Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL

GAMBARAN MOTIVASI MAHASISWA KEPERAWATAN STIK GIA


PADA PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19
KOTA MAKASSAR

DISUSUN OLEH
NAHDATUL UMMIYATI HS
2118029

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2021

1
BAB I
LATAR BELAKANG
Covid 19 saat ini telah menjajah negara indonesia, dimana penyebaran penyakit tersebut
sangat cepat. Bukan hanya di Indonesia, bahkan di penjuru dunia saat ini sedang mengalami
krisis kesehatan. Awalnya penyebaran covid 19 sangat berdampak pada kegiatan ekonomi yang
mulai lesu, tidak hanya itu dilansir dari berita harian Kompas (2020) pemerintah di beberapa
daerah juga membuat kebijakan penutupan jalan hingga pembatasan wilayah untuk warga yang
ingin keluar masuk dalam suatu daerah yang juga disebut lockdown. Namun saat ini dampak dari
wabah tersebut juga dirasakan oleh dunia pendidikan. Perserikatan Bangsa Bangsa atau PBB
menyatakan bahwa salah satu sektor yang terdampak adanya wabah ini adalah dunia Pendidikan
(Purwanto dkk, 2020:1).
Hal tersebut membuat beberapa negara memutuskan untuk menutup sekolah maupun
perguruan tinggi. Sebagai upaya untuk mencegah penyebaran covid 19, World Health
Organization (WHO) merekomendasikan untuk menghentikan sementara kegiatan-kegiatan yang
akan berpotensi menimbulkan kerumunan massa. Bahkan selama merebaknya, covid 19 di
Indonesia, banyak cara yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebarannya dengan
social distancing, salah satunya dengan adanya Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) Direktorat Pendidikan Tinggi No. 1 Tahun 2020 mengenai
pencegahan penyebaran covid 19 di dunia Pendidikan. Dalam surat edaran tersebut
Kemendikbud menginstruksikan untuk menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh dan
menyarankan para peserta didik untuk belajar dari rumah masing-masing. Terhitung semenjak
bulan Maret lalu Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From Home (SFH)
Pendidikan adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh individu secara sadar dan terencana
untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dengan tujuan mendidik peserta didik
dalam mengembangkan potensi dirinya.1 Namun dewasa ini, masih banyak sekali permasalahan-
permasalahan di dalam dunia pendidikan yang dapat menghalangi tercapainya tujuan-tujuan
yang diharapkan.
Permasalahan di dalam pendidikan tersebut merupakan prioritas utama yang harus dipecahkan,
salah satunya menyangkut tentang masalah kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan saat ini
tengah mengalami tantangan sebagai dampak mewabahnya virus Covid-19.

2
Covid-19 menjadi pandemik global yang penyebarannya begitu menghawatirkan.
Akibatnya pemerintah harus bekerja sama untuk menekan laju penyebaran virus Covid-19
dengan mengeluarkan kebijakan agar seluruh warga masyarakat untuk melakukan social
distancing atau menjaga jarak. Sehingga dengan adanya kebijakan tersebut seluruh aktivitas
masyarakat yang dulu dilakukan di luar rumah dengan berkumpul dan berkelompok, kini harus
diberhentikan sejenak dan diganti dengan beraktivitas di rumah masing-masing.
Salah satu dampak social distancing juga terjadi pada sistem pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
dalam masa darurat penyebaran virus, Mendikbud menghimbau agar semua Lembaga pendidikan
tidak melakukan proses belajar mengajar secara langsung atau tatap muka, melainkan harus
dilakukan secara tidak langsung atau jarak jauh. Dengan adanya himbauan tersebut membuat
semua lembaga pendidikan mengganti metode pembelajaran yang digunakan yaitu menjadi
online atau dalam jaringan (daring).(Cahyani et al., 2020).
Dampak dari belum meredanya wabah covid 19 ini pembelajaran masih akan terus
dilakukan dari rumah masing-masing (study from home). Salah satu alternatif agar pembelajaran
tetap berjalan yaitu dengan pembelajaran dalam jaringan secara online. Moore et al (dalam
Firman dan Sari, 2020) menyebutkan bahwa pembelajaran online merupakan suatu kegiatan
belajar yang membutuhkan jaringan internet dengan konektivitas, aksesibilitas, fleksibilitas, serta
kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.
dampak yang diberikan covid 19 pada kegiatan belajar mengajar cukup terasa, hal
tersebut terlihat dari pembelajaran yang semestinya dilakukan secara langsung dan bermakna
sekarang hanya dapat dilakukan secara mandiri. Dengan begitu peserta didik melakukan
pembelajaran tidak langsung dengan memanfaatkan pembelajaran dalam jaringan atau daring
yang dirasa cukup tepat guna di situasi seperti saat ini. (Sourial et al., 2018)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai
berikut “Gambaran Motivasi Mahasiswa Keperawatan Stik Gia Pada Pembelajaran Daring Di
Masa Pandemi Covid-19 Kota Makassar”.

