Disusun Oleh :
DOSEN PEMBIMBING :
CI LAPANGAN :
FITRIANI, SST
NIP. 19701130 199103 2 010
i
LEMBAR PERSETUJUAN
APRIL 2021
MENGETAHUI,
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan kasus asuhan kebidanan Praktik Klinik (PKK III)
III berjudul ’’ Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Praktik Klinik (PKK III) pada
Ny.S Umur 41 tahun di Praktik Mandiri Bidan “Fitriani, SST” Tanjungpinang
Tahun 2021
Laporan ini penulis susun untuk memenuhi pembelajaran mata kuliah
praktik linik kebidanan III (PKK III) pada program studi DIII Kebidanan
Politeknik Kesehatan Tanjungpinang.
Dalam penyusunan Laporan ini penulis telah mendapatkan banyak
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Iwan Iskandar, SKM, MKM selaku Direktur Poltekes Kemenkes
Tanjungpinang
2. Ibu Rahmadona., M.Keb selaku Ketua Program Studi D-III Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang
3. Ibu Metasari Sihaloho S.TR.Keb selaku pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis, sehingga
Laporan ini dapat terwujud.
4. Pimpinan praktik Lapangan Bidan Fitriani, SST beserta pegawai yang telah
memberi izin.
5. Ibu S yang telah bersedia menjadi subyek dalam Usulan Laporan Tugas Akhir
ini.
Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin, namun kesempurnaan itu
hanya milik Allah SWT, oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Usulan Laporan Tugas
Akhir ini.
Penulis
v
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUANii
GAMBARAN KASUS iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 4
a. Tujuan Umum 4
b. Tujuan Khusus 4
C. Waktu dan Tempat pengambilan kasus 4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan 5
B. Persalinan dan Bayi Baru Lahir 5
C. Bayi Umur 2 Jam sampai dengan 6 Minggu 5
D. Nifas 5
BAB III PERKEMBANGAN KASUS
A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil 38
B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin 38
C. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 38
D. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 38
BAB IV PEMBAHASAN KASUS
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Logbook bimbingan Laporan Asuhan minimal 3 kali
2. Daftar kunjungan kegiatan PKK III
3. Satuan Acara Penyuluhan
4. Leaflet/ Poster/ Booklet/ Media lain
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih
merupakan masalah krusial di indonesia karena masalah tersebut merupakan
salah satu indikator kesejahteraan bangsa. Berdasarkan data dari WorlHealth
Organization (WHO) tahun 2017 AKI sebesar 295 per 100.000 KH.
Penyebab dari AKI yaitu perdarahan, preeklampsia, dan infeksi. Sedangkan
AKB tercatat 7.000 bayi meninggal, penyebab dari AKB yaitu
asfiksia,premature, dan infeksi (WHO,2020)
Angka kematian Ibu (AKI) di Indonesia hasil SUPAS tahun 2015
sebesar 305/100.000 KH. Berdasarkan SDKI 2012, rata-rata Angka
Kematian Ibu (AKI) tercatat mencapai 395/100.000 KH. Rata-rata kematian
ini jauh melonjak di banding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228/100.000
KH. Target Sustsinable Development Goals (SDGS) global, penurunan AKI
menjadi kurang dari 70 per 100.000 KH pada tahun 20302. Penyebab
kematian ibu didominasi oleh kasus perdarahan (27%), hipertensi (21%),
dan penyebab lain (30%). Sedangkan AKB diindonesia hasil SDKI pada
tahu 2017 sebesar 24 per 1000 kelahiran hidup, angka ini menurun
dibandingkan tahun 2012 sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
Kematian bayi tersebut didominasi oleh kasus prematuritas/BBLR (34%),
gangguan kelainan pernafasan (37%), malformasi kongenital (1%),
posmature (3%), kelainan perdarahan dan kuning (6%), hipotermi (7%), dan
sepsis (12%). (Target sustainable Development Goals (SDGS) global, AKB
menjadi kurang dari 12 per 1.000 KH pada tahun 2030 (Kemenkes RI,2018
(Kemenkes RI, 2017).
Indonesia terdiri dari beberapa provinsi, salah satunya Provinsi
Kepulauan Riau (Kepri). Jumlah AKI di Provinsi Kepri pada tahun 2018
telah mengalami penurunan 119,56/ 100.000 kelahiran hidup tapi kemudian
kembali turun lagi pada tahun 2019 menjadi 98,30/ 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab kematian ibu di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2019 ialah
1
2
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. S Umur 41
Tahun di Praktik Mandiri Bidan “Fitriani, SST” Tanjungpinang Tahun
2021
b. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan asuhan kehamilan pada Ny. S umur 41 tahun
di Praktik Mandiri Bidan Fitriani, SST Tanjungpinang Tahun 2021
b. Mampu melaksanakan asuhan persalinan pada Ny. S umur 41 tahun
di Praktik Mandiri Bidan Fitriani, SST Tanjungpinang Tahun 2021
c. Mampu melaksanakan asuhan nifas pada Ny. S umur 41 tahun di
PMB Bd. Fitriani, SST Tanjungpinang Tahun 2021.
d. Mampu memberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada Bayi
pada bayi Ny. S di PMB Bd. Fitriani, SST Tanjungpinang Tahun
2021.
