TUTORIAL ASTRONOMI
SMA NEGERI 1 LEMAHABANG TAHUN 2021
PERTEMUAN 5
ASTROFISIKA
TUTORIAL ASTRONOMI
SMA NEGERI 1 LEMAHABANG TAHUN 2021
0 8 2 1 2 7 9 1 1 9 3 6 , M A MA N R U K MA N A @ OU T LO OK .CO. I D
SPEKTROSKOPI BINTANG
ASTROFISIKA
Gelombang Elektromagnetik
Untuk mempelajari benda-benda langit,
informasi yang diterima hanyalah berupa
seberkas cahaya.
1. Pancaran gelombang radio, dengan antara
beberapa milimeter sampai 20 meter
2. Pancaran gelombang inframerah, dengan
sekitar 7500 Å hingga sekitar 1 mm (1 Å = 1
Angstrom = 10-8 cm)
3. Pancaran gelombang optik atau pancaran
kasatmata dengan sekitar 3 800Å sampai 7
500 Å
4. Pancaran gelombang ultraviolet, sinar X dan
sinar yang mempunyai < 3 500 Å
Panjang Gelombang Optik
➢ merah : 6 300 – 7 500 Å Dengan mengamati pancaran gelombang
➢ merah oranye : 6 000 – 6 300 Å elektromagnetik, kita dapat mempelajari beberapa
➢ oranye : 5 900 – 6 000 Å hal yaitu:
➢ kuning : 5 700 – 5 900 Å 1. Arah pancaran. Dari pengamatan, kita dapat
mengetahui letak dan gerak bintang yang
➢ kuning hijau : 5 500 – 5 700 Å
memancarkannya.
➢ hijau : 5 100 – 5 500 Å
2. Kuantitas pancaran. Kita bisa mengukur kuat atau
➢ hijau biru : 4 800 – 5 100 Å kecerahan pancaran.
➢ biru : 4 500 – 4 800 Å
3. Kuatlitas pancaran. Dalam hal ini kita bisa
➢ biru ungu : 4 200 – 4 500 Å mempelajari warna, spektrum maupun
➢ ungu : 3 800 – 4 200 Å polarisasinya.
Hukum Pancaran
Untuk memahami sifat pancaran suatu benda kita hipotesikan suatu pemancar sempurna yang
disebut benda hitam (black body).
➢ Pada keadaan kesetimbangan termal, temperature benda hanya ditentukan oleh jumlah energi
yang diserapnya per detik
➢ Suatu benda hitam tidak memancarkan seluruh gelombang elektromagnetik secara merata.
Benda hitam bisa memancarkan cahaya biru lebih banyak dibandingkan dengan cahaya merah
atau sebaliknya. -27
h = Tetapan Planck = 6,625 x 10 erg det
➢ Menurut Max Planck (1858-1947), k = Tetapan Boltzmann = 1,380 x 10-16 erg/ oK
c = Kecepatan cahaya = 2,998 x 1010 cm/det
T = Temperatur dalam derajat Kelvin (oK)
B (T) = Intensitas spesifik (I) = Jumlah energi yang mengalir pada arah tegak lurus permukaan per cm2 per detik, per steradian
Hukum Wien
Panjang gelombang maksimum (maks) pancaran benda
hitam dapat ditentukan dengan menggunakan Hukum
Wien yaitu
Intensitas
maks dinyatakan dalam cm dan T dalam derajat Kelvin
Hukum Wien ini menyatakan bahwa makin tinggi
temperatur suatu benda hitam, makin pendek panjang
gelombangnya 0 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50 1.75 2.00
Panjang Gelombang
Jadi bintang A mempunyai maks lebih pendek daripada bintang B. Menurut hukum Wien, bintang A lebih
panas daripada bintang B
Jadi temperatur bintang A lebih panas 1,6 kali daripada temperatur bintang B
Luminositas Bintang
Bintang Sebagai Benda Hitam
Fluks energi benda hitam adalah energi yang
dipancarkan oleh setiap cm2 permukaan
benda hitam per detik ke semua arah.
F = p B(T) = s T4
Jadi setelah jaraknya dijauhkan 3 kali dari jarak semula, maka kecerlangan bintang menjadi lebih
redup sebesar 1/9 kali kecerlangan semula.
Contoh Soal Luminositas Bintang
Bumi menerima energi dari matahari sebesar 1380 W/m2. Berapakah energi dari matahari yang
diterima oleh planet Saturnus, jika jarak Matahari-Saturnus adalah 9,5 AU ?.
