Anda di halaman 1dari 8

DOI: https://doi.org/10.24843/JCHEM.2019.v13.i02.

p02 p-ISSN 1907-9850


e-ISSN 2599-2740

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID


PADA EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN GEDI (Abelmoschus manihot L.)

Theodora C. T.*, I W. G. Gunawan, dan I M. D. Swantara

Program Studi Kimia FMIPA Universitas Udayana, Jimbaran, Bali, Indonesia


*e-mail: tinacatriona258@gmail.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa flavonoid yang terkandung dalam ekstrak etil asetat pada
daun gedi (Abelmoschus manihot L.). Tahapan yang dilakukan adalah ekstraksi menggunakan metode maserasi
dengan pelarut polar yaitu etil asetat teknis, skrining fitokimia flavonoid, pemisahan dan pemurnian dengan
metode kromatografi dan identifikasi menggunakan metode spektrofotometer FTIR dan UV-Vis dengan pereaksi
geser. Hasil analisis dengan FTIR menunjukkan adanya gugus fungsi seperti C=O, C-H alifatik, C-O alkohol,
C=C aromatik, -OH, C-O eter. Spektra UV menunjukkan adanya serapan pita I pada panjang gelombang 409,4
nm dan 238,40 nm untuk pita II. Dengan demikian, senyawa flavonoid yang terkandung dalam ekstrak etil asetat
daun gedi diduga adalah senyawa golongan auron yaitu 3’,4,6-trihidroksi, 4-alkoksi-auron

Kata kunci: daun gedi, ekstrak etil asetat, flavonoid, isolasi

ABSTRACT

The purpose of this experiment was to determine the flavonoid compounds in ethyl acetat extract of gedi leaves
(Abelmoschus manihot L.). In this study, the method of extraction was maceration with semipolar solvent (ethyl
acetat), flavonoid phytochemical screening, separation and purity test with chromatography and then
identification of the compound using FTIR and UV-Vis spectrophotometer with shear reagent method. Analysis
of FTIR spectra showed some functional groups such as OH, CH aliphatic, C = O, CO alcohol, C = C aromatic,
and CO ether, whereas the analysis with UV-Vis spectra indicated the presence of band I at a wavelength of
409.4 nm and 238.40 nm for band II which is the auron specific wavelength. After the addition of shift reaget,
there was a substitutions of OH groups in C-4, C-6 and C-3' and OR at C-4'. The flavonoid compounds contained
in ethyl acetate extract of gedi leaf is suggested to be auron, 3',4,6-trihydroxy,4-alkoxy-auron.

Keywords: auron, ethyl acetat extract, flavonoids, gedi leaf, isolation

PENDAHULUAN tersebut diketahui salah satunya dapat berasal


dari berbagai tumbuhan yang secara alami
Penggunaan bahan alam sebagai bahan mengandung flavonoid yang memiliki 15 atom
baku obat kini semakin meningkat dengan karbon pada inti dasarnya yang mampu
adanya isu back to nature dalam upaya berkonjugasi dan berotasi sehingga dapat
pencegahan, promosi dan rehabilitasi. melepaskan atom hidrogen untuk menstabilkan
Tumbuhan atau bahan alam yang dapat radikal bebas yang ada di dalam tubuh. Secara
menyembuhkan berbagai macam penyakit umum kerangka dasar flavonoid adalah
mulai dibudidayakan menjadi tanaman obat senyawa polar karena memiliki gugus -OH
yang mulai dikembangkan masyarakat sebagai yang membentuk ikatan hidrogen, namun
obat tradisonal, fitofarmaka ataupun obat beberapa flavonoid bebas jenis isoflavon,
herbal modern terstandarisasi. Namun khasiat flavon, flavanon, auron, kalkon, antosianin dan
dari tanaman obat masih banyak yang belum flavonol termetoksilasi merupakan senyawa
diteliti secara ilmiah (Mukhriani, 2014). kurang polar (Monache, 1996).
Oleh sebab itu diperlukan penelitian Daun gedi (Abelmoschus manihot L.)
ilmiah terbaru mengenai khasiat tanaman obat memiliki aktivitas untuk menyembuhkan
terkait kandungan senyawa, aktivitas kolesterol tinggi, sakit ginjal, maag,
penyembuhan, dosis, dan lain-lain dari analgesik, hiperglikemia atau diabetes, asam
tanaman obat yang digunakan. Obat-obatan urat, darah tinggi atau hipertensi, antiinflamasi,