4
A. Kehamilan
Kehamilan adalah proses fisiologis yang normal dialami wanita. Namun
demikian bidan sebagai tenaga kesehatan yang memfasilitasi seseorang ibu
hamil haruslah paham dan mengerti dengan benar tentang konsep
kehamilan dan asuhannya sehingga dapat memberikan asuhan sesuai
dengan batas kewenangannya. (Erina Eka Hartini, 2018).
D. Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai
dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra
hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. Masa nifas (puerperium)
dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu (Sukma,2017).
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
2. Tujuan
Tujuan asuhan kehamilan yang harus di upayakan oleh bidan
melalui asuhan antenatal yang efektif; adalah mempromosikan dan
menjaga kesehatan fisik mental sosial ibu dan bayi dengan pendidikan
kesehatan, gizi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi. Di
dalamnya juga harus dilakukan deteksi abnormalitas atau komplikasi
dan penatalaksanaan komplikasi medis, bedah, atau obstetri selama
kehamilan. Pada asuhan kehamilan juga dikembangkan persiapan
persalinan serta kesiapan menghadapi komplikasi, membantu
menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan nifas
normaldan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial dan
mempersiapkan rujukan apabila diperlukan (Tyastuti,2016).
a. Leopold I
Tujuan: untuk menentukan inggi fundus uteri (tusia
kehamilan) dan bagian janin yang terdapat di fundus uteri
(bagian atas perut ibu).
Teknik:
- Memposisikan ibu dengan lutut fleksi (kaki ditekuk 450
atau lutut bagian dalam diganjal bantal) dan pemeriksa
menghadap ke arah ibu
- Menengahkan uterus dengan menggunakan kedua tangan
dari arah samping umbilical
- Kedua tangan meraba fundus kemudian menentukan TFU
Gambar 2
Leopold I
(Fatimah,2017)
b. Leopold II
Gambar 3
Leopold II
(Fatimah,2017)
Gambar 4
Leopold III
(Fatimah,2017)
d. Leopold IV
Hasil:
- Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa bertemu
(konvergen) berarti bagian terendah janin belum memasuki
pintu atas panggul, sedangkan apabila kedua tangan
pemeriksa membentuk jarak atau tidak bertemu (divergen)
3. Tes Laboratorium
Pada setting/tempat yang berbeda pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan pada wanita hamil
berbeda.Dibanyak tempat di Indonesia wanita didperiksa
urinnya untuk mengetahui kadar protein dan
glukosanya,diperiksa darahnya untuk mengetahui faktor rhesus ,
golongan darah,Hb dan rubelanya.Jenis tes dalam daftar berikut
yang dicetak tebal adalah tes yang paling penting yang dapat
dipakai untuk menilai adanya masalah pada ibu hamil.Dan jika
tertangani maka akan mencegah kematian dan kesakitan pada
ibu dan anak. Tes yang lain berguna hanya jika ada indikasi
perlunya tes tersebut. (Fatimah,2017).
Tabel 1
Test Laboratorium
Diagnosis
Nilai /
Nilai
Tes Lab Tidak Masalah
Normal
Normal Yang
terkait
Hgb.Hemoglobin 10,5 – 14,0 < 10,5 Anemia
Protein Terlacak / >atau = 2+ Protein urin
urin negatif Keruh ( (mungkin ada
Dipstick Bening / positif) infeksi
Merebus negative (PIH)HPHT
Ketidakcocokan
Gol.Darah A B O AB -
ABO
HIV + AIDS
a. Pengertian
1. Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
setelah itu
2. Paling kritis karena proses perdarahan yang berlangsung
3. Masa 1 jam setelah plasenta lahir
4. Pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran
plasenta, 30 menit pada jam kedua setelah persalinan, jika
kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantau lebih sering
5. Observasi intensif karena perdarahan yang terjadi pada masa
ini
6. Observasi yang dilakukan :
a) Tingkat kesadaran penderita.
b) Pemeriksaan tanda vital.
c) Kontraksi uterus.
d) Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya
tidak melebihi 400- 500cc (kurnirum,2016).
D E E
F G
H I I
J L K
J K
L
Gambar 6
Posisi Persalinan
Sumber: (kurniarum,2016).
