Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KIMIA LINGKUNGAN
“Zat Aditif, Adiktif dan Psikotropika”

Disusun Oleh
Kelompok VII
Miftahul Rizky (1813040002)
Hikmawati (1813040010
Putri Azzahra (1813042002)
Sulhati (1813042008)
Annisa Tiara Ayu (1813042014)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat
limpahan Rahmat dan Izin-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Kimia Lingkungan dengan judul “Zat Aditif, Adiktif dan Psikotropika”. Salam
menyertai shalawat tak lupa kami hantarkan kepada baginda Rasulullah SAW
Sang Revolusioner sejati di tengah zaman kebodohan yang membelenggu
peradaban manusia di masa lalu dan patutnya dijadikan teladan bagi kita semua
khususnya dalam segi akhlak beliau yang sungguh luar biasa.
Suatu kesyukuran bagi selaku penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
meskipun masih terdapat kekurangan di dalamnya, olehnya itu keberadaan
makalah ini bukan saja sebagai bahan bacaan semata melainkan dibutuhkan
masukan atau saran-saran yang bersifat konstruktif dari pembaca khususnya
bapak dosen demi kelengkapan isi daripada materi yang mana merupakan sebagai
bahan pembelajaran.
Tentunya keberadaan makalah ini tak lepas dari sumbangsi materil
maupun moril dari beberapa pihak. Segala daya dan upaya bahkan kerja keras
mereka sebagai kekuatan terbesar kami dalam makalah ini meskipun hambatan
seringkali datang menghadang.
Akhirnya penyusun mengucapkan Alhamdulillah rabbil a’lamin sebagai
penutup prakata kami. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, 06 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan .................................................................... 2

BAB II Pembahasan
A. Zat Aditif ..................................................................................... 3
B. Zat Adiktif.................................................................................... 7
C. Psikotropika ................................................................................. 10

BAB III Penutup


A. Kesimpulan ................................................................................ 18
B. Saran .......................................................................................... 18

Daftar Pustaka ...................................................................................... 20


BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zat aditif, zat adiktif dan psikotropika sering dijumpai di sekitar kita
terutama zat aditif yang ditambahkan kedalam bahan makanan atau minuman.
Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan
kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang
mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan. Pada awalnya zat-zat aditif
tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan dan hewan disebut zat aditif alami.
Tetapi sekarang sudah ada zat aditif sintetik atau buatan manusia. Jika zat aditif
dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan masalah yang serius terhadap
kesehatan.
Zat adiktif berbeda dengan zat aditif, dimana zat ini dapat menimbulkan
ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang.
Kecanduan adalah suatu keadaan fisik (jasmani) maupun nonfisik (psikologis)
dari seseorang yang merasa tidak normal jika tidak menggunakan zat tertentu.
Biasanya si pecandu akan menuruti keinginannya dengan kembali mengonsumsi
zat tersebut. Sejak zaman dahulu, manusia sudah mengenal zat yang tergolong
adiktif, misalnya suku indian merokok dan mengunyah tembakau disetiap upacara
adat. Pada awalnya, semua bahan adiktif berasal dari tumbuh-tumbuhan. Contoh
umbuh- tumbuhan itu adalah ganja (cannabis sativa), opium (papaver Kelompok 6
Zat Aditif dan Zat Adiktif 2 somniverum), kokain (Erythroxylum coca),
mariyuana (Cannabis indica). Akan tetapi seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan alam, khususnya bidang kimia, saat ini manusia telah dapat membuat
bhan-bahan adiktif buatan (sintetis) yang berkemampuan sama dengan zat adiktif
alami. Zat adiktif sintetis ada berbagai macam jenis dan khasiatnya berbeda-beda.
Zat adiktif dan psikotropika merupakan zat yang sangat berbahaya bagi
kesehatan. Zat ini memiliki dampak negatif dan positif dalam penggunaannya
namun, masih banyak masyarakat yang menyalahgunakannnya. Oleh karena itu
penulis membuat makalah tentang zat aditif, zat adiktif dan psikotropika agar kita

