KEPALA SEKOLAH SD
EDITOR:
Prof. Dr. Baso Intang Sappaile, M.Pd
Penerbit:
Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
ii
KUMPULAN KISAH SUKSES EPALA SEKOLAH SD
Editor:
Prof. Dr. Baso Intang Sappaile, M.Pd
ISBN:
978-602-52537-0-6
Redaksi:
Ged. D Lt. 14 Jl. Pintu 1, Senayan Jakarta Pusat, Indonesia
Telp. (021) 57974125
Email: kesharlindung.tendik@kemdikbud.go.id
iii
PRAKATA
iv
menghadirkan perspektif praksis yang beragam sekaligus
unik tentunya. Untuk itu, kami atas nama Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan terima kasih
kepada para penulis, editor dan semua pihak yang telah
mendedikasikan waktu, pikiran dan tenaga hingga terbitnya
buku Kumpulan Kisah Sukses ini.
v
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
PRAKATA ..................................................................... iv
KATA PENGANTAR........................................................ vi
DAFTAR ISI ................................................................... vii
vii
Sekolah Sahabat Keluarga Dalam Mengembangkan
Sekklah Unggul……………….………………………………… . 140
Wahyuningsih Rahayu
viii
MENINGKATKAN MINAT BACA
SISWA MELALUI PEMBERDAYAAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Suryani
Kepala SDN 105855 PTPN II Tanjung Morawa Deli Serdang Sumatera Utara
Email: suryanijalaluddin@gmail.com
1
membuat siswa semakin jauh dari buku. Fenomena
inilah yang mengakibatkan minat baca masyarakat,
khususnya para siswa menjadi rendah.
Rendahnya minat baca seperti diuraikan di atas,
juga menjadi permasalahan yang serius di SDN 105855
PTPN II Tanjungmorawa. Hal ini tampak jelas dari
aktivitas siswa sehari-hari yang lebih senang
menghabiskan waktunya untuk bermain dibandingkan
dengan membaca. Masalah yang sama juga terjadi di
perpustakaan sekolah. Suasana perpustakaan sekolah
terlihat sepi pengunjung. Siswa yang berkunjung ke
perpustakaan merupakan orang yang sama setiap
harinya. Berdasarkan buku catatan pengunjung, rata-rata
kunjungan setiap bulan berkisar 30% dari jumlah siswa
seluruhnya. Berikut ini data kunjungan perpustakaan
sebelum upaya pemberdayaan perpustakaan dengan
Tujuh Langkah Jitu dilakukan.
2
bersama petugas perpustakaan dan para guru tentang
penyebab masalah tersebut. Beberapa penyebab bahwa
minat baca siswa masih rendah adalah 1) pengelolaaan
dan pelayanan perpustakaan sekolah belum efektif, 2)
kurangnya buku – buku yang menarik bagi siswa di
perpustakaan atau pojok baca kelas, 3) para guru dan
orang kurang terlibat dalam mendorong siswa untuk
membaca, 4) belum maksimalnya kebijakan kepala
sekolah untuk mendorong siswa membaca, dan 5)
kondisi lingkungan sekolah belum memberikan fasilitas
yang menarik siswa untuk membaca.
Keberadaan perpustakaan tidak dapat dipisahkan
dari peradaban dan budaya umat manusia. Tinggi
rendahnya peradaban dan budaya suatu bangsa dapat
dilihat dari kondisi perpustakaan yang dimiliki. Oleh
karena itu, masalah rendahnya minat ini perlu segera
diatasi dengan pemberdayaan perpustakaan sekolah.
Sekolah memiliki perpustakaan sejak tahun 2008,
dengan bangunan permanen dan memiliki luas 84 m².
Letaknya yang mudah dijangkau dan strategis seharusnya
menjadi sarana belajar bagi siswa. Namun, kenyataannya
tidak seperti yang diharapkan. Untuk itu, harus segera
dilakukan pemberdayaan terhadap perpustakaan sekolah.
Perpustakaan Sekolah
UURI Nomor 43 Tahun 2007 menjelaskan bahwa
perpustakaan merupakan institusi pengelola koleksi
karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara
professional dengan sistem yang baku guna memenuhi
kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi,
dan rekreasi para pemustaka. Setiap sekolah hendaknya
menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi
standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan
Standar Nasional Pendidikan (SNP). Perpustakaan
sekolah wajib memiliki koleksi buku teks pelajaran yang
mencukupi sesuai jumlah siswa, memiliki koleksi lain
yang mendukung pelaksanaan kurikulum.
Pasal 3 UURI tersebut, dinyatakan perpustakaan
berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian,
pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan
kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Lebih lanjut
dijelaskan beberapa fungsi perpustakaan antara lain: (a)
Melestarikan hasil budaya umat manusia, khususnya
yang berbentuk dokumen karya cetak dan karya rekam,
(b) Menyampaikan gagasan, pemikiran , dan pengetahun
kepada generasi selanjutnya, dan (c) Pusat sumber
informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, dan
kebudayaan.
Perpustakaan SD Negeri 105855 PTPN II
Tanjungmorawa berdiri sejak sepuluh tahun yang lalu di
bawah pembinaan kepala sekolah. Agar pengelolaannya
berjalan sebagaimana yang diharapkan, maka dibentuk
pengelola perpustakaan yang terdiri dari kepala
perpustakaan dan anggota. Kepala Perpustakaan dibantu
oleh tiga bidang layanan yaitu administrasi, informasi,
dan pembaca. Perpustakaan melayani sirkulasi
peminjaman bahan pustaka untuk seluruh warga sekolah.
Visi Perpustakaan SD Negeri 105855 PTPN II
Tanjungmorawa adalah: "Perpustakaan sebagai pusat ilmu
pengetahuan, informasi, dan rekreasi edukatif bagi siswa SD
5
Negeri 105855 PTPN II Tanjungmorawa". Adapun misi
Perpustakaan Sekolah adalah: a) Memberikan pelayanan
terbaik kepada pemustaka dengan memberikan
pelayanan yang cepat, mudah, dan ramah; b)
Menyediakan sumber informasi dan ilmu pengetahuan
yang terbaru dan terbaik dalam berbagai bentuk (buku,
majalah, dan koleksi lainnya) untuk mendukung
suksesnya pembelajaran dan pendidikan di sekolah; c)
Menyediakan sarana-prasarana penunjang untuk
meningkatkan pelayanan; d) Melaksanakan program
kerja yang kreatif, rekreatif, dan edukatif; e)
Meningkatkan kualitas SDM pengelola
perpustakaan dengan pengikutsertaan pengelola dalam
setiap even kegiatan kepustakawanan; f) Mengadakan
perlombaan kegiatan gemar membaca dan menulis; dan
g) Memberi penghargaan kepada pengunjung
perpustakaan.
6
perpustakaan yang melibatkan semua pihak.
Pemberdayaan perpustakaan meliputi 7 (tujuh) langkah
jitu, seperti terlihat pada gambar berikut:
7
Kedua, Pengadaan Koleksi yang Menarik. Pengadaan
koleksi meliputi buku-buku referensi, cerita fiksi, cerita
nonfiksi, kamus, globe, majalah, surat kabar, CD dan
Video. Koleksi selain dilakukan dengan pembelian juga
dapat dibuat sendiri seperti kumpulan karya siswa dan
guru.
8
Gambar 5. Petugas Membantu Siswa dalam Layanan Membaca
9
(collaborative). Peran orangtua diperlukan untuk turut
mendukung program sekolah dengan beberapa cara
yaitu: 1) sikap orangtua untuk memotivasi siswa untuk
membaca, 2) menyediakan buku untuk dibaca siswa, 3)
menyediakan lingkungan rumah yang ramah buku.
10
Gambar 7. Pemberian Hadiah Bagi Siswa
Hasil
Pemberdayaan perpustakaan sekolah melalui tujuh
langkah jitu yaitu: (1) penataan ruangan, (2) pengadaan
koleksi yang menarik, (3) pelayanan yang ramah, (4)
penggunaan pojok baca kelas, (5) pelibatan peran
orangtua, (6) pengadakan lomba dan kegiatan literasi, dan
(6) pemberian reward memberikan dampak positif
terhadap peningkatan mutu pendidikan di SD Negeri
105855 PTPN II Tanjung Morawa sebagai berikut:
11
J u ml a h P e n gu n j u n g P e r p u s t a ka a n
2016 2017 2018
19878
12977
4390
12
J umla h P e minja m B uku P e r pust akaan
2016 2017 2018
5333
2623
2218
13
Gambar 10. Jumlah Pembaca di Pojok Baca
J u ml a h P e n yu mb a n g D i P o j o k B a c a
2016 2017 2018
1317
942
103
15
20 Lomba Perpustakaan Terbaik Tkt 3 2017 Provinsi
SD
Kesimpulan
Upaya yang dilakukan untuk pemberdayaan
perpustakaan sekolah dengan tujuh langkah jitu yaitu: (1)
Penataan Ruangan, (2) Pengadaan Koleksi yang
Menarik, (3) Pelayanan yang Ramah, (4) Penggunaan
17
Pojok Baca Kelas, (5) Pelibatan Peran Serta Orangtua dan
Masyarakat, (6) Pengadaan Kegiatan Lomba dan Literasi
Siswa, dan (7) Pemberian Reward. Pemberdayaan
perpustakaan dengan tujuh langkah jitu tersebut dapat
meningkatkan minat baca siswa di SD Negeri 105855
PTPN II Tanjung Morawa.. Hal ini terbukti dari
meningkatnya: a) kunjungan di perpustakaan, b)
peminjam buku di perpustakaan, c) pembaca di pojok
baca, d) penyumbang buku di pojok baca kelas. Oleh
karena itu, kepala sekolah harus menerapkan ketujuh
langkah jitu tersebut untuk meningkatkan minat baca
dan penumbuhan karakter siswa sebagai salah satu
alternatif peningkatan mutu sekolah.
Daftar Pustaka
Hasanah, Muakibatul, Nurchasanah & Hamidah, S. C.
2011. Membaca Ekstensif: Teori, Praktik, dan
Pembelajaran. Malang: Pustaka Kaiswaran
Mulyasa. 2010. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan: Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah.
Jakarta. Rineka Cipta
Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta. Prenada Media Group.
Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-
Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Prenada Media Group.
Perpustakaan Nasional RI. 2007. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan. Jakarta. PNRI
18
Tentang Penulis
SURYANI, S.Pd.,M.Pd. Lahir di
Bayu Aceh Utara, 24 Juli 1972.
Menyelesaikan D2 PGSD IKIP
Negeri Medan 1994, S1 Pendidikan
Matematika FKIP Universitas Islam
Sumatera Utara 2006, dan S2
Program Pascasarjana (PPs)
Universitas Negeri Medan
Program Studi Pendidikan Dasar
2013. Menjadi guru sejak 1995 dan
sekarang dipercaya sebagai Kepala
SDN 105855 PTPN II Tanjungmorawa Kabupaten
Deliserdang Sumatera Utara. Selain bertugas sebagai
guru, penulis juga aktif sebagai pengurus Ikatan Guru
Indonesia (IGI) Kabupaten Deliserdang. Serius menulis
sejak 2018 dan telah memiliki buku karya tunggal
pertama berjudul “Perkalian Itu Mudah” terinspirasi dari
pengalaman penulis sebagai guru selama lebih 2 dekade
tentang pembelajaran matematika. Penulis bisa
dihubungi di suryanijalaluddin@gmail.com. HP.
085261351908
19
MENINGKATKAN KARAKTER
SISWA MELALUI BUDAYA
LITERASI DIGITAL
Deswita
Kepala SDN 01 Benteng Pasar Atas Kota Bukittinggi
Email: deswita181266@gmail.com
2. Menulis Opini
Menulis Opini merupakan kemampuan yang bijak
dalam memberikan tanggapan dan komentar terhadap
suatu informasi. Kegiatan ini diawali dengan guru
ataupun siswa membuat sebuah pernyataan atau sebuah
informasi baru atau opini yang berkaitan dengan situasi
dan isu-isu global yang perlu terlebih dahulu diberi
batasan kepada guru dan siswa sejauh mana mereka akan
menulis konten tersebut. Kemudian guru dan siswa
menuliskan dengan sebaik mungkin opini yang mereka
buat dalam format yang telah disediakan. Selanjutnya
tulisan tersebut di upload di media sosial mereka, yang
nantinya tulisan tersebut dikomentari oleh teman-
temannya dengan bahasa yang positif dan bersifat
membangun. Kumpulan opini yang telah dibuat juga
akan di terbitkan pada media cetak.
26
Gambar 4. Siswa Membuat Opini
Tujuan dari kegiatan ini adalah melatih
kemampuan guru dan siswa dalam menulis dan
memberikan pandangan terhadap suatu informasi serta
mampu memberikan komentar yang bijak terhadap
informasi tersebut.
1. Satu Minggu Satu Puisi
Kepala sekolah menyusun program bersama guru.
Kegiatan ini dilaksanakan satu kali dalam seminggu.
Sasaran dari program adalah guru dan siswa. Kegiatan ini
dilakukan satu kali dalam satu minggu. Dimana diawali
dengan guru melakukan pemodelan bagaimana
membuat puisi yang sederhana. Baik siswa dan guru
setiap minggu menulis satu puisi. Penulisan puisi ini
dimulai dari membimbing dan membina guru dalam
penulisan puisi, selanjutnya guru melatih dan
membimbing siswa untuk menulis puisi. Puisi yang
ditulis adalah hasil karya sendiri. Puisi ditulis dalam
sebuah buku tulis yang disediakan khusus oleh siswa dan
guru.
27
Setiap minggu siswa mengumpulkan puisi mereka
kepada guru, dan guru nantinya memberikan tanda
tangan pada setiap karya siswa. Buku puisi dikumpulkan
dikelas yang nantinya puisi tersebut diketik komputer.
Puisi yang telah terkumpul tersebut diseleksi dan diambil
yang baik penulisannya untuk dibukukan dan berISBN.
Setiap siswa menunggu giliran puisi mereka akan
diterbitkan menjadi sebuah buku.
Hasil
Kids Vlogger
Dari pelaksanaan Kids Vlogger didapatlah hasil
sebagai berikut.
1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi dan public speaking.
2. Meningkatnya kemampuan literasi siswa
3. Meningkatnya kemampuan siswa dalam bekerja
bersama tim.
4. Dihasilkannya vlogger-vlogger cilik yang memiliki
konten edukasi.
5. Tertanamnya sikap positif seperti tanggung jawab,
percaya diri, menghargai orang lain dan berani
dalam mengambil tindakan
Menulis Opini
Dari kegiatan program menulis Opini ini didapatlah hasil
sebagai berikut.
