Anda di halaman 1dari 3

PSYCHIATRIC DISORDERS

Definisi

Psychiatric Disorders (Gangguan kejiwaan) adalah penyakit mental yang didiagnosis oleh ahli
kesehatan mental yang sangat mengganggu pemikiran, suasana hati, dan / atau perilaku Anda
dan secara serius meningkatkan risiko kecacatan, rasa sakit, kematian, atau kehilangan
kebebasan.

Gejala lainnya berupa

1. Mood depresi
2. Kehilangan atau peningkatan berat badan yang nyata tanpa usaha khusus (contoh : perubahan
5% atau lebih berat badan dalam 1 bulan terakhir),
3. Sulit tidur atau tidur berlebih hampir setiap hari.
4. Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari (teramati oleh orang lain, bukan semata-
mata perasaan gelisah atau perlambatan yang subyektif).
5. Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari.
6. Perasaan tidak berguna atau rasa bersalah yang mencolok (bisa bersifat waham) hampir setiap
hari (bukan semata-mata menyalahkan diri atau rasa bersalah karena menderita sakit).
Etiologi

Faktor biologis (atau disebut gangguan mental organik)


 Gangguan pada fungsi sel saraf di otak.
 Infeksi, misalnya akibat bakteri Streptococcus.
 Kelainan bawaan atau cedera pada otak.
 Kerusakan otak akibat terbentur atau kecelakaan.
 Kekurangan oksigen pada otak bayi saat proses persalinan.
 Memiliki orang tua atau keluarga penderita gangguan mental.
 Penyalahgunaan NAPZA dalam jangka panjang, misalnya heroin dan kokain.
 Kekurangan nutrisi.

Faktor psikologis
 Peristiwa traumatik, seperti kekerasan dan pelecehan seksual.
 Kehilangan orang tua atau disia-siakan di masa kecil.
 Kurang mampu bergaul dengan orang lain.
 Perceraian atau ditinggal mati oleh pasangan.
 Perasaan rendah diri, tidak mampu, marah, atau kesepian.

Tujuan Terapi
Antidepresan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) bermanfaat untuk mengatasi depresi,
serangan panik, gangguan obsesif kompulsif, bulimia, atau sindrom disforik pramenstruasi.
Farmako terapi
1. Antidepresan, misalnya fluoxetine
2. Antipsikotik, seperti aripiprazole.
3. Pereda cemas, misalnya alprazolam.
4. Mood stabilizer, seperti lithium.

Patofisiologi
Teori kognitif telah mengeksplorasi bentuk serta isi karakteristik berpikir pasien depresi. Tidak
hanya kognisi yang condong ke negatif dan pesimis, tetapi jenis distorsi tertentu terjadi. Orang
yang depresi cenderung terlibat dalam "semua atau tidak sama sekali," pemikiran dikotomi: Jika
segala sesuatu tidak sepenuhnya satu arah, maka mereka harus menjadi lawan. Individu yang
depresi membuat kesimpulan yang tidak berdasarkan akal sehat (negatif) tentang peristiwa,
secara selektif mendeskripsikan detail negatif di luar konteks, generalisasi berlebihan
(menyimpulkan aturan negatif dari satu kejadian), memperbesar (negatif) dan meminimalkan
(yang positif), dan mengambil peristiwa pribadi yang mungkin tidak secara langsung tentang
mereka.

Anda mungkin juga menyukai