OLEH :
KELAS C5NR
KELOMPOK 1
LISNA : F201902007
SURYAMI : F201902017
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri peyusun maupun yang
datang dari luar.Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan Allah SWT akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca.Walaupun makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
A. Pengertian Pengobatan Herbal.............................................................................3
B. Sejarah Pengobatan Herbal..................................................................................3
C. Manfaat dan Efek Samping Pengobatan Herbal................................................4
BAB III. PEMBAHASAN.................................................................................................7
A. Penggunaan Obat Herbal di Asia.........................................................................7
B. Penggunaan Obat Herbal di Afrika.....................................................................9
C. Penggunaan Obat Herbal di Eropa....................................................................17
BAB III. PENUTUP.........................................................................................................22
A. Kesimpulan...........................................................................................................22
B. Saran.....................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat tradisional merupakan suatu bahan yang berasal dari bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang biasanya digunakan
secara turun temurun untuk pengobatan, pencegahan penyakit, maupun pemeliharaan
kesehatan (Kemenkes, 2017; Moreira et al., 2014). Saat ini penggunaan obat tradisional
semakin meningkat baik di negara berkembang maupun negara maju. Masing-masing
negara atau daerah memiliki kebiasaan yang berbeda-beda dalam penggunaan obat
tradisional karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti budaya, sejarah, dan sikap
individu. Obat tradisional yang paling banyak digunakan di seluruh dunia adalah obat
herbal atau obat yang berasal dari tumbuhan (Seyyedrassoli et al., 2017; Temitayo et al.,
2017).
Di Indonesia, sebanyak 59,12% penduduk berusia di atas 15 tahun menggunakan
jamu dan 30,40% rumah tangga memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional
(Kemenkes, 2013). Sebagian masyarakat menggunakan obat herbal tidak hanya untuk
terapi tunggal tetapi dikombinasikan dengan terapi modern. Masyarakat meyakini bahwa
obat herbal lebih aman, murah dan lebih manjur dibandingkan dengan obat modern,
meskipun data ilmiah terkait keamanan dan efektifitas obat herbal belum cukup memadai.
Masyarakat menggunakan obat herbal dalam bentuk ramuan dari bahan alam asli maupun
produk jadi seperti suplemen (Belachew et al., 2017; Destiani & Suwantika, 2015;
Gitawati & Handayani, 2008).
Banyaknya penggunaan obat tradisional terutama obat herbal di masyarakat
didukung oleh pemerintah dengan penyelenggaraan program pengembangan dan
pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) sebagai upaya meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam mengatasi permasalahan kesehatan (Maryani & Kusumawati, 2008).
Dengan pemanfaatan obat herbal secara mandiri, maka masyarakat harus memiliki
pengetahuan yang baik tentang obat herbal agar dapat menggunakannya dengan tepat
sesuai kebutuhan.
Pengobatan tradisional yang telah diadopsi oleh masyarakat lain (di luar budaya
asli) sering disebut pengobatan komplementer atau alternatif. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) melaporkan bahwa 80% dari populasi dunia yang muncul bergantung pada
pengobatan tradisional untuk terapi. Selama dekade terakhir, negara maju juga
menyaksikan tren peningkatan dalam pemanfaatan CAM, khususnya obat herbal. Obat
herbal meliputi jamu, bahan jamu, sediaan jamu, dan produk jamu jadi yang mengandung
bagian tumbuhan atau bahan tumbuhan lain sebagai bahan aktif. Sementara 90% dari
populasi di Etiopia menggunakan obat herbal untuk perawatan kesehatan utama mereka,
survei yang dilakukan di negara maju seperti Jerman dan Kanada cenderung
menunjukkan bahwa setidaknya 70% dari populasi mereka telah mencoba CAM
setidaknya sekali.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Penggunaan Obat Herbal di Asia ?
2. Bagaimana Penggunaan Obat Herbal di Afrika ?
3. Bagaimana Penggunaan Obat Herbal di Eropa ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Penggunaan Obat Herbal di Asia.