28
1. Terkumpulnya opini siswa dan guru
2. Meningkatnya kemampuan literasi tulis dan baca bagi
siswa dan guru.
3. Diterbitkannya opini guru pada media cetak.
4. Terlatihnya kemampuan guru dan siswa dalam
meberikan komentar yang bijak terhadap suatu
informasi.
5. Tertanamnya karakter positif bagi siswa dan guru
terutama dalam hal merespon suatu informasi dan
menggunakan teknologi secara bijak.
30
bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas guru dan siswa
serta menunjang terbentuknya karakter yang baik. Dari
ketiga program kegiatan tersebut,Budaya Literasi Digital
telah memberikan hasil dalam pelaksanaanya. Hasil
tersebut diantaranya yaitu meningkatkan kemampuan
literasi digital baik guru maupun siswa, selain itu
tertanamnya nilai karakter seperti percaya diri,
menghargai orang lain, berkomentar dengan bijak, serta
berani dalam bertindak. Tidak hanya itu, Budaya Literasi
Digital telah meningkatkan minat baca dan tulis bagi
siswa dan guru sehingga telah lahirnya berbagai karya
literasi yang telah juga memanfaatkan media sosial dan
cetak sebagai sarana dalam berliterasi tersebut.
Rekomendasi
1. Untuk kepala sekolah, lebih meningkatkan inovasi
program terhadap pengembangan budaya lietasi
terutama literasi digital.
2. Untuk guru sekolah, agar mampu menjadi pelaksana
program yang mengarahkan siswa kepada nilai-nilai
yang lebih baik.
3. Untuk tim pelaksana program sekolah, agar lebih
memperhatikan analisa kebutuhan sekolah dan
administrasi program sekolah
4. Untuk dinas pendidikan, agar terus memberikan
bimtek dan sosialisasi tentang pengelolaan program
sekolah.
5. Untuk pemerintah, agar memfasilitasi sekolah
khususnya dalam bidang pengelolaan program
pemenuhan kebutuhan sekolah dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan.
Daftar Pustaka
Daryono. 2017. Literasi Informasi Digital: Sebuah
tantangan bagi pustakawan. TIK. Ilmeu:
Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan
STAIN Curup, Vol 1, No 2, hlm 89-102.
Muhdar HM. 2013. Pendidikan Karakter menuju SDM
Paripurna. Jurnal
Pen Alulum, volume.13 nomor1,hlm.103-128
Suyanto. 2010. Aktualisasi Pendidikan Karakter, Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian Pendidikan Nasional,
Jakarta
https://www.google.co.id/amp/s/www.kompasiana.com
/amp/rulimustafa/5a533bc15e137379
2c793e92/literasi-digital-dan-manfaatnya
( diakses tanggal 5 Juni 2019)
32
Tentang Penulis
Deswita, lahir di Bukittinggi 53
tahun yang lalu tepatnya 18
Desember 1966 .Pendidikan
Sekolah Dasar ditamatkan di SDN
05 Bukittingg pada tahun 1979.
Kemudian melanjutkan
pendidikan Sekolah Menengah
Pertama di SMP 2 Bukittinggi
tamat tahun 1982. Setelah itu
melanjutkan pendidikan ke SPG
Bukittinggi tamat tahun1985.Pada tahun 1987
melanjutkan pendidikan SI di FKIP Muhammadiyah
Padang Panjang tamat tahun 1992.Mengajar Pertama kali
di tahun 1986 di SD Inpres Balay Banyak Bukittinggi
dipindah tugaskan ke SDN 02 Percontohan Tahun 2004.
Tahun 2012 Guru berprestasi tingkat Nasional utusan
Sumatera Barat dan mendapat Networking ke Turki
tahun 2013. Tahun 2014 diangkat sebagai kepala sekolah
di SDN 01 Campago Ipuh Bukittinggi. Akhir tahun 2016
pindah tugas sebagai kepala sekolah SDN 01 Benteng
Pasar Atas Bukittinggi sampai sekarang. Alhamdulillah
tahun 2019 ini membawa nama baik SDN 01 Benteng
Pasar Atas dalam ajang lomba kepala sekolah berprestasi
mendapat peringkat 3 tingkat nasional. HP.
082169733700
33
MEMBANGUN KEMITRAAN
MELALUI MANAJEMEN
MUSYAWARAH MENUJU
SEKOLAH LITERAT
Dharmawati
Kepala SDN 037 Tarakan, Kalimantan Utara
Email: dharmasastra2010@yahoo.com
34
semi permanen dan sebagian adalah bangunan asli dari
peninggalan SD inpres sejak tahun 1982 yang sudah
bolong dan bocor di beberapa tempat. Ruang kelas hanya
ada 6 padahal jumlah rombel ada 9. Sehingga ada shif
pagi dan siang. Buku teks tak memadai. Ruang Musolla,
UKS dan kantin tak ada. Perpustakaan hanyanya ruang
kelas yang disekat seadanya.
35
3. Menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta
pengetahuan.
4. Memampukan warganya cakap berkomunikasi
dan dapat berkontribusi kepada lingkungan
sosialnya.
5. Mengakomodasi partisipasi seluruh warga sekolah
dan lingkungan eksternal SD.
Sehingga dapat disimpulkan literat adalah sikap
dan perilaku yang dihasilkan dari dari proses literasi
yang baik di sekolah dan masyarakat.
Tarakan adalah pulau yang penduduknya
beragam, tetapi penduduk asli pulau ini adalah suku
Tidung. Suku Tidung senang berkumpul untuk
mengerjakan sesuatu . Budaya itu di sebut Intimung.
Berdasarkan latar-belakang dan pemikiran
tersebut penulis membuat program yang
mengutamakan bermusyawarah dengan semua
pemangku kepentingan, demi terlaksananya perbaikan
mutu pendidikan di SDN 037.
36
Tabel 2. Program Sekolah
1. Sekolah Adiwiyata Belum Melaksanakan
2. Gerakan Literasi Sekolah Belum Melaksanakan
3. Sekolah Ramah Anak Belum Melaksanakan
4. Sekolah Penguatan Pendidikan Karakter Belum
Melaksanakan
5. Gerakan Pramuka Belum Melaksanakan
39
Pada jam istirahat siswa juga bisa memanfaatkan
waktu membaca buku di areal baca sekolah yang di
buat oleh komite seperti Taman Baca, Lorong Literasi,
dan Lapak Buku dengan suasana yang nyaman dan
menyenangkan.
7. Kantong Sedekah Buku
Untuk memenuhi ketersediaan buku bacaan, tim
bekerjasama dengan program GISS ( Gerakan Infaq
Seribu perSiswa) yang sudah berjalan di sekolah.
Biasanya dana GISS ini dimanfaatkan untuk
membantu perlengkapan sekolah untuk siswa yang
kurang mampu. Dana GISS ini dikumpulkan setiap
hari Jumat, setiap siswa seribu rupiah. Sekolah
menyisihkan di Jumat minggu ke empat atau minggu
terakhir untuk membeli buku bacaan.
8. Program Pinjam Pakai Buku
Strategi lain untuk mengatasi kekurangan buku
adalah program PIPA. Yang merupakan akronim dari
pinjam pakai. Jadi kami mengajukan surat
permohonan bertukar pinjam buku kepada Kantor
Perpustakaan dan Kearsipan dan Taman Bacaan
Masyarakat (TBM) dalam kurun waktu tertentu,
kemudian dikembalikan lagi. Ide ini disambut baik
oleh mereka. Kami saling bertukar buku. Distribusi
ini ternyata cukup efektif untuk mengatasi
kekurangan buku bacaan.
Gambar 5a. Program PIPA dengan Sekolah Gambar 5b. Program PIPA dengan TBM
40
9. Relawan Jaga Baca
Banyaknya areal baca di lingkungan sekolah butuh
kerja ekstra pustakawan sekolah yang cuma satu
orang. Penulis berfikir siswa perlu ada rasa tanggung-
jawab dan memiliki sehingga buku-buku terdistribusi
dan terawat dengan baik. Maka dibentuklah relawan
yang terdiri dari siswa kelas tinggi, relawan ini diberi
nama “Jaga Baca” tugas mereka mengikuti jadwal
piket kelas.
41
menjadi relawan untuk membantu terlaksanaan
program BI Corner. Program kerjasama ini telah
berjalan 1 tahun.
Gambar 8a. Big Book karya Guru dan Siswa Gambar 8b. Guru membacakan Buku
42
Hasil Akhir
Capaian yang diperoleh dari dampak pelaksanaan
program literasi adalah
1. Keadaan Sapras
Program literasi mendapat apresiasi dari
Kemdikbud, beberpa tim satgas GLS pusat datang ke
SDN 037 untuk melihat praktik literasi. Pada tahun
2018 SDN 037 mendapat dana takola sebesar
1.597.575.000,- untuk rehab ruang kelas dan renovasi
3 ruang kelas baru, ruang musolla, UKS, perpustakan 4
Wc dan gudang. Bersamaan dengan itu jumlah siswa
SDN 037 juga meningkat drastis, karena telah tumbuh
kepercayaan (trust) orang- tua.
25
20
20 16 Jumlah Jamban
15 11
9 8
10 Jumlah PTK
4
5
0 Jumlah Ruang
Sebelum Literasi Sesudah Literasi Layanan
43
4. Sekolah penguatan Terpilih menjadi sekolah Piloting
pendidikan Karakter Penguatan Pendidikan Karakter
5. Gerakan Pramuka Terpilih Menjadi Gudep Unggul
provinsi Kaltara, dan akan
mengikuti pemilihan gudep unggul
nasional pada bulan Agustus 2019.
44
4. Melejitnya Literasi Sebagai Brand Sekolah
Pada bulan November tahun 2016 penulis
mendapat penghargaan Guru Teladan oleh yayasan
Ayo membaca Indonesia dari MEDCO Foundation
bekerjasama dengan kemdikbud.
Gambar 10a. Menghadiri FLS Gambar 10b. Berbagi Praktik Baik Literasi
45
Dampaknya Bagi Warga Sekolah
Dari semua pecapaian itu dampaknya bagi warga
sekolah adalah tumbuh kepercayaan diri pendidik dan
tenaga kependidikan dalam mendidik dan melaksanakan
program sekolah karena telah tumbuh trust dari orang
tua dan masyarakan kepada sekolah serta tumbuhnya
budaya mutu dan persaingan yang sehat antar siswa,
guru dan warga sekolah lainnya. Dampak lainnya Guru
semakin bersemangat meningkatkan potensi diri sebagai
guru pembelajar.
Daftar Pustaka
Kemdikbud. 2015. Panduan Gerakan Literasi Sekolah
Dasar. Jakarta
Hidayat, dkk. 2016. Kemitraan Sekolah dengan Keluarga
dan Masyarakat, Jakarta : Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat
Kemdikbud. 2016. Desain Induk GLS. Jakarta
46
Biodata Penulis
Dharmawati, lahir di Teluk Bayur
Kalimantan Timur 10 oktober 1973,
memulai karier sebagai guru SD 20
tahun yang lalu dan sebagai kepala
sekolah 7 tahun yang lalu. Sejak kecil
sangat suka membaca buku dan
menulis. Ketika Gerakan Literasi
Sekolah di canangkan pada tahun
2015 ibu dari 3 anak ini menyambut
dengan suka cita karena percaya Gerakan Literasi
Sekolah dapat membantu meningkatkan mutu sekolah.
Pada tahun 2016 terpilih menjadi salah satu guru teladan
versi yayasan Ayo Membaca Indonesia. Penghargaan itu
semakin mematik semangatnya untuk berjuang lewat
literasi dan membina relawan literasi Forum Guru Tapal
Batas. Penulis bisa dihubungi pada nomor HP.
081351319743
47
STRATEGI SWEET LOVE
MEMBANGUN KOMUNITAS
BELAJAR PROFESIONAL
Wawat Karwati
SDN Santaka, Jawa Barat
Email: wawatkarwati22@gmail.com
53
2. Write Down the Plan
Membangun Komunitas Belajar Profesional
dirumuskan dalam sebuah program perencanaan.
Program perencanaan yang dimaksud berupa rancangan
kegiatan yang mendukung terbangunnya Komunitas
Belajar Profesional dengan menggunakan strategi
SWEET LOVE. Pada langkah ini sekaligus ditetapkan
aturan-aturan yang harus ditaati dalam membangun
Komunitas Belajar Profesional.
54
menjadi narasumber pada kegiatan yang bersifat formal
maupun informal. Kepala sekolah memberikan contoh
tentang menjadi narasumber pada kegiatan sharing
kemudian memberikan kesempatan kepada guru untuk
menunjukan kapasitasnya di hadapan rekan-rekan.
55
bagi guru untuk saling bertukar pikiran, bekerjasama
dalam memecahkan permasalahan. Kegiatan komunitas
belajar yang dikembangkan bersifat formal dan informal.
Bentuk Kegiatan formal antara lain (a) KKG berbasis
sekolah tentang implementasi kurikulum 2013, (b) IHT
tentang model- model pembelajaran, (c) pelatihan
komputer/ IT, (d) IHT tentang penyusunan KTI, (e)
diskusi tentang pengembangan materi pembelajaran, (f)
mengobservasi pelaksanaan pembelajaran, (g) evaluasi
pelaksanaan pembelajaran. Adapun kegiatan informal
adalah (a) SAJAGO (Sajam Ngobrol) berisi obrolan santai
tentang isu-isu pendidikan dan pembelajaran, dan (b)
GARENG (Gawe Bareng), di mana guru secara kolaboratif
membuat perangkat dan media pembelajaran yang
inovatif.
56
sebuah keniscayaan sehingga Komunitas Belajar
Profesional dapat berjalan secara efektif dan efisien.
57
SWEET LOVE dalam membangun Komunitas Belajar
Profesional, beberapa hal dapat diuraikan sebagai
berikut.
1. Komunitas Belajar Profesional telah terbangun di
SDN Santaka. Hal ini berdasarkan analisis
ketercapaian indikator-indikator Komunitas Belajar
Profesional yang mencapai 94. Motivasi guru untuk
membangun Komunitas Belajar Profesional semakin
meningkat, yang ditandai dengan tingkat kehadiran
guru mencapai 92%. Hasil pengamatan juga
menunjukan bahwa sejak digunakannya strategi
SWEET LOVE, kesadaran guru tentang pentingnya
peningkatan kompetensi meningkat. Hal ini dapat
dilihat dari topik pembicaraan dalam komunitas guru
lebih mengarah pada hal- hal yang ada relevansinya
dengan tugas fungsi guru. Indikasi lainnya yang
berhubungan dengan motivasi belajar adalah
masuknya guru pada komunitas PKB on line Rumah
Belajar yang berjalan di bawah naungan kemdikbud.
