Anda di halaman 1dari 6

STANDART OPERATIONAL PROSEDUR

PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN

OLEH :

CHORNELLY VIVIE ANJARI

1930015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

2020
PENGERTIAN PEMBALUTAN
Membalut adalah tindakan untuk menyangga atau menahan bagian tubuh agar tidak
bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki. Yang bertujuan untuk: Menghindari bagian
tubuh agar tidak bergeser dari tempatnya, Mencegah terjadinya pembengkakan, Menyokong
bagian badan yang cidera dan mencegah agar bagian itu tidak bergeser, Menutup agar tidak kena
cahaya, debu dan kotoran.
Pembalutan adalah, suatu usaha pertolongan terhadap luka dengan menggukan sehelai kain atau
pembalut. - Pembalut adalah, bahan dari kain yang tidak berkapur (mori) kelihatannya tipis dan
kelihatannya lemas serta keadaannya kuat.
1. Tujuan Pembalutan
a) Mengurangi kerusakan jaringan yang luka.
b) Mengurangi rasa sakit dan nyeri pada luka.
c) Mencegah dari bahaya cacat dan infeksi.
d) Menghindari bahaya maut.

2. Manfaat Pembalutan
a) Menutupi luka dari cahaya dan kotoran.
b) Sebagai penekan, penarik, penahan, pengunci, dan imobilisasi (anggota tidak bergerak)
c) Menunjang pembidaian.

3. Yang Harus Diperhatikan Dalam Pembalutan


a) Awasi muka korban
b) Balutan tidak boleh kendor, karena dapat bergeser. Dan tidak boleh terlalu kencang
karena dapat menghalangi peredaran darah.
c) Sedapat mungkin pembalutan dilakukan dengan pasien tidur atau duduk.
d) Jangan memegang luka.

4. Macam-Macam Pembalut
a) Pembalutan segitiga: mitela, platenga, dan punda.
b) Pembalutan gulung.
c) Pembalutan cepat.

5. Macam-Macam Pembalutan
a) Pembalutan bagian kepala: pembalutan kapitem dan post paket.
b) Pembalutan bagian mata: pembalutan monokolus (mata satu), dan dikolus (mata dua).

c) Pembalutan bagian telinga: pembalutan satu telinga dan dua telinga.


d) Pembalutan patah tulang hidung.
e) Pembalutan bagian badan: pembalutan punda (untuk luka robek pada dada), dan
pembalutan ransel (untuk patah tulang punggunng).
f) Pembalutan bagian anggota gerak: dislokasi, pucuk rebung, dan silang.

PEMBALUTAN PADA KAKI DAN TANGAN

1. Alat dan Bahan


Mitella adalah pembalut berbentuk segitiga
a) Bahan pembalut terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai
ukuran. Panjang kaki antara 50 – 100 cm.
b) Pembalut ini dipergunakan pada bagian kaki yang terbentuk bulat atau untuk
menggantung bagian anggota badan yang cedera
c) Pembalut ini bisa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan,
pinggul, telapak kaki dan untuk menggantung tangan

2. Cara-Cara Membalut Kaki (Membalut Seluruh Kaki)


a) Sangga anggota badan yang cedera pada posisi tetap.
b) Mulailah dengan salah satu ujung mitella yang diletakkan pada alas kaki menuju ke
punggung kaki dan menutupi sepanjang bagian tubuh kaki.
c) Putar mitela hingga dapat menutupi tumit
d) Bebatkan terus mitella dengan bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara
bebatan satu dengan bebatan berikutnya.
e) Pastikan bahwa perban tergulung kencang.
f) Selesaikan dengan membuat balutan lurus, kunci dengan plester.

3. Cara Membalut Dengan Mitela :


a) Letakan mitela diatas tangan
b) Lipat menyilang ujung kanan mitela melingkari tangan kesebelah kiri
c) Lipat menyilang ujung kiri mitela melingkari tangan kesebelah kanan
d) Lipat menyilang kedua ujung mitela melingkari pergelangan tangan.
e) Lipat kembali satu lipatan pada pergelangan ke arah berlawanan.
f) Ikatkan kedua ujung mitela atau bisa direkatkan oleh plester.
1. Pengertian Pemasangan Pembidaian

Pemasangan alat untuk imobilisasi yang berfungsi untuk mempertahankan kedudukan tulang

2. Tujuan Pemasangan Bidai


a) Mencegah pergerakan tulang yang patah
b) Mencegah bertambahnya perlukaan pada tulang
c) Mengurangi rasa sakit
d) Mengistirahatkan daerah patah tulang

3. Indikasi Pemasangan Bidai


a) Patah tulang terbuka (open fraktur)
b) Patah tulang tertutup (close fraktur)

4. Persiapan
1. Alat
a) Alat pelindung diri
1. Masker
2. Handscoen
b) Bidai sesuai dengan ukuran kebutuhan
c) Verband dan mitella

2. Pasien
a) Memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga pasien tindakan yang akan
kita lakukan
b) Posisikan pasien atur sesuai dengan kebutuhan

3. Lingkungan
Berikan lingkungan yang nyaman dan aman pada pasien dan privasi pasien

4. Petugas Medis
Lebih dari satu orang

5. Cara Kerja
a) Memberitahukan pada pasien tindakan yang akan kita lakukan
b) Petugas menggunakan masker dan hansdsoen untuk alat pelindung diri
c) Jumlah dan ukiran bidai yang dipakai disesuaikan dengan lokasi patah tulang
d) Jika terjadi perdarahan, hentikan dulu perdarahan dengan menekan dan
mengikat bagian yang luka dengan kain bersih
e) Posisikan tubuh pasien yang akan dipasang spalk pada posisi anatomi
f) Ukur bidai pada dua sendi
g) Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak semakin
parah, baik menggunakan spalk, bidai, tongkat, kayu. Tidak membuat ikatan
atau balutan di bagian yang patah atau terluka
h) Jangan membalut terlalu kuat atau longgar
i) Mencatat dalam catatan perawat

6. Hal- Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemasangan Bidai


a) Respon atau keluhan pasien
b) Observasi tekanan darah, nadi dan pernafasan
c) Pengikatan tidak boleh terlalu kencang atau terlalu longgar
d) Observasi vaskularisasi darah distal

Anda mungkin juga menyukai