2. Untuk mengetahui Penggunaan Obat Herbal di Afrika.
3. Untuk mengetahui Penggunaan Obat Herbal di Eropa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Efek Samping
Pada prinsipnya, obat-obatan herbal memiliki potensi efek samping yang sama
dengan obat-obatan sintetis atau konvensional. Tubuh kita tidak bisa membedakan
antara pengobatan menggunakan herbal dengan pengobatan sintetis. Produk obat
herbal merupakan bagian-bagian dari tumbuhan (misalnya akar, daun, kulit, dll) dan
mengandung banyak senyawa kimia aktif. Senyawa ini, selain mempunyai khasiat
penyembuhan juga dapat memiliki efek samping yang dapat merugikan.
Para ahli pengobatan herbal meyakini bahwa penggunaan kombinasi ekstrak
tumbuhan memiliki efek penyembuhan yang lebih ampuh dibanding dengan hanya
menggunakan satu komponen tumbuhan saja. Kombinasi dari tumbuh-tumbuhan ini
memiliki efek sinergi, yang saling melengkapi dan bahkan menambah daya
khasiatnya. Kombinasi ini juga diklaim dapat mengurangi efek samping yang tidak
diinginkan, misalnya dapat mengurangi kejadian keracunan dibanding hanya dengan
menggunakan satu jenis herbal. Namun, secara teoritis, kombinasi zat kimia aktif
dalam beberapa jenis herbal juga bisa berinteraksi untuk membuat ramuan herbal
menjadi lebih beracun daripada menggunakan satu jenis herbal.
Efek samping ini dapat terjadi dalam beberapa cara, misalnya keracunan,
kontraindikasi dengan obat lain, dan lain-lain.
3. Hubungan Pengobatan Herbal dengan Kesehatan/ Keperawatan
Pengobatan secara medis dan dengan herbal apabila dibandingkan, masing-
masing mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Jika satu jenis obat medis
secara spesifik menyembuhkan satu penyakit, namun obat-obatan herbal mampu
menjadi penawar rasa sakit berbagai jenis penyakit. Obat-obatan herbal juga dapat
memperbaiki jaringan tubuh yang rusak,sebagai contoh obat herbal yang berasal dari
ramuan mahkota dewa dapat menyembuhkan penyakit kanker, tumor dan jantung.
Pengobatan secara medis dapat lebih mengoptimalkan darah sebagai indikator
dan menjaga agar darah normal secara klinis (pemeriksaan laboratorium), namun
tanpa mempedulikan dampaknya terhadap kerusakan organ tubuh lainnya.
Sebagai contoh suntikan cairan insulin untuk penderita diabetes ternyata memiliki
potensi mengakibatkan rusaknya kelenjar tubuh yang biasanya memproduksi insulin.
Terapi pengobatan dengan herbal (tumbuhan berkhasiat) bermanfaat untuk
memperbaiki sel-sel organ tubuh yang rusak akibat radang dengan penyembuhannya
bersifat permanen.
Hubungannya dalam kesehatan/keperawatan, pengobatan herbal dapat
menjadi kombinasi dalam pemberian asuhan keperawatan, apa lagi banyak
masyarakat sekarang mulai mencari alternatif lain untuk mencegah penyakit dan
kesehatannya. Pengobatan herbal pun semakin mendapat tempat dimasyarakat.
Pengobatan herbal dapat menjadi terapi pengobatan dalam kesehatan/keperawatan
guna untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal dalam mengobati pasien.
Penelitian meta-analisis terhadap tanggapan dokter mengenai pengobatan
alternatif menunjukkan bahwa dari 12 penelitian yang berbeda , dokter memberikan
jawaban yang positif terhadap keberadaan pengobatan alternatif, terutama terhadap
akupuntur, osteopati, homeopati, dan chiropractic. Pada 5 penelitian diantaranya
ditanyakan mengenai bermanfaat atau tidaknya pengobatan alternatif tersebut.
Tanggapan dokter yang menjawab bahwa pengobatan alternatif bermanfaat berkisar
dari 54 % sampai 86 %. Dapat dikatakan di sini bahwa sebagian besar dokter setuju
bahwa pengobatan alternatif bermanfaat pada penyembuhan penyakit.
