BAB II
PEMBAHASAN
Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku sesuai dengan ideal diri. ( Keliat B.A , 2002 ). Harga diri rendah adalah evaluasi diri
dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif, dapat secara langsung atau tidak
langsung di ekspresikan. Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.(Stuart dan Sundeen,
2005). Harga diri rendah adalah penilaian negative seseorang terhadap diri dan kemampuan
yang diekspresikan secara langsung dan tidak langsung (Bawlis,2002). Dari pengertian diatas
dapat disimpulakan bahwa harga diri rendah adalah sebagai perasaan negative terhadap diri
sendiri dalam kepercayaan diri yang gagal mencapai keinginan.
Data Objektif:
a. Produktivitas menurun
c. Penyalahgunaan zat
D. PSIKOPATOLOGI
Menurut Stuart (2005), berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam
konsep diri seseorang yaitu Faktor predisposisi yang merupakan faktor pendukung harga diri
rendah meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang
berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain
dan ideal diri yang tidak realistis. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah peran
gender, tuuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya. Faktor yang mempengaruhi
identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur sosial. Sedangkan faktor presipitasi munculnya harga diri rendah meliputi
trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksika kejadian yang
megancam kehidupan dan ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalami frustrasi.
Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman
dalam berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang penuh
permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana tidak mungkin mengembangkan kehangatan
emosional dalam hubungan yang positif dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman.
Klien semakin tidak dapat melibatkan diri dalam situasi yang baru. Ia berusaha mendapatkan
rasa aman tetapi hidup itu sendiri begitu menyakitkan dan menyulitkan sehingga rasa aman
itu tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan
realitas daripada mencari penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan.
Semakin klien menjauhi kenyataan semakin kesulitan yang timbul dalam mengembangkan
hubungan dengan orang lain.
Tanda dan gejala yang muncul pada gangguan konsep diri harga diri rendah yaitu
mengkritik diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan,gangguan dalam berhubungan, penurunan produktivitas, destruktif yang
diarahkan pada orang lain, rasa bersalah, ketegangan peran yang dirasakan, pandangan hidup
yang pesimis, adanya keluhan fisik, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung, menarik diri
secara realitas,penyalahgunaan zat dan menarik diri secara sosial.(Stuart & Sundeen, 1998,
hal. 230).melihat tanda dan gejala diatas apabila tidak ditanggulangi secara intensif akan
menimbulkan distress spiritual, perubahan proses pikir (curiga), perubahan interaksi sosial
(menarik diri) dan resiko terjadi amuk.
E. PENATALAKSANAAN
Menurut hawari (2001), terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah
dikembangkan sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih
manusiawi daripada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksud meliputi :
a. Psikofarmaka
Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu yang cukup singkat.
c. Dapat menghilangkan dalam waktu yang relative singkat, baik untuk gejala positif
maupun gejala negative skizofrenia.
Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya diperoleh
dengan resep dokter, dapat dibagi dalan 2 golongan yaitu golongan generasi pertama (typical)
dan golongan kedua (atypical). Obat yang termasuk golongan generasi pertama misalnya
chlorpromazine HCL, Thoridazine HCL, dan Haloperidol. Obat yang termasuk generasi
kedua misalnya : Risperidone, Olozapine, Quentiapine, Glanzapine, Zotatine, dan
aripiprazole.
b. Psikoterapi
Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang lain,
penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya ia tidak mengasingkan diri lagi karena
bila ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk
mengadakan permainan atau latihan bersama. (Maramis,2005)
c. Therapy Kejang Listrik ( Electro Convulsive Therapy)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara artificial dengan
melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau dua temples. Therapi
kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan denga terapi neuroleptika oral
atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik. (Maramis, 2005)
d. Therapy Modalitas
Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana pengobatan untuk skizofrrenia yang
ditujukan pada kemampuan dan kekurangan klien. Teknik perilaku menggunakan latihan
keterampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial. Kemampuan memenuhi diri
sendiri dan latihan praktis dalam komunikasi interpersonal. Therapi kelompok bagi
skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana dan masalah dalam hubungan kehidupan
yang nyata.
