Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan kenaikan pangkat dari golongan IV A ke
golongan IV B Tahun 2018
Disusun oleh
NIP . 196812102002092001
DEPOK 2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirobbil’aalamiiin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karuniaNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“PELAKSANAAN POSBINDU PTM di RW 07 KELURAHAN JATIJAJAR”. Adapun
tujuan penulisan ini untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan pangkat dari
golongan IV A ke golongan IV B.
Dalam proses penyusunan laporan makalah ini penulis mendapat beberapa hambatan dan
kesulitan, namun berkat bimbingan, pengarahan, bantuan dan kerjasama yang baik dari
berbagai pihak, akhirnya penulisan ini dapat terlaksanan dengan baik. Untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan
dan bantuan dalam penyelesaian makalah ini, yaitu :
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya saran dan kritik
yang membangun sangat bermanfaat bagi penulis untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah kita, Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.
1.1. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
1.2. Tujuan Makalah....................................................................................... 3
1.3. Ruang Lingkup......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian................................................................................................. 4
2.2. Sasaran Kegiatan...................................................................................... 4
2.3. Wadah Kegiatan....................................................................................... 4
2.4. Pelaku Kegiatan........................................................................................ 4
2.5. Klasifikasi Posbindu Ptm.......................................................................... 6
2.6. Kemitraan.................................................................................................. 6
2.7. Pembiayaan............................................................................................... 7
2.8. Identifikasi Kelompok Potensial yang ada di masyarakat......................... 7
2.9. Sosialisasi dan advokasi............................................................................ 8
2.10. Pelatihan Petugas Pelaksana Posbindu Ptm.............................................. 9
2.11. Pelaksanaan Kegiatan............................................................................... 11
2.12. Pencatatan dan Pelaporan......................................................................... 15
2.13. Buku Pencatatan Posbindu Ptm................................................................ 17
BAB III PELAKSANAAN POSBINDU PTM KASIH IBU 07.....................................18
BAB IV HAMBATAN-HAMBATAN............................................................................ 21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan............................................................................................... 22
5.2. Saran......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini,
monitoring dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan berkesinambungan.
Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap PTM mengingat
hampir semua faktor risiko PTM tidak memberikan gejala pada yang mengalaminya.
Posbindu PTM menjadi salah satu bentuk upaya kesehatan masyarakat atau UKM
yang selanjutnya berkembang menjadi upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM)
dalam pengendalian faktor risiko PTM di bawah pembinaan Puskesmas.
Kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM meliputi merokok, kurang
konsumsi sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, pengukuran berkalam
Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut, tekanan darah, Arus Puncak Ekspirasi (APE) dan
pemeriksaan gula darah sewaktu, kolesterol total, trigliserida, pemeriksaan klinis payudara
(Clinical Breast Examination/CBE), pemeriksaan lesi pra kanker dengan Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA), kadar alkohol dalam darah, tes amfetamin urin, serta potensi terjadinya
cidera.
Posbindu PTM dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan, namun dalam situasi kondisi
tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama. Kegiatan tersebut
berupa pelayanan deteksi dini, monitoring terhadap faktor risiko penyakit tidak menular dan
tindak lanjut dini seperti konseling serta rujukan ke Puskesmas.
Jika pada wawancara, pengukuran, pemeriksaan hasilnya tidak sesuai dengan kriteria
baik, maka dilakukan tindak lanjut berupa pembinaan secara terpadu melalui penyuluhan
kelompok atau konseling secara perorangan dan kelompok, sesuai dengan kebutuhan.
Selanjutnya yang memerlukan penanganan lebih lanjut dirujuk ke Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL).
Sasaran Kegiatan
Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM
berusia 15 tahun ke atas.
Wadah kegiatan
Penyelenggaraan Kegiatan Posbindu PTM dapat dilakukan di lingkungan tempat
tinggal dalam wadah desa / kelurahan ataupun fasilitas publik lainnya seperti sekolah dan
perguruan tinggi, tempat kerja, tempat ibadah, pasar, terminal, dan sebagainya.
Kegiatan ini dapat berlangsung secara terintegrasi dengan kegiatan masyarakat yang
sudah aktif seperti majelis taklim, karang taruna, Persatuan Diaberesi Indonesia
(PERSADIA), Klub Jantung Sehat, Kelompok kebaktian, dan lain-lain. Kegiatan ini juga
dapat dikembangkan pada kelompok khusus seperti kelompok Jemaah Haji, anak sekolah,
pekerja/karyawan, pengemudi di perusahaan angkutan/Perusahaan Otobus (PO) atau di
terminal, kelompok masyarakat adat, kelompok masyarakat keagamaan, petani/nelayan,
masyarakat binaan negara di lembaga pemasyarakatan dan lain-lain.