1
lebih memahami tentang zat tersebut sehingga kita dapat membedakan sisi baik
dan buruk dari zat adiktif dan psikotropika.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian zat aditif dan bagaimana penggolongan zat aditif?
2. Apa pengertian dari zat adiktif dan bagaimana penggolongan zat adiktif?
3. Apa pengertian psikotropika dan macam-macam psikotropika?
4. Bagaimana dampak penggunaan zat adiktif dan upaya pencegahan dari
penggunaan zat adiktif?
5. Bagaimana dampak penggunaan psikotropika dan upaya pencegahan dari
penggunaan zat psikotropika ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian zat aditif dan penggolongan zat aditif.
2. Untuk mengetahui dari zat adiktif dan penggolongan zat adiktif.
3. Untuk mengetahui pengertian psikotropika dan macam-macam
psikotropika.
4. Untuk mengetahui dampak penggunaan zat adiktif dan upaya pencegahan
dari penggunaan zat adiktif .
5. Untuk mengetahui dampak penggunaan psikotropika dan upaya
pencegahan dari penggunaan zat psikotropika.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. ZAT ADITIF
1. Pengertian zat aditif
Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama
proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu.
Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu
dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi
yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan (Yandri, 2006).
Zat aditif makanan adalah zat atau campuran dari beberapa zat yang
ditambahkan ke dalam makanan baik pada saat produksi, pemrosesan,
pengemasan, atau penyimpanan dan bukan sebagai bahan baku dari makanan
tertentu. pada umumnya, zat aditif atau produk degradasinya akan tetap berada
dalam makanan, akan tetapi dalam beberapa kasus zat aditif dapat hilang
selama pemrosesan (Kemendikbud, 2004 ).
Zat aditif adalah bahan tambahan makanan yang berguna sebagai
pelengkap pada produk makanan dan minuman. Bahan ini umumnya
diperlukan dengan tujuan untuk memperbaiki rasa, memperindah bendtuk,
memberi warna yang menarik, menambah nutrisi sebagai vitamin dan mineral,
serta menjaga kesegaran dengan cara menghambat mikroorganisme. Zat aditif
terbagi menjadi dua yaitu zat aditif alami berasal dari tumbuhan dan hewan
serta zat aditif buatan merupakan hasil produksi manusia (Kurniawati, 2019).
2. Penggolongan zat aditif
Menurut Kurniawati (2019) bahwa berdasarkan fungsinya, jenis aditif
yang boleh digunakan untuk makanan yaitu:
a. Bahan pemanis
Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan
digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta makanan dan
minuman kesehatan (Praja, 2015). Bahan pemanis ditambahkan pada makanan
untuk memberikan rasa manis pada makanan atau dapat membantu

3
mempertajam penerimaan rasa manis tersebut. Zaman dahulu orang masih
menggunakan zat tambahan alami dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pemanis
alami yang sering digunakan sukrosa dan madu. Namun sekarang banyak yang
menggunakan pemanis buatan untuk menggantikan gula. Pemanis buatan yang
digunakan yaitu sakarin, siklamat, aspartam, sorbitol, dan sucralose
(Kurniawati, 2019).
b. Pemberi aroma dan penyedap rasa
Bahan pemberi aroma dan penyedap rasa adlah bahan yang dapat
memberikan, menambah, atau mempertegas rasa dan aroma makanan
1) Bahan pemberi aroma
Penambahan bahan pemberi aroma menyebabkan makanan dan
minuman memiliki daya tarik untuk dinikmati. Bahan pemberi aroma ada yang
berasal dari bahan segar, ekstrak dari bahan alami dan senyawa sintetis.
Golongan ester merupakan bahan pemberi aroma yang paling banyak
digunakan. Beberapa senyawa ester yang dapat digunakan untuk meniru rasa
buah-buahan antara lain isoamil asetat (rasa pisang), isoamil valerat (rasa apel),
isoamil butirat (rasa nanas), sobutil propionat (rasa rum) dan aroma cherry dan
almond juga dapat ditimbulkan oleh senyawa benzaldehid. Pemberi aroma
alami bisa berasal dari ekstrak buah segar misalnya pisang, strawberry dan
jeruk.
2) Bahan penyedap rasa
Bahan penyedap rasa digunakan dalam makanan untuk meningkatkan
rasa enak, menambah cita rasa, dan menekan rasa yang tidak diinginkan dalam
makanan. Bahan penyedap alami misalnya bawang putih, bawang bombay,
minyak esensial, dan garam dapur. Ada pula bahan penyedap rasa yang bersifat
sintetik, penyedap rasa sintetik yang paling dikenal di masyarakat adalah
monosodium glutamat (MSG) atau vetsin.
c. Pengembang adonan, pemutih, dan pematang tepung
Bahan pengembang adonan kue yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari dapat berupa jamur tertentu yang dikenal sebagai ragi atau yeast
dan zat kimia. Bahan pengembang kimia untuk membuat adonan kue yang

