Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN AKHIR KONSELING GIZI

KELOMPOK 4
KASUS HIPOTENSI DAN KEBIASAAN TIDAK SARAPAN

Disusun Oleh:
Mayka Permatasari 17051334003
Alfi Lailatul K. 17051334009
Sofi Tsuroyya A. 17051334014
Sabila Zainun N. 17051334029
Yuniar Maya F. 17051334030
Anna Ichlasya W. 17051334034

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
PROGRAM STUDI GIZI
2019
Data Konselor

Nama NIM Foto

Mayka Permatasari 17051334003

Alfi Lailatul K. 17051334009

Sofi Tsuroyya A. 17051334014

Sabila Zainun N. 17051334029

Yuniar Maya F. 17051334030

Anna Ichlasya W. 17051334034


A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Terdapat banyak sekali perubahan gaya hidup yang terjadi, termasuk yang
dialami oleh anak remaja. Terlebih di kota besar, rata-rata remaja cenderung memiliki
sifat acuh dan mengabaikan hal-hal penting yang terjadi dalam diri dan lingkungan
mereka. Termasuk juga dalam masalah kesehatan. Kurangnya aktifitas fisik akibat
kecanggihan teknologi, pola makan yang tidak sehat, dan juga pola tidur yang tidak
teratur dapat menyebabkan bibit-bibit penyakit tumbuh dalam tubuh mereka. Menurut
Monks, masa remaja sendiri terbagi menjadi 3 tahap, yaitu fase remaja awal (12 -15
tahun), remaja madya (15-18 tahun) dan remaja akhir (18 –21 tahun). Beberapa hal
yang membedakan remaja tahap awal dan tahap akhir adalah dalam pemikiran
kognitif, moral, dan sosial(Geldard, 2011). Dalam perkembangannya menuju usia
remaja tersebut, remaja seringkali masih tidak memperhatikan gejala yang muncul
yang disebabkan oleh faktor turunan atau genetik. Mereka masih belum paham bahwa
gejala itu dapat menjadi penyebab dari suatu penyakit. Sehingga mereka masih
menganggapnya sebagai sebuah hal yang remeh dan tidak perlu ditakuti, apalagi
sampai harus dipelajari cara pencegahannya. Salah satunya adalah hipotensi.
Hipotensi sendiri merupakan sebuah keadaan ketika tekanan darah di dalam
arteri lebih rendah jika dibandingkan dengan tekanan darah normal (normal 120/80
mmHg) sehingga menyebabkan beberapa gejala. Namun demikian menurut
Prasetyono (2016, p.96), beberapa orang mungkin memiliki nilai tekanan darah (tensi)
berkisar 110/90 mmHg, bahkan 100/80 mmHg, namun tidak menampakkan beberapa
keluhan berarti. Nfamun, apabila kondisi itu terus berlanjut, didukung dengan
beberapa faktor yang memicu menurunnya tekanan darah yang signifikan, maka
tekanan darah akan mencapai ambang rendah, yaitu 90/60 mmHg.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2014 mencatat bahwa setiap tahunnya
terdapat lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak Menular (PTM).
Secara global, penyebab kematian PTM nomor satu setiap tahunnya adalah penyakit
kardiovaskuler yang adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan jantung dan
pembuluh darah. Selain itu, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH selaku
Menteri Kesehatan Indonesia periode 2009-2012 menyatakan bahwa proporsi angka
kematian akibat PTM meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada
tahun 2007. Diperkirakan pada tahun 2030 kasus PTM akan meningkat menjadi 52
juta orang. (WHO SEARO (South East Asia Region), 2011).
Melihat kondisi tersebut, diperlukan suatu upaya untuk memberikan
pengetahuan seputar pentingnya pencegahan hipotensi dengan tujuan untuk menekan
peningkatan jumlah penderita gagal jantung yang salah satunya disebabkan oleh
hipotensi. Usia remaja awal dipilih karena berdasarkan hasil survey terhadap target
audience, rata-rata responden mengalami gejala hipotensi pertama kali pada saat usia
12 atau 13 tahun. Sedangkan selama ini, dalam dunia kedokteran dan keperawatan
media komunikasi visual yang digunakan untuk memberikan informasi tentang
pengenalan hipotensi, khususnya untuk remaja masih sangat kurang. Buku-buku yang
digunakan sebagai sarana edukasi hipotensi kepada masyarakat masih belum
memiliki estetika yang baik. Tata letak antar tulisan secara keseluruhan, elemen
visual, kemudahan membaca, dan informasi yang ingin lebih ditonjolkan masih
belum tersampaikan dengan jelas.
Sarapan adalah salah satu rahasia untuk menjaga kesehatan. Tak peduli
seberapa sibuknya kita, penting untuk mengisi bahan bakar untuk tubuh kita sehingga
energi kita terpenuhi sepanjang hari. Sarapan memberi modal energi pada kita untuk
berktivitas sepanjang hari. Sebenarnya, selain memberi energi pada tubuh, sarapan
juga memiliki manfaat lain yang tak kalah pentingnya.
Selain itu konsentrasi yang fokus dan fisik yang prima merupakan salah satu
faktor yang juga penting untuk menunjang karir yang kita lakoni. Semakin padatnya
aktivitas terkhusus dipagi hari,membuat kita sering melupakan satu hal yang sepele
namun penting yaitu sarapan pagi. Selain karena jadwal pagi yang mengejar mungkin
alasan orang berangkat pagi adalah lalu lintas kota yang sangat padat yang membuat
sebagian orang bahkan kebanyakan dari kita melupakan makan pagi. Mereka lebih
memilih meninggalkan sarapan daripada telat masuk kantor karena terjebak macet.
Selain itu juga karena tidak membiasakn diri untuk sarapan sehingga akan
malas jika mau sarapan. Bukan hanya mereka para pekerja kantor / swata,mahasiswa
dan para pelajar juga banyak yang melakukan hal serupa. Melupakn makan dengan
alasan tidak sempat atau malas.
Mungkin tidak banyak orang menyadari, bahwa sebenarnya sarapan adalah
salah satu rahasia untuk menjaga kesehatan. Tidak peduli seberapa sibuknya kita,
penting untuk mengisi bahan bakar untuk tubuh kita sehingga energi kita terpenuhi
sepanjang hari. Sarapan memberi modal energi pada kita untuk berktivitas sepanjang
hari. Sebenarnya, selain memberi energi pada tubuh, sarapan juga memiliki manfaat
lain yang tak kalah pentingnya.
Kesibukan di pagi hari adalah alasan klasik yang paling banyak digunakan
banyak orang untuk melupakan sarapan pagi. Sebenarnya tidak dibituhkan waktu
terlalu banyak untuk meluangkan waktu kita,namun tetap saja bagi mereka yang
super sibuk mengejar waktu pagi selalu meremehkan bahkan melupakan kegiatan
yang justru sangat menunjang kegiatan mereka.
Banyak sekali dampak yang ditimbulkan jika kita sering melupakan sarapan.
Bukan dampak positif namun dampak negatif yang akan sangat merugikan. Bukan
hanya bagi kita namun juga bagi pekerjaan kita dan orang lain. Pekerjaan yang
sehatusnya dideadline selesai akan molor jika konsentrasi dan kondisi fisik kita tidak
bagus. Selain itu orang yang ada disekitar kita juga akan merasa dirugikan karena
mereka akan kecewa jika janji yang sudah disepakati oleh kita tidak bisa dipenuhi.
Selain itu banyak manfaat yang dapat kita peroleh jika kita mambiasakan diri untuk
makan pagi.

