Keuangan Negara
Keuangan Negara
NIM: 201910110311497
Kelas A
FAKULTAS HUKUM
2020/2021
SEMESTER GENAP
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Instrumen Pemerintah Hukum
Administrasi Negara ini dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan malakah ini adalah untuk memenugi tugas. Selain dari pada itu,
makalah ini juga disusun dengan tujuan menambah wawasan tentang Hukum Administrasi
Negara khususnya pada Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Negara itu sendiri baik
bagi penulis maupun pembaca.
Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih ditulis masih belum sempurna. Oleh
karenanya, kritik dan saran yang membangun harapannya dapat menyempurnakan malakah
ini.
Zainab Az Zahro
A. Pengertian Keuangan Negara
Istilah keuangan negara pertama kali di pakai ialah di dalam UUD 1945. Istilah
tersebut memiliki pengertian yang banya, tergantung dari sudut pandang yang dipakai. Sudut
pandang tersebut dapat dilihat dari tata bahasanya, sejarahnya, sitematikanya, ataupun dari
kaidah hukumnya.1
Jika dari tata bahasanya, perlu diperhatikan bahwa keuangan, diawali dengan ‘ke’
dan diakhiri dengan ‘an’, lalu ditengahnya ialah kata uang. Maka dapat dipahami bahwa
pengertian ini teralu luas, sehingga tidak dapat menimbulkan kepastian hukum. Alasan
tersebut juga karena factor bahwa hal itu menimbulkan kesulitan bagi yang melakukan
pemeriksaan seperti Badan Pemeriksa Keuangan dan Pemerintah yang berperan sebagai
pemberi pertanggungjawaban.2
Adapun jika dilihat dari pengertian menurut sudut pandang sejarah adalah, bahwa
ada beberapa istilah yang ditemukan seperti “Landsgeldmiddelen” yang tercantum dalam
Indische Staatsregeling dalam bab empat yang berjudul “Van de begrooting en van
geldleening” pasal 117 yang berbunyi sebagai berikut;
(1) Er is een Aigemeene Rekenkamer, belast met het toezicht over het beheer der
landsgeldmiddelen en over de verantwoording der rekenpi ichtigen.
(Ada Badan Pemeriksa Keuangan, pengawasan tentang pengurusan
pertanggungjawaban wajib hitung),
(2) De instructie van de Kamer wordt bij algemeenen maatregel van de wijze van beheer
en verantwoording der geldmiddelen van Nederlandschlndie.
(Instruksi Badan tersebut ditetapkan dengan peraturan umum pemerintahan, sesuai
dengan undang-undang yang mengatur tentang tentang cara pengurusan dan
pertanggungjawaban keuangan di Hindia Belanda).
Makna Algemene Maatregel van Bestuur ialah suatu bentuk peraturan dimasa
Belanda yang dibuat oleh Raja. Adapun Undang-undang yang dimaksdu pada ayat (2) ialah
"Indonesische Comptabiliteitswe” yang artinya Undang-undang Perbendaharaan Indonesia.
Badan Algemene Rekenkamer pada masa pemerintahan Hindia Belanda memiliki
tugas yakni melakukan pengawasan terhadap pengurusan keuangan negara dan
tanggungjawab para penjabat yang berkaitan dengan pengurusan keuangan negara. Dari sini
dapat dipahami bahwa Badan Algemene Rekenkamer memiliki kedudukan yang sama dengan
Badan Pemeriksa Keuangan dari sisi fungsionalnya. Namun, meski kedudukannya sama,
tetap saja ada perbedaan diantara keduanya, semisal terkait pertanggungjawaban dalam
pengurusan keuangan. Dari ulasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
menurut sudut pandang sejarah ialah keuangan negara berkaitan dengan soal anggaran. Badan
Pemeriksa Keuangan bertugas untuk memeriksa segi "rechtmatigheid" pengeluaran uang
negara. Profesor Wirjono, mantan Ketua Mahkamah Agung, menjawab segi "doelmatigheid"
(kegunaan).3
Kemudian jika berdasarkan sistematika disebutkan dalam Pasal 23 (systematische
imerpretatie)yakni pada ayat 5 yang dihubungkan dengan ayat 1 yang mengatur terkait
1
Alrasyid, Harun, Pengertian “Keuangan Negara” dalam file:///C:/Users/62812/Downloads/473-886-1-
SM.pdf, hal 128
2
Ibid, 129
3
Ibid, hal 129-131
anggaran negara, maka juga dapat ditarik kesimpulan bahwa yang diperiksa oleh Badan
Pemeriksa Keuangan ialah pelaksanaan keuangan negara seperti yang diuraikan di dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mana ini telah dikemukakan oleh
Prof, Wirjono.4
Terakhir yakni jika diartikan berdasaran sudut pandang kaidah hukum yang dapat
ditarik kesimpulan yaitu tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan ialah untuk menjaga agar uang negara yang dibelanjakan oleh Pemerintah sesuai
dengan anggaran yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Hal ini telah dijelaskan oleh
Profesor Supomo.5
Istilah pengertian keuangan negara tidak hanya terbatas pada berdasarkan sudut
pandang, namun berdasarkan para ahli, banyak sekali pemaparan pengertian tersebut.