3
C.Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran motivasi mahasiswa keperawatan STIK GIA pada
pembelajaran daring di masa pandemic covid-19 Kota Makassar .
2. Tujuan Khusus
a. untuk mengetahui gambaran motivasi mahasiswa keperawatan Stik Gia tentang
definisi pembelajaran daring dimasa pandemic covid-19.
b. untuk mengetahui gambaran motivasi mahasiswa keperawatan Stik Gia
tentang penyebab pembelajaran daring dimasa pandemic covid-19.
c. untuk mengetahui gambaran motivasi mahasiswa keperawatan Stik Gia tentang
tatalaksana pembelajaran daring dimasa pandemic covid-19.
d. untuk mengetahui gambaran motivasi mahasiswa keperawatan Stik Gia tentang
efek jangka panjang pembelajaran daring dimasa pandemic covid-19.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk :
1. Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang diperoleh
sewaktu perkuliahan
2. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa untuk
melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan
oleh penulis.
3. Instansi kesehatan (puskesmas)
Memberikan masukan kepada pihak puskesmas dalam memberikan dan meningkatkan
pelayanan kesehatan yang optimal khususnya dalam perbaikan .

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka mengenai covid-19
1. Definsi covid-19
Pandemi adalah wabah penyakit yang menjangkit secara serempak dimana-mana,
meliputi daerah geografis yang luas. Pandemi merupakan epidemi yang menyebar
hampir ke seluruh negara atau pun benua dan biasanya mengenai banyak orang.
Peningkatan angka penyakit diatas normal yang biasanya terjadi, penyakit ini pun
terjadi secara tiba-tiba pada populasi suatu area geografis tertentu.
Coronavirus Disease (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus corona yang baru ditemukan dan dikenal sebagai sindrom pernafasan akut atau
parah virus corona 2 (SARS-CoV-2).19Coronavirus Disease ialah jenis penyakit yang
belum teridentifikasi sebelumnya oleh manusia, virus ini dapat menular dari manusia
ke manusia melalui kontak erat yang sering terjadi, orang yang memiliki resiko tinggi
tertular penyakit ini ialah orang yang melakukan kontak erat dengan pesien Covid-19
yakni dokter dan perawat.
Pandemi covid-19 yaitu wabah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
corona yang menerang pada saluran pernafasan manusia dan dapat menyebebkan
kematian, penyakit tersebut dapat menyerang siapa saja dan sekarang sudah terjadi
dimana-mana. Penyakit tersebut berasal dari daerah Wuhan China, dan penyakit
tersebut sekarang sudah menyebar kebanyak Negara termasuk negara Indonesia.
2. Tujuan Pelaksanaan Pendidikan
Pendidikan ialah suatu proses yang dibutuhkan untuk mendapatkan kesempurnaan
dalam pengembangan individu maupun masyarakat. Penekanan pendidikan dan
pengajaran lebih ditekankan dalam pembentukan kepribadian dan kesadaran individu
disamping dengan pembentukan keahlian.20 Pendidikan lebih dari sekedar
pengajaran yang dapat membentuk kepribadian saja akan tetapi pendidikan adalah
sebuah sarana untuk mentransfer ilmu, transformasi nilai dan pembentukan
kepribadian peserta didik dalam segala aspek yang harus dicangkup.

5
Aktifitas yang dilakukan yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki seorang peserta didik termasuk suatu
pendidikan yang sangat berarti yang dilakukan oleh seorang pendidik. Pendidikan
memiliki tujuan yaitu untuk membentuk manusia menjadi manusia yang beriman dan
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, memiliki rasa bertanggung
jawab dalam masyarakat dan bangsa, mampu berkarya, mampu bermasyarakat dan
berbudaya dengan baik. Dengan tujuan pendidikan tersebut maka akan terwujudnya
pendidikan yang dapat mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi penerus
bangsa yang bertanggung jawab dengan segala kewajibannya. Pembentukan karakter
yang berakhlak mulia, bertaqwa dan berilmu dapat pembentuk kepribadian yang baik
bagi para peserta didik dalam bermasyarakat dan berbangsa.

3. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pendidikan.