131
JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY) 13 (2), JULI 2019: 131-138

antioksidan, susah buang air besar, dan Analisis kadar air sampel
sangat disarankan bagi ibu hamil untuk Analisis kadar air menggunakan metode
memperlancar kelahiran anak (Suoth, 2013). oven kering pada suhu 105oC. Cawan kosong
Ekstraksi Flavonoid secara umum dikeringkan dengan suhu 105oC selama 1 jam
dilakukan menggunakan pelarut polar seperti lalu didinginkan di dalam desikator selama 20-
etanol karena kebanyakan senyawa flavonoid 30 menit untuk menstabilkan massa konstan
bersifat polar seperti flavonoid glikosida dan cawan. Setelah itu cawan tersebut ditimbang.
aglikon, namun beberapa flavonoid yang Sebanyak 3 gram sampel dimasukkan ke
kurang polar sebaiknya diekstrak dalam cawan, ditimbang dengan cepat dan
menggunakan etil asetat, eter dan klorofom, dikeringkan dengan oven 105oC selama 3 jam.
menurut beberapa penelitian seperti penelitian Kemudian dimasukkan ke dalam desikator
oleh Sennet, 2017 menyatakan bahwa fraksi selama 20-30 menit dan ditimbang kembali.
etil asetat dari buah kersen mengandung Cawan dimasukkan kembali ke dalam
flavonoid setelah dilakukan uji skrining oven selama 1 jam sampai diperoleh berat
fitokimia dan uji kandungan total flavonoid konstan.
dengan kadar flavonoid menggunakan metode Kadar air sampel dihitung dengan rumus
Quarcetin Equivalen sebanyak 0,03% dari berikut :
berat sampel fraksi etil asetat. Pasaribu, 2014 Kadar air =
menyatakan bahwa pada ekstrak etil asetat
Keterangan :
daun kerehau (Callicarpa longifolia Lam.) a = berat awal sampel (gram)
diduga mengandung flavonoid golongan b = berat sampel kering yang sudah konstan (gram)
flavonol. Dari uraian di atas peneliti hendak
mengidentifikasi golongan flavonoid kurang Ekstraksi sampel
polar (semi polar) pada ekstrak etil asetat daun Metode ekstraksi yang digunakan adalah
gedi untuk membantu perkembangan ilmu maserasi yang dimodifikasi waktu
kimia mengenai isolasi dan identifikasi maserasinya. Sebanyak 1 kg serbuk sampel
flavonoid terkait keberagaman flavonoid. daun gedi diekstraksi menggunakan pelarut etil
asetat teknis selama 48 jam dan sesekali
MATERI DAN METODE diaduk, kemudian disaring untuk mengambil
filtratnya. Filtrat diuapkan dengan Rotary
Bahan Evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental,
Bahan yang digunakan adalah daun gedi kemudian dipanaskan dalam oven suhu 40oC
(Abelmoschus manihot L.) yang diperoleh dari selama 24 jam. Rendemen ekstrak yang
daerah Pesanggaran, Denpasar yang telah diperoleh dihitung dengan menggunakan
dideterminasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan rumus :
Indonesia “Kebun Raya Eka Karya” Bedugul,
Bali., etil asetat teknis, metanol, reagen NaOH,
NaOAc, H3BO3, HCl, AlCl3, Aquades, pelarut
pro analysis (p.a) seperti kloroform, asam
asetat, n-heksan, etanol, etil asetat, dan aseton, (Romansyah, 2011)
serbuk silika gel, metanol dan plat
kromatografi lapis tipis (KLT). Skrining fitokimia flavonoid
Uji Fitokimia dilakukan pada ekstrak etil
Peralatan asetat daun gedi hasil maserasi sesuai dengan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian prosedur Harbone (1987) yaitu sebagai berikut:
ini adalah sebagai berikut: wadah maserasi, a. Pereaksi Wilstater
plat kromatografi lapis tipis (KLT), Sejumlah tertentu sampel ditambahkan
seperangkat alat kromatografi kolom, lampu beberapa tetes HCl pekat dan sedikit serbuk
UV penampak bercak, neraca analitik, Mg. Perubahan warna menjadi kuning
penangas air, oven, penggaris, plat tetes, menandakan sampel positif flavonoid.
penguap putar vakum (Vacuum Rotary b. Pereaksi Bate Smite-Metcalfe
Evaporator), spektrofotometer UV-Vis dan Sejumlah tertentu sampel ditambahkan
infra merah (FTIR), oven, neraca analitik, beberapa tetes H2SO4 pekat, kemudian
blender, seperangkat alat gelas, aluminium foil, dipanaskan di atas penangas air selama 15
kertas saring, botol fial, dan tisu menit. Reaksi positif jika berwarna merah.

