A. Studi Kasus
Studi kasus ini dilaksanakan di ruang IGD RSUD Pandan Arang Boyolali
pada tanggal 17 April 2017. Asuhan keperawatan ini meliputi pengkajian, data fokus,
1. Pengkajian
Pengkajian pada tanggal 17 April 2017 di IGD RSUD Pandan Arang Boyolali.
Data diperoleh dari wawancara dengan pasien, keluarga pasien dan hasil rekam
medis serta observasi langsung keadaan pasien. Identitas pasien sebagai berikut
dengan nama Ny. W , umur 57 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat Ampel
Boyolali, suku Jawa, bangsa Indonesia, status perkawinan menikah, agama islam,
pekerjaan ibu Tani, nomor catatan medis 401398, tanggal masuk 17 April 2017
pukul 08.30 WIB dengan diagnosa medis asma bronchial. Keluhan utama pasien
pengkajian ABCDE dan SAMPLE di dapatkan data fokus, Analisa data pertama
diperoleh data subjektif pasien mengatakan sesak napas, batuk sudah 3 hari, dan
secret sulit dikeluarkan. Data objektif didapatkan pasien tampak lemah dan
pernapasan 30x/menit tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 90x/menit. Analisa data
kedua diperoleh data subjektif pasien mengatakan sesak napas. Data objekftif
2. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan pengkajian pada hari Selasa tanggal 17April 2017 pukul 08.40
objektif. Data subjektif pasien mengatakan sesak napas, batuk sudah 3 hari
dan secret sulit dikeluarkan. Data objektif pada airway Ny. W didapatkan
pasien terlihat batuk, lemas, terdengar suara wheezing, terdapat secret pada
lobus paru atas. Tekanan darah 180/80 mmHg, pernapasan 30x/menit, nadi
b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan otot pernapasan, (D.
0005)
objektif. Data subjektif pasien mengatakan sesak napas. Data objektif pasien
3. Intervensi Keperawatan
dilakukan tindakan keperawatan 1x2 jam diharapkan jalan napas bersih dengan
menunjukkan jalan napas yang paten (pasien tidak merasa tercekik, irama nafas,
frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tidak ada suara napas abnormal), dan
April 2017 dengan NIC airway suction adalah auskultasi suara napas, berikan O2
dengan nasal kanul, gunakan alat yang streril setiap melakukan tindakan, lakukan
fisioterapi dada bila perlu. Pada intervensi kedua airway management adalah buka
jalan napas, posisikan semi fowler, keluarkan secret dengan batuk efektif, dan
perbaikan pola napas dengan kriteria hasil yaitu mendemonstrasikan batuk efektif
dan suara napas bersih, frekuensi pernapasan dalam rentan normal, mampu
april 2017 dengan intervensi keperawatan NIC airway management adalah buka
jalan napas, posisikan semi fowler, ajarkan batuk efektif, monitor status
pernapasan. Pada intervensi kedua NIC oxygen therapy adalah berikan O2 nasal
kanul, pertahankan jalan napas yang paten, pertahankan posisi pasien, monitor
aliran oksigen. Pada intervensi ketiga NIC vital sign monitoring adalah monitor
tekanan darah, monitor kualitas nadi, monitor frekuensi dan irama pernapasan.
4. Implementasi Keperawatan
dignosis keperawatan.
Pada diagnosis keperawatan pertama yang dilakukan adalah pada pukul 08.35
vital dan keadaan umum pada pukul 08.40 WIB, dari implementasi tersebut
diperoleh respon subjektif pasien mengatakan sesak napas, respon objektif adalah
28x/menit, suhu 36,4oC, terdapat pernapasan cuping hidung, tedapat retraksi dada,
terdengar suara wheezing. Pada pukul 08.45 WIB mengobservasi keluhan pasien,
napas, batuk dan secret sulit dikeluarkan. Pukul 08.55 WIB memasang infus dan
tangan kanan, tes darah lengkap dan kimia darah tanggal 17 April 2017
didapatkan hasil Hb 12,8 g/dl (normal 12-16), hematocrit 38,4 vol% (normal
(normal 70-150), SGOT 50u/L (normal 0-46), SGPT 24u/L (normal 0-42). Pada
pukul 09.10 WIB memberikan terapi nebulizer ventolin 0,25mg dan flexotide
0,5mg dari implementasi tersebut didapatkan respon subjektif pasien mengatakan
bersedia, respon objektif pasien kooperatif dan dahak bisa keluar sedikit.
pasien semi fowler dari implementasi tersebut diperoleh respon subjektif pasien
terlihat rileks dan nyaman, frekuensi pernapasan 28x/menit, suara napas wheezing.
