EDITOR:
Dr. Ridwan Abdullah Sani, M.Ed
Penerbit:
Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
ii
KUMPULAN KISAH SUKSES KEPALA SEKOLAH SMA
Editor:
Dr. Ridwan Abdullah Sani, M.Ed
ISBN:
978-602-52537-6-8
Redaksi:
Ged. D Lt. 14 Jl. Pintu 1, Senayan Jakarta Pusat, Indonesia
Telp. (021) 57974125
Email: kesharlindung.tendik@kemdikbud.go.id
iii
PRAKATA
iv
menghadirkan perspektif praksis yang beragam sekaligus
unik tentunya. Untuk itu, kami atas nama Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan terima kasih
kepada para penulis, editor dan semua pihak yang telah
mendedikasikan waktu, pikiran dan tenaga hingga terbitnya
buku Kumpulan Kisah Sukses ini.
v
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
PRAKATA ..................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................... vii
vii
Meningkatkan Profesionali Guru Untuk Mendongkrak
Prestasi Siswa ................................................................. 134
Suharfinal
viii
SINERGI UNTUK MENGEMBANGKAN
POTENSI MELEJITKAN PRESTASI
Rahayuningsih
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Provinsi Jawa Tengah
Email: hayyu.ningsih@gmail.com.
1
Sinergi berarti menjalin kerjasama yang produktif dan
kemitraan yang harmonis dengan berbagai pihak untuk
meningkatkan potensi sekolah. Menurut Deardorff dan
Williams (2006), sinergi adalah sebuah proses interaksi
dari dua orang atau lebih yang akan menghasilkan
pengaruh gabungan lebih besar dibandingkan jumlah dari
pengaruh mereka secara individual. Sinergi dapat
melipatgandakan pengaruh (multiplier effect) melalui usaha
bersama.
Menurut Ancok (2003) bersinergi berarti saling
menghargai perbedaan ide dan bersedia saling berbagi.
Bersinergi tidak mementingkan diri sendiri dan tidak ada
pihak yang dirugikan atau merasa dirugikan. Bersinergi
bertujuan memadukan bagian-bagian terpisah. Oleh sebab
itusinergi terwujud dari perpaduan dari perilaku para
anggota kelompok yang berinteraksi di antara sesama
mereka. Hasil itu diperoleh dari suatu pertemuan dialogis,
saling keterbukaan, kemauan menerima pendapat orang,
tidak merasa terancam secara intelektual maupun personal
atas gagasan orang lain.
Sinergi sangat penting dalam mengembangkan
potensi dan prestasi sekolah. Tentang pentingnya sinergi,
Covey (1989) berpendapat bahwa sinergi dapat
menghasilkan keluaran lebih baik dan lebih besar daripada
dikerjakan sendiri-sendiri, selain itu sinergi dapat
menghasilkan suatu produk yang lebih unggul. Kanter
(1989) mengadaptasi konsep sinergi ini dalam lingkup
antar divisi dalam sebuah organisasi. Dia menyatakan
bahwa sinergi dapat menghasilkan keuntungan lebih besar
dan melampaui apa yang dapat dilakukan oleh masing-
masing unit jika melakukannya sendiri-sendiri.
Fink (2012) menjelaskan bahwa sinergi antara para
pemimpin sekolah dan pemerintah dapat meningkatkan
mutu pembelajaran. Sinergi sangat berpengaruh secara
langsung dan tidak langsung untuk kesuksesan akademik
dan pribadi seseorang (Epstein dan Sheldon, 2006). Untuk
meningkatkan prestasi dan daya saing dapat dirangsang
dan ditingkatkan dengan cara membina kerjasama dan
interaksi di tiga tingkat dalam pendidikan yaitu sekolah
(Sahlberg, 2006).
2
Potensi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta yang dikenal
sebagai SMA Muhi Solo merupakan sekolah yang
diselenggarakan masyarakat dalam perguruan
Muhammadiyah. SMA Muhi Solo beralamat di Jalan
Raden Mas Said Nomor 35, Ketelan, banjarsari, Surakarta,
Jawa Tengah. Sekolah ini berdiri 73 tahun yang lalu,
tepatnya tanggal 1 September 1946. Pada tanggal 4
September 2016, SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
mendapatkan penghargaan dari Lembaga Prestasi
Indonesia Dunia sebagai SMA Muhammadiyah tertua yang
secara konsisten, kontinyu, dan massive
menyelenggarakan pendidikan.
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki potensi
yang besar untuk bisa dikembangkan, baik dilihat dari sisi
peserta didik, guru dan karyawan, maupun alumni yang
tergabung dalam Perkumpulan SMA Muhammadiyah Siji
(Pamuji). Peserta didik SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
berasal dari dalam dan luar kota bahkan luar provinsi, dari
sekolah negeri dan swasta. Sebagian besar peserta didik
berasal dari keluarga dengan status ekonomi menengah ke
atas meskipun ada beberapa peserta didik yang berasal
dari keluarga kurang mampu.
Guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
berpendidikan S1 dan S2. Ada beberapa guru yang menjadi
instruktur nasional, ketua MGMP dan narasumber
berbagai kegiatan. Sedangkan alumni SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta tersebar di berbagai pelosok
nusantara, bekerja di dalam maupun di luar negeri. Para
alumni sebagian besar mempunyai status sosial ekonomi
yang bagus dan mempunyai kecintaan yang tinggi pada
sekolah. Jika potensi tersebut dikembangkan secara
optimal melalui sinergi dengan berbagai pihak terkait maka
prestasi sekolah dapat meningkat secara optimal.
3
Gambar 1. Gedung SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
(Sumber: Data Sarana Prasarana SMA Muhammadiyah 1 Surakarta)
6
semua warga sekolah dengan koordinator masing-masing
bidang. Setelah membangun sinergi secara optimal dengan
berbagai pihak, baik internal maupun eksternal
memberikan hasil nyata bagi peningkatan prestasi sekolah.
Peningkatan itu bisa dilihat dari berbagai hal, antara lain:
a. Meningkatnya Rapor Mutu Sekolah
Mutu SMA Muhammadiyah 1 Surakarta meningkat
dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016 capaian rapor mutu
4.35, tahun 2017 menjadi 4.85, dan tahun 2018 menjadi
5.51. Capaian mutu sekolah berada di atas capaian mutu
tingkat kota, provinsi, maupun nasional sebagaimana
gambar berikut.
7
Tabel 1. Rekapitulasi Peserta Didik Diterima di Perguruan
Tinggi Jalur Prestasi
TAHUN TELKOM PMDK SNMPTN SPAN JUMLAH
2016 6 4 5 16 31
2017 1 5 13 25 44
2018 4 9 13 25 51
8
Selain peningkatan prestasi akademik, prestasi non
akademik SMA Muhammadiyah 1 Surakarta juga terus
mengalami peningkatan. Prestasi tersebut tersebar di
berbagai bidang antara lain olah raga, seni budaya,
keagamaan dan prestasi lain. Peningkatan prestasi non
akademik mengalami peningkatan pada tingkat nasional
pada tahun 2017 dan pada tahun 2018 makin menambah
di tingkat nasional dan internasional.
Tabel 2. Prestasi Non Akademik
TAHUN LOKAL REGIONAL NASIONAL INTERNA SIONAL JUMLAH
2015/2016 22 4 0 0 26
2016/2017 26 10 1 0 37
2017/2018 37 11 0 0 48
2018/2019 43 25 9 4 81
JUMLAH 106 46 10 4 192
(Sumber: Data Kesiswaan SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, 2019)
Gambar 5. Penilaian Berbasis Android, Finger Print Peserta didik, dan SMS Gate Away
(Sumber: Data Sarpras SMA Muhammadiyah 1 Surakarta 2019)
10
d. Meningkatnya Sarana Prasarana Sekolah
Sekolah kesulitan dalam menata prasarana sekolah
dikarenakan keterbatasan lahan. SMA Muhammadiyah 1
Surakarta memiliki lahan jauh dari standar sarana
prasarana. Tahun 2018 bekerjasama dengan alumni dan
komite juga bantuan dari para dermawan dan Majelis
Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan
Daerah Muhammadiyah (PDM) kota Surakarta. Impian
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta untuk memiliki lahan
agar sesuai standar sarana prasarana dapat terwujud.
Peningkatan kualitas sarana dan prasarana dilakukan
dengan penambahan dan perbaikan prasarana sekolah,
pengecatan gedung dan pagar sekolah, pembuatan kanopi,
baliho, papan nama, tempat genset, jaringan listrik, pot
tanaman dan sayuran.
Peningkatan kualitas sarana dan prasarana juga
dilakukan dengan pengadaan mesin Finger Print untuk
absensi peserta didik dan guru, penambahan CCTV untuk
ruang kelas dan tempat-tempat strategis, renovasi kamar
tidur penjaga sekolah, pembuatan toko Badan Usaha Milik
Sekolah (BUMS) serta renovasi dan penambahan
toilet/jamban untuk peserta didik yang bersih, sehat dan
syar’i terwujud dalam waktu jelang 3 tahun kepemimpinan
penulis.
11
e. Menguatnya Karakter Peserta Didik
Program Muhi Bersinergi mampu memperkuat sinergi
sekolah dengan orang tua/wali peserta didik untuk
bersama-sama mengawal karakter anak agar senantiasa
berkhlakhul karimah. Selain itu di setiap kelas ada group
whatsapp kelas dan group whatsapp orang tua/wali
peserta didik sehingga komunikasi untuk menyampaikan
informasi sekolah dan pengawalan peserta didik lebih
terkawal. Setiap awal tahun sekolah mengadakan seminar
parenting yang dihadiri orang tua wali peserta didik dengan
narasumber yang kompeten di bidangnya.
Penguatan pendidikan karakter juga dilakukan
melalui kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
remaja yang merupakan kegiatan ekstrakurikuler Palang
Merah Remaja (PMR) bekerjasama dengan Puskesmas desa
merupakan terobosan berikutnya. Posbindu ini sangat
membantu warga sekolah dalam memonitor kesehatan
secara berkala tiga bulan sekali didampingi oleh para
perawat, dokter dan konsultan gizi. Upaya mewujudkan
insan yang berwawasan lingkungan juga dilakukan sekolah
dengan berbenah menjadikan lingkungan yang bersih,
hijau dan sehat dengan memanfaatkan sebesar-besarnya
lingkungan yang “minimalis” melalui tanaman obat,
tanaman hias, sayur dan buah.
Tahun ini SMA Muhammadiyah 1 Surakarta menuju
sekolah adiwiyata tingkat kota. Lahan yang sempit bisa
dioptimalkan pemanfaatannya. Pembentukan
tanggungjawab peserta didik dilakukan dengan menjaga
kebersihan kelasnya secara bergiliran. Kebersihan kelas
yang dulu menjadi tanggungjawab karyawan sekolah
sekarang menjadi tanggungjawab kelas di bawah
bimbingan wali kelas.
Pelanggaran ketertiban peserta didik semakin
menurun, baik angka keterlambatan, kedisiplinan maupun
kelengkapan atribut. Setiap jumat pagi dilakukan kegiatan
secara bergantian yaitu pengajian, gerak jalan jantung
sehat dan senam. Untuk mempererat ikatan persaudaraan
, tiap 3 bulan sekali diadakan pengajian sakinah dari
rumah ke rumah sehingga silaturahni sesama keluarga
besar SMA Muhammadiyah 1 Surakarta makin terjaga erat.
12
Gambar 7. Spiritual Building Training dan Latihan Dasar Kepemimpinan
(Sumber: Data Kesiswaan SMA Muhammadiyah 1 Surakarta 2019)
13
Sebelumnya tidak ada guru SMA Muhammadiyah 1
Surakarta yang mengikuti dan menjuarai lomba secara
perorangan namun mulai tahun 2016 ada guru mengikuti
lomba karya ilmiah pada HUT PGRI tingkat kota Surakarta
dan berhasil menjadi juara 2. Berikutnya tahun 2017 dan
2018 berturut-turut menjadi memperoleh juara 1 dan 2
juga di ajang yang sama. Berikutnya di olimpiade Ahmad
Dahlan 2 guru memperoleh juara 1 dan 2 dan ada 4 guru
yang masuk sebagai finalis dalam lomba karya tulis ilmiah
nasional.
Gambar 9. Umroh Gratis, Bantuan Umroh dan Reward bagi yang Berprestasi
(Sumber: Data Humas SMA Muhammadiyah 1 Surakarta 2019)
14
program-program sekolah.
Animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Hal tersebut nampak dari meningkatnya
pendaftar pada setiap Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB). Minat beberapa sekolah untuk studi banding ke
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dari dalam maupun luar
kota terus meningkat. Studi banding itu tidak sebatas
sesama jenjang pendidikan menengah atau SMA namun
ada juga beberapa sekolah dari jejang pendidikan dasar.
Beberapa kali sekolah lain meminta Pasukan Pengibar
Bendera (Paskibra) SMA Muhammaiyah 1 Surakarta
menjadi petugas upacara di sekolah mereka. Pada setiap
kegiatan kirab budaya dan perayaan 17 Agustus, Paskibra
selalu diminta menjadi “cucuk lampah” atau pembawa
umbul-umbul di barisan paling depan. Pasukan Kepandan
Hisbul Wathan dan PMR juga sering diminta menjadi
pelatih tamu sekolah lain. Selain itu minat beberapa
perguruan tinggi untuk bekerjasama dan meningkatkan
kerjasama dengan SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
semakin meningkat, baik dari perguruan tinggi negeri
maupun swasta, nasional maupun internasional.
15
DAFTAR PUSTAKA
Covey, S.R. 1989. The Seven Habits of Highly Effective
People, New York: Simon & Schuster
Deardorff, D.S., & Williams, G. 2006. Synergy Leadership in
Quantum Organizations. Fesserdorff Consultants.
Kanter, Rosabeth Moss. 1989.Swimming in newstreams:
Mastering innovation dilemmas. California.
Ensiklopedi Indonesia. 1997. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta: Pakhi Pamungkas.
European Journal of Contemporary Education. 2017. Modern
School Role in Human Potential Development. ISSN :
2305-6746
Iksan, Mohammad. 2013. Dukungan sosial pada prestasi
dan faktor penyebab kegagalan siswa SMP dan SMA.
Vol 10 No.1.
Sadirman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rajawali Pers.
ScienceDirect.Correlation between Body Mass Index and
Student Achievement. Vol. 174.
16
Tentang Penulis
Dr. Rahayuningsih, S.Pd, M.Pd.
Kepala SMA Muhammadiyah 1
Surakarta. Menyelesaikan S1 UNS
(1994), S2 UMS (2006), S3 UNY (2012).
