DI SUSUN OLEH :
ESTERLINA
JACINTHA WATUNG
2043700041
KELAS B
PROFESI APOTEKER
Hak Konsumen Terkait Kefarmasian dan Kewajiban Pelaku Praktik Kefarmasian
Contoh:
Tenaga kefarmasian harus
selalu memperbaharui
pengetahuanya
mengenai perkembangan
sediaan farmasi dan/atau
pelayanan kefarmasian
agar dapat melakukan
pengembangan yang
menuju kepada
peningkatan efektivitas
dan mutu barang
dan/atau jasa yang
dihasilkan
Contoh :
Apoteker dalam melayani
resep harus melakukan
skrining terhadap faktor
administratif, farmasetis,
dan klinis untuk
memastikan resep yang
diberikan dapat dilayani,
dan sesuai serta rasional
untuk kondisi pasien yang
menerima resep.
PP 59 Tahun 2001:
Dalam membantu
konsumen untuk
memperjuangkan haknya,
LPKSM dapat melakukan
advokasi atau
pemberdayaan konsumen
agar mampu
memperjuangkan haknya
secara mandiri, baik
secara perorangan
maupun kelompok.
Contoh :
Tenaga kesehatan
memiliki kewajiban
melindungi konsumen
dari terjadinya
penyimpangan atau
penyalahgunaan
wewenang yamg dapat
terjadi, seperti kasus
vaksin palsu, obat
palsu,dan tablet pcc.
Contoh:
Tenaga kesehatan harus
memperkaya diri dengan
pengetahuan mengenai
isu-isu kesehatan yang
sedang beredar
contohnya vaksin palsu
dan dapat memberikan
pembinaan dan
pemahaman terhadap
konsumen untuk
menghindarkan
konsumen dari isu
tersebut
UU 44 Tahun 2009:
Memperoleh layanan yang UU 44 Tahun 2009:
manusiawi, adil, jujur, dan tanpa Memberi pelayanan
diskriminasi kesehatan yang aman,
bermutu, antidiskriminasi,
Contoh : dan efektif dengan
Konsumen berhak mendapatkan mengutamakan
pelayanan kesehatan yang sama kepentingan pasien sesuai
kualitasnya tanpa melihat dengan standar pelayanan
apakah dia pemilik BPJS Rumah Sakit;
kesehatan ataupun bukan .
UU 36 Tahun 2014:
Tenaga Kesehatan yang
menjalankan praktik pada
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan wajib
memberikan pertolongan
pertama kepada Penerima
Pelayanan Kesehatan
dalam keadaan gawat
darurat dan/atau pada
bencana untuk
penyelamatan nyawa dan
pencegahan kecacatan.
Contoh :
Apoteker berkewajiban
memberikan obat dengan
kualitas yang sama tanpa
mengurangi
khasiat/manfaat obat
tanpa melihat status
apakah pasien tersebut
pemilik BPJS
kesehatan atau bukan.