Jawab:
Misalkan energi matahari yang diterima di Bumi adalah EB = 1380 W/m2 dan jarak Bumi-
Matahari adalah dB = 1 AU.
Misalkan energi matahari yang diterima di Saturnus adalah ES dan jarak Saturnus-Matahari
adalah dS = 9,5 AU. Jadi
Hukum Kirchoff
1. Bila suatu benda cair atau gas bertekanan tinggi dipijarkan, benda
tadi akan memancarkan energi dengan spektrum pada semua
panjang gelombang
2. Gas bertekanan rendah bila dipijarkan akan memancarkan energi
hanya pada warna, atau panjang gelombang tertentu saja. Spektrum
yang diperoleh berupa garis-garis terang yang disebut garis pancaran
atau garis emisi. Letak setiap garis atau panjang gelombang garis
tersebut merupakan ciri gas yang memancarkannya.
3. Bila seberkas cahaya putih dengan spektrum kontinu dilewatkan
melalui gas yang dingin dan renggang (bertekanan rendah), gas
tersebut tersebut akan menyerap cahaya tersebut pada warna atau
panjang gelombang tertentu. Akibatnya akan diperoleh spektrum
kontinu yang berasal dari cahaya putih yang dilewatkan diselang-
seling garis gelap yang disebut garis serapan atau garis absorpsi.
Deret Balmer
Apabila seberkas gas hidrogen dipijarkan akan meman-carkan sekumpulan garis terang atau
garis emisi dengan jarak antar satu dan lainnya yang memperlihatkan suatu keteraturan
tertentu. Menurut Balmer (ahli fisika dari Swiss), panjang gelombang garis emisi tersebut
mengiku-ti hukum
1 1 1
=R
22 n2
= panjang gelombang
R = suatu tetapan
n = bilangan bulat 3, 4, 5, . . . .
Deret Balmer
Untuk :
n=3 deret Balmer pertama : Ha pada = 6563 Å
Hd H Hb Ha
Konstanta Rydberg
Apabila dinyatakan dalam cm
maka R = 109 678
m=1 ditemukan deret deret Lyman dengan n = 2, 3, …
A Garis Absorpsi
Bintang
Atmosfer
Garis Emisi
Spektrum Kontinu
Oh, Be, A, Fine, Girl, Kiss, Me
Spektrum Bintang
1. Pola spektrum bintang umumnya berbeda-beda, pada tahun 1863 seorang astronom
bernama Angelo Secchi mengelompokan spektrum bintang dalam 4 golongan berdasarkan
kemiripan susunan garis spektrumnya.
2. Miss A. Maury dari Harvard Observatory menemukan bahwa klasifikasi Secchi dapat
diurutkan secara kesinambungan hingga spektrum suatu bintang dengan bintang urutan
sebelumnya tidak berbeda banyak.
3. Klasifikasi yang dibuat oleh Miss Maury selanjutnya diperbaiki kembali oleh Miss Annie J.
Cannon. Hingga sekarang klasifikasi Miss Cannon ini digunakan
Perjalanan Klasifikasi Spektrum Bintang
Klasifikasi Secchi Tipe1, Tipe II, Tipe III, Tipe IV, Tipe V
Klasifikasi Miss A. Maury Kelas A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P dan Q
Klasifikasi Miss. Annie J. Cannon Kelas O, B, A, F, G, K, M
Klasifikasi Spektrum Bintang
Kls. Spek : O
Warna : Biru
Temperatur : > 30 000 K
Ciri Utama : Garis absorpsi yang tampak sangat sedikit. Garis helium terionisasi, garis nitrogen
terionisasi dua kali, garis silikon terionisasi tiga kali dan garis atom lain yang terionisasi
beberapa kali tampak, tapi lemah. Garis hidrogen juga tampak, tapi lemah.
Hh Hz He Hd H He II Hb Ha
He I
Klasifikasi Spektrum Bintang
Kls. Spek : B
Warna : Biru
Temperatur : 11 000 – 30 000 K
Ciri Utama : Garis helium netral, garis silikon terionisasi satu dan dua kali serta garis oksigen
terionisasi terlihat. Garis hidrogen lebih jelas daripada kelas O
He I He I
He II
Klasifikasi Spektrum Bintang
Kls. Spek : A
Warna : Biru
Temperatur : 7 500 – 11 000 K
Ciri Utama : Garis hidrogen tampak sangat kuat. Garis magnesium silikon, besi,
titanium dan kalsium terionisasi satu kali mulai tampak. Garis logam
netral tampak lemah.