4
umum digunakan adalah natrium bikarbonat (NaHCO3). Bahan yang dapat
mempercepat proses pemutihan dan pematangan tepung antara lain asam
askorbat, aseton, dan kalium bromat.
d. Zat pemucat
Zat pemucat berfungsi mengoksidasi gugus sulfhidril dalam gluten
(protein dari terigu) menjadi ikatan disulfida, sehingga terbentuk polimer
panjang, lurus, dan berlapis-lapis. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi sebagai
penahan gelembung udara dan menyebabkan roti mengembang. Beberapa zat
pemucat antara lain benzoil peroksida, kalium bromat, kalsium iodat dan
nitrosil klorida.
e. Zat pengasam (Asidulan)
Zat pengasam mempunyai fungsi utama untuk memberikan rasa asam
pada makanan. Selain itu pengasam juga berfungsi sebagai pengawet, penegas
rasa, dan warna, mempermudah pengolahan, atau pengemulsi. Contoh asidulan
diantaranya aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat, asam asetat,
asam klorida, asam laktat, asam fosfat, asam tartat, asam fumarat, atau asam
malat.
f. Bahan pewarna
Bahan pewarna ditambahkan kedalam makanan dimaksudkan untuk
meningkatkan daya tarik konsumen dan membuat makanan menjadi lebih
bervariasi. Bahan pewarna makanan berdasarkan asalnya, digolongkan menjadi
tiga, yaitu pewarna alami, identik dengan pewarna alami dan pewarna sintetis
1) Pewarna alami
Pewarna alami lebih aman digunakan dibandingkan pewarna sintetis,
pewarna alami yang banyak digunakan di masyarakat antara lain kunyit, daun
suji dan daun pandan, gula merah, dan daun jati atau cabai. Zat warna dari
pigmen dan bahan bumbu terdiri atas, klorofil, karotenoid, flavonoid, dan
kapxantin
2) Pewarna identik alami
Pewarna identik alami merupakan pigmen atau zat warna yang dibuat
secara sintetis tetapi struktur kimianya mirip dengan pewarna alami. Pewarna

5
identik alami antara lain santoxantin (merah), apokaroten (merah-orange), dan
beta karoten (orange sampai kuning).
3) Pewarna sintetis
Pewarna sintetis sebelum digunakan harus melalui pengujian yang ketat.
Pewarna sintetis yang telah melewati pengujian dan diijinkan pemakaiannya
untuk makanan atau minuman disebut permitted colour atau certified colour.
Pewarna sintetis yang digunakan untuk makanan dikelompokkan menjadi dua,
yaitu FD& C dyes dan FD & C lakes
g. Antioksidan
Zat aditif yang tergolong antioksidan digunakan untuk melindungi zat
makanan yang mengandung ikatan rangkap karbn-karbon. Ikatan rangkap
karbon-karbon pada minyak dan lemak menyebabkan zat tersebut mudah
terosidasi oleh udara dan menimbulkan aroma tidak sedap (tengik).
Antioksidan dapat diperoleh secara alami maupun buatan. Antioksidan yang
bersifat alami antara lain riboflavin, tokoferol(vitamin E), asam askorbat
(vitamin C), beta karoten, dan fosfatida. Sedangkan yang termasuk antioksidan
buatan antara lain BHA (Butil hidroksianisol), BHT (Butil hidroksitoluen), dan
PG (propilgalat).
h. Bahan pengawet
Penambahan bahan pengawet dimaksudkan agar makanan tidak cepat
rusak ketika didistribusikan dan disimpan. Bahan pengawet adalah bahan yang
ditambahkan kedalam makanan dengan tujuan untuk mencegah atau
menghambat kerusakan mikrobiologis, yaitu kerusakan makanan yang
disebabkan oleh serangan mikroorganisme (bakteri/khamir/kapang). Bahan
pengawet tergolong menjadi dua yaitu bahan pengawet organik dan anorganik.
Asam-asam organik yang lazim digunakan adalah asam asetat, asam propionat,
asam sorbat atau asam 2-4-heksadienoat dan asam benzoat. Bahan pengawet
paling sering digunakan dan aman yaitu gula, garam, dan asam jawa sedangkan
untuk bahan pengawet anorganik yang sering digunakan adalah sulfit, nitrat
dan nitrit.