Menurut M. Ichwan, keuangan negara adalah rencana kegiatan secara kuantitatif (dengan
angka-angka di antaranya diwujudkan dalam jumlah mata uang), yang akan dijalankan untuk
masa mendatang lazimnya satu tahun mendatang.6
Menurut Geodhart, keuangan negara adalah keseluruhan undang-undang yang
ditetapkan secara periodik yang memberikan kekuasaan pemerintah untuk melaksanakan
pengeluaran mengenai periode tertentu dan menunjukkan alat pembiayaaan yang diperlukan
untuk menutup pengeluaran tersebut.7
Arifin P. Soeria Atmadja mendefinisikan keuangan negara dari segi
pertanggungjawaban oleh pemerintah, bahwa keuangan negara yang harus
dipertanggungjawabkan oleh pemerintah adalah keuangan negara yang hanya berasal dari
APBN. Sehingga yang dimaksud dengan keuangan negara adalah keuangan yang berasal dari
APBN.8
Dari berbagai pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Keuangan Negara
adalah hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu baik berupa
uang maupun barang dapat dijadikan “hak milik negara”. Keuangan Negara dapat diartikan
juga sebagai suatu bentuk kekayaan pemerintah yang diperoleh dari penerimaan, hutang,
pinjaman pemerintah, atau bisa berupa pengeluaran pemerintah, kebijakan fiscal, dan
kebijakan moneter.9
B. Ruang Lingkup Keuangan Negara
Ruang lingkup keuangan Negara meliputi:10
1. Penerimaan negara
Penerimaan keuangan Negara terdiri dari;
Keuangan Negara yang berasal dari dalam negeri;
4
Iibid, hal 133
5
Ibid, hal 133-134
6
W. Riawan Tjandra, Hukum Keuangan Negara, PT. Grasindo, Jakarta, 2006, hlm. 1-2. Dalam Bab II, Tinjauan
Pustaka Mengenai Keuangan Negara, Badan Layanan Umum Daerah
http://repository.unpas.ac.id/9491/4/BAB%20II.pdf, hal 1
7
Ibid, hal 2
8
Ibid
9
Tim Badan Pembinaan Hukum Nasional (Jakarta, Medio Desember 2010), hal 9
10
Ibid
Keuntungan dari perusahan-perusahan, meliputi:BUMN, perusahaan-perusahaan baik
PMA Maupun PMDN
Pajak
Menciptakan uang baru
Meminjam pada bank
Pinjaman pada masyarakat
Denda-denda
Cukai
Retribusi
2. Pengeluaran negara
Ialah segala betuk pengeluaran yang ditujukan demi pencapaian kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan dengan berbagai bentuk program/kegiatan yang dikeluarkan
oleh pemerintah. Kegiatan-kegiatan dari segi pengeluaran ini dilakukan dengan menggunakan
sejumlah resources dan product, baik dalam melaksanakan tugas-tugasnya untuk
kemakmuran masyarakat dengan menggunakan uang. Pengeluaran dengan menggunakan
uang inilah yng dimaksud pengeluaran pemerintah.11
3. Hutang dan pinjaman negara
4. Kebijakan keuangan yang terdiri dari kebijakan moneter, kebijakan fiscal dan
kebijakan keuangan internasional dan mengelola hutang pemerintah
11
Ibid, hal 9-10
12
Aditya, Rangga, Sumber Keuangan Negara diakses dari https://cerdika.com/sumber-keuangan-
negara/#:~:text=Pajak%20merupakan%20sumber%20pemasukan%20utama,atas%20pembayaran%20pajak
%20yang%20dilakukannya.&text=Pajak%20Bumi%20dan%20Bangunan%20(PBB,Nilai%20Barang%20dan
%20Jasa%20(PPN)
Merupakan suatu pungutan atau tarikan yang dilakukan pemerintah daerah sesuai
perutaran daerah tersebut. Sifat retribusi ini sama seperti pajak yakni memaksa, hanya
sajamasyarakat mendapat imbalan secara langsung dari pemerintah setempat.
