekolah X melakukan identifikasi lembaga atau komunitas
yang dapat berkolaborasi dengan sekolah melalui kegiatan
untuk penguatan karakter siswa.
Salah satu kegiatan yang akan dilakukan adalah
mengembangkan nilai utama “Nasionalisme”, dengan bentuk
kegiatan, komunitas/lembaga, dan nilai PPK berturut-turut
sebagai berikut …
A. Pengenalan Profesi – Ikatan Profesi - mengidentifikasi
berbagai profesi yang ada di masyarakat.
B. Kunjungan ke Museum – Museum - mengidentifikasi
berbagai profesi yang ada di Museum.
C. Pengenalan Profesi – Ikatan Profesi - mengidentifikasi
berbagai profesi yang ada di lingkungansekolah.
D. Kunjungan ke museum – Museum - mengenal peninggalan
sejarah Indonesia.

4. Perhatikan pernyataan tentang visi, misi, dan tujuan satuan


pendidikan berikut
(1) Memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan
dengan program satuan pendidikan;
(2) Memberikan arah dalam mewujudkan visi satuan
pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional;
(3) Mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan
pada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang
berkepentingan;
(4) Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional
serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;
(5) Dijadikan sebagai cita-cita bersama warga satuan
pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan pada
masa yang akan datang;

44 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


Pernyataan yang benar tentang visi, misi, dan tujuan satuan
pendidikan secara berurutan adalah ….
A. (3),(5), dan (4)
B. ( 3),(2), dan (5)
C. (3),(2), dan (4)
D. (3),(2), dan (1).

5. Sekolah X merupakan sekolah rujukan dengan berbagai


prestasi tingkat nasional telah diraihnya. Kegiatan keagamaan
dilaksanakan sesuai dengan agama yang dianut . Lingkungan
sekolah tertata rapi dan telah meraih sekolah Adiwiyata
tingkat nasioanal. Visi yang sesuai dengan sekolah di atas
adalah…
A. Mewujudkan lulusan yang berakhlak mulia, unggul dalam
berbagai kegiatan.
B. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara
profesional.
C. Mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat dan nyaman
D. Berakhlak mulia, unggul dalam prestasi, dan
berwawasan lingkungan.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 45
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
SILABUS

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini diharapkan
Saudara dapat :
1. Mengkaji Silabus (Buku II KTSP) dengan tepat dan penuh
komitmen, tanggung jawab melalui kegiatan diskusi
kelompok dan presentasi presentasi.
2. Menyusun saran perbaikan Silabus (Buku II KTSP ) dengan
komitmen, penuh rasa tanggung jawab, kreatif dan inovatif
melalui kegiatan diskusi kelompok dan presentasi
3. Memperbaiki silabus (Buku II KTSP) satu mata pelajaran dari
sekolah magang 1 dan sekolah magang 2 dengan penuh rasa
tanggungjawab , kreatif dan inovatif melalui kegiatan mandiri

B. Indikator Pencapaian tujuan


1. Mengidentifikasi komponen silabus (Buku II KTSP)
2. Mengkaji silabus (Buku II KTSP)
3. Menilai hasil kajian silabus (Buku II KTSP)
4. Menyusun saran perbaikan silabus (Buku II KTSP)
5. Memperbaiki Silabus (Buku II KTSP) salah satu mata
pelajaran sekolah magang 1 dan sekolah magang 2

C. Materi Pembelajaran dan Sumber Belajar


1. Pengertian, Fungsi dan Manfaat Silabus
a) Dalam PP No. 13 Tahun 2015 perubahan ke dua atas PP.
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
pasal 1 ayat 18 menyebutkan bahwa silabus adalah
rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran
atau tema tertentu yang mencakup Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar. Fungsi dan manfaat silabus adalah sebagai

46 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


berikut.Merupakan pedoman atau acuan dalam
penyusunan RPP yang secara komprehensif, mengandung
rancangan seluruh aspek pembelajaran terkait dengan
tujuan langsung pembelajaran (direct teaching) maupun
tujuan tidak langsung pembelajaran (indirect teaching);
b) Menjadi acuan pengelolaan media dan sumber belajar,
terutama dalam pengembangan sarana dan prasarana yang
dapat mengembangkan budaya literasi secara menyeluruh;
c) Menjadi acuan pengembangan sistem penilaian;
d) Merupakan gambaran umum program dan target yang
akan dicapai mata pelajaran;
e) Merupakan dokumentasi tertulis dalam rangka akuntabilitas
program pembelajaran.
2. Komponen Silabus
Komponen Silabus menurut PP. No. 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan
Atas PP. No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pasal 77B mencakup:
a) Kompetensi inti;
b) Kompetensi dasar;
c) materi pembelajaran;
d) kegiatan pembelajaran;
e) penilaian;
f) alokasi waktu; dan
g) sumber belajar.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada
setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan
dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 disebutkan


Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka
pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran.
Silabus paling sedikit memuat:

PENGELOLAAN KURIKULUM | 47
a) Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket
B dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C
Kejuruan);
b) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan
kelas;
c) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial
mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
d) Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
terkait muatan atau mata pelajaran;
e) Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);
f) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai
dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
g) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan;
h) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil
belajar peserta didik;
i) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam
struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun;
dan
j) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan
elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang
relevan.

Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi


Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap
tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam
pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Cara mudah mengembangkan silabus yang mengintegrasikan
PPK, Litersi, Keterampilan abad 21, dan HOTS adalah

48 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


dengan mengadaptasi silabus dan bahan ajar yang ada,
dengan menambahkan kolom nilai karakter, dan
mengadaptasi kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi
pengenalan, penanaman, dan internalisasi nilai-nilai karakter,
literasi, keterampilan abad 21 dan HOTS. Adapun langkah-
langkah yang bisa dilakukan dalam pengembangan silabus
adalah:
a) Memetakan kompetensi dasar (KD) yang memiliki
keterkaitan dengan nilai-nilai karakter,
b) Menggunakan hasil pemetaan untuk menyusun kegiatan
pembelajaran, menentukan alat/bahan/sumber belajar
yang mendukung ketercapaian KD dan implementasi nilai-
nilai karakter tersebut, literasi, keterampilan abad 21
c) Menentukan strategi penilaian untuk mencapai indikator
kompetensi dan indikator nilai-nilai karakter,
d) Menyantumkan nilai-nilai karakter ke dalam silabus.
e) Keempat langkah tersebut harus dilakukan dalam rangka
mengembangkan silabus yang akan dipedomani para guru
dalam penyusunan rencana pembelajaran. Terkait format
pengembangan silabus, sekolah dapat mengembangkan
sesuai kreativitas sekolah masing-masing.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 49
Contoh Format Silabus

SILABUS
Mata Pelajaran :

Satuan Pendidikan :....................................................


Kelas : ...................................................
Durasi waktu :....................................................
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi,gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingintahunnya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajaridisekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

50 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


Indikator Mater Alokas Sumbe
Pencapaia Kegiatan r
Kompetens i i Penilaia
n Pembelajara Belajar
i Dasar Poko Waktu n
Kompetens n
k (JP)
i
1 2 3 4 5 6 7
3.1
4.1

3.2
4.2

…. dst

Keterangan Pengisian Format Silabus

Nama Sekolah : diisi nama Sekolah yang bersangkutan.


Mata Pelajaran : diisi nama mata pelajaran sesuai Struktur
Kurikulum.
Durasi (Waktu) : diisi jumlah waktu mata pelajaran secara
keseluruhan.
KI-1 : diisi rumusan Kompetensi Inti 1 yang dirujuk
sesuai Mata Pelajaran yang bersangkutan.
KI-2 : diisi rumusan Kompetensi Inti 2 yang dirujuk
sesuai Mata Pelajaran yang bersangkutan.
KI-3 : diisi rumusan Kompetensi Inti 3 yang dirujuk
sesuai Mata Pelajaran yang bersangkutan.
KI-4 : diisi rumusan Kompetensi Inti 4 yang dirujuk
sesuai Mata Pelajaran yang bersangkutan.
PENGELOLAAN KURIKULUM | 51
Kolom 1 : diisi nomor dan rumusan pasangan KD yang
dipindahkan dari format KI dan KD mata pelajaran yang
bersangkutan.
Kolom 2 : diisi dengan rumusan IPK yang merupakan rincian
standar minimal kompetensi yang harus dikuasai oleh
peserta didik.
Kolom 3 : diisi dengan Materi Pokok yang harus dipelajari oleh
peserta didik untuk menguasai KD berdasarkan IPK.
Khusus untuk materi mata pelajaran pada SMK yaitu
mapel peminatan kejuruan (C2 dan C3) dapat
mempertimbangkan KUK dan batasan variabel/lingkup
variabel/range of variabel SKK yang diacu.
Kolom 4 : diisi dengan Alokasi Waktu jam pelajaran sesuai dengan
jenjang pendidikan yang disediakan untuk mempelajari
pasangan KD.
Kolom 5 : diisi dengan pokok-pokok proses pembelajaran
berpendekatan saintifik sesuai dengan karakteristik
pasang KD.
Kolom 6 : diisi dengan Aspek dan Teknik Penilaian yang
disarankan.
Kolom 7 : diisi dengan sumber belajar yang relevan dan
digunakan sebagai sumber dalam proses
pembelajaran,dapat berupa buku teks pembelajaran,
buku referensi lain