Penulis 4 (empat) buku salah satunya
adalah buku “Kisah Inspiratif Guru
Berprestasi”, Narasumber Nasional
Guru Pembelajar PPKn SMA/SMK
(2015), Narasumber Nasional PKB PPKn
SMA/SMK (2017), dan Fasilitator
Nasional penulisan soal USBN (2017).
Prestasi dan penghargaan tingkat nasional : 1) Juara I LKG
bidang Humaniora (2013); 2) Juara I FIG PPKn SMA/SMK
(2015); 3) Juara I Guru PPKn SMA/SMK/MA/MAK
Anugerah Konstitusi (2015); 4) Juara I Diklat Penyegaran
Narasumber Nasional PKB PPKn SMA/SMK (2017); 5)
Juara III Pemilihan Kepala SMA Berprestasi (2019) ; 6)
Juara Favorite Wanita Inspiratif Natur-E Beauty Inside Out
(2014). Prestasi dan penghargaan tingkat provinsi : 1)
Juara I Pemilihan Kepala SMA Berprestasi (2019); 2) Juara
I Lomba Penelitian Tindakan Sekolah (2018); 3) Juara I
Guru PPKn SMA/SMK Berprestasi (2015); 4) Juara III Guru
SMK Berprestasi (2013); 5)Juara III Lomba Inobel Guru
SD/SMP/SMA/SMK (2014); 6) Juara II Lomba Inobel Guru
SMK (2012); 7) Juara II Lomba Inobel LPMP (2014). Prestasi
dan penghargaan tingkat kota : 1) Juara I Pemilihan Kepala
SMA Berprestasi (2019); 2) Juara I Pemilihan Guru PPKn
SMA/SMK Berprestasi (2015); 3) Juara I Pemilihan Guru
SMK Berprestasi (2014); 4) Juara I Pemilihan Guru SMK
Berprestasi (2013). Penulis dapat dihubungi melalui:
081329459899 (HP), 089619211777 (WA)
17
SCAFFOLDING KEMANDIRIAN SISWA
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
Pahrin Wirnadian
SMA Negeri 3 Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi
wirnadiansyah@gmail.com
18
sebagai siswa yang menikmati kapasitas untuk
menetapkan arah belajar mereka sendiri dan bertanggung
jawab atas pembelajaran mereka sendiri (Blidi, 2017).
Proses pelaksanaan program-program menjadi bagian
terpenting dalam upaya pencapaian sebuah prestasi
sekolah. Tanggung jawab guru bukanlah menunggu
dengan sabar agar siswa menjadi pembelajar aktif, tetapi
menunjukkan kepada mereka bagaimana menjadi
pembelajar mandiri (learner autonomy), dan mendorong
mereka untuk siap belajar sendiri (Teng, 2019). Seperti
pepatah mengatakan: “jika anda memberi ikan berarti anda
memberinya makan sehari, dan jika anda memberi pancing
berarti anda memberinya makan seumur hidup”.
Semua warga sekolah seharusnya didorong untuk
meningkatkan prestasi. Oleh sebab itu semua warga harus
disugesti, dibimbing melakukan sesuatu, dan diberi
kesempatan melakukannya berulang-ulang. Setelah
mendapatkan pengalaman pribadi, dan terbentuk sikap
mandiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi,
pastilah mereka akan memiliki tanggung jawab untuk
meneruskan kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah
terbangun secara berkesinambungan.
Scaffolding kemandirian siswa adalah dukungan
sementara dari orang yang lebih tua, lebih pintar, dan
sebagainya (Wood dkk, 1976) yang diberikan kepada siswa
pada Zone of Proximal Development (ZPD) siswa (Cazden,
1979) sehingga tumbuh sikap mandiri. Dimana penentuan
dukungan yang tepat untuk diberikan kepada siswa selalu
didasarkan pada penilaian dinamis (Belland, 2017),
sehingga siswa yang terisolasi secara sosial dapat
berkontribusi pada proses kelompok (Belland, 2018).
Memberikan scaffolding yang efektif bukanlah hal
yang mudah, karena guru sering kurang memperhatikan
kapan siswa sangat membutuhkan dukungan (Bliss dkk,
1996) dimana siswa mengungkapkan kebingungan,
kesalahpahaman, ketidakpastian, perjuangan, atau
kesulitan dengan masalah, konsep, atau prosedur (Arafeh
dkk, 2001) sehingga scaffolding dibutuhkan sebagai
penyesuaian dan pemanfaatan ide bersama yang berbeda
dengan transfer sederhana informasi dan keterampilan dari
guru ke siswa (Galbraith dan Rensaw, 2002), serta
19
membantu siswa tanpa mengurangi tantangan tugas
kognitif (Ferguson, 2012).
Sugesti
Kepala sekolah adalah seorang guru yang
mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber
daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat
didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan
bersama.
20
Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja
adalah sikap. Sikap terbentuk melalui bermacam-
macam cara, antara lain pengalaman yang berulang-
ulang, imitasi, sugesti, dan identifikasi. Sugesti dapat
diberikan secara verbal dengan kalimat seperti: 1). Kamu
pasti bisa jika kamu berpikir bisa; 2). Setelah kesulitan
pasti ada kemudahan; 3). Tidak ada masalah yang tidak
memiliki solusi;
21
Pembimbingan
Banyak yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan masalah ketika dihadapkan dengan
masalah yang sebelumnya belum pernah dia selesaikan.
Permasalahan yang kompleks, baru, dan tidak rutin,
membutuhkan cara yang kreatif dan inovatif dalam
menyelesaikannya.
22
Gambar 4. Pemberian Support (bimbingan) kepada siswa
Melaksanakan sendiri
Guru memiliki tanggung jawab untuk
pengembangan kesadaran belajar siswa dimana
pengalaman siswa memainkan peran penting dalam
perkembangan pendidikan mereka. Kemandirian siswa
muncul sebagai salah satu respon terhadap tantangan
23
pendidikan abad kedua puluh satu dalam kaitannya
dengan teori belajar mengajar, strategi pembelajaran,
dan pendekatan yang dapat memenuhi kebutuhan pasar
kerja.
Kemandirian dapat didefinisikan sebagai
kemampuan untuk mengambil alih atau melaksanakan
sendiri. Dengan memberikan peluang melaksanakan
sendiri memungkinkan siswa untuk mengembangkan
keterampilan dan strategi belajar mandiri. Beberapa fitur
yang menjadi ciri siswa yang bertanggung jawab adalah
mengambil resiko, refleksi diri, kesadaran diri,
kreativitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk berpikir
kritis dan analitis.
24
terhadap disiplin sekolah dengan pembuatan aturan
secara mandiri oleh siswa sehingga tidak ada alasan
untuk menolak aturan yang telah mereka sepakati
sendiri. Aturan tersebut diserahkan ke sekolah untuk
ditegakkan oleh tim disiplin sekolah. Setiap kelas
mengutus tiga orang terbaiknya untuk menjadi
perwakilan dalam membahas aturan sekolah untuk
siswa. Siswa membahas apa yang terbaik untuk diatur
agar sekolah menjadi tempat yang nyaman untuk
mereka mengalami belajar. Aturan tersebut diserahkan
oleh perwakilan siswa secara resmi pada saat upacara
kepada pihak sekolah untuk ditegakkan oleh tim disiplin
sekolah.
Pada kegiatan milad sekolah, pendanaan kegiatan
tidak bersumber dari dana sekolah tetapi diusahakan
mandiri oleh tim dengan membuat proposal ke berbagai
pihak serta mencetak kupon sebanyak 3000 lbr untuk
dijual seharga Rp. 10.000 /kupon. Hasil penjualan
kupon digunakan untuk mendanai kepanitiaan dan
hadiah didapatkan melalui sponsor dan sumbangan dari
berbagai pihak yang tidak mengikat, yang terdiri dari
pejabat pemerintah, tokoh masyarakat, lembaga
dan/atau instansi lain yang tidak mengikat.
Kegiatan perpisahan yang dilaksanakan secara
mandiri diawali dengan berkumpulnya semua ketua
kelas XII sebagai inisiator kegiatan. Disepakati untuk
mengundang perwakilan kelas, masing-masing 5 orang
untuk pembentukan panitia pelaksana. Panitia yang
ditunjuk membuat rancangan kegiatan dan anggaran
yang dibutuhkan dilanjutkan dengan mengundang
semua siswa melaksanakan rapat besar untuk
membahas dan menyepakati rancangan kegiatan dan
anggaran yang telah ditentukan. Panitia menyampaikan
program kepada sekolah dan masing-masing siswa
meminta persetujuan orang tua yang dibuktikan dengan
membuat surat persetujuan. Anggaran yang disepakati
dikumpulkan, dibelanjakan, dan
dipertanggungjawabkan oleh panitia pelaksana.
Perpisahan dilaksanakan dengan mengundang semua
warga sekolah, orang tua wali siswa kelas XII, tokoh-
tokoh masyarakat setempat, dan aparatur pemerintah
25
setempat.
Penguatan berorganisasi siswa dimulai dengan
penataan kembali OSIS. Pengurus OSIS dibimbing
untuk membuat program sendiri yang terbaik,
dilaksanakan sendiri, mencari anggaran secara mandiri,
membuat pertanggung jawaban kegiatan dan tidak boleh
takut dengan kendala, karena kendala untuk dihadapi,
dilewati, bukan untuk dihindari. Pendewasaan dalam
berorganisasi adalah ketika mereka mampu
memecahkan masalah dan melewati kendala yang
dihadapi. Setelah menetapkan program dan Rencana
Anggaran satu tahun ke depan, OSIS menyerahkan
program tersebut ke sekolah untuk dipilah mana yang
bisa dianggarkan dari dana BOS dan selebihnya
diberikan kepada komite sekolah untuk dirapatkan
dengan orangtua wali murid. Penggunaan dan
pertanggung jawaban dana sumbangan dikelola
langsung oleh OSIS dengan pembinaan para guru. Dana
OSIS diperuntukkan untuk membiayai semua kegiatan
ekstrakurikuler dan pengembangan diri yang tidak
teranggarkan dengan dana sekolah.
Secara umum, semua kegiatan kesiswaan
diarahkan untuk dilaksanakan secara mandiri agar
tumbuh rasa tanggung jawab yang tinggi dan mendorong
terciptanya prestasi, baik akademik seperti olimpiade
sains maupun non-akademik seperti olahraga dan seni,
serta bidang keagamaan dan kewiraan.
Pengalaman Pribadi
Proses mencoba melaksanakan sendiri
seharusnya membuat siswa mendapatkan pengalaman
pribadi yang pasti melekat kuat dalam ingatannya.
Pengalaman pribadi tersebut akan membawa pengaruh
dan perubahan pada diri siswa dalam menghadapi
perubahan zaman. Orang bijak mengatakan
“pengalaman adalah guru yang paling berharga” karena
apa yang telah dialami membuat siswa lebih dewasa
untuk menentukan sikap dalam mengambil keputusan.
26
Gambar 6. Kegiatan Siswa Merasionalisasi Anggaran Perpisahan
Mandiri
Tiga komponen utama yang menentukan
pembelajaran mandiri dapat diidentifikasi sebagai
kemampuan, keinginan, dan kebebasan. Kemampuan
mengacu pada keterampilan dan pengetahuan pelajar
dalam belajar. Keinginan mengacu pada intensitas niat
pelajar untuk belajar atau melaksanakan tugas belajar
tertentu yang dimulai dengan tujuan tertentu.
Kebebasan mengacu pada sejauh mana peserta didik
27
diizinkan untuk mengendalikan pembelajaran mereka,
baik oleh agen tertentu dalam proses pembelajaran atau,
lebih umum, oleh situasi belajar di mana mereka
mengidentifikasi diri mereka sendiri (Teng, M.F, 2019).
Menjadi mandiri tidak diperoleh secara
mendadak. Siswa tidak tiba-tiba menjadi mandiri.
Mereka lebih suka terlibat dalam proses yang secara
bertahap mengarah pada kemandirian. Dalam proses ini,
siswa harus siap berinteraksi dengan keterampilan yang
diajarkan melalui intervensi pendidikan dan berbagi
pengalaman. Dianggap demikian, kemandirian siswa
adalah hasil yang diperoleh sebagian dan sebagian
bawaan.
Peningkatan Prestasi
Perubahan besar terjadi dalam penegakan disiplin
sekolah dimana siswa menjadi lebih patuh dengan aturan
yang telah mereka sepakati sendiri. Penegakan disiplin
tidak hanya oleh guru tetapi melibatkan juga perwakilan
siswa setiap kelas yang menjadi duta disiplin sekolah.
Semakin lama semakin dikenal oleh warga dan masyarakat
sebagai sekolah yang memiliki disiplin tinggi. Jam 07.00
WIB sudah dilaksanakan apel pagi untuk cek kehadiran
dan pembiasaan dan jam 15.45 WIB apel sore untuk cek
absensi di hari tersebut. Pakaian siswa dan penampilan
siswa semakin rapi, serta tumbuh sikap sopan dan santun
yang semakin lama semakin kuat hingga menjadi ciri
sekolah. tidak adalagi perkelahian antar siswa, minuman
keras, dan pelecehan seksual terhadap siswa di sekolah
karena hal tersebut digolongkan pada pelanggaran berat
yang menyebabkan siswa bisa langsung dikembalikan ke
orang tua.
Semakin meningkatnya prestasi siswa dikarenakan
siswa menjadi lebih mandiri dalam mengelola setiap
kegiatannya. Setelah memasuki tahun ketiga, kerja keras
mulai membuahkan hasil yang luar biasa dimana OSIS
bisa menyelenggarakan Milad akbar ke 17 tahun 2015
menghadirkan ribuan masa didepan kepala daerah dalam
momen jalan santai dengan hadiah utama motor, dan
hadiah lainnya seperti kulkas, mesin cuci, televisi, dan
ratusan hadiah lainnya. Kegiatan milad ke 17 terlaksana
28
berkat kegigihan dalam mencari sponsor untuk mendanai
kegiatan tersebut, tanpa harus bergantung pada anggaran
sekolah, dan program unggulan tersebut berlanjut setiap
tahun. Pada milad tahun 2016 kegiatan unggulannya
sunatan massal gratis terhadap 54 anak tidak mampu
(daftar terlampir). Pada milad tahun 2017 kegiatan open
turnamen Volley Ball yang dibuka oleh kapolres dan
berjalan sukses.
Perpisahan mandiri oleh siswa adalah perpisahan
yang sangat inovatif, megah, meriah, dan berjalan sangat
baik sesuai dengan imajinasi siswa yang melebihi
ekspektasi para guru. Kegiatan ini mendapat apresiasi
positif dari berbagai pihak, karena melatih siswa untuk
mampu mengelola sebuah kegiatan secara mandiri tanpa
memberatkan sekolah untuk membuat pertanggung
jawaban kegiatan. Semua siswa tampak bahu membahu
dengan kompak sesuai dengan tanggung jawabnya masing-
masing dalam pelaksanaan kegiatan ini sehingga nampak
seperti dikelola dengan sangat professional hingga akhir
kegiatan.