6
B. Zat Adiktif
1. Pengertian Zat Adiktif
Zat adiktif merupakan zat aktif yang jika dikonsumsi oleh organisme
hidup dapat memicu kerja biologi serta menimbulkan efek ketergantungan
atau adiksi yang sulit dihentikan. Jika kecanduan zat ini, kita akan selalu
ingin menggunakannya terus-menerus. Di sisi lain, apabila berhenti
mengkonsumsi zat ini, tubuh Anda akan cepat lelah dan merasakan sakit
yang luar biasa (Aditya, 2021).
Zat adiktif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan
secara terpisah, yaitu zat dan adiktif. Zat berarti bahan atau unsur yang
merupakan pembentuk (bagian-bagian yang mendukung) suatu benda.
Sedangkan adiktif berarti bersifat kecanduan atau bersifat menimbulkan
ketergantungan pada pemakainya. Sehingga, Zat adiktif adalah bahan yang
menyebabkan adiksi atau ketergantungan yang membahayakan kesehatan
dengan ditandai perubahan perilaku, kognitif, dan fenomena fisiologis,
keinginan kuat untuk mengkonsumsi bahan tersebut, kesulitan dalam
mengendalikan penggunaannya, memberi prioritas pada penggunaan bahan
tersebut dari pada kegiatan lain, meningkatnya toleransi dan dapat
menyebabkan keadaan gejala putus zat (Yahya dan Nida, 2020).
2. Penggolongan Zat Adiktif
Zat Adiktif selama ini sering kali dikaitkan dengan narkoba dan
obat-obatan terlarang lainnya. Padahal, tidak selamanya zat adiktif itu
merupakan narkoba atau termasuk ke dalam obat-obatan terlarang. Faktanya,
zat adiktif dapat ditemukan pada makanan atau minuman sehari-hari, seperti
teh dan kopi (Aditya, 2021).
Menurut Ramlawati dkk (2017), bahwa zat adiktif dibedakan
menjadi tiga kelompok, yaitu 1) zat adiktif bukan narkotika dan
psikotropika; 2) zat adiktif narkotika; dan 3) zat adiktif psikotropika.
Adapun penjelasan dan contoh dari masing-masing kelompok zat adiktif
adalah sebagai berikut:
(1) Zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika

7
Zat adiktif jenis ini sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari, bahkan mungkin juga sering kita konsumsi pada bahan
makanan atau minuman yang mengandung zat adiktif tersebut. Adapun
yang termasuk dalam zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika,
yaitu :
a. Kafein
Kafein terdapat dalam
kopi dan teh. Teh yang
mengandung kafein membuat
hampir sebagian besar dari kita
menjadi terbiasa untuk
mengkonsumsinya setiap hari.
Tetapi teh aman dan baik untuk dikonsumsi setiap hari dalam jumlah
yang wajar dan tidak berlebihan. Selain mengandung kafein, teh juga
mengandung theine, teofilin, dan teobromin dalam jumlah sedikit.
Sedangkan, kopi yang terbuat dari biji kopi yang disangrai dan
dihancurkan menjadi bubuk kopi umumnya dikonsumsi orang
dengan tujuan agar mereka tidak mengantuk sebab kafein dalam kopi
dapat meningkatkan respons kewaspadaan pada otak. Oleh karena itu
kopi tidak dianjurkan untuk diminum secara berlebihan.
b. Nikotin
Nikotin terdapat dalam
rokok yang dibuat dari daun
tembakau melalui proses
tertentu dan dicampur dengan
bunga cengkeh serta beberapa
macam bahan aroma.
Kandungan nikotin pada rokok
inilah yang menyebabkan orang menjadi berkeinginan untuk
mengulang dan terus-menerus merokok. Selain mengandung nikotin,
rokok juga mengandung tar.

8
(2) Zat adiktif narkotika
Narkotika merupakan
zat adiktif yang sangat
berbahaya dan penggunaannya
dilarang di seluruh dunia.
Penggunaan narkotika tidak
akan memberi efek positif pada tubuh melainkan akan memberikan efek
negatif. Jika digunakan maka penggunanya akan mengalami penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi bahkan
menghilangkan rasa nyeri, tetapi setelah itu penggunanya akan merasa
tergantung dan akan mengulangi secara terus-menerus untuk
menggunakan narkotika yang memiliki banyak jenis ini. Jika sudah
begini maka akan sulit untuk lepas dari jerat narkotika yang hanya akan
memberi siksaan pada penggunanya.
Narkotika hanya diperbolehkan dalam dunia medis yang
biasanya digunakan sebagai obat bius untuk orang yang akan dioperasi,
dan penggunaannya pun sesuai prosedur yang telah ditentukan dalam
standar kesehatan internasional. Jenis-jenis narkotika ini misalnya sabu,
opium, kokain, ganja, heroin, amphetamine, dll. Karena berbahayanya
maka menyimpan salah satu dari jenis narkotika tersebut akan
dikenakan hukuman yang sangat berat misalnya saja hukuman mati.
(3) Zat adiktif psikotropika
Psikotropika merupakan zat atau obat baik alamiah maupun
sintetis yang bukan merupakan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif,
berpengaruh selektif pada saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku seseorang. Zat psikotropika
dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan saraf pusat
dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai halusinasi, ilusi, gangguan
cara berpikir, dan perubahan alam perasaan. Psikotropika sendiri
merupakan zat atau obat, baik itu yang alamiah ataupun sintetik, tapi