Dalam masa pandemi seperti ini banyak bidang yang merasakan dampaknya,
termasuk bidang pendidikan juga mengalami dampaknya. Bidang pendidikan
mengalami kesulitan dalam pembelajaran yang harus dilakukan dalam setiap harinya,
pembelajaran tetap berlangsung dengan pemanfaatan internet yang ada pada saat
sekarang ini. Beberapa dampak yang dirasakan dalam pendidikan ialah :
a) Keterbatasan teknologi antara guru dan siswa. Kendala ini banyak dialami oleh
guru yang kurang pemahaman dengan teknologi internet, guru akan merasa kesulitan
dalam pembelajaran daring yang akan terus berlangsung dimasa pandemi ini.
b) Sarana dan Prasarana Kurang Memadai. Sarana dan prasarana teknologi yang
kurang memadai akan memperlambat adanya pembelajaran daring tersebut.
Perangkat teknologi yang mahal membuat sarana dan prasarana menjadi terhambat
dan dengan adanya pandemi ini penghasilan ekonomi pun juga menurun.
c) Akses Internet Yang Terbatas. Akses internet yang belum sepenuhnya merata
ke daerah-daerah yang terpencil mengakibatkan terhambatnya proses pembelajaran
daring yang terlaksana. Tidak semua orang dapat menikmati internet ini terkadang
daerah yang terlihat mudah dalam akses internet pun sering merasakan lambatnya
akses internet yang ada.

6
d) Kurang siapnya penggadaan anggaran. Biaya juga menjadi penghambat akan
terlaksananya pembelajaran atau tidak, karena anggaran juga perlu disiapkan untuk
proses pembelajaran daring. Ketika pembelajaran harus terus berlangsung
dilaksanakan dan anggaran tidak ada maka juga akan terjadi suatu hambatan pada
pembelajaran.(Ii & Pustaka, 2020)

B. Tinjauan Pustaka Mengenai Motivasi belajar


1. Definisi Motivasi Belajar
Motivasi adalah usaha yang didasari untuk mengerahkan dan menjaga tingkah
seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai
hasil atau tujuan tertentu.
Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi)
yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan
(Frederick J.Mc.Donald dalam H Nashar, 2004:39). Tetapi menurut Clayton Aldelfer
dalam H.Nashar (20004:42) motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam
melakuka kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi hasil
belajar sebaik mungkin.
Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan
diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif
(Abraham Maslow alam H.Nashar, 2004:42) motivasi belajar adalah suatu dorongan
internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang atau individu untuk bertindak
atau mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan
terjadi.
Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk
belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar
siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya.

4. FUNGSI  MOTIVASI DALAM BELAJAR


Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka diperlukan adanya
motivasi. Perlu ditekankan bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan.
Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi:

7
a. Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi, sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan. Apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan
menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan
belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau
membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.
Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi motivasi lain. Motivasi dapat juga
sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu
usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha
yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar
itu akan dapat menelurkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa
akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peran motivasi baik instrinsik maupun
ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktivitas
dan mengarahkan serta memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, untuk itu guru perlu
mengenal siswa dan mempunyai kesanggupan kreatif untuk menghubungkan
pelajaran dengan kebutuhan dan minat siswa. Dalam hal ini Sardiman (1986 : 91-
94) mengemukakan bahwa ada beberapa bentuk dan cara yang dapat dilakukan
guru dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa di sekolah, antara lain :
1.      Memberi Angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan siswa. Angka-
angka yang baik bagi siswa merupakan motivasi yang sangat kuat, tetapi juga
banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin naik kelas saja.

8
Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka seperti itu
belum merupakan hasil belajar yang sejati. Oleh karena itu guru harus mencari
solusi bagaimana cara memberikan angka yang terkait dengan nilai yang
terkandung dalam setiap pengetahuan, sehingga tidak hanya nilai kognitif saja,
melainkan juga keterampilan dan apektifnya.
2.      Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu
demikian karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi
seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk pekerjaan tersebut.
3.      Saingan atau Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi belajar
siswa. Persaingan antar individu maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
4.      Memberi Ulangan atau Tes
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.
Yang harus diingat oleh guru jangan terlalu sering memberi ulangan, hendaknya
bila akan ulangan harus diberitahukan terlebih dahulu.
5.      Mengetahui Hasil
Semakin mengetahui grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi
pada diri siswa untuk terus belajar, dengan harapan hasilnya akan terus
meningkat.
6.      Pujian
Apabila ada siswa yang sukses atau berhasil menyelesaikan tugas dengan
baik, perlu diberikan pujian. Pujian merupakan bentuk motivasi yang positif.

7.      Hukuman
Hukuman sebagai bentuk motivasi yang negatif, tetapi kalau diberikan
secara bijak dapat menjadi alat motivasi yang baik.
8.      Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan pada diri anak didik
sehingga hasilnya akan lebih baik pula.

