Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II yang diampu oleh :
Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
Transaksi perusahaan adalah bentuk pertukaran antar perusahaan yang paling sering terjadi secara
konseptual,eliminasi transfer persediaan antar perusahaan yang berelasi tidak berbeda dengan eliminasi jenis
trsansaksi antar perusahaan yang lain. Proses pencatatan untuk transfer persediaan antar perusahaan dapat menjadi
lebih kompleks dibandingkan pencatatan bentuk transfer yang lain. Sering terdapat berbagai jenis persediaan dan
beberapa persediaan dapat ditransfer dari satu perusahaan afiliasi ke perusahaan afiliasi lain. Ayat jurnal eliminasi
kertas kerja yang digunakan dalam penyusunan kertas kerja konsolidasi harus mengeliminasi seluruh pengaruh
transaksi antar perusahaan ang berelasi. Apabila transaksi tersebut merupakan transaksi persediaan antar perusahaan,
diperlukan ayat jurnal eliminasi untuk menghilangkan pendapatan dan beban yang terkait dengan transfer antar
perusahaan yang dicatat oleh masing-masing perusahaan.
Barang persediaan dijual keperusahaan yang berelasi sebesar biaya perolehan atau biaya tercatat perusahaan penjual.
Pada saat penjualan antarperusahaan tidak menghasilakan keuntungan atau kerugian, tidak diperlukan penyesuaian
atas jumlah persediaan dalam laporan posisi keuangan pada akhir periode untuk tujuan konsolidasi karena nilai
tercatat persediaan dalam pembukuan afiliasi pembeli saham dengan biaya perolehan afiliasi yang mentransfer dan
entitas konsolidasi. Pada penjualan persediaan menghasilkan keuntungan atau kerugian diperlukan satu ayat jurnal
eliminasi untuk menghilangkan pendapatan dari penjualan antar perusahaan dan beban pokok penjualan terkait yang
dicatat oleh penjual. Laba bersih konsolidasi tidak terpengaruh oleh ayat jurnal eliminasi tersebut jika transfer
dilakukan pada biaya perolean karena, baik pendapatan maupun beban pokok penjualan dikurangi oleh jumlah yang
sama.
Perusahaan menggunakan berbagai macam pendekatan berbeda dalam menetapkan harga transfer internal
perusahaan. Pada perusahaan tertentu, harga jual kepada afiliasi harganya sama dengan pelanggan lainnya. beberapa
perusahaan secara rutin menaikkan harga persediaan yang ditransfer pada afiliasi sebesar presentase biaya tertentu.
Perusahaan lain telah menguraikan kebijakan penentuan harga transfer yang dirancang untuk mendorong adanya
penjualan internal. Pada penjualan antarperusahaan termasuk keuntungan atau kerugian, ayat jurnal eliminasi
konsolidasi dalam periode transfer harus disesuaikan dengan akun laporan laba rugi konsolidasian dan laporan
keuangan adalah laporan Laba rugi : Penjualan dan beban pokok penjualan, Laporan posisi Keuangan : Persediaan.
Sebagian besar perusahaan menggunakan system pengendalian persediaan perpetual atau periodik untuk mencatat
persediaan dan beban pokok penjualan. Dalam system persediaan perpetual pembelian barang dagang didebit
langsung ke akun persediaan, penjualan memerlukan debit ke beban pokok penjualan dan kredit ke persediaan
sebesar biaya perolehan barang dagangan yang dijual. Plihan antara system persediaan periodic dan perpetual
menghasilkan ayat jurnal yang berbeda dalam pembukuan masing-masing perusahaan dan karena itu memerlukan
ayat jurnal eliminasi kertas kerja yang sedikit berbeda dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian. Karena
sebagian besar perusahaan menggunakan system persediaan perpetual.
Untuk tujuan konsolidasi, keuntungan tercatat atas penjualan prsediaan antarperusahaan diakui pada
periode persediaan tersebut dijual kepada pihak yang tidak berelasi. Sampai terjadinya penjualan kepada pihak luar
tersebut, semua keuntungan penjualan antarperusahaan harus ditangguhkan. Laba bersih konsolidasi harus
berdasarkan laba direalisasi dari afiliasi yang melakukan transfer. Karena keuntungan dari penjualan
antarperusahaan tercatat dalam pembuuan induk perusahaan, laba bersih konsolidasi dan keseluruhan klaim
pemegang saham induk perusahaan harus dikurangi sebesar nilai penuh keuntungan belum direalisasi
Pada saat perusahaan menjual persediaan barang dagangan ke afiliasi, terjadi satu dari tiga situasi berikut:
Contoh berikut adalah PT induk dan PT anak, digunakan untuk mengilustrasikan proses konsolidasi untuk masing-
masing alternative situasi. Asumsikan bahw PT induk membeli 80% saham biasa PT anak pada tanggal 31
Desember 20X0 sebesar nilai bukunya, yaitu Rp. 240.000.000, dan pada nilai wajar kepentingan nonpengendalian
PT anak pada tanggal yang sama dengan nilai wajarnya Rp. 60.000.000. Untuk ilustrasi pengaruh penjualan
downstream, asumsikan pada tanggal 1 Maret 20X1, PT Induk membeli persediaan seharga Rp. 7.000.000 dan
menjualnya ke PT anak seharga Rp.10.000.000 pada tanggal 1 april 20X1. PT induk mencatat ayat jurnal berikut
pada pembukaannya
1 Maret 20X1
1. (dr). Persediaan 7.000.000
(cr). Kas 7.000.000
Pembelian Persediaan
1 April 20X1
2. (dr). Kas 10.000.000
(cr). Penjualan 10.000.000
Penjualan persediaan ke PT Anak
3. (dr). Beban Pokok Penjualan 7.000.000
(cr). Penjualan 7.000.000
Beban pokok penjualan yang dijual ke PT Anak
PT Anak mencatat pembelian persediaan dari PT induk dengan ayat jurnal berikut
1 April 20XI
4. (dr). Persediaan 10.000.000
(cr). Kas 10.000.000
Pembelian Persediaan dari PT Induk
Penjualan Kembali Pada Periode Transfer Antarperusahaan
Untuk mengilustrasikan konsolidasi pada ssat persediaan dijual ke afiliasi dan dijual kembali ke non-afiliasi pada
periode yang sama, asumsikan pada tanggal 5 November 20X1, PT anak menjadi persediaan yang dibeli dari PT
Induk ke PT Nonafiliasi seharga Rp. 15.000.000. PT. Anak menjual persediaan ke PT Nonaffiliasi dengan ayat
jurnal berikut.
5 November 20X1
Pada saat persediaan dijual ke afiliasi dengan keuntungan, tetapi tidak dijual dalam periode yang sama, diperlukan
penyusaian untuk penyusunan laporan keuaangan konsolidasian pada periode terjadinya penjualan antarperusahaan
dan pada setiap periode berikutnya sampai persediaan tersebut dijual ke nonafiliasi. asumsikan bahwa PT Induk
membeli persediaan pada tahun 20X1 seharga Rp. 7.000.000 dan menjual persediaan tersebut kepada PT. Anak
selama tahun berjalan seharga Rp. Anak menjual persediaan tersebut ke PT Nonafiliasi seharga Rp. 15.000.000 pada
tanggal 2 januari 20X2. Tahun 20X1, PT Induk mencatat pembelian persediaan dan penjualan ke PT Anak dengan
ayat jurnal (1) sampai (3), yang telah dijelaskan sebelumnya, PT Anak mencatat pembelian persediaan dari PT
Induk denggan ayat jurnal (4). Pada tahun 20X2, PT Anak mencatat penjualan persediaan ke PT Nonafiliasi dengan
ayat jurnal (5) dan (6), yang telah dijelaskan sebelumnya.
Ayat Jurnal Metode Ekuitas Dasar-20X1
FIGUR 7-1
31 Desember 20X1, Kertas Kerja Konsolidasi, Periode Penjualan Antarperusahaan; Penjualan Persediaan
Downstream
Eliminasi
Pos PT Induk PT Anak Konsolidasi
Debit Kredit
Penjualan 400.000.000 200.000.000 10.000.000 590.000.000
Pendapatan dari 40.000.000 40.000.000
Anak Perusahaan
Kredit 440.000.000 200.000.000 590.000.000
Beban Pokok 170.000.00 115.000.000 7.000.00 278.000.0
Penjualan 0 0 00
Penyusunan dan 50.000.00 20.000.000 70.000.0
Amortisasi 0 00
Beban Lain 40.000.000 15.000.000 55.000.000
Debit (260.000.000) (150.000.000) (403.000.000)
187.000.000
Pendapatan untuk 10.000.00 10.000.0
Kepentingan 0 00
Nonpengendali
Laba Bersih, 180.000.000 50.000.000 60.000.000 7.000.000 177.000.000
dicatat ke depan
(carry forward)
Saldo Laba, 1 300.000.000 100.000.000 100.000.000 300.000.000
Januari
Laba Bersih, dari 180.000.000 50.000.000 100.000.000 177.000.000
atas
(60.000.000
) (30.000.000) 24.000.000
Dividen 6.000.000 60.000.000
Diumumkan
Saldo Laba, 31 420.000.00 160.000.00 37.000.00 417.000.0
Desember, dicatat 0 120.000.000 0 0 00
ke depan (carry
forward)
Kas 264.000.000 75.000.000 339.000.000
Piutan Usaha 75.000.000 50.000.000 125.000.000
Persediaan 100.000.000 75.000.000 3.000.000 172.000.000
Tanah 175.000.000 40.000.000 215.000.000
Bangunan dan 800.000.00 1.400.000.0
Peralatan 0 600.000.000 00
Investasi pada 256.000.00 16.000.00
Saham PT Anak 0 0
240.000.000
Debit 1.670.000.000 840.000.000 2.251.000.000
Akumulasi 250.000.00 220.000.000 470.000.0
Penyusutan 0 00
Utang Usaha 100.000.000 100.000.000 200.000.000
Utang Obligasi 400.000.000 200.000.000 600.000.000
Saham Biasa 500.000.000 200.000.000 200.000.000 500.000.000
Saldo Laba, dari 420.000.00 120.000.000 160.000.00 37.000.00 417.000.0
atas 0 0 0 00
Kepentingan 4.000.00
Nonpengendali 0
60.000.000 64.000.000
Kredit 1.670.000.000 840.000.000 360.000.000 360.000.000 2.251.000.000
FIGUR 7-2
31 Desember 20X2, Kertas Kerja Konsolidasi, Periode Penjualan Antarperusahaan; Penjualan Persediaan
Downstream
Eliminasi
Pos PT Induk PT Anak Konsolidasi
Debit Kredit
Penjualan 450.000.000 300.000.000 750.000.000
Pendapatan dari anak 60.000 60.000.00
perusahaan .000 0
Kredit 510.000.000 300.000.000 750.000.000
Beban pokok penjualan 180.000.000 160.000.000 3.000.000 337.000.000
Penyusunan dan 50.0 20.000.000 70.000.0
amortisasi 00.000 00
Beban lain 60.000.000 45.000.000 105.000.000
Debit (290.000.000) (225.000.000) (512.000.000)
238.000.000
Pendapatan untuk 15.000.000 15.000.000
kepentingan
nonpengendali
Laba bersih, dicatat ke 220.0 75.000.00 3.000.00 233.000.0
depan (carry forward) 00.000 75.000.000 0 0 00
Saldo laba, 1 Januari 420.000.000 120.000.000 120.000.000 417.000.000
3.000.000
Laba bersih, dari atas 220.000.000 75.000.000 75.000.000 3.000.000 233.000.000
640.000.000 195.000.000 640.000.000
Dividen diumumkan 60.000.000 40.000.000 32.000.000
8.000.000 60.000.000
Saldo laba, 31 580.0 198.000.00 43.000.00 580.000.0
Desember, dicatat ke 00.000 155.000.000 0 0 00
depan (carry forward)
Kas 291.000.000 85.000.000 376.000.000
Piutan usaha 150.000.000 80.000.000 230.000.000
Persediaan 180.000.000 90.000.000 270.000.000
Tanah 175.000.000 40.000.000 215.000.000
Bangunan dan 800.000.000 600.000.000 1.400.000.000
peralatan
Investasi pada saham 284.0 28.000.00
PT Anak 00.000 0
256.000.000
Debit 1.880.000.000 895.000.000 2.491.000.000
Akumulasi penyusutan 300.000.000 240.000.000 540.000.000
Utang usaha 100.000.000 100.000.000 200.000.000
Utang obligasi 400.000.000 200.000.000 600.000.000
Saham biasa 500.000.000 200.000.000 200.000.000 500.000.000
Saldo laba, dari atas 580.000.000 155.000.000 198.000.000 43.000.000 580.000.000
Kepentingan 7.000.000
nonpengendali
64.000.000 71.000.000
Kredit 1.880.000.000 895.000.000 398.000.000 398.000.000 2.491.000.000
PT Induk mencatat ayat jurnal metode ekuitas dasar berikut di tahun 20X1.