9
bukan narkotika yang berguna sebagai psikoaktif yang mempunyai
pengaruh selektif dalam susunan syaraf pusat yang dapat menimbulkan
perubahan khas aktivitas mental serta perilaku. Hampir semua zat
adiktif masuk dalam psikotropika, namun tidak semua psikotropika
dapat menyebabkan ketergantungan
3. Dampak Penggunaan dan Upaya Pencegahan dari Penggunaan Zat

Adiktif

a. Dampak Penggunaan Negatif Zat Adiktif

1. Dampak kesehatan
Dampak kesehatan akibat penggunaan zat adiktif dan psikotropika, yaitu:
a) Mengurangi kemampuan darah dalam menyimpan oksigen karena
zat ini mengandung racun yang berbahaya.
b) Mengakibatkan kanker.
c) Menyebabkan kesulitan dalam bernapas.
d) Penurunan daya ingat.
e) Kerusakan hati/kanker hati.
f) Menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation).
g) Menimbulkan semangat.
h) Merasa waktu berjalan lambat.
i) Pusing,kehilangan keseimbangan tubuh/ mabuk.
j) Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.
k) Menimbulkan euphoria.
l) Mual,muntah,sulit buang air besar.
m) Kebingungan (konfusi).
n) Berkeringat.
o) Pingsan dan jantung berdebar-debar.
p) Gelisah dan berubah suasana hati.
q) Denyut nadi melambat.
r) Tekana darah menurun.
s) Otot-otot menjadi lemah.

10
t) Pupil mengecil dan gangguan penglihatan.
u) Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.
v) Banyak bicara.
w) Gangguan kebiasaan tidur..
x) Gigi rapuh,gusi menyusut karena kekurangan kalsium.
y) Tekanan darah meningkat.
2. Dampak sosial
Dampak sosial yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan zat adiktif
dan psikotropika oleh manusia.
a) Susah dalam bersosialisasi.
b) Tidak percaya diri.
c) Sulit pengendalian diri.
d) Susah menyambung pembicaraan.
e) Berpikiran negatif pada diri sendiri.
f) Bergembira secara berlebihan.
g) Lebih banyak berdiam diri.
h) Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu
biasanya tukang candunarkoba akan bersikap anti sosial. keluarga akan malu
besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang.
i) Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah
atau perguruan tinggi alias DO / drop out.
j) Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba
akan gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal.
k) Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta
menjalani kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya.
l) Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa
lahir batin..
m) Mendorong pemakainya untuk melakukan tindak kriminal karena
harganya mahal dan sudah ketergantungan terhadap obat itu,sehingga
pemakai akan memaksakan diri untuk mengkonsumsi obat itu.
3. Dampak Ekonomi

11
Berikut ini beberapa dampak dalam bidang ekonomi akibat dari
penggunaan zat adiktif dan zat psikotropika oleh manusia.
a) Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan
perawatan kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
b) Masalah keuangan. Obat-obatan yang dikonsumsi biasanya
mahal.Namun, bila sudah kecanduan maka pengguna akan melakukan
apa saja untuk mendapatkannya. Mereka bisa menjual barang pribadi
atau mengambil milik orang lain dan keluarga.
c) Pemakai tidak akan dapat menabung dan memenuhi kebutuhan
pokoknya sebagai manusia biasa,karena pemakai akan lebih
mementingkan obat itu daripada kebutuhan pokoknya.
B. Upaya Pencegahan dari Penggunaan Zat Adiktif