2. Tujuan
2.1. Tujan Umum
 Mengetahui gambaran umum hipotensi dan sarapan sehat
 Mengetahui epidemiologi dan patofisiologi hipotensi
 Mengetahui faktor demografi terjadinya hipotensi
2.2. Tujuan Khusus
 Mengetahui pola makan dan gaya hidup responden
 Membantu konseli untuk menemukan diet yang tepat untuk hipotensi
 Memberi pengetahuan tentang makanan yang dibatasi, dianjurkan dan dihindari
 Memberikan edukasi tentang pentingnya sarapan pagi
 Memotivasi klien untuk menjalankan diet yang dianjurkan

3. Metode
Metode yang digunakan dalam konseling ini adalah wawancara dan pengamatan
yang dilakukan terhadap remaja sebaya yang memiliki masalah terkait obesitas dan
anemia dengan pendekatan asupan gizi kemudian dilakukan suatu penanganan
dengan memberikan saran solusi .
Selama kegiatan konseling menggunakan instrumen berupa daftar menu dan
formulir riwayat gizi yang memuat keterangan tentang pola makan dengan metode
FFQ (Food Frequency Questionare) dan 24-hours food recall.
B. PELAKSANAAN KONSELING

KASUS HIPOTENSI
1. Biodata Konseli
a. Konseli 1
Nama : Inka Delaya
Umur : 19 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Tinggi Badan : 156 cm
Berat Badan : 45 kg
Aktivitas : Sedang

b. Konseli 2
Nama : Miryam Sulu
Umur : 23 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Tinggi Badan : 150 cm
Berat Badan : 54 kg
Aktivitas : Sedang

2. Waktu Pelaksanaan
a. Konseli 1
Hari, tanggal : Selasa, 03 Desember 2019
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : Gedung A9 lantai 1 Fakultas Teknik UNESA
b. Konseli 2
Hari, tanggal : Selasa, 03 Desember 2019
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : Gedung A9 lantai 1 Fakultas Teknik UNESA

3. Riwayat Kasus Yang Dialami Klien


Konseli 1 : Konseli jarang sarapan dan jadwalnya padat, sehingga konsumsi asupan
makanan termasuk kurang. Konseli juga sering merasakan pusing dan kurang minum
sehingga sering kali konseli dehidrasi. Selain itu konseli menderita hipertensi dikarenakan
gen / keturunan. Konseli juga jarang untuk konsumi sayuran karena memang konseli ini
tidak menyukai sayuran dan hanya memakan sayuran yang ada di sayur asem dan lebih
menyukai makanan junk food. Disisi lain hipotensi konseli ini juga terdapat keluhan
bengkak tangan jika telalu banyak aktivitas. Klien ini juga alergi pada cumi – cumi dan
debu.

Konseli 2 : Konseli merasakan lemah, letih, lesu, pusing pucat, dan pusing hingga
mau jatuh. Konseli ini juga tidak menyukai sayuran hanya wortel saja yang dia suka.
Selain itu klien juga alergi terhadap coklat dan ikan lele.
4. Media/Pendekatan yang digunakan
Kedua konseli menggunakan media pendekatan mengisi kuisioner yang telah kita berikan.

KASUS KEBIASAAN TIDAK SARAPAN


1. Biodata Konseli
a. Konseli 1
Nama : Samara Fanny Hanifa
Umur : 20 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Tinggi Badan : 149 cm
Berat Badan : 41 kg
Aktivitas : Sedang

b. Konseli 2
Nama : Nur Wanda Aini Natasya
Umur : 20 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan : 54 kg
Aktivitas : Sedang
2. Waktu Pelaksanaan
a. Konseli 1
Hari, tanggal : Jum’at, 6 Desember 2019
Waktu : 09:00
Tempat : Lab A8 Fakultas Teknik UNESA Ketintang
b. Konseli 2
Hari, tanggal : Jum’at, 6 Desember 2019
Waktu : 20:30
Tempat : Jl. Ketintang Selatan I no. 1F

3. Riwayat Kasus Yang Dialami Klien


Konseli 1 : Konseli tidak pernah sarapan maupun membawa bekal/jajan saat
akan berangkat kuliah walaupun sudah disiapkan sarapan oleh orang tua, alasannya
karena konseli takut “kebelet” buang air besar saat di kelas. Konseli baru mulai makan
jam 9 pagi. Kebiasaan ini sudah terjadi saat konseli mulai kuliah. Dampak yang
dirasakan konseli berupa lemas, tidak konsentrasi, mengantuk, bahkan terkadang maag
kambuh. Konseli sebenarnya mengetahui manfaat sarapan dan dampak buruk jika
tidak sarapan, namun takut “kebelet” menjadi halangan konseli tidak sarapan. Meski
begitu, konseli ingin mengubah kebiasaan buruk itu perlahan-lahan.
Konseli 2 : Konseli sering merasa lemas, tidak konsentrasi, dan mengantuk
saat beraktifitas. Konseli tidak pernah membawa bekal ke kampus, dan makan pagi
selalu dirangkap dengan makan siang. Konseli mulai tidak pernah/jarang sarapan sejak
mulai kuliah, karena merupakan anak rantau. Konseli mengetahui manfaat sarapan dan
dampak buruk jika tidak pernah sarapan. Sebenarnya monseli ingin mengubah
kebiasaan buruk tersebut, namun sangat susah untuk belajar memanajemen waktu
dengan baik untuk bangun lebih awal mempersiapkan sarapan.
C. LAPORAN EMPIRIS