59
Gambar 8. Guru Menerapkan Model Pembelajaran
60
2016/2017; 86,61 pada tahun pelajaran 2017/2018
dan 95,74 pada tahun pelajaran 2018/2019
b. Capaian nilai tarap serap kurikulum adalah 77 dan
78 pada semester 1 dan 2 tahun pelajaran 2017/2018
serta 80 dan 81 pada semester 1 dan 2 tahun
pelajaran 2018/2019.
3. Sekolah
Meningkatnya kompetensi profesional dan
pedagogik telah berdampak terhadap meningkatnya
pemahaman guru mengenai berbagai program
sekolah lainnya sehingga partisipasi guru pada
program-program tersebut meningkat. Hal ini
berimbas pada peningkatan nilai akreditasi sekolah,
yaitu dari nilai 81 pada tahun 2011 menjadi 87 pada
tahun 2017.
Berdasarkan uraian di atas, strategi SWEET LOVE
terbukti mampu membangun Komunitas Belajar
Profesional di SDN Santaka serta meningkatkan
kompetensi profesional dan pedagogik guru. Strategi
SWEET LOVE dapat digunakan oleh kepala sekolah
lainnya yang tertarik untuk mengaplikasikan strategi ini
sesuai dengan kondisi masing-masing. Beberapa
rekomendasi dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Pada langkah Set the Goals, harus ditambahkan
dengan keterlibatan ahli misalnya pengawas sekolah,
atau unsur-unsur dari komite sekolah maupun dunia
usaha, sehingga muatan dalam kegiatan Komunitas
Belajar Profesional dapat lebih ditingkatkan.
b. Pada langkah Write Down the Plan kepala sekolah
harus memberikan porsi yang lebih besar kepada guru
untuk meningkatkan self-belonging mereka terhadap
program kegiatan, sehingga tingkat ketercapaian
program dapat lebih ditingkakan lagi.
c. Meningkatkan pengetahuan tentang seni-seni
membangun kepercayaan diri pada bawahan,
terutama dalam melaksanakan melaksanakan
pendekatan Encourage the Teachers to Participate dan
Ensure the Teachers that they Have Capabilities.
61
Daftar Pustaka
Dehdary. (2017). A Look Into Professional Learning
Community. http :/ / www .academy publication
.com/ ojs/ index .php/ jltr/ article/view/
jltr0804645654. Volume 8 Number 4. Pp 647
Harris, A. dan Jones, M. (2010). Professional Learning
Communities And System Improvement.
https://www.researchgate.net/publication/
249752354_Professional_learning_communities_a
nd_system_improvement Volume 13 Number 2 July
2010 172–181. Pp 172 – 181.
Karwati,W dan Prawiyogi,A. (2019) Guru dan
Membelajarkan Guru. Karawang FBIS Publishing.
Triatna, Cepi (2015). Membangun Komunitas Belajar
Profesional untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di
Sekolah http://ejournal.upi edu/index
.php/JPSPs/article/view/5918
62
Tentang Penulis
Wawat Karwati, M.Pd. lahir di
Bandung pada tanggal 22 November
1971. Pendidikan terakhir S2
Pendidikan Dasar di Universitas
Pendidikan Indonesia. Ibu dari tiga
orang anak ini sekarang bekerja
sebagai Kepala SDN Santaka
Kecamatan Cimanggung Kabupaten
Sumedang. Sejauh ini buku yang
telah dihasilkan ada dua, yaitu
Remaja dan Permasalahannya pada tahun 2015 yang
ditulis bersama rekan-rekannya di Universitas
Pendidikan Indonesia. Buku kedua terbit pada tahun
2019 dengan judul Guru dan Membelajarkan Guru.
Nomor HP 081220595958.
63
MENCIPTAKAN LABEL SEKOLAH
UNGGUL MELALUI KEGIATAN
LITERASI
Agung Rahmanto
Kepala Sekolah SD Muhamamdiyah Sapen Yogyakarta
Email: agoeng.spn@gmail.com
4) Club Sains
Kegiatan ini bertujuan untuk memenuhi
keterampilan ilmiah siswa guna mendapat dan
memperdalam pegetahuan baru. Dengan demikian akan
menumbuhkan kepedulian di dunia sains dan teknologi.
Siswa terbagi menjadi beberapa kelompok kelas dengan
materi berbasis eksperimen secara langsung. Hasil akhir
dari setiap percobaan ditulis dalam bentuk laporan
sederhana berdasarkan pengalaman.
5) Dol tinuku (Jual Beli) dan Celengan Impian
Dol tinuku menjadi salah satu icon SD
Muhammadiyah Sapen dalam menerapkan literasi
keuangan. Kegiatan ini menjadi praktik langsung siswa
71
kelas 5 yang sedang mempelajari materi jual beli. Siswa
merencanakan usaha jual beli mulai dari promosi,
penyiapan produk yang akan dijual, perhitungan laba
rugi dan pelaporan. Sedangkan kelas lain mendapatkan
tugas berbelanja menggunakan uang yang ditentukan
dan kemudian mencatat barang yang telah dibelanjakan.
Dalam kegiatan ini terjadi transaksi jual beli alamiah oleh
siswa, guru bahkan orang tua, seperti negosiasi kedua
belah pihak.
Program literasi keuangan juga terlihat pada
pembiasaan perencanaan keuangan sederhana oleh siswa
kelas 2 dalam bentuk celengan impian. Setiap siswa
dengan kreatif membuat tempat penyimpanan uang dari
bahan bekas berhias, yang bertuliskan impian siswa jika
uang sudah terkumpul.
72
Desain Literasi dalam Pembelajaran
Keberhasilan pembelajaran tentu memerlukan
beragam sumber. Literasi dalam pembelajaran di SD
Muhammadiyah Sapen dengan mengintegrasikan literasi
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
mencakup materi pembelajaran yang relevan, metode,
langkah pembelajaran, dan metode penilaian yang sesuai
kebutuhan.
Pembelajaran untuk kelas atas terdapat
pembiasaan membaca dengan tagihan aktivitas akademik
siswa, dalam artian penilaian yang ada kaitannya dengan
kurikulum, namun lebih kepada tagihan berupa
pengembangan kreativitas. Tagihan yang diberikan
misalnya kreativitas pembuatan mini book, poster, mind
mapping, puisi, atau peta cerita menurut kreativitas
masing-masing. Isi dari produk yang dibuat siswa
disesuaikan dengan bahan literasi yang dibaca atau
ditonton siswa. (baca tulis, disiplin,
Desain literasi dalam pembelajaran ini juga
dilakukan dengan mengkolaborasikan materi dengan
pihak lain dalam bentuk kegiatan:
1) Pustakawan Mengajar
Program ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan
siswa dalam menggali informasi dari berbagai sumber,
seperti buku pengayaan (buku teks, kamus, ensiklopedia,
atlas), hingga keterampian menggunakan media digital
(materi search enggine skills). Pustakawan berkolaborasi
dengan guru yang telah tercantum dalam RPP kolaborasi
tematik integratif.
2) Orang tua Mengajar
Program orang tua mengajar sering dikenal
dengan istilah parent day. Pelibatan orang tua dalam
proses pembelajaran terkait dengan pengenalan sebuah
profesi. Sinergi ini memberikan motivasi kepada anak
akan pentingnya cita-cita serta bagaimana proses meraih
dan mewujudkannya.
Desain literasi dalam pembelajaran SD
Muhammadiyah Sapen juga memanfaatkan lingkungan
73
fisik maupun sosial untuk mendukung kegiatan literasi.
Lingkungan fisik yang digunakan antara lain Lapangan
Kelurahan guna mengetahui sistem pemerintahan desa,
lapangan ini digunakan untuk kegiatan kepanduan Hizbul
Wathan (HW). Lingkungan fisik yang lain yaitu dengan
memanfaatkan Bhumi Krida Gambiran. Fasilitas
lingkungan outing class yang dimiliki sekolah ini, akan
memeperkenalkan siswa dengan berbagai jenis tanaman
lengkap dengan jenis akar, batang, dan tulang daunnya.
Hal ini untuk menunjang kompetensi pada muatan
pembelajaran IPA kelas V.
74
Kegiatan outing class ini juga telah dikembangkan
sekolah sampai ke luar negeri dengan istilah student
exchange (studex). Kegiatan ini memberikan pengalaman
kepada siswa melatih kemadirian, perencanaan untuk
perjalanan, hingga mengenalkan budaya Indonesia.
2) Gebyar Literasi
Sekolah Dasar Muhammadiyah Sapen senantiasa
bergerak memfasilitasi dan mewadahi peserta didik
menjadi pribadi muslim yang berkemajuan.
Berkemajuan diartikan sebagai pribadi idaman yang
berpijak pada pengalaman guna memecahkan masalah.
Kegiatan bernuansa literasi tersebut tertuang dalam
agenda Gebyar Literasi. Kegiatan ini diselenggarakan
setiap tahun melibatkan siswa, guru, pegawai serta
orangtua sebagai bentuk praktik baik literasi bersifat
masif yang diharapkan nantinya dapat membudaya di
sekolah.
Kegiatan mencakup 6 dasar literasi dalam bentuk
aneka ragam lomba literasi seperti poster digital, grand
prix perahu othok-othok, menulis cerpen dan puisi, kreasi
sudut baca, percobaan sains sederhana. Selain lomba
terdapat agenda pemajangan hasil karya siswa, seperti
75
talenta terbuka. Kegiatan ini dilakukan dengan
memberikan piagam penghargaan bagi siswa berprestasi,
piagam penghargaan bagi siswa yang berkarakter,
penghargaan berupa trophy bagi siswa yang memperoleh
capaian tertentu.
3) International Supercamp
Perhelatan akbar 2 tahunan ini diselenggarakan
oleh kepanduan Hisbul Wathon (HW) SD
Muhammadiyah Sapen. Internasional Supercamp
diselenggarakan di bumi perkemahan Rhama Shinta
Prambanan yang melibatkan peserta dari sekolah dasar
Muhammadiyah di wilayah Indonesia dan juga negara
Malaysia. Selain melatih kemandiarian dan kepedulian
sosial, terdapat kegiatan pawai budaya bertemakan
Bangga Budaya Daerah. Seluruh peserta tergabung dalam
kelompok regu menunjukkan beragam budaya daerah
masing-masing.
4) Sapenvaganza
Kegiatan yang menjadi budaya sekolah setiap 2
tahun sekali ini bertujuan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menampilakan bakat hasil dari
berbagai kegiatan literasi di sekolah. Bakat tersebut
seperti pembacaan puisi, aneka kesenian musik baik
modern dan tradisional dalam orkesra sekolah, seni
peran, pantomim, beraham tarian, broadcasting, yang
kesemuanya disajikan dalam bentuk kolosal.
76
Desain Literasi dalam Keterlibatan Masyarakat
Pelibatan instansi pemerintah dilakukan guna
mendapatkan informasi kebijakan terkait dengan
pelaksanaan keenam literasi dasar yang relevan. Selain
itu instansi pemerintah mensinergikan program edukasi
pendidikan bidang tertentu, misalnya penggunaan
internet sehat (Balai Tekkomdik DIY), Pembinaan
perpustakaan sekolah (DPAD DIY), Kesehatan Sekolah
(Puskesmas), terkait dengan pengembangan bakat
olahraga (Fakultas Keolahragaan UNY), Pembelajaran
sains dan psikologi (berbagai fakultas di UGM).
Sedangkan instansi swasta yang terlibat dalam beberapa
bidang seperti bidang broadcasting (Jogja TV, ADI TV,
RRI).
Komite sekolah sebagai masyarakat perwakilan
orangtua melakukan monitoring terhadap kegiatan
literasi SD Muhammadiyah Sapen. Hasil tindak lanjut
monitoring secara terstruktur dengan memberi masukan
dan support kegiatan. Bentuk monitoring berkaitan
dengan bidang akademik yang berhubungan dengan
proses kegiatan literasi, sedangkan bidang non akademik
berkaitan dengan penyediaan sarana prasarana kegiatan
literasi.
Kehadiran tokoh masyarakat dalam kegiatan
literasi SD Muhammadiyah Sapen menambah warna
pada setiap kegiatan. Mereka hadir memberikan
pelatihan singkat dalam beberapa kegiatan, seperti
sastrawan dalam menulis cerita dan puisi, pelukis dalam
kegiatan seni lukis hingga tokoh pantomim.
Sukses dan lancarnya kegiatan literasi tentu tak
lepas dari pendanaan. Meskipun sekolah telah
mengalokasikan anggaran baik dari swadaya sekolah atau
dana dari pemerintah yaitu dana BOS, SD
Muhammadiyah Sapen melakukan kerjasama dengan
dunia usaha dan industri. Beberapa dunia usaha yang
bermitra dengan SD Muhammadiyah Sapen dalam hal
literasi adalah Bank Syariah Mandiri, BTPN, PT
77
Gramedia, Penerbit Mizan, Erlangga serta penerbit Tiga
Serangkai.
Demikian lima desain kegiatan literasi yang telah
dilaksanakan di SD Muhammadiyah Sapen telah
memberikan memberikan dampak positif. Hasil yang
ditunjukkan bahwa, kegiatan literasi dengan lima desain
ini mendukung terciptanya keunggulan sekolah seperti
yang tertuang dalam roadmap pengembangan sekolah
yaitu sekolah multitalent, sekolah karakter, dan sekolah
digital.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y., Mulyati, T., & Yunansah, H. 2017. Developing
Literacy Learning Model Based On Multi Literacy,
Integrated, And Differentiated Concept At Primary
School. Cakrawala Pendidikan, Vol XXXVI, No. 2, pp.
156-166.
Akbar, S., dkk. 2014. Model Pendidikan Karakter Yang Baik
(Studi Lintas Situs Best Practices) Pendidikan
Karakter di SD. Sekolah Dasar, vol. 23, No. 2, pp. 139-
151.
Beers, C.S., Beers, J.W., Smith, J.O. 2009. A Principal’s
Guide to Literacy Instruction. London: The Guilford
Press.
Gantari, R. 2016. Pembelajaran Membaca Dengan
Pendekatan Proses Untuk Meningkatkan Budaya Literasi
Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Guru “COPE”,
Vol. XX, No.02, pp. 24-31.
Kemdikbud. 2016. Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan
Menengah Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan
Rahayu, R.A., Degeng, S.N., Akbar, S. 2017. Gerakan
Literasi Sekolah Sebagai Upaya Penumbuhan Karakter
Siswa Sekolah Dasar. Prosiding TEP & PDs
Transformasi Pendidikan Abad 21, Vol. 7 No. 15,
pp. 1060 – 1067.