9
9.      Minat
Minat muncul karena ada kebutuhan. Proses belajar akan berjalan lancar
kalau disertai minat yang kuat.
10.  Tujuan yang Diikuti
Rumusan yang diikuti dan diterima baik oleh siswa merupakan alat
motivasi yang sangat penting. Dengan memahami tujuan yang harus dicapai,
maka akan timbul gairah untuk belajar.

3. CIRI-CIRI MOTIVASI
Untuk melengkapi uraian mengenai makna dan teori tentang motivasi, perlu
dikemukakan adanya beberapa ciri-ciri motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah
berhenti sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk
berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa.
4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu
saja sehingga kurang aktif).
6. Dapat mempertahankan pendapatnya. (kalau sudah yakni akan sesuatu)
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8. Senang mencari dan memecahkan maasalah soal-soal.

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti seseorang itu memiliki
motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan
belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun
mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri.
Siswa yang belajar dengan baik tidak terjebak pada sesuatu yang rutinitas dan mekanis. Siswa
yang harus mempertahankan pendapatnya, kalau ia sudah yakin dan dipandangnya cukup
rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus juga peka dan responsive terhadap berbagai masalah

10
umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Hal-hal itu semua harus dipahami benar oleh
guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat dan
optimal.

4       BENTUK-BENTUK MOTIVASI


Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi. Dengan
demikian bentuk-bentuk motivasi adalah sebagai berikut :
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
a. Motif-motif bawaan, yaiktu motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi ini tanpa
dipelajari.
b. Motif-motif yang dipelajari, maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari.
2. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refelks, instink, otomatis, nafsu. Sedangkan
yang termasuk motif rohaniah, yaitu kemauan
3. Motivasi intrinsic dan ekstrinik
a. Motivasi Ontrinsik
Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak
perlu dirangsang dari luar. Karena diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki tujuan orang yang
terididik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan
untuk menuju yang ingin dicapai adalah belajar. Tanpa belajar tidak mungkin mendapat
pengetahuan. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan.
Kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan
berpengathuan. Jadi, memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan
tujuan secara esensial, bukan sekedar symbol dan seremonial.

b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi

11
yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar
yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Perlu ditegaskan, bukan
berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Sebab, kemungkinan
besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen
lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga
diperlukan motivasi ekstrinsik.

5       UNSUR-UNSUR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR


Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar adalah:
a.       Cita-cita atau aspirasi siswa.
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil. Keberhasilan mencapai
keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan dikemudian hari cita-cita dalam
kehidupan. Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar
kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga
hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi
cita-cita.
b.      Kemampuan siswa.
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan
mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas
perkembangan.
c.       Kondisi siswa.
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani sangat mempengaruhi motivasi belajar.
d.      Kondisi lingkungan siswa.
Lingkungan siswa berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya,
kehidupan kemasyarakatan. Dengan kondisi lingkungan tersebut yang aman, tentram, tertib dan
indah maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e.       Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang mengalami
perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada
motivasi dan perilaku belajar.
f.       Upaya guru dalam membelajarkan siswa.

12
Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul setiap hari dengan puluhan atau
ratusan siswa. Sebagai pendidik, guru dapat memilil dan memilah yang baik. Partisipasi dan
teladan memilih perilaku yang baik tersebut sudah merupakan upaya membelajarkan dan
memotivasi siswa.

6. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR


Ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan motivasi belajar, yaitu lingkungan
budaya, keluarga, sekolah dan siswa itu sendiri. Motivasi belajar bisa menurun akibat ambisi
orang tua atau sistem peringkat di sekolah. Memaksa siswa menerima beban melebihi
kapasitasnya tentu saja membuat siswa berkembang secara tidak sehat. Keinginan menciptakan
siswa ”hebat” justru bisa menghasilkan siswa yang bermasalah.
Motivasi sebagai faktor utama dalam belajar yakni berfungsi menimbulkan, mendasari,
dan menggerakan perbuatan belajar. Menurut hasil penelitian melalui observasi langsung,bahwa
kebanyakan siswa yang besar motivasinya akan giat berusaha,tampak gagah,tidak mau
menyerah, serta giat membaca untuk meningkatkan hasil belajar serta memecahkan masalah
yang dihadapinya. Sebaliknya mereka yang memiliki motivasi rendah, tampak acuh tak acuh,
mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pembelajaran yang akibatnya siswa akan
mengalami kesulitan belajar.
Motivasi menggerakan individu, mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar yang
dirasa paling berguna bagi kehidupan idividu. Mempelajari motivasi maka akan ditemukan
mengaapa individu berbuat sesuatu karaena motivasi individu yidak dapat diamati secara
langsung, sedangkan yang dapat diamati adalah manifestasi dari motivasi itu dalam bentuk
tingkah laku yang nampak pada individu setidaknya akan menjadi mendekati kebenaran apa
yang menjadi motivasi individu bersangkutan.