1. Hipotensi
1.1 Pengertian hipotensi
Penyakit darah rendah atau Hipotensi (Hypotension) merupakan suatu
keadaan dimana tekanan darah seseorang turun di bawah angka normal, yaitu
mencapai nilai rendah 90/60 mmHg. Adapun nilai normal tekanan darah seseorang
secara umum adalah 120/80 mmHG. Namun beberapa orang mungkin memiliki
nilai tekanan darah (tensi) berkisar 110/90 mmHg atau bahkan 100/80 mmHg, tapi
mereka tidak/belum atau jarang menampakkan beberapa keluhan berarti, sehingga
hal itu dirasakan biasa saja dalam aktivitas kesehariannya. Tekanan darah rendah
berarti kondisi dimana kurangnya hantaran nutrisi dan oksigen ke dalam sel-sel
tubuh.
Untuk mengetahui seseorang dalam kondisi tekanan darah rendah maupun
tekanan darah tinggi seorang harus melakukan pemeriksaan tensi darah dengan
menggunakan alat pengukur tekanan darah dengan memperlihatkan angka systolic
(bagian atas) dan angka bawah diastolic. Tekanan darah systolic (angka bagian
atas) mewakili tekanan diarteri-arteri ketika otot jantung berkontraksi dan
memompa darah keseluruh bagian tubuh sedangkan tekanan darah diastolic (angka
bagian bawah) mewakili tekanan diarteri-arteri ketika otot jantung mengendur
(relax) dan menerima kmbali darah dari seluruh tubuh setelah berkontraksi.
1.2 Jenis-jenis hipotensi
 Hipotensi Ortostatik
Hipotensi ortostatik disebabkan oleh perubahan tiba-tiba posisi tubuh, biasanya
ketika beralih dari berbaring ke berdiri, dan biasanya hanya berlangsung beberapa
detik atau menit. Hipotensi jenis ini juga dapat terjadi setelah makan dan sering
diderita oleh orang tua, orang dengan tekanan darah tinggi dan orang dengan
penyakit Parkinson.
 Hipotensi Dimediasi Neural (NMH dalam singkatan bahasa Inggris)
NMH paling sering mempengaruhi orang dewasa muda dan anak-anak dan
terjadi ketika seseorang telah berdiri untuk waktu yang lama.
 Hipotensi Akut
Penyebab hipotensi akut adalah turunnya tekanan darah secara tiba-tiba yang
disebabkan antara lain: perdarahan berat akibat kecelakaan atau trauma, dehidarsi
akibat diare atau muntah yang hebat, pengaruh obat tertentu sampai infeksi sistemik
hebat (sepsis). Hipotensi ini biasanya berlanjut menjadi syok akibat kurangnya
aliran darah menuju ke otak, jantung, ginjal maupun kulit. Penanganannya sesuai
dengan penyebabnya masing-masing.

1.3 Gejala hipotensi


- Penglihatan kabur, mata sering berkunang-kunang terutama setelah duduk lama dan
berjalan
- Kebingungan
- Lemas dan pingsan
- Pusing dan keringat dingin
- Mudah merasakan kantuk dan sering menguap
- Wajah terlihat pucat karena suplay darah ke seluruh jaringan tubuh tidak maksimal.

1.4 Penyebab hipotensi


- Dehidrasi.
- Melemahnya otot jantung yang berakibat volume darah yang dipompa oleh
jantung sedikit sehingga tekanan darah menurun.
- Terjadinya peradangan pada kantong yang mengelilingi jantung (pericardium)
yang biasa dikenal sebagai pericarditis yang menyebabkan cairan menumpuk
didalam pericardium yang menekan jantung sehingga membatasi kemampuan
jantung untuk mengisi dan memompa darah keseluruh tubuh.
- Adanya pembekuan darah dalam pembuluh vena (pulmory embolism) dimana
bekuan darah ini dapat menghalangi aliran darah kedalam bilik kiri dari paru-paru
dan akibatnya akan mengurangi darah yang kembali ke jantung untuk dipompa.
- Denyut jantung yang lambat dapat mengurangi jumlah darah yang dipompa oleh
jantung. Angka detak jantung istirahat untuk seorang dewasa sehat adalah 60-100
detak/menit.
- Tegangan kekakuan pembuluh darah. Pembuluh darah yang kaku akan berefek
pada semakin tingginya tekanan darah, begitu juga sebaliknya.
- Pelebaran pembuluh darah juga mampu menyebabkan turunnya tekanan darah.
Situasi ini biasanya sebagai dampak dari syok septik, pemaparan oleh panas, diare,
obat-obatan vasodilator (nitrat, penghambat kalsium, penghambat ACE).
- Efek samping obat seperti alkohol, anxiolytic, beberapa antidepresan, diuretik,
obat-obatan untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner, analgesik.
- Kejutan emosional, misalnya syok yang disebabkan oleh infeksi yang parah,
stroke, anafilaksis (reaksi alergi yang mengancam nyawa dan trauma hebat.
- Diabetes tingkat lanjut
- Hormonal, misalnya pada hipotiroid dan hipertiroid adrenal insufisiensi (Penyakit
Addison)

1.5 Makanan yang dianjurkan


- Makanan tinggi vitamin B12, seperti telur, daging sapi dan ayam, kerang, susu
rendah lemak, hati sapi, serta sereal yang diperkaya vitamin B12.
- Makanan tinggi folat, seperti sayuran berwarna hijau (misalnya bayam dan
brokoli), kacang-kacangan, biji-bijian, serta buah-buahan (misalnya pepaya,
pisang, dan alpukat).
- Makanan yang asin, seperti makanan kalengan, ikan asin, dan hidangan yang
ditambahkan garam. Jumlah asupan garam yang disarankan untuk orang dengan
darah rendah adalah 4,5 hingga 5 gram per hari.
- Makanan yang mengandung banyak air. Orang yang memiliki tekanan darah
rendah juga disarankan untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan minum
air putih yang cukup, atau mengonsumsi buah-buahan yang mengandung banyak
air, seperti semangka dan jeruk.
- Makanan atau minuman berkafein. Kandungan kafein pada kopi, cokelat, dan teh
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung untuk sementara waktu.
Namun, disarankan untuk tidak mengonsumsi kafein di malam hari.