Keterangan:
A. Posisi duduk pada meja persalinan yang dirancang khusus
B. Posisi duduk pada kursi berlubang
C. Posisi duduk dengan bersandar pada pasangan
D. Posisi telentang/dorsal recumbent
(posisi ini tidak disarankan untuk meneran/selama persalinan)
E. Posisi setengah duduk kombinasi litothomi
F. Posisi setengah duduk dengan bersandar pada pasangan
G. Posisi setengah duduk dengan bersandar pada bantal
H. Posisi merangkak
I. Posisi jongkok
J. Posisi miring
K. Posisi miring dengan satu kaki diangkat
L. Posisi berdiri dengan bersandar pada meja khusus
b. Tujuan
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
2. Melaksanakan skrining yang komprehinsif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya.
3. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan
memungkinkan ia melakukan peran ibu dalam situasi keluarga
dan budaya yang khusus.
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi,
kepala bayinya dan perawatan bayi sehat.
5. Memberikan pelayanan keluarga berencana
6. Mempercepat involusi da kandungan
7. Melancarkan fungsi gastrointestinal atau perkemihan.
8. Melancarkan pengeluaran lochea
Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat
fungsi hati dan pengeluaran sisa metabolism. (Risa Pitriani,2015).
Tabel 2
Tinggi Fundus Uteri
(Khasanah.2017)
No. Waktu Tinggi Fundus Berat Diameter Palpasi
Involusi Uteri Uterus Uterus Serviks
1. Bayi Lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm Lunak
2. Afterpains
Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus
pada umumnya tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang
periodik sering dialami multipara dan biasa menimbulkan nyeri
yang bertahan sepanjang masa awal puerperium. Rasa nyeri
setelah melahirkan ini lebih nyata setelah ibu melahirkan, di
tempat uterus terlalu teregang (misalnya, pada bayi besar dan
kembar). Menyusui dan oksitosin tambahan biasanya
meningkatkan nyeri ini karena keduanya merangsang kontraksi
uterus.
3. Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas
mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme
berkembang lebih cepat. Lochea mempunyai bau amis (anyir),
meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda
pada setiap wanita. Lochea juga mengalami perubahan karena
proses involusi. Perubahan lochea tersebut adalah:
a. Lochea rubra (Cruenta)
Muncul pada hari pertama sampai hari kedua post partum,
warnanya merah mengandung darah dari luka pada
plasenta dan serabut dari decidua dan chorion.
b. Lochea Sanguilenta
Berwarna merah kuning, berisi darah lendir, hari ke 3-7
pascapersalinan.
c. Lochea Serosa
Muncul pada hari ke 714, berwarna kecokelatan
mengandung lebih banyak serum, lebih sedikit darah juga
leukosit dan laserasi plasenta.
d. Lochea Alba
Sejak 26 minggu setelah persalinan, warnanya putih
kekuningan mengandung leukosit, selaput lendir serviks
dan serabut jaringan yang mati.
4. Tempat tertanamnya plasenta
DAFTAR PUSTAKA
ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE PADA Ny. “S”
UMUR 41 TAHUN DI PMB “FITRIANI, SST”
TANJUNGPINANG
TAHUN 2021
DATA SUBJEKTIF
1.Kunjungan saat ini Kunjungan Pertama
√ -
Kunjungan Ulang
2..Riwayat Perkawinan
Kawin ke : 1 kali.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche umur : 13:tahun. HPHT : 25 – 07 -2020
Siklus : 28 hari. HPL : 02 -05 - 2021
Trimester II : 2 kali
(7) Imunisasi
TT 1 : Ada TT 2 : Ada
TT 3 : Ada TT 4 : Ada
TT 5 : Ada
Persalinan Nifas
Ha
Umur Jenis Komplikasi Jenis BB
mil Tgl Penolo Ibu Bayi Lak
Kelahiran Persalin Kelami Lahir Komplik
Ke lahir ng tasi
an n
1 18 th normal bidan - - lakilaki 3.500 baik Tidak
13 th normal bidan - - Perempuan 3.200 baik Tidak
2
3 8 th normal bidan - - perempuan 3200 baik Tidak
INI
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
Bentuk : Simetris
Areola mammae :
Hiperpigmetasi
e. Abdomen
Palpasi Leopold :
Leopold IV : Divergen
TFU : 31 cm
TBJ : 2.750 gram
f. Ekstremitas
Edema : Tidak ada
INTERVENSI
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan janin
normal.
2. Jelaskan kepada ibu untuk beristirahat yang cukup, makan makanan
yang bergizi dan tetap melakukan jalan pagi guna mempercepat proses
persalinan.
3. Beritahu ibu untuk menyiapkan segala kebutuhan persipaan persalinan,
yaitu : tempat akan melahirkan, transportasi, biaya, pakaian ibu dan
calon bayi serta kesiapan mental ibu.
4. Jelaskan kepada ibu tanda bahaya hamil TMIII yaitu : pusing
berkunang, sakit kepala hebat, kram pada perut, perdarahan dan
frekuensi gerak janin yang semakin berkurang.