C, Tinjauan Pustaka mengenai pembelajaran daring


a. definisi
Perkembangan teknologi informasi memiliki pengaruh besar terhadap perubahan dalam
setiap bidang. Salah satunya ialah perubahan pada bidang pendidikan. Teknologi dapat
dimanfaatkan dalam kegiatan proses belajar mengajar, yang dapat dikatakan merupakan
pergantian dari cara konvensional menjadi ke modern. (Gheytasi, Azizifar & Gowhary (dalam

13
Khusniyah dan Hakim, 2019:21) menyebutkan bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa
dengan adanya teknologi memberikan banyak pengaruh positif terhadap pembelajaran. Internet
telah dipadukan menjadi sebuah alat yang digunakan untuk melengkapi aktivitas
pembelajaran(Martins,2015). Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang
dilakukan dengan tidak bertatap muka langsung, tetapi menggunakan platform yang dapat
membantu proses belajar mengajar yang dilakukan meskipun jarak jauh.

b. tujuan pembelajaran daring


Tujuan dari adanya pembelajaran daring ialah memberikan layanan pembelajaran
bermutu dalam jaringan yang bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau peminat ruang
belajar agar lebih banyak dan lebih luas (Sofyana & Abdul, 2019:82). Ada beberapa aplikasi juga
dapat membantu kegiatan belajar mengajar, misalnya whatsapp, zoom, web blog, edmodo dan
lain-lain. Pemerintah juga mengambil peran dalam menangani ketimpangan kegiatan belajar
selama pandemi covid 19 ini. Melansir laman resmi Kemendikbud RI, ada 12 platform atau
aplikasi yang bisa diakses pelajar untuk belajar di rumah yaitu (1) Rumah belajar; (2) Meja kita;
(3) Icando; (4) Indonesiax; (5) Google for education; (6) Kelas pintar; (7) Microsoft office 365; (8)
Quipper school (9) Ruang guru; (10) Sekolahmu; (11) Zenius; (12) Cisco webex.
Tantangan dari adanya pembelajaran daring salah satunya adalah keahlian dalam
penggunaan teknologi dari pihak pendidik maupun peserta didik. Dabbagh (dalam Hasanah,
dkk., 2020:3). menyebutkan bahwa ciri-ciri peserta didik dalam aktivitas belajar daring atau
secara online yaitu :
1. Semangat belajar: semangat pelajar pada saat proses pembelajaran kuat atau tinggi
guna pembelajaran mandiri. Ketika pembelajaran daring kriteria ketuntasan pemahaman materi
dalam pembelaran ditentukan oleh pelajar itu sendiri. Pengetahuan akan ditemukan sendiri
serta mahasiswa harus mandiri. Sehingga kemandirian belajar tiap mahasiswa menjadikan
pebedaan keberhasilan belajar yang berbeda-beda.
2. Literacy terhadap teknologi : selain kemandirian terhadap kegiatan belajar, tingkat
pemahaman pelajar terhadap pemakaian teknologi. Ketika pembelajaran online/daring
merupakan salah satu keberhasilan dari dilakukannya pembelajaran daring. Sebelum
pembelajaran daring/online siswa harus melakukan penguasaan terhadap teknolologi yang akan
digunakan. Alat yang biasa digunakan sebagai sarana pembelajaran online/ daring ialah