Pada tahun 2018, OSIS mendapat kepercayaan dari
orang tua siswa untuk mengelola anggaran secara mandiri
dengan nilai lebih kurang 288 juta dalam satu tahun.
Kepercayaan luar biasa kepada OSIS untuk
mengumpulkan sumbangan, mengelola anggaran, dan
mempertanggung jawabkan anggaran tersebut adalah bukti
keberhasilan dalam pembinaan keorganisasian siswa
melalui program OSIS mandiri. Kesuksesan terbesar
mereka adalah ketika ketua OSIS periode 2016/2017 dan
2018/2019 mendapat kesempatan terpilih mengikuti
kegiatan Pelatihan Kawah Kepemimpinan di Bogor
mewakili provinsi jambi, dan pada awal tahun 2019
menjadi juara 1 dalam lomba Leadership Plan Competition
tingkat provinsi di Universitas Jambi dengan mengusung
tema OSIS Mandiri.
Prestasi pramuka adalah menjadi juara umum Lomba
Susur Halang Rintang Pramuka (LSHRP) tingkat provinsi 3
tahun berturut-turut sehingga piala bergilir LSHRP
menjadi piala tetap di tahun 2017. Tahun 2018 dan 2019
pramuka meraih prestasi juara umum 2 dan juara umum 1
di pershanda se-sumatra dan jawa di Palembang dan
29
merupakan prestasi tertinggi sekolah hingga saat ini. Pada
tahun 2019 ini, ada 3 siswa dari 9 mapel yang dilombakan
lolos mengikuti seleksi olimpiade sains tingkat provinsi
sebagai utusan kabupaten. Peraih juara 1 monolog, juara 1
lomba renang putri, juara 2 lomba lari, dan juara 2 bulu
tangkis putri, tingkat kabupaten.
Rohis menjadi juara umum 1 selama 2 tahun
berturut-turut pada kegiatan Mabid se-Tanjung Jabung
Timur. Begitu juga dengan prestasi Palang Merah Remaja
(PMR) yang meraih juara umum di tingkat kabupaten dan
juara umum 2 ditingkat provinsi. Prestasi lainnya adalah
juara 3 lomba fotografi tingkat provinsi yang dilaksanakan
oleh dinas lingkungan hidup. Juara 2 lomba Drumband,
juara 1 Stand-Up Comedy dan dalam rangka memperingati
hari ulang tahun kabupaten tanjung jabung timur.
Akreditasi sekolah yang berada pada posisi nilai A dan
berbagai prestasi akademik dan non-akademik
memperkuat alasan untuk dinas pendidikan provinsi
mengusulkan SMA Negeri 3 Tanjung Jabung Timur
menjadi salah satu Sekolah Zonasi dan setelah melalui
seleksi yang dilakukan maka Direktur Pembinaan Sekolah
Menengah Atas melalui Surat Keputusannya Nomor:
4243.1/D4/2019 menetapkan SMA Negeri 3 Tanjung
Jabung Timur menjadi satu dari 12 sekolah yang
ditetapkan menjadi Sekolah Zonasi di Provinsi Jambi. Jadi,
jelas terlihat bahwa Scaffolding Kemandirian Siswa dapat
meningkatkan prestasi SMA Negeri 3 Tanjung Jabung
Timur.
30
Daftar Pustaka
Agustian, A.G. 2010. Rahasia Sukses Membangun
Kecerdasan Emosional dan Spiritual. Jakarta: Arga
Publishing.
Belland, B. R. 2014. Scaffolding: Definition, current debates,
and future directions. In J. M. Spector, M. D. Merrill, J.
Elen, & M. J. Bishop (Eds.), Handbook of research on
educational communications and technology (4th edn.,
pp. 505–518). New York: Springer.
Belland, B. R., Glazewski, K. D., & Richardson, J. C. 2011.
Problem-based learning and argumentation: Testing a
scaffolding framework to support middle school students’
creation of evidence-based arguments. Instructional
Science, 39, 667–694. https://doi.org/10.1007/s11251-
010-9148-z.
Belland, B. R., Kim, C., & Hannafin, M. 2013. A framework
for designing scaffolds that improve motivation and
cognition. Educational Psychologist, 48, 243–270.
https://doi.org/10.1080/ 00461520.2013.838920
meta-analysis to synthesize the influence of contexts of
scaffolding use on cognitive outcomes in STEM
education. Review of Educational Research, 87(6), 1042–
1081. https://doi.org/10.3102/ 0034654317723009.
Belland, B. R., Walker, A. E., Kim, N. J., & Lefler, M. 2017.
Synthesizing results from empirical research on
computer-based scaffolding in STEM education: A meta-
analysis. Review of Educational Research, 87(2), 309–
344. https://doi.org/10.3102/0034654316670999
Belland, B.R,. & Weiss. D.M,. & Kim, N.J,. & Piland, J & Gu,
J. 2018. An Examination of Credit Recovery Students’
Use of Computer-Based Scaffolding in a Problem-Based,
Scientific Inquiry Unit. Int J of Sci and Math Educ (2019)
17:273–293 https://doi.org/10.1007/ s10763-017-
9872-9
Belland, B.R,. 2017. Instructional Scaffolding: Foundations
and Evolving Definition. In Instructional Scaffolding in
STEM Education, DOI 10.1007/978-3-319-02565-0_2
31
Blidi, S. 2017. Collaborative Learner Autonomy (A Mode of
Learner Autonomy Development). Singapore: Sprinnger.
(eBook) DOI 10.1007/978-981-10-2048-3
Bliss, J., Askew, M., & Macrae, S. 1996. Effective teaching
and learning: Scaffolding revisited. Oxford Review of
Education, 22 (1), 37-61.
Cazden, C. 1979. Peekaboo as an instructional model:
Discourse development at home and at school. Palo Alto:
Stanford University Department of Linguistics.
Carayannis, E.G, & Samara, E.T, & Bakouros, Y.L,. 2015.
Innovation and Entrepreneurship (Theory, Policy and
Practice). Switzerland: Springer. DOI 10.1007/978-3-
319-11242-8
Djalal, D.P. 2010. Harus Bisa (Seni Memimpin Ala SBY).
Jakarta: R & W.
Drucker, P. F. 1967. The effective executive. New York:
Harper & Row.
Ferguson, S,. 2012. Challenges in Responding to Scaffolding
Opportunities in the Mathematics Classroom. In J.
Dindyal, L. P. Cheng & S. F. Ng (Eds.), Mathematics
education: Expanding horizons (Proceedings of the 35th
annual conference of the Mathematics Education
Research Group of Australasia). Singapore: MERGA.
Goos, M., Galbraith, P., & Renshaw, P. 2002. Socially
mediated metacognition: Creating collaborative zones of
proximal development in small group problem solving.
Educational Studies in Mathematics, 49, 193-223.
Gunawan, H. 2017. Pendidikan Karakter (Konsep dan
Implementasi). Bandung: Alfabeta.
Hendarman dan Rohanim, 2018. Kepala Sekolah Manajer
(Teori dan Praktek). Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Kimball, W,. 1967. Introduction to Educational
Administration. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Knain, E & Turmo, A 2002. 8 Self- Regulated Learning.
(Online). Tersedia dalam: www.pisa.no/kap8.pdf.
Kompri. 2017. Standarisasi Kompetensi Kepala Sekolah
(Pendekatan Teori untuk Praktik Profesional). Jakarta:
Kencana
Mehregany, M,. 2018. Innovation for Engineers (Developing
Creative and Entrepreneurial Success). Switzerland:
Springer. https://doi.org/ 10.1007/978-3-319-66529-
32
0
Rahmah, N. 2017. Pengantar Manajemen Pendidikan
(Konsep dan Aplikasi Fungsi Manajemen Pendidikan
Perspektif Islam). Malang: Madani
Saitis,C & Saiti. A,. 2018. Leadership and Leaders. In C.
Saitis, A. Saiti, Initiation of Educators into Educational
Management Secrets, DOI 10.1007/978-3-319-47277-
5_4
Sergiovanni, T.J. 1987. Educational Governance and
Administration. New York. Prentice-Hall, Inc.
Teng, F. 2019. Autonomy, Agency, and Identity in Teaching
and Learning English as a Foreign Lenguange.
Singapore: Springer. (eBook)
https://doi.org/10.1007/978-981-13-0728-7
Tilman, K.J & Weiss, M 2000. Self-Regulated Learning as
Cross-Curriculer Competence (PISA). (Online). Tersedia
dalam: www.pisa.no/pdf.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sitem Pendidikan Nasional. Jakarta: Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003.
Van de Pol, J, & Volman, M, & Beishuzen, J,. 2010.
Scaffolding in Teacher–Student Interaction: A Decade of
Research. Educ Psychol Rev. DOI 10.1007/s10648-010-
9127-6
Wang, S,. 2019. School heads’ transformational leadership
and students’ modernity: the multiple mediating effects
of school climates. Asia Pacific Education Review.
https://doi.org/ 10.1007/s12564-019-09575-3
Wolters, C., Pintrich, P., & Karabenick, S. 2005. Assessing
academic self-regulated learning. In K. Moore & L.
Lippman (Eds.), What do children need to flourish?
Conceptualizing and measuring indicators of positive
development (pp.251 - 270). New York: Springer.
Wood, D., Bruner, J. S., & Ross, G. 1976. The role of
tutoring in problem-solving. Journal of Child
Psychology and Psychiatry and Allied Disciplines, 17,
89–100.
33
Tentang Penulis
34
KOMUNIKASI PERSUASIF
MENINGKATKAN KARAKTER DAN
PRESTASI SEKOLAH
R. Bambang Aryan Soekisno
Kepala SMA Negeri 1 Kota Bogor
bambang_aryan@yahoo.com
42
Gambar 1. Alur Strategi Kopi Manis
1. Perencanaan Sauyunan
Perencanaan dilakukan pada awal tahun pelajaran
baru. Perencanaan bertujuan untuk melakukan analisis
kebutuhan, penyusunan program kerja, menyusun
perencanaan kegiatan secara rinci dan sistematis, waktu
kegiatan, personil yang terlibat, dan sejenisnya. Keluaran
dari perencanaan adalah program kerja tahunan.
Pelaksanaan perencanaan pada Startegi Kopi Manis dapat
dilihat pada tabel berikut.
44
dengan membicarakan hal-hal menyenangkan lalu
berlanjut pada evaluasi hasil pemantauan lapangan.
Selanjutnya, secara formal setelah kegiatan dilaksanakan
pada setiap bidang dilakukan evaluasi melalui laporan
pertanggungjawaban secara berkala setiap enam bulan.
Kegiatan yang dilakukan bila mencapai target capaian akan
diberikan penghargaan dan yang belum mencapai target
dibuat rencana tindak lanjut.
4. Pengontrolan Rereongan
Pengontrolan rereongan berarti semua komponen
yang ada di sekolah secara berkolaborasi dilibatkan dalam
kegiatan monitoring selama penyusunan perencanaan, dan
pelaksanaan kegiatan, juga pada tahap evaluasi akhir
ketercapaian target.
Adapun peran komponen sekolah dalam pengontrolan
bisa dilihat pada Tabel 2. Setiap komponen sekolah
memiliki peran dalam melakukan monitoring dan evaluasi
ketercapaian target-target yang telah ditetapkan dalam
45
setiap kegiatan. Orangtua turut pula berpartisipasi dalam
kegiatan monitoring dan evaluasi, menjadi kontrol sosial
juga sebagai pengguna dari kebijakan sekolah.
49
Daftar Pustaka
Azwar, S. 2016. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya.
Yogyakarta : Liberty
Danadibrata. 2006. Kamus Basa Sunda. Bandung : Kiblat
Buku Utama
Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum.
Jakarta : Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Indonesia. 2008. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Garliah, L. dan Nasution, F.K. 2005. Peran Pola Asuh Orang
Tua dalam Motivasi Berprestasi. Jurnal Psikologia.
Megawangi, R. 2005. Pendidikan Holistik. Cimanggis:
Indonesia Heritage Foundation.
Mulyana, D. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Setiawan, H. 2015. Malapah Geudang. Pikiran Rakyat 15
Desember. Halaman 26.
Wilson, J. H. 2010. Authority in the 21st Century: Likert’s
System 5 Theory. Emerging Leadership Journeys, Vol. 3
Iss. 1, 2010, pp. 33-41.
50
Tentang Penulis
Dr. R. Bambang Aryan Soekisno, M.Pd. Lahir di Bogor 6
Februari 1970. Anak keenam dari enam bersaudara,
pasangan Bapak Soekisno dan Ibu Marhawati. Pendidikan
Sekolah Menengah Atas diselesaikan di
SMA Negeri Leuwiliang, lulus tahun
1988. Melanjutkan Pendidikan D3
jurusan Pendidikan Matematika
ditempuh di Institut Pertanian Bogor,
lulus tahun 1991. Pendidikan Sarjana
(S1) di Universitas Pendidikan
Indonesia, lulus tahun 1998. Setelah itu
melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di
Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia program studi
Pendidikan Matematika, lulus tahun 2002 dan tahun
2015. Pada tahun yang sama diangkat menjadi Kepala SMA
Negeri 10 Kota Bogor. Pada tahun 2017 diangkat menjadi
Kepala SMA Negeri 1 Kota Bogor. Penulis buku pelajaran
matematika SMA tahun 20114 dan 2019. Juara pertama
kepala sekolah berprestasi tingkat Provinsi tahun 2019.
Juara kedua kepala sekolah berprestasi tingkat nasional
tahun 2019. Penulis dapat dihubungi melalui nomor HP
081284788488.
51
PENINGKATAN PENDIDIKAN
KARAKTER MELALUI
KEWIRAUSAHAAN
Ermizar
SMA Negeri 2 Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat
ermizarrahman@gmail.com
52
Sekolah sebagai wahana pendidikan haruslah mampu
menjadi akselator dalam mengejar berbagai ketinggalan
serta mampu melatihkan berbagai kompetensi pada
siswanya. Peran sekolah sangat diperlukan dalam aspek
ini. Masing-masing siswa memiliki kemampuan dan bakat
yang perlu mendapat dukungan dari sekolah, orang tua
dan masyarakat. Untuk itu perlu upaya dalam
membangkitkan semangat siswa melalui kegiatan yang
kreatif dan inovatif dengan dasar pengembangan
kemampuan dan peningkatan keterampilan siswa
selayaknya berdasarkan berbagai peluang dan persaingan
global. Tujuannya agar siswa nantinya menjadi pribadi
yang tangguh dalam menghadapi berbagai kompetisi dunia.