5. Anjurkan kepada ibu untuk tetap mematuhi protocol kesehatan pada
masaa pandemic ini seperti menerapkan 3M yaitu: Mencuci
tangan,Menggunakan Masker dan Menjaga Jarak.
6. Anjurkan kepada ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet FE hingga
menjelang persalinan nanti.
7. Beritahu ibu unyuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi.
IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan janin
normal.
2. Menjelaskan kepada ibu untuk beristirahat yang cukup, makan
makanan yang bergizi dan tetap melakukan jalan pagi guna
mempercepat proses persalinan.
3. Memberitahukan ibu untuk menyiapkan segala kebutuhan persipaan
persalinan, yaitu : tempat akan melahirkan, transportasi, biaya, pakaian
ibu dan calon bayi serta kesiapan mental ibu.
4. Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya hamil TMIII yaitu : pusing
berkunang, sakit kepala hebat, kram pada perut, perdarahan dan
frekuensi gerak janin yang semakin berkurang.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap mematuhi protocol kesehatan
pada masaa pandemic ini seperti menerapkan 3M yaitu: Mencuci
tangan,Menggunakan Masker dan Menjaga Jarak.
6. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet FE hingga
menjelang persalinan nanti.
7. Memberitahukan ibu unyuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu
lagi.
EVALUASI
1. Ibu mengerti
2. Ibu mengerti
3. Ibu mengerti
4. Ibu mengerti
5. Ibu mengerti
6. Ibu mengerti
7. Ibu mengerti dan bersedia
D. PLANNING
1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan dengan keadaan umum ibu baik yaitu TD : 120/80 mmHg, BB
sekarang 89 kg, usia kehamilan 38-39 minggu, tafsiran berat janin 2.790
gr, dengan keadaan janin DJJ 140 kali/menit, letak janin dengan posisi
kepala janin sudah masuk PAP (Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan).
2. Memberitahu ibu tentang pola nutrisi untuk membantu ibu dalam kenaikan
berat badan ibu yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung
karbohidrat seperti: nasi, roti gandum dan kentang. Protein seperti:
daging,hati ayam, ikan, telur, tahu dan tempe dan sayur-sayuran. Lemak
omega 3 seperti: kacang- kacangan, biji- bijian dan jenis ikan laut.(ibu
mengerti dan mau mengkonsumsi yang telah dianjurkan).
3. Menginformasikan kepada ibu tentang malakukan personal hygiene dan
mandi 2x/hari gosok gigi 3x/hari apabila pakaian dalam sering basah atau
terdapat keringat ganti dengan celana dalam yang bersih agar tidak terkena
virus yang dapat menyebabkan penyakit, serta mengajari ibu cara
mencebok yang benar dimulai dari depan kebelakang (ibu mengerti dan
bersedian melakukannya).
4. Memberitahu ibu tanda bahaya trimester III seperti sakit kepala yang
berlebihan, pandangan mata kabur, pembengkakan pada wajah dan jari-jari
tangan, gerakan janin berkurang (ibu mengerti).
5. Memberitahu ibu ketidaknyamanan trimester III seperti: sering buang air
kecil, keputihan, sembelit, perut kembung, tegang pada bagian bawah
perut, nyeri punggung dan varises pada kaki.(ibu mengerti)
6. Memberitahu kepada ibu persiapan persalinan seperti, kendaraan,
pendonor darah, biaya, pakaian ibu dan bayi, penolong, tempat persalinan,
dan pendamping persalinan (Ibu mengerti dan bersedia melakukannya).
7. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi Kalk 1x1 dan tablet Fe 1 x 1
diminum pada malam hari sebelum tidur agar ibu tidak mual dan
sebaiknya tidak diminum secara bersamaan dengan kopi, teh,atau susu
karena dapat mengganggu proses penyerapan obat tersebut. Menjelaskan
juga tentang manfaat obat-obatan yang dikonsumsi yaitu tablet Fe sebagai
tablet penambah darah dan Kalsium Laktat yaitu untuk membantu
pertumbuhan tulang pada janin (ibu mengerti dan bersedia mengkonsumsi
obat yang diberikan bidan). Memberitahu ibu untuk kunjungan ulaang 2
minggu lagi (ibu mengerti dan bersedia melakukannya).