3) Keuntungan BUMN/BUMD
Pemasukan lain dalam pemerintahan ada juga yang disebut BUMN dan BUMD.
Segala bentuk program BUMN/BUMD yang menghasilkan keuntungan akan
diberikan pada pemerintah sebagai pemilik BUMN dan BUMD. Adanya Badan Usaha
tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat dan mengendalikan
harga komoditas agar gak dikendalikan para pemilik modal.
4) Denda dan Sita
Merupakan salah satu bentuk penegakan hukum agar masyarakat lebih disiplin
dengan memberikan hukuman finansial buat para pelanggar aturan. Hal ini dapat
ditemukan ketika ada pelanggar lalu lintas yang memilih dedenda daripada
diselesaikan dnegan litigasi. Atau bisa dengan penyitaan barang oleh hakim karena
adanya pelanggaran hukum.
5) Percetakan Uang
Pemerintah dapat mengalami deficit, namun jika hal tersebut benar-benar terjadi,
solusi yang digunakan ialah dengan menutup defisit yakni mencetak uang lebih
banyak. Tapi, jumlah uang yang dicetak harus dikendalikan dengan baik oleh
pemerintah, karena jumlah uang yang beredar terlalu banyak bisa mengakibatkan
inflasi.
6) Pinjaman
Bentuk program ini biasanya berbentuk koperasi, tentu saja ini ada keuntungan
terseniri bagi pemerintah.
7) Sumbangan, Hadiah, dan Hibah
Pemerintah dapat memperoleh masukan melalui sumbangan, hibah, ataupun hadiah
dari pihak tertentu, yang mana hasil pendapatan ini tidak wajib dikembalika layaknya
hutang. Seperti sumbangan dana bencana dan hibah tanah yang diberikan individu
terhadap pemerintah.
8) Penyelenggaraan Uang Berhadiah
Salah satu program yang dilaksanakan pemerintah adalah dengan Penyelenggaraan
Uang Berhadiah. Keuntungan yang didapatkan oleh pemerintah adalah selisi dari
penerimaan uang undian dikurangi biaya operasional dan hadiah yang diberikan pada
pemenang.
Kemudian, berikut adalah beberapa sumber penerimaan negara dari luar negeri;13
1) Pinjaman Program
Yaitu seluruhnya berasal dari pihak luar negeri yang bisa dicairkan dalam bentuk
uang dan dipakai buat keperluan pembangunan.
2) Pinjaman Proyek
Yaitu pinjaman yang sebagian besarnya berasal dari reaksi komitmen pinjaman
proyek dari tahun-tahun sebelumnya.
Pasal 2;
a. Pelaksanaan pendapatan dan belanja Negara;
b. Pelaksanaan pendapatan dan belanja daerah;
c. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran
Negara; d. Pelaksanaan penerimaan dan
pengeluaran daerah; e. Pengelolaan kas;
f. Pengelolaan piutang dan utang Negara/daerah;
g. Pengelolaan investasi dan barang milik
Negara/daerah;
h. Penyelenggaraan akuntansi dan system
informasi manajemen keuangan Negara/daerah;
i. Penyusunan laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN/APBD;
j. Penyelesaian kerugian Negara/daerah;
k. Pengelolaan Badan Layanan umum;
l. Perumusan standar, kebijakan, serta system dan
prosedur yang berkaitan dengan pengelolaan
keuangan Negara dalam rangka pelaksanaan
APBN/APBD