Harapannya bagaimana sekolah berupaya mengakomodir
tuntutan masyarakat akan pendidikan yang membekali
siswanya dengan kecakapan hidup melalui pendidikan
berbasis luas. Artinya pendidikan dapat memanfaatkan apa
yang dimilikinya secara luas tidak hanya saja lingkungan
sekitar akan tetapi juga disertai dengan ilmu pengetahuan
serta penanaman pendidikan karakter untuk kepentingan
eksplorasi pendidikan itu sendiri.
Tuntutan perkembangan kebutuhan masyarakat
Indonesia di masa depan terkait dengan era teknologi
informasi dan globalisasi berakar pada sumber daya
manusia. Mutu sumber daya manusia sangat menentukan
system kehidupan sosial, ekonomi, agama, teknologi dan
lain sebagainya. Oleh sebab itu manusia pada dasarnya
dituntut menjadi pribadi yang berkualitas yaitu pribadi
yang utuh dan tangguh serta memiliki keungulan-
keunggulan dengan nilai ilmu pengetahuan agar mampu
menghadapi dan memecahkan masalah dalam kehidupan.
Dengan demikian juga nantinya dituntut untuk mampu
berkompetisi dan melakukan kemajuan-kemajuan yang
bermuara pada perubahan kehidupan. Hal tersebut di atas
juga ditopang dengan adanya keahlian dalam berbagai
bidang serta didukung oleh keterpaduan dan
keseimbangan ilmu pengetahuan, fisik motorik dan sosial
emosional.
Jika dilihat dari perkembangan pendidikan SMA
dewasa ini, rata-rata sekolah cenderung melaksanakan
program yang konvensional. Program yang ada di sekolah
53
belumlah mengakomodir peningkatan minat dan bakat
siswa sehingga kegiatan sekolah menjadi sesuatu yang
membosankan bagi siswa apalagi saat ini siswa menuntut
adanya program yang bersifat kekinian yang mengcover
keinginan mereka akan kemajuan dan tuntutan zaman
millennial. Siswa SMA harus memiliki kemampuan dalam
bidang teknologi dan mengalami percepatan informasi dan
media. Hal ini haruslah menjadi perhatian khusus bagi
sekolah, sekolah harus mampu menyususun program yang
dapat meningkatkan kemampuan dan pengembanagan diri
siswa .Pengembangan program yang yang inovatif, meman-
faatkan lingkungan sebagai sumber belajar, serta mampu
meningkatkan nilai-nilai karakter bagi siswa itu sendiri.
Pada dasarnya banyak kegiatan yang inovatif dapat
dilakukan oleh sekolah dalam menciptakan karya-karya
siswa yang memiliki nilai finansial. Siswa yang nantinya
menamatkan pendidikan di SMA memiliki pengalaman
nyata dalam hal kecakapan hidup, sebagai modal
keterampilan bagi siswa melanjutkan ke Perguruan Tinggi
maupun bagi siswa yang tidak melanjutkan pedidikan ke
Perguruan Tinggi.
Pendidikan Kewirausahaan
Fenomena yang terjadi di SMA Negeri 2 Kota
Bukittinggi, selama ini belum ada kegiatan-kegiatan dan
program yang mengakomodasi peningkatan kemampuan
siswa dalam hal pengembangan minat dan bakat. Kegiatan
yang terlaksana cenderung monoton. Sekolah belum
menjadi akselerator dalam mengejar berbagai ketinggalan
untuk meningkatkan kemampuan siswa yang kaitannya
dalam persaingan global nantinya. Selama ini program
kegiatan yang ada di sekolah hanya berupa proses
pembelajaran biasa, beban tugas dari pembelajaran
tersebut membuat siswa merasa bosan akan proses yang
ada di sekolah. Sekolah belum mampu melahirkan
program yang menyenangkan bagi siswa serta dapat
menumbuhkan nilai-nilai karakter dari siswa itu sendiri
seperti nilai-nilai tanggung jawab, kerja sama, kedisiplinan
dan kemampuan sosial dalam berinterksi dengan
lingkungan. Selain itu belum ada program yang kreatif dan
inovatif dalam mengcover kebutuhan siswa dalam
54
mengembangkan potensi yang dimikinya. Sekolah belum
memberi peluang bagi siswa untuk memiliki keterampilan
yang nantinya dapat mereka implentasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan
program yang dapat mengakomodir hal tersebut, maka
sekolah merancang dan melaksanakan sebuah program
terbaik dengan judul “Parak Kunsi Untuk Meningkatkan
Nilai Karakter di SMA Negeri 2 Kota Bukittinggi”yaitu suatu
program yang disusun untuk mengembangkan bakat dan
kertampilan siswa melalui Kewirausahaan.
Sampai saat ini konsep kewirausahaan masih terus
berkembang. Kasmir (2006) mengatakan bahwa
kewirausahaan merupakan kemampuan menciptakan
suatu kegiatan usaha. Dalam hal ini memerlukan adanya
kreativitas dan inovasi serta mampu memodifikasi dari
sesuatu hal yang telah ada sebelumnya sehingga dapat
dijadikan dasar, strategi, kekuatan dan modal untuk
mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2006: 2).
Peluang sukses di masa depan dapat diraih apabila
seorang wirausaha benar-benar memanfaatkan peluang
dengan baik dan mempunyai disiplin diri.
55
Parak Kunsi untuk Meningkatkan Nilai Karakter Di
SMA Negeri 2 Kota Bukittinggi
Parak Kunsi merupakan kependekan dari Program
Kegiatan Kewirausahaan Saling Bersinergi yang digunakan
untuk meningkatkan nilai karakter di SMA Negeri 2 Kota
Bukittinggi. Parak Kunsi berasal dari bahasa Minangkabau
yang mana Parak adalah ladang atau lahan yang dapat
digarap untuk mampu menghasilkan sesuatu yang
nantinya berguna bagi kesejahteraan kaum kerabat.
Sedangkan Kunsi yang berarti bekerja sama atau bekerja
secara bersama-sama. Parak Kunsi memiliki filosofi adalah
sebuah ladang atau lahan yang digarap dan diolah secara
bersama-sama dengan bentuk gotong royong kaum di
Minangkabau. Tujuan dari pengolahan secara bersama ini
agar kaum kerabat memiliki tanggung jawab untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota kaumnya.
Nilai sinergisitas dan filosofi inilah yang digunakan
di SMA Negeri 2 Kota Bukittinggi dalam meningkatkan
kualitas pendidikan. Sekolah sebagai sebuah wadah yang
menjadi lahan untuk digarap secara bersama-sama oleh
warga sekolah untuk meningkatkan kesejahteraan warga
sekolah itu sendiri. Sekolah haruslah inovatif dalam
mengolah lahan tersebut, program sekolah juga harus
kreatif ibarat sebuah ladang yang tidak selalu ditanami
dengan tanaman yang sama setiap musimnya. Tujuannya
agar program yang dibuat sekolah memang dilandasi oleh
kebutuhan warganya salah satunya adalah Pendidikan
Kewirausahaan.
Parak Kunsi dirancang dengan memiliki 4 program
kegiatan. Ke empat program tersebut memiliki nilai dan
makna dalam pelaksanaanya. Program tersebut yaitu :
1. Kweek Company
Kweek Company merupakan sebuah program dengan
tema mini company (perusahaan kecil) di sekolah. Adalah
sebuah perusahan kecil yang pengelolaannya berada
ditangan siswa. Siswa diajak dan diajarkan bagaimana
menjadi bagian dari sebuah manajemen pengelolaan.
Kompetensi manajemen dan manajerial diterapkan bagi
siswa mulai dari perencanaan, pengorganisasian, produksi,
penjualan, pelaporan dan pembukuan yang nantinya siswa
bertanggung jawab terhadap pengolaan perusahaan
56
tersebut. Kweek Company diartikan sebagai perusahaan
raja, yang mana SMA Negeri 2 Kota Bukittinggi dulunya
merupakan sekolah bangsawan pada masa Belanda.
Pelaksanaan program ini dimulai dari perencaan yang
matang oleh guru dan kepala sekolah. Guru dilibatkan
dalam membangun perusahaan tersebut, dimana guru
membentuk tim pengembang dan penanggung jawab.
Selanjutnya guru melibatkan siswa untuk dapat bekerja
dalam perusahan yang dibangun tersebut. Sekolah
memberikan fasilitas tempat khusus untuk Kweek
Company. Siswa dilatih dan didik untuk dapat
menjalankan perusahan dengan baik. Dimana terbeih
dahulu dibentuk tim penyelenggara yang terdiri dari siswa
dan guru. Selanjutnya dibuat struktur organisasi
personalia perusahaan mulai dari manajer perusahan
sampai kepada staf divisi. Perusahan bertanggung jawab
terhadap modal yang telah diberikan sekolah yang
nantinya akan dilaporkan pada setiap tahap kegiatan.
Kweek Company melatih siswa untuk menjadi
pimpinan, kepala bagian, staf dan lain-lain. Layaknya
sebuah perusahan, siswa juga dididik untuk dapat
menggunakan modal usaha dalam bidang produksi,
distribusi dan lain sebagainya. Produk yang dihasilkan
disini merupakan produk yang telah bekerjasama dengan
kelompok produksi yang ada disekolah. Dimana nantinya
kweek companylah yang akan membantu memasarkan dan
memberikan bantuan modal bagi kelompok usaha tersebut.
Pekerjaan pada kweek company dilandasakan pada
SOP pelayanan yang tepat. Siswa diajarkan dapat
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tupoksi mereka
masing-masing. Kweek Company memiliki jam operasional
terjadwal dan tersusun dengan baik sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan bersama. Nantinya
perusahan juga bekerja sama dengan badan usaha lainnya
yang terdapat di sekitar sekolah seperti distro, kantor
dinas, alumni, usaha masyarakat dan orang tua dan lain
sebagainya.
57
Gambar 1. MoU dan Nota pesanan pada Kweek Company
(Sumber : Dokumen Kweeks Company)
58
2. Taratak
Taratak diminangkabau mengandung arti bercocok
tanam. Program ini merupakan kolaborasi antara disiplin
ilmu tertentu dengan keterampilan. Siswa diarahkan untuk
melakukan budidaya tanaman dengan memanfaatkan
lahan yang ada di sekolah. Pada program ini guru dan
siswa bekerjasama dalam pengelolaan budidaya tanaman
tersebut. Adapun tanaman yang dibudidayakan anatara
lain seperti jamur, strobery dan tanaman lain yang dapat
ditanam secara hydroponic. Hasil dari kegiatan ini
nantinya akan diolah dan dipasarkan. Kegiatan ini juga
telah bekerjasama dengan pihak terkait di luar sekolah.
Pelaksanaan program ini dengan membentuk tim
yang akan bertanggung jawab pada pelaksanaan. Program
ini menggunakan disiplin ilmu bidang biologi, pertanian
dan juga bidang keterampilan. Siswa diarahkan untuk
dapat memanfaatkan lahan sekolah yang bisa digunakan.
Budidaya yang lakukan yaitu jamur, strobery dan juga
hydroponic. Terlebih dahulu siswa dibekali dengan
pengetahuan tentang budidaya tanaman tersebut. Siswa
juga diarahkan untuk memanajeman kegiatan agar
kegiatan yang diakukan mencapai target yang telah
ditetapkan. Siswa diajarkan mulai dari awal pembuatan
baklok sampai dengan cara memanen serta penjualan
produk dari tanaman jamur, begitu juga dengan tanaman
strowbery.
Program ini memberikan keterampilan kepada siswa
tentang budidaya tanaman yang dapat menghasilkan dan
memiliki nilai finansial. Agar nantinya keterampilan
tersebut dapat mereka implentasikan dalam kehidupannya.
Serta melatih disiplin dan tanggung jawab siswa terhadap
proses kegiatan yang mereka lakukan.
59
Gambar 4. Hidroponik Tanaman Sayuran
60
Gambar 6. Budidaya Jamur
61
difasilitasi sekolah. Produk yang dihasilkan oleh siswa
harus memperhatikan nilai estetika dan nilai finansial agar
nantinya produk tersebut dapat dipasarkan dan menjadi
lahan usaha bagi siswa. Kegiatan ini juga bekerjasama
dengan orang tua, masyarakat serta alumni dan sebagai
tenaga ahli dan juga nantinya sebagai pangsa pasar dalam
penjualan produk.
Target capaian dari program ini adalah dimana siswa
mampu memiliki pengetahuan tentang produk lokal yang
memiliki nilai finansial sebagai lahan usaha. Sasaran
utamanya adalah siswa memliki keterampilan bagaimana
cara membuat produk tersebut secara berkulitas dan
nantinya mampu memasuki dunia usaha sebagai lahan
pemasaran.
63
Gambar. 10 Siswa Mencetak Mug Pres
Daftar Pustaka
65
Tentang Penulis
66
PEMBERDAYAAN PAGUYUBAN UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
Jaka Tumuruna
SMAN 4 Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
tumurunajaka @yahoo.co.id
69
1) Bagi sekolah, memberikan sumbangan untuk
memperbaiki kualitas proses pengembangan potensi
peserta didik.
2) Bagi guru, memperbaiki pelayanan pada siswa.
3) Bagi siswa, meningkatkan motivasi dalam
mengembangkan potensi dirinya.
4) Bagi orangtua, membimbing dan membangkitkan
minat belajar anaknya.
70
Gambar 1. Pertemuan orang tua siswa dengan wali kelas, kepala sekolah dan
komite
b. Kelas Inspirasi
Dari anggota paguyupan orang tua siswa, terdapat
beberapa orang tua yang profesional dalam bidang
olahraga maupun profesi lain. Satu semester sekali
dilakukan kelas inspirasi. Tokoh yang memberikan
pembelajaran yaitu Agus Priyabodo, selaku Sekretaris
Komite. Beliau memberikan motivasi pada siswa dengan
membeberkan keberhasilan beliau serta keberhasilan
putrinya yang merupakan alumni kelas khusus
olahraga. Pada kesempatan lain, Aris Priyanto,.
memberikan materi tentang peluang dan tantangan
cabang olahraga atletik.
72
anak dilakukan dalam kelas orang tua. Kelas orang tua
dapat diberikan oleh orang tua profesional yang memiliki
pengalaman keberhasilan mendidik anak atau para ahli
yang memiliki strategi mendidik anak yang baik. Kelas
Orang tua dilaksanakan dua kali dalam satu tahun
sekal. Diharapkan dengan bekal pengetahuan tersebut,
orangtua dapat mendampingi putra-putrinya dengan
baik.
d. Pertemuan Khusus
Pertemuan khusus orang tua dilaksanakan apabila
terdapat permasalahan yang perlu didiskusikan.