2. Kebiasaan Tidak Sarapan


Konseling merupakan proses komunikasi dua arah/interpersonal antara konselor
dan klien untuk membantu klien dalam mengenali, menyadari, dan akhirnya mampu
mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapinya
(Supariasa, 2012). Dalam kegiatan konseling gizi kali ini, kedua klien merupakan seorang
mahasiswa berjenis kelamin perempuan yang berusia 20 tahun.
Masa remaja merupakan masa rentan terhadap masalah gizi. Pada masa ini
merupakan periode pertumbuhan dan pematangan reproduksi. Pertumbuhan
menyebabkan perubahan fisik yang berpengaruh terhadap kebutuhan dan kecukupan
asupan zat gizi. Kebutuhan energi dan zat gizi di usia remaja ditujukan untuk deposisi
jaringan tubuh. Total kebutuhan energi dan zat gizi di usia remaja juga lebih tinggi
dibandingkan dengan rentang usia sebelumnya. Apalagi masa remaja merupakan masa
transisi penting pertumbuhan dari anak-anak menjadi dewasa. Ketidakseimbangan antara
kebutuhan dan kecukupan akan berdampak pada masalah gizi baik gizi lebih maupun gizi
kurang. Keadaan gizi kurang pada remaja khususnya remaja putri diakibatkan oleh diet
yang ketat, kondisi ekonomi, kebiasaan makan yang buruk serta kurangnya pengetahuan
gizi. Hal tersebut dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh sehingga
mengganggu aktivitas belajar serta menurunnya prestasi belajar.
Kedua klien memliki masalah terkait kebiasaan sarapan. Klien mengaku sangat
jarang sarapan. Ada beberapa alasan yang diungkapkan klien ketika ditanya mengapa
tidak mau sarapan. Diantaranya adalah waktu yang terbatas atau tidak sempat, tidak ada
yang menyiapkan/membuatkan sarapan karena tidak tinggal bersama orang tua (indekos),
dan kadang merasa sakit perut atau merasa ingin BAB setelah sarapan. Sarapan adalah
makanan yang dimakan sebelum beraktivitas yang terdiri dari makanan pokok dan lauk
pauk atau makanan kudapan yang biasa dilakukan pada pagi hari. Sarapan atau makan
pagi adalah makanan yang disantap pada pagi hari. Waktu sarapan dimulai dari pukul
06.00 pagi sampai dengan pukul 09.00 pagi. Sarapan adalah kebutuhan manusia yang
seharusnya dilakukan secara teratur setiap pagi, akan kebutuhan nutrisi dan
perkembangan otak bagi seorang anak sejak dini (Waryono, 2010). Konsumsi sarapan
dimulai antara bangun pagi sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian kebutuhan
kebutuhan gizi harian atau sekitar 15-30% dari kebutuhan gizi harian dalam rangka
mewujudkan hidup sehat, aktif, dan cerdas dengan kadar tidak lebih dari 300-400 kkal
atau 25% dari kebutuhan kalori harian sebesar 1.400 sampai 1.500 kkal (hardinsyah,
2012). Sarapan dianjurkan mengkonsumsi makanan yang ringan bagi kerja pencernaan,
sehingga dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang memliki kadar serat tinggi
dengan protein yang cukup namun dengan kadar lemak rendah. Selain itu, mengkonsumsi
protein dan kadar serat yang tinggi juga dapat membuat seseorang tetap merasa kenyang
hingga waktu makan siang (Jetvig, 2010). Menurut Rampersaud, sebaiknya energi dari
makanan sarapan dapat menyumbang minimal 20 % dari total asupan energi. Banyak
anggapan dan pemikiran bahwa sarapan mempengaruhi ketersediaan energi pada tubuh
dalam aktivitas satu hari penuh. Sarapan dilakukan untuk memenuhi sebagian kebutuhan
gizi harian yaitu sekitar 15–30% kebutuhan gizi, untuk mewujudkan hidup sehat, aktif
dan produktif. Selain itu, sarapan juga diketahui sebagai waktu pengambilan nutrisi
pertama dan utama yang dibutuhkan oleh tubuh, salah satunya ialah glukosa.
Saat ditanya tentang manfaat sarapan, klien mengaku mengetahui manfaat sarapan
diantaranya untuk memenuhi kebutuhan gizi, konsentrasi, dan sebagai modal awal untuk
memulai hari. Sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Sarapan bermanfaat memberi
nutrisi otak pertama kali di awal hari sehingga dapat meningkatkan kemampuan otak dan
lebih mudah berkonsentrasi. Konsentrasi merupakan kemampuan seseorang dalam
memusatkan perhatian pada satu hal atau objek tertentu, dalam waktu relatif lama.
Konsentrasi dipengaruhi oleh asupan energi makan pagi, kandungan nutrisi pada makan
pagi tersebut, dan skor konsentrasi dasar seseorang. Banyak kajian yang menunjukkan
hubungan yang positif antara konsumsi sarapan dengan peningkatan keupayaan mental.
Menurut Sunarti (2006), kebiasaan makan pagi sangat penting bagi tubuh karena
lambung akan terisi kembali setelah 8–10 jam kosong serta kadar gula akan menurun
sehingga pasokan energi ke otak kurang ketika meninggalkan makan pagi. Kondisi
tersebut berkaitan dengan penggunaan glukosa sebagai sumber energi.
Sarapan yang kita makan dapat mempengaruhi fungsi kognitif secara berbeda
sesuai dengan laju penghataran glukosa di dalam darah. Glukosa darah merupakan salah
satu faktor untuk menjaga fungsi saraf. Kadar glukosa darah bervariasi tergantung pada
asupan zat gizi. Kebiasaan sarapan akan memelihara glukosa darah dalam batas normal.
Dalam keadaan normal, sistem saraf pusat hanya dapat menggunakan glukosa sebagai
sumber energi. Dalam proses absorpsi, glukosa di absorpsi secara aktif menggunakan alat
angkut protein dan energi. Jika kecukupan protein kurang, maka proses pengangkutan
glukosa sebagai nutrisi otak akan terganggu. Hal tesebut yang menyebabkan otak
mengalami kekurangan glukosa dan akan mempengaruhi daya konsentrasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kelompok remaja yang terbiasa sarapan memiliki nilai
rata – rata skor konsentrasi berfikir lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok remaja
yang tidak terbiasa melakukan sarapan.
Di seluruh dunia, kurang lebih terdapat 20-30% baik anak-anak maupun orang
dewasa tidak sarapan. Menurut Kementerian Kesehatan RI dalam Pedoman Gizi
Seimbang banyak masyarakat Indonesia yang belum membiasakan sarapan. Sarapan
diketahui sebagai konsumsi makanan pertama yang berperan menyediakan energi bagi
otak dan dapat meningkatkan kemampuan dalam proses pembelajaran. Sarapan yang baik
terdiri dari pangan karbohidrat, pangan lauk-pauk, sayur– sayuran, buah–buahan dan
minuman. Keanekaragaman lima kelompok jenis pangan setiap hari atau setiap kali