14
komputer, smartphone, maupun laptop. Perkembangan teknologi di era 4.0 ini menciptakan
bayak aplikasi atau fitur–fitur yang digunakan sebagai sarana pembelajaran daring/online.
3. Kemampuan berkomunikasi interpersonal : Dalam ciri-ciri ini pelajar harus menguasai
kemampuan berkomunikasi dan kemampuan interpersonal sebagai salah satu syarat untuk
keberhasilan dalam pembelajaran daring. Kemampuan interpersonal dibutuhkan guna menjalin
hubungan serta interaksi antar pelajar lainnya. Sebagai makhluk sosial tetap membutuhkan
interaksi dengan orang lain meskipun pembelajaran online dilaksanakan secara mandiri. Maka
dari itu kemampuan interpersonal dan kemampuan dalam komunikasi harus tetap dilatih dalam
kehidupan bermasyarakat.
4. Berkolaborasi : memahami dan memakai pembelajaran interaksi dan kolaborasi.
Pelajar harus mampu berinteraksi antar pelajar lainnya ataupun dengan dosen pada sebuah
forum yang telah disediakan, karena dalam pembelajaran daring yang melaksanakan adalah
pelajar itu sendiri. Interaksi tersebut diperlukan terutama ketika pelajar mengalami kesulitan
dalam memahami materi. Selain hal tersebut, interaksi juga perlu dijaga guna untuk melatih jiwa
sosial mereka. Supaya jiwa individualisme dan anti sosial tidak terbentuk didalam diri pelajar.
Dengan adanya pembelajaran daring juga pelajar mampu memahami pembelajaran dengan
kolaborasi. Pelajar juga akan dilatih supaya mampu berkolaborasi baik dengan lingkungan
sekitar atau dengan bermacam sistem yang mendukung pembelajaran daring.
5. Keterampilan untuk belajar mandiri: salah satu karakteristik pembelajaran daring
adalah kemampuan dalam belajar mandiri. Belajar yang dilakukan secara mandiri sangat
diperlukan dalam pembelajaran daring. Karena ketika proses pembelajaran, Pelajar akan
mencari, menemukan sampai dengan menyimpulkan sendiri yang telah ia pelajari.
“Pembelajaran mandiri merupakan proses dimana siswa dilibatkan secara langsung dalam
mengidentifikasi apa yang perlu untuk dipelajari menjadi pemegang kendali dalam proses
pembelajaran” (Kirkman dalam Hasanah,2020). Ketika belajar secara mandiri, dibutuhkan
motivasi sebagai penunjang keberhasilan proses pembelajaran secara daring.
Pada penelitian terdahulu oleh Hasanah, dkk (2020) tentang analisis pelaksanaan
aktivitas belajar secara daring mahasiswa pada masa tanggap darurat covid 19, sehingga dengan
melihat fenomena tersebut peneliti ingin melakukan penelitian dengan tujuan untuk
mengidentifikasi pelaksanaan pembelajaran daring selama adanya kebijakan study from home
selama pandemi covid 19.

15
Kebijakan Pemerintah Daerah Pada Sektor Pendidikan Pasca Pandemi Covid 19
Pasca pandemi covid 19 masuk ke Indonesia dengan jumlah yang terdampak positif penderita
covid 19 semakin bertambah, maka kemudian pertengahan Maret 2020 untuk menekan angka penderita
covid 19, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah menghasilkan kebijakan dalam dunia pendidikan
yaitu meniadakan sementara pembelajaran tatap muka diganti dengan pembelajaran online (Fey dalam
CNNIndonesia, 2020). Kebijakan dari pemerintah yang mengatur hal tersebut ialah Surat Edaran
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Direktorat Pendidikan Tinggi No. 1 Tahun
2020 mengenai pencegahan penyebaran covid 19 di dunia Pendidikan. Dalam surat edaran tersebut
Kemendikbud menginstruksikan untuk menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh dan menyarankan
para peserta didik untuk belajar dari rumah masing-masing. Penyediaan materi kuliah yang dilakukan
secara online serta materi tersebut dapat diakses oleh siapapun yang membutuhkan dapat menjadi
salah satu pelayanan pendidikan lain yang dapat diakses melalui sarana internet.
Study From Home
Status kedaruratan kesehatan dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
telah ditetapkan pemerintah. Dengan keluarnya aturan tersebut, diminta kepada seluruh kepala
daerah tidak membuat kebijakan sendiri yang tidak terkoordinir. Pembatasan sosial ini
merupakan salah satu upaya untuk menghadapi wabah covid 19 dalam memutus mata rantai
penyebarannya. Pembatasan sosial berskala besar tersebut tertuang dalam Undang-Undang
Kekarantinaan Kesehatan Pasal 59 Ayat 2 pada tahun 2020 yang menyebutkan tujuan dari
peraturan ini adalah untuk mencegah meluasnya penyebaran penyakit, kedaruratan kesehatan
masyarakat yang sedang terjadi antar orang di suatu wilayah tertentu. Selanjutnya Undang-
Undang Kekarantinaan Kesehatan Pasal 59 Ayat 3 tahun 2020 menjelaskan bahwa “pembatasan
sosial berskala besar ini paling sedikit meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan
kegiatan keagamaan, dan atau pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum.” Hal
tersebut mengakibatkan untuk sementara waktu pembelajaran tidak dapat dilakukan di rumah.
Oleh karena itu, pembelajaran harus dilakukan di rumah masing-masing (study from home).
Salah satu hal yang harus dilakukan adalah pembelajaran daring supaya kegiatan belajar tetap
berjalan. Penggunaan virtual learning dalam proses pembelajaran jarak jauh diyakini
memberikan lebih kemudahan belajar, dapat berkomunikasi secara langsung sehingga materi
mudah untuk diterima (Munawaroh dalam Lestari, 2020). Namun untuk melakukan
pembelajaran daring diperlukan sarana dan prasarana yang memadai, misalnya jaringan

16
internet, smartphone, laptop maupun komputer. Hal penting yang berpengaruh adalah
pengertian orang tua, dukungan, serta bantuan.

