Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER

PERTEMUAN 10

DYNAMIC ROUTING (BGP)

LUSIANA DIYAN NINGRUM (2210181051)

2 D4 TEKNIK KOMPUTER B

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

SURABAYA

2020
Praktikum 10
DYNAMIC ROUTING
BORDER GATEWAY PROTOCOL (BGP)

Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi dynamic routing menggunakan Packet Tracer


2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara kerja protocol Border Gateway Protocol (BGP)
3. Mahasiswa dapat menjelaskan perintah-perintah yang digunakan pada konfigurasi router

Dasar Teori

Router adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau
Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. ​Routing
adalah​ proses untuk memilih jalur (path) yang harus dilalui oleh paket. Jalur yang baik
tergantung pada beban jaringan, panjang datagram,​ type of service requested​ dan pola trafik.
Pada umumnya skema routing hanya mempertimbangkan jalur terpendek ​(the shortest path)​.
Pada prinsipnya, router digunakan untuk menghubungkan dan meneruskan data antara dua
atau lebih jaringan satu dengan jaringan lainnya. Saat ini, router lebih dikenal sebagai alat
untuk menghubungkan jaringan yang dipasang baik di rumah, kantor, warnet atau instansi
lainnya untuk terhubung ke Internet. Router umumnya dapat memblokir badai siaran yang
dapat mempengaruhi kinerja jaringan. Router sering bingung dengan switch, tetapi kedua
perangkat ini memiliki fungsi yang berbeda, pada router sebagai penghubung antara jalan
jaringan dan jalur jaringan lainnya. Sementara pada switch, ia berfungsi seperti jalanan yaitu
mengumpulkan jaringan-jaringan yang ada ke dalam satu jaringan dan membentuk LAN
(Local Action Network).
Routing Protocol​ maksudnya adalah protocol untuk merouting. Routing protocol
digunakan oleh router-router untuk memelihara /meng-update isi routing table. Pada dasarnya
sebuah routing protocol menentukan jalur (path) yang dilalui oleh sebuah paket melalui
sebuah internetwork. Contoh dari routing protocol adalah RIP, IGRP, EIGRP, dan OSPF.
Routed Protocol​ (protocol yang diroutingkan) maksudnya adalah protokol-protokol
yang dapat dirutekan oleh sebuah router. Jadi protocol ini tidak digunakan untuk ​membuild
routing tables​, melainkan dipakai untuk ​addressing​ (pengalamatan). Karena digunakan untuk
addressing, maka yang menggunakan routed protocol ini adalah end devices (laptop, mobile
phone, desktop, mac, dll). router akan membaca informasi dari protocol ini sebagai dasar
untuk memforward paket. Contoh routed protocol adalah IP, NetbeUI, IPX, Apple Talk dan
DECNet.
Alat dan Bahan Percobaan

1. Laptop
2. Packet Tracer

Perangkat yang Digunakan

Digunakan sebagai komputer host


Personal Computer yang terhubung dengan salah satu
router
Digunakan sebagai penghubung
Router antar router dan melakukan routing

Digunakan sebagai media transmisi


Kabel Copper Straight-Through antara switch dengan komputer dan
switch dengan router
Digunakan sebagai media trasnimi
Kabel Serial DCE
antar router

Topologi Jaringan Pertama

Gambar 1. Topologi Jaringan

Prosedur

1. Buatlah topologi seperti pada gambar 1 menggunakan simulator Packet Tracer, dimana
perangkat yang dibutuhkan yaitu :
a. End devices : PC
b. Network devices : Router
c. Connections : Copper Cross-Over, Serial DCE/DTE
2. Lakukan konfigurasi IP address, subnetmask, dan default gateway pada semua PC
PC0

PC1

3. Lakukan konfigurasi interface pada semua router baik melalui CLI atau router config
a. Konfigurasi pada FastEthernet
Router0
Router1

b. Konfigurasi pada serial


Router0

Router1
Catatan : kita dapat mengatur clock rate hanya dengan DCE interface
4. Lakukan konfigurasi routing dinamis menggunakan protocol BGP pada semua router
seperi berikut, selanjutnya jalankan perintah: #show ip bgp, kemudian tampilkan
hasilnya.
Router0

Router1
5. Jalankan perintah : #show ip bgp kembali pada Router1, bagaimana hasilnya? Kemudian
jalankan perintah : #show ip route pada semua router. Tampilkan hasilnya dan analisa
terhadap tabel routing.
Router0 #show ip bgp

Router0 #show ip route


Router1 #show ip route

6. Lakukan tes ping antar PC, kemudian tampilkan hasil percobaan anda
PC1 ke PC2

PC2 ke PC1
7. Gunakan perintah tracert untuk menganalisa pengiriman paket data dari pengirim hingga
penerima pada semua PC
PC1

PC2

8. Rancanglah sebuah topologi dimana anda mengintegrasikan topologi jaringan pada


gambar 1 dengan Interior Gateway Routing (IGP) routing, seperti redistribusi rute BGP
ke OSPF atau sebaliknya

9. Setelah anda merancang topologi jaringan beserta IP addressnya, lakukan konfigurasi


routing untuk melakukan redistribusi rute, kemudian lakukan pengujian koneksi
menggunakan tes ping dan tracert
Konfigurasi IP Address
PC0
PC1

Konfigurasi router pada FastEthernet


Router0

Router1
Konfigurasi router pada serial
Router0

Router1
Konfigurasi routing dinamis dengan IGP routing
Router0

Router1

Router0 #show ip route


Router1 #show ip route

Tes ping PC0 ke PC1 dan tracert


Tes ping PC1 ke PC0 dan tracert
ANALISA

Praktikum 10 ini bertujuan untuk melakukan konfigurasi dynamic routing dengan protocol
BGP menggunakan software Packet Tracer serta untuk menjelaskan maksud dari perintah –
perintah yang digunakan pada proses konfigurasi router. ​BGP (Border Gateway Protocol) adalah
sebuah protokol routing inter-Autonomous System dan salah satu jenis routing protokol yang banyak
digunakan di ISP besar (Telkomsel) ataupun perbankan, Fungsi utama sistem BGP adalah untuk
bertukar informasi network yang dapat dijangkau (reachability) oleh sistem BGP lain, termasuk di
dalamnya informasi-informasi yang terdapat dalam list autonomous system (AS). BGP berjalan
melalui sebuah protokol transport, yaitu TCP. Untuk merutekan paket antar-AS internal, kita akan
membutuhkan Interior Gateway Protocol. Sementara untuk merutekan paket ke AS lain, kita
membutuhkan Exterior Gateway Protocol. BGP mempunyai skalabilitas yang tinggi karena dapat
melayani pertukaran routing pada beberapa organisasi besar.

Percobaan pertama dilakukan dengan membuat topologi jaringan yang terdiri dari dua router
dan dua buah PC. Langkah pertama yang perlu dilakukan yakni konfigurasi pada IP Address
masing – masing PC agar router dapat meneruskan data dengan tepat karena memiliki alamat
yang jelas. Jika tidak dilakukan konfigurasi maka jaringan LAN tidak dapat terkoneksi
dengan jaringan yang lain. Kemudian, melakukan konfigurasi pada semua router baik pada
sisi interface FastEthernet maupun serial. Hal ini dikarenakan setiap interface harus memiliki
IP Address dan subnet mask.

Untuk melakukan konfigurasi melalui CLI terlebih dahulu masuk pada mode konfigurasi
global menggunakan perintah configure terminal kemudian dapat dilakukan konfigurasi
interface. Setelah itu untuk melakukan konfigurasi dynamic routing menggunakan protocol
BGP (Border Gateway Protocol). Misalnya pada router 0, konfigurasi dilakukan dengan cara
#router bgp 1001, yang artinya membuat AS dengan nomor 1001. Lalu menentukan network
PC yang terhubung langsung dengan router0, yaitu PC0 dengan network 10.1.1.0 mask
255.255.255.0. Setelah itu mendaftarkan IP address dari interface router tetangga yang
terhubung langsung dengan router0, yaitu router1 dengan IP 192.168.1.1 dan nomor AS nya
diset 1002. Setelah melakukan konfigurasi routing BGP pada router0, dilakukan cek ip bgp,
tetapi tabelnya kosong. Setelah router0 selesai dikonfigurasi, router1 juga dikonfigurasi
dengan cara yang sama, lalu melakukan cek ip bgp. Tabel IP BGP menampilkan
network-network yang terhubung pada router1, dengan informasi next hop, metric, locprf,
weight, path. Setelah konfigurasi pada router1 selesai, lalu mencoba kembali untuk cek ip
bgp pada router0, dan sudah terdapat informasi informasi network, next hop, path pada
router1. Penyebab pada pengecekan pertama pada router0 tadi #show ip bgp tidak
menampilkan apapun karena pada router1 belum dikonfigurasi, jadi router1 belum mendapat
informasi apapun dari router1. Selesai melakukan konfigurasi dynamic routing dan cek IP
BGP, kemudian melakukan pengecekan tabel routing untuk melihat apakah router sudah
terhubung dan sudah benar setting IP Addressnya. Pada tabel routing C artinya interface
terhubung langsung dan B artinya terhubung dengan protocol BGP. Contohnya pada router0,
interface yang terhubung langsung adalah 10.1.1.0 dengan interface Fa0/0 dan 192.168.1.0
dengan interface serial2/0. Sedangkan jaringan yang terhubung melalui protocol BGP adalah
172.16.1.0 melalui router1 192.168.1.1. Langkah terakhir adalah melakukan tes ping antar
PC. Pada praktikum yang telah dilakukan, hasil tes ping menunjukkan bahwa setiap PC sudah
berhasil terhubung. Hasil tracert juga menunjukkan bahwa data terkirim dengan benar,
contoh pada PC0, data dikirim melalui router0 dengan interface 10.1.1.1 Fa0/0, lalu
diteruskan ke router1 dengan IP 192.168.1.1 serial2/0. Lalu data diterima oleh PC1 yang
memiliki IP 172.16.1.2.