52 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


D. Aktivitas Pembelajaran

Tugas 2. Mengkaji Silabus (35

Menit) Tujuan penugasan:

1. Mengkaji silabus (buku II KTSP) dan menyusun


saran perbaikan untuk silabus (buku II KTSP);
2. Menguatkan karakter integritas pada sub nilai komitmen
dan tanggung jawab.
Petunjuk pengerjaan:
1. Diskusi kelompok (4-5 orang) berdasarkan jenjang pendidikan;
2. Kajilah silabus model yang telah dibagikan;
3. Menulis hasil diskusi dan saran perbaikan dalam format yang
disediakan dalam LK-02
4. Mempresentasikan hasil kerja kelompok untuk mendapatkan
tanggapan dari
kelompok lain dan penguatan dari Pengajar Diklat;
5. Pengajar Diklat melakukan penilaian proses diskusi mengkaji
silabus dengan
6. mengamati penerapan karakter integritas pada sub nilai
komitmen dan tanggung jawab.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 53
LK-02. Mengkaji Silabus

Petunjuk pengisian LK:


1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
2. Lakukanlah analisis contoh Silabus (buku II KTSP) yang
telah disiapkan pada folder LK, terkait dengan komponen, isi
dan integrasi PPK, literasi, kecakapan abad 21,
3. Tuliskanlah hasil analisis/temuan dan saran perbaikan untuk
Silabus (buku II KTSP) pada format berikut

Format 2. Hasil Analisis dan Saran Perbaikan Silabus

Kondisi Hasil Saran


No Aspek Analisis/tem Perbaikan
Ideal
uan
(1) (2) (3) (4) (5)

• Dikemban
gkan oleh
sekolah
sebagai
penjabara
n SKL – KI
– KD
Silabus untuk
acuan
1 (Buku II
penyusun
KTSP)
an RPP
• Sekolah
mengemb
angkan
Silabus
sesuai
dengan
sistematik
54 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH
Kondisi Hasil Saran
No Aspek Analisis/tem Perbaikan
Ideal
uan
(1) (2) (3) (4) (5)

a pada
Permendi
kbud No
22 Tahun
2016.
• Sekolah
menyusun
silabus
muatan
lokal.
• Silabus
menginteg
rasikan
PPK,
Literasi
Keterampi
lan Abad
21 dan
HOTS
Keterangan:

Kolom 1: Diisi dengan nomor


Kolom 2: Diisi dengan Aspek (sudah terisi)
Kolom3: Diisi dengan kondisiideal (sudah terisi)
Kolom 4: Diisi dengan deskripsi hasil telaah /temuan
Kolom 5: Diisi dengan Saran Perbaikan Silabus (Buku II)

PENGELOLAAN KURIKULUM | 55
Rubrik Penilaian:
Rentang Rubrik
Nilai
apabila peserta mampu menelaah 4 kondisi nyata
86-100 dan membuat saran perbaikan untuk silabus (buku II
KTSP)
apabila peserta mampu menelaah 3 kondisi nyata
76-85.99 dan membuat saran perbaikan untuk silabus (buku II
KTSP)
apabila peserta mampu menelaah 2 kondisi nyata
66-75.99 dan membuat saran perbaikan untuk silabus (buku II
KTSP)
apabila peserta mampu menelaah 1 kondisi nyata
0-65.99 dan dan membuat saran perbaikan untuk silabus
(buku II KTSP)

56 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


E. Penguatan
Peserta diklat dapat membaca referensi terkait dengan
pengelolalan kurikulum dari berbagai sumber antara lain adalah:
1. Permendikbud Nomor. 61 Tahun 2014 Tentang KTSP Pada
Dikdasmen.
2. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
3. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi pada
Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
5. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
6. Permendikbud Nomor 37 tahun 2018 tentang perubahan
Peraturan Menteri Pendidikan danKebudayaan Nomor 24
Tahun 2007 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
7. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan Sekolah Menengah/Madrasah Aliyah Kejuruan.
8. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter.
9. Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar
Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan.

F. Rangkuman
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata
pelajaran atau tema tertentu yang mencakup Kompetensi
Inti, Kompetensi Dasar, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 57
G. Refleksi dan Tindak Lanjut
Berdasarkan materi yang telah dipelajari tentang silabus (buku II
KTSP), Saudara dimohon dapat melakukan refleksi pada lembar
isian refleksi yang telah disediakan. Refleksi merupakan sarana
untuk mengukur sejauhmana Saudara telah menguasai atau telah
mengetahui pada kegiatan pembelajaran dalam modul
“Pengelolaan Kurikulum”. Isilah pertanyaan-pertanyaan di bawah
ini dengan penuh keterbukaan tentang apa yang telah Saudara
dapatkan pada pembelajaran ini.
1. Pengalaman penting apa yang Saudara peroleh setelah
mempelajari materi pada Kegiatan pembelajaran 2 ini?
2. Langkah-langkah apa yang akan Saudara lakukan dalam
memperbaiki silabus (Buku II KTSP) yang mengintegrasikan
PPK, literasi, kecakapan abad 21 dan HOTS?
3. Apakah yang akan Saudara lakukan pada OJL berkaitan
dengan kegiatan belajar ini?

58 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


H. Evaluasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih satu jawaban
paling benar!
1. Perhatikan hasil telaah Silabus berikut ini!
Telaah Dokumen Silabus
Jenjang Sekolah : SMA
Nama Sekolah : SMAN 1 Jakarta
Kelas/Semester : X/Ganjil
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Hasil pengkajian(*) Usulan


Komponen Sesuai Tidak sesuai Perbaikan dan
Silabus tindak lanjut
KI - √
KD √ -
Pembelajaran √ -
Penilaian √ -
Alokasi Waktu √ -
Sumber Belajar √ -
(*) beri tanda √ sesuai hasil pengkajian

Berdasarkan hasil telaah sibus tersebut di atas maka usulan


perbaikan untuk komponen yang belum sesuai adalah....
1. KI perlu disesuaikan dengan Permendikbud nomor 24 tahun
2016 tentang KI dan KD mapel Bahasa Indonesia SMA/SMK
kelas X
2. KI perlu disesuaikan dengan Permendikbud nomor 22 Tahun
2016 tentang KI dan uraian materi Bahasa Indonesia
SMA/SMK
3. KI perlu disesuaikan dengan Permendikbud nomor 21 tahun
2016 tentang KI dan KD mapel Bahasa Indonesia SMA/SMK
kelas X
4. KI perlu disesuaikan dengan Permendikbud Nomor 20 Tahun
2016 tentang dimensi sikap, pengetahuan dan kertampilan

PENGELOLAAN KURIKULUM | 59
2. Perhatikan kegiatan pembelajaran dalam silabus berikut.

Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran PPKn:


3.1 Menggali proses perumusan dan penetapan Pancasila
sebagai Dasar Negara

Rumusan pembelajaran pada silabus:


Mendiskusikan dalam kelompok tentang hubungan atas berbagai
informasi berkaitan dengan perumusan dan penetapan Pancasila
yang diperolehnya dengan kerja sama dan penuh tanggung jawab

3.1 Menggali proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai


Dasar Negara Rumusan pembelajaran pada silabus:

Mendiskusikan dalam kelompok tentang hubungan atas berbagai


informasi berkaitan dengan perumusan dan penetapan Pancasila
yang diperolehnya dengan kerja sama dan penuh tanggung jawab

Kompetensi pembelajaran Abad 21 yang tercermin pada


pernyataan tersebut adalah….
A. critical thinking
B. creativity
C. collaboration
D. communication

60 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


3. Berikut contoh silabus yang disusun oleh guru mata
pelajaran IPA kelas VII Untuk KD 3.3.dan 4.3

Alo
Komp Materi Nilai Pembe Peni kas
etensi Karak i Sumber Belajar
Pokok lajaran laian
Dasar ter Wa
ktu
3 Zat • Rasa • Melalui 16 ▪
Permendikbud no 24
dan
Menjel ingin tau diskusi JP tahun 2016
karakt
askan kelomp ▪
eristik • Teliti Buku Guru Kelas VII
konse ok
p nya peserta ▪
Buku Siswa Kelas VII
campu
Unsur, • Jujur didik
Senya https://bisakimia.com/2
ran • Tekun menjel
dan wa askan 012/12/04/macam-
dan • Kerjasam macam-pemisahan-
zat karakte
Camp campuran
tungga a
ristik
uran
l materi,
Metod
(unsur perbed
e
dan aan
Pemis
senya unsur,
ahan
wa), senyaw
Camp
sifat a dan
uran
fisika campur
Sifat
dan an
kimia, Fisika •
perub dan Melalui
ahan Kimia praktik
fisika um
dan Perub peserta
kimia ahan didik
dalam Fisika dapat
kehidu dan membe
pan Kimia dakan
sehari- larutan
hari asam
dan
3.Menyaj basa
ikan dengan
hasil indikato
penyel r alami
idikan dan

PENGELOLAAN KURIKULUM | 61
Alo
Komp Materi Nilai Pembe Peni kas
etensi Karak i Sumber Belajar
Pokok lajaran laian
Dasar ter Wa
ktu
atau buatan
karya • Melalui
tentan
praktik
g sifat
um
larutan
siswa
,
dapat
perub
menjel
ahan
askan
fisika
metode
dan
pemisa
perub
han
ahan
campur
kimia,
an
atau
pemis • Melalui
ahan praktik
campu um
ran siswa
dapat
membe
dakan
peruba
han
sifat
fisika
dan
kimia
• Melalui

diskusi
kelomp
ok
pesera
didik
dapat
menyaji
kan
laporan
hasil

62 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


Alo
Komp Materi Nilai Pembe Peni kas
etensi Karak i Sumber Belajar
Pokok lajaran laian
Dasar ter Wa
ktu
praktik
um

Berdasarkan contoh silabus di atas kolom penilaian


dimaksudkan untuk membantu guru dalam :
A. menentukan jenis penilaian yang bisa dikembangkan dalam
KD dan materi yang bersangkutan
B. melakukan penilaian karakter yang dikembangkan dalam KD
dan materi yang bersangkutan
C. menentukan sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak
dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang
relevan
D. memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata

4. Disajikan pembelajaran IPA dengan model discovery


learning
a) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk
melaksanakan percobaan pemisahan campuran. Tiap
kelompok ditugaskan melaksanakan pemisahan campuran
dengan metode sublimasi dan destilasi
b) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatan tentang
pemisahan campuran dengan metode sublimasi
c) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang

PENGELOLAAN KURIKULUM | 63
berkaitan dengan kegiatan pengamatan di atas, sampai
peserta didik dapat berpikir dan bertanya.
d) Peserta didik mengkomunikasikan hasil percobaan tentang
bagaimana metode sublimasi dilakukan
e) Guru meminta peserta didik secara berkelompok untuk
mempelajari buku siswa tentang materi dan perubahannya
khususnya tentang pemisahan campuran
f) Guru meminta peserta didik untuk mengamati pasir yang
tercampur dengan kapur barus
Berdasarkan deskripsi kegiatan pembelajaran di atas, yang
termasuk ke dalam sintaks merumuskan pertanyaan dan
mengumpulkan/ menganalisis data model discovery
learning adalah ....

A. (2) dan (6)

B. (3) dan (1)

C. (3) dan (5)

D. (4) dan (6)

64 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini , diharapkan
Saudara dapat:
1. Menganalisis RPP (buku III KTSP) dengan tepat, komitmen
dan rasa tanggung jawab yang tinggi melalui diskusi kelompok
dan presentasi
2. Merancang saran perbaikan berdasarkan hasil analisis RPP
(buku III KTSP) dengan kreativitas dengan komitmen penuh
rasa tanggung jawab, kreatif dan inovatif melalui
kegiatan diskusi kelompok dan presentasi
3. Merancang RPP yang mengintegrasikan PPK, literasi
dan kecakapan abad 21
4. Merancang perangkat penilaian berorientasi keterampilan
berpikir tingkat tinggi /HOTS untuk satu kali pertemuan
melalui kegiatan mandiri

B. Indikator Pencapaian Tujuan


1. Mengidentifikasi komponen RPP (buku III KTSP)
2. Menganalisis RPP (buku III KTSP)
3. Merancang saran perbaikan berdasarkan hasil analisis RPP
(buku III KTSP)
4. Merancang RPP yang mengintegrasikan PPK, literasi dan
kecakapan abad 21
5. Membuat kisi-kisi soal berorientasi Keterampilan berpikir
tingkat tinggi/HOTS
6. Membuat instrument penilaian soal berorientasi Keterampilan
berpikir tingkat tinggi/HOTS
7. Membuat rubric penilaian

PENGELOLAAN KURIKULUM | 65
C. Materi
Kegiatan pembelajaran ini akan memfasilitasi calon kepala
sekolah untuk lebih memahami tentang: pendekatan
pembelajaran, pendekatan saintifik, model-model pembelajaran,
penilaian autentik, dan penyusunan RPP melalui pengkajian RPP
serta mengimplementasikan kegiatan pembelajaran yang fokus
pada pembelajaran berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking
Skills/HOTS).

66 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


1. Pendekatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan
yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup
bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada
kesejahteraan hidup umatmanusia. Pengembangan
kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a) berpusat pada peserta didik;
b) mengembangkan kreativitas peserta didik;
c) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang;
d) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika; dan
e) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui
penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran
yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan
bermakna.
(1) Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)
Proses pembelajaran menggunakan pendekatan
saintifik (scientific approach). Pendekatan saintifik
adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi
atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik simpulan dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip
yangditemukan.

Pendekatan saintifik memiliki karakteristik sebagai


berikut:
(a) berpusat pada siswa;
(b) 2) melibatkan keterampilan proses sains dalam

PENGELOLAAN KURIKULUM | 67
mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip;
(c) 3) melibatkan proses-proses kognitif yang
potensial dalam merangsang perkembangan
intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat
tinggi siswa; dan
(d) dapat mengembangkan karakter siswa.

Tujuan pendekatan saintifik adalah untuk:


(a) meningkatkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa;
(b) mampu menyelesaikan suatu masalah
secara sistematik;
(c) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa
merasa bahwa belajar itu merupakan suatu
kebutuhan;
(d) diperolehnya hasil belajar yang tinggi;
(e) untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-
ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah; dan
(f) untuk mengembangkan karakter siswa.

Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan


pembelajaran adalah sebagai berikut:
(a) pembelajaran berpusat pada siswa;
(b) pembelajaran membentuk students self concept;
(c) pembelajaran terhindar dari verbalisme;
(d) pembelajaran memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengasimilasi dan
mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip;
(e) pembelajaran mendorong terjadinya
peningkatan kemampuan berpikir siswa;
(f) pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa
dan motivasi mengajar
guru;
(g) pemberikan kesempatan kepada siswa untuk
melatih kemampuan dalam
komunikasi; dan

68 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


(h) adanya proses validasi terhadap konsep, hukum,
dan prinsip yang dikonstruksi
siswa dalam struktur kognitifnya.

Langkah-langkah umum pendekatan saintifik


mengacu kepada langkah-langkah pendekatan ilmiah
yang meliputi kegiatan menggali informasi
melaluipengamatan, bertanya, percobaan, kemudian
mengolah data atau informasi, menyajikan data atau
informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar,
kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata
pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin
pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan
secara prosedural. Pendekatan saintifik dikembangkan
dalam berbagai strategi pembelajaran.

(2) Model Pembelajaran


Beberapa model pembelajaran yang dianjurkan dalam
mengimplementasikan pembelajaran dikelas dan harus
mengintegrasikan nilai-nilai karakter, Kecakapan
Berfikir Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skills
(HOTS), dan kecakapan abad 21 antara lain adalah:
Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning),
Model Inquiry Learning Terbimbing dan Sains, Model
Pembelajaran Problem-Based Learning (PBL), Model
pembelajaran Project-Based Learning (PjBL),
Model Pembelajaran Production-Based
Training/Production-Based Education and Training
(PBT/PBET), dan Model Pembelajaran Teaching
Factory.
(a) Model Pembelajaran Penemuan (Discovery
Learning))
Model pembelajaran penemuan (Discovery
Learning) adalah memahami konsep, arti, dan
hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya
PENGELOLAAN KURIKULUM | 69
sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih,
2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat,
terutama dalam penggunaan proses mentalnya
untuk menemukan beberapa hukum, konsep dan
prinsip, melalui observasi, klasifikasi, pengukuran,
prediksi, penentuan dan inferi (pengambilan
keputusan/kesimpulan). Proses itu disebut cognitive
process sedangkan discovery itu sendiri adalah the
mental process of assimilating concepts and
principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik,
2001:219).
Tujuan pembelajaran model Discovery Learning
• Meningkatkan kesempatan peserta didik terlibat
aktif dalam pembelajaran;
• Peserta didik belajar menemukan pola dalam
situasi konkret maupun abstrak;
• Peserta didik belajar merumuskan strategi tanya
jawab yang tidak rancu dan memperoleh
informasi yang bermanfaat dalam menemukan;
• Membantu peserta didik membentuk cara kerja
bersama yang efektif, saling membagi informasi,
serta mendengarkan dan menggunakan ide-ide
orang lain;
• Meningkatkan keterampilan konsep dan prinsip
peserta didik yang lebih bermakna;
• Dapat mentransfer keterampilan yang dibentuk
dalam situasi belajar penemuan ke dalam
aktivitas situasi belajar yang baru.
Sintak model Discovery Learning
• Pemberian rangsangan (Stimulation);
• Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem
statement);
• Pengumpulan data (Data collection);
• Pembuktian (Verification), dan
• Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).

70 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


(b) Model Inquiry Learning Terbimbing dan Sains
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta
didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan
penjelasan dalam setting waktu yang singkat (Joice &
Wells, 2003).
Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing merupakan
kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk
mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis,
kritis, dan logis sehingga mereka dapat merumuskan
sendiri temuannya dari sesuatu yang dipertanyakan.
Sedangkan Inkuiri Sains esensinya adalah melibatkan
peserta didik pada kasus nyata di dalam penyelidikan,
melalui cara mengkonfrontasi dengan area yang
diselidiki, dimana mereka mengidentifikasi konsep atau
metodologi investigasi serta mendorong cara-cara
mengatasi masalah.
Tujuan Pembelajaran Inquiry untuk mengembangkan
kemampuan berfikir secara sistimatis, logis, dan kritis
sebagai bagian dari proses mental.
Sintaks/tahap model inkuiri terbimbing meliputi:
• Orientasi masalah;
• Pengumpulan data dan verifikasi;
• Pengumpulan data melalui eksperimen;
• Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
• Analisis proses inkuiri.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 71
Sintaks/tahap model inkuiri Sains (Biologi)
• Menentukan area investigasi termasuk metodologi
yang akan digunakan;
• Menstrukturkan problem/masalah;
• Mengidentifikasi problem-problem yang
kemungkinan terjadi dalam proses Investigasi;
• Menyelesaikan kesulitan/masalah dengan
melakukan desain ulang, mengumpulkan dan
mengorganisir data dengan cara lain dan
sebagainya.

(c) Model Pembelajaran Problem-Based Learning


(PBL)
Merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai
kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu
maupun kelompok, serta lingkungan nyata (autentik)
untuk mengatasi permasalahan sehingga menjadi
bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng,
2000). Problem Based Learning untuk pemecahan
masalah yang kompleks, problem-problem nyata
dengan menggunakan pendekataan studi kasus.
Peserta didik melakukan penelitian dan menetapan
solusi untuk pemecahan masalah (Bernie Trilling &
Charles Fadel, 2009: 111).
Tujuan Pembelajaran PBL untuk meningkatkan
kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada
permasalahan baru/ nyata, pengintegrasian konsep
High Order Thinking Skills (HOTS) yakni
pengembangan kemampuan berfikir kritis, kemampuan
pemecahan masalah, dan secara aktif
mengembangkan keinginan dalam belajar dengan
mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan
(Norman and Schmidt). Pengembangan kemandirian
belajar dapat terbentuk ketika peserta didik
berkolaborasi untuk mengidentifikasi informasi, strategi,

72 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


dan sumber-sumber belajar yang relevan untuk
menyelesaikan masalah.
Sintaks model Problem Based Learning dari Bransford
and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas:
• Mengidentifikasi masalah;
• Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah
dan menyeleksi informasi-informasi yang relevan;
• Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian
alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan mengecek
perbedaan pandang;
• Melakukan tindakan strategis, dan
• Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh
dari solusi yang dilakukan.

Sintaks model Problem Solving Learning Jenis Trouble


Shooting (David H. Jonassen, 2011:93) terdiri atas:
• Merumuskan uraian masalah;
• Mengembangkan kemungkinan penyebab;
• Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan
• Mengevaluasi.

(d) Model pembelajaran Project-Based Learning


(PjBL)
Model pembelajaran PjBL merupakan pembelajaran
dengan menggunakan proyek nyata dalam kehidupan
yang didasarkan pada motivasi tinggi, pertanyaan
menantang, tugas-tugas atau permasalahan untuk
membentuk penguasaan kompetensi yang dilakukan
secara kerja sama dalam upaya memecahkan masalah
(Barel, 2000 and Baron, 2011).
Tujuan Project Based Learning adalah meningkatkan
motivasi belajar, team work, keterampilan kolaborasi
dalam pencapaian kemampuan akademik level
tinggi/taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan
pada abad 21 (Cole & Wasburn Moses, 2010).
PENGELOLAAN KURIKULUM | 73
Sintaks/tahapan model pembelajaran Project Based
Learning, meliputi:
• Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the
essential question);
• Mendesain perencanaan proyek;
• Menyusun jadwal (Create a schedule);
• Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek
(Monitor the students and the progress of the
project);
• Menguji hasil (Assess the outcome), dan
• Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the
Experience).

(e) Model Pembelajaran Production-Based Training/


Production-Based Education and Training
(PBT/PBET)
Model ini merupakan proses pendidikan dan pelatihan
yang menyatu pada proses produksi, dimana peserta
didik diberikan pengalaman belajar pada situasi yang
kontekstual mengikuti aliran kerja industri mulai dari
perencanaan berdasarkan pesanan, pelaksanaan, dan
evaluasi produk/kendali mutu produk, hingga langkah
pelayanan pasca produksi.
Tujuan penggunaan model pembelajaran PBT/PBET
adalah untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki
kompetensi kerja yang berkaitan dengan kompetensi
teknis, serta memiliki kemampuan kerja sama
(berkolaborasi) sesuai dengan tuntutan organisasi
kerja.

74 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


Sintaks/tahapan model pembelajaran Production
Based Trainning meliputi:
• Merencanakan produk;
• Melaksanakan proses produksi;
• Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu),
dan
• Mengembangkan rencana pemasaran.
(Diadaptasi dari Ganefri, 2013; G. Y. Jenkins,
Hospitality, 2005).

(f) Model Pembelajaran Teaching Factory


Teaching factory adalah model pembelajaran di
SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu pada
standar dan prosedur yang berlaku di industri dan
dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di
industri. Pelaksanaan teaching factory menuntut
keterlibatan mutlak pihak industri sebagai pihak
yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di
SMK. Pelaksanaan teaching factory (TEFA) juga
harus melibatkan Pemerintah, pemerintah daerah
dan stakeholder dalam pembuatan regulasi,
perencanaan, implementasi maupun evaluasinya.

Sintaksis Teaching Factory


Pembelajaran teaching factory dapat menggunakan
sintaksis PBET/PBT atau dapat juga menggunakan
sintaksis yang diterapkan di Cal Poly-San Luis
Obispo USA (Sema E. Alptekin, 2001) dengan
langkah-langkah:
• Merancang produk;
• Membuat prototipe;
• Memvalidasi dan memverifikasi prototipe;
• Membuat produk masal.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 75
Berdasarkan hasil penelitian, Dadang Hidayat
(2011) mengembangkan langkah-langkah
pembelajaran Teaching Factory sebagai berikut:
• Menerima order;
• Menganalisis order;
• Menyatakan kesiapan mengerjakan order;
• Mengerjakan order;
• Mengevaluasi produk;
• Menyerahkan order.

(2) Penilaian Autentik (Authentic Assessment)


Penilaian Autentik (Authentic Assessment) adalah
pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil
belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Istilah assessment merupakan
sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau
evaluasi, dan authentic merupakan sinonim dari asli,
nyata, valid, atau reliabel.
(a) Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
(i) Penilaian autentik memiliki relevansi kuat
terhadap pendekatan ilmiah dan mampu
menggambarkan peningkatan hasil belajar
pesertadidik,baikdalamrangka
mengobservasi, menalar, mencoba,
membangun jejaring, dan lain-lain.
(ii) Guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan
konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan
pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.

(b) Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik


(i) Penilaian autentik mengharuskan pembelajaran
autentik yang mencerminkan tugas dan
pemecahan masalah yang diperlukan dalam
kenyataannya di luar sekolah.
(ii) Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik

76 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


penilaian. Pertama, pengukuran langsung
keterampilan peserta didik yang berhubungan
dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti
kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian
atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan
yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga,
analisis proses yang digunakan untuk
menghasilkan respon peserta didik atas
perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang ada.
(iii) Dalam pembelajaran autentik, peserta didik
diminta mengumpulkan informasi dengan
pendekatan saintifik, memahami aneka
fenomena atau gejala dan hubungannya satu
sama lain secara mendalam, serta mengaitkan
apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang
ada di luar sekolah.
(iv) Penilaian autentik mendorong peserta didik
mengonstruksi,mengorganisasikan,
menganalisis, mensintesis, menafsirkan,
menjelaskan,
(v) danmengevaluasiinformasiuntuk
kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan
baru.

Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru


harus memenuhi kriteria tertentu:
(a) Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan
kelemahan peserta didik serta desain
pembelajaran.
(b) Mengetahui bagaimanacara membimbing
peserta didik untuk mengembangkan
pengetahuan mereka sebelumnyadengan
cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan
sumberdaya memadai bagi peserta didik untuk
melakukan akuisisi pengetahuan.
PENGELOLAAN KURIKULUM | 77
(c) Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat
informasi baru, dan mengasimilasikan pemahaman
peserta didik.
(d) Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar
peserta didik dapat diperluas dengan menimba
pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah.

a) Prinsip Penilaian
Pinsip penilaian hasil belajar adalah sahih, obyektif, adil,
terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan,
sistematis, beracuan kriteria, akuntabel dan handal.
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-
prinsip sebagai berikut:
(1) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur.
(2) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan
kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
(3) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau
merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus
serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya,
adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
(4) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan
salah satu komponen yang tak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran.
(5) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian,
dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui
oleh pihak yang berkepentingan.
Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian
oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi
dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan
peserta didik.
(6) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara
berencana dan bertahap

78 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


(7) dengan mengikuti langkah-langkah baku.
(8) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada
ukuran pencapaian
(9) kompetensi yang ditetapkan.
(10) Akuntabel, berarti penilaian dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari segi
(11) teknik, prosedur, maupun hasilnya.
(12) Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk
kepentingan dan kemajuan pendidikan peserta didik.

b) Jenis-jenis Penilaian Autentik


Penilaian autentik adalah suatu proses pengumpulan,
pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar
peserta didik, dengan menerapkan prinsip-prinsip
penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik,
akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. Selain
melakukan penilaian autentik berdasarkan regulasi saat ini
guru harus juga menerapkan Penilaian berbasis Higher
Order Thingking Skills (HOTS). Penilaian berbasis Higher
Order Thingking Skills (HOTS) adalah penilaian yang
bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis, logis,
reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Penilaian ranah pengetahuan dilakukan melalui berbagai


teknik, antara lain tes tulis (pilihan ganda beralasan, isian),
tes lisan, penugasan, dan portofolio. Pemilihan teknik
penilaian disesuaikan dengan karakteristik KD yang akan
dinilai. Penilaian keterampilan meliputi keterampilan
abstrak dan keterampilan konkret. Keterampilan abstrak
cenderung pada keterampilan seperti mengamati,
menanya, mengolah, menalar, dan mengomunikasikan
yang lebih dominan pada kemampuan mental (berpikir).
Sedangkan untuk keterampilan kongkret cenderung pada
kemampuan fisik seperti menggunakan alat, mencoba,
membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan bantuan

PENGELOLAAN KURIKULUM | 79
alat. Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui
kinerja, produk, proyek dan portofolio.
(1) Penilaian Kinerja
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan
partisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan
aspek-aspek yang akan dinilai.Guru dapat
melakukannya dengan meminta para peserta didik
menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan
mereka gunakan untuk menentukan kriteria
penyelesaiannya. Cara merekam hasil penilaian
berbasis kinerja:
(a) Daftar cek (checklist).
(b) Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative
records).
(c) Skala penilaian (rating scale).
(d) Memori atau ingatan (memory approach).

(2) Penilaian Proyek (project assessment)


Merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang
harus diselesaikan oleh peserta didik menurut
periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud
berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik,
mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian
data. Tiga hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
penilaian proyek adalah sebagai berikut:
(a) Keterampilan dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data,
(b) mengolah dan menganalisis, memberi makna atas
informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
(c) (b) Kesesuaianataurelevansimateri

pembelajaran dengan pengembangan sikap,


keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan
oleh peserta didik.
(d) Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang
dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.

80 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


(3) Penilaian Portofolio
Merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang
menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil
kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa
berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok,
memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi
berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian portofolio
dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
seperti berikut ini:
(a) Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian
portofolio.
(b) Guru atau guru bersama peserta didik menentukan
jenis portofolio yang akan dibuat.
(c) Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok,
mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun
portofolio pembelajaran.
(d) Guru menghimpun dan menyimpan portofolio
peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai
catatan tanggal pengumpulannya.
(e) Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria
tertentu.
(f) Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik
membahas bersama dokumen portofolio yang
dihasilkan.
(g) Guru memberi umpan balik kepada peserta didik
atas hasil penilaian portofolio.

(4) Penilaian tertulis.


Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut
peserta didik mampu mengingat, memahami,
mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas
materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk
uraian sebisa mungkin bersifat

PENGELOLAAN KURIKULUM | 81
komprehensif, sehingga mampu menggambarkan
ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta
didik.

c) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


(1) Perencanaan
Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan
pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
(a) Hakikat RPP
RPP merupakan rencana pembelajaran yang
dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus,
buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. RPP
mencakup: (1) identitas sekolah yaitu nama satuan
pendidikan; (2) identitas mata pelajaran atau
tema/subtema; (3) kelas/semester; (4) materi pokok;
(5) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan
keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar
dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran
yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus
dicapai; (6) tujuan pembelajaran yang dirumuskan
berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
(7) kompetensi dasar dan indikator pencapaian
kompetensi;(8) materi pembelajaran, memuat fakta,
konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai
dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi; (9) metode pembelajaran, digunakan
oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik
mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan
dicapai; (10) media pembelajaran, berupa alat bantu

82 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


proses pembelajaran untuk menyampaikan materi
pelajaran; (11) sumber belajar, dapat berupa buku,
media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan; (12) langkah-
langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup; dan (13) penilaian
hasil pembelajaran.
Setiap guru di setiap satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana
guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD dan
untuk guru mata pelajaran yang diampunya untuk
guru SMP, SMA, dan SMK. Pengembangan RPP
dilakukan sebelum awal semester atau awal tahun
pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui
sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru
secara mandiri dan/atau berkelompok di sekolah
dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh kepala
sekolah. Pengembangan RPP dapat juga dilakukan
oleh guru secara berkelompok antar sekolah atau
antar wilayah di koordinasi, di fasilitasi, dan di
supervisi oleh dinas pendidikan setempat.

(b) Prinsip Penyusunan RPP


1) Setiap RPP harus secara utuh memuat
kompetensi dasar sikap spiritual (KD dari KI-1),
sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-
3), dan keterampilan (KD dari KI-4);
2) Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih;
3) Memperhatikan perbedaan individu peserta
didik;
4) RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan
kemampuan awal, tingkat intelektual, minat,
motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan

PENGELOLAAN KURIKULUM | 83
sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya,
norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik;
5) Berpusat pada peserta didik;
6) Proses pembelajaran dirancang dengan
berpusat pada peserta didik untuk mendorong
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,
kemandirian, dan semangat belajar,
menggunakan pendekatan saintifik meliputi
mengamati,menanya,mengumpulkan
informasi, menalar/mengasosiasi, dan
mengomunikasikan;
7) Berbasis konteks;
8) Proses pembelajaran yang menjadikan
lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar;
9) Berorientasi kekinian;
10) Pembelajaranyangberorientasipada
pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini;
11) Mengembangkan kemandirian belajar;
12) Pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik
untuk belajar secara mandiri.
13) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
pembelajaran;
14) RPP memuat rancangan program pemberian
umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedi;
15) Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antar
kompetensi dan/atau antarmuatan ;
16) (16) RPP disusun dengan memperhatikan
keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD,
indikator pencapaian kompetensi, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian,
dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengakomodasikan pembelajaran tematik,

84 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keragaman budaya;
17)Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi;
18)RPP disusun dengan mempertimbangkan
penerapan teknologi
19)informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif
20)sesuai dengan situasi dan kondisi.

(c) Sistematika RPP


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
merupakan rencana kegiatan pembelajaran untuk
satu pertemuan atau lebih, yang dilaksanakan di
kelas teori, kelas praktik dan/atau dunia kerja. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya
menguasai Kompetensi Dasar (KD). Mengacu
pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah,
perencanaan pembelajaran dirancang dalam
bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar
Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
dan penyiapan media dan sumber belajar,
perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario
pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP
disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran
yang digunakan.
Sebagaimana telah disebutkan bahwa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan
rencana kegiatan pembelajaran untuk satu
pertemuan atau lebih dari 1 pasang KD yaitu KD
pengetahuan (KD dari KI-3) dan KD keterampilan
(KD dari KI-4). RPP dikembangkan dari silabus

PENGELOLAAN KURIKULUM | 85
untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi
Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
mengembangkan nilai-nilai karakter, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau
subtema yang dilaksanakan untuk satu kali
pertemuan atau lebih.