Pertemuan khusus dipimpin oleh kepala sekolah,
dihadiri guru BK, dan wali kelas. Hasil yang
diharapkan yaitu siswa mengalami perubahan sikap
maupun nilai menjadi lebih baik.
75
Tabel 1. Rekap Data Motivasi Siswa KKO Sebelum dan Sesudah
pemberdayaan POTSIS
Ya Tidak Gai 5
Sebelum Setelah Sebelum Setelah n Peningkat
Item Pertanyaan
Perlakua Perlakua Perlakua Perlakua scor an
n n n n e
Motivasi Belajar 12 5
4 11 7 43,75
Fokus dalam PBM 12 6
4 10 6 37,50
Ketuntasan Belajar KKM 11 4
5 12 7 43,75
Tanggung Jawab 8 2
8 14 6 37,50
Pengkondisian dalam
11 3
PBM 5 13 8 50,00
Disiplin dan sportif 6 3
10 13 3 18,75
Etika/ sopan kepada
12 3
guru 4 13 9 56,25
Kehadiran 4 1
12 15 3 18,75
Ketepatan waktu masuk
13 2
kelas 3 14 11 68,75
Jam terakhir selalu di
13 4
kelas 3 12 9 56,25
2. Prestasi Olahraga
Prestasi olahraga menunjukkan perolehan yang lebih
baik dibanding dari tahun-tahun sebelumnya. Tabel 2
menunjukkan total kejuaraan yang diraih dari tahun
2016/2017 sampai dengan 2018/2019
76
Tabel 2. Data Prestasi Olahraga
No Tingkat 2016/2017 2017/2018 2018/2019
1 Kabupaten/Kota 7 1 13
2 Provinsi 20 33 36
3 Nasional 14 4 7
4 Internasional 1 3 2
Total 42 41 58
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, K. T. 2008. Minat dan Motivasi dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan
Penabur, 10. Jakarta: Penabur.
Kemendikbud. 2017. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Nomor 30 tentang Pelibatan Keluarga
pada Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta :
Kemendikbud
Pramana, L. 2016 Peran Paguyuban Orang Tua Siswa
Dalam Pengembangan Sekolah Melalui Manajemen
Berbasis Sekolah. Diakses dari
http://repository.ump.ac.id, pada tanggal 10 Oktober
2018 pukul 22.12 WIB
Martin, A.J. 2001. The Student Motivation Scale: A tool for
measuring and enhancing motivation. Australian
Journal of Guidance and Counselling, 1, Australia:
NSW Press
Pemkot Yogyakarta. 2010. Keputusan Wali Kota Yogyakarta
no. 257 tentang Penunjukkan SMA Negeri 4 Yogyakarta
Sebagai Rintisan Sekolah Olahrga. Yogyakarta :
Pemkot
Rohmah,N. 2015. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta:
Kalimedia.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
80
Tentang Penulis
81
PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN
MELALUI PENGELOLAAN SAMPAH DI
SEKOLAH
Kaberi
SMAN 6 Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan
kaberi.kbr@gmail.com
85
2) Pendidikan Entreprenuer (kewirausahaan)
Untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan menurut
para pakar bisa melalui proses pendidikan. Metode
pendidikan yang makin efisien dan efektif diharapkan bisa
mengubah sikap dan tingkah laku dalam berbagai aspek
kehidupan. Dinegara akhir-akhir ini telah berkembang
pesat transformasi pengetahuan entrepreneurship melalui
lembaga pendidikan dari tingkat sekolah dasar sampai
perguruan tinggi, bahkan di berbagai kursus bisnis
(Djakfar, 2007: 203).
Pendidikan kewirausahaan adalah usaha terencana
serta sistematis untuk mencapai tujuan hidup atau
kemajuan yang dicapai lebih baik lagi. Dalam upaya
menumbuhkan minat dan motivasi kewirausahaan baik
melalui lembaga pendidikan maupun lembaga lain seperti
lembaga kursus dan training.
3) Motivasi
Motivasi adalah faktor pendorong yang berasal dalam
diri pribadi seseorang yang dapat memunculkan suatu
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
terntentu guna mencapai tujuan (Ayuningtias dkk, 2015:
4). Motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong
kegiatan individu untuk melakukan suatu kegiatan
mencapai tujuan. Misalnya kebutuhan seseorang akan
makanan menuntut seseorang terdorong untuk bekerja
(Majid, 2013: 308).
4) Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah berkaitan dengan tugas
seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya pada
susuatu organisasi. Seorang pemimpin diharapkan mampu
mempengaruhi bawahan dalam mengarahkan,
mengorganisasi, membina, dan mengendalikan agar
tercipta iklim kerja yang baik, sehingga tercapai tujuan
organisasi secara maksimal.
Seorang pemimpin tentu saja tidak mudah, karena
harus memiliki kemampuan dalam kepemimpinan dan
dapat mempengaruhi bawahannya. Seorang pemimpin
harus mampu merencanakan, mengoragnisasikan,
melaksakan, serta mengawasi pekerjaan, sehingga sasaran
86
yang diinginkan dapat berjalan dengan baik.
Kepemimpinan dapat dilakukan pada berbagai bidang serta
aplikasinya baik bidang pemerintahan, militer, bisnis,
olahraga, pendidikan, industri dan bidang lainnya
(Morheriono, 2012: 378).
5) Minat Berwiraswasta
Minat berwiraswasta dapat dilihat dari keseriusan
dalam menekuni usaha yang dihadapi dengan tujuan
untuk mencapai hasil semaksimal mungkin dengan
berbagai inovasi serta tantangan dan rintangan yang
dihadapi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Minat
berwiraswasta menurut Santosa (Mustafidah, 2015: 17)
adalah berasal dari dalam diri seseorang untuk fokus dan
berusaha dan berjuang pada kegiatan usahanya dengan
perasaan senang dan menyukai terhadap usahanya karena
akan memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain
yang terlibat dalam usahanya.
87
Gambar 1. Bak Sampah Kembar di taruh di depan kelas
88
Sambil berolahraga kita mendapat dua manfaat
sekaligus, yaitu disamping sehat, juga bisa mencacah
sampah dedaunan, sehingga siap untuk dibuat pupuk
organik.
3) Pembuatan Kompos
Pembuatan kompos dapat dilakukan setelah sampah
dedaunan sudah dicacah, dimasukkan dalam suatu tempat
untuk proses fermentasi dengan menggunakan EM4.
4) Hydrophonik Alami
Banjarmasin adalah kota air, sehingga sangat baik
untuk budidaya sayur sistem hidrophonik alami. Hal ini
dapat dilakukan untuk pemenuhan sayur segar, bebas dari
bahan kimia beracun.
89
Gambar 4. Pembuatan Rakit Budidaya Sayur dengan
Hydrophonik Alami
Lingkungan sekolah, khususnya di SMA Negeri 6
Banjarmasin terdiri dari daerah rawa, sehingga masyarakat
tidak bisa menanam sayur untuk keperluan keluarga.
Dengan sistem lanting ini diperkenalkan kepada
masayarakat agar meraka bisa mengadopsi pola
penanaman tim KIR SMA Negeri 6 Banjarmasin. Dengan
demikian masyarakat akan dapat mengkonsumsi sayur
sendiri, dan juga dapat menambah penghasilan keluarga.
Keuntungan sistem budidaya sayur ini adalah didapatkan
sayur segar, bebas dari bahan kimia beracun, dan akan
menambah penghasilan keluarga.
90
Penggunaan green house di atas air sangat baik
dipergunakan untuk budidaya tanaman sayur untuk
memenuhi kebutuhan sayur keluarga dan terbebas
dari bahan kimia beracun. Seledri adalah tanaman
sayuran yang digemari masyarakat, dan memiliki nilai
jual yang tinggi, karena tanaman seledri berumur 3
bulan laku dijual di pasaran dengan harga Rp 5000,-
per pohon.
Kelompok KIR SMA Negeri 6 Banjarmasin
mengadakan uji coba penanaman di green house di
atas air, untuk memberikan motivasi kepada
masyarakat, agar bisa memanfaatkan tanahnya yang
tergenang air. Dari hasil penanaman sebanyak 400
pohon, dengan daya tumbuh 80%, maka diharapkan
nanti akan diperoleh keuntungan Rp 1.635.000,-
untuk setiap 4 bulan penanaman. Dengan demikian
sekolah memiliki penghasilan tersendiri dari hasil
budidaya tanaman seledri tersebut.
6) Tinta Organik dari Kulit Rambutan
Kalimantan Selatan penghasil buah rambutan
yang cukup besar, sehingga kulit rambutan menjadi
masalah bagi lingkungan, karena menimbulkan warna
air sungai menjadi kehitam-hitaman. Sampai saat ini
belum ada masyarakat memanfaatkannya.
Kelompok KIR SMA Negeri 6 Banjarmasin
mencoba memanfaatkannya untuk dijadikan tinta
printar, yang disebut dengan tinta organik. Cara
pembuatannya mudah, tidak mengandung bahan
kimia, dan ini bisa menjadi alternatif usaha
masyarakat dalam menambah penghasilan keluarga.
92
Sampah kertas dapat dijadikan praktek
keterampilan dan kerajinan tangan, dan dapat dibuat
menarik sesuai selera konsumen. Bila sampah kertas
dapat di buat berbagai kerajinan berarti sampah
kertas secara perlahan tidak lagi jadi bahan pencemar
lingkungan.
93
10) Pembuatan Bata Press dari Sampah Plastik
Sampah plastik tidak bisa dihindari dan sangat
merusak lingkungan, karena memerlukan waktu yang
cukup lama (80 tahun) untuk terurai di dalam tanah.
Hal tersebut perlu diupayakan untuk mengatasi dan
mengurangi pencemaran sampah plastik, dengan cara
membuat bata press dari plastik.
98
Daftar Pustaka
Amalia, H.A. dan Ekawati, S. 2015. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Jurnal
Ekonomi. Vol. XX, No. 1. 49-71.
Badan Pusat Statistik. 2017. Lhokseumawe dalam Angka.
Lhokseumawe. Diakses dari
https://lhokseumawekota.bps.go.id.
Djakfar, M. 2007. Etika Bisnis dalam Perspektif Islam. UIN
Malang. Malang.
Eko, D.J. 2007. Kondisi Objektif Pengelolaan Lingkungan
Hidup di Kalimantan Selatan. WALHI.
Kasmir. 2013. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Majid, A. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Moeheriono. 2012. Pengukuran Kinerja Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Mustafidah, L. 2015. Pendidikan Entreorenuership dan
Minat Berwiraswasta Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Angkatan 2011 Menjadi Entreprenuer.
Skripsi. Semarang: UIN Walisongo
Priyanto, D.E. 2006. Sampah. :www.google.co.id
Rusdiana, 2015. Kewirausahaan. Bandung : Pustaka Setia.
Saroni, M. 2012. Mendidik dan Melatih Entrepreneur Muda.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Suherman, E. 2010. Desain Pembelajaran
Kewirausahaan,Bandung: Alfabeta.
Suryana, 2013. Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju
Sukses, Salemba Empat, Jakarta Selatan.
Tasbillah. 2011. Pengelolaan Kewirausahaan Menurut
Ajaran Agama Islam. Makassar: Universitas Negeri
Makassar.
99
Tentang Penulis
Drs. H. Kaberi, M.Pd, dilahirkan di
Rantau-Tapin pada tanggal 29
Agustus 1961. Pendidikan Sekolah
Dasar ditamatkan di SDN Belanga
Mas Rantau tahun 1974, kemudian
melanjutkaan ke SMP
Muhammadiyah Rantau selesai
tahun 1977. Selanjutnya
melanjutkan ke pendidikan
menengah atas di SMA Negeri Rantau
mengambil jurusan IPA, selesai tahun 1981. Pada tahun
yang sama melanjutkan keprogram S1 FKIP Unlam
Jurusan Biologi selesai tahun 1987. Selanjutnya
melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi (S2) FKIP Unlam
program studi Manajemen Pendidikan lulus tahun 2007.
Penulis bisa dihubungi melalui nomor HP/WA
08125012517.
100
EKSTRAKURIKULER ROBOTIK UNTUK
MERAIH PRESTASI INTERNASIONAL
Sumarmin
SMAN 1 Baureno Bojonegoro Jawa Timur
sumarmin@gmail.com
109
Gambar 2. Sekolah binaan (SMPN Kepuhbaru) praktek
mengoperasikan Robot
111
Setelah peserta selesai menjalani pembinaan yang
umumnya berakhir bulan Juli setiap tahunnya, maka
selalu diadakan lomba internal sekolah. Diantara anggota
yang mampu menjalani seleksi (tes dan unjuk kerja), maka
akan terpilih sebagai tim robotik yang akan mewakili
sekolah. Peserta yang yang menjuarai perlombaan tersebut
menjadi kandidat untuk diikutkan kompetisi baik regional,
nasional maupun Internasional. Target utama perlombaan
internasional adalah yang diikuti adalah IISRO yang rutin
dilaksanakan pada bulan September-Oktober.
Pada tahap evaluasi digunakan untuk mengetahui
sinergi antara pelaksanaan program dan ketercapaian
program. Hasil penguatan tahun pertama yaitu tahun 2017
tim robotik sekolah mampu berkompetisi di tingkat
Internasional dan memperoleh hasil yang gemilang. Tim
semakin yakin dan percaya diri sehingga penguatan perlu
ditindaklanjuti tahun berikutnya. Demikian juga PR
robotik bekerja dengan optimal dalam mencari informasi
lomba dan dukungan dana orang tua peserta didik dan
pihak Bank. Oleh karena itu atas dukungan dari berbagai
pihak sehingga tahun 2018 berhasil mengikuti lomba-
lomba internasional, baik yang IIRO maupun kejuaraan
yang lain.