(21) Kas 24.000.000
Investasi pada Saham PT Anak 24.000.000
Mencatat dividen dari PT Anak :
Rp30.000.000 x 0,80
(22) Investasi pada Saham PT Anak 40.000.000
Pendapatan dari Anak Perusahaan 40.000.000
Mencatat dividen dari PT Anak:
RP50.000.000 x 0,80
Eliminasi
Post PT Induk PT Anak Debit Kredit Konsolidasi
Penjualan 400.000.000 200.000.000 (26) 10.000.000 590.000.000
Pendapatan dari Anak perusahaan 40.000.000 (23) 40.000.000
Kredit 440.000.000 200.000.000 590.000.000
Beban pokok Penjualan 170.000.000 115.000.000 (25) 7.000.000 278.000.000
Penyusutan dan Amortisasi 50.000.000 20.000.000 70.000.000
Beban Lain 40.000.000 15.000.000 55.000.000
Debit (260.000.000) (150.000.000) (400.000.000)
187.000.000
pendapatan untuk kepentingan non pengendali
Laba Bersih dicatat ke depan (carry Forward) (24) 9.400.000 (9.400.000)
180.000.000 50.000.000 59.400.000 7.000.000 177.600.000
Saldo Laba,1 Januari 300.000.000 100.000.000 (25)100.000.000 300.000.000
Laba Bersih dari atas 180.000.000 50.000.000 59.400.000 177.600.000
480.000.000 150.000.000 477.600.000
Dividen Diumumkan (60.000.000) (30.000.000) (23)24.000.000
(24) 6.000.000 (60.000.000)
Saldo Laba ,31 Desember, dicatat ke depan
(Carry forward) 420.000.000 120.000.000 159.400.000 37.000.000 417.600.000
Kas 264.000.000 75.000.000 339.000.000
Piutang Usaha 75.000.000 50.000.000 125.000.000
Persediaan 100.000.000 75.000.000 (26) 3.000.000 172.000.000
Tanah 175.000.000 40.000.000 215.000.000
Bangunan dan Peralatan 800.000.000 600.000.000 1.400.000.000
Inventasi pada Saham PT Anak 256.000.000 (23)16.000.000
(25)240.000.000
Debit 1.670.000.000 840.000.000 2.251.000.000
Akumulasi Penyusutan 250.000.000 220.000.000 470.000.000
Utang Usaha 100.000.000 100.000.000 200.000.000
Utang Obligasi 400.000.000 200.000.000 600.000.000
Saham Biasa 500.000.000 200.000.000 (25)200.000.000 500.000.000
Saldo Laba, dari atas 420.000.000 120.000.000 159.400.000 (24)37.000.000 417.000.000
Kepentingan Nonpengendali (25) 3.400.000
60.000.000 63.400.000
Kredit 1.670.000.000 840.000.000 359.400.000 359.400.000 2.251.000.000
FIGUR 7-3
31 Desember 20X1, Kertas kerja konsolidasi, Periode Penjualan Antarperusahaan; Penjualan Persediaan Upstream
Ayat jurnal eliminasi :
(23) Mengeliminasi pendapatan dari anak perusahaan
(24) Mengalokasikan laba ke kepentingan nonpengendali
(25) Mengeliminasi saldo investasi awal
(26) Mengeliminasi penjualan upstream antarperusahaan atas persediaan
Kas 32.000.000
Investasi pada saham PT 32.000.0000
Mencatat dividen dari PT Anak:
Rp40.000.000 x 0.80
Investasi pada Saham PT Anak 60.000.000
Pendapatan dari Anak Perusahaan 60.000.000
Mencatat dividen dari PT Anak:
Rp75.000.000 x 0,80
Metode Biaya
Jika menggunakan metode biaya, induk perusahaan mencatat dividen yang diterima dari anak perusahaan sebagai
pendapatan dan tidak membuat penyesuaian atas laba anak perusahaan yang tidak didistribusikan atau keuntungan
antarperusahaan yang belum direalisasi.