makan ini sangat penting, karena mempengaruhi mutu atau kualitas gizi. Makan pagi
dengan makanan yang beraneka ragam akan memenuhi kebutuhan gizi untuk
mempertahankan kesegaran tubuh dan meningkatkan produktivitas dalam beraktivitas.
Sarapan sering dianggap remeh oleh sebagian orang, namun efek negatifnya
cukup buruk. Makan pagi sangat penting dan bermanfaat bagi semua orang. Melewatkan
sarapan dapat menyebabkan tubuh kekurangan glukosa sebagai sumber energi utama. Hal
ini dapat mempengaruhi seluruh organ termasuk otak. Semua zat gizi yang berasal dari
makan malam telah dikonversi menjadi energi dan diedarkan ke seluruh tubuh.
Sementara jarak waktu makan malam dan bangun pagi sekitar 8 jam. Ketika tidur, proses
oksidasi dan metabolisme dalam tubuh tetap berlangsung dan hal ini menyebabkan kadar
glukosa dalam darah berkurang ketika pagi hari. Untuk mengganti glukosa darah yang
berkurang maka dibutuhkan cadangan sumber hidrat arang. Namun bila cadangan
tersebut habis, maka tubuh akan mengambil cadangan dari lemak. Kehilangan glukosa
darah saat pagi hari mempengaruhi aktivitas pekerjaan pagi hari. Menurut Saidin (2002),
anak yang tidak terbiasa sarapan akan mempunyai kadar glukosa yang rendah. Glukosa
darah adalah satu-satunya penyalur energi bagi otak untuk bekerja optimal. Glukosa yang
rendah hingga mencapai <70mg/dl akan menyebabkan penurunan konsentrasi belajar
atau daya ingat, tubuh melemah, pusing dan gemetar.
Melewatkan sarapan akan membuat seseorang merasa lapar di pagi hari. Keadaan
lapar dipagi hari mempengaruhi kemampuan belajar, termasuk kemampuan
berkonsentrasi. Kemampuan berkonsentrasi sangat dibutuhkan dalam proses
pembelajaran, khususnya pada jenjang pendidikan tinggi dan profesi. Kontribusi gizi
sarapan berguna untuk menunjang aktivitas yang berkualitas sebagai amunisi untuk
menghadapi hari–hari yang sibuk.
Selain mempengaruhi konsentrasi, kebiasaaan sarapan ternyata juga berpengaruh
terhadap kadar hemoglobin seseorang. Remaja beresiko tinggi menderita anemia.
Pertumbuhan yang pesat, perubahan psikologis yang dramatis serta peningkatan aktivitas
yang menjadi karakteristik masa remaja, menyebabkan peningkatan kebutuhan zat gizi.
Pematangan seksual pada remaja menyebabkan kebutuhan zat besi meningkat.
Kebutuhan zat besi remaja perempuan lebih tinggi dibanding remaja laki-laki, karena
dibutuhkan untuk mengganti zat besi yang hilang pada saat menstruasi. Terpenuhi
atau tidak terpenuhinya kebutuhan ini akan mempengaruhi status gizi remaja.
Meningkatnya aktivitas, kehidupan sosial, dan kesibukan pada remaja, akan
mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Pola konsumsi makanan sering tidak teratur,
sering jajan, sering tidak makan pagi, dan sama sekali tidak makan siang. Anemia atau
biasa dikenal dengan kurang darah cenderung terjadi di negara sedang berkembang
dibandingkan negara yang sudah maju. Di Indonesia sendiri kejadian anemia khususnya
anemia gizi besi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat. Faktor-
faktor penyebab anemia gizi besi adalah status gizi yang dipengaruhi oleh pola makan,
sosial ekonomi keluarga, lingkungan dan status kesehatan. Meskipun anemia disebabkan
oleh berbagai faktor, namun lebih dari 50% kasus anemia terbesar diseluruh dunia secara
langsung disebabkan oleh kurangnya masukan zat besi. Kekurangan zat besi dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel
otak. Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih,
lelah dan cepat lupa. Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar, olah raga dan
produktifitas kerja. Selain itu anemia gizi besi akan menurunkan daya tahan tubuh dan
mengakibatkan mudah terkena infeksi.
Ketika klien ditanya apakah ingin merubah kebiasaannya terkait sarapan, klien
mengatakan ingin melakukannya, tapi secara perlahan. Kebiasaan mahasiswa yang
sarapan tidak teratur akan menimbulkan berbagai permasalahan, diantaranya adalah
mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah, mempengaruhi
memori jangka pendek, kemampuan penalaran, menurunkan konsentrasi, serta
menurunkan produktivitas kerja. Berdasarkan penelitian Berkey, et al (2003), kebiasaan
sarapan seseorang dapat mempengaruhi status gizinya. Seseorang dengan status gizi
normal yang memiliki kebiasaan melewatkan sarapan akan memiliki kecenderungan
mengalami peningkatan berat badan. Hal ini terjadi karena seseorang yang melewatkan
sarapan akan cenderung memiliki asupan lemak yang berlebih dan asupan protein, energi,
mineral, dan vitamin yang rendah. Sarapan dapat mempengaruhi status gizi seseorang
melalui beberapa mekanisme. Kebiasaan sarapan merupakan bagian dari pola makan
yang seimbang, mampu meningkatkan komposisi diet sehari-hari, mempengaruhi jalur
metabolisme, serta memberikan efek pada pengaturan nafsu makan. Sarapan secara
teratur yang mengandung tinggi serat dan karbohidrat memberikan efek rasa kenyang
sehingga berhubungan dengan penurunan berat badan. Selain itu, serat yang tinggi pada
sarapan juga akan mempengaruhi insulin dan prostaglandin, memperbaiki sensitivitas
insulin, mengurangi resiko hipoglikemi, serta memberikan efek rasa kenyang yang lama.
Efek rasa kenyang yang timbul setelah mengonsumsi sarapan akan menyebabkan asupan
energi menjadi rendah dan menyebabkan sesorang mengalami penurunan berat badan.
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan dari uraian diatas, beberapa faktor yang dapat meneyebabkan
terjadinya hipotensi di remaja adalah karena riwayat makanan dan zat gizi yang
kurang tepat pada beberapa waktu sebelumnya selain itu meskipun persentase
keikutsertaan faktor genetik hanya sedikit namun tetap saja dapat mempengaruhi
terjadinya hipotensi pada klien. Sehingga diperlukan gaya hidup yang sehat harus
dilakukan dengan mengonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut
dan dilakukan dengan waktu yang cukup lama, tidak hanya bisa dilakukan 1 bulan
saja.
Pada remaja yang tidak sarapan pagi sangat mempengaruhi aktivitas
kesehariannya,yaitu mudah lelah, tidak konsentrasi, dan mengantuk. Sehingga
diperlukan untuk memulai kebiasaan sarapan pagi, dilakukan dengan telaten dan
harus dipaksakan meskipun tidak terbiasa.

2. Saran
 Klien dengan hipotensi harus mengonsumsi makanan dengan seimbang terlebih
makanan yang mengandung protein, mineral dan zat gizi besi yang tinggi untuk
memperlacar peredaran darah.

 Klien dengan kebiasaan tidak sarapan diharapkan lebih memperhatikan lagi


kebutuhan asupan gizi dalam tubuh karena juga memiliki aktivitas yang padat
untuk menunjang daya tahan dalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.undip.ac.id/55477/3/Nina_Huwaida_Zunnur_22010113120034_Lap.KTI_Bab2.
pdf diakses pada 7 Desember 2019 jam 11.49
https://www.academia.edu/29454170/makalah_hipotensi.docx diakses pada 7 Desember
2019 jam 11.42
https://www.scribd.com/doc/204436753/Hipotensi diakses pada 7 Desember 2019 jam 11.30
https://www.alodokter.com/kenali-sumber-sumber-makanan-untuk-darah-rendah diakses
pada 12 Desember 2019 jam 17.13
Adolphus K, Lawton CL, Dye, Louise. 2013. The Effects of Breakfast on Behavior and
Academic Performance in Children and Adolescents.Human Neurosscience
Amrin, S.H., Indriasari, R., Najamuddin, U. 2014. Hubungan Kebiasaan Sarapan Dan
Konsumsi Suplemen Dengan Status Hemoglobin Pada Remaja Putri Di SMAN 10
Makassar. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Kota Makassar Universitas
Hasanuddin.
Dogbe EMA, Abaidoo B. 2014. Breakfast Eating Habits Among Medical Students.Ghana
Medical Journal; 48(2)
Hanif, E.S. 2016. Hubungan Sarapan Dengan Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Keperawatan
Semester 2 Pada Modul Bsn Iii Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016. Skripsi.
Jakarta: PPs UIN Syarif Hidayatullah.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Lentini, B., Margawati, A. 2014. Hubungan Kebiasaan Sarapan Dan Status Hidrasi Dengan
Konsentrasi Berfikir Pada Remaja. Jornal Of Nutrition College, 3(4), 631-637.
Márquez A, Sutil N, YR-A, 2001. Influence of breakfast on cognitive functions of children
from an urban area in Valencia, Venezuela. europepmc.org.
http://europepmc.org/abstract/ med/11515233. Accessed December 13, 2017.
Prabowo YSB. 2011. Hubungan antara Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK) Mahasiswa Tingkat III Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta
Tahun Ajaran 20102011.Skripsi UPN Veteran, Jakarta.
Puspitasari, D.I., Rahmani A. 2018. Gambaran Kebiasaan Sarapan Dan Status Gizi
Mahasiswa Gizi Dan Non-Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta. MPPKI, 2(2),
46-54.
Supariasa, IDN. 2012. Pendidikan Dan Konsultasi Gizi. Terbitan Pertama. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran.
Widodo, A.T.P., Dkk. 2015. Pengaruh Sarapan Terhadap Skor Konsentrasi Mahasiswa
Jurusan Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran Unsoed. Mandala Of Health, 8(3),
622-627.
LAMPIRAN
LEMBAR KERJA MAHASISWA
Mata Kuliah: Konseling Gizi (2 sks)

4/Kebiasaan Tidak Sarapan


Kelompok/Kasus
(Konseli 1)

Nama

NIM
FORMULIR PERMINTAAN KONSELING GIZI
Yth. Dietisien/Ahli Gizi : Tanggal : Dokter Penanggung Jawab :
6 Desember 2019

Mohon dilakukan :
X
Analisis Asupan Makanan Konseling Gizi
Berat Badan 41 kg
Tinggi Badan 149 cm
Hasil Pemeriksaan Laboratorium/Pemeriksaan Klinik Penting :

Diagnosis Medis : -
Pengobatan Penting : -
Diet yang dianjurkan : -
PENDAPAT DIETISIEN/AHLI GIZI
Pengkajian Gizi :
A. Antropometri :
BB : 41 kg LLA : Perubahan BB : - kg
TB : 149 cm IMT : 18,36 (normal)
B. Biokimia :
C. Fisik/Klinik :
D. Riwayat Gizi : menolak makan dan minum; Energi: 680 kkal; Prot: 30 gr; L: 25 gr; Kh:
135 gr
E. Riwayat Personal :
Diagnosis Gizi :

Intervensi Gizi :

Rencana Monitoring dan Evaluasi Gizi :

Tanda Tangan
Detisien/Ahli Gizi,

(.........................................................) Tanggal: .......................................