86 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


Dalam mengembangkan RPP, guru mengintegrasikan sikap,
nilai-nilai karakter, dan kecakapan abad 21 pada setiap langkah
kegiatan pembelajaran. Nilai-nilai yang dikembangkan
disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran yang akan
dibahas. Sistematika RPP secara operasional diwujudkan dalam
bentuk format berikut ini.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


A. Identitas Program Pendidikan, meliputi:
Nama Sekolah : …...........................................................................
Mata Pelajaran : …...........................................................................
Komp. Keahlian : ..............................................................................
Kelas/Semester : ……........................................................................
Tahun Pelajaran : ..............................................................................
Alokasi Waktu : …...........................................................................
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar Kompetensi Inti *)
1. Pengetahuan
2. Keterampilan
Kompetensi Dasar *)
1. KD pada KI pengetahuan
2. KD pada KI keterampilan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator KD pada KI pengetahuan
2. Indikator KD pada KI keterampilan
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Pembelajaran
(Rincian dari Materi Pokok Pembelajaran)
F. Pendekatan, Strategi dan Metode
G. Kegiatan Pembelajaran
1. PertemuanKesatu:**)
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (… menit)
b. Kegiatan Inti (... menit)
c. Penutup (… menit)
2. Pertemuan Kedua:**)
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (… menit)
b. Kegiatan Inti (... menit)
c. Penutup (… menit),
dan pertemuan seterusnya.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 87
H. Alat/Bahan dan Media Pembelajaran
I. Sumber Belajar
J. Penilaian Pembelajaran
1. Teknik Penilaian
2. Instrumen Penilaian
Mengetahui ______________, _________
Kepala …….......................... Guru Mata Pelajaran,

NIP NIP

(d) Langkah Penyusunan RPP


1) Pengkajian silabus meliputi:
a) KI dan KD,
b) materi pembelajaran,
c) proses pembelajaran,
d) penilaian pembelajaran,
e) alokasi waktu, dan
f) sumber belajar.
2) Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1,
KI-2, KI-3, dan KI-4;
3) Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku
teks pelajaran dan buku
1. panduan guru, sumber belajar lain berupa
muatan lokal, materi kekinian, konteks
pembelajaran dari lingkungan sekitar yang
dikelompokkan menjadi materi untuk
pembelajaran reguler, pengayaan,
2. dan remedial;
4) Penjabaran Kegiatan Pembelajaran yang ada
pada silabus dalam
bentuk yang lebih operasional berupa
pendekatan saintifik disesuaikan dengan
kondisi peserta didik dan satuan pendidikan
termasuk penggunaan media, alat, bahan, dan
sumber belajar;

88 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


5) Penentuan alokasi waktu untuk setiap
pertemuan berdasarkan alokasi
waktu pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam
kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup;
6) Pengembangan penilaian pembelajaran dengan
cara menentukan
lingkup, teknik, dan instrumen penilaian, serta
membuat pedoman penskoran;
7) Menentukan strategi pembelajaran remedial
segera setelah dilakukan penilaian; dan
8) Menentukan Media, Alat, Bahan dan Sumber
Belajar disesuaikan
1. dengan yang telah ditetapkan dalam langkah
penjabaran proses
2. pembelajaran.

(2) Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembelajaran meliputi:
(a) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1) mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan;
2) mendiskusikan kompetensi yang sudah
dipelajari dan dikembangkan
1. sebelumnya berkaitan dengan kompetensi
yang akan dipelajari dan
2. dikembangkan;
3) menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari;
4) menyampaikan garis besar cakupan materi dan
kegiatan yang akan dilakukan; dan
5) menyampaikan lingkup dan teknik penilaian
yang akan digunakan.
(a) Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran
untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan

PENGELOLAAN KURIKULUM | 89
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti
menggunakan pendekatan saintifik yang
disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran
dan peserta didik.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
proses mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi,
dan mengomunikasikan. Dalam setiap
kegiatan guru harus memperhatikan
perkembangan sikap peserta didik pada
kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara lain
mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama,
toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat
orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP.
(b) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup terdiri atas:
(1) Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu:(a)
membuat rangkuman /simpulan pelajaran;(b)
melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan
umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran; dan
(2) Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian;
(b) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar
peserta didik; dan (c) menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

90 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


(e) Daya Dukung
Proses pembelajaran memerlukan daya dukung
berupa ketersediaan sarana
dan prasarana pembelajaran. Sarana yang meliputi
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis
pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur
dan berkelanjutan. Prasarana yang meliputi lahan,
ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan,
ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel
kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi
daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat
beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan
ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.

g. Pihak-pihak yang terlibat


Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran antara lain:
(1) Peserta didik;
(2) Pendidik (guru mata pelajaran, guru kelas (bagi SD), dan
guru pembina
kegiatan ekstrakurikuler);
(3) Tenaga kependidikan meliputi pengelola satuan pendidikan,
penilik, pamong belajar, pengawas, , pengembang,
pustakawan, laboran, dan teknisi ;
(4) Pimpinan satuan pendidikan (kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, wali
kelas); dan
(5) Dinas pendidikan kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 91
D. Aktivitas Pembelajaran

Tugas 3. Mengkaji RPP (Buku III KTSP)

Tujuan penugasan:
a. Mengkaji RPP
b. Menguatkan karakter integritas pada sub nilai komitmen dan
tanggung jawab
dalam mengkaji RPP

Petunjuk pengerjaan:
a. Diskusi kelompok (4-5 orang) berdasarkan jenjang pendidikan.
b. Kajilah RPP model yang telah dibagikan.
c. Menulis hasil diskusi dan saran perbaikan dalam format
instrumen telaah RPP pada LK-03.
d. Mempresentasikan hasil kerja kelompok untuk mendapatkan
tanggapan dari
kelompok lain dan penguatan dari Pengajar Diklat
e. Pengajar Diklat melakukan penilaian proses mengkaji RPP
dengan mengamati penerapan penguatan karakter integritas sub
nilai komitmen dan tanggung jawab.

LK-03 Mengkaji RPP (Buku III KTSP)


Format 3. Hasil Analisis dan Saran Perbaikan RPP (Buku III)
Hasil Saran
No Aspek Kondisi Ideal Analisis/t Perbaikan
emuan
(1) (2) (3) (4) (5)

RPP (Buku • Sekolah


III KTSP) memiliki
1 (Gunakan RPP
format lengkap.
telaah RPP • Guru
92 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH
Hasil Saran
No Aspek Kondisi Ideal Analisis/t Perbaikan
emuan
(1) (2) (3) (4) (5)

pada mengemba
lampiran 1 ngkan RPP
untuk sesuai
menentukan dengan
hasil sistematika
temuan) pada
Permendik
bud No 22
Tahun
2016.
• Guru
mengemba
ngkan
model-
model
pembelajar
an yang
sesuai
dengan
karakteristi
k materi
dan
peserta
didik.
• Model
pembelajar
an yang
dikembang
kan
mengintegr
askan PK,

PENGELOLAAN KURIKULUM | 93
Hasil Saran
No Aspek Kondisi Ideal Analisis/t Perbaikan
emuan
(1) (2) (3) (4) (5)

Literasi,
Keterampil
an Abad 21
• Guru
menerapka
n penilaian
sikap,
pengetahu
an, dan
keterampila
n
• Guru
menerapka
n penilaian
sesuai
dengan
bentuk dan
tekniknya.
• Guru
mengemba
ngkan soal
HOTS
untuk
mendukung
daya nalar
dan daya
kritis siswa.
• Guru
melakukan
program

94 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


Hasil Saran
No Aspek Kondisi Ideal Analisis/t Perbaikan
emuan
(1) (2) (3) (4) (5)

remedial
dan
pengayaan

Keterangan:
Kolom 1: Diisi dengan nomor
Kolom 2: Diisi dengan Aspek (sudah terisi)
Kolom3: Diisi dengan kondisi ideal (sudah terisi)
Kolom 4: Diisi dengan deskripsi hasil telaah /temuan
Kolom 5: Diisi dengan saran perbaikan untuk RPP( buku III
KTSP)

Rubrik Penilaian:
Rentang Rubrik
Nilai
apabila peserta mampu menelaah 7-8 kondisi nyata
86-100 dan membuat saran perbaikan untuk RPP (Buku III
KTSP)
apabila peserta mampu menelaah 5-6 kondisi nyata
76-85.99 dan membuat saran perbaikan untuk RPP (Buku III
KTSP)
apabila peserta mampu menelaah 3-4 kondisi nyata
66-75.99 dan membuat saran perbaikan untuk RPP (Buku III
KTSP)
apabila peserta mampu menelaah 0-2 kondisi nyata
0-65.99 dan membuat saran perbaikan untuk RPP (Buku III
KTSP)

PENGELOLAAN KURIKULUM | 95
F. Penguatan
Peserta diklat dapat membaca referensi terkait dengan
pengelolalan kurikulum dari berbagai sumber antara lain adalah:

1. Permendikbud Nomor. 61 Tahun 2014 Tentang KTSP Pada


Dikdasmen.
2. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
3. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi pada
Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
5. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
6. Permendikbud Nomor 37 tahun 2018 tentang perubahan atas
peraturan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 24 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah

7. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional


Pendidikan Sekolah Menengah/Madrasah Aliyah Kejuruan.
8. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter.
9. Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar
Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan.

G. Rangkuman
Pendekatan saintifik (scientific approach) adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan
atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan

96 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”.
Penilaian autentik (authentic assessment) adalah pengukuran
yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik
untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Sedangkan
istilah assessment merupakan sinonim dari penilaian,
pengukuran, pengujian, atau evaluasi dan autentik merupakan
sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana
pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi
pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP
mencakup: (1) data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester;
(2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD
dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran;
metode pembelajaran; (6) media,alat dan sumber belajar;(6)
langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian.