Penelitian Verhoef et all, pada pasien tumor otak yang menggunakan
pengobatan alternatif menunjukkan dua pertiganya menyatakan bahwa pengobatan
tersebut bermanfaat. Secara umum pasien mengatakan bahwa tingkat energi
meningkat dan merasa lebih sehat fisik dan mental. Pada sepertiga pasien mempunyai
harapan yang tinggi bahwa pengobatan alternatif ini mampu mengecilkan dan
menghilangkan tumornya.
Penelitian Ernaldi bahar dkk, terhadap gangguan kesehatan jiwa pada anak
dan remaja di Palembang menunjukkan bahwa orang tua penderita percaya bahwa
pengobatan tradisional lebih kompeten dan mampu mengobati kesehatan jiwa
anaknya.
Penelitian Kessler et all, pada pasien yang menderita ansietas dan depresi
didapatkan data bahwa sebagian besar pasien menyatakan pengobatan alternatif sama
berguna dengan pengobatan konvensional.
Dalam suatu diskusi panel National Institut of Health ( NIH ) yang dihadiri
oleh 23 ahli di bidang kedokteran perilaku, penanganan nyeri, ilmu jiwa, ilmu saraf
dan psikologi ditemukan berbagai bukti kuat bahwa penggunaan teknik relaksasi dan
terapi perilaku dapat mengurangi rasa nyeri dan masalah insomnia akibat berbagai
kondisi penyakit ( 18 ). Diskusi Panel NIH pernah juga memberikan simpulan bahwa
akupuntur efektif untuk mengurangi nyeri gigi, mual, muntah, nyeri kepala dan nyeri
pinggang bawah.
BAB III
PEMBAHASAN
Obat herbal adalah bagian tak terpisahkan dari dan terkadang identik dengan obat
tradisional Afrika. Ini adalah sistem pengobatan tertua dan masih paling banyak
digunakan di dunia saat ini. Ini digunakan di semua masyarakat dan umum untuk semua
budaya. Obat herbal, juga disebut obat botani, obat nabati, atau phytomedicines,
sebagaimana didefinisikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengacu pada
herbal, bahan herbal, sediaan herbal, dan produk herbal jadi yang mengandung seluruh
tanaman, bagian tanaman, atau bahan tanaman lainnya. , termasuk daun, kulit kayu, buah
beri, bunga, dan akar, dan/atau ekstraknya sebagai bahan aktif yang ditujukan untuk
penggunaan terapeutik manusia atau untuk manfaat lain pada manusia dan terkadang
hewan.
Sejumlah tanaman telah digunakan dalam pengobatan tradisional selama
bertahun-tahun tanpa data ilmiah untuk mendukung kemanjurannya. Dalam hal ini,
tumbuhan tersebut, baik seluruh atau sebagiannya, yang memiliki khasiat obat, disebut
sebagai obat mentah yang berasal dari alam atau biologis. Mereka selanjutnya dapat
diklasifikasikan sebagai "obat terorganisir," jika obat tersebut berasal dari bagian
tanaman dengan struktur seluler seperti daun, kulit kayu, akar, dll., dan "obat tidak
terorganisir," jika diperoleh dari bagian aseluler tanaman seperti gusi. , balsam, gel,
minyak, dan eksudat. Dibandingkan dengan obat allopathic modern, jamu tersedia secara
bebas dan dapat diakses dengan mudah oleh semua orang. Hasil dari, konsultasi dengan
dukun masih terbatas karena pengetahuan tentang jamu kuratif umum cukup baik
terutama di daerah pedesaan kecuali dalam hal pengobatan penyakit kronis. Bahkan
ketika konsultasi dilakukan, masih ada kurangnya koherensi di antara pengobat
tradisional tentang tata cara penyiapan dan dosis obat herbal yang benar. Namun,
menurut WHO, setidaknya 80% orang di Afrika masih mengandalkan tanaman obat
untuk perawatan kesehatan mereka. Di Nigeria, dan bahkan seluruh Afrika Barat, obat
herbal terus mendapatkan momentum, beberapa keuntungannya adalah biaya rendah,
keterjangkauan, ketersediaan, penerimaan, dan toksisitas yang tampaknya rendah.