Bahan Adiktif lain adalah bahan atau zat lain yang tergolong Narkoba, akan
tetapi tidak diatur dalam Undang-undang tetang Narkotika atau Psikotropika.
Contoh bahan adiktif lain: (a) Nikotin yang terdapat tembakau; (b) Kafeinpada
kopi, teh, minuman penyegar, dan padabeberapa jenis obat; (c) Alkohol, yaitu
minuman yang mengandung alkohol; dan (d) Bahan pelarut bagi keperluan rumah
tangga, industridan kantor, seperti lem, tiner, dan bensin, yangdis ebut solven atau
inhalan sia, yang selanjutnya disebut inhalans.
Pencegahan adalah kegiatan penyuluhan dan bimbingan untuk memberi
pengetahuan dan kesadaran, tentang akibat buruk/bahaya penyalahgunaan zat
adiktif, untuk meningkatkan ketahanan daya tangkal perseorangan, keluarga atau
masyarakat terhadap masalah penyalahgunaan napza. Upaya pencegahan ini
dilaksanakan melalui kegiatan diskusi, peningkatan kemampuan teknis,
penyuluhan sosial (Depsos RI; 2003: 119). Lebih lanjut Yuanita Fachril
menyatakan bahwa yang menjadi sasaran tindakan preventif ini ada tiga
lembaga, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
1.Keluarga
a. Peran keluarga dalam pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan zat
adiktif membentuk pribadi yang baik. Tiada alasan repot mengurus soal
pekerjaan sehingga orang tua tidak sempat memperhatikan kehidupan

12
anak yang hidup tanpa kasih sayang. Ayah dan ibu mempunyai kekuasaan
sepenuhnya untuk membentuk pribadi yang baik terhadap kehidupan
anak-anak. Kebiasaan hidup, hormat menghormati, sopan santun
terhadaporang tua harus dimulai sejak masih kanak-kanak. Dalam hal
kehidupan beragama pun orang tua yang harus memulainya dari kecil.
Mereka harus dibimbing mengenai Tuhan, mengenai kewajiban, belajar
agama sehingga mengetahui berbagai perintah dan larangan Tuhan.
b. Para orang tua wajib melarang anak-anaknya untuk tidak merokok dan tidak
minum minuman keras. Sebagai pintu gerbang penyalahgunaan narkotika itu
kebiasaan merokok dan meminum minuman keras. Dari kebiasaan
merokok akan menanjak maju pada taraf mengisap ganja dan sampai ia
menghisap morfin, kemudian menginjeksi atau menyuntikan barang-barang
berbahaya itu ke dalamtubuhnya.
c.Kontrol Orang tua mengawasi sikap,t ingkah laku, dan kebiasaan anak-anak
secara terus menerus , apa yang dibawaanak, apa isi tas sekolah anak, perlu
dikontrol dan bila terdapat hal-hal yang tidak sewajarnya, anak harus
diberiperingatan. Demikian pula siapa temanbermain anak dan kemana mereka
pergiperlu diketahui oleh orang tua.
d. Orang tua mengisi waktu luang anak jangan dibiarkan kosong sehingga ia
berkesempatan untuk berbuat iseng.Isilah waktu luang anak dengan acara-acara
sesuai bakat dan minat yang berguna untuk meningkatkan keterampilan anak.
2. Sekolah
Sekolah Anak sekolah dari kelompok umur 13 – 20tahun, masih sangat rentan
terhadap bahaya penyalahgunaan zat adiktif ,mereka berupaya mencari jati diri.
Perkembangan biologi masa pubertas,perkembangan kejiwaan, rasa ingin
tahuyang tinggi dapat menyeret mereka padapengalaman yang tidak semestinya.
Jadi penting artinya membentengi merekadengan langkah-langkah yang tepat.
Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari para pendidik atau para
guru untuk menangkal bahaya penyalahgunaan zat adiktif di sekolah adalah
sebagai berikut.

13
a. Perlu diadakan penyuluhan danbimbingan terhadap masalah zat adiktif oleh
tenaga ahli semisal dokter sehingga memiliki imunitas atau kekebalan terhadap
bahaya zat adiktif
b. Perlu diadakan kontrol terhadap tempat-tempat yang mencurigakan disekolah
dan sekitarnya serta diadakan informan khusus . Sekali- sekali diadakan razia,
baik oleh para guru maupun dibantu oleh petugas darikepolisian.
c.Hubungan yang harmonis antara pendidik dan siswa, atau antara gurudan murid,
sehingga komunikasi menjadi lancar. Demikian juga perlu dibina hubungan kerja
sama antara pendidik atau para guru dengan orangtua murid, terutama dalam
usaha pengebalan atau imunitas terhadap bahaya zat adiktif
d.Jika terdapat siswa yang menjadi penghisap ganja atau morfinis lainnya, para
guru tak usah panik, takut akan ancaman anak-anak. Pihak sekolah harus segera
menghubungi pihak kepolisian yang terdekat untuk penyelidikan lebih lanjut.
Demikian pula terhadap orang tua murid harus segera diberi tahu agar tidak terjadi
salah paham.
3. Masyarakat
Dalam masyarakat terdapat komponen kerohanian seperti ulama, tokoh
masyarakat, pemimpin kepemudaan, danl ain-lain. Para tokoh masyarakat tersebut
bekerjasama memberi wawasan dari masing-masing tokoh masyarakat untuk
memberi bekal menangkal penyalahgunaan napza. Ada tiga hal yang perlu
disampaikan kepada remaja, yaitu : (1) apa dan bagaimana napza itu; (2) siapa
yang berwenang memiliki; dan (3) mengedar dan memakainya dan bagaimana
segi hukum pemakai napza ditinjau dari sudut agama dan hukum pidana.