Widiasworo, Erwin. 2018. Mencetak Generasi
Multitalenta. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
78
Tentang Penulis:
Agung Rahmanto dilahirkan di
Sleman 7 September 1974. Ia
menyelesaikan studi jenjang
sarjana pada jurusan Ilmu Hukum
Universitas Islam Indonesia tahun
1997, dan jenjang Magister
Pendidikan Dasar di Universitas
Negeri Yogyakarta tahun 2017.
Mulai mengabdikan diri sejak
tahun 2000 di SD Muhammadiyah
Sapen, dan pada tahun 2015
diangkat menjadi kepala sekolah di instansi tersebut.
Peran kemasyarakatan dibuktikan dengan keaktifannya
mengikuti beberapa organisasi seperti, Majelis
Dikdasmen PP Muhammadiyah, Forum Guru
Muhammadiyah DIY, Ketua KKKS Yogyakarta Wilayah
Utara, PGRI Cabang Gondokusuman, BKS Kota
Yogyakarta. Prestasi baik nasional maupun
internasional yang telah diraih selama menjadi kepala
sekolah antara lain: (1) Juara satu Lomba Kepala Sekolah
Berprestasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (
2019) (2) Terbaik kedua Simposium Nasional Tenaga
Kependidikan Dasar dan Menengah (2018); (3) Medali
Emas Lomba Penelitian Tindakan Sekolah (2017).
Kontak person: 08122755405
79
GERAKAN KANTIN KELAS
BERBASIS KARAKTER
Jeni S Kumisi
Kepala SD Negeri 44 Hulontalangi, Kota Gorontalon Provinsi Gorontalo
Email : jenisk24@gmail.com
80
Hulontalangi menunjukan beberapa temuan yaitu; (1)
Kepedulian lingkungan sekolah masih rendah, (2) pada
saat program membaca riang terlihat minat baca kurang
dan sikap dan prilaku terhadap guru yang kurang sopan,
(3) Peserta didik dan Guru selalu kehilangan di kelas, (4)
peserta didik tidak berani tampil didepan teman teman,
(5) masih terlihat sebagian peserta didik yang membuang
sampah sembarangan, (6) masih terdapat peserta didik
tidak mengerjakan tugas.
Berdasarkan beberapa temuan masalah yang
berhasil diidentifikasi tersebut, penulis tergerak untuk
membuat karya/inovasi baru melalui program kegiatan
yang kreatif yang dapat membangun karakter dan
Literasi peserta didik yaitu “ Gerakan Kantin Kelas
Berbasis Karakter (G. KKBK)”. Gerakan KKBK adalah
akronim dari gerakan kantin kelas berbasis karakter.
Gerakan KKBK merupakan penanaman karakter yang
perlu diterapkan sebagai upaya prepentif bagi generasi
muda untuk mengembangkan karakter dalam dirinya
kearah yang lebih baik.
Program ini diharapkan sekolah dapat
memberikan pendidikan keberanian, kejujuran, berilmu,
tanggung jawab dan Literasi terhadap peserta didik.
Pelaksanaan Gerakan KKBK di SDN No.44 Hulontalangi
berjalan sukses dengan dukungan bersama dari warga
sekolah. Program ini pada faktanya tidak menambah
beban kerja bagi sekolah maupun bagi guru. Dengan
adanya program ini justru menguntungkan guru untuk
implementasi penanaman karakter dan mendidik akhlak
peserta didik. Sebab, sebagai pendidik tugas guru tidak
sekedar melaksanakan proses pembelajaran di dalam
kelas, tetapi turut bertanggung jawab dalam membina
kepribadian peserta didik.
Gerakan KKBK sangat diharapkan memberikan
manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut; 1)
secara teoretis diharapkan best practice Gerakan Kantin
Kelas Berbasis Karakter menjadi acuan ilmiah untuk
menerapkan pendidikan karakter di sekolah; 2) secara
praktis best practice ini diharapkan bermanfaat bagi; a)
81
bagi guru; melalui program Gerakan Kantin Kelas
Berbasis Karakter diharapkan dapat meningkatkan pula
tingkat profesionalitas guru dalam kegiatan mendidik
sehingga menunjang karirnya dan meningkatkan
kompetensinya, b) bagi Kepala Sekolah; menjadi wujud
tindakan riil sehingga dapat memecahkan masalah
tentang pelaksanaan nilai-nilai karkater di sekolah; c)
bagi Sekolah; diharapkan berguna bagi kegiatan
pendidikan dan mampu membina akhlak dan melatih
keberanian, kejujuran, berilmu, tanggung jawab dan
Literasi peserta didik di sekolah.
d. Tanggung jawab
Tanggung jawab menurut kamus Bahasa Indonesia
adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.
Anonimus (2017: 2) mengemukakan bahwa Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya
sudah menjadi bagian hidup manusia, bahwa setiap
manusia dibebani dengan tanggung jawab.
Berdasarkan uraian pendapat tersebut disimpulkan
tanggung jawab adalah sikap dan perbuatan individu baik
yang nampak maupun yang tidak nampak dan siap
menanggung segala dampak dari perbuatannya tersebut.
e. Literasi
Menurut Sulzby (1986)
https://www.dosenpendidikan.com/pengertian -
literasi-menurut-para ahli-tujuan-manfaat-jenis-
prinsip/. Literasi adalah kemampuan berbahasa yang
83
dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi (membaca,
berbicara, menyimak, dan menulis) dengan cara yang
berbeda sesuai dengan tujuannya. Jika didefinisikan
secara singkat, definisi literasi yaitu kemampuan menulis
dan membaca. Sedangkan Graff (2006) https://
www.maxmanroe.com/vid/umum/arti-literasi-
adalah.html arti literasi adalah suatu kemampuan dalam
diri seseorang untuk menulis dan membaca dan
mengkomunikasikan.
Berdasarkan uraian pendapat tersebut,
disimpulkan bahwa Literasi adalah kemampuan dalam
membaca, menulis, menyimak, dan berhitung sehingga
dapat mengkomunikasikan pengetahuan dan
ketrampilan secara efektif kepada orang lain.
Gerakan KKBK
Gerakan KKBK adalah kegiatan yang menyediakan
keperluan mendesak peserta didik berupa alat tulis
menulis, minuman dan makanan kecil, Gerakan KKBK
tidak ada yang berlaku sebagai penjual dan tidak dijaga
maupun diawasi. Alat tulis menulis dan minuman atau
makanan diletakkan pada rak yang sudah disediakan di
kelas masing-masing, selain itu juga tersersedia kotak
uang serta buku jujur dan polpen jujur, kotak uang
berguna untuk meletakkan pembayaran dari peserta
didik yang membutuhkan alat tulis, minuman atau
makanan. Jika ada kembaliannya, peserta didik
mengambil dan menukar uang kembaliannya dari kotak
jujur tersebut.
Sementara buku jujur dan polpen jujur digunakan
peserta didik untuk menuliskan nama barang yang
peserta didik butuhkan beserta harganya. Kesadaran
peseta didik dituntut untuk melakukan transaksi/jual beli
dengan membayar dan mengambil uang kembaliannya,
tidak harus dijaga oleh Guru dan peserta didik lainnya
dan dilanjutkan dengan kemampuan peserta didik
menceritakan dan mengkomunuikasikan kepada teman-
temannya pengalamannya menjadi penanggung jawab
Gerakan KKBK. Motto yang dikembangkan pada
84
Gerakan KKBK adalah Allah Melihat Malaikat Mencatat.
Tujuan utama adalah mengukur keberanian,
kejujuran, berilmu, bertanggungjawab dan literasi peseta
didik sehingga dengan pengalaman tersebut peserta didik
diharapkan menjadi warga masyarakat yang jujur
kedepannya. Gerakan KKBK adalah bentuk program
kegiatan sekolah menerapkan karakter yang ditanamkan
sejak dini. Untuk itu dengan berbagai upaya kita terus
menumbuh kembangkan karakter peserta didik dan
warga sekolah demi mencapai tujuan pendidikan
nasional menciptakan generasi bangsa yang berilmu dan
berahlak mulia.
Kondisi awal karakter peserta didik di SDN No. 44
Hulontalangi masih perlu dioptimalkan seperti karakter
berani, jujur, berilmu, tanggung jawab, dan lain-lainnya
masih belum berkembang dengan baik. Selain itu peserta
didik belum terbiasa dengan literasi sehingga
pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik
masih rendah.
Berdasarkan data yang diperoleh tentang hasil
belajar peserta didik, nampak bahwa setiap semester
terdapat peserta didik yang tidak tuntas pada Aspek
Pengetahuan utamanya pada aspek sikap dan aspek
ketrampilan. Berikut adalah data observasi hasil belajar
peserta didik pada semester genap tahun pelajaran
2016/2017.
86
Gambar 1. Kotak Uang, Buku Jujur, Polpen Jujur
87
Gambar 3. Definisi Gerakan KKBK
barang yang
dibutuhkan.
Umumnya barang
yang tersedia adalah
barang kebutuhan
peserta didik yang
mendesak dalam
proses pembelajaran.
Gambar 4. Pengembangan Karakter Berani
88
2. Selanjutnya peserta
didik memilih dan
menentukan barang
yang dibutuhkan serta
menuliskan barang
tersebut pada buku
jujur
3. Langkah selanjutnya
peserta didik
membayar harga
barang sesuai dengan
harga yang tertera
pada barang tersebut
dan meletakan uang
tersebut kedalam kotak
uang dan mengambil
sendiri uang
kembaliannya. Gambar 6. Pengembangan Karakter Jujur
89
5. Pada besok harinya peserta
didik yang menjadi
penanggung jawab
melaporkan/menceritakan di
depan kelas kepada teman-
teman tentang
pengalamannya menjadi
penanggung jawab Gerakan
KKBK
Gambar 8. Pengembangan Karakter Berani dan Literasi
92
Daftar Pustaka
Anonimus. 2017. Kumpulan teori skripsi.
http://kumpulan-teori-skripsi.
blogspot.com/2017/11/teori-tanggung-jawab.html
Sulzby (1986)
https://www.dosenpendidikan.com/pengertian-
literasi-menurut-para-ahli-tujuan-manfaat-jenis-
prinsip/
Graff (2006).
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/arti-
literasi-adalah. html
Irons, Peter. 2003. Keberanian Mereka yang Berpendirian.
Bandung: Angkasa
Kesuma Dharma. 2012. Pendidikan Karakter Kajian Teori
dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Maksudin. 2013. Pendidikan Karakter Non-Dikotomik.
Yogyakarta. Pustaka Pel
Muzzam. 2013. Makalah Hakikat Ilmu dan jenis-jenisnya
https://muzzam.
wordpress.com/2013/09/28/makalah-hakikat-
ilmu/
Prasetyo Eko. 2015. Hakikat tentang seorang Pemberani
https://www.
kompasiana.com/prasetyo_pirates/5535ba9f6ea8
341a2cda430c/hakiat-tentang-pemberani
93
Tentang Penulis:
Jeni S Kumisi, M.Pd, dilahirkan
di Bonepantai pada
tanggal 12 Agustus 1971.
Pendidikan Sekolah Dasar
ditamatkan di SDN 1 Taludaa pada
tahun 1985. Melanjutkan
pendidikan menengah pertama di
SMP Taludaa, tamat tahun 1987.
Setelah itu melanjutkan di SPG
Negeri 1 Gorontalo, tamat tahun
1990. Pada tahun 1991 melanjutkan studi D2 PGSD di
Ikip Manado, tamat tahun 1994. Pada tahun 2007
melanjutkan S1 di Universitas Terbuka Gorontalo,
Tamat tahun 2009. Selanjutnya menyelesaikan studi S2
Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri
Gorontalo tamat pada tahun 2015. Kontak Person
081244100095
94
OPTIMALISASI LORONG KELAS
MENJADI LORONG LITERASI
Walisa Tri Agustiningsih
Kepala SD Negari Tugu Utara 19 Jakarta Utara
Email : walisa3a@gmail.com
95
tahun 2015 tentang tumbuhnya karakter di mana
implikasi gerakan literasi yang harus dilaksanakan di
setiap sekolah disebut dengan gerakan literasi sekolah.
(Faizah. 2016: iii). Gerakan Literasi Sekolah memperkuat
gerakan pengembangan karakter yang sekarang dikenal
sebagai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Berbicara tentang masalah utama dan situasi
dalam kepemimpinan yang penulis hadapi saat ini di
sekolah, salah satunya adalah kemampuan peserta didik
dalam hal membaca. Setidaknya meningkatkan minat
baca anak-anak, yang belum didukung oleh program
sekolah dan juga oleh orang tua di rumah. Sehingga
tingkat keaksaraan atau literasi baca tulis peserta didik
sangat kurang. Penulis mengimplementasikan isu atau
masalah yang dihadapi disekolah tersebut dalam bentuk
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu untuk
mengoptimalkan koridor kelas atau pengaturan koridor
setiap lantai, dimana lorong kelas yang sebelumnya berisi
lemari guru yang berantakan sehingga dapat digunakan
menjadi lorong literasi yang berfungsi sebagai tempat
menunggu siswa yang paralel (siswa kelas 1 dan 2) yaitu
siswa yang menunggu shift jam belajar selanjutnya untuk
masuk ke kelas, mereka bisa menunggu sambil
membaca buku di koridor atau lorong literasi. Hal ini
terkait erat dengan peningkatan kemampuan membaca
atau literasi siswa (Gerakan Literasi Sekolah) dengan
melakukan pembiasaan membaca di samping kegiatan
membaca 15 menit sebelum dimulainya waktu belajar.
Permasalahan yang paling utama di sekolah
penulis di atas adalah optimalisasi pemanfaatan lorong
kelas menjadi lorong literasi yang berfungsi maksimal
dan mempunyai nilai kebermanfaatan yang tinggi untuk
peserta didik dan tentunya bagi bapak ibu guru. Kondisi
tersebut menuntut kepala sekolah untuk menerapkan
prinsip kreativitas dan inovasi. Kreativitas dan inovasi
salah satu ciri dari kepala sekolah sebagai pemimpin
perubahan dimana mampu membawa atau membuat
perubahan agar lebih bermanfaat dan pembelajaran di
sekolah menjadi bermanfaat. (Cahyono. dkk, 2019: 1).
96
Selain menjadi seorang pemimpin perubahan, kepala
sekolah harus memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan
selalu tidak puas dengan apa yang dicapainya dalam
mengembangkan, mengelola sekolah dan dapat
mencapai keberhasilan sekolah. (Suwithi. 2019: 2).