kurangnya keselarasan antara pengobat tradisional tentang tata cara penyiapan dan dosis
obat herbal yang benar. Namun, menurut WHO, setidaknya 80% orang di Afrika masih
mengandalkan tanaman obat untuk perawatan kesehatan mereka. Di Nigeria, dan bahkan
seluruh Afrika Barat, obat herbal terus mendapatkan momentum, beberapa
keuntungannya adalah biaya rendah, keterjangkauan, ketersediaan, penerimaan, dan
toksisitas yang tampaknya rendah. kurangnya keselarasan antara pengobat tradisional
tentang tata cara penyiapan dan dosis obat herbal yang benar.
Namun, menurut WHO, setidaknya 80% orang di Afrika masih mengandalkan
tanaman obat untuk perawatan kesehatan mereka. Di Nigeria, dan bahkan seluruh Afrika
Barat, obat herbal terus mendapatkan momentum, beberapa keuntungannya adalah biaya
rendah, keterjangkauan, ketersediaan, penerimaan, dan toksisitas yang tampaknya rendah.
Di banyak daerah di Afrika, pengetahuan tentang spesies tanaman yang
digunakan dan metode penyiapan dan pemberian obat, terutama untuk penyakit serius,
masih berada di tangan dukun tradisional. Kerahasiaan dan persaingan masih melingkupi
penggunaan obat-obatan ini, dengan penyembuh sering enggan untuk memberikan
pengetahuan mereka kepada siapa pun kecuali kerabat dan inisiat yang dipercaya.
Sifat kuratif obat herbal divalidasi melalui penyelidikan ilmiah, yang berusaha
memahami kimia aktif tanaman. Aktivitas terapeutik tanaman fa adalah karena sifat
kimianya yang kompleks dengan berbagai bagian tanaman yang menyediakan efek
terapeutik tertentu. Komponen kimia atau fitokimia yang ditemukan pada tanaman yang
bertanggung jawab untuk berbagai efek terapeutik termasuk alkaloid, glikosida, tanin,
asam, kumarin, sterol, fenol, dll. Banyak obat-obatan modern telah dimodelkan atau
awalnya berasal dari bahan kimia ini, misalnya, aspirin disintesis dari asam salisilat yang
berasal dari kulit kayu salix alba dan tanaman padang rumput, Filipendula ulmaria. Kina
dariCinchona pubescens kulit kayu dan artemisinin dari Artemisia tahun tanaman obat
antimalaria. Vincristine dan vinblastine adalah obat antikanker yang berasal dari
periwinkle Madagaskar (Catharanthus roseus), digunakan untuk mengobati leukemia.
Morfin dan kodein, berasal dari opium poppy ( Papaver somniferum), digunakan dalam
pengobatan diare dan nyeri, sedangkan digitoksin adalah glikosida jantung yang berasal
dari tanaman foxglove (Digitalis purpurea).
Tanaman obat juga merupakan bahan penting untuk industri kosmetik.
Penggunaan obat-obatan herbal berkurang menjelang akhir abad ke-19 karena munculnya
kimia sintetis. Namun, ada kebangkitan minat pada obat-obatan nabati dalam beberapa
tahun terakhir, karena obat sintetis menjadi kurang efektif karena tingkat resistensi yang
tinggi dan juga karena toksisitas dan biaya yang lebih tinggi. Diperkirakan lebih dari
separuh obat sintetik yang digunakan berasal dari tumbuhan.
1. Jika penyakitnya bersifat fisik, pendekatan berikut digunakan:
a. Resep jamu: Herbal diresepkan untuk orang yang sakit sesuai dengan sifat
penyakitnya. Setiap resep memiliki instruksi spesifiknya sendiri tentang cara
menyiapkan ramuan, dosis, rejimen dosis, dan jangka waktu.
b. Aplikasi tanah liat dan herbal:Aplikasi campuran tanah liat putih dengan herbal
mungkin relevan dalam beberapa proses penyembuhan. Campuran dioleskan ke
seluruh tubuh selama beberapa hari, terutama dalam kasus penyakit kulit.