Contoh : Bintang Sirius dan Vega
Hq Hh Hz H e H d H Hb Ha
Klasifikasi Spektrum Bintang
Kls. Spek : F
Warna : Biru keputih-putihan
Temperatur : 6 000 – 11 000 K
Ciri Utama : Garis hidrogen tampak lebih lemah daripada kelas A, tapi masih jelas. Garis-
grais kalsium, besi dan chromium terionisasi satu kali dan juga garis besi dan
chromium netral serta garis logam lainnya mulai terlihat.
Contoh : Bintang Canopus dan Proycon
Hq Hh Hz He Hd H Hb Ha
Ciri Utama : Garis hidrogen lebih lemah daripada kelas F. Garis calsium terionisasi terlihat.
GAris-garis logam terionisasi dan logam netral tampak. Pita molekul CH (G-
Band) tampak sangat kuta
Contoh : Matahari dan Bintang Capella
H Lines
Hz Hd H Hb Mg I Mg I Ha
K Lines G Band
Klasifikasi Spektrum Bintang
Kls. Spek : K
Warna : Jingga kemerah-merahan
Temperatur : 3 500 – 5000 K
Ciri Utama : Garis logam netral tampak mendominasi. Garis hidrogen lemah sekali. Pita
molekul TiO mulai tampak
Contoh : Bintang Acturus dan Aldebaran
Ca I (4227) Hb Ha
H Lines (tidak tampak)
Mg I Mg I (sudah tidak tampak)
K Lines G Band
Klasifikasi Spektrum Bintang
Kls. Spek : M
Warna : Merah
Temperatur : 2 500 – 3 000 K
Ciri Utama : Pita molekul Tio ( titanium oksida) terlihat sangat mendominasi, garis logam
netral juga tampak dengan jelas.
G Band
H Lines
Klasifikasi Spektrum Bintang
Spektrum Bintang Kelas O Spektrum Bintang Kelas B
600 400
350
500
300
400
250
Intensitas
Intensitas
300 200
150
200
100
100
50
0 0
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang Panjang Gelombang
Klasifikasi Spektrum Bintang
Spektrum Bintang Kelas A Spektrum Bintang Kelas F
140
200
180 120
160
100
140
Intensitas
120 80
Intensitas
100
60
80
60 40
40
20
20
0
0
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang
Panjang Gelombang
Klasifikasi Spektrum Bintang
Spektrum Bintang Kelas G Spektrum Bintang Kelas K
140
120
120
100
100
80
Intensitas
Intensitas
80
60
60
40
40
20
20
0 0
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang Panjang Gelombang
Klasifikasi Spektrum Bintang
Spektrum Bintang Kelas M
300
250
200
Intensitas
150
100
50
0
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang
Urutan Kelas Spektrum Bintang
O 50 000 oK
B 20 000 oK
A 10 000 oK
F 7 500 oK
G 6 000 oK
K 4 000 oK
M 3 500 oK
Sub-Kelas Spektrum Bintang
Klasifikasi spektrum bintang O, B, A, F, G, K, M masih dibagi lagi dalam subkelas, yaitu
dst
Spektrum Bintang Sub-Kelas V
Hz He Hd H Hb Ha
O5 V
B0 V
B5 V
A1 V
A5 V
F0 V
F5 V
G0 V
G4 V
K0 V
K5 V
M0 V
M5 V
Spektrum Bintang Deret Utama Kelas O-K
O5
O7-
B0
B3-4
Intensitas Relatif
B6
A1-3
A5-7
A8
A9-F5
F6-7
F8-9
G1-2
G6-8
G9-K0
K4
K5
Intensitas Relatif
M2
M4
Panjang Gelombang (Å
)
Spektrum Bintang dengan Garis Emisi
Kelas Luminositas Bintang dari Morgan-Keenan (MK) digambarkan dalam diagram Hertzprung-Russell (diagram H-R)
Kelas Luminositas Diagram HR
Diagram HR
Klasifikasi spektrum bintang sekarang
ini merupakan penggabungan dari
kelas spektrum dan kelas luminositas.