Sehingga seorang pemimpin perubahan dalam hal
seorang kepala sekolah harus mampu berkreasi dan
berinovasi tanpa henti, karena dengan berkreasi dan
berinovasilah semua peluang dapat diperolehnya.
Situasi dan permasalahan di sekolah berkaitan
dengan kemampuan membaca peserta didik yang rendah
dan dibutuhkan sarana prasarana yang optimal di
sekolah guna mendukung GLS. Dari permasalahan
tersebut maka diperlukan solusi berupa optimalisasi
lorong kelas menjadi lorong literasi bertujuan sebagai
ruang baca terbuka yang dapat meningkatkan
pembiasaan kemampuan membaca (literacy habit) peserta
didik SDN Tugu Utara 19 Jakarta. Sedangkan manfaat
yang akan diperoleh adalah meningkatkan literasi dalam
hal minat dan kemampuan membaca peserta didik,
penggunaan waktu luang yang positif dan terjalin
kelekatan emosi dan komunikasi antara peserta didik dan
guru SDN Tugu Utara 19 Jakarta.
Gambar 2a. Rak Buku Berisi Buku Cerita Anak di Lorong Literasi
100
Gambar 2b. Membaca Buku Bersama Gambar 2c. Menonton Film Anak Bersama
101
banyak interaksi antara guru dan peserta didik. Hasil
capaian kegiatan di lorong literasi dapat dilihat di :
Link video youtube:
https://www.youtube.com/watch?v=R9sBx-nW1aM_
Lorong Literasi SDN Tugu Utara 19
http://www.youtube.com/watch?v=NnI2HdBijOs _
Kegiatan Menonton Film Cerita Rakyat Kelas I di Lorong
Literasi SDN Tugu Utara 19
20
10 100 % 0%
0
Grafik Kuesioner Lorong Literasi
YA TIDAK
102
menjawab respon Ya dengan kata lain mereka senang
dengan adanya lorong literasi di sekolah.
103
Pertanyaan ke-3 adalah tentang pemanfaatan
lorong literasi untuk kegiatan literasi selain di dalam
kelas. Hasil yang didapat adalah responden menjawab Ya
sebanyak 80,8% dan menjawab tidak 19,2%. Lokasi lorong
literasi berada di lantai 2 jadi peserta didik kelas 6 dan
sebagian kelas 5 yang kelasnya berada di lantai 3 belum
bisa maksimal menggunakan atau berkunjung ke lorong
literasi yang berada di lantai 2 sekolah. Selain itu karena
peserta didik kelas 6 sudah padat jadwal pembelajaran
sampai dengan siang hari, ini yang menjadikan kurang
partisipasinya peserta didik kelas 6 di lorong literasi
sekolah lantai 2.
105
Pemilihan program lorong literasi ini
membutuhkan pemikiran yang panjang. Program ini
harus didukung oleh guru dan tenaga kependidikan serta
mudah dilaksanakan dan pemanfaatan atau nilai
penggunaan untuk guru dan peserta didik harus terlihat
dan bermanfaat. Pilihan fokus program ini terkait
dengan gerakan literasi sekolah yang sangat dianjurkan
oleh pemerintah. Gerakan literasi juga merupakan
komponen yang mendukung penguatan pendidikan
karakter peserta didik, termasuk kegiatan membaca buku
di sekolah. Didukung oleh sebuah ruangan yang terdapat
banyak lemari guru ditempatkan di luar ruang kelas atau
lebih tepatnya di setiap koridor atau lorong kelas.
Sehingga membuat koridor atau lorong terlihat sangat
berantakan dan tidak nyaman.
Pelaksanaan program lorong literasi berjalan
dengan lancar meskipun masih dibutuhkan banyak buku
cerita khusus untuk anak sekolah dasar yang akan
diletakkan di lorong literasi dan tempat atau lorong yang
kurang luas juga menjadi kendala. Diperlukan kegiatan
yang dimodifikasi atau jika waktu memungkinkan
peserta didik bias menonton film atau cerita anak-anak
dengan guru kelas mereka sambil menunggu giliran
mereka ke kelas sore hari.
Penulis menyadari bahwa ketika
mengimplementasikan lorong literasi ini banyak
tantangan dan kendala. Namun penulis selalu menerima
masukan serta saran positif kearah kebaikan atau
perubahan dari semua dewan guru dan tenaga
kependidikan. Membutuhkan kerja sama dan kerja tim,
berbagi pengalaman dan keterampilan yang positif dan
efisien dengan tujuan yang sama tentunya mampu
meningkatkan keterampilan literasi peserta didik di
tingkat pendidikan dasar.
Keterampilan yang dibutuhkan peserta didik
sekolah dasar awal adalah literasi yang mengembangkan
minat membaca sehingga dapat bersaing di abad ke-21
dalam hal keterampilan komunikasi yang baik dengan
siapa pun. Sebagai pemimpin yang menjadi agen
106
perubahan atau menjadi pemimpin pembelajar yang
inovatif dan kreatif. Semoga lorong literasi yang sudah
ada di sekolah kami dapat menginspirasi sekolah lain
untuk dapat memanfaatkan lorong kelas yang belum
dioptimalkan dan berdaya guna.
Program lorong literasi sudah dilaksanakan
dengan baik di sekolah. Saat ini guru juga telah mulai
memainkan peran aktif dalam kegiatan literasi baik di
kelas sebelum pembelajaran dimulai atau ketika peserta
didik sedang menunggu giliran kelas di lorong literasi.
Mengubah lorong kelas menjadi lorong literasi
membawa suasana yang lebih baik untuk peserta didik
dan guru. Peran aktif guru terlihat dengan mulai mencari
di internet dan mengunduh film atau cerita anak-anak
yang akan digunakan ketika menonton film bersama di
lorong literasi.
Rencana ke depan untuk kelanjutan program
lorong literasi di sekolah adalah membuat lorong literasi
berikutnya di lantai 3 untuk siswa di kelas 4, kelas 5 dan
kelas 6, membuat taman baca di halaman sekolah,
mengundang orang tua dan komite sekolah untuk
memainkan peran aktif dalam mendukung kegiatan
literasi sekolah dengan mengadakan sumbangan atau
donasi buku literasi yang menyumbangkan buku cerita
anak-anak yang layak sesuai dengan usia anak-anak
sekolah dasa. Serta menyebarkan virus keaksaraan
melalui lorong literasiyang bermakna di setiap sekolah
dimulai dengan sekolah terdekat atau wilayah gugus,
mengundang pendongeng anak ke sekolah sesuai jadwal,
melakukan tur dan kunjungan literasi (kegiatan rutin
bulanan siswa secara bergiliran per kelas mengunjungi
perpustakaan sekolah terdekat dengan bimbingan guru
kelas mereka), dan program satu cerita satu kelas,
dimana setiap guru kelas memberikan bimbingan dan
arahan kepada peserta didik kelas 1 sampai dengan kelas
6 di SDN Tugu Utara 19 Jakarta untuk mulai mencoba
membuat cerita pendek baik fiksi dan non-fiksi yang
akan digabungkan menjadi satu buku.
Akhirnya penulis menyampaikan ucapan terima
107
kasih yang sebesar-besarnya kepada Direktorat
Pembinaan Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menulis artikel
praktik baik (best practice) di sekolah berupa lorong
literasi. Semoga bermanfaat untuk kemajuan
pendidikan di tanah air. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Daftar Pustaka
Cahyono, Yuli, dkk. 2019. Kepemimpinan Perubahan
(MPPKS-PIM) (Modul Pelatihan Kepala Sekolah),
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Faizah, Dewi Utama,dkk. 2016. Panduan Gerakan Literasi
Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017.
Panduan Pemanfaatan dan Pengembangan Sudut Baca
Kelas dan Area Baca Sekolah Untuk Meningkatkan
Mutu Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sambodo, Djoko.2019. Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Sekolah (MPPKS-SAR) (Modul Pelatihan Penguatan
Kepala Sekolah), Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Suwithi, Ni Wayan. 2019. Pengembangan Kewirausahaan
(MPPKS-KWU) (Modul Pelatihan Penguatan Kepala
Sekolah), Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
108
Tentang Penulis:
Walisa Tri Agustiningsih, M.Pd,
dilahirkan di Jakarta pada
tanggal 16 Agustus 1981.
Pendidikan Sekolah Dasar
ditamatkan di SDN Cakung
Timur 04 Pagi Jakarta Timur
pada tahun 1993. Kemudian
melanjutkan pendidikan
menengah pertama di SMPN 262
Jakarta Timur, tamat tahun 1996.
Setelah itu melanjutkan pendidikan menengah atas di
SMUN 89 Jakarta Timur, tamat tahun 1999. Pada tahun
yang sama melanjutkan studi S1 Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Jakarta,
tamat tahun 2004. Selanjutnya menyelesaikan studi S2
Magister Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana UNJ
Jakarta pada tahun 2015. Penulis saat ini bertugas sebagai
Kepala Sekolah di SDN Tugu Utara 19 Jakarta Provinsi
DKI Jakarta dari tahun 2016 sampai dengan sekarang.
Penulis merupakan Juara I Kepala Sekolah Dasar
Berprestasi tingkat Provinsi DKI Jakarta tahun 2019, dan
saat ini bergabung dengan Tim Penulis BKG Erlangga
membuat karya buku pelajaran “Hello Jakarta” Muatan
Lokal (Mulok) Bahasa Inggris untuk jenjang SD kelas 5.
Penulis adalah Instruktur Kota Kurikulum 2013 dari
2014 sampai dengan sekarang. Di tahun 2018 penulis
meraih juara I Lomba Presentasi Literasi Tingkat
Provinsi DKI Jakarta dan menjadi salah satu perwakilan
Kepala SD Negeri di Provinsi DKI Jakarta mendapatkan
beasiswa Shortcourse CESL (Certificate In Educational
Studies In Leadership) kerjasama UNJ-Jakarta, The Head
Foundation-Singapura dan The University of
Queensland-Australia dengan sistem pembelajaran
Blended-Learning selama 6 bulan. Telpon: 082111601171
walisa3a@gmail.com
109
PELAKSANAAN TAHFIDZ AL
QURAN MELALUI PROGRAM
SUPERCAMP
Alfian
SD Negeri 28 Peusangan, Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh
Email : alfianalehba83@gmail.com
Tahfidz Al Quran
Tahfidz Al-Qur’an adalah suatu prooses untuk
memelihara, menjaga dan melestarikan kemurnian Al-
Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah Saw diluar
kepala agar tidak terjadi perubahan dan pemalsuan serta
dapat menjaga dari kelupaan baik secara keseluruhan
ataupun sebagiannya dengan hafalan. Generasi muda dan
pelajar adalah bagian dari anggota masyarakat yang akan
menjadi pemimpin dimasa depan, serta pelaku
pembangunan pada masa yang akan datang. Peranan
sekolah dalam menciptakan generasi terbaik sangat
berpengaruh, karena lembaga sekolah dan guru
berfungsi mengarahkan, membimbing dan membina
potensi dasar yang ada pada manusia.
Dalam Islam, profil guru diantaranya penghafal Al
Quran dan hadits, berkepribadian islam, faqih fiddin,
menguasai keterampilan dan IPTEK, berakhlak mulia,
ahli ibadah, memahami tumbuh kembang anak, berjiwa
pendidik dan menjadi teladan. Baca tulis Al Quran dan
Tahfidz menjadi beberapa cara untuk menguatkan
karakter peserta didik dan melahirkan generasi unggul
yang qurani. Dalam salah satu hadistnya rasulullah
pernah bersabda bahwa “Sebaik-baik kalian adalah orang
yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.” (HR.
Bukhari). Selain itu, hadist tersebut juga menegaskan
110
keutamaan Al Quran yang harus dipelajari dengan
berbagai pendekatan, dibaca hingga dihafalkan,
kemudian diamalkan. Pembelajan Al Quran melalui
tahfid menjadi salah satu indicator perbaikan karakter
siswa dalam dunia pendidikan.
Program Supercamp
Belajar membaca dan menghafal Al Quran yang
menyenangkan tidak mudah dilakukan. Perlu berbagai
cara agar program belajar Al Quran tidak tersendat
apalagi putus ditengah jalan. Program Supercamp adalah
kegiatan untuk membantu para anak-anak untuk
senantiasa memuliakan Al Quran dalam kegiatan
membaca, menghafal dan mempelajari Al Quran dengan
menyenangkan di alam terbuka.Dengan metode yang
tidak boleh memaksa anak, kecuali dengan alasan
misalnya watak anak ‘pemalas’.
Depoter dan Hernacki (2010:6) mengatakan " Sejumlah
besar dari mereka mengikuti jejak sukses pertama
mereka dengan pengalaman mereka di Supercamp”.
Bobbi De Porter Mike Henarcki juga yang pertama kali
mengenalkan model pendidikan Quantum secara
terprogram dengan nama Supercamp yaitu sebuah
program pembelajaran dan pelatihan bagi Peserta didik
agar kecerdasannya bertambah dua kali lipat dari
sebelumnya. Supercamp menggabungkan Neuro
Linguistik Programming(NLP), sugestologi, accelerated
learning (teori pemercepatan belajar), dan beberapa
metode yang diciptakan sendiri oleh Bobbi DePorter.
Melalui Supercamp peserta didik lebih leluasa
memanifestasikan subyektifitasnya di perkemahan yang
sangat jarang ditemukan dalam praktik pendidikan
konvensional dalam kelas di sekolah.
Jika di dalam kelas subyektifitas peserta didik
tertekan oleh otoritas guru, maka di alam, guru dan
peserta didik dapat dengan leluasa menciptakan
hubungan yang lebih akrab satu sama lain. Dari
116
hubungan yang akrab ini lebih lanjut terjadi hubungan
emosional yang mendalam antara guru dengan peserta
didiknya. Dalam kondisi seperti ini, subyektifitas peserta
didik dengan sendirinya akan mengalir dalam diskusi
dengan guru di mana telah tercipta suasana belajar yang
kondusif.
Kurikulum di supercamp adalah kombinasi dari
berbagai unsur yang di kembangkan dari suatu falsafah
belajar dapat dan harus menyenangkan. Artinya yang
mendasari kurikulum ini adalah falsafah belajar efektif
dan belajar menyenangkan, dengan kata lain bahwa
proses belajar adalah seumur hidup yang dapat dilakukan
dengan menyenangkan dan berhasil.
117
Gambar 1. Kegiatan Tahfidz Supercamp
118
kemampuan tahfidzpeserta didik di SD Negeri 28
Peusangan.
5. Kepala sekolah, komite bersama Guru merancang
tahapan program Quantum learning model
Supercamp.
6. Mempersiapkan lembar observasi untuk melihat
bagaimana kondisi awal warga sekolah ketika
pelaksanaan program. Lembar pengamatan ini
digunakan untuk mengetahui apakah rencana yang
disusun sudah sesuai dan tepat.
7. Menentukan dan menghubungi mitra kerja yang
sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan.
8. Memberdayakan dan menyiapkan guru non PNS
menjadi guru hafidz.
9. Merekrut siswa-siswi peserta hafidz
10. Menyiapkan tempat pelaksanaan kegiatan
11. Kegiatan Kegiatan dilaksanakan sesuai jadwal yaitu
pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018 dan
2018/2019 pada semester genap , dimulai awal bulan
januari 2018 sampai dengan akhir bulan Desember
2018.
12. Tim Diberi pemahaman tentang tahapan program
quranic supercamp
13. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jam pulang sekolah
selama 3 jam pada hari Sabtu pada 6 bulan pertama
semester ganjil tahun ajaran 2017/2018. Pada 6 bulan
berikut nya tahun ajaran 2018/2019 pada semester
genap kegiatan ini dilaksanakan pada hari sabtu jam
15.00 Wib sampai dengan hari minggu jam 12.00 wib
dengan pola siswa bermalam di sekolah.
14. Peserta tahfidz dalam program ini sebanyak 30 siswa.
15. Memantau kegiatan Peserta didik dalam
menghafal dan menyetor ayat .
16. Melaksanakan rancangan program inovasi yang telah
disusun dan disepakati oleh seluruh pihak sekolah.
17. Kepala Sekolahmelakukan melakukan monev sesuai
dengan instrumen observasi yang telah disusun.
119
18. Menetukan petugas piket kegiatan.
120
Berdasarkan perencanaan dan proses pelaksanaan
program kewirausahaan dalam menciptakan inovasi
yang berguna bagi pengembangan sekolah program
tahfidz di SD Negeri 28 Peusangan, maka hasil yang
dicapai adalah sebagai berikut.
1. Rencana pelaksanaan Tahfidz melalui Program
Supercamp di SD Negeri 28 Peusangan disusun dalam
bentukprogram inovasi kepala sekolah yang terukur
dan dapat dicapai.
2. Pelaksanaan program Tahfidz melalui Program
Supercamp di SD Negeri 28 Peusangan berjalan
dengan lancar dan sistematis sesuai dengan
perencanaan.
3. Hasil dari program inovasi kepala sekolah dalam
meningkatkan minat Peserta didik Tahfidz melalui
Program Supercamp di SD Negeri 28 Peusangan
sudah mampu meningkatkan kemampuan dengan
lulusnya 96,7% Peserta didik.
121
menetapkan jadual Kegiatan, mengkaji dan
menganalisis permasalahan yang terjadi di sekolah,
Kepala Sekolah menentukan agenda/ jadwal rapat
dengan guru, orang tua Peserta didik dan komite
Sekolah untuk membahas program inovasi yang akan
di kembangkan di sekolah, Menyusun rancangan
tindakan berupa program inovasi kepala sekolah
dalam menciptakan inovasi yang berguna bagi
pengembangan sekolah program tahfidz melalui
program supercamp di SD Negeri 28 Peusangan.
Program Supercamp di SD Negeri 28 Peusangan
disusun dalam bentukprogram inovasi kepala sekolah
yang terukur dan dapat dicapai.
2. Berdasarkan tahapan perencanaan dan proses
pelaksanaan serta evaluasi program tahfidz melalui
model quranic supercamp di SD Negeri 28 Peusangan
dapat meningkatkan lulusan hafidz, Pelaksanaan
program Tahfidz melalui Program Quranic
Supercamp di SD Negeri 28 Peusangan berjalan
dengan lancar dan sistematis sesuai dengan
perencanaan.
3. Hasil dari program inovasi kepala sekolah dalam
meningkatkan Peningkatan Kemampuan Peserta didik
Tahfidz melalui Program Supercamp di SD Negeri 28
Peusangan sudah mampu meningkatkan kemampuan
dengan lulusnya 96,7% Peserta didik. Sudah tercapai
program dengan lulusnya, hanya 1 orang yang belum
tuntas.
122
DAFTAR PUSTAKA
Depotter dan Hernacki. 2010 Quantum learning
membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan.
Bandung : Mizan.
Mulyasa. 2014.Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam
konteks menyukseskan MBS dan KBK, Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
Tirtanto. 2013. Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Rineka Cipta.
123
Tentang Penulis :
Alfian, M.Pd dilahir di Bireuen
Pendidikan Sekolah dasar di
tamatkan di MIN Krueng Baroe
Mesjid Pada tahun 1989,
Kemudian
melanjutkanpendidikan
menengah pertama di MTsS
Ulumuddin, Tamat tahun 1998,
Setelah itu melanjutkan
pendidikan menengahnatas di
SMA Negeri 2 Peusangan,tamat
tahun 2001, Tahun yang sama melanjutkan studi D- II
PGSD di Universitas Syish Kuala (Unsyiah) Banda Aceh
Tamat tahun 2004. Tahun 2006 melanjutkan lagi studi
S-1 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Serambi
Mekkah Banda Aceh, tamat tahun 2010, Selanjutnya
menyelesaikan S2 Administrasi Pendidikan Pasca Sarjana
Unsyiah pada tahun 2016. Kontak Person 085223432341.
124
TIM KEWIRAUSAHAAN
MENDUKUNG PEMBIAYAAN
SEKOLAH di SDN BUBUTAN IV
Sastro
Kepala SDN Bubutan IV Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur
Email:sastros729@gmail.com
127
1. Pembiayaan Kegiatan
Sekolah Belum
Tercukupi Tim
2. Pembiayaan kegiatan Kewirausahaan
sekolah belum
mencukupi
Pelaksanaan
Perencanaan
1. Dibimbing oleh
1. Workshop /
pakar/narasumber
mengundang
2. Pemilihan kader
narasumber
3. Pembimbingan
2. Pembentukan Tim
4. Praktek kantin
3. Penyusunan
sekolah
program
5. Pembiayaan
4. Sosialisasi
6. Monitoring
Evaluasi
128
kepala sekolah, guru, komite dan paguyuban sekolah.
Ketiga, sosialisasi. Program yang telah tersusun
disosialisasikan melalui berbagai sosial media seperti
instagram, facebook, web sekolah, buletin dan radio
sekolah. Program kewirausahaan yang telah tersusun
diharapkan dapat memberikan dampak positif kepada
seluruh warga sekolah. Tahap yang kedua adalah
pelaksanaan, kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini
ada empat tahap yaitu pemilihan kader,
pembimbingan, praktek kewirausahaan, dan
monitoring. Pada tahap pemilihan kader dilakukuan
dengan cara diskusi dewan guru. Dari 319 siswa pada
tahun 2018/2019 kader lingkungan yang terpilih
sebanyak 15% yang terdiri dari kelas IV dan V. Tahap
yang kedua adalah pembimbingan. Pembimbingan
dilaksanakan langsung oleh guru penangunggjawab
setiap Pokja dalam kewirausahaan. Pokja yang
dimaksud seperti pengolahan produk-produk yaitu
pengolahan sibilu. Di Sekolah Dasar Negeri Bubutan IV
terdapat program unggulan sibilu. Sibilu yaitu sirup
belimbing wuluh. Selain sibilu Tim Kewirausahaan
juga mempunyai program unggulan Stilla, Stilla yaitu
stick lidah buaya.
Setelah adanya pembimbingan langkah
selanjutnya adalah Praktek Kewirausahaan. Praktek
Kewirasusahaan di sini siswa dibimbing langsung oleh
guru penanggung jawab untuk membuat produk
unggulan yang ada di sekolah. Siswa oleh guru
pendamping dikenalkan dengan bahan-bahan sampai
menjadi produk unggulan. Produk unggulan ini pada
akhirnya akan dipromosikan oleh tim Tim
Kewirausahaan. Dengan adanya praktek langsung 100%
siswa yang tergabung dalam tim Tim Kewirausahaan
diharapkan memiliki jiwa kerwirausahaan, dan dapat
memasarkan produk dengan baik.
Langkah selanjutnya adalah monitoring.
Monitoring ini dilakukan agar kekurangan dari tahap
sebelumnya dapat segera diketahui dan dapat
dilakukan tindakan perbaikan, sehingga mengurangi
129
resiko yang lebih besar. Guru pembimbing melakukan
pengamatan secara langsung tiap perkembangan
kegiatan Tim Kewirausahaan sesuai dengan program
yang telah disusun.
Pada tahap akhir program dilaksanakan evaluasi.
Evaluasi dilaksanakan melalui forum diskusi dewan
guru berdasarkan catatan pengamatan, dokumentasi
prestasi, dan kendala-kendala yang dihadapi selama
proses berlangsung. Hasil evaluasi digunakan sebagai
bahan untuk menentukan rencana tindak lanjut.
130
Kegiatan yang dilaksanakan untuk menghasilkan
produk oleh tim Tim Kewirausahaan Sekolah Dasar
Negeri Bubutan IV kemudian dipasarkan pada saat
grebeg pasar ke pasar tradisional, pameran dan bazar
yang dilakukan baik di luar maupun di dalam sekolah.
Dengan adanya pemasaran tersebut maka Tim
Kewirausahaan SDN Bubutan IV mendapatkan income.
Sekolah meberikan reward bagi tim yang
menghasilkan produk paling banyak dengan
pemasaran dan penjualan terbaik.
131
Keterampilan Dasar Kewirausahaan
siswa SDN Bubutan IV 2017
10% 11%
16%
28%
34%
Takakura
Komposter
Biopori
Pengolahan sampah
Makanan dan minuman
Diagram 1. Ketrampilan Dasar Kewirausahaan Siswa SDN Bubutan IV
Tahun 2017
132
Keterampilan Dasar Kewirausahaan
siswa SDN Bubutan IV 2018
12% 10%
15% 20%
12%
24%
19%
Takakura Komposter
Biopori Hidroponik
Pengolahan sampah Makanan dan minuman
Hemat energi
Diagram 2. Ketrampilan Dasar Kewirausahaan Siswa SDN Bubutan IV
Tahun 2018
133
Kegiatan awal yang dilakukan tim Tim
Kewirausahaan untuk mencari modal awal kegiatan
yaitu pengolahan sampah. Tim Tim Kewirausahaan
mengumpulkan koran bekas, botol bekas, dan minyak
jelantah untuk dijual kepada bank sampah yang
kurang lebih sudah tiga tahun terjalin kerja sama
dengan Sekolah Dasar Negeri Bubutan IV. Dari hasil
penjualan pengolahan sampah tersebut didapatkan
modal awal sebesar Rp.5.000.000,-. Kegiatan kedua
hasil penjualan sampah sebesar Rp.3.300.000,-. Divisi
makanan dan minuman memulai pembuatan produk
sibilu (sirup belimbing wuluh), dan es cincau. Dari
penjualan ini, didapat tambahan hasil sebesar
Rp.13.200.000,-. Divisi kantin sehat mendapatan laba
Rp. 28.600.000,- setiap tahunnya.
135
Hasil penjualan untuk kegiatan ecopreneur yang
digunakan pada tahun 2017 dengan total pengeluaran
Rp 23.565.000,- dan hasil penjualan Rp 26.534.000,-.
Sedangkan Modal yang digunakan untuk kegiatan
ecopreneur tahun 2018 dengan total pengeluaran Rp
37.200.000,- dan sisa modal Rp 39.334.000,-. Dari sisa
modal tahun 2017 dan 2018 sebesar Rp 39.334.000,-
yang digunakan untuk mendukung kegiatan
kesiswaan dalam lomba akademi dan non akademik.
Hasil kegiatan yang dilakukan tim Tim
Kewirausahaan dalam mendukung pembiayaan
sekolah dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini
Tabel 1. Laporan Keuangan Program Tim Kewirausahaan
tahun 2017 s/d 2018
No Kegiatan Pemasukan Pengeluaran Saldo Penanggung jawab
136
10 Jasa Kebersihan Rp. Rp. 45.934.000,- Sri Wahyuni
6.600.000,-
11 Tambahan gizi Rp. Rp. 39.334.000,- Diaharti
Siswa 6.600.000,-
Sisa Hasil Penjulan Tahun 2018 Rp.
39.334.000,-
137
Piala
2 Pangeran Lingkungan 2018 Dinas Runner Up Piagam
Hidup, an. Galang Pendidikan IV Penghargaan
SatriyoUtomo Surabaya dan Piala
3 Lomba jingle “Kendalikan 2018 Dinas Juara 2 Piagam
Sampah Plastik” Pendidikan Penghargaan
Surabaya dan Piala
4 Honorable mention lomba 2018 Dinas Peringkat ke Piagam
yel-yel “Kendalikan Pendidikan 10 Penghargaan
Sampah Plastik” Surabaya
5 Keluarga Zero Waste dalam 2018 Dinas penghargaan Piagam
tema Surabaya Eco School Pendidikan Penghargaan
2018 “Kendalikan Sampah Surabaya dan Piala
Plastik”.An. Priyo Utomo
6 Honorable mention : Lomba 2018 Dinas Sekolah Piala
Hidroponik Tk SD se- Pendidikan terbaik
Surabaya Surabaya
7 Ecopreuner 2018 Dinas Juara 2 Piala dan
Pendidikan Piagam
Surabaya penghargaan
8 Surabaya Eco school 2017 2017 Walikota Sekolah Piagam
“Zero Waste” Surabaya Terbaik IV Penghargaan
9 Kostum terunik dalam 2017 Walikota Kostum Piagam
rangka bersih-bersih pantai Surabaya Terunik Penghargaan
kenjeran 2017 dan Piala
10 Lomba Yel-yel Lingkungan 2017 Walikota Juara V Piagam
Hidup Surabaya Penghargaan
Surabaya Eco School
11 Penganugerahan Pangeran 2017 Walikota Kepala Piagam
dan Putri Lingkungan Surabaya sekolah terbaik Penghargaan
Hidup
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada .
Khulafa. Faris Nur, Fahry Zatul Umami dan Ratna
HapsariPutri2017. Pengembangan Pendidikan
Kewirausahaan di Sekolah Dasar. Semarang : Jurnal
Jurusan PGSD.
Suharyadi, dkk 2007. Kewirausahaan Membangun Usaha
Sukses Sejak Usia Muda. Jakarta: Salemba Empat.
Suprayanto. 2013. Kewirausahaan (Konsep dan Realita pada
Usaha Kecil). Bandung :Alfabeta.
Tridhornanto. Al 2015. Jangan Katakan Bodoh! 3.Panduan
Untuk Orang Tuadan Guru. Jakarta : Bisakimia.
Yasar Iftida. 2010. From Zero to Hero (Rahasia Menciptakan
Pribadi Unggul di Pekerjaan dan Kehidupan). Jakarta
:Gramedia.