TINJAUAN KASUS
A. IDENTITAS
Pasien
Nama : Tn A
Umur : 28 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Penanggung jawab
Nama : Tn T
Umur : 53 Tahun
Pekerjaan : Wiraswata
D. FISIK
a. Tanda vital
TD: 100/60 mmHg, N: 86 x/mnt, RR: 22 x/mnt
b. Ukur
TB: 170 cm, BB: 64 kg
c. Keluhan Fisik
Klien mengatakn tidak ada keluhan fisik yang dirasakan sekarang.
E. PSIKOSOSIAL
a. Genogram
b. Konsep diri
- Citra Tubuh / Gambaran Diri
Klien mengatakan tidak memiliki pandangan buruk terhadap tubuhnya,klien
mengatakan merasa bersyukur diberikan tubuh yang sehat dan tidak cacad.
- Identitas
Klien mengatakan dirinya adalah seorang laki-laki yang bernama Tn. A,belum
mempunyai istri dan belum juga mendapatkan kerja
- Peran
Klien mengatakan dirinya dirumah sebagai kakak dari tiga adiknya,selama dirawat di
wisma sadewa klien merasa tidak berguna karena tidak bisa membiayai adiknya sekolah dan
merasa kurang beruntung dan merasa kesepian.
- Ideal diri
Klien mengatakan ingin menjadi lebih baik dari sekarang dan ingin menjadi yang
berguna bagi semua orang dan mendapatkan kerja lagi
- Harga diri
Klien merasa tidak berguna, karena tidak bisa membiayai sekolah adiknya dan
membanggakan orang tuanya klien mengatakan merasa kurang beruntung dan malu dengan
keadaannya sekarang yang tidak bekerja,sehingga klien menyendiri dan tidak mau bergaul
dengan temannya.
Orang yang berarti dalam hidup klien adalah ibunya. Jika ada masalah ibunya sebagai
tepat mencurahkan perasaanya . dan saat dirawat di rumah sakit jiwa klien mengatakan
merasa sendiri dan ingin diam saja tanpa mau berbagi masalah dengan orang lain.
- Peran serta kegiatan kelompok
Klien mengatakan tidak ada niat untuk berhubungan dengan orang lain dank lien
mengatakan lebih baik sendiri .Selama klien dirawat di Wisma Sadewa klien lebih bnayak
menyendiri , jarang berkomunikasi dengant eman-teman. Saat ada kegiatan klien mau bekerja
dengan motivasi. Saat di interaksi kontak mata klien kurang serta jawaban yang disampaikan
klien simple dan pendek.
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan tidak ada keinginan dalam berhubungan dengan orang lain dank
klien mengatakan ingin sendiri saja.
d. Spiritual
- Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan dia seorang muslim
- Kegiatan ibadah
Klien mengatakan jarang Sholat
ANALISIS DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Konsep Diri; Harga diri rendah
2. Isolasi social; Menarik diri
INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/
Tgl Diagnosa Ttd/Inisial
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan Perawat
Jam
4
X √
Terapeutik
1
X √
2
Keterangan
Edukasi
1 = meningkat √ = ekspektasi
2 = cukup meningkat X = kondisi saat ini 1
3 = sedang 2
4 = cukup menurun
Kolaborasi
5 = menurun
1
1. X √ 3
08.00 Terapeutik
X √ 1
X √ 3
Edukasi
Keterangan 1
1 = menurun √ = ekspektasi
2
2 = cukup menurun X = kondisi saat ini
3 = sedang
4 = cukup meningkat
5 = meningkat
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tgl No Dx Perncanaan
DX Keperawatan Tujuan Kreteria evaluasi Intervensi
Gangguan TUM : klien 1.Klien 1.Bina hubungan
konsep diri ; memiliki menunjukan saling percaya
harga diri konsep diri ekspresi wajah dengan
rendah yang positif. bersahabat menggunakan
,menunjukan rasa prinsip
TUK : senang, dan komunikasi
kontak mata, mau terapiutik ;
1.klien dapat
berjabat - Sapa klien
membina
tangan ,mau dengan ramah baik
hubungan
menyebutkan verbal maupun
saling
nama , mau non verbal.
percaya
menjawab - Perkenalkan diri
dengan
salam ,klien mau dengan sopan.
perawat
duduk - Tanyakan nama
berdampingan, lengkap dan nama
dengan perawat , pangilan yang
mau disukai klien.
mengutarakan - jelaskan tujuan
masalah yang pertemuan
dihadapi. - Jujur dan
menepati janji.