C. Psikotropika
1. Pengertian Psikotropika
Psikotropika adalah suatu zat atau obat yang bisa berpengaruh pada
pikiran dan sistem saraf penggunanya. Psikotropika ini bisa didapat secara
alamiah maupun buatan manusia (sintetik) yang bersifat psikoaktif dan
berpengaruh pada susunan saraf pusat sehingga akan menyebabkan
perubahan pada aktivitas mental dan perilaku

14
Psikotropika bisa menurunkan kinerja otak atau merangsang
susunan syaraf pusat sehingga akan menimbulkan kelainan perilaku yang
disertai dengan timbulnya halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, dan
mengakibatkan ketergantungan.
Penggunaan psikotropika secara berlebihan bisa menyebabkan
gangguan kesehatan penggunanya yang pada akhirnya dapat berujung
kepada kematian.Sebenarnya Psikotropika baru diperkenalkan sejak
lahirnya suatu cabang ilmu farmakologi yakni psikofarmakologi yang
khusus mempelajari psikofarma atau psikotropik. Istilah psikotropik mulai
banyak dipergunakan pada tahun 1971 sejak dikeluarkannya convention on
psycotropic substance oleh General Assembly yang menempatkan zat-zat
tersebut di bawah kontrol internasional.
Dalam United Nation conference for Adoption of Protocol on
Psychotropic Substance disebutkan batasan-batasan zat psikotropik adalah
bentuk bahan-bahan yang memiliki kapasitas menyebabkan:
1. Keadaan ketergantungan
2. Depresi dan stimulan susunan saraf pusat (SSP)
3. Menyebabkan halusinasi
4. Menyebabkan gangguan fungsi motorik atau persepsi
2. Macam-Macam Jenis psikotropika
Berdasarkan efek yang ditimbulkan, psikotropika bisa dikelompokkan
menjadi obat stimulan, depresan, dan halusinogen.
a. Obat Stimulan
Jenis psikotropika yang satu ini merupakan termasuk obat stimulan
yang bisa memberikan rangsangan kepada syaraf sehingga bisa
menimbulkan efek lebih percaya diri. Banyak jenis psikotropika yang
termasuk obat stimulan. Contohnya : kafein, kokain, ganja, dan
amfetamin. Zat amfetamin biasanya terdapat pada pil ekstasi.
b. Obat Depresan
Jenis psikotropika yang satu ini merupakan termasuk obat depresan
yang bisa memberikan efek, yakni kerja sistem saraf berkurang,

15
menurunkan kesadaran, dan mengantuk. Jenis zat yang termasuk obat
depresan,
c. Obat Halusinogen
Jenis psikotropika yang satu ini merupakan Obat halusinogen yang
bisa menimbulkan halusinasi, yakni mendengar atau melihat sesuatu yang
tidak nyata. Contohnya : yaitu Licercik Acid Dhietilamide (LSD),
psylocibine, micraline dan mariyuana.
3. Dampak Penggunaan dan Penceahan Psikotropika
Penggunaan psikotropika dapat menimbulkan dampak negatif bagi
kesehatan. Selain itu, banyak terjadi tindakan kriminal, mengalami
kehancuran dalam hidupnya, gangguan kesehatan dan masa depan suram
yang disebabkan karena penyalahgunaan zat psikotropika.
Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan zat
psikotropika adalah sebagai berikut:
a. Berbagai macam zat narkotika seperti candu, heroin, dan ganja dapat
menyebabkan syaraf terganggu dan menimbulkan ketagihan yang
pada akhirnya akan berujung kepada kematian.
b. Kokain dapat menimbulkan rasa takut yang berlebihan dan
menimbulkan depresi.
c. Morfin menimbulkan rasa ngantuk, gangguan pernapasan, bahagia
yang berlebihan (eufhoria), dan kematian.
d. Pil ekstasi menimbulkan rasa lelah dan ketenangan.
e. Barbiturat dapat mengakibatkan mudah tertidur lelap dan dapat
menimbulkan kematian.
Dari berbagai dampak negatif penggunaan zat psikotropika, perlu
adanya upaya untuk menghindarinya. Beberapa sikap yang dapat
dilakukan untuk menjauhi pengaruh negatif zat psikotropika adalah
sebagai berikut:
a. Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, salah satunya
dengan seringmengikuti dan melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan.