Contoh :
Matahari
Magnitudo Bintang
➢ Terang suatu bintang dalam astronomi dinyatakan dalam satuan magnitude
➢ Hipparchus (abad ke-2 SM) membagi terang bintagn dalam 6 kelompok berdasarkan
penampakannya dengan mata telanjang
1. Bintang paling terang tergolong magnitudo ke-1
2. Bintang yang lebih lemah tergolong magnitudo ke-2
3. Dst hingga bintang paling lemah yang bisa dilihat dengan mata termasuk magnitudo ke-6
➢ Makin terang sebuah bitnag, maki kecil magnitudonya
magnitudo 1 2 3 4 5 6
Magnitudo Bintang
➢ John Herschel mendapatkan bahwa kepekaan mata dalam menilai terang bintang bersifat logaritmik
Bintang yang magnitudonya satu ternyata 100 kali lebih terang daripada bintang yang
magnitudonya enam
➢ Berdasarkan kenyataan ini, Pogson pada tahun 1856 mendefinisikan skala satuan magnitudo secara
lebih tegas
Dengan skala Pogson ini dapat ditunjukkan bahwa bintang bermagnitudo 1 adalah 100 kali lebih terang
daripada bintang bermagnitudo 6.
-(1 - 6)
E1/E2 = 2,512 = 2,512 5 = 100
Magnitudo Bintang
Secara umum rumus Pogson dapat dituliskan :
merupakan besaran lain untuk menyatakan fluks pancaran bintang yang diterima di bumi per
cm2, per detik
➢ Harga tetapan ditentukan dengan mendefinisikan suatu titik nol.
Pada awalnya sebagai standar magnitudo digunakan bintang Polaris yang tampak di semua
Observatorium yang berada di belahan langit utara. Bintang Polaris ini diberi magnitudo 2 dan
magnitudo bintang lainnya dinyatakan relatif terhadap magnitudo bintang polaris
Magnitudo Bintang
Pada tahun 1911, Pickering mendapatkan bahwa bintang Polaris, cahayanya berubah-ubah (bintang
variabel) dan Pickering mengusulkan sebagai standar magnitudo digunkan kelompok bintang yang ada
di sekitar kutub utara (North Polar Sequence)
Cara terbaik untuk mengukur magnitudo adalah dengan menggunakan bintang standar yang berada di
sekitar bintang yang di amati karena perbedaan keadaan atmosfer Bumi tidak terlalu berpengaruh
dalam pengukuran.
Pada saat ini telah banyak bintang standar yang bisa digunakan untuk menentukan magnitudo sebuah
bintang, baik yang berada di langit belahan utara, maupun di belahan selatan.
Magnitudo Semu & Magnitudo Mutlak
➢ Magnitudo yang kita bahas merupakan ukuran terang bintang yang kita lihat atau terang semu (ada
faktor jarak dan penyerapan yang harus diperhitungkan)
L
m – M = -5 + 5 log d
M = -2,5 log 4 p 102 + tetapan
d dalam pc
modulus jarak
Contoh Soal Magnitudo
Magnitudo mutlak sebuah bintang adalah M = 5 dan magnitudo semunya adalah m = 10. Jika absorpsi
oleh materi antar bintang diabaikan, berapakah jarak bintang tersebut ?
Jawab :
m = 10 dan M = 5, dari rumus Pogson
m – M = -5 + 5 log d
diperoleh, 10 – 5 = -5 + 5 log d
5 log d = 10
log d = 2 d = 100 pc
Perbandingan Magnitudo Mutlak
Dari rumus Pogson dapat kita tentukan perbedaan magnitudo mutlak dua bintang yang luminositasnya
masing-msing L1 dan L2, yaitu,
L
Dari rumus M = -2,5 log + tetapan
4 p 102
L1
Untuk bintang ke-1 : M1 = -2,5 log + tetapan
4p 102
L2
Untuk bintang ke-2 : M2 = -2,5 log + tetapan
4p 102
L1
Jadi : M1 - M2 = -2,5 log
L2
Indeks Warna
Sebelum perkembangan fotografi, magnitudo bintang ditentukan dengan mata.
➢ Kepekaan mata untuk daerah panjang gelombang yang berbeda tidak sama
➢ Mata terutama peka untuk cahaya kuning hijau di daerah = 5 500 Å, karena itu magnitudo yang diukur
pada daerah ini disebut magnitudo visual atau mvis
➢ Pada awal fotografi, emulsi fotografi mempunyai kepekaan di daerah biru-ungu pada panjang gelombang
sekitar 4 500 Å.
