A. Hasil
1. Pengkajian
suami.
Keluhan utama pasien saat dilakukan pengkajian adalah nyeri
sedang pada bagian anus serta adanya darah yang keluar setelah BAB.
Desember 2020 pukul 08.00 WIB pasien merasa nyeri setelah BAB
serta menemukan darah menetes dari anus. Nyeri tersebut terasa tajam
pada benjolananus dan juga perih pada daerah sekitar anus. Pasien juga
Pasien tidak dianjurkan untuk rawat inap, dan di pulangkan pada pukul
yang lalu sempat menemukan benjolan tiap kali selesai BAB, akan
tetapi tidak merasa sakit dan benjolan biasanya akan masuk secara
penyakit kardiovaskular.
akan tetapi hanya almarhumah ibu nya saja yang mengeluh nyeri.
Pada proses pengkajian nyeri didapatkan hasil lokasi nyeri di
daerah anus dengan skala 6 yang diukur dengan skala numerik. Nyeri
rasa nyeri pada skala 3. Kualitas nyeri yang dirasakan yakni nyeri
tajam. Nyeri biasanya timbul saat dan setelah defekasi, dan rasa perih
menahan rasa sakit. Rasa nyeri biasanya akan mereda apabila benjolan
dimasukkan secara perlahan kedalam anus, akan tetapi rasa nyeri akan
terasa lebih parah saat pasien mengalami konstipasi. Rasa nyeri yang
Nyeri pada pasien juga diikuti dengan gejala lain, yakni rasa gatal pada
daerah anus.
keluhan pada anggota tubuh yang lain, oleh karena itu didapakan hasil
berupa keadaan umum pasien baik, kesadaran composmentis, TTV
touche) dengan hasil berupa adanya benjolan seperti lipatan kulit dan
data subjektif dan data objektif. Data subjektif yang didapat yakni
nyeri berada pada skala 6 yang diukur dengan skala numerik. Kualitas
nyeri tergolong nyeri tajam dan biasanya muncul saat dan setelah
apabila nyeri datang, pasien akan merasa mudah marah dan terkadang
2. Diagnosa keperawatan
berupa pasien mengeluh nyeri pada benjolan, serta perih pada daerah
sekitar anus dengan skala 6 dengan kualitas nyeri dan biasanya muncul
kekuningan. Benjolan sedikit terlihat dari luar dan hanya terdapat satu
3. Intervensi
4. Implementasi
disusun.
kualitas nyeri tajam. Nyeri terjadi saat dan setelah defekasi. Pasien
telah diberikan.
diberikan.
kassa steril, dosis 2 gr. Pasien terlihat paham dan mengerti setelah
disusun.
distensi abdomen.
2 gr.
disusun.
5. Evaluasi keperawatan
benjolan pada anus, serta pada daerah anus. Nyeri berada pada skala 6
dengan kualitas nyeri tajam. Nyeri terjadi saat dan setelah BAB. Pasien
periksa tanda dan gejala konstipasi, anjurkan diit tinggi serat, anjurkan
terkontrol, akan tetapi kadang masih terasa terutama saat BAB. Nyeri
berada pada skala 4, kualitas nyeri tajam. Data objektif pada evaluasi
berada pada skala 3, nyeri sudah tidak terasa. Data objektif pada
pada evaluasi ini adalah masalah teratasi. Planning untuk kasus ini
keperawatan.
1. Pengkajian
ditentukan oleh proses ini (Rosyidin 2013). Pada studi kasus ini
pasien, lokasi nyeri, intensitas nyeri, kualitas nyeri, onset nyeri, cara
masalah pada pasien yakni nyeri akut. Nyeri akut didefinisikan sebagai
kurang dari 3 bulan (PPNI, 2016). Nyeri tersebut terjadi sebagai akibat
dari hemoroid yang telah mengalami prolaps yang disebabkan oleh
nyeri muncul saat dan setelah BAB serta dapat berkurang apabila
ini sesuai dengan teori Potter & Perry (2010) yaitu pada pasien dengan
2. Diagnosa keperawatan
akibat dari tekanan berulang yang terjadi pada bantalan anal, sehingga
muncul pada kasus ini adalah nyeri akut berhubungan dengan agen
PPNI, 2018).
rencana tindakan pada teori yang ada, dimana penulis hanya berfokus
pada masalah nyeri akut yang dirasakan pasien. Menurut (Tim Pokja
SIKI DPP PPNI (2018) dan Smeltzer & Bare (2002) intervensi
nyaman serta skala nyeri yang di ucapkan pasien turun hingga skala
tepat. ajarkan pasien dan keluarga tentang cara pemberian obat secara
mandiri.
4. Implementasi keperawatan
tercapainya tujuan dan hasil yang ingin dicapai (Potter & Perry,
2010).
secara mandiri.
Secara teori menurut Joyce (2014), penatalaksanaan nyeri pada
kali perhari. Kompres juga dapat dilakukan, hal ini akan membuat
intensitas nyeri.
5. Evaluasi keperawatan