C. Assesment
Diagnosa : Ny. S umur 41 tahun G5P4 A0 inpartu kala I fase aktif
Masalah : Sakit semakin kuat
Kebutuhan : Asuhan Kebidanan Persalinan Kala 1 fase aktif
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan Segera : Tidak ada
D. Planning
1. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa
keadaan umum ibu dan janin baik dan pembukaan 10 cm (ibu mengerti
tentang hasil pemeriksaan yang telah dijelaskan )
2. Mengajarkan ibu teknik mengedan yang baik yaitu jika ada his,ibu
segera merangkul kedua paha, menarik nafas dalam dan membuangnya
dengan posisi dagu menempel ke dada, kemudian kepala menghadap ke
perut, dan beristirahat bila tidak ada his (ibu mengerti)
3. Memberi motivasi kepada ibu bahwa proses persalinan akan berjalan
lancar serta meminta keluarga terdekat untuk tetap mendampingi dan
memotivasi ibu agar rasa cemasnya berkurang. (ibu mengerti dengan
penjelasan bidan)
4. Mempersiapkan peralatan persalinan seperti partus set, hecting set,alas
bokong,air klorin 0,5 % dan air DTT obat-obatan serta perlengkapan
penolong, ibu dan juga calon bayi. (ibu mengerti dengan penjelasan
bidan)
5. Mengobservasi kemajuan persalinan pembukaan dan TD setiap 4 jam,
nadi ibu, kontraksi dan DJJ setiap (30 menit), suhu setiap (2 jam)
(terlaksana)
6. Melengkapi partograf (terlaksana)
Tabel
Lembar Observasi kala 1 fase aktif
TANGGAL HIS VT DJJ
/ TTV
JAM TD N R S
18-04-2021 120/80 80x/meni 20x/menit 4x10’40 10 144x/
23.00 mmHg t ” cm menit
50-03-2021 130/90 82x/meni 20x/menit 5x10’50 10 134x/
16.00 t ” cm menit
2. KALA II
Tanggal/pukul : 18-03-2021/14.30 WIB
A. Subjektif
Ibu mengatakan mulesnya semakin kuat dan terasa dorongan seperti ingin
meneran
B. Objektif
KU : Baik RR : 22x/menit
Kesadaran : composmentis S : 36,7 C
TD : 120/80 mmHg DJJ : 142x/menit
N : 82x/menit HIS : 5 x10’x50’’
Kandung kemih :kosong
C. Assesment
Diag nosa : Ny.“S” umur 41 tahun G5P4 A0 inpartu kala II
Masalah : Sakit semakin kuat dan ibu ingin meneran
Kebutuhan : Asuhan kebidanan persalinan kala II
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan Segera : Tidak ada
D. Planning
1. Melihat tanda gejala kala II (dorongan ingin meneran, tekanan pada anus,
perineum menonjol, an vulva membuka. (Terlaksana )
2. Memastikan kelengkapan alat persalinan dan obat-obatan.(Terlaksana)
3. Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yaitu celemek, masker, topi,
kacamata, dan sepatu pelindung. (Terlaksana )
4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, melipat baju sampai atas
siku dan mencuci tangan dengan sabun sabun dan air yang mengalir.
(Terlaksana)
5. Menggunakan Hanscoon DTT.(Terlaksana)
6. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT dari arah vulva ke
perineum.(Terlaksana)
7. Melakukan pemeriksaan dalam, memastikan pembukaan lengkap, pukul
22.00 WIB warna ketuban jernih. (Terlaksana)
8. Mencelupkan tangan yang masih menggunakan handscoon ke larutan
klorin 0,5%, buka sarung tangan dalam keaadaan terbalik dan
merendamnya di larutan klorin 0,5%. (Terlaksana)
9. Memeriksa DJJ disaat uterus tidak berkontraksi. DJJ dalam batas normal
dengan frekuensi 139 x/ menit.(Terlaksana)
10. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
cukup baik,kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan
sesuai dengan keinginannya.(Terlaksana)
11. Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa
ingin meneran atau kontraksi yang kuat. (Terlaksana)
12. Membimbing ibu untuk meneran dengan benar yaitu meneran ketika ada
kontraksi, menarik nafas dalam dengan posisi dagu menempel di dada,
kepala menghadap ke perut, tangan merangkul paha lalu berikan tekanan
pada perut. Menganjurkan ibu untuk beristirahat jika tidak ada kontraksi
dan menganjurkan keluarga untuk memberi minum atau makanan pada
ibu disela-sela kontraksi.(Terlaksana)
13. Mendekatkan partus set, heacting set, dan periksa kembali
kelengkapannya.(Terlaksana)
14. Memimpin persalinan
a. Saat vulva membuka dan kepala sudah tampak diameter 5 cm, letakan
alas perut dan bedong yang kering dan bersih diatas perut ibu,serta
meletakan kain bersih 1/3 dibawah bokong ibu.(Terlaksana)
b. Membuka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan
dan bahan. (terlaksana)
c. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
(terlaksana)
d. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering, tangan yang lain menahan belakang kepala untuk
mempertahankan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernafas cepat dan dangkal.