112
Tabel 1. Prestasi robotik
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
10 Besar 1. Juara 2 pada LKT 1. Juara 2 Robot Sumo RC
Sejawa Bali Unesa 2017 th
pada The 1 Thailand
lomba Karya Tingkat Nasional
Robotik Training and
Teknology 6 2. Juara 1 pada The
compotition, 2018
HMJ-FT UNESA th
6 International 2. Best Engineering Award
Islamic Robot
Olympiad, Tokyo
4th Malaysia indoor solar
compotition peringkat
japan
kebangsaan ”senior solar
vehicle category, 2018
3. Brornze medal in Robot
Sumo senior, The
7 th International Islamic
School Robot
Olympiad(IISRO) 2018,
Malaysia
4. Silver Medal in Robot Chef
senior category, The
7 th IISRO 2018, Malaysia
5. Silver Medal in fire
fighting senior category,
th
The 7 IISRO 2018,
Malaysia
6. Judge Choice award in
the international lego
education Tug of War
Robotik compotition 2018,
Malaysia
7. Talking part as Mentor in
the international lego
education Tug of War
Robotik compotition 2018,
Malaysia
113
Meningkatnya prestasi akademik peserta didik SMA
Negeri 1 Baureno Bojonegoro
Banyaknya prestasi robotik di tingkat internasional
yang memuaskan berdampak pula terhadap prestasi
akademik. Kondisi sebelumnya dari ujian nasional (UN)
yang diraih oleh SMA Negeri 1 Baureno pada Tahun
Pelajaran 2015/2016 dan tahun pelajaran 2016/2017
masih rendah. Setelah dilakukan penguatan
ekstrakurikuler robotik Rata-rata hasil nilai Ujian Nasional
cenderung naik, bahkan tahun pelajaran 2018/2019
peminatan IPA dan IPS masuk 10 besar rata-rata hasil UN
kabupaten Bojonegoro dari 20 SMA negeri dan 30 SMA
swasta
Begitu juga lulusan yang melanjutkan ke jenjang
perguruan tinggi sangat rendah, bahkan peserta didik yang
diterima di pergutuaan tinggi negeri lewat jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tidak
dijalani. Hal ini sangat merugikan pihak sekolah karena
akan berdampak untuk tahun berikutnya. Tampaknya
prestasi robotik ini memotivasi peserta didik untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi cenderung naik dari
tahun ke tahun seperti terlihat table berikut:
Tabel 2. Data peserta didik yang melanjutkan ke PTN
dan PTS
No Tahun PTN PTS Jumlah Prosentase ke
siswa PTN/PTS
1 2017 28 10 272 14%
2 2018 48 45 260 36%
114
ditetapkanya sebagai sekolah robotik maka banyak peserta
didik dari sekolah lain yang berharap dibina oleh tim
robotik dari SMA Negeri 1 Baureno. Sebagai jaminan
sebagai sekolah robotik maka Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Timur memberi tantangan kepada tim robotik SMA
Negeri 1 Baureno agar minimal mendapat empat katagori
kejuaraan di tingkat Internasional dalam setahun.
Tantangan itu terjawab oleh tim robotik dengan dibuktikan
selama tahun 2018 memperoleh lebih dari empat
kejuaraan internasional. Penetapan sekolah robotik dan
memiliki sekolah binaan menambah gairah tim robotik
untuk berkreasi, berinovasi dan berprestasi bersama
dengan sekolah binaan.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyandaru. 2013. Pengaruh Keaktifan Siswa Dalam
Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas
XI MAN Yogyakarta
II.http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10525
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia No.62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan
Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah. Kemendikbud
Rusmiaty. 2010. Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler
Terhadap Prestasi Belajar Siswa MAN Pinrang.
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/
id/eprint/4702
Wiratmoko. 2012. Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler
Robotika Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa di SMK
Negeri 3 Yogyakarta. Thesis. UNY.
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2006
115
Tentang Penulis:
116
STRATEGI PEMBERDAYAAN
STAKEHOLDER UNTUK PEMENUHAN 8
STANDAR PENDIDIKAN
Sy. Camelia Faridah
SMAN 2 Tana Tidung, Provinsi Kalimantan Utara
cameliachaz@gmail.com
117
Kondisi lahan sekolah yang bermasalah menjadi fokus
utama untuk diselesaikan selain 7 Standar lainnya.
Legalitas lahan sekolah adalah modal utama dalam
mengembangkan prasarana sekolah. Selama ini
pengembangan sekolah dilakukan dengan setengah hati
dikarenakan permasalahan legalitas lahan yang belum
selesai. Hal ini berdampak pada sulitnya pemenuhan
standar sarana prasarana sekolah. Pengembangan sekolah
ataupun penambahan gedung- gedung pendukung proses
pembelajaran seperti laboratorium dan perpustakaan
menjadi sesuatu yang sulit dilakukan, dikarenakan
permasalahan legalitas lahan yang belum selesai.
SMA Negeri 2 Tana Tidung ini dapat dikatakan
sekolah kecil dengan permasalahan yang besar, bagaimana
tidak, selain permasalahan legalitas lahan yang belum
tuntas, dana BOS yang ada tidak mencukupi untuk
membiayai kegiatan-kegiatan kesiswaan seperti lomba-
lomba yang seleksinya harus dilaksanakan di ibukota
kabupaten yang menelan biaya yang cukup besar. Keadaan
keuangan sekolah sangat tidak mampu untuk mencukupi
semua kegiatan dalam rangka memenuhi 8 SNP.
Manajemen stakeholder internal pun masih perlu dibenahi.
Kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
membebaskan siswa yang sekolah di sekolah negeri dari
pungutan apapun, sehingga jika semua kegiatan
dilaksanakan dengan menggunakan dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional
Provinsi (BOP) dari pemerintah terbatas bahkan kurang,
maka sekolah tidak bisa memungut dana dari siswa.
Sekolah ini pun belum pernah menyampaikan kekurangan
sekolah dengan komite sekolah. Oleh karenanya menurut
hemat penulis, sebaiknya semua stakeholder internal dan
eksternal harus diberdayakan demi terwujudnya sekolah
yang maju yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan
(SNP).
119
1) Kontribusi/dedikasi stakeholder meningkat dalam hal
jasa (pemikiran, keterampilan), finansial, moral, dan
materi/barang.
2) Meningkatkan kepercayaan stakeholder kepada
sekolah, terutama menyangkut kewibawaan dan
keberhasilan
3) Meningkatkan tanggungjawab stakeholder terhadap
penyelenggaraan pendidikan di sekolah
4) Meningkatkan kualitas dan kuantitas masukan (kritik
dan saran) untuk peningkatan mutu lembaga
Pendidikan
5) Meningkatkan kepedulian stakeholder terhadap setiap
langkah yang dilakukan oleh sekolah untuk
meningkatkan mutu.
6) Keputusan-keputusan yang dibuat oleh sekolah
benar-benar mengekspresikan aspirasi dan pendapat
stakeholder dan mampu benar benar meningkatkan
kualitas pendidik.
7) Dalam arti manapun sudah jelas bahwa dalam
solidasi ada minimal dua kelompok warga yang saling
hubungannya cukup menyatu (united) karena pada
awalnya mempunyai tujuan hidup yang tidak
sepenuhnya sama.
MePeSIES
MePeSIES adalah akronim dari Manajemen
Pemberdayaan Stakeholder Internal dan Eksternal Sekolah.
MePeSIES ini dimaksudkan sebagai pola manajemen
kerjasama yang diterapkan untuk membantu sekolah
dalam memenuhi 8 standar pendidikan melalui bantuan
pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal
sekolah, sehingga sekolah benar-benar dapat menjalankan
fungsinya secara optimal sebagai lembaga pendidikan yang
mempersiapkan siswa menjadi lulusan yang andal dan dan
memiliki keterampilan kecakapan hidup.
Penerapan MePeSIES dimulai sejak hari pertama
penulis ditugaskan di sekolah ini yaitu 14 Januari 2019.
Dimulai dari pemberdayaan stakeholder internal seperti
guru, tenaga kependidikan, siswa dan komite sekolah
kemudian stakeholder eksternal seperti instansi
pemerintah, masyarakat, serta Dunia Usaha dan Dunia
120
Industri (DUDI). MePeSIES dapat dilakukan dengan
pendekatan humanistik dan pendampingan secara terus
menerus. Dibutuhkan konsistensi dan komitmen agar
MePeSIES bias berjalan dengan baik.
Data Tantangan, Data Kerjasama dan Data Keberhasilan
program
121
pendidikan
No Standar Keberhasilan
122
untuk program kewirausahaan
2019
4. Adanya Pelatihan pembuatan
media tanam untuk siswa
dengan menggunakan bahan
yang banyak terdapat di wilayah
ini.
3 Proses 1. Adanya supervisi pembelajaran
terjadwal untuk setahun
sebanyak 2 kali
2. Adanya Kegiatan Apel Salut
(Salam sapa sepuluh menit)
sebelum masuk kelas dan
kegiatan kerohanian pada siang
hari
4 Sarana dan 1. Diperolehnya Legalitas lahan
prasarana berupa surat hibah lahan
sekolah yang tidak selesai
selama 12 tahun sekolah ini
berdiri
2. Terlaksananya Pembangunan
DAK 2 Ruang Kelas Baru dan 1
Laboratorium Kimia
3. Lingkungan sekolah sudah
mulai menghijau karena ada
program adiwiyata
4. Sekolah juga membuat Tempat
wudhu untuk kegiatan
kerohanian
5 Pengelolaan 1. Tergeraknya komite untuk
berpartisipasi membantu
sekolah dalam pembiayaan
maupun penyelesaian masalah
lainnya yang menyangkut orang
tua siswa
2. Adanya kerjasama dengan
Forum Guru Tapal Batas untuk
pendampingan Gerakan Literasi
Sekolah
3. Meningkatnya displin guru,
tenaga kependidikan dan siswa
4. Meningkatnya Motivasi Guru
dan Siswa untuk berprestasi
dibuktikan dengan peraihan
prestasi pada OSN, O2SN dan
123
FLS2N serta kegiatan lain
5. SMAN 2 Tana Tidung menjadi
satu-satunya SMA di Kaltara
yang menerapkan Sistem Kredit
Semester pada tahun 2019.
6. Adanya sistem perekrutan PTT
yang transparan dan akuntabel.
6 Pendidik dan 1. Adanya tambahan GTT yang
Tenaga mengajar mapel Sosiologi
kependidikan 2. Tenaga administrasi (TU)
semuanya berkualifikasi S1
7 Penilaian 1. Dewan guru semakin paham
akan implementasi K13 melalui
Workshop Kurikulum sebanyak
2 kali
124
yang paling berat disekolah ini adalah, sejak diresmikan
pada tahun 2007 yang lalu sekolah ini masih belum
memiliki legalitas lahan. Sekolah ini sulit dibangun
dikarenakan hal tersebut. Selain itu sejak pertama
diresmikan sekolah ini hanya memiliki 3 ruang kelas, 1
laboratorium komputer, 1 ruang guru dan 2 toilet siswa.
Sekolah ini sampai dengan saat ini memiliki 6 rombel yang
berarti dengan 3 ruang kelas yang ada masih kekurangan 3
ruang belajar lagi. Selama sekolah ini berdiri proses
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilaksanakan dalam 2
shift, baru dalam 2 tahun terakhir proses KBM
dilaksanakan dengan 2 shift dengan meminjam bekas
gedung sekolah SD yang sudah tidak dipakai lagi. Proses
KBM yang terpisah menyulitkan kepala sekolah dalam
pengawasan. Jika digunakan sistem 2 shift maka jam
pembelajaran akan berkurang dan guru bekerja diluar jam
kerja yang seharusnya.
Penulis menyadari betapa pentingnya komunikasi
dengan semua stake holder eksternal dan internal sekolah.
Di awal masa pengabdian penulis di sekolah ini (karena
penulis dipindahkan dari kabupaten lain) stake holder
pertama yang ditemui oleh penulis adalah bapak Camat
Tana Lia, beliau adalah sosok yang sangat peduli dengan
dunia pendidikan, penulis segera difasilitasi untuk bertemu
dengan pihak Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI)
yang paling besar di daerah ini yaitu PT. JOB Pertamina
Seimenggaris. Pihak DUDI menyambut baik program
kerjasama yang di tawarkan yaitu: Program Pelatihan (soft
skill) bagi para siswa maupun alumni SMA Negeri 2 Tana
Tidung, Program Sekolah Adiwiyata dan Program
pembimbingan Olimpiade Sains bagi siswa.
Gambar 1.Kepala Sekolah Bersama Bapak Camat dengan Pimpinan Lapangan PT.
JOB Pertamina Medco Seimenggaris
125
Tantangan selanjutnya adalah masalah legalitas lahan
sekolah, hal ini penting karena penulis harus sesegera
mungkin mengusulkan penambahan Ruang Kelas Baru
(RKB) dan Laboratorium IPA untuk menjawab tantangan
KBM di dua lokal. Penulis mencermati permasalahan
legalitas lahan yang diceritakan oleh wakil kepala sekolah
bidang sapras, selanjutnya menjalin komunikasi yang
efektif dengan pemilik lahan. Pemilik lahan berdomisili di
pulau lain tepatnya di Kecamatan Pulau Bunyu. Pada
waktu yang ditentukan kami (penulis dan waka sapras)
berangkat ke Pulau Bunyu (penulis belum pernah
bepergian ketempat ini sebelumnya namun waka sapras
berasal dari pulau ini) dan langsung bertemu dengan
pemilik lahan yang langsung membubuhkan tanda tangan
pada surat hibah yang telah kami siapkan sebelumnya.
Penulis patut bersyukur kepada ALLAH SWT atas rahmat
berupa kemudahan yang diberikan dalam mengurus surat
hibah lahan sekolah ini. Setelah itu secara berturut-turut
kami mendapatkan surat hibah lainnya untuk perumahan
dinas guru dan rencana mushala yang telah dibentuk
kepanitiaannya.
126
Orang tua siswa dalam hal ini Komite Sekolah
merupakan stakeholder yang sangat penting sebagai mitra
sekolah. Penulis berkali-kali bertemu dan berkoordinasi
dengan bapak ketua komite sekolah. Penulis bersyukur
bapak ketua komite merupakan sosok yang selalu
semangat dan dapat menularkan semangatnya kepada
penulis, meskipun menurut pengakuan pak ketua komite,
semangat kepala sekolahlah yang membuat beliau
bersemangat untuk berkiprah lagi di SMA Negeri 2 Tana
Tidung.
129
dan Apel Pagi berjalan dengan baik dan perlahan
menunjukkan hasil.
Untuk pembenahan kurikulum maka tiga minggu
setelah mengabdi, Penulis melaksanakan In House Training
Pengembangan Kurikulum 2013 dengan menyisipkan
kurikulum adiwiyata di dalamnya. Penulis berharap dalam
waktu satu tahun ke depan program adiwiyata berjalan
dengan baik dan sudah terintegrasi di dalam kurikulum
serta merupakan kegiatan kontekstual yang menjadi bahan
pembelajaran bukan hanya bagi peserta didik, tapi juga
bagi masyarakat di sekitar sekolah.
130
Program kerohanian yang kami laksanakan setiap hari di
sebuah ruangan kelas yang diubah menjadi mushala telah
menggerakkan hati seorang warga masyarakat yang
dengan ikhlas mewakafkan lahan miliknya untuk
digunakan membangun mushala. Penulis sangat
bersyukur bahwa dalam waktu hanya 6 bulan mengabdi di
sekolah ini sekolah ini mendapatkan banyak sekali
bantuan. Penulis sangat percaya dengan ungkapan,
“dimana ada kemauan disitu ada jalan”.