H. Refleksi dan Tindak Lanjut


Berdasarkan materi yang telah dipelajari tentang RPP (Buku III
KTSP) dan Penilaian , Saudara dimohon dapat melakukan refleksi
pada lembar isian refleksi yang telah disediakan. Isilah
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan penuh keterbukaan
tentang apa yang telah Saudara dapatkan pada kegiatan
pembelajaran ini.
1. Pengalaman penting apa yang Saudara peroleh setelah
mempelajari materi pada Kegiatan pembelajaran 2 ini?
2. Langkah-langkah apa yang akan Saudara lakukan dalam
memperbaiki RPP (Buku III KTSP) yang mengintegrasikan
PPK, literasi, kecakapan abad 21 dan HOTS?
3. Apakah yang akan Saudara lakukan pada OJL berkaitan
dengan kegiatan belajar ini?

PENGELOLAAN KURIKULUM | 97
I. Evaluasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih satu jawaban
paling benar!
1. Perhatikan pernyataan berikut :
(1) Menginterpretasikan dimensi proses kognitif pada KD
tertentu dari KI 3: mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
(2) Menginterpretasikan materi pokok yang termuat pada KD
pengetahuan: memuat pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural
(3) Menentukan kata kerja berdasarkan hasil
interpretasi terhadap dimensi proses kognitif yang
terdapat pada KD pengetahuan.
Urutan tahapan menganalisis muatan KD pengetahuan adalah....
A.1,2,3
B.1,3,2
C.2,3,1
D.2,1,3

2. Muatan SKL, KI, dan KD memiliki keterkaitan. Muatan KD


merupakan penjabaran dari KI dan KI merupakan penjabaran
dari SKL. KD sebagai tolok ukur pencapaian KI dan KI tolok ukur
pencapaian SKL. Memperhatikan keterkaian tersebut, berikut
adalah langkah-langkah yang harus dilakukan guru sebelum
melaksanakan pembelajaran, ….
(1) Menelaah muatan KI pada Permendikbud Nomor 21 Tahun
2016; dan
(2) Menelaah muatan KD dari Permendikbud Nomor 24 Tahun
2016. Hasil telaah ini untuk mengetahui keterkaitan muatan pada
ketiganya sebagai dasar pengembangan IPK.
(3) Menelaah muatan SKL pada Permendikbud Nomor 20 Tahun
2016;
(4) Merumuskan IPK berdasarkan KD
(5) Menyusun silabus
(6) Menyusun RPP

98 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


Urutan yang benar adalah....
A. (1), (2), (3), (4), (5), (6)
B. (2), (1), (3), (4), (5), (6)
C. (3), (1), (2), (4), (5), (6)
D. (3), (2), (1), (4), (5), (6)

3. Berikut adalah contoh Kompetensi Dasar dan Indikator


pencapaian kompetensi pada salah satu RPP.

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.3 Menjelaskan konsep 3.3.4 Menerapkan metode
campuran dan zat pemisahan campuran destilasi
tunggal (unsur dan 3.3.5 Menerapkan metode
senyawa), sifat fisika pemisahan campuran
dan kimia, perubahan sublimasi
fisika dan kimia
dalam kehidupan
sehari-hari

4.3 Menyajikan hasil 4.3.4 Melakukan percobaan


penyelidikan atau pemisahan campuran destilasi
karya tentang sifat 4.3.5 Melakukan percobaan
larutan, perubahan pemisahan campuran sublimasi
fisika dan perubahan 4.3.7. membuat laporan
kimia, atau hasilpercobaan teknik pemisahan
pemisahan campuran campuran destilasi dan sublimasi

Berdasarkan contoh Kompetensi Dasar dan Indikator


Pencapaian Kompetensi di atas, materi pembelajaran yang bisa
dikembangkan dalam RPP tersebut adalah ….
A. Discovery Learning dan Problem Based Learning
B. Destilasi (Penyulingan) dan Sublimasi
C. Project Based Learning dan Problem Based Learning
D. Destilasi dan Evaporasi

PENGELOLAAN KURIKULUM | 99
4. Jika KKM salah satu mata pelajaran ditentukan = 72 maka
rentang predikat yang sesuai untuk mata pelajaran tersebut
adalah ….
A.

Interval Nilai Predikat Keterangan


91—100 A Sangat Baik
81--90 B Baik
72—80 C Cukup
˂ 72 D Kurang
B.

Interval Nilai Predikat Keterangan


91—100 A Sangat Baik
83-91 B Baik
74—82 C Cukup
˂ 74 D Kurang
C.

Interval Nilai Predikat Keterangan


91—100 A Sangat Baik
81--90 B Baik
71—80 C Cukup
˂ 70 D Kurang
D.

Interval Nilai Predikat Keterangan


94—100 A Sangat Baik
87--93 B Baik
80—86 C Cukup
˂ 80 D Kurang

100 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


KEGIATAN ON THE JOB LEARNING (OJL)

A. Tujuan
Tujuan dari kegiatan OJL bagi calon kepala sekolah pada modul
Pengelolaan Kurikulum adalah sebagai berikut :
1. meningkatkan kompetensi managerial calon Kepala Sekolah
dalam pengelolaan kurikulum
2. membantu calon kepala sekolah untuk membangun kerjasama
dengan sekolah magang 1 danmagang 2dalam
mengembangkan potensi kepemimpinannya melalui tindakan-
tindakan yang dapat meningkatkan kinerja sekolah
(khususnya dalam pengelolaan kurikulum sekolah); dan
3. 3. menumbuhkan dan menguatkan nilai-nilai karakter
Nasionalisme, Mandiri, Integritas dan gotong royong bagi
calon Kepala Sekolah pada proses melaksanakan OJL.

B. Kegiatan
1. Mengkaji Dokumen Kurikulum Sekolah
Dalam rangka memperdalam pengetahuan Saudara tentang
penyusunan KTSP,
silabus, dan RPP, Saudara diminta untuk mengkaji :
a) Buku I KTSP, silabus (Buku II KTSP), dan RPP (Buku III)
dari 2 sekolah (sekolah magang 1 dan sekolah magang
2).
b) Gunakan format yang terdapat pada LK-01 untuk
mengkaji Buku I KTSP, Format pada LK-02 untuk
mengkaji Silabus (Buku II KTSP), Format pada LK-03 dan
lampiran untuk mengkaji RPP
Dalam proses melakukan kajian, Saudara diharapkan dapat
melatih berpikir kreatif, logis dan analitis sebagai bekal dalam
mempersiapkan diri menjadi kepala sekolah yang
professional.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 101


2. Menyusun RPP
Saudara diminta untuk menyusun RPP sesuai dengan mata
pelajaran yang Saudara ampu saat ini yang merupakan hasil
karya sendiri (karakter integritas) dengan memunculkan
kreativitas (karakter mandiri) dengan mengacu kepada
regulasi (Permendikbud) yang berlaku saat ini.

3. Menyusun Perangkat Penilaian


Saudara diminta menyusun perangkat penilaian yang
dibutuhkan sesuai dengan KD dan indikator dalam RPP yang
telah saudara buat. Adapun format penilaian dapat mengacu
kepada regulasi (Permendikbud) yang berlaku saat ini.

102 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


KEGIATAN IN SERVICE LEARNING 2 (IN-2)

Pada tahap Diklat In Service Learning 2 Saudara diharuskan telah


siap untuk dapat melaporkan dan memaparkan Laporan hasil
pelaksanaan On the Job Learning di 2 (dua) sekolah magang.
Adapun untuk mata diklat Pengelolaan Kurikulum yang harus
dilaporkan pada tahap In Service Learning 2 adalah sebagai berikut:
1. Melaporkan hasil kajian dokumen 1 KTSP, silabus, dan RPP di
sekolah magang 1 dan 2.
2. Melaporkan hasil penyusunan RPP, dan perangkat penilaian
sesuai dengan format yang telah ditentukan.
3. Mempresentasikan laporan kajian pengelolaan kurikulum dan
hasil penyusunan RPP, perangkat penilaian dengan menjunjung
tinggi nilai kejujuran (karakter integritas) dan penuh keberanian
(karakter Mandiri).

PENGELOLAAN KURIKULUM | 103


PENUTUP

Penyiapan Calon Kepala Sekolah meliputi beberapa tahap, yaitu


dimulai dari seleksi administrasi, seleksi substansi dan pendidikan
dan pelatihan (diklat). Peserta yang telah lulus seleksi administrasi
dan seleksi substansi mengikuti Pendidikan dan Latihan Calon Kepala
Sekolah (Diklat Cakep). Dalam diklat calon kepala sekolah, peserta
mendapat materi-materi yang berkaitan dengan tugas pokok, dan
fungsi kepala sekolah meliputi manajerial (kepemimpinan
sekolah), supervisi guru dan tenaga kependidikan, serta
pengembangan kewirausahaan. Modul pengelolaan kurikulum bagi
peserta diklat calon kepala sekolah ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari modul diklat lainnya. Calon kepala sekolah perlu
memiliki berbagai kompetensi sebagai tuntutan tugas pokoknya jika
nanti sudah menjabat sebagai kepala Sekolah. Salah satunya adalah
kompetensi kepala sekolah sebagai manajer pengelolaan kurikulum.

Kurikulum merupakan seperangkat dokumen untuk mewujudkan


tujuan sekolah yang berkaitan langsung dengan pencapaian tuntutan
siswa di masa yang akan datang. Dengan demikian kepala sekolah
yang menguasai pengembangan kurikulum akan mendapat
kemudahan dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan
pelaporan sekaligus memberikan solusi untuk perbaikan dan
pengembangan kurikulum di sekolah. Modul pengelolaan kurikulum
diklat calon kepala sekolah ini diharapkan dapat makin meningkatkan
keterampilan bagi kepala sekolah untuk melakukan pengambangan
kurikulum di sekolah disesuaikan terhadap semua kondisi baik
internal maupun eksternal sekolah.

Perluasan dan pengembangan wawasan dan pengetahuan peserta


berkenaan dengan substansi materi ini penting dilakukan baik melalui
kajian buku, jurnal, maupun penerbitan lain yang relevan. Disamping
itu, penggunaan sarana perpustakaan, media internet, serta sumber
belajar lainnya merupakan wahana yang efektif bagi upaya perluasan
tersebut.

104 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


Pada akhirnya, keberhasilan peserta dalam mempelajari modul ini
bergantung pada tinggi rendahnya motivasi dan komitmen peserta
dalam mempelajari dan mempraktikkan materi yang disajikan. Modul
ini merupakan salah satu bentuk stimulasi bagi peserta untuk
mempelajari lebih lanjut substansi materi yang disajikan serta
penguasaan kompetensi lainnya.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 105


DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional.

PP. No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.


PP. No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Terhadap PP. No. 19
Tahun 2005.
PP. No. 13 Tahun 2015 perubahan kedua dari PP. No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
Permendiknas No.13 Tahun 2007 Standar Kompetensi Kepala
Sekolah.

Kemdikbud. 2013. Kapita Selekta Implementasi Kurikulum 2013.


Jakarta: BPSDMPK&PMP Kemdikbud. 2013. Pendekatan dan
Strategi Pembelajaran SD/SMP/SMA/SMK. Bahan Ajar Training
of Trainer(ToT) Implementasi Kurikulum 2013 (Pendampingan
In Service Learning2). Jakarta: BPSDMPK&PMP
Kemdikbud. 2013. Penilaian Pembelajaran dan Penulisan Rapor
SD, SMP, SMA/MA, SMK/MAK. Materi Pelatihan
Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
BPSDMPK&PMP Kemdikbud. 2013. Penyusunan RPP
SD/SMP/SMA/SMK. Bahan Ajar Training of Trainer (ToT)
Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: BPSDMPK&PMP.
Permendikbud Nomor. 61 Tahun 2014 Tentang KTSP Pada
Dikdasmen.

Permendikbud Nomor. 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional


Pendidikan Anak Usia Dini.
Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi pada
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses pada
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian pada
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar pelajaran Kurikulum 2013 pada Dikdasmen.
106 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH
Permendikbud No. 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan Sekolah Menengah/Madrasah Aliyah Kejuruan.
Permendikbud No. 35 Tahun 2018 tentang perubahan atas peraturan
menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 58 tahun 2014
tentang kurikulum 2013 sekolah menengah pertama/madrasah
tsanawiyah
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter.
Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan.
Peraturan direktur jenderal guru dan tenaga kependidikan
Kementerian pendidikan dan kebudayaan Nomor
26017/b.b1.3/hk/2018 Tentang
Petunjuk teknis penugasan guru sebagai kepala sekolah.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 107


Lampiran 1. Format telaah RPP

FORMAT TELAAH RPP

1 Nama Guru :.
2 Asal sekolah :
3 Mata Pelajaran :
4 Kelas/Semester :
5 Materi Pokok :
6 Alokasi Waktu :

Komponen/ Hasil Telaah/Nilai Catatan

No. Kuran Sesu


Indikator Tidak
g ai/2
ada/0 sesua

A. Identitas Mata Pelajaran/ Tema


1 1. Menuliskan nama sekolah.
2. Menuliskan
matapelajaran.
3. Menuliskan kelas dan
semester.
Menuliskan alokasi waktu
B. Kompetensi Inti
2 Menuliskan KI dengan lengkap
dan benar
C. Kompetensi Dasar

3 Menuliskan KD dengan
lengkap dan benar
D. Indikator Pencapaian Kompetensi
4 Merumuskan indikator yang
mencakup kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan

108 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


Komponen/ Hasil Telaah/Nilai Catatan

No. Kuran Sesu


Indikator Tidak
g ai/2
ada/0 sesua

sikap sesuai dengan KD

5 Menggunakan kata kerja


operasional relevan dengan KD
yang dikembangkan.

6 Merumuskan indikator yang


cukup sebagai ketercapaian KD
E Nilai Karakter

7 Menuliskan nilai-nilai karakter


yang akan dimunculkan dalam
pembelajaran

8 Butir karakter yang dituliskan


adalah butir karakter operasional
F Tujuan Pembelajaran

9 Tujuan pembelajaran
dirumuskan satu atau lebih
10 Tujuan pembelajaran
mengandung unsur: audience
(A), behavior (B), condition (C),
11 Tujuan pembelajaran dirumuskan
untuk masing-masing pertemuan.
G. Materi Pembelajaran

PENGELOLAAN KURIKULUM | 109


Komponen/ Hasil Telaah/Nilai Catatan

No. Kuran Sesu


Indikator Tidak
g ai/2
ada/0 sesua

12 Memilih materi pembelajaran


reguler, remedial dan pengayaan
sesuai dengan kompetensi yang
dikembangkan
13 Cakupan materi pembelajaran
reguler, remedial, dan
pengayaan sesuai dengan
tuntutan KD, ketersediaan waktu,
dan perkembangan peserta didik.

14 Kedalaman materi sesuai dengan


kemampuan peserta didik
H. Metode Pembelajaran

15 Menerapkan satu atau lebih


metode pembelajaran.

16 Metode pembelajaran yang


dipilih adalah pembelajaran aktif
yang efektif dan efisien
memfasilitasi peserta didik
mencapai indikator-indikator KD
beserta kecakapan abad 21.
I. Media dan Bahan

17 Memanfaatkan media sesuai


dengan indikator, karakteristik
peserta didik dan kondisi

110 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


Komponen/ Hasil Telaah/Nilai Catatan

No. Kuran Sesu


Indikator Tidak
g ai/2
ada/0 sesua

18 Memanfaatkan bahan sesuai


dengan indikator, karakteristik
peserta didik dan kondisi sekolah
19 Memanfaatkan media untuk
mewujudkan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik atau
20 Memanfaatkan bahan untuk
mewujudkan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik atau
21 Memilih media untuk
menyampaikan pesan yang
menarik, variatif, dan sesuai
22 Memilih bahan untuk
menyampaikan pesan yang
menarik, variatif, dan sesuai
J Sumber Belajar
23 Memanfaatkan lingkungan alam
dan/atau sosial.
24 Menggunakan buku teks
pelajaran dari pemerintah (Buku
Peserta didik dan Buku Guru).
25 Merujuk materi-materi yang
diperoleh melalui perpustakaan
26 Menggunakan TIK/merujuk
alamat web tertentu sebagai
K Langkah- langkah Pembelajaran

PENGELOLAAN KURIKULUM | 111


Komponen/ Hasil Telaah/Nilai Catatan

No. Kuran Sesu


Indikator Tidak
g ai/2
ada/0 sesua

27 Merumuskan kegiatan
pembelajaran yang mencakup
kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup.
28 Merancang kegiatan
pembelajaran sesuai dengan
sintaks pendekatan/ model
pembelajaran yang diterapkan
29 Merancang aktivitas
pembelajaran yang memfasilitasi
pembelajaran sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
L Penilaian
30 Mencantumkan teknik, bentuk,
dan contoh instrumen penilaian
pada ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sesuai dengan
31 Menyusun sampel butir instrumen
penilaian sesuai kaidah
pengembangan instrumen
32 Mengembangkan pedoman
penskoran (termasuk rubrik)
sesuai dengan instrumen.
M Pembelajaran Remedial

33 Merumuskan kegiatan
pembelajaran remedial yang
sesuai dengan karakteristik
peserta didik, alokasi waktu,

112 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH


Komponen/ Hasil Telaah/Nilai Catatan

No. Kuran Sesu


Indikator Tidak
g ai/2
ada/0 sesua

34 Menuliskan salah satu atau lebih


aktivitas kegiatan pembelajaran
remedial, berupa:
• pembelajaran
ulang,
• bimbingan
N Pembelajaran Pengayaan

35 Merumuskan kegiatan
pembelajaran pengayaan yang
sesuai dengan karakteristik
peserta didik, alokasi waktu,
JUMLAH

Keterangan:

1. Nilai = Jumlah Skor x 100 = / x 100 = ……….. /70 x 100=


70
2. Predikat =

Nilai Predikat Keterangan

N<70 C Perlu pembinaan

71≤N≤80 B Dapat digunakan untuk


contoh bagi guru lain dengan
perbaikan pada bagian-
bagian tertentu

N>80 A Dapat digunakan untuk

PENGELOLAAN KURIKULUM | 113


contoh bagi guru lain

Catatan :

…………………,

Penelaah,

114 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH

Anda mungkin juga menyukai