Pandangannya adalah bahwa tubuh manusia adalah terbuat dari debu atau tanah;
oleh karena itu, jika tubuh memiliki masalah, Anda harus pergi ke tempat asalnya
untuk memperbaikinya. Penggunaan tanah liat dengan beberapa ramuan khusus
juga kadang-kadang digunakan untuk ritual pencegahan untuk mengusir roh jahat
yang bertanggung jawab atas penyakit.
c. Penyuluhan:Orang sakit kadang-kadang dinasihati tentang apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan dalam pengobatan, makanan yang harus dimakan atau
dihindari, untuk berperilaku baik secara umum seperti yang ditetapkan oleh
masyarakat dan budaya, kegagalan di mana roh-roh baik akan menarik berkah dan
perlindungan mereka dan oleh karena itu , membuka pintu untuk penyakit,
kematian, kekeringan, dan kemalangan lainnya. Hal ini banyak dilakukan ketika
itu adalah masalah pelanggaran tabu.
2. Praktek-praktek khusus dari beberapa negara dijelaskan di bawah ini:
a. Ghana
Obat herbal biasanya merupakan pendekatan pertama untuk mengobati
penyakit apa pun, terutama di daerah pedesaan. Kurangnya akses ke fasilitas
kesehatan, jalan/infrastruktur yang buruk, dan keterjangkauan biaya pengobatan
adalah beberapa alasan utama penggunaan dukun tradisional. Selain itu, rasio
dokter terhadap pasien sekitar 1:2000, sedangkan untuk pengobat tradisional
rasionya adalah :200. Ini memainkan peran utama dalam pengambilan keputusan
perawatan kesehatan. Faktor lain yang mempengaruhi, seperti situasi keuangan,
pendidikan, dan saran dari teman dan keluarga, berkontribusi pada pilihan
perawatan kesehatan tipe f]. Pengobatan tradisional memiliki sejarah panjang di
Ghana. Pengetahuan ini biasanya di tangan penyembuh spiritual, tetapi sebagian
besar keluarga memiliki pengetahuan tentang pengobatan tradisional Kebanyakan
orang di Ghana sepenuhnya menerima pengobatan berbasis ilmu pengetahuan
modern, tetapi pengobatan tradisional masih dijunjung tinggi. Mereka percaya
pada aspek fisik dan spiritual dari penyembuhan.
Di Ghana saat ini, Direktorat Medis tradisional telah dibentuk di
kementerian kesehatan untuk menyediakan sistem kesehatan komplementer yang
komprehensif, dapat dikenali, dan terstandarisasi berdasarkan keunggulan dalam
pengobatan tradisional dan alternatif. Mendirikan pusat untuk mengintegrasikan
penelitian ilmiah ke dalam obat-obatan tanaman dan memasukkan obat tradisional
ke dalam kurikuler universitas sekarang status saat ini di Ghana [44]. Juga,
sekolah kedokteran tradisional yang memberikan gelar sekarang melatih dan
meluluskan dokter medis tradisional.
b. Zambia
Prinsip pertama adalah diagnosis diikuti dengan prosedur pengobatan yang
kompleks menggunakan tanaman dari semak, diikuti dengan banyak ritual, tujuan
akhirnya adalah untuk menyembuhkan penyakit. Penyakit serius atau kronis
membutuhkan "chizimba", yang berarti menutup penyakit atau penyakit selamanya.
Ini melibatkan membunuh kadal dan membakar jantung dengan akar pohon tertentu
dan menggiling dengan arang. Potongan kecil dibuat di daerah yang sakit dan
payudara kiri dan campuran dioleskan ke luka.
Tanaman dapat digunakan secara tunggal atau dalam kombinasi dengan
tanaman lain. Bagian tanaman dipanen segar, dihaluskan, dan dibiarkan kering
terlebih dahulu, kemudian direndam dalam air atau pelarut lain seperti gin lokal.