RIWAYAT GIZI
FOOD FREQUENCY QUESTIONARE
Tinggi
U Berat Badan
Jenis Badan
Nama : Samara Fanny Hanifa
P 20
149 cm kg 41 kg
thn
Agama Pendidikan Pekerjaan Aktivitas Daerah Asal
S
TS SLP SLA PT
Islam D Mahasiswa Sedang Surabaya
X
Dokter yang mengirim Diagnosis
Diit
Pemeriksaan lab./klinik penting Pengobatan penting
- -
KETERANGAN TENTANG MAKANAN
Diit sebelumnya
-
Alergi terhadap makanan/pantangan/suka/tidak suka
-
Keterangan lain
POLA MAKANAN (Beri Tanda X – pada jawaban yang benar)
Lebih 1x sehari
1 x sehari
3-6 x seminggu
1-2 x seminggu
Kurang 1 x seminggu

Tak pernah

Lebih 1x sehari
1 x sehari
3-6 x seminggu
1-2 x seminggu
Kurang 1 x seminggu
Tak pernah
Sayuran
Beras X X
tomat/wortel
Jagung X Sayuran lain X
Mi X Pisang X
Roti X Pepaya X
Biskuit/kue X Jeruk X
Buah segar
Kentang X X
lain
Singkong X Buah diawet X
Ubi rambat X Susu segar X
Susu kental
Tempe X X
manis
Susu kental
Tahu X X
tak manis
Susu tepung
Oncom X X
whole
Susu tepung
Kacang kering X X
skim
Ayam X Keju X
Minyak/gore
Daging X X
ng-gorengan
Kelapa/santa
Daging diawetkan X X
n
Hati/limpa/otak/usus/pa Margarin/
X X
ru-paru mentega
Telur ayam bebek X Teh manis X
Ikan basah X Kopi manis X
Ikan kerinUdang
X Sirup X
basahg
Minuman
Sayuran hijau X X
botol ringan
Sayuran kacang- Minuman
X X
kacangan alkohol
24-H RECALL: Sebelum Sakit / Sebelum Dirawat
Banyak Banyak
Makan Pagi Makan Pagi
g urt g urt
- - - - - -
Banyak Banyak
Makan Siang Makan Siang
g urt g urt
Nasi putih 100 1 prg Nasi putih 100 1 prg
Ayam suwir 25 5sdm Telur goreng 60 1 btr
Banyak Banyak
Makan Malam Makan Malam
g urt g urt
Nasi Putih 100 1 prg 125 1
Susu sapi
Sayur asem 30 3sdm ml kotak
Kal Prot Lemak CHO Ca Fe Vit.A Vit.B1 Vit.C
(g) (g) (g) (mg) (mg) (SI) (mg) (mg)
Rata-rata
1020 38 45 225
sehari
RDA 2250 60 65 360
Sikap penderita terhadap diit

Anjuran untuk memperbaiki kebiasaan makanan menjalankan diit

Tanggal Nama Petugas Gizi Paraf


6 Desember 2019
LEMBAR KERJA MAHASISWA
Mata Kuliah: Konseling Gizi (2 sks)

4/Kebiasaan Tidak Sarapan


Kelompok/Kasus
(Konseli 2)

Nama

NIM
FORMULIR PERMINTAAN KONSELING GIZI
Yth. Dietisien/Ahli Gizi : Tanggal : Dokter Penanggung Jawab :
6 Desember 2019
Mohon dilakukan :
X
Analisis Asupan Makanan Konseling Gizi
Berat Badan 54 kg
Tinggi Badan 160 cm
Hasil Pemeriksaan Laboratorium/Pemeriksaan Klinik Penting :

Diagnosis Medis :
Pengobatan Penting :
Diet yang dianjurkan :
PENDAPAT DIETISIEN/AHLI GIZI
Pengkajian Gizi :
F. Antropometri :
BB : 54 kg LLA : Perubahan BB :
TB : 160 cm IMT : 21,09
G. Biokimia :
H. Fisik/Klinik :
I. Riwayat Gizi :
J. Riwayat Personal :
Diagnosis Gizi :

Intervensi Gizi :
A. Tujuan :
B. Intervensi :
C. Konseling Gizi/ Edukasi :

Rencana Monitoring dan Evaluasi Gizi :

Tanda Tangan
Detisien/Ahli Gizi,

(.........................................................) Tanggal: .......................................


RIWAYAT GIZI

FOOD FREQUENCY QUESTIONARE


Umu Tinggi
Berat Badan
r Badan
Nama : Nur Wanda Aini Natasya Jenis
20
No. Reg. : L/P
Tah 160 cm 54 kg kg
un
Agama Pendidikan Pekerjaan Aktivitas Daerah Asal
Islam T S Mahasiswa Kuliah Pasuruan
SLP SLA PT
S D

Dokter yang mengirim Diagnosis

Dii t

Pemeriksaan lab./klinik penting Pengobatan penting

KETERANGAN TENTANG MAKANAN


Dii t sebelumnya

Alergi terhadap makanan/pantangan/suka/tidak suka


Kacang-kacangan
Keterangan lain

POLA MAKANAN (Beri Tanda X – pada jawaban yang benar)


Lebih 1x sehari
1 x sehari
3-6 x seminggu
1-2 x seminggu
Kurang 1 x seminggu
Tak pernah

Lebih 1x sehari
1 x sehari
3-6 x seminggu
1-2 x seminggu
Kurang 1 x seminggu

Tak pernah

Sayuran
Beras x x
tomat/wortel
Jagung x Sayuran lain x
Mi x Pisang x
Roti x Pepaya x
Biskuit/kue x Jeruk x
Kentang x Buah segar lain x
Singkong x Buah diawet x
Ubi rambat x Susu segar x
Tempe x Susu kental x
manis
Susu kental tak
Tahu x x
manis
Susu tepung
Oncom x x
whole
Susu tepung
Kacang kering x x
skim
Ayam x Keju x
Minyak/goreng-
Daging x x
gorengan
Daging diawetkan x Kelapa/santan x
Hati/limpa/otak/usus/ Margarin/
x x
paru-paru mentega
Telur ayam bebek x Teh manis x
Ikan basah x Kopi manis x
Ikan kerinUdang
x Sirup x
basahg
Minuman botol
Sayuran hijau x x
ringan
Sayuran kacang- Minuman
x x
kacangan alkohol
24-H RECALL: Sebelum Sakit / Sebelum Dirawat
Banyak Banyak
Makan Pagi Makan Pagi
g Urt g urt

-
-

Banyak Banyak
Makan Siang Makan Siang
g Urt g urt
Mie instan 85 1 bks Nasi 200 2 ctg
Nugget 100 5 bh Ayam goreng 65 1 ptg

Banyak Banyak
Makan Malam Makan Malam
g Urt g urt
Nasi 150 1½ ctg Nasi 150 1½ ctg
Nugget 100 5 bh Lele goreng 40 1 ekor