132
Isolasi Dan Identifikasi Golongan Flavonoid Pada Ekstrak Etil Asetat Daun Gedi (Abelmoschus manihot L.)
(Theodora C. T., I.W.G. Gunawan, dan I.M.D. Swantara)

c. Pereaksi NaOH 10% Sampel sebanyak 1,5 gram dilarutkan


Sejumlah tertentu sampel ditambahkan dengan sedikit pelarutnya kemudian
beberapa tetes pereaksi NaOH 10%. Setelah itu dimasukkan dengan hati-hati melalui tepat di
sampel ditotolkan pada plat tetes. Reaksi atas (tepat di bagian tengah) kolom, sementara
positif jika terjadi perubahan warna aliran fase gerak diatur 1 mL/menit. Begitu
orange/jingga pada plat tetes. sampel masuk kedalam fase diam, fase gerak
ditambahkan secara terus menerus sampai
Isolasi flavonoid terjadi pemisahan. Eluat ditampung pada
Ekstrak daun gedi yang positif penampung fraksi setiap 3 mL. Eluat yang
mengandung flavonoid kemudian dipisahkan diperoleh dilihat pola nodanya pada KLT.
dan dimurnikan secara kromatografi dengan Kemudiandigabungkan berdasarkan kesamaan
cara berikut : pola noda sehingga diperoleh beberapa fraksi,
semua fraksi diuapkan pelarutnya, dan diuji
• Kromatografi lapis tipis secara fitokimia (Markham, 1988).
Teknik pemisahan dan pemurnian secara
kromatografi lapis tipis (KLT) digunakan • Skrining fitokimia flavonoid pada eluat
untuk memperoleh fase gerak (eluen) yang ekstrak etil asetat
sesuai sehingga dapat memisahkan senyawa- Uji Fitokimia senyawa golongan
senyawa pada sampel, dengan melihat nilai Rf. flavonoid dilakukan pada eluat hasil
Fase diam yang digunakan yaitu silika gel kromatografi kolom menggunakan pereaksi
GF254. Sedikit sampel/ekstrak daun gedi yang Wilstater, Bate Smite-Metcalfe dan NaOH 10%
mengandung flavonoid dilarutkan dengan
pelarut yang digunakan, kemudian sampel • Kromatografi lapis tipis (KLT)
ditotolkan pada plat KLT, dan diletakkan di kemurnian
dalam bejana yang telah dijenuhkan dengan Fraksi yang paling positif flavonoid diuji
eluen, plat KLT dibiarkan di dalam bejana kemurniannya pada KLT untuk mengetahui
tesebut hingga eluen sampai pada tanda batas kemurniannya yang ditandai dengan adanya
yang telah tentukan. Plat KLT kemudian hanya 1 noda pada plat KLT. Sampel
dikeluarkan dari bejana dan dikering anginkan ditotolkan pada plat KLT silika gel GF254
lalu disinari di bawah lampu ultraviolet pada dengan berbagai campuran fase gerak.
panjang gelombang 254nm maka noda yang
ada pada plat KLT akan tampak. Rf dihitung Identifikasi
menggunakan rumus sebagai berikut : Fraksi yang relatif murni diidentifikasi
dengan menggunakan spektrofotometer FTIR
Rf = dan UV-Vis.
(Touchstone, 1983) a. Pengukuran dengan spektrofotometer
• Kromatografi kolom FTIR
Silika gel60 sebanyak 60 gram yang Fraksi berbentuk padat yang relatif murni
digunakan terlebih dahulu dikeringkan dengan dan mengandung flavonoid digerus bersama
oven 105°C selama empat jam, didinginkan dengan kalium bromida sampai homogen,
pada desikator untuk mengaktivasi dan selanjutnya diukur dengan spektrofotometer
mengurangi kadar air dalam silika tersebut, FTIR.
kemudian ditambahkan dengan sedikit fase
geraknya sampai berbentuk seperti bubur. b. Pengukuran spektrum UV-Vis
Selanjutnya fase gerak dimasukkan ke dalam Identifikasi senyawa dengan
kolom yang bagian bawah kolom telah menggunakan metode spektrofotometri UV-
tersumbat kapas. Aliran pelarut dalam kolom Vis yaitu melihat adanya 2 pita serapan yang
diatur kecepatan alirannya dan bubur khas dimiliki oleh senyawa golongan
dimasukkan sedikit demi sedikit kedalam flavonoid. Adanya gugus substituen yang
kolom sampai seluruh bubur masuk ke dalam terikat pada golongan flavonoid dipergunakan
kolom. Setelah seluruh bubur masuk, fase diam pereaksi geser aluminium klorida, natrium
dielusi sampai terjadi pemampatan dengan hidroksida, natrium asetat, dan asam borat
sempurna. (Markham, 1988).

133
JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY) 13 (2), JULI 2019: 131-138

HASIL DAN PEMBAHASAN Pereaksi Bate Smite–Metcalfe merupakan


H2SO4 yang kemudian dipanaskan, H2SO4
Analisis Kadar Air Sampel merupakan katalis asam yang menyebabkan
Serbuk kering daun gedi sebanyak 3 gram terjadinya reaksi subtitusi elektrofilik yang
dikeringkan di dalam oven 105ºC dan setelah 3 ditandai dengan perubahan warna menjadi
jam dihasilkan massa serbuk kering daun gedi merah.
sebesar 2,75 gram, kemudian sampel dioven Pereaksi NaOH 10% merupakan katalis
kembali selama 2x1 jam sehingga didapat basa yang menyebabkan terjadinya penguraian
massa yang konstan yaitu 2,75 gram, sehingga senyawa flavonoid menjadi molekul
diperoleh kadar air sebesar 8,3%. Hal ini asetofenon yang berwarna kuning sampai
menunjukan bahwa persentase kadar air dalam coklat.
serbuk daun gedi telah memenuhi standar
simplisia, dimana menurut Sudarmadji (2003) Isolasi flavonoid
kadar air minimal untuk standar simplisia tidak Ekstrak daun gedi yang positif
boleh lebih dari 10%. Kadar air merupakan mengandung flavonoid kemudian dipisahkan
parameter fisikokimia yang berhubungan dan dimurnikan secara kromatografi, kemudian
langsung dengan stabilitas senyawa aktif dalam diisolasi dengan cara berikut :
bahan herbal selama proses penyimpanan.
Kadar air yang berlebihan dapat menyebabkan
mudahnya pertumbuhan mikroba di dalam • Kromatografi lapis tipis
simplisia dan hidrolisis senyawa aktif sehingga Ekstrak etil asetat daun gedi dipisahkan
senyawa akan semakin cepat rusak, sulit dengan KLT untuk memperoleh eluen yang
terekstrak dan menghasilkan ekstrak dalam sesuai sehingga dapat memisahkan senyawa-
jumlah yang sedikit (Dhamuri, 2014) senyawa pada sampel, dengan melihat nilai Rf
dan noda yang tampak ketika plat KLT disinari
Ekstraksi Sampel sinari UV dengan panjang gelombang 254nm.
Serbuk kering daun gedi diekstraksi Ekstrak dapat dipisahkan dengan baik
dengan metode maserasi dengan pelarut etil menggunakan fase gerak campuran etanol dan
asetat teknis sebanyak 6 liter dan diperoleh n-heksan (2:8) karena fase gerak ini
rendemen sebesar 5,0460% (b/b) yaitu dari menghasilkan 6 noda yang terpisah secara
massa simplisia kering sebanyak 500 gram baik, sehingga eluen tersebut dapat digunakan
yang menghasilkan 25,23 gram ekstrak kental. untuk memisahkan sampel menggunakan
Pelarut etil asetat bersifat semi polar, kromatografi kolom.
digunakan untuk menarik zat aktif dari daun
gedi yang bersifat semi polar, salah satunya • Kromatografi kolom
golongan flavonoid semi polar. Kesamaan Fase diam yang dipakai dalam
kepolaran antara pelarut dengan zat aktif akan kromatografi kolom adalah silika gel60 dan fase