Beberapa bahan tanaman dibakar sebagai arang dan digunakan sebagai bubuk. Enam
jenis pengobatan utama yang umum untuk 72 atau lebih kelompok etnis di Zambia
termasuk minum, makan, minum sebagai bubur, membuat luka kecil pada kulit dan
mengoleskannya, mandi dengan ramuan, menari untuk mengusir roh, dan mengukus
dengan ramuan mendidih. Tabib tradisional Zambia disebutNga:nga.
c. Tanzania
Di Tanzania, pengobatan tradisional telah dipraktekkan secara terpisah dari
pengobatan allopathic sejak masa kolonial tetapi terancam oleh kurangnya
dokumentasi, ditambah dengan penurunan keanekaragaman hayati di daerah tertentu
karena penemuan sumber daya alam dan pertambangan yang berlebihan, perubahan
iklim, urbanisasi, dan modernisasi. pertanian. Obat tradisional di Tanzania digunakan
oleh orang-orang dari segala usia di daerah perkotaan dan pedesaan baik untuk
penyakit sederhana maupun kronis.
Kendala lain untuk pengembangan obat tradisional di Tanzania adalah
kurangnya ata pada spesies tanaman obat yang terancam atau hampir punah. Seperti
saat ini, praktik pengobatan tradisional berada di bawah Kementerian Kesehatan.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan praktik pengobatan tradisional dengan
menciptakan kesadaran akan pentingnya obat tradisional dan tanaman obat dalam
perawatan kesehatan dan pelatihan praktisi kesehatan tradisional n praktik yang baik,
konservasi, dan panen berkelanjutan.
d. Afrika Selatan
Fitur pengobatan tradisional dalam kehidupan ribuan orang di Afrika Selatan
setiap hari. Dalam pelaksanaannya, diperkirakan 80% penduduk menggunakan obat
tradisional yang secara kolektif disebut muti. Muti adalah kata yang berasal dari
tanaman obat dan mengacu pada tumbuhan, mineral, dan obat hewani yang
bersumber secara tradisional. Selain jamu, obat tradisional dapat menggunakan
bagian hewan dan mineral. Namun, hanya lant muti yang dianggap sebagai sumber
obat-obatan yang berkelanjutan.
PENUTUP
A. Kesimplan
Bahan herbal adalah tanaman atau bagian dari tanaman yang digunakan sebagai
pemberi aroma, perasa atau untuk pengobatan. Obat herbal sendiri merupakan produk
yang berasal dari tanaman dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan. Banyak obat
herbal yang telah digunakan secara empiris (turun-temurun) sebagai obat dalam
pengobatan tradisional.
Pengobatan Herbal telah banyak digunakan masyarakat maupun medis sebagai
terapi pengobatan dalam kesehatan/keperawatan guna untuk mendapatkan hasil yang
lebih optimal dalam mengobati pasien.
penggunaan obat tradisional semakin meningkat baik di negara berkembang
maupun negara maju. Masing-masing negara atau daerah memiliki kebiasaan yang
berbeda-beda dalam penggunaan obat tradisional karena dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti budaya, sejarah, dan sikap individu. Obat tradisional yang paling banyak
digunakan di seluruh dunia adalah obat herbal atau obat yang berasal dari tumbuhan
(Seyyedrassoli et al., 2017; Temitayo et al., 2017).
B. Saran
Dengan melihat perkembangan penggunaan obat-obat herbal baik di Asia maupun
luar negeri dapat menambah peluang bagi para peneliti dalam meningkatkan ilmu dan
keterampilan dalam pengelolaan bahan alam, mengingat bahwa Negara kita (Indonesia)
merupakan salah satu Negara yang kayak akan tanaman alamnya.
DAFTAR PUSTAKA
De Smet, Peter AGM (2020). Jurnal Kedokteran New England. Obat Herbal Di Eropa –
Standar Regulasi Yang Menyenagkan.
Medisa, Dian. Dkk. (2020). Jurnal Ilmiah Farmasi. The Relationship Between
Sosiodemographic Factor And Public Knowledge Of Herbal Medicines In Two Districts In
Sleman Regency. Vol 16 (2). 96-104.
Josephine Ozioma, Ezekwesili Ofili and Nwamaka Chinwe, Okaka Antoinette. (2019).
Herbal Medicines In African Tradisional Medicine.