Kal Prot Lemak Kh Ca Fe Vit.A Vit.B1 Vit.C


(g) (g) (g) (g) (g) (SI) (mg) (mg)
Rata-rata 806, 101,0
35,09 27,57 33,7 2,5 28,8 0,3 0,4
sehari 65 7
RDA
Sikap penderita terhadap diit
Anjuran untuk memperbaiki kebiasaan makanan menjalankan dii t

Tanggal Nama Petugas Gizi Paraf


LEMBAR KERJA MAHASISWA
Mata Kuliah: Konseling Gizi (2 sks)

Kelompok/Kasus
HIPOTENSI

Nama Miryam Sulu

NIM 18050394031
FORMULIR PERMINTAAN KONSELING GIZI
Yth. Dietisien/Ahli Gizi : Tanggal : Dokter Penanggung Jawab :
Sabila Zainun Ni’mah 20 November 2019
Mohon dilakukan :

Analisis Asupan Makanan Konseling Gizi


Berat Badan 54
Tinggi Badan 150
Hasil Pemeriksaan Laboratorium/Pemeriksaan Klinik Penting :

Diagnosis Medis : Hipotensi


Pengobatan Penting : Hipotensi
Diet yang dianjurkan : Tinggi Garam
PENDAPAT DIETISIEN/AHLI GIZI
Pengkajian Gizi :
K. Antropometri :
BB : 54 LLA : Perubahan BB :
TB : 150 IMT : 24
L. Biokimia :
M. Fisik/Klinik :
TD : 90/60 mmHg
Lemah Letih Lesu, pusing pucat,
N. Riwayat Gizi :Tidak Suka mengkonsumsi sayur dan alergi coklat
O. Riwayat Personal : Sering pusing hingga mau jatuh
Diagnosis Gizi : Hipotensi
Intervensi Gizi :
D. Tujuan : Untuk memberikan asupan makanan yang tepat dan edukasi terkait dengan pola
makanan yang sehat pada kasus Hipotensi
B. Intervensi : Tinggi garam dan Modifikasi distribusi jenis atau jumlah makanan
C. Konseling Gizi/ Edukasi : Memberikan edukasi gizi melalui media sosial berupa poster tentang
dampak negatif dari Hipotensi an makanan untuk Hipotensi agar bisa tercukupi kebutuhan gizinya
Rencana Monitoring dan Evaluasi Gizi : Selalu mengotrol : Pola konsumsi pasien , Tekanan darah
dan aktivitas fisik pasien

Tanda Tangan
Detisien/Ahli Gizi,

(.........................................................) Tanggal: .......................................

RIWAYAT GIZI
FOOD FREQUENCY QUESTIONARE
Tinggi
Jenis Umur Berat Badan
Nama : Meryam Sulu Badan
L/P
No. Reg. : 23
P 150 cm 54 kg kg
Tahun
Agama Pendidikan Pekerjaan Aktivitas Daerah Asal
Kristen T S Mahasiswa Sedang Malaysia
SLP SLA PT
S D
V
Dokter yang mengirim Diagnosis
Hipotensi
Diit
Tinggi garam
Pemeriksaan lab./klinik penting Pengobatan penting
TD : 90/60 mmHg Obat : Walatra brain nutrition &
antibiotic kalmoxilin
KETERANGAN TENTANG MAKANAN
Dii t sebelumnya :
Pengurangan dalam konsumsi makanan yang berlemak seperti gorengan
Alergi terhadap makanan/pantangan/suka/tidak suka
Coklat, daging, ikan lele
Keterangan lain

POLA MAKANAN (Beri Tanda X – pada jawaban yang benar)


Kurang 1 x seminggu

Kurang 1 x seminggu
Lebih 1x sehari

3-6 x seminggu
1-2 x seminggu

Lebih 1x sehari

3-6 x seminggu
1-2 x seminggu
Tak pernah

Tak pernah
1 x sehari

1 x sehari

Sayuran
Beras X X
tomat/wortel
Jagung X Sayuran lain X
Mi X Pisang X
Roti X Pepaya X
Biskuit/kue X Jeruk X
Kentang X Buah segar lain X
Singkong X Buah diawet X
Ubi rambat X Susu segar X
Susu kental
Tempe X X
manis
Susu kental tak
Tahu X X
manis
Susu tepung
Oncom X X
whole
Susu tepung
Kacang kering X X
skim
Ayam X Keju X
Minyak/goreng-
Daging X X
gorengan
Daging diawetkan X Kelapa/santan X
Hati/limpa/otak/usus/ Margarin/
X X
paru-paru mentega
Telur ayam bebek V Teh manis X
Ikan basah X Kopi manis X
Ikan kerinUdang
X Sirup X
basahg
Minuman botol
Sayuran hijau X X
ringan
Sayuran kacang- Minuman
X X
kacangan alkohol
24-H RECALL: Sebelum Sakit / Sebelum Dirawat
Banyak Banyak
Makan Pagi Makan Pagi
g urt g Urt
- Nasi
- Kering tempe 100 1 Ctg
- Ayam Goreng 20 2 sdm
60 1 ptg Nasi 100 1 ctg
- Telur Ceplok 60 1 btr
Kecap 20 2 sdm

Banyak Banyak
Makan Siang Makan Siang
g urt g urt

Mie instan Nasi 100 1 ctg


75 1bks
Telur rebus Tempe goreng 30 2 tg
60 1 btr
Sambal 20 2sdm

Banyak Banyak
Makan Malam Makan Malam
g urt
-
-

F
e
Kal Prot Lemak CHO Ca Vit.A Vit.B1 Vit.C
(
(g) (g) (g) (g) (SI) (mg) (mg)
g
)
2
Rata-rata 595,
33,1 25,7 56,1 65,3 , 136,4 0,2 0
sehari 4
7
2
RDA 2250 56 75 309 0.11 500 75 1,1
6
Sikap penderita terhadap dii t :
Akan dilakukan oleh responden secara perlahan untuk kesembuhan / meminimalisirkan
kambuh pada penyakit yang diderita responden yaitu Hipotensi .

Anjuran untuk memperbaiki kebiasaan makanan menjalankan dii t :


Mulai untuk mengonsumsi sayur sayuran yang berpotensi menaikkan tekanan darah seperti :
bayam, seledri dan timun. Selain itu juga buah buahan seperti semangka,tomat, dan lemon.
Tentunya dikonsumsi secara perlahan mengingat responden yang tidak suka sayur.

Tanggal Nama Petugas Gizi Paraf

Anda mungkin juga menyukai