138
Tentang Penulis
Sastro, M.Pd, dilahirkan di
Lamongan pada tanggal 4
September 1969. Pendidikan
Sekolah Dasar di Tamatkan di SDN
Glagah I Lamongan pada tahun
1982. Kemudian melanjutkan
pendidikan menengah pertama di
SMP PGRI 3 Glagah
Lamongan,tamat tahun 1985.
Setelah itu melanjutkan Sekolah
Pendidikan Guru Negeri
Lamongan, tamat tahun 1989. Pada tahun 1993
melanjutkan D-II PGSD di IKIP Surabaya tamat pada
tahun 1996, Pendidikan S1 Bahasa Indonesia di
Universitas Widya Dharma diselesaikan pada tahun
2005.Untuk memperoleh kualifikasi bidang Sekolah
Dasar maka menempuh kuliah di Universitas terbuka
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar lulus pada tahun
2010, Selanjutnya menyelesaikan studi S2 Teknologi
Pendidikan Pasca Sarjana Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya pada tahun 2012. Bekerja sebagai guru di SDN
Pasi I Glagah Lamongan tahun 1989 – 1993, pada tahun
1993-1999 mengajar di SD Hang Tuah II Surabaya,
sebagai Guru PNS pada tahun 1999-2010 di SDN Gundih
I Surabaya, pada tahun 2010-2012 di SDN Kandangan III
Surabaya, pada tahun 2012-2014 di SDN Kandangan I
Surabaya. Bertugas sebagai Kepala Sekolah di SD Negeri
Babatan V Surabaya pada tahun 2014-2017 dan pada
tahun 2017. Sekarang aktif bertugas sebagai Kepala SD
Negeri di Bubutan IV kota Surabaya.Peraih Juara II guru
Berprestasi Tingkat Nasional Jenjang SD tahun
2013,Penerima Penghargaan Satyalancana Pendidikan
Presiden 2015, Peraih Juara II Kepala Sekolah SD
Berprestasi Jenjang SD Tahun 2019 No Hp :
085854141606
139
SEKOLAH SAHABAT KELUARGA
DALAM MENGEMBANGKAN
SEKOLAH UNGGUL
Wahyuningsih Rahayu
Kepala SD Negeri Batursari 5 Demak Jawa Tengah
Email: rahayning@gmail.com
7 6
6
5
4 3 3
3 2
2 1 1 1
1 0 0
0
Kecamatan Kabupaten Provinsi
141
maupun ide-ide untuk memajukan sekolah. Bahkan
pengurus komite dari sejak SD ini berdiri belum pernah
reorganisasi. Keterlibatan orang tua untuk kegiatan
sekolah masih sangat jarang.
Berkaitan dengan pendanaan, masih terfokus
pada satu sumber dana. Semua kegiatan operasional
sekolah mengandalkan dana bantuan operasional sekolah
(BOS). Sehingga secara otomatis pengembangan sekolah
akan terhambat pada keterbatasan pembiayaan. Hal ini
menyebabkan sekolah menjadi serba minimalis,
termasuk prestasi sekolah.
Kepala SD Negeri Batursari 5, mencari alternatif
solusi untuk menjadikan SD Negeri Batursrai 5 sebagai
sekolah unggul. Disusun program unggulan sekolah yaitu
sekolah ramah lingkunngan yang berkarakter Oh Darling
dan OK Darsi dengan memberdayakan sekolah sahabat
keluarga. Keluara peserta didik sangata memegaruhi
penerapan program sekolah sahabat keluarga. Peran
orang tua dan komite sekolah diberdayakan agar mampu
meningkatkan kemajuan sekolah. Maka dari itu
pemberdayaan sekolah sahabat keluarga dengan
kolaborasi berbagai pihak diharapkan dapat mendukung
kemajuan untuk mencapai sekolah unggul.
Pemberdayaan sekolah sahabat keluarga
diharapkan menjadi keunggulan SD Negeri Batursari 5
untuk mengembangkan sekolah unggul dengan karakter
Oh Darling dan Ok Darsi. Rasa “handarbeni” dan
kekeluargaan antara sekolah dengan orang tua serta
masyarakat akan membuat sekolah dari tataran
minimalis menjadi sekolah unggul yang berkarakter Oh
Darling dan Ok Darsi yang mampu berprestasi dari
bidang akademik maupun non akademik. Adanya rasa
keakraban dan peduli antara warga sekolah, keluarga
peserta didik, masyarakat dengan kebutuhan peserta
didik menjadi tujuan utama untuk mengembangkan
potensi yang dimiliki peserta didik SD Negeri Batursari 5
menjadi sekolah unggul yang berkarakter Oh Darling
dan Ok Darsi.
Berdasarkan paparan dalam latar belakang
142
masalah tersebut di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: 1) bagaimanakah
pelaksanaan program sekolah unggul melalui
pemberdayaan sekolah sahabat keluarga di SD Negeri
Batursari 5 Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak?; 2)
bagaimanakah hasil dari pelaksanaan program sekolah
unggul melalui pemberdayaan sekolah sahabat keluarga
di SD Negeri Batursari 5 Kecamatan Mranggen
Kabupaten Demak?; dan 3) bagaimanakah tindak lanjut
pengembangan sekolah berprestasi unggul melalui
pemberdayaan sekolah sahabat keluarga di SD Negeri
Batursari 5 Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak?
Tujuan yang diharapkan dari penulisan ini adalah:
1) mendeskripsikan pelaksanaan program sekolah unggul
melalui pemberdayaan sekolah sahabat keluarga di SD
Negeri Batursari 5 Kecamatan Mranggen Kabupaten
Demak; 2) memaparkan hasil dari pelaksanaan program
sekolah unggul melalui pemberdayaan sekolah sahabat
keluarga di SD Negeri Batursari 5 Kecamatan Mranggen
Kabupaten Demak; dan 3) memaparkan tindak lanjut
pengembangan sekolah unggul melalui pemberdayaan
sekolah sahabat keluarga di SD Negeri Batursari 5
Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.
Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan
masukan pada guru sekolah dasar sebagai refleksi diri
atas kinerjanya dan untuk dapat melaksanakan
pembelajaran yang menghasilkan berkarakter Oh
Darling dan Ok Darsi pada`warga sekolah, menambah
wawasan baru bagi kepala sekolah tentang bentuk
manajemen untuk mengembangkan sekolah unggul yang
memiliki karakter Oh Darling dan Ok Darsi, dan ini
diharapkan memberikan wawasan bagi dunia pendidikan
khususnya pendidikan dasar untuk memberikan
pedoman, arahan, bimbingan dan bantuan untuk
mengembangkan sekolah unggul berkarakter Oh Darling
dan OK Darsi.
146
Gambar 1. Kegiatan Sambung Rasa dengan
Warga Sekolah
Kegiatan sambung rasa dilakukan di aula SD Negeri
Batursari 5 maupun di kafe dekat sekolah. Musyawarah
ini untuk mensosialisasikan program sekolah dan
mengharapkan ide-ide baru serta dukungan dari
masyarakat dan komite baik dalam segi dukungan
material maupun spiritual.
147
Program yang telah disusun disosialisasikan kepada
semua warga sekolah dan orang tua untuk dilaksanakan
dengan partisipasi semua pihak. Program tersebut juga
tercantum dalam rencana kerja sekolah, yang dijabarkan
dalam komponen-komponen yang jelas serta sumber
pendanaannya.
148
oleh paguyuban kelaas; 2) program sekolah mendapatkan
pengharaan adiwiyata nasional, orang tua peserta didik
berpartisipasi dalam kegiatan kebersihan, penghijauan,
dan daur ulang untuk pemanfataan barang bekas; 3)
Orang tua yang memiliki kompeten berperan serta
dalam pembinaan intensif bagi peserta didik yang
terpilih mewakili lomba setiap hari Rabu dan Kamis
pukul 13.00-15.00; 4) orang tua secara sukarela
membantu pembiayaan adanya program wajib
mengikuti sedikitnya dua ekstrakurikuer yangdisediakan
sekolah, yaitu ekstrakurikuler marchingband, seni dan
pertunjukan, pramuka, seni tari, seni lukis, seni musik
(pianika), voly, bulu tangkis, basket, dan baca tulis
Al’quran (BTQ), 5) orang tua terlibat dalam program
membawa bekal dari rumah serta larangan membuang
sampah plastik di tempat sampah sekolah; 6) orang tua
berperan serta dalam pemanfaatan sampah plastik untuk
pembuatan daur ulang (ecobrig) agar tercipta “zero
sampah plastik di tempat sampah”; 7) orang tua
memberikan pembiayaan secara sukarela untuk program
reward bagi warga sekolah yang berhasil meraih
kejuaraan tingkat Kecamatan, kabupaten, provinsi,
maupun tingkat nasional; 8) orang tua peserta
marchingband secara sukarela memberikan dan
mencarikan pembiayaan untuk program meraih juara
lomba marchingband dan FL2N tingkat nasional; 9)
paguyuban kelas secara sukarela melaksanakan
pengecatan ruang kelas dengan warna cerah; 10) orang
tua membantu penyediaan tempat sampah tiga jenis
yaitu sampah organik, sampah non organik, dan sampah
pecah belah, 11) penghijauan halaman sekolah atas peran
serta peserta didik, guru, komite, dan orang tua, 12)
penyediaan seragam gratis untuk peserta didik miskin;
13) Orang tua berperan untuk penyediaaan konstum
marchingband untuk pemain dan bendera, 14) Orang tua
berupaya dalam penambahan alat marchingband sebagai
pelengkap pertunjukkan (marima, bas konser, simbal
drum, Barcamp); dan 15) Orang tua yang berkompeten
berperan dalam kerja sama dalam kegiatan
149
ekstrakurikuler voly, basket, bulu tangkis, seni dan
pertunjukan, seni tari, seni lukis, seni musik, baca tulis Al
quaran, pramuka. Berikut sebagian dokumentasi perans
peran serta orang tua, dalam kegiatan inovasi.
150
gizi masyarakat; 8) UPGRIS dalam bimbingan dan
penyuluhan cara belajar; 8) Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten Demak dalam pengelolaan, pelestarian, dan
perlindungan lingkungan; 9) PT Dart Air Exspressindo
dalam pembiayaan lomba marchingband; 9) Paguyuban
Marchingand dalam penggalian dana untuk pembiayaan
lomba; 10) PT Sumber Hidup dalam penggunaan bahan
bangunan untuk perawatan sekolah; 11) Koemank Studio
Semarang dalam pelatihan seni dan pertunjukkan; 12)
PT. Nutrifood Semarang dalam Drawing Competision;
13) Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi dalam edukasi
kesehatan anak; 14)SMP Islam Sultan Agung 1 dalam
penerimaan peserta didik baru; 15) PT Iris dalam seminar
gizi; 16) PT Milo dalam olahraga dan minum susu
bersama Milo; 17) PT Anugerah Mitra Globalindo dalam
edukasi kesehatan dan minum bersama susu Boneto; 18)
Kartika GE dalam kegiatan pendidikan di luar sekolah
(Out Bond); dan 19) Martha Thilaar dalam kegiatan
beauty clas guru dan orang tua peserta didik.
Hasil
Pemberdayaan sekolah sahabat keluarga yang
dilaksanakan di SD Negeri Batursari 5 dalam
mengembangkan sekolah unggul, berhasil dengan
gemilang. Berikut ini uraian dari hasil yang dicapai
selama dua tahun penerapan pemberdayaan sekolah
sahabat keluarga di SD Negeri Batursari 5.
Kolaborasi dengan stakeholder dalam
pemberdayaan sekolah sahabat keluarga untuk
mengembangkan sekolah unggul berhasil membentuk
paguyuban kelas pada tahun 2017. Terdapat sejumlah 14
paguyubuna kelas yang tiap-tiap paguyuban diwakili tiga
orang untuk membentuk paguyuban sekolah yang
diketuai oleh Ninik Suryani, S.Pd.
Reorganisasi pengurus komite berhasil dilakukan
pada bulan Januari 2017 dengan ketua komite Eko
Budiono, SE. Terbentuknya ketua pengurus komite, yang
dipilih oleh waki-wakil dari paguyuban kelas.
151
Penyusunan program sekolah sahabat keluarga
berhasil dilakukan di SD Batursari 5, dengan melibatkan
semua warga sekolah untuk berpartisipasi dalam
mewujudkan sekolah unggul. Pengembangan sekolah
berprestasi unggul di SD Negeri Batursari 5 melalui
pemberdayaan sekolah sahabat keluarga, dilakukan
dengan baik dan smart.
Partisipasi semua unsur warga sekolah dengan
memberdayakan sekolah sahabat keluarga mewujudkan
sekolah unggul di
SD Negeri
Batursrai 5. Hasil
dari penerapan
pemberdayaan
Sekolah sahabat
keluarga ini
antara lain: 1)
tercipta karakter
Oh Darling
Gambar 5. Terbaik 3 Simposium Nasional
sehingga
mendapatkan
penghargaan
adiwiyata
nasional tahun
2018; 2) Karakter
Ok Darsi
tertanam
sehingga meraih
juara umum 2
dalam lomba
Marchingband
tingkat Provinsi
Gambar 6. Adiwiyata Nasional Jawa Tengah
tahun 2017 dan
meraih juara 3 divisi musik brass dan juara 3 colour
guard tingkat nasional tahun 2018; 3) juara harapan 2
untuk Festival Lomba dan Literasi Nasional (FL2N)
kategori cipta pantun dan finalis tingkat nasional untuk
152
cipta syair; 4) juara 1 marchingband tingkat Kabupaten
Demak tahun 2018; 4) meraih juara 1 dalam FLS2N
cabang pantomim tingkat Kabupaten Demak tahun 2018;
5) Juara 1 Popda voli tingkat Kabupaten Demak tahun
2018; 6) Juara 1 Popda Bulu Tangkis tingkat Kabupaten
Demak; 7) juara 2 Pantomim tingkat Kabupaten Demak
tahun 2017; 8) juara 3 lomba cipta puisi tingkat kabupaten
Demak tahun 2017; 9) juara berbagai cabang lomba di
tigkat kecamatan Mranggen (terlampir); 10) prestasi
dalam ranking nilai USBN/US meningkat; 11) peserta
didik baru tahun 2017/2018 dan 2018/2019 meningkat
menjadi 3 rombel; 13) terbaik 1 dalam kursus mahir
lanjutan bagi kepala sekolah; 14) meriah terbaik 3
simposium nasional bagi kepala sekolah; dan lain-lain.