➢ Magnitudo yang diukur pada daerah ini disebut magnitudo fotografi atau mfot
Indeks Warna
Perbandingan bintang Rigel dan Betelgeuse
❖ Rigel (berwarna biru)
➢ Temperatur permukaannya tinggi
➢ Akan memancarkan lebih banyak cahaya biru daripada cahaya kuning.
➢ Diamati secara fotografi akan tampak lebih terang daripada diamati secara visual (mvis besar dan
mfot kecil).
❖ Betelgeuse (berwarna merah)
➢ Temperatur permukaannya rendah
➢ Akan memancarkan lebih banyak cahaya kuning daripada cahaya biru
➢ Diamati secara visual akan tampak lebih terang daripada diamati secara fotografi (mvis kecil dan
mfot besar).
Jadi untuk suatu bintang, mvis berbeda dari mfot. Selisih kedua magnitudi tersebut, yaitu magnitudo fotografi dikurang
magnitudo visual disebut indeks warna (Color Index – CI).
Makin panas atau makin biru suatu bintang, semakin kecil indeks warnanya.
Indeks Warna
Distribusi energi bintang Rigel Distribusi energi bintang Betelgeuse
mf m mf m
ot vis
ot vis
mvis besar, mfot kecil CI kecil mvis kecil, mfot besar CI besar
Indeks Warna
Dengan berkembangnya fotografi, selanjutnya dapat dibuat pelat foto yang peka terhadap daerah panjang
gelombang lainnya, seperti kuning, merah bahkan inframerah.
Pada tahun 1951, H.L. Johnson dan W.W. Morgan mengajukan sistem magnitudo yang disebut sistem UBV,
yaitu
U = magnitudo semu dalam daerah ultraungu (ef = 3500 Å)
B = magnitudo semu dalam daerah biru (ef = 4350 Å)
V = magnitudo semu dalam daerah visual (ef = 5550 Å)
Dalam sistem UBV ini, indeks warna adalah U-B dan B-V
➢ Untuk bintang panas B-V kecil.
!
Dewasa ini pengamatan fotometri tidak lagi menggunakan pelat film, tetapi dilakukan dengan kamera
CCD, sehingga untuk menentukan bermacam-macam sistem magnitudo nergantung pada filter yang
digunakan.
Contoh Soal Magnitudo & Indeks Warna
Tiga bintang diamati magnitudo dalam panjang gelombang visual (V) dan biru (B) seperti yang
diperlihatkan dalam tabel di bawah.
No. B V
1 8,52 8,82
2 7,45 7,25
3 7,45 6,35
a. Tentukan bintang nomor berapakah yang paling terang ? Jelaskanlah alasannya
b. Bintang yang anda pilih sebagai bintang yang paling terang itu dalam kenyataannya apakah
benar-benar merupakan bintang yang paling terang ? Jelaskanlah jawaban anda.
c. Tentukanlah bintang mana yang paling panas dan mana yang paling dingin. Jelaskanlah
alasannya.
Contoh Soal Magnitudo & Indeks Warna
Jawab :
a. Bintang paling terang adalah bintang yang magnitudo visualnya paling kecil. Dari
tabel tampak bahwa bintang yang magnitudo visualnya paling kecil adalah bintang
no. 3, jadi bintang yang paling terang adalah bintang no. 3
b. Belum tentu karena terang suatu bintang bergantung pada jaraknya ke pengamat
seperti tampak pada rumus
L
m = -2,5 log E + tetapan, dan E =
4pd2
dimana E adalah terang bintang, L luminositas bintang dan d adalah jarak
bintang ke pengamat. Oleh karena itu bintang yang sangat terang bisa tampak
sangat lemah cahayanya karena jaraknya yang jauh.
Contoh Soal Magnitudo & Indeks Warna
c. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini kita tentukan dahulu indeks warna
ketiga bintang tersebut, karena makin panas atau makin biru sebuah bintang maka
semakin kecil indeks warnanya.
Dari tabel di atas tampak bahwa bintang yang mempunyai indeks warna terkecil
adalah bintang no. 1. Jadi bintang terpanas adalah bintang no. 1.
Gerak Bintang
Bintang tidak diam, tapi bergerak di ruang angkasa. Pergerakan bintang sangat sukar diikuti karena
jaraknya yang jauh, sehignga kita melihat bintang seolah-olah tetap diam pada tempatnya sejak dulu
sampai sekarang.