Pada praktikum kedua yakni merancang topologi jaringan dengan mengintegrasikan jaringan
topologi 1 dengan Interior Gateway Routing (IGP) routing, seperti redistribusi rute BGP ke
OSPF atau sebaliknya. Gambar topologi yang digunakan sama seperti topologi sebelumnya,
dengan konfigurasi IP Address pada PC, konfigurasi router yang sama pula. Perbedaannya
terletak pada konfigurasi routing dinamis, pada hal ini menggunakan #router eigrp. Nomor
AS pada router0 dan router1 sama yakni 1000(#router eigrp 1000). Kemudian menambahkan
network yang terhubung dengan router yang isinya adalah IP network dan wildcard mask
yang selanjutnya akan menampilkan informasi yang berisi informasi neighbor router.
Huruf D pada tabel routing yang dilakukan setelah seluruh langkah – langkah prosedur
selesai dilakukan berarti bahwa network telah terhubung dengan protocol EIGRP (Enchanced
Interior Gateway Routing Protocol). Selain itu pada pengetesan ping dan tracert didapatkan
hasil bahwa semua device telah terhubung.

KESIMPULAN

BGP (Border Gateway Protocol) berjalan melalui sebuah protokol transport, yaitu TCP.
Untuk merutekan paket antar-AS internal, kita akan membutuhkan Interior Gateway Protocol.
Sementara untuk merutekan paket ke AS lain, kita membutuhkan Exterior Gateway Protocol.
Konfigurasi dynamic routing BGP dilakukan dengan mengatur Autonomous Systrem(AS)
dari BGP, kemudian memasukan alamat Network Local yang ada, dan mengatur Alamat
router dan AS dari router yang akan dihubungkan.

TUGAS PERTANYAAN

1. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang Border Gateway Protocol (BGP).

Border Gateway Protocol (BGP) merupakan salah satu jenis routing protokol yang
digunakan untuk koneksi antar Autonomous System (AS), dan salah satu jenis routing
protokol yang banyak digunakan di ISP besar (Telkomsel) ataupun perbankan. BGP
termasuk dalam kategori routing protokol jenis Exterior Gateway Protokol (EGP).
Dengan adanya EGP, router dapat melakukan pertukaran rute dari dan ke luar jaringan
lokal Auotonomous System (AS). BGP mempunyai skalabilitas yang tinggi karena dapat
melayani pertukaran routing pada beberapa organisasi besar. Oleh karena itu BGP dikenal
dengan routing protokol yang sangat rumit dan kompleks.

BGP memiliki kemampuan untuk mengontrol dan mengatur trafik-trafik dari sumber
berbeda di dalam network multi-home (tersambung ke lebih dari 1 ISP/Internet Service
Provider). Tujuan utama BGP adalah untuk memperkenalkan kepada publik di luar
network (upsteram provider atau peer) tentang rute atau porsi spasi address yang dimiliki
dengan “meminta izin” membawa data ke suatu spasi address tujuan (meng-advertise).
Salah satu kelemahan yang mungkin dihadapi oleh BGP routing adalah ia
mempublikasikan rute yang tidak diketahui bagaimana cara mencapainya. Ini dinamakan
black-holing, yaitu melakukan advertise, atau meminta izin untuk membawa data, tetapi
beberapa bagian spasi address adalah milik orang lain, akibatnya proses advertise malah
menyulitkan.
2. Jelaskan apa yang dimaksud peers pada mekanisme routing BGP.