150 142
100 88 81 77
50 38
19
6 11 1 2 0 0
10
0
Kecamatan Kabupaten Provinsi Nasional
600 530
476 470 497
500
400
300
200 161
126 105 100
100 63 58 61 58
0
Pendaftar Yang Diterima Jumlah Semua
2015/2016 2016/2017 2017/2018 2018/2019
154
terhadap SD Negeri Batursari 5.
156
Daftar Pustaka
Handoko, Hani. 2010. Manajemen Personalia dan Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE
Kemendikbud. 2017. Permendikbud Nomor 30. Tentang
Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan.
Jakarta: Kemdikbud.
Permen Lingkungan Hidup Nomor 05.2013.Pedoman
Program Pelaksanaan Adiwiyata. Jakarta. Kemenlh.
Sukirman. 2017. Sekolah Sahabat Keluarga. Jakarta:
Kemdikbud.
157
Tentang Penulis
Wahyuningsih Rahayu, S.Pd.,M.Pd.
lahir di Boyolali tahun 1971 puteri
dari seorang ibu dan ayah yang
juga pernah menjadi Kepala SD.
Tinggal di Jl. Pucang Asri 2 No 12
Perpumnas Pucanggading, Demak
Jawa Tengah. Pernah belajar di
SDN Sangub 2 Musuk Boyolali,
SMPN 1 Boyolali, SPGN Boyolali,
D2 PGSD IKIP Negeri Semarang,
S1 dan S 2 UNNES. Sebagai PNS sejak tahun 1995,
menjadi Kepala SD sejak tahun 2013 di SDN Batursari 3
dan tahun 2016 di SDN Batursari 5 Mranggen Demak.
Buku ber-ISBN yang pernah ditulis Telur-telur
Kehidupan, Model Pembelajaran Komeks, Indahnya
Persahabatan, Manajemen Parli Korea untuk
Mendongkrak Sekolah Unggul dalam Succses Story
Kepala Sekolah SD. Prestasi yang pernah diraih juara 1
penulisan PTS tingkat Provinsi Jawa Tengah (2014), juara
2 Kepala Sekolah Prestasi tingkat Provinsi Jawa Tengah
(2015), terbaik 3 simposium nasional Kemdikbud (2017),
dan juara 1 Kepala Sekolah Prestasi Provinis Jawa tengah
tahun 2019. HP. 081325442803
158
DENGAN MANAJEMEN
PEMBIASAAN, PARTISIPASIF,
TAULADAN DAN KOLABORATIF
DAPAT MELANGKAH MENJADI
SEKOLAH BIRU
Rohimah
Kepala Sekolah Dasar Negeri 2 Pancor, Nusa tenggara Barat
Email : rohimah23@gmail.com
163
dan terintegrasi dalam pembelajaran. Karakter religius
juga ditanamkan melalui contoh tauladan dari guru
sebagai tokoh utama dalam tauladan di sekolah.
Karakter Nasionalis ditanamkan melalui kegiatan
pagi upacara hari Senin, kegiatan pagi di dalam kelas
sebelum belajar seperti manyanyikan lagu Indonesia
Raya dan juga dengan menintegrasikannya ke dalam
kegiatan pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler.
Karakter Mandiri ditanamkan melalui latihan disiplin
baik kedatangan, keadaan di kelas dan diluar kelas, berani
bertanggung jawab dan berani. Karakter Gotong royong
ditanamkan melalui kegiatan piket pagi, gerakan kakak
pembimbing sebagai embrio dari sekolah aman dan
ramah anak, kerja sama dan kekeluarga sedangkan
penanaman karakter Integritas melalui tauladan dan
bimbingan yang terus menerus secara
berkesinambungan serta lingkungan yang mendukung
tumbuhnya integritas yang tinggi pada siswa melalui
pembiasaan dan tauladan oleh semua pihak. Inovatif
diwujudkan dengan berusaha menggali bakat minat
peserta didik, membimbing peserta didik untuk
menciptakan karya inovatif sesuai dengan bakat dan
kemampuan mereka. Karakter Religius ditanamkan
dengan menyelipkan nilai-nilai religious dalam setiap
kegiatan di sekolah. Untuk membentuk siswa yang
Unggul, melalui pembinaan kepada peserta didik dengan
memberika pembinaan sesuai dengan bakat yang mereka
miliki dan kemampuan pendidik sebagai pembinanya
bahkan jika sangat mendesak kami terkadang
mendatangkan pelatih khusus dari luar sekolah.
Dalam upaya penguatan pendidikan karakter di
SDN 2 Pancor ada beberapa langkah yang ditempuh, di
antaranya:
a. Mengoptimalkan peran guru dalam kegiatan
pembelajaran dan berusaha mengintegrasikan
materi penguatan pendidikan karakter dalam
kegiatan pembelajaran.
b. Guru sebagai tokoh utama di sekolah berusaha
menjadu tauladan dalam disiplin, ucapan, sikap
164
maupun tindakan. (Megawangi,Ratna.2004)
c. Menanamkan disiplin dan taat peraturan terhadap
semua warga sekolah.
d. Menjalin komunikasi yang harmonis dengan orang
tua/wali murid.
e. Menjalin kerjasama dengan dinas/instansi terkait,
dunia usaha, alumni maupun masyarakat sekitar
lingkungan sekolah.
f. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif,
aman dan menyenangkan sebagai tempat belajar.
Untuk memperoleh hasil yang optimal
sebagaimana tuntutan dalam penguatan pendidikan
karakter maka di SDN 2 Pancor saya berusaha
menempuh beberapa cara, yang diistilahkan dengan
manajemen P2TK (Pembiasaan, Partisipatif, Tauladan
dan Kolaboratif).
1. Pembiasaan dan Tauladan
Pembiasaan dan Tauladan yang dilakukan secara terus
menerus di lakukan dengan melibatkan semua pihak
terkait. Pembiasaan yang dilakukan dalam penguatan
pendidikan karakter di SDN 2 Pancor di antaranya:
a. Salam pagi
Salam pagi adalah istilah saat pagi-pagi ketika anak
datang bertemu bapak ibu guru yang berdiri di
depan kelas menyambut kedatangan mereka.
selain sebagai ajang untuk bersilaturrahmi dan
saling mengenal lebih dekat dengan wali murid
yang mengantarkan putra putri mereka ke sekolah.
Bagi peserta didik yang kebagian piket datang
sebelum pk 07.00 di bawah bimbingan guru piket
membersihkan lingkungan sekolah sesuai dengan
jadwal pembagian mereka. Begitu pk 07.00 bel
berbunyi semua sudah bersih semua warga sekolah
mengikuti kegiatan pagi 15 menit di halaman
sekolah.
165
Gambar 2. Salam Pagi
166
Gambar 3b. Hasil Sapu Bersih Lima Menit Sampah
167
Gambar 4a. Nasionalis Gambar 4b. Gotong Royong
168
Gambar 5a. Seni Gambar 5b. Seni Gambar 5c. Puisi Gambar 5d. Menulis
169
menjadi ruang belajar.
c. Gerbang Samalas
Gerbang samalas yang erupakan akronim
dari Gerakan Alumni Membangun Sekolah
adalah sebuah gerakan yang saya lakukan dalam
upaya mengetuk hati para alumni untuk
kembali ke sekolahnya untuk membantu
pelaksanaan pendidikan di sekolah mereka
sesuai dengan kemampuan dan bakat mereka.
Melalui gerbang samalas para alumni
memberikan sumbangsihnya kepada sekolah
untuk kemajuan sekolah yang dulu pernah
menjadi tempat mereka menuntut ilmu. Salah
satu hasil dari gerbang samalas adalah
membantu terwujudnya sebuah ruang
serbaguna yang karena kekurangan kelas saya
ubah menjadi ruang belajar.
Kegiatan Literasi
Sejak dicanangkannya pembiasaan literasi yang
terkait dengan PPK yang terintegrasi dengan
pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Mulanya kegiatan literasi hanya sebatas membaca
sebelum jam pelajaran dimulai, namun ternyata hasilnya
belum memuaskan, terbukti dengan belum adanya
kesadaran peserta didik akan kegiatan literasi tersebut
dan rendahnya pemahaman akan literasi yang terbatas
hanya pada kegiatan membaca saja.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka diadakanlah
inovasi dalam pelaksanaan kegiatan literasi di sekolah
dengan harapan melalui gerakan literasi sekolah dapat
mengangkat prestasi sekolah dan membentuk karakter
siswa dan menjadikan budaya yang menjadi ciri khas
sekolah. Melalui kegiatan literasi pagi yang dilaksanakan
secara berkesinambungan dan melibatkan semua pihak
terkait pembentukan karakter peserta didik kami
selipkan sekaligus untuk menjaring bakat dan minat
mereka agar dalam pembinaan sesuai dengan bakat
mereka.
170
Dalam pelaksanaannya kegiatan pagi di SDN 2
Pancor dilakukan selain untuk pembentukan karakter
juga pembentukan budaya literasi. Kegiatan pagi sebagai
pembiasaan dan melatih disiplin peserta didik maka SDN
2 Pancor memulai kegiatan sejak pukul 07.00. jika ada
siswa yang terlambat maka sebagai sangsinya mereka
akan mengikuti kegiatan pagi di pos depan (gerbang
sekolah). Setelah kegiatan pagi di halaman berakhir
barulah ditanya alasan keterlambatan mereka dan
menasehati untuk tidak mengulang lagi selanjutnya
mengikuti kegiatan literasi di kelas lima belas menit
sebelum pelajaran dimulai. Adapun kegiatan pagi secara
bersamaan di halaman sekolah kami lakukan berbeda di
setiap harinya. Kegiatan tersebut saya tampilkan pada
tabel sebagai berikut.
171
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia. Tahun 2018 meraih juara 3 tingkat nasional
dalam ajang ini.
Program Adiwiyata
1. Menguragi sampah plastik
Program mengurangi sampah di SDN 2 Pancor
melakukan upaya untuk menanamkan kesadaran
pada peserta didik akan kondisi sampah plastik yang
tidak bisa kita hindari. Memulai dari lingkungan
sekolah kami mengajarkan kepada peserta didik kami
tentang langkah-langkah mengantisipasi sampah
plastik yang mudah mereka lakukan.
Salah satu hal yang mulai kami ajarkan dalam
kegiatan ini dengan cara mengarahkan mereka agar
membawa makanan/bekal menggunakan wadah dari
rumah untuk mengurangi sampah plastik.
Gambar 7a.Pot Dari Botol Gambar 7b. Pot dari Botol Gambar 7c. Pot Ban
172
3. Sampah Organik
Sampah organik kami upayakan menjadi
kompos sebagai pembelajaran kepada peserta
didik akan cara menangani sampah agar
bermanfaat bagi lingkungan. Pembuatan sampah
di sekolah kami menghasilkan dua jenis pupuk
yaitu kompos dan pupuk cair.
4. Kebun Sekolah
Di sekolah juga diberikan contoh bagaimana
memanfaatkan halaman sekolah kami yang
sempit.
- Rambut gondrog
dan warna warni - Sedikit demi sedikit dengan pemantauan dan
- Seragam tidak pembinaan secara terus menerus siswa rapi
3 Kerapian
lengkap dalam berpakaian, rambut rapi digunting dan
- Baju acak acakan. tidak ada lagi rambut warna warni.
- Terbiasa
membuang
sampah di
sembarang
tempat
- Selesai jam
Lingkungan
4 istirahat sampah - Lingkungan sekolah bersih malah dua kali
sekolah
berserakan di meraih Juara I sekolah yang diselenggarakan
lingkungan oleh Dinas BLHP Kab. Lombok timur dan
sekolah. satu kali juara 3
- Sering merusak - Siswa merawat tanaman sekolah secara
bunga di taman berkelompok.
sekolah.
- Perpustakaan
Gerakan sering hanya
5
Literasi dijadikan tempat - Peserta didik banyak yang ke perpustakaan
bermain untuk membaca dan meminjam buku.
- Juara I Lomba Kompetesi Mata Pelajaran yag
di selenggarakan SMPN 3 Selong
- Belum banyak
- Meraih peringkat I nilai UAS tahun 2017
muncul siswa
Prestasi - Juara 2 cerdas cermat di SMP Lab,
6 dengan prestasi
akademik Hamzanwadi Tahun 2017
akademik yang
- Pada tahun 2018 menempati peringkat 5 nilai
menonjol
rata rata USBN di kecamatan dari semula
peringkat 12 pada tahun 2017
Seni - Siswa mulai - Memiliki dan mampu memainkan kesenian
7 Budaya melupakan tradisional Tungkek. Alat musik Khas Pancor
Lokal budaya nya. kecamatan Selong.
8 Prestasi - Siswa yang - Peserta didik bersemangat mengikuti
ekstrakurikuler semula kurang kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat
174
apresiatif mereka terlebih jika melihat keberhasilan
terhadap kegiatan teman-teman mereka yang sukses hingga ke
ekstrakurikuler tingkat nasional.
Gambar 10a. Juara FL2N Gambar 10b. Seni Tungkek Gambar 10c. Juara FL2N
Gambar 10d. Pameran Seni Gambar 10e. Drumband Gambar 10f. Juara Pantomim
175
mereka. (3) Pelibatan dan kolaborasi dengan semua pihak
melalui manajemen P2TK membantu suksesnya
pencapaian sekolah biru.
Akhirnya ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya saya sampaikan kepada kepada Direktorat
Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menulis
karya kami dalam bentuk artikel dengan harapan semoga
apa yang telah saya tulis ini dapat bermanfaat untuk
kemajuan pendidikan di negeri tercinta ini. Terima kasih
juga kepada Prof. Dr. Baso Indang
Daftar Pustaka
Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan Karakter, Jakarta :
Indonesia Heritage Fondation
Kemdikbud. 2017. Peraturan Presiden (Perpres) nomor 87
tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
Tim Pustaka Phoenix. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta. PT Media Pustaka Phoenix
Tim Pengembang Kurikulum. 2019. Kurikulum Sekolah
Dasar Negeri 2 Pancor. Pancor
176
Tentang Penulis
Rohimah,S.Pd.M.Pd dilahirkan di
Kalijaga, Lombok Timur NTB pada
tanggal 23 Agustus 1972.
Pendidikan guru diperolehnya
sejak bersekolah di SPGN Mataram.
Menyelesaikan pendidikan D2
PGSD di Universitas Udayana Bali
pada tahun 1992 selanjutnya mulai
mengajar pada tahun 1993 di SDN
2 Kotaraja. Pendidikan S1
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia diselesaikan di Universitas Muhammadiyah
Mataram pada tahun 2003, selanjutnya S2 Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia diselesaikan di Universitas
Mataram pada tahun 2014. Tahun 2016 menjadi kepala
Sekolah di SDN 2 Pancor. No Hp. 081339629135
177