Laju perubahan sudut letak suatu bintagn disebut gerak sejati (proper motion). Gerak sjati bintang
diberi simbol dengan μ dan dinyatakan dalam satuan detik busur per tahun. Bintang yang bergerak
sejatinya terbesar adalah bintang Bernard dengan μ = 10,25” per tahun. Dalam waktu 180 tahun,
bintang ini hanya bergeser selebar bulan purnama.
Hubungan antara kecepatan tangensial (Vt) dan gerak sejati:
PEMBAHASAN
SOAL
PERTEMUAN 4-5
Pembahasan Soal 1
Panjang satu tahun kabisat pada Kalender Matahari Kala Sunda (KMKS) dan Kalender Matahari Gregorian
(KMG) adalah 366 hari. Panjang satu tahun basit pada kedua kalender tersebut adalah 365 hari. Aturan
tahun kabisat pada KMKS adalah setiap tahun yang habis dibagi 4 dan tidak habis dibagi 128. Aturan tahun
kabisat pada KMG adalah setiap tahun kelipatan 100 yang habis dibagi 400, atau setiap tahun yang bukan
kelipatan 100 yang habis dibagi 4. Aturan tahun basit pada kedua kalender tersebut adalah tahun yang tidak
memenuhi tahun kabisat. Dalam kurun waktu 51200 tahun, hitunglah jumlah tahun kabisat pada masing-
masing kalender!
Solusi:
Pembahasan Soal 2
Berapakah fluks sebuah bintang dengan magnitudo m = 0?
Solusi:
PERTEMUAN 6
FISIKA BINTANG
TUTORIAL ASTRONOMI
SMA NEGERI 1 LEMAHABANG TAHUN 2021
0 8 2 1 2 7 9 1 1 9 3 6 , M A MA N R U K MA N A @ OU T LO OK .CO. I D
Bintang Ganda
❖ Bintang ganda (double stars) adalah dua buah bintang yang terikat satu sama lain oleh gaya
tarik gravitasi antar kedua bintang tersebut.
❖ Apabila sistem bintang ini lebih dari dua, maka disebut bintang majemuk (multiple stars).
Bintang
sekunder
Apastron Bintang
primer
Periastron
Bintang Ganda
Dalam gerak orbitnya, kedua komponen bintang ganda bergerak mengitari pusat massanya dalam
lintasan yang berupa elips dengan titik pusat massanya berada pada titik fokus elips orbit
tersebut.
Bintang primer
orbit bintang
bermassa besar
pusat massa (PM)
orbit bintang
bermassa kecil
Bintang sekunder
Bintang Ganda
Titik pusat massa selalu berada pada garis lurus yang menghubungkan kedua bintang.
Misalkan,
M1 = massa bintang kesatu
M2 = massa bintang kedua
r1 = jarak bintang kesatu ke titik pusat massa
r2 = jarak bintang kedua ke titik pusat massa
M1
r1 r2
PM
M 2
Bintang Ganda
Maka, M1 r1 = M2 r2
2πr1 2πr2
Vr = dan, Vr =
1 P 2 P
Periode
Kec. Radial btg-1 Kec. Radial btg-2
Dari gerak sistem dua benda kita tahu bahwa orbit kedua bintang dalam sistem bintang ganda
terletak dalam satu bidang yang disebut bidang orbit. Suatu orbit bintang ganda akan dapat
digambarkan secara lengkap apabila komponen orbitnya dapat diketahui.
Bintang Ganda
➢ Bintang ganda visual
➢ Bintang ganda astrometri
➢ Bintang ganda spektroskopi
➢ Bintang ganda gerhana
Beta Cygni (Alberio)
➢ Bintang majemuk (lebih dari dua bintang) Sekunder
Separation: 34.6"
Primer Position angle: 55
Magnitudes: 3.0, 5.3
http://schmidling.com/doubst.htm
Bintang Ganda Visual
Bintang ganda visual adalah bintang ganda yang jarak antara kedua anggotanya cukup besar sehingga
apabila dilihat melalui teleskop akan tampak sebagai dua bintang.
Jarak antara komponen bintang ganda visual mencapai ratusan satuan astronomi, sehingga kala
edarnya (periode orbitnya) sangat lama, mencapai beberapa puluh sampai beberapa ratus
tahun.
Pasangan bintang ganda visual gerak orbitnya sangat sukar diamati, karena gerakannya yang terlalu
lambat.