mempermudah pengikatan zat aktif tersebut, geraknya menggunakan eluen terbaik hasil
sehingga ekstrak yang dihasilkan pun akan kromatografi lapis tipis yaitu etanol : n-heksan
bersifat semi polar. Rendemen ekstrak (2:8). Silika gel60 bersifat polar sehingga akan
digunakan sebagai parameter efisiensi ekstraksi menyerap senyawa-senyawa polar lebih kuat
dan standar mutu ekstrak untuk dibanding senyawa semi polar dan non polar.
memperkirakan jumlah simplisia kering yang Senyawa-senyawa yang bersifat semi polar dan
dibutuhkan untuk menghasilkan ekstrak kental non polar akan keluar terlebih dahulu dari
dengan jumlah tertentu. kolom karena sedikit terserap ke dalam fase
diam.
Skrining Fitokimia Flavonoid Pemisahan komponen-komponen sampel
Hasil uji fitokimia flavonoid dengan kromatografi kolom menghasilkan 127
menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat daun botol eluat. Eluat hasil kromatografi kolom
gedi mengandung flavonoid, dimana terjadi dilihat pola nodanya menggunakan KLT,
perubahan warna menjadi kuning sampai dengan fase gerak yang digunakan etanol : n-
merah pada pereaksi Wilstater yang berfungsi heksan (2:8). Eluat digabungkan berdasarkan
untuk mereduksi inti benzopiron pada struktur kesamaan pola noda sehingga didapatkan 4
flavonoid. fraksi (Fa, Fb, Fc dan Fd) seperti pada Tabel 1.

134
Isolasi Dan Identifikasi Golongan Flavonoid Pada Ekstrak Etil Asetat Daun Gedi (Abelmoschus manihot L.)
(Theodora C. T., I.W.G. Gunawan, dan I.M.D. Swantara)

Tabel 1. KLT Hasil Penggabungan Fraksi kromatografi kolom sesuai dengan prosedur
Kromatografi Kolom Harbone (1987) yaitu sebagai berikut:
Botol Warna Jumlah Harga Pengujian keempat kelompok fraksi(F)
F yaitu Fa, Fb, Fc dan Fd hasil dari kromatografi
ke- eluat noda Rf
Hijau 0,9750 kolom (pada Tabel 2) diperkirakan fraksi Fa,
a 1-15 2 Fb dan Fc mengandung senyawa flavonoid
pekat 0,9500
golongan isoflavon yang memberikan
Hijau 0,9500 perubahan warna secara berturut-turut kuning
b 16-66 2
agak pekat 0,9375 menjadi merah bata yaitu dengan pereaksi
Hijau 0,9375 Wilstatter, kuning dengan pereaksi Bate-Smith-
c 67-116 2 Metchalf, dan kuning dengan pereaksi NaOH
muda 0,9125
117- Hijau 10%. (Harbone, 1987)
d 1 0,9125 Sedangkan Fd kemungkinan adalah
127 muda
senyawa flavonoid golongan auron yang tidak
memberikan perubahan dengan pereaksi
• Skrining fitokimia flavonoid pada eluat Wilstatter, merah-magenta dengan pereaksi
kolom Bate-Smite Metchalf, dan merah-ungu dengan
Uji Fitokimia senyawa golongan pereaksi NaOH 10%. Fraksi Fc yang
flavonoid dilakukan pada eluat hasil menunjukkan 1 noda pada KLT selanjutnya
diuji kemurniannya.

Tabel 2. Hasil Uji Flavonoid Fraksi Kromatografi Kolom


Perubahan Warna Dugaan Senyawa
F
Wilstatter Bate-Smith-Metchalf NaOH 10% Flavonoid
kuning tua
A kuning kemerahan kuning kemerahan isoflavon
kemerahan
kuning muda
B kuning kemerahan kuning sedang isoflavon
kemerahan
kuning muda
C kuning muda kuning sedang isoflavon
kemerahan
tidak ada
D merah merah keunguan auron
perubahan

• Uji kemurnian untuk identifikasi senyawa menggunakan


Uji kemurnian dengan KLT menggunakan spektrofotometer FTIR dan UV-Vis.
berbagai eluen. Data hasil uji kemurnian
dipaparkan pada Tabel 3. Identifikasi
Fraksi Fc yang relatif murni
Tabel 3. Hasil Uji Kemurnian Fraksi Fc diidentifikasi dengan menggunakan
dengan Berbagai Eluen spektrofotometer FTIR dan UV-Vis.
Jumlah Harga
Fase gerak a. Identifikasi dengan FTIR
noda Rf
etanol:n-heksan (2:8) 1 0,9750 Analisis dengan menggunakan FTIR
etanol 1 0,9375 dilakukan untuk mengetahui gugus fungsi yang
terkandung pada fraksi Fc. Spektrum
n-heksan 1 0,0250
inframerah Fc ditunjukan pada gambar 1.
etanol:n-heksan (4:6) 1 0,9625
Hasil identifikasi dengan menggunakan
etanol:etil asetat:n-
1 0,9500 FTIR diduga Fc mengandung gugus-gugus
heksan (2:2:6)
fungsi seperti C-H alifatik, -OH bebas, C-O
alkohol, C=C aromatik, C-H aromatik, C-O
Berdasarkan hasil uji kemurnian, maka eter
fraksi Fc dapat dikatakan relatif murni secara dan C=O yang merupakan gugus fungsi pada
KLT karena menghasilkan satu noda dengan kerangka dasar senyawa flavonoid jenis auron.
berbagai eluen sehingga dapat dilanjutkan

135
JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY) 13 (2), JULI 2019: 131-138

Gambar 2. Spektra UV-Vis dari Fc


Gambar 1. Spektrum inframerah dari Fc

Pola oksigenasi dari senyawa flavonoid


a. Identifikasi dengan UV-Vis yaitu dugaan letak gugus hidroksi (OH) bebas
Hasil identifikasi Fc dengan spektroskopi pada kerangka auron dapat ditentukan dengan
UV-Vis seperti ditunjukkan pada gambar 2 penambahan pereaksi geser seperti NaOH,
menunjukkan bahwa pada fraksi Fc terdapat 2 NaOAc, NaOAc/ H3BO3, AlCl3, AlCl3/HCl.
pita serapan pada panjang gelombang 238,4 Data pergeseran panjang gelombang setelah
nm (pita II) dan serapan dengan bentuk bahu penambahan pereaksi geser ditunjukkan pada
pada panjang gelombang 409,4 nm (pita I) Tabel 4.
yang merupakan pita serapan khas auron Pergeseran serapan pada pita II
(Markham, 1988 dan Susmayanti, 2012). menunjukkan pola oksigenasi pada cincin A
Hasil identifikasi dengan FTIR memperkuat sedangkan pergeseran serapan pada pita I
dugaan bahwa Fc adalah senyawa flavonoid menunjukkan pola oksigenasi pada cincin B.
golongan auron karena senyawa auron Tabel 4 menunjukkan adanya pergeseran
memiliki kerangka dasar dengan gugus fungsi hipsokromik pada pita I dan pergeseran
C-H aromatik, C=C aromatik, gugus C=O dan batokromik pada pita II setelah penambahan
C-O eter. pereaksi geser NaOH sebesar -7,2 nm dan 0,8
nm terjadi penurunan intensitas setelah 5
Tabel 4. Data dan Pergeseran Panjang menit. Menurut Minanti (2016) dan Markham
Gelombang Fc Setelah Ditambahkan (1988), pergeseran hipsokromik pada pita I
Pereaksi Geser tersebut menunjukkan kemungkinan adanya
Geseran gugus hidroksi pada C6 dengan oksigenasi
Panjang pada C4’ serta penurunan intensitas pada pita
panjang
gelombang II menunjukkan kemungkinan adanya gugus
gelombang
Pereaksi geser λmaks (nm)
λmaks (nm) yang peka terhadap basa seperti 6,7-diOH.
Pita I
Pita Pita
Pita II
Menurut Susmayanti, pergeseran
II I batokromik setelah penambahan pereaksi geser
Etanol 409,40 238,40 - - NaOAc pada pita II menandakan kemungkinan
Etanol + NaOH 402,20 239,20 -7,2 +0,8 adanya gugus hidroksi pada C4’ dan atau C6-
Etanol + NaOH 401,80 240,20 -7,6 +1,8 OH, sedangkan pergeseran hipsokromik pada
(5 menit)
pita I menunjukkan kemungkinan tidak adanya
Etanol + NaOAc 408,80 244,80 -0,6 +6,4
Etanol + NaOAc 410,60 242,40 +1,2 +4,0 gugus OH pada C7. Pergeseran batokromik
+ H3BO3 pada pita I dan II setelah penambahan pereaksi
Etanol + AlCl3 410,80 238,80 +1,4 +0,4 geser NaOAc/H3BO3 menunjukkan adanya
Etanol + AlCl3 + 416,20 241,80 +6,8 +3,4 gugus orto dihidroksi pada cincin B dan atau
HCl A.

136
Isolasi Dan Identifikasi Golongan Flavonoid Pada Ekstrak Etil Asetat Daun Gedi (Abelmoschus manihot L.)
(Theodora C. T., I.W.G. Gunawan, dan I.M.D. Swantara)