17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep

Tahap penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka konsep. Konsep

adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suati

teori yang menjelaskan keterkaitan antara variable ( baik variable yang diteliti maupun

yang yang tidak diteliti). Kerangka konsep akan membantu peneliti menghubungkan

hasil penemuan dengan teori. (Nursalam, 2017)

INDEPENDEN DEPENDENT

Motivasi Belajar Mahasiswa


COVID-19

Pembelajaran Daring

Keterangan:

= variable penelitian independen

=variable penelitian dependen

= garis penghubung

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

18
B ,Defenisi Opersional

Tabel Defenisi Operasional

no Variable Defenisi operasional Kriteria objektif Skala


1 Motivasi Segala sesuatu yang 1. Baik jika skor ≥
belajar diketahui responden 10
mahasiswa tentang motivasi belajar 2. Kurang baik jika Ordinal
mahasiswa skor <10.
2 Pembelajara Tindakan yang dilakukan 1. Baik jika skor ≥
n daring responden untuk 20
megetahui kepuasan 2. Kurang baik jika Ordinal
mahasiswa terhadap skor < 20
pembelaran daring
2 Covid-19 Kondisi pandemic yang 1. Tidak terjadi jika
sedang melanda seluruh tidak ada gejala
dunia yang masih dan hasil swab
diperketat sistem antigen negative.
pencegahannya. 2. Terjadi jika ada
gejala yang Ordinal
signifikan dan
hasil swab
antigen positif

Tabel 3.1 Definisi Operasional

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey analitik ( survei atau penelitian yang

mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi), dengan

pendekatan Cross sectional Study (studi epidemiologi yang mengukur beberapa

variabel dalam satu saat sekaligus) yang bertujuan untuk mengetahui gambaran

motivasi mahasiswa keperawatan STIK GIA pada pembelajaran daring di masa

pandemic covid-19 Kota Makassar.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

19
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 17 - 30 Mei 2021

2. Tempat Penelitian.

Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja Kampus Stik Gia Makassar.

E. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah subjek (misalnya manusia/klien) yang memenuhi kriteria

yang telah ditetapkan (Nursalam, 2017). Populasi target penelitian ini adalah

Mahasiswa Stik Gia Makassar.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subyek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2017).

Dalam penelitian ini pemilihan sampel dengan cara Probablity Sampling

dengan tehnik pengambilan purposive sampling yaitu tehnik pengambilan

sampel dengan pertimbangan tertentu

F. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan quisioner/pertanyaan yang berhubungan

dengan motivasi mahasiswa stik gia pada pembejaran daring di masa pandemic

covid 19. Untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap, instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner yang dibagikan kepada

responden dengan menggunakan skala Guttman. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti sendiri dari 10 item

20
pernyataan tentang motivasi belajar dengan pilihan jawaban benar dan salah. Untuk

jawaban benar diberi nilai 2 dan untuk jawaban salah diberi nilai 0, sehingga nilai

median sebagai berikut:

Skor terendah x jumlah pernyataan( 0 x 20 ) = 0

Skor tertinggix jumlah pernyataan ( 2 x 10 ) = 20

0-10 merupakan rentang nilai responden, jika nilai ini di urut dari terkecil sampai

terbesar maka nilai median = 10

Untuk mengukur perilaku menggunakan skala Likkert, dengan pemberian skor

pada setiap alternative jawaban untuk jawaban pernyatan yang positif maka STS=1,

TS=2, S=3, SS=4, sedangkan untuk jawaban pernyataan negative maka STS=4,

TS=3, S=2, SS=1, dimana STS :Sangat tidak setuju, TS : tidak setuju, S : Setuju, SS

: Sangat setuju, pernyataan tentang sikap sebayak 10 item, sehingga nilai median

sebagai berikut :

Jumlah Skor terendah = Skor terendah x jumlah pernyataan

= ( 1 x 10 ) = 20

Jumlah Skor tertinggi = Skor tertinggi x jumlah pernyataan

= ( 4 x 10 ) = 40

Kriteria objektifnya = jumlah skor tertinggi-jumlah skor terendah

Kategori = 40 – 20 = 10
2

jika nilai ini diurut dari yang terkecil sampai besar maka nilai median = 10

Sedangkan, Untuk menetapkan covid-19, Tehnik yang digunakan ialah

menggunakan alat ukur swab antigen atau PCR.

21
G. Pengambilan Data Penelitian

1. Data Primer

Pengumpulan data secara langsung kepeda responden di Kampus Stik Gia

Makassar sebagai berikut:

Mengurus kelengkapan surat pengantar atau surat izin penelitian kepada

Ketua Stik Gia Makassar untuk melaksanakan penelitian

a. Mencari sampel dengan teknik Probability Sampling yaitu purposive

sampling.

b. Penelitian menjelaskan tentang tujuan penelitian kepada responden sebelum

memberikan lembar quisioner.

c. Setelah responden memahami tujuan penelitian, maka responden diminta

kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan partisipan.

d. Jika responden bersedia dan menandatangani lembar persetujuan partisipan,

maka peneliti memberikan lembar quisioner yang telah disediakan oleh

peneliti.

e. Setelah itu dilakukan pengumpulan data hasil jawaban dari observasi untuk

diolah dan dianalisis.

2. Data Sekunder

Data diperoleh dari Kampus Stik Gia Makassar yang digunakan sebagai data

pelengkap dan penunjang data primer yang ada relevansinya untuk keperluan

penelitian.

22
H. Pengolahan Data Penelitian

1. Seleksi Data (Editing)

Penulis akan melakukan penelitian terhadap data yang diperoleh dan diteliti.

Hasilnya tidak terdapat kekeliruan terhadap data yang diperoleh maupun diteliti.

2. Pengelompokan Data (Tabulating)

Setelah data diedit dalam master tabel, kemudian data dimasukkan kedalam

tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki. Setiap data yang dimasukkan ke proram

SPSS kemudian ditabulasi agar lebih mempermudah penyajian data dalam

bentuk distribusi frekuensi.

I. Analisis Data Penelitian

Setelah memperoleh nilai dari masing-masing table kemudian selanjutnya data

dianlisa program yang diguakan untuk menganalisa data penelitian yaitu Program

Statitical Package For Social Science (SPSS) versi 22.0.

1. Analisis Univariat

Dilakukan untuk mendapatkan hubungan umum dengan cara mendeskripsikan

tiap variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu distribusi frekuensinya.Pada

analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum karakteristik,

Motivasi belajar mahasiswa pada pembelajaran daring di Stik Gia Makassar.

2. Analisis Bivariat

Analisa ditujukan untuk menjawab tujuan penelitian dan menguji hipotesis

penelitian untuk mengetahui adanya hubungan variabel independen dan dependen

dengan menggunakan uji Spearman Rank.

23
J. Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti perlu memandang adanya rekomendasi

dari pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada instansi tempat

penelitian dalam hal ini Kampus Stik Gia Makassar.

Etika Penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subjek antara lain menjamin

kerahasiaan identitas responden dan kemungkinan terjadinya ancaman terhadap

responden maka segi etika penelitian harus diperhatikan.

Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebaga berikut:

1. Informed Consent / Lembar Pesetujuan

Lembar persetujuan ini akan diberikan kepada responden yang diteliti yang

memenuhi kriteria disertai judul penelitian dan manfaat penelitian.

Terdapat satu responden yang menolak untuk diteliti tetapi setelah diberikan

pengertian tentang tindakan atau intervensi yang akan dilakukan maka responden

tersebut merubah keputusan dan mau dan mau untuk diteliti selain tersebut tidak ada

hambatan untuk yang lainnya.

2. Anonimity / Kerahasiaan identitas

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden

tetapi lembar tersebut diisi dengan inisial nama responden untuk menjaga privasi dan

kehormatan responden.

3. Confidentiality/ Kerahasiaan Informasi

kerahasiaan informasi akan dijamin oleh peneliti dan hanya melaporkan data

tersebut yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

24
DAFTAR PUSTAKA

Cahyani, A., Listiana, I. D., & Larasati, S. P. D. (2020). Motivasi Belajar Siswa SMA pada
Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19. IQ (Ilmu Al-Qur’an): Jurnal Pendidikan
Islam, 3(01), 123–140. https://doi.org/10.37542/iq.v3i01.57
Ii, B. A. B., & Pustaka, A. T. (2020). Agus Purwanto, dkk “ Studi Eksplorasi Dampak … hal.5.
10–23.
Sourial, N., Longo, C., Vedel, I., & Schuster, T. (2018). Daring to draw causal claims from non-
randomized studies of primary care interventions. Family Practice, 35(5), 639–643.
https://doi.org/10.1093/fampra/cmy005

25

Anda mungkin juga menyukai