Bukti bahwa pasangan ini adalah bintang ganda, terlihat dari gerak
dirinya yang bersama-sama.
Contoh : P = 79,92 th ~ 80 th
Bintang ganda visual a Centauri Jarak a Cen-A dan a Cen-B
= 11 ~ 35 AU
Bintang Ganda Astrometri
Bintang ganda visual yang pasangannya sangat lemah sehingga tidak terlihat dengan mata,
sehingga hanya tampak sebagai bintang tunggal.
Bukti bahwa bintang ini adalah bintang ganda, terlihat dari gerakan bintang primer yang
berkelok-kelok, karena bintang tersebut mengelilingi titik pusat massanya sendiri yang
bergerak lurus dalam ruang.
gerak titik
Contoh : Bintang Sirius pusat massa 1990
gerak bintang
P = 50 tahun primer 1980
1970
1960
m1 = - 1,58 1940
1950
Barat
m2 = 8,44 1930
Sirius-A Utara
1920
bintang primer 10.000 kali lebih terang Sirius-B 1910
B B A
AB A+B B A
Bintang Ganda Gerhana
Bintang ganda gerhana adalah bintang ganda yang berdekatan dimana salah satu komponennya
melintasi dan menutupi pasangannya secara bergantian
Karena ada bagian bintang yang tertutup, maka cahaya bintang akan tampak lebih redup pada saat
gerhana.
Akibatnya, cahaya pasangan bintang ini tampak berubah-ubah secara berkala: redup, terang
(variabel).
Bintang Ganda Gerhana
Animasi kurva cahaya
http://www.astronomynotes.com/starprop/eclipse-size.gif
Persamaan Struktur Bintang
Kekekalan Massa
Pada tinjauan sifat massa materi di dalam bintang, diasumsikan massa dalam keadaan tunak
(steady state) yaitu tanpa variasi waktu. Misal suatu kulit bola infinitesimal setebal dr berada
pada jarak r dari pusat bintang. Kulit bola ini melingkupi suatu volume kulit sebesar dV.
Persamaan Struktur Bintang
Skala Waktu Dinamik
Skala waktu dinamik (dynamical time scale) didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh
sebuah tes partikel yang berada dipermukaan bintang, jatuh menuju pusat bintang akibat oleh
gaya potensial gravitasi bintang tanpa adanya gaya tekanan dari dalam bintang. Definisi lain dari
skala waktu dinamik adalah waktu yang diperlukan sebuah bintang untuk runtuh akibat gravitasi
tanpa adanya tekanan dari dalam bintang yang menahan.
Persamaan Struktur Bintang
Skala Waktu Termal/Kelvin-Helmhotz
Skala waktu Kelvin-Helmhotz adalah kala hidup bintang jika bintang tersebut meradiasikan
seluruh energi kinetik bintang dalam pancaran luminositasnya.
Ada saat tertentu dimana sumber energi nuklir menghilang atau tidak efisien. Pada tahap
evolusi seperti ini, perubahan bintang dapat berlangsung dalam skala waktu termal.
Persamaan Struktur Bintang
Skala Waktu Nuklir
Bintang tetap bertahan dalam keadaanSTselama produksi energi nuklir di pusat dapat
mengimbangi pancaran energi di permukaan dalam jumlah seimbang.
Fraksi sekecil φ (sebesar 0,007 pada fusi hidrogen) dari bahan bakar yang dianggap massa diam
ini terlibat dalam reaksi fusi dengan total jumlah energi nuklir sebesar
PEMBAHASAN
SOAL
PERTEMUAN 6
Pembahasan Soal 1
Setiap satu reaksi penggabungan nuklir di pusat Matahari melibatkan 6 proton yang akhirnya
menghasilkan kembali 2 proton dan 1 inti helium ( 42He). Dengan mengabaikan massa nucleon lain
(missal positron), hitunglah besar energi per detik yang dihasilkan jika jumlah reaksi per detik
sebanyak 1034!
Solusi:
Pembahasan Soal 2
Diketahu periode rotasi Matahari di ekuatornya saat ini 25 hari. Asumsikan massa Matahari kekal
selama evolusinya. Jika Matahari berevolusi hingga akhirnya menjadi Katai Putih dengan kerapatan
massa 2,51 x 109 kg/m3, berapakah jejari dan periode rotasi Matahari saat menjadi Katai Putih?
Solusi:
HATUR NUHUN