131
kecamatan Tana Lia. Program kewirausahaan diharapkan
mampu menciptakan entrepreneur-entrepreneur handal
yang mampu menja¬wab tantangan masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan
Kholiq, N. 2017. Tantangan Dan Strategi Dalam Menggagas
Sekolah Unggul Masa Depan.[Internet] tersedia di
http://mkkssmajepara. blogspot.com/2012/01/
tantangan-dan-strategi-dalam-menggagas.html
Masita, Rahmawati, D., dan Rusman. 2018.Pengaruh
Solidasi Stakeholder terhadap peningkatan Mutu
Lembaga Pendidikan di SMP Muhammadiyah 15
Kenjeran Surabaya. Jurnal Pendidikan Islam Vol. 7
No.1 Hal. 3-6.
Suharsaputra, U. 2010. Administrasi Pendidikan.
Bandung:PT. Refika Utama
132
Tentang Penulis
133
MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU
UNTUK MENDONGKRAK PRESTASI
SISWA
Suhafrinal
SMA Negeri 3 Langsa, Provinsi Aceh
suhafrinalsma3@gmail.com
138
P r o s e d u r U m u m P r o g r a m P e n i n g k a t a n
P r e s t a s i O S N
1) Melakukan persiapan dan sosialisasi terkait model pembinaan
OSN
2) Rapat kerja tim penjamin mutu OSN, penyusunan alokasi
anggaran OSN sekolah.
3) Pendampingan pelaksanaan pemenuhan mutu OSN,
4) Peningkatan mutu OSN sesuai rencana pemenuhan yang telah
disusun,
5) Pengembangan jejaring sekolah dan pengembangan model
pembinaan bidang OSN
6) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kebijakan terkait
pembinaan OSN,
7) Pelaporan
140
Realisasi Program
Pelaksanaan program utamanya adalah diawali
pengiriman guru pelatih OSN untuk penguatan materi di
POSI (Gambar 2a), Kemudian guru tersebut kembali
bergabung memberikan pelatihan terhadap siswa peserta
OSN di sekolah dalam kegiatan EKSAK yang terjadwal.
Kegiatan ini merupakan bagiam dari upaya mewujudkan
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) dalam upaya
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru.
Mendekati jadwal perlombaan OSK, sekolah mengirimkan
siswa untuk pelatihan OSN ke POSI dan kemudian
dipastikan berjalannya kegiatan belajar siswa di POSI
secara intensif (Gambar 2b).
142
Sekalipun siswa yang berprestasi sudah mendapatkan
hadiah dari pihak terkait, namun kepala sekolah tetap
mengapresiasi dengan menambah pemberian hadiah
berupa sertifikat dan uang pembinaan lainnya sesuai
mekanisme yang ada di sekolah. Siswa tersebut juga
dipublikasi melalui banner yang dipajang di sekolah.
Sedangkan guru pembina yang anak binaannya lolos ke
tingkat nasional, kepala sekolah mengapresiasinya dengan
mengikutsertakan guru tersebut menjadi pendamping
siswa ke nasional. Hal ini dilakukan sekolah sebagai wujud
penghargaan terhadap guru yang berhasil dalam membina
siswa.
Di samping itu, SMA Negeri 3 Langsa senantiasa
berbenah diri secara bertahap agar sekolah terakreditasi
semakin baik dengan memanfaatkan sumber dana dan
dukungan yang ada. Asumsinya, ketika akreditasi sekolah
semakin baik, dengan sendirinya berpengaruh besar
terhadap upaya peningkatan kualiatas pendidikan itu
sendiri. Proses akreditasi itu meliputi pembenahan yang
multisektor terhadap sebuah sekolah dengan mengacu
pada 8 standar pendidikan yang harus dipenuhi sekolah
secara ideal. Dengan demikian, upaya pemerintah dalam
meningkatkan profesional guru tidak berjalan sendiri. Hasil
dari semua ini bermuara pada peningkatan prestasi siswa.
144
Keberhasilan program di atas, tidak terlepas dari
dukungan orang tua dan komite sekolah yang selalu hadir
berkoordinasi ke sekolah ketika diundang sebagai bentuk
partisipasi aktifnya. Bukti partisipasinya terwujud dengan
adanya peningkatan sumbangan komite lebih 100 % dari
Rp 20.000 menjadi Rp 50. 000. Ditambah lagi dengan
partisipasi dari orang tua siswa OSN dalam bentuk
pembayaran biaya paket belajar di POSI yang relatif sangat
besar, baik ketika persiapan OSK maupun saat persiapan
OSP (Olimpiade Sains Provinsi). Partisipasi orang tua itu
terwujud didasari dari kesepakatan bersama di dalam
acara pertemuan pihak sekolah dengan orang tua. Dalam
hal ini, pihak sekolah menawarkan pemberian subsidi
biaya paket belajar di POSI dengan ketentuan untuk
persiapan OSK disubsidi 25% dari biaya total paket
belajarnya. Sedangkan untuk persiapan OSP disubsidi 75%
dari biaya paket belajar peserta yang mau ikut kegiatan
pelatihan di POSI tersebut. Artinya, untuk persipan OSK di
POSI orang tua bayar 75% dan untuk persiapan OSP di
POSI orang tua hanya bayar 25% dari total biaya paket
belajar.
Namun demikian, perlu diketahui bahwa kebijakan
kegiatan belajar bagi anak-anak di POSI tersebut hanya
dalam bentuk pilihan bukan wajib. Artinya pihak sekolah
hanya menawarkan dengan mengundang orang tua
masing-masing anak yang terlibat peserta lomba OSN
untuk membicarakan bersama bagaimana upaya agar
anakpun ikut belajar di POSI. Dengan harapan, siswa dan
guru dapat saling merasakan dan berbagi pengalaman
belajar di POSI tersebut. Semua ini dapat dilakukan
sekolah karena juknis BOS mengakomodir kegiatan
demikian.
Namun demikian, untuk belajar di POSI tidak semua
guru bersedia dikirim ke sana karena ada juga guru yang
merasa malu dengan kompetensi yang dimilikinya ketika
berhadapan dengan instruktur di POSI. Oleh karenanya,
pihak sekolah hanya memberikan kesempatan belajar pada
guru yang punya kemauan tinggi untuk belajar, dan
terhadap guru tersebut sekolah membayar penuh biaya
paket belajarnya dari sumber yang ada. Kemudian terkait
dengan adanya paket belajar POSI secara online, maka
145
untuk mendukung kegiatan persiapan OSN agar lebih
efektif lagi, pihak sekolah melakukan penambahan
kapasitas wifi di sekolah agar bisa belajar online yang lebih
interaktif bersama POSI baik sebelum maupun sesudah
kegiatan POSI di Medan tersebut.
Berdasarkan bahasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa program peningkatan prestasi OSN melalui kegiatan
EKSAK dan POSI di sekolah dapat meningkatkan aktifitas
belajar guru. Dengan berkolaborasinya guru-guru pelatih
OSN sekolah bersama instruktur POSI, kemudian
ditambah dengan intensitas EKSAK ternyata memberi
dampak positif terhadap meningkatnya profesional guru
sains di SMAN 3 Langsa. Kemudian secara tidak lansung
kegiatan ini berimplikasi terhadap kemampuan guru dalam
proses pembelajaran setiap harinya di sekolah. Apalagi
dalam menyongsong pendidikan abad 21 dan revolusi
industri 4.0, di mana sains merupakan hal terkait dengan
pembelajaran HOTS dan STEM. Dengan kata lain, bahwa
kegiatan ini sejalan dengan program Pengembangan Profesi
Bekelanjutan (PKB) yang dilakukan dalam bentuk
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP). Dengan ini
semua, akhirnya berimplikasi terhadap siswa, guru, dan
sekolah lainnya. Tidak kalah pentingnya lagi adalah bahwa
hasil ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi dinas
pendidikan. Kepedulian dinas pendidikan sangat
diperlukan dalam program terpadu terkait upaya
peningkatan prestasi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Karso. 1993. Dasar-Dasar Pendidikan Mipa, Departemen
Pendidikan Kebudayaan, Jakarta
Syaiful, A. 2014. Ekstrakurikuler, Pengertian, Tujuan dan
Fungsinya, E-mail : anam.untagbwi@gmail.com
Muchlisin, R. 2019. Fungsi, Pengertian, Tujuan, dan Jenis-
jenis Ekstrakurikuler, https//www.kajianpustaka.com
146
Tentang Penulis
147
MEWUJUDKAN SEKOLAH SEHAT
DENGAN PRILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT (PHBS)
Kun Andrasto
SMAN 3 Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat
kunandrasto1964@gmail.com
149
Gambar 1 : Rapat Koordinasi di SMA Negeri 3 Mataram
150
Gambar 2. Pembinaan oleh Tim dari dinas kesehatan
kota mataram
151
Pembinaan dari Badan Narkotika Nasional (BNN)
Provinsi NTB
Materi yang disampaikan pada peserta didik di SMA
Negeri 3 Mataram dengan tema : Generasi Muda Target
Sosialisasi Bahaya Narkoba. Bahaya Narkoba perlu
pencegahan sejak dini karena pengguna narkoba sebagian
besar adalah usia produktif, tujuannya adalah :
memberikan pengetahuan tentang bahaya narkoba, serta
upaya pencegahan berkembangnya penggunaan Narkoba di
tengah masyarakat. Mengingat bahaya Narkoba adalah
tugas bersama, maka BNN juga mengajak Bapak, Ibu Guru
untuk mengawasi jangan sampai peserta didiknya
terjerumus.
Dalam penyampaiannya, BNN memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk bertanya, sehingga
peserta didik lebih memahami bahaya dan pencegahan
terhadap Narkoba.
152
profesianalisme sebagai Kepala Sekolah yang mampu
memanage sekolah yang menjadi tanggung jawabnya,
kelak dapat dijadikan suritauladan kepada guru,
karyawan dan steakholder yang ada. Disamping itu
dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan bagi
sekolah lain yang akan melaksanakan sekolah sehat
b. Bagi Peserta Didik
Dengan lingkungan yang bersih dan sehat
peserta didik akan lebih nyaman dalam mengikuti
proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun di
luar kelas yang dilaksanakan oleh guru akan
berdampak positif terhadap mutu pendidikan dan
prestasi peserta didik.
Sekolah sehat pada prinsipnya terfokus pada usaha
bagaimana membuat sekolah tersebut memiliki kondisi
lingkungan belajar yang normal (tidak sakit) baik secara
jasmani maupun rohani. Hal ini ditandai dengan situasi
sekolah yang bersih, indah, tertib, dan menjunjung tinggi
nilai-nilai kekeluargaan dalam kerangka mencapai kesejah-
teraan lahir dan batin setiap warga sekolah. Dengan begitu,
sekolah sehat memungkinkan setiap warganya dapat
melakukan aktivitas yang bermanfaat, berdaya guna dan
berhasil guna untuk sekolah tersebut dan lingkungan di
luar sekolah.
Adapun Standar Sekolah Sehat yaitu :
1) Memiliki lingkungan sekolah bersih, indah, tertib,
rindang dan memiliki penghijauan yang memadai.
2) Memiliki tempat pembuangan dan pengelolaan
sampah yang memadai dan representatif.
3) Memiliki air bersih yang memadai dan memenuhi
syarat kesehatan.
4) Memiliki kantin dan petugas kantin yang bersih dan
rapi, serta menyediakan menu bergizi seimbang.
5) Memiliki saluran pembuangan air tertutup dan tidak
menimbulkan bau tak menyenangkan.
6) Memiliki ruang kelas yang memenuhi syarat kese-
hatan (ventilasi/AC dan pencahayaan cukup).
7) Memiliki ruang kelas yang representatif dengan ratio
kepadatan jumlah siswa di dalam kelas adalah 1: 2
m2.
153
8) Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran meme-
nuhi standar kesehatan, kenyamanan dan
keamanan.
9) Memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal.
(tersedia tempat tidur; timbangan berat badan, alat
ukur tinggi badan, snellen chart; kotak P3K berisi
obat; lemari obat, buku rujukan, KMS, poster-
poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci
tangan/wastafel, data angka kesakitan siswa;
peralatan perawatan gigi, unit gigi; contoh-contoh
model organ tubuh, rangka torso dan lain-lain).
10) Memiliki toilet (WC) dengan ratio untuk siswi 1 : 25
dan siswa 1: 40.
11) Memiliki taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan
dan diberi label (untuk sarana belajar) dan pengo-
lahan hasil kebun.
12) Memiliki kurikulum pembelajaran yang baik bagi
tumbuh kembang siswa.
13) Memiliki kehidupan sekolah yang menjunjung tinggi
nilai-nilai kekeluargaan.
14) Memiliki pola hidup bersih, higienis dan sehat
Sejalan dengan perubahan waktu, SMA Negeri 3
Mataram yang telah berusia 45 tahun dalam hitungan
tahun kalender pendidikan, kondisi sekolah pun
mengalami perubahan, SMA Negeri 3 Mataram dari tahun
1974 sampai tahun 2019 telah melahirkan lulusan
sebanyak 45 (empat puluh lima) lulusan SMA Negeri 3
Mataram, telah memberi dampak pada perubahan kondisi
sekolah, baik perubahan kearah yang lebih baik, atau
kadang mungkin ada ditemukan terjadi perubahan pada
kondisi yang kurang optimal, seperti halnya kondisi
sekolah sebelum dilaksanakannya Program PHBS.
Adapun strategi untuk mewujudkan Sekolah sehat
melalui pembudayaan prilaku sehat dapat di ilustrasikan
dalam bentuk diagram sebagai berikut:
154
Beberapa kondisi sekolah dalam pelaksanakan
Program PHBS tahun 2018 / 2019, antara lain:
a. Kondisi Prilaku Peserta Didik
Kondisi Peserta Didik secara umum dalam
pelaksanaan program pengembangan PHBS masih
ditemukan banyak kekurangan, antara lain :
1) Masih ada peserta didik yang tidak mencuci tangan
pakai sabun.
2) Masih ada sebagian peserta didik yang membuang
sampah tidak pada tempatnya.
Gambar 5. Gambar 6.
Siswa cuci tangan tidak pakai Siswa membuang sampah tidak pada
sabun tempatnya
155
b. Kondisi umum ditinjau dari sudut pandang
pengembangan Program PHBS
Berdasarkan ilustrasi di atas, kondisi sekolah
untuk pengembangan Program PHBS tentunya belum
memenuhi standar kelayakan sebagaimana yang
diungkapkan dalam kata-kata sambutan Mendiknas
pada saat pembukaan Rakernas UKS Ke-IX di Bali
tahun 2008, sekolah sebagai tempat belajar tidak saja
memerlukan lingkungan bersih dan sehat untuk
mendukung berlangsungnya proses kegiatan belajar
mengajar, tapi diharapkan mampu membentuk peserta
didik yang memiliki derajat nilai kesehatan yang baik.