(terlaksana)
e. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat, lanjutkan proses
kelahiran bayi. (Terlaksana)
f. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung
secara spontan. (Terlaksana)
g. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
biparietal. Anjurkan ibu meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul
dibawah arkus pubis dan kemudian digerakkan ke arah atas dan distal
untuk melahirkan bahu belakang. Setelah kedua bahu lahir, geser
tangan untuk menopang kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas. Seluruh
tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang kedua kaki dengan
melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi
yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk.. (Terlaksana)
h. Bayi lahir spontan pukul 03.34 WIB. (Terlaksana)
i. Melakukan penilaian sepintas,bayi langsung menangis kuat, tonus
otot baik, warna kulit kemerahan dan meletakan bayi di atas perut ibu.
(Terlaksana)
j. Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh
lainnya tanpa membersihkan verniks dan melakukan hisap lendir
dengan menggunakan mucul delee,melakukan rangsangan taktil.
Ganti handuk basah dengan kain kering. Pastikan bayi dalam kondisi
dan posisi aman diperut bagian bawah ibu . (Terlaksana)
k. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir
dan bukan kehamilan ganda. (Terlaksana)
l. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi
baik. (Terlaksana)
m. Dalam waktu satu menit setelah bayi lahir, suntikan oxytocin 10 UI
secara IM di 1/3 distal lateral paha. (Terlaksana)
n. Setelah 2 menit sejak bayi lahir, pegang tali pusat dengan satu tangan
pada sekitar 5 cm dari pusar bayi, kemudian jari telunjuk dan jari
tengah lain menjepit tali pusat dan geser hingga 3 cm proksimal dari
pusar bayi. Klem tali pusat pada titik tersebut, kemudian tahan klem
ini pada posisinya, gunakan jari telunjuk dan tengah lain untuk
mendorong isi tali pusat kearah ibu (sekitar 5 cm) dan klem tali pusat
pada sekitar 2 cm distal dari klem pertama. (Terlaksana)
o. Pemotongan dan pengikatan tali pusat menggunakan benang tali pusat
steril. (Terlaksana)
p. Letakkan bayi tengkurap didada ibu untuk kontak kulit ibu-bayi.
Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel didada ibunya.
Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari puting susu atau areola mamae. Lakukan IMD
selama 1 jam kemudian menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat
dan memasang topi di kepala bayi. (Terlaksana)
3. KALA III
Tanggal/pukul : 18-04-2021/16.40 WIB
A. Subjektif
Ibu mengatakan bahwa ia senang karena bayinya sudah lahir dan masih
ada rasa mules di perutnya
B. Objektif:
KU : Baik Kesadaran : Compos mentis
TD : 130/80 mmHg TFU : sepusat
N : 80x/menit Kontraksi : baik
R : 20x/menit Kandung Kemih : kosong
S : 36,7 C Pendarahan : + 80 cc
Adanya tanda-tanda pelepasan plasenta : tali pusat memanjang, uterus
globuler dan adanya semburan darah tiba-tiba.
C. Assesment
Diagnosa : Ny. “S” umur 41 tahun P5A0 parturien kala III
normal
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Asuhan Manajemen aktif kala III
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan Segera : Tidak ada
D. Planning
1. Memberitahu ibu bahwa keaadaan umum ibu baik dan rasa
mules yang dialami ibu dikarenakan adanya kontraksi dan ari-ari akan
segera lahir.(Ibu mengerti tentang penyebab rasa mules pada ibu)
2. Melakukan penegangan tali pusat terkendali, memindahkan
klem 5-10 cm di depan vulva, tangan kiri menekan uterus secara hati-hati
ke arah dorsokranial, tangan kanan memegang tali pusat. Penegangan tali
pusat terkendali sudah dilakukan. Melahirkan plasenta dengan tangan kiri
tetap menekan uterus sementara tangan kanan menegangkan tali pusat ke
arah bawah kemudian ke atas sesuai dengan sumbu jalan lahir hingga
plasenta tampak di depan vulva, pegang plasenta dengan kedua tangan
dan lakukan putaran searah jarum jam untuk membantu pengeluaran
plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban, plasenta lahir spontan
pukul 04.15 WIB, kemudian meletakkannya di piring plasenta.