16
b. Menjauhi zat psikotropika dan tidak mencoba untuk
mengkonsumsinya.
c. Tidak bergaul dengan pemakai ataupun pengedar zat psikotropika.
d. Sering mengikuti penyuluhan dan seminar tentang narkotika agar
dapat membentengi diri dari penyalahgunaan psikotropika.
e. Menyibukkan diri dengan hal-hal yang sifatnya positif. Tidak jarang
pengguna zat psikotropika yang pada akhirnya menyadari akan
bahaya yang ditimbulkan zat tersebut.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zat adiktif dan psikotropika itu terdiri dari berbagai jenis dan
golongan.Setiap penggunaan zat adiktif dan psikotropika akan mendapat
dampak bagi kehidupan dan kesehatan.Untuk kesehatan tubuh,penggunaan
zat adiktif dan psikotropika akan merusak beberapa fungsi organ dan
mempengaruhi lancarnya kegiatan system organ. Untuk
kehidupan,berdampak pada sosial dan ekonomi. Sedangkan untuk
produsen,pengguna,dan pengedar zat adiktif dan psikotropika akan
mendapat sanksi hukum sesuai dengan hukum yang berlaku.Untuk di
negara kita akan diberi sanksi yang sudah diatur dalam undang-undang
dan peraturan hukum Negara Republik Indonesia.
B. Saran
Berikut beberapa saran yang dapat digunakan untuk menghindari zat
adiktif dan psikotropika antara lain :
1. Hindari para pengguna zat ini supaya kita tidak terpengaruh untuk
menggunakannya.
2. Selalu berpikir positif meskipun dalam keadaan yang genting atau pada
saat mengalami kegagalan dan putus asa.
3. Jangan pernah berpikir bahwa menggunakan zat adiktif dan
psikotropika adalah salah satu jalan keluar dari masalah supaya masalah
dapat terselesaikan,padahal itu merupakan jalan buntu dan akan
memberikan masalah.
4. Gunakan motto hidup yang positif.
5. Berpikir untuk mencapai masa depan yang cemerlang. Exma
Wahyuni-Zat Aditif, Adiktif dan Psikotropika
6. Jalani hidup dengan hal-hal yang positif dan menyenangkan.
7. Selesaikan masalah dengan hati yang tenang dan pikiran yang dingin
agar tidak mengarah pada arah yang negatif.
8. Ikuti seminar atau penyuluhan mengenai zat adiktif dan psikotropika.

18
9. Terapkan hidup untuk menjauhi zat adiktif dan psikotropika.
10. Gunakan waktu kosong untuk hal-hal positif.

19
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Rifan. Apa Itu Zat Adiktif Beserta Penggolongannya?.


https://www.suara.com/tekno/2020/12/13/180652/apa-itu-zat-adiktif-be
serta-golongannya?page=all. Diakses Pada 05 April 2021.

Hanifah dan nunun. 2011. mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan napza


melalui peran serta masyarakat. Jurnal informasi vol 16 No. 01

Kemendikbud. 2014. Ilmu Pengentahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII Semester 2


Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang. Jakarta: Kemdikbud.

Kurniawati, Ika. 2019. Mengenal Zat aditif Makanan. Tangerang: Loka Aksara.

Praja. 2015. Zat Aditif Makanan (Manfaat dan Bahayanya). Yogyakarta:


Garudhawaca

Ramlawati, Hamka, Sitti Saenab dan Sitti Rahma Yunus. 2017. Zat Aditif dan
Adiktif serta Sifat Bahan dan Pemanfatannya. Direktorat Jenderal Guru
Dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kemendikbud.
Yahya, Faisal dan Nida Ul Fadhila. 2020. Penyalahgunaan Zat Adiktif Oleh Anak
Di Bawah Umur (Studi Kasus di Kecamatan Blangkejeren Kabupaten
Gayo Lues). LEGITIMASI. Vol. 9 No.1.

Yandri A.S. 2006. Zat aditif kimia pangan, Jurusan Kimia FMIPA. Lampung:
Universitas Lampung.

20
21

Anda mungkin juga menyukai