Ungkapan bijak mengatakan“ Lingkungan sekolah
bersih, indah, sehat, dan asri mendukung
terwujudnya tujuan pendidikan “.
Sekolah sehat adalah sekolah yang berhasil
membantu peserta didik berprestasi optimal dengan
mengedepankan aspek kesehatan. Bercermin pada
realita yang ada, untuk mewujudkan Sekolah Sehat
dengan PHBS di SMA Negeri 3 Mataram, dapat
diwujudkan.
Waktu
Waktu pelaksanaan program selama 1 (satu) tahun
pelajaran, dibedakan menjadi: 1) Kegiatan yang
dilaksanakan setiap hari kerja; 2) Kegiatan yang
dilaksanakan sekali dalam seminggu; 3) Kegiatan yang
dilaksanakan sekali dalam sebulan; 4) Kegiatan yang
dilaksanakan sekali dalam setiap semester; 5) Kegiatan
158
yang dilaksanakan sekali dalam setahun.
Uraian Kegiatan
Secara terperinci kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan dalam tahun pelajaran 2018/2019, adalah
sebagai berikut: 1) Kerjasama dengan puskesmas; 2)
Pemanfaatan lahan kosong; 3) memelihara kebersihan
WC; 4) Penimbangan (pengukuran berat dan tinggi badan);
5) Penilaian kelas sehat; 6) Lomba cerdas cermat materi
kesehatan, dan; 7) Konsultasi dan koordinasi dengan
pihak terkait.
Kegiatan-kegiatan itulah telah dapat kami laksanakan
serta kami dokumentasikan untuk selanjutnya kami
jadikan bahan refleksi atau renungan, mengingat dengan
segala keterbatasan tentunya terasa banyak sisi kurang
yang butuh sentuhan demi penyempurnaan dikemudian
hari.
2. Hasil Dampak
Dampak pelaksanaan PHBS terhadap prestasi
peserta didik
Dengan modal kebersaamaan, kecintaan, dan
keempatian, kondisi fisik , mental, sosial, dan perilaku
seluruh warga sekolah khususnya pencanangan visi
sekolah sebagaian kecil bisa diwujudkan walau masih
jauh dari kesempurnaan. Indikator positif
pengembangan PHBS, antara lain:
1) Memiliki kemampuan dasar tentang ilmu
kesehatan, termasuk perilaku hidup bersih sehat
dan teratur sesuai dengan perkembangan dan
karakter peserta didik;
2) Memiliki nilai dan sikap positif terhadap prinsip
hidup sehat;
3) Memiliki keterampilan melaksanakan hal-hal
yang berkaitan dengan pemeliharaan,
pertolongan, dan perawatan kesehatan;
4) Memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari
sesuai dengan syarat kesehatan;
5) Memiliki kemampuan menularkan PHBS dalam
kesehariannya;
160
6) Mengerti dan mampu menerapkan prinsip-prinsip
pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan
kesehatan.
7) Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk
dari luar;
8) Memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat
kesehatan yang optimal serta mempunyai daya
tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2019,
dalamhttps://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/
pembinaan-sekolah-sehat-75, diakses tanggal 23 Mei
2019 Pukul 13.40 Wita
Draf Penulisan Laporan Best Practice Pengawas/
KepalaSekolah. 2017. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Tenaga Kependidikan Dikdasmen. Direktorat
Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan.
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Nurkholis, 2017.Integritas Nilai Kearifan Lokal Panca
Saloka Madura Dalam Manajemen Sekolah Menuju
Sekolah Berprestasi, Tlogosari: SDN Pakisan 1.
Tim Sekolah Sehat, 2018, Propil Sekolah Sehat, SMAN 3
Mataram.
Kementerian Kesehatan RI., Pedoman Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat. Jakarta, Kementerian Kesehatan,
2011.
Maryuni, A., Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Jakarta ;
Trans Info Media, 2013.
Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan Republik
Indonesia, Riset Kesehatan Dasar, Jakarta, 2013.
161
Tentang Penulis :
Kun Andrasto, S.Pd., di lahirkan di
Sragen, 15 April 1964, Pendidikan
Sekolah Dasar di SD Mojo Sragen
tamat tahun 1977, kemudian
melanjutkan Pendidikan Menengah
Pertama di SMPN 2 Sragen, tamat
tahun 1981, melanjutkan Pendidikan
Menengah Atas di SMA Saverius
Sragen, tamat tahun 1984,
melanjutkan studi D3 Pendidikan
Biologi di Universitas Mataram tamat
tahun 1987, selanjutnya menyelesaikan S1 Pendidikan
Biologi di Universitas Terbuka (UT) tamat tahun 2002. Di
angkat sebagai Kepala Sekolah pada tahun 2011 di SMA
Negeri 8 Mataram sampai tahun 2014, di SMA Negeri 2
Mataram tahun 2014-2016, di SMK Negeri 8 Mataram
tahun 2016-2018, di SMA Negeri 3 Mataram tahun 2018
sampai sekarang. Penulis bisa dihubungi di HP/WA:
081805789375
162
STRATEGI UNTUK MEWUJUDKAN
SEKOLAH PARTISIPATIF PEDULI DAN
BERBUDAYA LINGKUNGAN
Elvina Trisyawati
SMA Negeri 6 Sigi, Sulawesi Tengah
elvinatrisyawati2704@gmail.com
169
dalam menentukan materi pelajarannya masing-masing
yang dapat diintegrasikan nilai-nilai PLH. Peran guru ini
dapat tercermin dalam pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukannya. Berikut beberapa mata pelajaran yang
mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup
dalam proses pembelajarannya:
Tabel 1. Daftar mata pelajaran yang terintegrasi dengan
materi PKLH
No Mata Nilai-nilai Pendidikan Lingkungan
Pelajaran Hidup
1. PA. Islam Q.S. Al-Araf:56. Tentang Kerusakan
Lingkungan
2. PA. Kristen Keluarga menjadi berkat bagi lingkungan
3. Penjaskes Pergaulan sehat pada remaja
4. PKWU Wirausaha produk kerajinan untuk pasar
global berbahan limbah
5. Seni Berkarya seni rupa tiga dimensi berbahan
Budaya limbah plastik
6. Biologi Mengelompokkan jenis tanaman tertentu
untuk membentuk keanekaragaman hayati
Mempelajari/mengidentifikasi
sarana/prasarana dalam green house dan
penganggrekan.
7. Fisika Pemanasan global dan dampaknya bagi
kehidupan
8. Kimia Daur ulang sampah, Menjelaskan jenis-jenis
sampah dan pengklasifikasiannya
9. Sejarah Mendeskripsikan dan menganalisis
munculnya Revolusi Hijau di Indonesia dan
perkembangannya.
10. Geografi Sebaran flora dan fauna serta upaya
pelestariannya
11. Matematika Memuat isu lingkungan dalam latihan soal
yang diberikan, misalnya tentang
kemungkinan pohon yang tumbuh. Dalam
hal ini pesan moral lingkungan hidup
tersampaikan melalui latihan-latihan soal.
12. Bhs. Text Analytical Exposition tentang bencana
Inggris alam, siklus hidrologi
13. Bhs. Membuat puisi tentang keindahan alam
Indonesia
170
Penanaman Sikap Peduli Lingkungan Kepada Seluruh
Warga Sekolah
Untuk mewujudkan karakter peduli dan berbudaya
lingkungan dibutuhkan keterlibatan semua unsur warga
sekolah yang ada di dalam lingkungan sekolah, yaitu
peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, orang tua
dan masyarakat. Dibutuhkan sikap positif atau komitmen
tinggi dari warga sekolah untuk didorong dan
dikembangkan sehingga menjadi kekuatan pendorong
dalam pencapaian tujuan (Wahjosumidjo, 2010:184).
Diharapkan seluruh warga sekolah berpartisipasi aktif
dalam gerakan kepedulian terhadap lingkungan. Untuk
lebih memastikan keberhasilan program ini dibutuhkan
program secara terencana dan terkontrol. Kebijakan kepala
sekolah dalam hal ini berupa penyusunan jadwal dan
pembagian lokasi penataan lingkungan. Semua wilayah
dalam lingkungan sekolah tidak boleh ada yang luput dari
pembagian penataannya. Misalnya suatu kelas, siswanya
diatur sedemikian rupa untuk dapat menata, merawat dan
membersihkan ruang kelas, taman yang ada di sekitar
kelas ditambah lagi lokasi taman diluar lingkungan
kelasnya masing-masing. Yang dimaksud dengan taman di
luar lingkungan kelas disini adalah seperti taman di sekitar
kantor, ruang guru, laboratorium fisika, laboratorium
biologi, laboratorium kimia, laboratorium bahasa,
laboratorium komputer, perpustakaan, mushollah, gudang,
ruang BK, ruang OSIS, dan lapangan-lapangan olah raga.
Jadi setiap kelas akan mendapatkan dua kaplingan taman
untuk ditata dan dirawat. Ini menjadi suatu kebanggaan
tersendiri, karena dalam menjaga kebersihan dan
keindahan, sekolah tidak perlu mempekerjakan pekerja
khusus atau cleaning service. Seluruh siswa, dengan
kesadaran sendiri dan dengan penuh rasa tanggung jawab
yang melakukannya. Sehingga harapan internalisasi nilai-
nilai peduli lingkungan dapat terpenuhi.
171
Gambar 2. Kerja bakti dan berbudaya lingkungan
172
atau benar-benar baru dalam hal bentuk maupun
kegunaan.
173
secara terencana dan terus menerus sevara komprehensif.
Gerakan sekolah berwawasan lingkungan dilakukan
dengan melibatkan semua pihak untuk berpartisipasi
langsung dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang
asri, nyaman, sehat dan bersih. Dengan situasi yang
kondusif ini, diharapkan proses belajar mengajar di
sekolah dapat terlaksana dengan efektif dan efesien
sehingga tujuan pendidikan dapat terwujud dan prestasi
siswa dapat diraih.
174
2. Bertumbuhnya sikap peduli dan berbudaya
lingkungan.
Pendidikan lingkungan adalah pendidikan yang
mengajarkan siswa untuk mengenal lingkungan dan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
lingkungan. Kesadaran akan pentingnya sikap
positif ini pada akhirnya menjadi suatu kebutuhan.
Jika suatu sekolah sudah mencapai tahapan ini,
maka upaya memelihara serta meningkatkan mutu
lingkungan akan terwujud.
3. Perolehan berbagai prestasi
Prestasi yang diperoleh siswa dalam lomba OSN,
O2SN, FLS2N dan lomba-lomba lainnya. SMAN 6
Sigi telah berhasil mengikutkan siswa dalam kancah
lomba FLS2n tingkat nasional cabang Nyanyi solo
putri pada tahun 2015 di Palembang, cabang Cipta
Puisi dan Baca Puisi pada tahun 2016 di Manado,
dan cabang baca puisi di Kupang pada tahun 2017.
Selain itu SMAN 6 Sigi pernah memperoleh medali
emas pada lomba O2SN cabang silat tingkat provinsi
Sulawesi Tengah dan lanjut ke tingkat nasional pada
tahun 2015 di Kupang, NTT.
4. Mendapat penghargaan dari Pemerintah Kabupaten
Sigi atas kegiatan Penangkaran Anggrek Spesies
Endemik sebagai Upaya Penyelamatan Lingkungan
Hidup di Kabupaten Sigi pada tahun 2017.
5. Sekolah Adiwiyata.
Terpilihnya SMAN 6 Sigi sebagai Sekolah Peduli dan
Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) Tingkat
Kabupaten Sigi pada tahun 2017, dan sekolah
Adiwiyata Tingkat Propinsi Sulawesi Tengah pada
tahun 2018. Pada tahun 2019 ini akan dinaikkan
Calon Penerima Penghargaan Kalpataru.
Penghargaan Kalpataru merupakan penghargaan
tertinggi yang diberikan Pemerintah Indonesis
kepada individu maupun kelompok yang dinilai
berjasa dalam merintis, mengabdi, menyelamatkan
dan membina upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dan kehutanan. SMAN 6 SMAN
Sigi telah diusulkanoleh Dinas Lingkungan Hidup
175
Kabupaten Sigi sebagai Calon Penerima
Penghargaan Lingkungan Hidup Nasional
KALPATARU Tahun 2018 dengan Kategori
Penyelamat Lingkungan.
6. Konservasi Eksitu Anggrek Spesies
Mendapat penghargaan dan Trophy dari Balai Besar
Taman Nasional Lore Lindu dalam upaya Pelestarian
Taman Nasional Lore Lindu melalui Konservasi
Eksitu Anggrek Spesies Taman Nasional Lore Lindu
pada tahun 2018. Konservasi Eksitu adalah
konservasi yang melindungi spesies tumbuhan
ataupun hewan langka yang terancam punah
dengan mengambil dari habitat yang tidak aman
dengan menempatkan ke tempat perlindungan
manusia. Tujuan konservasi eksitu anggrek spesies
adalah untuk mencegah terjadinya kepunahan
beberapa jenis anggrek yang sudah langka. Cara
yang dilakukan oleh pihak sekolah adalah dengan
mendirikan kebun koleksi anggrek spesies yang
merupakan hasil pelaksanaan mata pelajaran
muatan lokal Budi daya anggrek.
176
Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak guna mendapat
dukungan dalam melaksanakan program sekolah.
Mensosialisasikan program sekolah berwawasan dan
berbudaya lingkungan kepada masyarakat guna menjalin
keterlibatan masyarakat untuk turut mendukung program
sekolah. Untuk lebih menjamin keberlanjutan program
sekolah yang berwawasan lingkungan perlu dilakukan
upaya meningkatkan kesadaran warga sekolah bersama-
sama masyarakat untuk ikut serta bertanggungjawab
terhadap upaya pelestarian lingkungan serta mewujudkan
lingkungan yang bersih dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com. Gerakan Bersih dan
senyum, dimulai dari budaya 3 R (reduce, reuse,
recycle). Diambil pada Rabu 25 September 2019 pukul
5.10 WIB.
Tim Pengembang Kurikulum, 2017. Dokumen 1:
Kurikulum SMA Negeri 6 Sigi Tahun Pelajaran
2017/2018, Palu, SMA Negeri 6 Sigi.
Tim Penyusun, 2006. Standar Isi. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2006, Jakarta, Badan Standar Nasional
Pendidikan.
Tim Penyusun, 2006. Standar Kompetensi Lulusan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2006, Jakarta, Badan
Standar Nasional Pendidikan.
Tim Penyusun, 2005. Taman Nasional Lore-Lindu, Palu,
Balai Taman Nasional Lore-Lindu.
Thobroni M, 2016, Belajar & Pembelajaran: Teori dan
Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Wahjosumidjo, 2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
177
Tentang Penulis
178