(Terlaksana)
3. Melakukan masase uterus sebanyak 15 kali dalam 15 detik
sampai fundus berkontraksi dengan baik.(Terlaksana)
4. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban. Plasenta
lahir lengkap dengan jumlah kotiledon ±20,±500 gram, panjang tali pusat
± 50 cm, selaput ketuban utuh, membungkus plasenta kedalam kantong
plastik. (Terlaksana)
5. Mengecek kemungkinan adanya laserasi pada vagina dan
perineum ibu. Perdarahan dalam batas normal, dan terdapat laserasi
derajat 1 di mukosa vagina dan kulit perineum. Melakukan penjahitan
dengan anestesi. (Terlaksana)
4. KALA IV
Tanggal/pukul :18-04-2021/17.20 WIB
A. Subjektif
Ibu mengatakan lelah dan senang atas kelahiran bayinya
B. Objektif
KU : Baik TFU : 2 jari dibawah pusat
TD : 130/90 mmHg Kontraksi : keras
N : 80x/menit Kandung Kemih : kosong
R : 36,8 C Pendarahan : + 50 cc
S : 20x/menit
C. Assesment
Diagnosa : Ny. “S” umur 41 tahun P5A0 parturien kala
IV normal
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Asuhan kala IV
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan Segera : Tidak ada
D. Planning
1. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaannya, bahwa
keadaan ibu baik dengan hasil pemeriksaan TD 130/80 mmHg, jumlah
perdarahan dalam batas normal. (ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan)
2. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik, TFU 2 jari dibawah pusat
dan tidak terjadi perdarahan pervaginam. (terlaksana)
3. Mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, melepaskan secara
terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
(terlaksana)
4. Memastikan kandung kemih kosong. (terlaksana)
5. Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi. (terlaksana)
6. Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah. (perdarahan kala IV
+ 80 cc(terlaksana)
7. Memeriksa nadi ibu dan memastikan keadaan umum ibu baik. (terlaksana)
8. Memantau keadaan bayi dan memastikan bayi bernapas dengan baik (40-
60 kali/menit). (terlaksana)
9. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit).mencuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi. (terlaksana)h
10. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai. (terlaksana)
11. Membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah di
ranjang atau di sekitar ibu berbaring. membantu ibu memakai pakaian
yang bersih dan kering. (terlaksana)
12. Memastikan ibu merasa nyaman, membantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang
diinginkannya. (terlaksana)
13. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
(terlaksana)
14. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%, balikkan
bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit. (terlaksana)
15. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering. (terlaksana)
16. Memakai sarung tangan bersih atau DTT untuk melakukan pemeriksaan
fisik bayi. (JK: perempuan , BB : 3400 gram, PB : 53 cm , LK : 35 cm .
LD : 35 cm LP : 32 cm LILA : 10 cm (terlaksana)
17. Dalam 1 jam pertama, beri salep atau tetes mata profilaksis infeksi,
vitamin K1 1 mg IM di paha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik bayi baru
lahir, pernapasan bayi (40-60 kali/menit) dan temperatur tubuh (normal
36,5-37,50C) setiap 15 menit. (terlaksana)
18. Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit. (terlaksana)
19. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering .
(terlaksana)
20. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang), memeriksa tanda
vital dan asuhan kala IV persalinan.(terlaksana)
ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL CARE (PNC) PADA NY. A UMUR 21
TAHUN P1A0 DENGAN POSTPARTUM 6 JAM
DI PMB FITRIANI,SST
TANJUNGPINANG
TAHUN 2021
b. Eliminasi
BAK : 7x sehari
BAB : 1x sehari
Masalah : Tidak ada
c. Istirahat
Tidur siang : 1/2 jam
Tidur malam : 6 jam
Masalah : Tidak ada
d. Personal Hygiene
Mandi : 2x sehari
Sikat gigi : 3x sehari
Ganti pakaian dalam : 4x sehari
e. Psikologis : baik, dan ibu senang terhadap kelahiran bayinya
B. Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Kesadaran : Composmentis Nadi : 80 x/menit
Kandung kemih : Kosong Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,5˚C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut : Hitam dan tidak rontok
Kebersihan : Bersih
b. Muka
Oedema : Tidak oedem Chloasma gravidarum :Tidak ada
Pucat : Tidak pucat
c. Mata
Sclera : Putih
Konjungtiva : Merah muda
d. Hidung
Bentuk : Simetris
Polip : Tidak ada
e. Telinga
Bentuk : Simetris kiri dan kanan
Pengeluaran : Tidak ada
f. Mulut
Stomatitis : Tidak ada
Gigi berlubang : ada
Caries gigi : ada
Kebersihan lidah : Bersih
g. Leher
Kelenjar thyroid : Tidak ada pembengkakan
Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
h. Dada
1) Payudara
Mengatakan payudaranya simetris antara kanan dan kiri, bersih, ada
pengeluran ASI lancar, tidak bengkak, areola kehitaman, tidak ada
benjolan dan putting susu menonjol.
2) Jantung
Bunyi : Terdengar lup-dup
Lain-lain : Tidak ada
3) Paru-paru
Bunyi nafas : Terdengar vesikuler, tidak ada rhoncii dan wheezing
i. Abdomen
Bekas luka operasi : tidak ada
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kandung kemih : kosong
Kontraksi :baik
j. Genitalia
Vulva : Tidak ada oedema, tidak ada varises, lochea rubra,
perdarahan normal.