Berikut ayat jurnal eliminasi yang diperlukan dalam kertas kerja konsolidasi yang disusun pada akhir tahun 20X2,
PSAK No. 4 : Laporan konsolidasi seharusnya tidak memasukkan keuntungan atau kerugian dari transaksi antar-
perusahaan dalam grup. Karenanya setiap laba atau rugi antar-perusahaan didalam grup harus dieliminasi; konsep
yang biasanya diterapkan untuk tujuan ini adalah laba atau rugi kotor (bruto).
PSAK No. 4 : juga menekankan bahwa jumlah laba antar-perusahaan yang dieliminasi tidak dipengaruhi oleh
keberadaan minoritas dan harus dieliminasi semuanya. Alasan pengeliminasian laba dan rugi antar perusahaan
adalah bahwa manajemen dari perusahaan induk dapat mengendalikan semua transaksi antar-perusahaan, termasuk
otorisasi dan penetapan harga, tanpa tawar menawar antar-perusahaan afiliasi.Tujuan eliminasi adalah untuk
menunjukkan laba rugi dan posisi keuangan entitas yang dikonsolidasikan yang seharusnya tampak jika transaksi
antar-perusahaan tidak ada.Kebanyakan transaksi antar-perusahaan yang menyangkut keuntungan dan kerugian
dapat dikelompokkan ke dalam persediaan, aktiva tetap, dan obligasi.
OPINI
Laporan keuangan konsolidasian disusun untuk entitas yang dikonsolidasikan seolah-olah perusahaan tersebut
adalah satu perusahaan. Oleh karena itu, efek dari semua transaksi antara perusahaan dalam entitas harus
dihilangkan dalam menyiapkan laporan keuangan konsolidasi. Transaksi antarperusahaan terdapat berbagai macam
misalnya dalam transaksi jual beli persediaan, obligasi, dan transaksi atas asset tetap. Transaksi persediaan barang
dagang timbul karena unit pembelian lebih besar dari pada unit yang dijual. Untuk transaksi persediaan antar
perusahaan,penjualan antar perusahaan dan harga pokok penjualan harus dihilangkan. Selain itu, laba antar
perusahaan tidak dapat diakui dalam konsolidasi sampai dikonfirmasi oleh penjualan kembali untuk persediaan
kepihak eksternal. Keuntungan antar perusahaan yang belum direalisasi harus dieliminasi sepenuhnya dan
dialokasikan secara proporsional terhadap kelompok pemegang saham dari afiliasi penjualan.
Jika persediaan yang mengandung laba antarperusahaan yang belum direalisasi dijual selama periode tersebut, maka
beban pokok penjualan konsolidasi harus disesuaikan untuk mencerminkan biaya aktual kepada entitas
terkonsolidasi dari persediaan yang terjual; jika persediaan masih dipegang pada akhir periode,maka harus
disesuaikan dengan biaya sebenarnya ke entitas yang dikonsolidasikan Transaksi atarperusahaan induk dan anak
merupakan transaksi internal perusahaan yang akan mengakibatkan saldo akun resiprokal pada buku perusahaan
inflasi. Saldo akun resiprokal antar perusahaan harus dieliminasi kerugian dan keuntungannya inflasi harus di
eliminasi sampai tahap persediaan kepada pihak eksternal yang harus di konsolidasi.
DAFTAR PUSTAKA
Richard E.Baker, Valdean C.Lembke, Thomas E. King, advance Financial Accounting, Edisi ke 6 (2005). Diambil
dari https://www.academia.edu/40599310/Pertemuan_9_Transaksi_persediaan_antarperusahaan
Theodore E. Christensen, David M. Cottrell, Richard E. Baker, Kurnia Irwansyah Rais, Widhi Astono, Etty Retno
Wulandari, Akuntansi Keuangan Lanjutan – Perspektif Indonesia, Edisi ke 2, Buku 1, Salemba Empat, 2015.