Posbindu PTM dalam pelaksanaannya di lapangan dapat bersama-sama dengan
program atau pelayanan lainnya yang diberikan, dalam rangka menarik minat dan
meningkatkan kepatuhan masyarakat seperti Posyandu Balita, Posyandu lansia maupun
Puskesmas Keliling dan lain-lain.
Pelaku Kegiatan
Penyelenggara Posbindu PTM dilakukan oleh petugas pelaksana posbindu PTM yang
berasal dari kader kesehatan yang telah ada atau beberapa orang dari masing-masing
kelompok/organisasi/lembaga/tempat kerja yang bersedia menyelenggarakan posbindu PTM,
yang dilatih secara khusus, dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko
PTM.
Klasifikasi Posbindu PTM
Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini yang dapat
dilakukan oleh Posbindu PTM, maka dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok Posbindu
PTM, yaitu :
a. Posbindu PTM dasar meliputi pemeriksaan deteksi dini faktor risiko yang dilakukan dengan
wawancara terarah melalui penggunaan instrumen atau formulir untuk mengidentifikasi
riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga dan yang telah diderita sebelumnya,
pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, IMT, pemeriksaan tekanan darah, serta
konseling.
b. Posbindu PTM utama meliputi kegiatan Posbindu PTM Dasar ditambah dengan pemeriksaan
gula darah, kolesterol total, trigliserida, pengukuran APE, konseling dan pemeriksaan IVA
serta CBE, pemeriksaan kadar alkohol dalam darah dan tes amfetamin urin bagi pengemudi,
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih (Dokter, Bidan, perawat kesehatan / tenaga ahli
teknologi laboratorium medik / lainnya)
Posbindu PTM utama dilaksanakan bila memiliki sumber daya berupa peralatan,
tenaga kesehatan dan tempat pemeriksaan yang memadai. Bila kelompok / organisasi /
institusi di masyarakat ini belum memiliki sumber daya yang mencukupi, maka
pengembangan dilakukan pada tahap awal dengan Posbindu PTM Dasar. Seiring dengan
perkembangan sumber daya yang dimiliki, maka Posbindu PTM Dasar dapat ditingkatkan
menjadi Posbindu PTM Utama.
Kemitraan
Dalam penyelenggaraan Posbindu PTM pada tatanan desa/kelurahan perlu dilakukan
kemitraan dengan forum desa/kelurahan siaga untuk mendapatkan dukungan dari pemerintah
daerah. Selain itu kemitraan dengan pos kesehatan desa/kelurahan, industri, dan klinik swasta
perlu dilakukan untuk mendukung implementasi dan pengembangan kegiatan. Kemitraan
dengan pihak swasta sebaiknya menggunakan pola kesetaraan, keterbukaan, dan saling
menguntungkan melalui fasilitasi Puskesmas.
Dukungan dapat berupa sarana/prasarana lingkungan yang kondusif untuk
menjalankan pola hidup sehat misalnya fasilitas olah raga atau sarana pejalan kaki yang aman
dan sehat. Melalui klinik desa siaga (jika sudah ada) atau Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
dapat dikembangkan sistim rujukan dan dapat diperoleh bantuan teknis medis untuk
pelayanan kesehatan. Sebaliknya bagi forum desa siaga penyelenggaraan Posbindu PTM
merupakan akselerasi pencapaian Desa/Kelurahan Siaga Aktif. Kemitraan dengan industri
misalnya industri farmasi bermanfaat dalam pendanaan dan fasilitas alat, seperti alat
glukometer, tensimeter untuk pelaksanaan Posbindu PTM.
Kemitraan dengan klinik swasta bermanfaat untuk memperoleh bantuan tenaga dalam
pelayanan medis atau alat kesehatan lainnya. Bagi klinik swasta, kontribusinya dalam
penyelenggaraan Posbindu PTM dapat meningkatkan citra dan fungsi sosialnya.
Pembiayaan
Pembiayaan penyelenggaraan Posbindu PTM dapat berasal dari :
- Pemerintah misalnya dalam bentuk APBN, APBD, BOK, Dana Desa, Pajak rokok daerah.
- Swasta seperti CSR, dana kesehatan perusahaan, donor dan lain-lain
- Iuran warga, serta
- Bantuan tidak mengikat lainnya.
c. Peserta pelatihan: Jumlah peserta maksimal 30 orang agar pelatihan berlangsung efektif.
d. Waktu pelaksanaan pelatihan selama 3 hari atau disesuaikan dengan kondisi setempat dengan
modul yang telah dipersiapkan.
e. Sarana Peralatan Posbindu PTM
Sarana dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan Posbindu PTM adalah
sebagai berikut :
a) Posbindu PTM Dasar memerlukan lima set meja-kursi jika tersedia, pengukur tinggi badan,
timbangan berat badan / alat ukur analisa lemak tubuh, pita pengukur lingkar perut, dan
tensimeter digital serta buku pintar Posbindu PTM seri 1-6 dan media edukasi lainnya.
b) Posbindu PTM Utama memerlukan sarana dan peralatan seperti pada Posbindu PTM Dasar
ditambah dengan alat pemeriksaan kadar gula darah, kadar kolesterol total dan trigleserida,
kadar alkohol dalam darah, Arus Puncak Ekspirasi (peakflow meter) dan amfetamin urin
serta peralatan pemeriksaan IVA.
c) Untuk pelaksanaan surveilans PTM diperlukan buku pemantauan faktor risiko PTM, buku
dan alat pencatatan dan pelaporan posbindu PTM berbasin sistem informasi.
d) Untuk mendukung kegiatan edukasi dan konseling diperlukan media KIE (Komunikasi,
Informasi dan Edukasi) yaitu serial buku pintar Posbindu PTM, lembar balik, leaflet, brosur,
poster, model makanan (food model), dan lainnya.
Dibawah ini diuraikan perlengkapan deteksi dini dan tindak lanjut dini seusai dengan
jenis layanan Posbindu PTM.
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM yang ruti dilaksanakan sebulan sekali di suatu
tempat yang sudah disepakati dapat ditambahkan dengan melakukan kegiatan Posbindu PTM
secara bergerak dengan mendatangi tiap-tiap rumah dalam lingkup desa untuk meningkatkan
cakupan peserta posbindu PTM di wilayah tersebut.
Posbindu PTM dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan, namun dalam situasi kondisi
tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama. Kegiatan tersebut
berupa pelayanan deteksi dini, pemantauan terhadap faktor risiko penyakit tidak menular dan
tindak lanjut sederhana seperti konseling serta rujukan ke Puskesmas.
Dalam pelaksanaannya pada setiap langkah, secara sederhana dapat diuraikan sebagai
berikut :
Gambar 1. Proses Kegiatan Posbindu PTM
Sebelum dan setelah pemeriksaan dilakukan kegiatan bersama seperti senam bersama,
bersepeda, ceramah agama, demo makanan sehat, dll. Sebelum, sambil menunggu giliran
pemeriksaan atau setelah pemeriksaan selesai Petugas Pelaksana Posbindu PTM melakukan
penyuluhan kelompok termasuk rokok, IVA dan CBE serta memberikan lembar wawancara
untuk diisi peserta.
Gambar 2.
Alur Pencatatan dan Pelaporan Manual di Posbindu PTM
1 2
Hasil Pengukuran/ Pemeriksaan FR PTM di catat Buku Pencatatan Hasil Kegiatan
Petugas Pelaksana Posbindu di Buku Pencatatan Posbindu PTM Dikumpulkan
Hasil Kegiatan Posbindu PTM Petugas Puskesmas
Tindak lanjut Hasil Evaluasi
Kegiatan
3
Dilakukan Rekapitulasi oleh
Petugas Puskesmas di Puskesmas
7
4
Melaporkan Hasil Rekap Kegiatan
Posbindu PTM ke Dinkes Kab/
Kota
BAB III
PELAKSANAAN POSBINDU PTM
- Meja I
Ada dua kader Posbindu PTM yang bertugas di Meja I. Sasaran masuk kemudian mengisi
daftar hadir. Setelah itu petugas memberikan nomor urut dan KMS.
Alat alat yang ada di meja I adalah alat tulis, buku, daftar hadir, dan KMS.
Sasaran Posbindu PTM kasih ibu 07 adalah warga disekitar RW 07. Jumlah kunjungan
Posbindu PTM perbulannya berfluktuatif dengan rata rata kunjungan 25 perbulan.
- Meja II
Wawancara faktor risiko PTM oleh petugas pelaksana Posbindu PTM.
Wawancara dilakukan untuk menelusuri informasi faktor risiko perilaku dan riwayat PTM
pada keluarga seperti merokok, minum alkohol, stres, makan asin, makan makanan tinggi
lemak, makan dan minum manis, kurang makan sayur dan buah, kurang aktivitas fisik,
potensi terjadinya cidera, serta informasi yang dibutuhkan untuk identifikasi masalah
kesehatan berkaitan dengan terjadinya PTM.
Aktivitas ini dilakukan saat pertama kali kunjungan dan berkala sebulan sekali
- Meja III
Pengukuran, yaitu pengukuran tinggi badan (TB), Berat badan (BB), perhitungan Indek
Masa Tubuh (IMT) , dan lingkar perut. Peralatan yang digunakan oleh petugas pelaksana
adalah sebuah meja dengan alat tulis, timbangan berat badan, pita meter lingkar perut selain
itu petugas juga menghitung IMT masing masing peserta.
- Meja IV
Pemeriksaan
Posbindu PTM kasih ibu 07 termasuk Posbindu PTM Dasar, sehingga peralatannya masih
terbatas. Di meja ini yang bertugas biasanya adalah dokter atau petugas kesehatan dari
Puskesmas Jatijajar.
Pemeriksaan meliputi tekanan darah, KGDS, Kolesterol. Sarana dan peralatan yang tersedia
adalah sebuah meja alat tulis, stetoskop, KMS, alat pemeriksaan kadar gula darah dan
kolesterol darah.
- Meja V
Identifikasi faktor risiko dan konseling
Kegiatan ini adalah merupakan kelanjuta meja sebelumnya. Di meja ini sasaran yang
mempunyai faktor risiko diedukasi diberikan penyuluhan, jika sasaran perlu pemberian obat,
sasaran diberikan rujukan untuk selanjutnya berobat ke Puskesmas Jatijajar. Sarana dan
peralatan di meja ini adalah alat tulis, obat obatan ringan, alat penunjang kesehatan untuk
edukasi misalnya surat, leaflet, brosur dll.
Konseling atau penyuluhan diberikan pada sasaran yang memiliki risiko PTM tetapi masih
ringan yang berguna untuk meningkatkan kesadaran sasaran terutama mengenai perilaku
hidup sehat terutama terkait pola makan dan aktivitas fisik.
Tindak lanjut dibedakan menjadi dua yaitu,
Pertama adalah pemberian obat yang dilakukan secara selektif terhadap sasaran yang
mempunyai keluhan seperti sakit kepala, mual atau ulu hati
Yang kedua adalah dirujuk ke Puskesmas, selanjutnya dipantau kesehatannya dengan kontrol
berobat ke puskesmas 3 hari sekali. Misalnya pada pasien penderita hipertensi. Rujukan yang
dilakukan dari Posbindu PTM kasih ibu 07 ke Puskesmas Jatijajar sifatnya langsung agar
sasaran mendapatkan pelayanan yang cepat. Untuk kasus rujukan yang paling banyak adalah
sasaran yang menderita hipertensi.
Beberapa hambatan yang dialami sasaran dalam hal kontrol ke Puskesmas antara lain
adalah tidak ada keluarga yang mengantar ke puskesmas karena jarak rumah sasaran dengan
puskesmas jauh. Malas datang ke puskesmas sehingga sasaran memilih membeli obat di
apotek sehingga keadaan pasien tidak terkontrol.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Proses kegiatan Posbindu PTM Kasih Ibu 07 di Puskesmas Jatijajar yang meliputi
tahapan, pelayanan, pencatatan, dan pelaporan serta surveilans faktor risiko PTM belum
senada dengan teknis Posbindu PTM.
Hal tersebut dipengaruhi oleh input yang meliputi kurangnya ketersediaan SDM,
Pelatihan yang belum maksimal, kurangnya sarana dan peralatan, dan yang tak kalah
pentingnya, kurangnya kesadaran masyarakat tentang perlunya mengetahui secara dini faktor
risiko PTM sehingga hal hal tersebut diatas berpengaruh terhadap jumlah kunjungan sasaran
yang datang ke Posbindu kasih ibu 07 Kelurahan Jatijajar, meskipun sudah sering dilakukan
sosialisasi kepada masyarakat
Sasaran
Memperbaiki proses kegiatan Posbindu PTM sesuai dengan teknis Posbindu PTM.
Mengadakan pelatihan kader, menambah jumlah kader, dan membangun jenjang kader.
Memastikan ketersediaan sarana dan prasarana termasuk logistik, membangun jejaring
kerja untuk menunjang keberlangsungan Posbindu PTM Kasih Ibu 07.
Supaya puskesmas sesering mungkin melakukan penyuluhan dan sosialisasi serta
melakukan pemantauan dan penilaian Posbindu PTM secara berkala
DAFTAR PUSTAKA