Kelenjar bartholin : Tidak ada kelainan
Kelenjar skene : Tidak ada kelainan
Perineum : Terdapat bekas luka jahitan yang belum kering
k. Ekstremitas
Atas Oedema : Tidak ada
Kaku : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
Tromboflebistis : Tidak ada
Bawah oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
C. Assessment
Diagnosa : Ny. “S” P5A 6 jam Post Partum Normal
Masalah : Lelah setelah persalinan
Kebutuhan : KIE pola istirahat dan mobilisasi
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada
D. Planning
1. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan
umum ibu baik, TD :120/80 MmHg, kontraksi uterus baik dan perdarahan
dalam batas normal . (ibu mengerti dan senang mendengarnya)
2. Memberikan KIE kepada ibu tentang pola istirahat. Ibu harus istirahat
minimal 1-2 jam pada siang hari dan 6-8 jam pada malam hari, tidak
mengerjakan aktivitas yang berat atau yang terlalu melelahkan, serta
menganjurkan ibu untuk segera beristirahat ketika bayi sedang tidur. ( Ibu
mengerti dan bersedia melakukannya)
3. Menganjurkan ibu melakukan mobilisasi dini seperti berjalan ke kamar mandi
yang berguna untuk melancarkan sirkulasi darah sehingga meregangkan oto-
otot yang tegang. (Ibu mengerti dan bersedia melakukannya)
4. Memberitahu ibu untuk menjaga pola nutrinya yaitu mengkonsumsi makanan
yang bergizi seimbang yaitu perbanyak makan-makanan yang mengandung
karbohidrat, protein, serat, vitamin dan mineral seperti ikan gabus, putih telur,
tahu, tempe, sayuran hijau, buah,minum air putih kurang lebih 8 gelas per hari
karena sangat berguna untuk mempercepat proses pemulihan luka serta gizi
yang cukup akan disalurkan kepada bayi melalui ASI sehingga bayi
memperoleh gizi yang baik. (ibu mengerti dan bersedia akan mengkonsumsi
makanan yang telah dianjurkan)
5. Menginformasikan kepada ibu tentang personal hygiene atau kebersihan
diri,yaitu mandi dan gosok gigi 2x sehari,mengganti pembalut jika terasa
penuh,membilas alat kelamin dengan air mengalir dari bagian depan ke
belakang, setelah selesai BAK dan BAB serta mengeringkan dengan handuk
bersih,ibu disarankan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum dan sesudah
menyentu alat kelamin. (ibu mengerti dan bersedia melakukannya)
6. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Sebaiknya
ASI diberikan kepada bayi maksimal 2 jam sekali atau jika bayi
menginginkan (on demand) selama 6 bulan pertama tanpa memberikan
makanan dan minuman tambahan apapun (ibu mengerti dan akan memberi
ASI kepada anaknya tanpa memberikan makanan tambahan)
7. Mengajari ibu teknik menyusui yang benar yaitu cuci tangan sebelum
menyusui, gunakan posisi yang nyaman bagi ibu dan bayi, bersihkan payudara
dengan handuk kecil yang sudah dibasahi dengan air bersih, oleskan ASI
pada putting dan bagian yang kehitaman, posisikan bayi berhadapan dengan
ibu. Sentuh pipi bayi untuk memberi ransangan, kemudian setelah bayi
membuka mulut dekatkan payudara, masukan putting susu dan areola ke
mulut bayi. Tangan yang lain membantu menopang payudara ibu, setelah
menyusui maka lepaskan putting susu dengan tidak menariknya dan minta ibu
untuk menyendawakan bayinya. Kemudian cuci tangan kembali. Anjurkan ibu
untuk menyusui bayinya pada payudara kiri dan kanan secara bergantian (Ibu
mengerti tentang teknik menyusui yang benar)
8. Mengajarkan pada ibu tentang perawatan payudara yaitu dengan melakukan
pemijatan pada payudara agar ASI ibu keluar dengan lancar dan cara
melakukan perawatan payudara yaitu dengan mengolesi putting susu dengan
baby oil, kemudian melakukan gerakan memutar dengan kedua tangan, lalu
urut ke bawah dengan posisi tangan menggumpal, selanjutnya dengan
melakukan gerakan menyisir menggunakan tepi-tepi jari kelingking, setelah
itu guyur payudara menggunakan air hangat kemudian guyur lagi
menggunakan air dingin dan keringkan menggunakan handuk kering.(ibu
mengerti dan bersedia akan melakukan perawatan payudara)
9. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya masa nifas yaitu demam tinggi diatas
38,5 °C, perdarahan yang banyak seperti kram dari vagina, nyeri perut yang
hebat, sakit kepala yang terus menerus, pembengkakan pada wajah dan
tangan, kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama, dan rasa tidak
mampu mengurus bayinya atau merasa sedih berkelanjutan. Jika ibu
merasakan salah satu tanda tersebut segera ke tenaga kesehatan terdekat (ibu
mengerti dan dapat mengulangi apa saja tanda bahaya pada masa nifas)
10 Memberitahu kepada suami untuk memberi dukungan kepada ibu
95