28x/menit dan suhu 36,5oC, Pada pukul 09. 30 WIB memberikan injeksi ranitidine
bersedia, respon objektif pasien koperatif dan obat masuk melalui IV Line. Pukul
09.40 WIB memonitor bunyi napas pasien, dari implementasi tersebut didapatkan
frekuensi pernapasan 26x/menit dan masih terdengar suara wheezing. Pada pukul
respon subjektif pasien mengatakan sudah paham dengan apa yang sudah
diajarkan, respon objektif pasien kooperatif dan pasien terlihat mengulangi apa
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan pada tanggal 17 April 2017 pada pukul 10.50
keperawatan adalah :
Pada evaluasi diagnosis pertama ketidakefektifan bersihan jalan napas
mengatakan masih batuk dan secret sudah bisa keluar sedikit, data objektifnya
adalah keadaan umum pasien masih lemah, tekanan darah 130/70 mmHg, nadi
pernapasan, ajarkan batuk efektif, pertahankan pemberian oksigen dan posisi semi
fowler.
Pada evaluasi diagnosa kedua pola napas tidak efektif berhubungan dengan
sesak napas berkurang, data objektifnya adalah masih terdengar suara wheezing,
Pada pukul 12.30 WIB dipindahkan dibangsal untuk penanganan lebih lanjut
B. Pembahasan
Pada bab ini akan membahas keterkaitan temuan pada kasus nyata dengan teori
1. Pengkajian
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai
masalah yang ada (Hidayat, 2009).Karena menurut penulis dengan menggunakan
pola pengkajian tersebut sudah mencakup semua hal yang harus dikaji pada pasien
dengan asma.
a. Data yang ada dalam teori dan di temukan dalam kasus , di temukan data yang
1) Sesak napas
Batuk produktif adalah suatu bentuk tindakan reflek dari tubuh untuk
ditemukan masalah batuk produktif dan secret sulit keluar karena pada
seringkali terjadi sebagai akibat adanya sekresi atau edema kondisi ini
akumulasi secret.
pernapasan.
6) Kelemahan
pernapasan dan sesak napas, Dalam Dudut Tanjung (2014) pada pasien
selain itu dapat terjadi karena meningkatnya energi yang terjadi karena
2. Diagnosis Keperawatan
berlebihan.
secret.
napas, batuk sudah 3 hari dan secret sulit dikeluarkan. Data objektif pada
wheezing, terdapat secret pada lobus paru atas. Tekanan dara 130/80
jalan napas.
pernapasan.
Pola napas tidak efektif adalah Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak
data objektif. Data subjektif pasien mengatakan sesak napas. Data objektif
cuping hidung, napas dangkal dan cepat, terdengar suara napas wheezing,
3. Intervensi Keperawatan
penelitian yang ditemukan dan dipilih. Rencana keperawatan adalah bukti tertulis
dari tahap kedu dari tiga proses keperawatan yang mengidentifikasi masalah/
kebutuhan, tujuan hasil penelitian perawatan dan intervensi yang sudah didasari
dengan teori yang ada menurut diagnosa keperawatan, untuk mencapai hasil
4. Implementasi Keperawatan
dan sebagai alat ekspansi dada, Dalam Dudut Tanjung (2014) juga dilakukan
bronkodilator dengan obat yang sama untuk meredakan sesak napas serta dapat
dalam memonitor bunyi napas untuk dapat mengobservasi apakah masih ada
penumpukan sekret atu suara tambahan lainnya, Dalam Dudut Tanjung (2014)
juga dilakukan monitor suara napas, karena untuk mengetahui perubahan suara
efekif pasien bisa menggeluarkan dahak dengan cara batuk yang efektif, Dalam
Dudut Tanjung (2014) juga dilakukan mengajarkan batuk efektif karena agar
5. Evaluasi Keperawatan
lanjutkan, Akan tetapi pasien di pindah di ruang inap, secara umum dalam Dudut
Tanjung (2014), dijelaskan bahwa tindakan yang telah di lakukan pada pasien
dapat ,menggurangi masalah yang muncul seperti sesak napas, berkurang, sekret
bisa di keluarkan, setelah dilakukan memposisikan semi fowler , terapi okigen dan
pemberian bronkodilator.
C. Keterbatasan
tulis ilmiah ini meliputi aspek teoritis, metodologis, maupun hal- hal lain yang
Dalam aspek teoritis penulis mengalami kesulitan yaiut dalam mencari refrensi
yang dibutuhkan harus dalam waktu minimal 5tahun terakhir buku yang sesuai
dengan studi kasus beberapa ditemuakn dibawah 5tshun terakhir, Pada aspek
metodologis, penulis menyadari bahwa penulisan studi kasus ini terdapat beberapa
kesalahan misalnya salah dalam pengetikan pada penulisan. Ha- hal lain yang
menghambat jalnnya studi kasus ini yaitu pasien di pindahkan di ruang rawat inap.