- Tunjukan sikap
empati dan
menerima klien
apa adanya.
-Beri perhatian
dan perhatikan
kebutuhan dasar
klien.
2.Klien dapat 2.Klien 2.1 Diskusikan
mengidentifi menyebutkan : dengan klien
kasi aspek tentang :
- Aspek positif
positif dan -Aspek positif
dan kemampuan
kemampuan yang dimiliki
klien yang
yang klien, keluarga dan
dimiliki klien.
dimiliki. lingkungan.
- Kemampuan
- Apek Positif
yang dimiliki klien
keluarga
2.2 Bersama klien
- Aspek positif buat daftar
lingkungan klien. tentang:
-Aspek positif
klien ,keluarga,
lingkungan.
- Kemampuan
yang dimiliki
klien.
2.3 Beri Pujian
yang realistis
,hindarkan
member penilaian
negative.
3.Klien dapat 3. klien mampu 2.4 Diskusikan
menilai menyebutkan denan klien
kemampuan kemampuan yang kemampuan yang
yang dimiliki dapat dapat
untuk dilaksanakan. dilaksanakan.
dilaksanakan. 2.5 Diskusikan
kemampuan yang
dapat dilanjutkan.
4.klien dapat 4.Klien mampu 4.1Rencanakan
merencanaka rencana kegiatan bersama klien
n kegiatan harian. aktivitas yang
sesuai dengan dapat dilakukan
kemampuan setiap hari sesuai
yang kemampuan klien:
dimiliki. - kegiatan mandiri
-kegiatan dengan
bantuan
4.2.Tingkatkan
kegiatan sesuai
kondisi klien.
4.3. Beri contoh
pelaksanaan
kegiatan yang
dapat klien
lakukan.
5. Klien 5.Klien dapat 5.1. Anjurkan
dapat melakukan klien
melakukan kegiatan sesuai melaksanakan
kegiatan jadwal yang kegiatan yang
sesuai dibuat. telah
rencana yang direncanakan.
dibuat. 5.2. Pantau
kegiatan yang
dilaksanakan
klien.
5.3. Beri pujian
atas usaha usaha
yang dilakukan
klien .
5.4. Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan
kegiatan setelah
pulang.
6.Klien dapat 6.Klien mampu 6.1. Beri
memanfaatka memanfaatkan pendidikan
n system system kesehatan pada
pendukung pendukung yang keluarga tentang
yang ada. ada di keluarga. cara merawat klien
dengan harga diri
rendah.
6.2. Bantu
keluarga
memberikan
dukungan selama
klien di rawat.
6.3. Bantu
keluarga
menyiapkan
lingkungan di
rumah.
EVALUASI KEPERAWATAN
P:
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
2. Masalah keperawatan yang muncul pada kasus ini adalah :
- Gangguan konsep diri ; harga diri rendah
B. SARAN
Diharapkan bagi perawat agar meningkatkan keterampilan dalam memberikan praktik asuhan keperawatannya, serta pengetahuannya
pada pasien dengan Harga Diri Rendah, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang maksimal dan dapat menjadi edukator bagi klien
maupun keluarganya.
Bagi Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa dengan adanya makalah ini dapat membantu dalam dalam pembuatan asuhan keperawatan.
Bagi Dunia Keperawatan
Diharapkan asuhan keperawatan ini dapat terus ditingkatkan kekurangannya sehingga dapat menambah pengetahuan yang lebih baik bagi
dunia keperawatan, serta dapat diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA