Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM

A. Pengertian
Post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42 hari.
Setelah masa nifas, organ reproduksi secara perlahan akan mengalami perubahan seperti
sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka
kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah
penyebab banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab kurangnya perhatian pada
wanita post partum ( Maritalia, 2012).
Post partum adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali pada keadaan sebelum hamil, masa post partum berlangsung selama
6 minggu (Wahyuningsih, 2019).
B. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Pitriani, 2014).
a. Teori penurunan hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormon progesteron dan
estrogen. Fungsi progesteron sebagai penenang otot-otot polos Rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesteron
turun.
b. Teori plasenta menjadi tua
Turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang plekus frankenhauser, amniotomi
(pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.
C. Patofisiologi
Pada kasus post partum akan terjadi perubahan fisiologi. Pada perubahan
fisiologis terjadi proses involusi menyebabkan terjadi peningkatan kadar oksitosis,
peningkatan kontraks uterus sehingga muncul masalah keperawatan nyeri akut, dan
perubahan pada vagina dan perineum terjadi ruptur jaringan terjadi trauma mekanis,
personal hygiene yang kurang baik, pembuluh darah rusak menyebabkan genetalia
menjadi kotor dan terjadi juga perdarahan sehingga muncul masalah keperawatan resiko
infeksi. Perubahan laktasi akan muncul struktur dan karakter payudara. Laktasi di
pengaruhi oleh hormone estrogen dan peningkatan prolactin, sehingga terjadi
pembentukan asi, tetapi terkadang terjadi juga aliran darah di payudara berurai dari
uterus dan retensi darah di pembuluh payudara maka akan terjadi bengkak dan
penyempitan pada duktus intiverus sehingga asi tidak keluar dan muncul masalah
keperawatan menyusui tidak efektif (Heryani,2012).

D. Tanda dan gejala


Menurut Fatimah, (2017) post partum di tandai oleh :
a. Sistem reproduksi
1. Uterus di tandai dengan kembalinya uterus ke kondisi normal setelah hamil
2. Keluarnya lochea, komposisi jaringan endometrial, darah dan limfe.
Tahapannya :
 Rubra (merah) : 1-3 hari
 Sanguinolenta : warna merah kekuningan, berisi darah dan lender terjadi
pada hari ke 3-7
 Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada
hari ke 7-14 pasca persalinan
 Lochea purulenta : ini terjadi karena infeksi, keluar cairan seperti nanah
berbau busuk
 Lochiotosis : lochea tidak lancar keluarnya
3. Siklus menstruasi
Siklus menstruasi akan mengalami perubahan saat ibu mulai menyusui
4. Serviks
Setelah lahir servik akan mengalami edema, bentuk distensi untuk beberapa
hari, struktur interna akan kembali setelah 2 minggu
5. Perineum
Akan terdapat robekan jika di lakukan episiotomy yang akan terjadi masa
penyembuhan selama 2 minggu.
6. Payudara
Payudara akan membesar bengkak karena peningkatan prilakti
E. Komplikasi
Menurut Reeder, (2011) berikut ini merupakan komplikasi yang terjadi pada ibu saat
post partum, yaitu:
a. Penurunan berat badan
Untuk sebagian besar pada wanita memiliki berat badan lebih dalam 2 tahun setelah
wanita hamil disbanding wanita yang belum pernah hamil, dan penurunan berat
badan biasanya bisa terjadi pada dalam beberapa waktu sesudah hamil dan
melahirkan.
b. Demam nifas
Demam nifas merupakan demam yang terjadi setelah melahirkan atau saat ibu
berada di masa nifas. Demam ini bisa terjadi setelah melahirkan hingga kurang lebih
dari 6 minggu setelah masa persalinan, demam nifas biasanya yang disebabkan oleh
perubahan hormon karena sebagian besar demam nifas ini disebabkan oleh infeksi
setelah masa persalinan atau melahirkan.
c. Nyeri pada simfisis pubis
Nyeri ini biasanya disebabkan oleh ibu pasca bersalin atau masa nifas,dan nyeri
tersebut aka nada setelah kondisi ibu melahirkan bayi melalui vagina, nyeri ini
diakibatkan karena adanya lecet pada sekitar area vagina dan bekas luka jahitan
pasca melahirkan.
d. Kesulitan berjalan atau kesulitan dalam hubungan seksual
Kesulitan ketika berjalan biasanya dikarenakan adanya latihan duduk dan berjalan
pasca bersalin pada ibu post partum, sedangkan kesulitan dalam hubungan seksual
pada ibu post partum kemungkinan diakibatkan karena timbulnya rasa sakit disekitar
jalan lahir setelah pasca melahirkan.
e. Payudara membengkak disertai kemerahan
Pada persalinan setelah dua atau tiga hari terkadang seorang ibu nifas atau post
partum akan merasakan payudaranya mulai membengkak yang disebabkan oleh
adanya bakteri Staphylococcus atau Streptococus yang berasal dari saluran air susu
yang tersumbat, selain itu dengan adanya penyumbatan pada sekitar area payudara
akan membuat terlihat payudara menjadi bengkak dan kemerahan.

F. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, trombosit )
b. Urine lengkap
G. Penatalaksanaan
Perawatan pasca persalinan antara lain :
a. Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8
jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan kiri
untuk mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-2
diperbolehkan duduk, hari ke-3 jalan-jalan dan hari 4-5 sudah diperbolehkan
pulang.
b. Diet
Makanan harus bermutu, beergizi dan cukup kalori, sebaiknya makan-
makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-
buahan.
c. Miksi
Hendaknya kencing dilakukan sendiri akan secepatnya. Bila kandung kemih
penuh dan sulit tenang, sebaiknya dilakukan kateterisasi. Dengan melakukan
mobilisasi secepatnya tak jarang kesulitan miksi dapat diatasi.
d. Defekasi
Buang air besar, harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila terjadi
obstipasi dan timbul koprostase hingga skibala tertimbun di rectum, mungkin
terjadi febris. Lakukan klisma atau berikan laksan peroral ataupu perektal.
Dengan melakukan mobilasasi sedini mungkin tidak jarang kesulitan
defekasi dapat diatasi.
e. Perawatan payudara
 Dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keras dan
kering sebagai persiapan untuk menyusui.
 Jika putting rata. Sejak hamil ibu dapat menarik-narik puting susu. Ibu
harus tetap menyusui agar putting selalu sering tertarik
 Payudara bengkak. Payudara bengkak disebabkan pengeluaran ASI
yang tidak lancar karena bayi tidak cukup sering menyusui atau terlalu
cepat disapih. Penatalaksanaanya dengan menyusui lebih sering,
kompres hangat. Susu dikeluarkan dengan pompa dan pemberian
analgesic oral atau per rectal. Bila masih belum bisa dilakukan klisma.
f. Defekasi
Dorong air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit
buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak merah dapat diberikan obat
laksans per oral atau per rectal. Bila masih belum bisa dilakukan klisma.
H. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Identitas pasien (nama, umur, alamat, agama, pekerjaan, suku,bangsa
suami/istri).
2. Riwayat kehamilan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil laboratorium; USG,Darah,
Urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi, emosional dan impresi,
upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobaatan yang diperoleh.
3. Riwayat Persalinan
1) Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal, dan jumlah
abortus, umur kehamilan, saat bersalin, jenis persalinan , penolong
persalinan, BB bayi, kelaianan fisik, kondisi anak saat ini.
2) Riwayaat nifas pada persalinan lau (masalah nifas dan laktasi yang pernah
dialami, masalah bayi yang pernah dialami.
3) Riwayat KB : Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan setelah persalinan,
jumlah anak yang direncanakaan.
4. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang
dijalani, dimana mendapat pertolongan. Apakah penyakit tersebut pernah
diderita sampai saat ini.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara
genetic, menular, kelaianan, congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah
diderita oleh keluarga.
b. Pengkajian Pola Fungsional
1. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Menggambarkan persepsi,pemeliharaan, dan penanganan kesehatan
2. Pola Eliminasi
Eliminasi ( buang air besar ) dan eliminasi uri (BAK), menggambarkan keadaan
eliminasi klien sebelum sakit dengan saat sakit (saat ini) yang meliputi frekuensi,
konsistensi, warna, bau, adanya darah dan lain – lain. Bila ditemukan adanya
keluhan pada eliminasi hendaknya dibuatkan deskripsi singkat dan jelas tentang
keluhan yang dimaksud
3. Pola aktivitas
Menggambarkan aktivitas rutin yang dilakukan klien sebelum sakit sampai saat
sakit mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali termasuk penggunaaan waktu
senggang. Mobilitas selama sakit dilihat dan aktivitas perawatan diri seperti
makan, minum, toileting, berpakaian, berhias, dan penggunaan instrumen
4. Pola istirahat dan Tidur
Jumlah dan kualitas tidur klien, apakah ada gangguan seperti ( sering terjaga /
terbagun, sulit memulai tidur, bangun tidur terlalu dini dan sulit tidur lagi ).
5. Pola kognitif dan persepsi sensori
Menggambarkan kemampuan klien berkomunikasi ( berbicara dan mengerti
pembicaraan ) status mental dan orientasi, kemampuan pengindraan, penciuman,
perabaan dan pengecapan
6. Pola Konsep Diri
Menggambarkan perasaan yang berhubungan dengan kesadaran akan dirinya
sendiri meliputi : gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran diri, identitas diri.
7. Pola peran – hubungan
Diisi dengan hubungan klien dengan anggota keluarga, masyarakat pada
umumnya, perawat, dan tim kesehatan yang lain. Termasuk juga pola
komunikasi yang digunakan klien dalam berhubungan dengan orang lain
8. Pola seksual dan reproduksi
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang dirasakan dengan seksualitas
9. Pola mekanisme koping
Menggambarkan mekanisme koping yang biasa digunakan klien menghadapi
masalah/konflik/stress/kecemasa. Bagaimana klien mengambil keputusan
( sendiri atau dibantu )
10.Pola Nilai Kepercayaan
Menggambarkan nilai – nilai dan menyakinkan klien terhadap sesuatu dan
menjadi sugesti yang amat kuat sehingga mempengaruhi gaya hidup klien dan
berdampak pada kesehatan klien. Termasuk juga praktik ibadah yang dijalankan
klien sebelum sakit sampai saat sakit. Untuk mengkaji pola ini sebaiknya perawat
yang melakukan pengkajian seagama dengan klien sehingga mampu
mendapatkan data yang lengkap
c. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
2. Rambut : Warna , bersih atau tidak, rontok atau tidak
3. Alis : Mudah dicabut atau tidak
4. Mata : Keadaan konjungtiva, sklera
5. Muka : Oedema atau tidak
6. Hidung : Kebersihan, ada polip atau tidak
7. Mulut : Warna bibir, ada stomatitis atau tidak
8. Gigi : Kebersihan, ada karies atau tidak, ada ginggivitas atau tidak
9. Telinga : Kesimetrisan, kebersihan, ada serumen atau tidak
10. Leher : Dikaji adakah pembesaran kelenjar thyroid, dan vena jugularis
11. Dada dan axilla: ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak
12. Mamae : masih teraba lunak pada hari I dan II post partum, mulai keluar
Kolustrum, hari III hangat dan berisi , hari IV keras dan produksi ASI
meningkat
13. Putting : penonjolan putting , kondisi puting, monthgomeri, pengeluaran
7olostrums
14. Abdomem : ada bekas luka Operasi atau tidak, adakah pembesaran hati dan
lien serta keadaan kandung kemih, adanya linea nigra, striae gravidarum, TFU,
kontur kulit, palpasi supra pubik untuk mendeteksi bladder distensi, kontraksi
uterus
15. Ekstermitas
16. Superior : Kesimetrisan, keadaan kuku ( bersih atau tidak, panjang atau
pendek, pucat atau tidak )
17. Inferior : Keseimetrisan , keadaan kuku ( bersih atau tidak, panjang atau
tidak, pucat atau tidak, ada varices atau tidak ada tromboplebitis atau tidak )
18. Genetalia
19. Perinium : Intack, ruptur, episiotomi, tanda – tanda REEDA ), jenis
episiotomi
20. Lochea : warna, bau, jumlah
21. Rectum
d. Diagnosa Keperawatan Intervensi dan Rasional
1. Gangguan rasa nyaman nyeri (00214)
Intervensi mayor :
Paint manajemen
Intervensi disarankan :
 Kaji karakteristik nyeri
 Monitor TTV
 Ajarkan teknik distraksi relaksasi
 Kolaborasi untuk pemberian analgesik
2. Ketidakefektifan pemberian ASI (00104)
Intervensi mayor :
Pemeriksaan payudara
Intervensi disarankan :
 mengkaji keadaan payudara pasien
 memberikan informasi tentang pentingnya gizi untuk pasien menyusui
 memberikan informasi tentang perawatan payudara
 memberikan terapi breast care

3. Defisit pengetahuan (00126)


Intervensi mayor :
Pendidikan orang tua: bayi
Intervensi disarankan :
 Tentukan pengetahuan kemampuan orangtua dalam belajar mengenai
perawatan bayi
 Monitor kebutuhan belajar bagi keluarga
 Berikan informasi kepada orangtua mengenai perawatan bayi baru lahir
terutama perawatan tali pusat
 Perkuat kemampuan orangtua pada keterampilan perawatan bayi
e. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan pasien dengan tujuan/kriteria hasil yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan tenaga medis yang lain
agar mencapai tujuan/kriteria hasil yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Maritalia D, 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: 55167

Wahyuningsih, S. (2019). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Post Partum.


https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=cBKfDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=asuhan+keperawatan+postpartum&ot
s=vKhhFotwZ-

Pitriani, R. (2014). Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (Askeb III).

Heryani, R. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Dan Ibu Menyusui. CV. Trans Info
Media.

Fatimah. (2017). BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANANKEHAMILAN. Fakultas Kedokteran dan


Kesehatan Universitas Muhammadiyah. https://doi.org/10.1111/j.1467-8683.2009.00753.x

Reeder, S. (2011). Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga.Ed.18


Vol.2.EGC

Anda mungkin juga menyukai