Spektrum AlCl3 dan AlCl3/HCl UCAPAN TERIMA KASIH


merupakan spektrum yang menunjukkan
adanya pembentukan kompleks tahan asam Terima kasih kepada semua teman-teman,
antara gugus hidroksil dengan keton yang keluarga, dosen dan staff di program studi
bertetangga dan membentuk kompleks tak Kimia FMIPA Universitas Udayana yang telah
tahan asam dengan gugus orto-dihidroksil, membantu dan membimbing selama
pereaksi ini dapat digunakan untuk mendeteksi pengerjaan penelitian ini.
kedua gugus tersebut. Menurut Markham
(1988), Asih (2015) serta Asih dan Setiawan DAFTAR PUSTAKA
(2008) pergeseran batokromik terjadi pada pita
I dan II setelah penambahan pereaksi geser Asih, I. A. R. A. dan Setiawan, I M. A. 2008.
AlCl3 menandakan terdapat gugus keto pada Senyawa Golongan Flavonoid Pada
C3 dan gugus OH pada C3’ yang membentuk Ekstrak n-Butanol Kulit Batang Bungur
kompleks gugus hidroksi-keto dengan AlCl3. (Langerstroemia speciose Pers.). Jurnal
Spektrum AlCl3 merupakan penjumlahan Kimia, 2(2) : 11-16.
pengaruh semua kompleks terhadap spektrum. Asih, I. A. R. A., Sudiarta, I W. dan Suci, A.
Pergeseran batokromik pada pita I dan II A. W. 2015. Aktivitas Antioksidan
setelah penambahan pereaksi geser AlCl3/HCl Senyawa Golongan Flavonoid Ekstrak
menunjukkan tidak adanya gugus orto Etanol Daging Buah Terong Belanda
dihidroksi melainkan adanya gugus hidroksi- (Solanum betaceum Cav). Jurnal Kimia,
keto pada cincin A dan B karena spektrum 9(1) : 35-40
AlCl3/HCl merupakan pengaruh kompleks Harborne, J. . 1987, Metode Fitokimia
hidroksi-keto. Penuntun Cara Modern Menganalisis
Berdasarkan hasil identifikasi dengan Tumbuhan, Cetakan ke II, a.b. Kosasih
spektrofotometer FTIR dan UV-Vis, diduga Padmawinata dan Iwang Soediro. ITB,
senyawa flavonoid Fc seperti ditunjukkan pada Bandung
Gambar 3. Markham, K. R. 1988. Cara Mengidentifikasi
HO 7 2' 3'
OH Flavonoid. ITB, Bandung.
8 O
6 1'
Monache, D, G., Botta, B., Vinciguerra, V.,
2
CH
4'
OR Mello, J, F. 1996. Antimicrobial
5 9 3 Isoflavonones from Desmodium canum.
4 6' 5'
O J.Phytochemistry, 41 : 537-544.
OH
Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan
Gambar 3. Dugaan Struktur Senyawa Auron
Senyawa dan Identifikasi Senyawa
fraksi c (3’,4,6-trihidroksi,
Aktif. Jurnal Kesehatan, 7 (2) : 361-367
4’alkoksi auron)
Pasaribu, S. P., Erwin dan Istianti, P. 2014.
Isolasi dan Identifikasi Senyawa
SIMPULAN DAN SARAN
Flavonoid dari Daun Tumbuhan
Kerehau (Callicarpa longifolia Lam.).
Simpulan
Jurnal Kimia Mulawarman, 11(2) : 80-
Berdaarkan hasil penelitian yang
83.
diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa jenis
Romansyah, Y. 2011. Kandungan Senyawa
senyawa flavonoid yang terkandung dalam
Bioaktif Antioksidan Karang Lunak
ekstrak etil asetat daun gedi diduga adalah
Sarcophyton sp. Alami dan
golongan auron yaitu 3’,4,6-trihidroksi, 4-
Transplantasi di Perairan Pulau
alkoksi auron yang mengandung gugus fungsi
Pramuka, Kepulauan Seribu. Skripsi,
seperti C-H alifatik, -OH bebas, C-O alkohol,
Institut Pertanian Bogor. Bogor
C=C aromatik, C-H aromatik, C-O eter dan
Sennet, M. R. M. 2017. Potensi Senyawa
C=O serta tersubsitusi gugus OH pada C-4, C-
Flavonoid Buah Kersen (Muntingia
6 dan C-3’ serta OR pada C-4’.
calabura) sebagai Antioksidan Alami
dengan Metode DPPH. Skripsi,
Saran
Universitas Udayana, Bali
Perlu dilakukan analisis lebih lanjut
Sudarmadji, S. 2003. Mikrobiologi Pangan.
dengan menggunakan NMR dan LC-MS untuk
Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi
memperoleh struktur molekul dari fraksi c.
UGM,

137
JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY) 13 (2), JULI 2019: 131-138

Susmayanti, W., Fachriyah, E., dan Kusrini, D. Suoth, E., Kaempe, H., Tampi, A. 2013.
2012. Isolasi, Identifikasi dan Uji Evaluasi Kandungan Total Polifenol
Sitotoksik Senyawa Flavonoid dari Dan Isolasi Senyawa Flavonoid Pada
Ekstrak Etil Asetat Daun Binahong Daun Gedi Merah (Abelmoschus
(Anredera condiforlia (Tenns) S.). manihot L.). J.Chem. Prog, 6 (2) : 86-
J.Kimia Sains dan Aplikasi, 15 (3) : 88- 91.
93.

138

Anda mungkin juga menyukai