BGP-Peer yang dimaksud adalah protokol routing dinamik (BGP) yang dapat
memberikan informasi routing yang didapat secara otomatis dari Internet Exchange
NICE. ​Peers pada routing BGP adalah konsep untuk menghubungkan Router dengan AS
yang berbeda agar terhubung.
3. Jelaskan perbedaan internal BGP dan eksternal BGP.
IBGP (Internal BGP)

Internal BGP atau IBGP adalah sebuah sesi BGP yang terjalin antara dua router yang
menjalankan BGP yang berada dalam satu hak administrasi, atau dengan kata lain
berada dalam satu autonomous system yang sama. Sesi internal BGP biasanya
dibangun dengan cara membuat sebuah sesi BGP antarsesama router internal dengan
menggunakan nomor AS yang sama. Biasanya IBGP berguna untuk memungkinkan
router internal saling bertukar rute-rute yang didapat dari dunia luar. Dengan demikian
semua router saling dapat mengetahui rute-rute apa saja yang disimpan oleh
masing-masing router. Setelah mengetahui lebih banyak rute, maka jalan menuju ke
suatu situs di internet memiliki banyak pilihan. IBGP biasanya digunakan pada jaringan
internal ISP atau perusahaan-perusahaan besar. Tujuannya adalah agar antarsesama
router di dalamnya dapat saling bertukar informasi yang didapat dari dunia luar, atau
dengan kata lain dari AS number lain. Untuk menjalankan IBGP dalam jaringan
internal, sebuah sesi IBGP memerlukan bantuan routing protocol yang lain. Tujuannya
adalah agar router tetangga yang menjadi tujuan sesi IBGP dapat dicapai oleh router
tersebut. Hal ini diperlukan karena untuk membuka sebuah sesi BGP diperlukan
reachability ke tetangga tujuannya. Sebuah sesi IBGP antardua buah router atau lebih
tidak memerlukan koneksi secara langsung, atau dengan kata lain tidak memerlukan
koneksi Point-to-Point. Anda bisa membangun sesi IBGP antardua router meskipun
keduanya berada dalam jarak yang jauh, asalkan tidak terpisah dalam autonomous
system yang lain. Namun syarat untuk membuatnya demikian adalah desain dan
implementasi internal routing protocol yang baik. Internal routing protocol sangat
berguna untuk melakukan routing terhadap paket-paket komunikasi BGP sehingga bisa
sampai dari router asal ke router tujuannya.
EBGP (External BGP)

External BGP atau sering disingkat EBGP berarti sebuah sesi BGP yang terjadi
antardua router atau lebih yang berbeda autonomous systemnya atau berbeda hak
administratif. Tidak hanya sekadar beda nomor AS saja, namun benar-benar berbeda
administrasinya. Jadi misalnya router Anda dengan router ISP ingin dapat saling
bertukar informasi dengan menggunakan bantuan BGP, maka kemungkinan besar Anda
akan membuat sesi EBGP. Hal ini dikarena autonomous system router Anda dengan
router ISP dibuat berbeda. Pihak ISP tentu tidak akan memasukkan router BGP Anda
dalam autonomous systemnya karena memang bukan hak dan kewajiban mereka untuk
mengurus router Anda. Dengan perbedaan autonomous system ini, maka seperangkat
peraturan saat melakukan routing update tentu berbeda dengan apa yang ada dalam
IBGP. Untuk itulah sesi BGP jenis ini dikategorikan berbeda, yaitu sebagai External
BGP. Sesi External BGP biasanya dibuat dengan menggunakan bantuan media
point-to-point seperti misalnya line Point-to-Point serial, satelite Point-to-Point,
wireless Point-to-Point, dan banyak lagi. Sesi EBGP biasanya terjadi pada router yang
letaknya berada di perbatasan antara jaringan anda dengan jaringan lain, atau sering
disebut juga dengan istilah border router. Tujuan utama dibuatnya EBGP adalah untuk
memudahkan pendistribusian informasi routing dari pihak luar ke jaringan anda.

4. Jelaskan proses establishment untuk peering session pada protokol BGP.


Establishment adalah salah satu prosess dimana router yang menggunakan BGP telah
berhasil terhubung dengan router lain, dengan menggunakan protocol BGP. Atau
komunikasi antar router sudah terjalin. Proses estabilishment dilakukan dengan cara
mengkonfigurasi IP Address dan interface router neighbor yang terhubung langsung
dengan router menggunakan nomor AS neighbor tersebut. Contohnya pada router0
mengkonfigurasi neighbor yaitu router1 dengan IP Address 192.168.1.1 remote-as
1002. Lalu, pada router1 juga melakukan konfgurasi neighbor yaitu router0 dengan IP
Address 192.168.1.2 remote-as 1001. Baik router0 maupun router1 tersebut memiliki
nomor AS yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai