Anda di halaman 1dari 24

PELATIHAN ONLINE 2018

KEBUMIAN – PAKET 14
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

FOTOMETRI DAN SPEKTROMETRI BINTANG

BAGIAN I – FOTOMETRI BINTANG


Untuk mempelajari benda langit, satu-satunya media yang dapat kita terima adalah cahaya yang
merambat dalam vakum. Setiap benda langit yang menghasilkan cahaya sendiri akan memancarkan
gelombang elektromagnetik, namun yang dapat diterima dalam mata kita adalah gelombang dengan
panjang gelombang optik, antara 3800 Å hingga 7500 Å.

[1]

Beberapa hal yang dapat diketahui dengan mempelajari pancaran gelombang:


a. Arah pancaran: letak dan gerak benda yang memancarkannya.
b. Kuantitas pancaran: mengukur kuat dan kecerahan pancaran.
c. Kualitas pancaran: mempelajari warna, spektrum, dan polarisasinya.

Fluks dan Luminositas


Untuk memahami sifat pancaran suatu benda, kita asumsikan bahwa pemancar tersebut merupakan
sebuah benda hitam (black body) yang pancarannya hanya bergantung pada temperatur. Meskipun
disebut benda hitam, warnanya tidak harus selalu hitam. Panjang gelombang maksimum (λmaks)
pancaran benda hitam dapat ditentukan dengan menggunakan Hukum Wien:

Apa yang dapat diketahui dari Hukum Wien?


a. Makin tinggi temperatur suatu benda hitam, semakin pendek panjang gelombangnya.
b. Sehingga, bintang yang bertemperatur tinggi akan tampak berwarna biru (λ pendek) dan
benda yang temperaturnya lebih rendah tampak berwarna merah (λ panjang).

Kemudian, kita mengetahui sebuah istilah yang disebut dengan fluks. Fluks adalah jumlah energi
yang dipancarkan oleh setiap cm2 permukaan benda hitam per detik ke semua arah.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

Besaran σ (tetapan Stefan-Boltzmann) adalah 5,67 x 10-5 erg cm-2 K-4 s-1.

Jika suatu benda berbentuk bola dengan jari-jari R dan temperatur T memancarkan radiasi dengan
sifat benda hitam, maka luminositas atau energi yang dipancarkan seluruh benda tersebut ke semua
arah per detik adalah:

Sedangkan fluks pancaran: jumlah energi yang diterima oleh pengamat pada jarak d dari benda
hitam per detik per cm2 adalah:

Harap ingat baik-baik dan hati-hati memperhatikan satuan yang digunakan dalam perhitungan!

Rumus fluks pancaran juga dikenal sebagai hukum kuadrat kebalikan (inverse square law),
menyebutkan bahwa kecerlangan (brightness) berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya,
sehingga semakin jauh sebuah bintang, semakin redup cahayanya.

Magnitudo Bintang
Terangnya suatu bintang dinyatakan dalam magnitudo. Metode paling sederhana diperkenalkan
oleh Hipparchus (abad ke-2 SM) yang membagi magnitudo menjadi 6 kelompok, dengan
pengamatan menggunakan mata telanjang. Bintang paling terang termasuk kelompok 1 dan paling
redup kelompok 6.

[2]

Pogson membuat sebuah persamaan matematik bahwa terangnya bintang dengan kategori ini
berubah secara logaritmik, dan dirumuskan dengan:

Dengan skala ini, ditunjukkan bahwa bintang bermagnitudo 1 100x lebih terang dari bintang
magnitudo 6.

Magnitudo yang kita bahas merupakan ukuran terang bintang yang kita lihat atau megnitudo semu
karena ada faktor jarak dan penyerapan yang harus diperhitungkan.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

Untuk menyatakan luminositas atau kuat sebenarnya suatu bintang, digunakan magnitudo mutlak,
yang diandaikan pemgamatannya dari jarak 10 parsec.

Dengan menggabungkan rumus magnitudo mutlak dan magnitudo semu, didapatkan modulus jarak:

*d dalam parsec.

Dari rumus Pogson, dapat kita tentukan perbedaan magnitudo mutlak dua bintang yang
luminositasnya masing-masing L1 dan L2, yaitu:

Sistem Magnitudo
Magnitudo yang dibicarakan di atas diukur menggunakan kepekaan mata yang berada pada jarak λ =
5500 Å (kuning-hijau), sehingga disebut magnitudo visual (mv). Adapun sejak dengan menggunakan
teknologi fotografi, magnitudo yang diukur terletak pada λ = 4500 Å (biru-ungu) karena lebih sensitif.
Oleh karena itu magnitudo ini disebut magnitudo fotografi (m fot).

Pengukuran dengan magnitudo visual dan fotografi untuk bintang yang sama akan berbeda.
Misalkan pengamatan mata telanjang menunjukkan bintang Rigel berwarna biru dan Betelgeuse
berwarna merah, namun jika dilihat secara fotografi, Rigel akan tampak lebih redup daripada
pengamatan visual. Hal ini dikarenakan bintang Rigel yang berwarna biru akan lebih banyak
memancarkan cahaya biru. Sehingga mv > mfot (ingat! Makin terang bintang, makin kecil
magnitudonya).

Sehingga, terdapat istilah indeks warna (mfot-mv), makin panas/biru suatu bintang, maka makin kecil
indeks warnanya.

Untuk memenuhi kondisi ini, digunakan bintang Vega sebagai bintang standar, sehingga indeks
warna bintang Vega adalah 0.

Sehingga, jika suatu bintang lebih biru dari Vega, indeks warnanya negatif.

Pada tahun 1951, dikenal sistem UBV, yakni:


U: magnitudo semu dalam daerah ungu (mU) dengan λef = 3600 Å.
B: magnitudo semu dalam daerah biru (mB) dengan λef = 4300 Å.
V: magnitudo semu dalam daerah visual (mV) dengan λef = 5500 Å.

Dalam sistem ini, indeks warnanya dinyatakan dalam atau . Untuk bintang standar
Vega, U=B=V.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

BAGIAN II – SPEKTROSKOPI BINTANG


Spektrum merupakan uraian warna yang teruraikan ketika seberkas sinar putih melewati prisma.
Pada tahun 1823, Fraunhofer mendapatkan bahwa spektrum bintang juga mengandung garis-garis
gelap seperti yang terdapat pada matahari. Penemuan Fraunhofer ini memperkuat dugaan bahwa
Matahari juga merupakan sebuah bintang, sama seperti bintang-bintang lainnya yang beterbangan
di langit malam.

[3]

Hukum Kirchoff
Gustaf Kirchoff mengemukakan 3 hukum mengenai pembentukan spektrum dalam berbagai
keadaan fisis:
a. Apabila suatu benda, cair atau gas, bertekanan tinggi dipijarkan, benda tersebut akan
memancarkan energi dengan spektrum pada semua panjang gelombang. Spektrum ini
disebut Spektrum Kontinu.
b. Bila seberkas cahaya putih dengan spektrum kontinu dilewatkan melalui gas yang dingin dan
renggang (bertekanan rendah), gas tersebut akan menyerap cahaya tadi pada warna atau
panjang gelombang tertentu. Akibatnya, akan diperoleh spektrum kontinu yang berasal dari
cahaya putih yang dilewatkan itu diselang-seling garis gelap yang disebut garis serapan atau
garis absorpsi. Letak garis ini sama dengan letak garis emisi yang dipancarkan gas dingin itu
andaikan gas tadi dipijarkan.
c. Gas bertekanan rendah jika dipijarkan akan memancarkan energi hanya pada warna atau
panjang gelombang tertentu saja. Spektrum yang diperoleh berupa garis-garis terang yang
disebut garis pancaran atau garis emisi. Letak setiap garis tersebut (panjang gelombangnya)
merupakan ciri khas gas yang memancarkannya. Unsur yang berbeda memancarkan garis
yang berlainan juga.

[4]

Deret Balmer
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

Apabila seberkas gas hidrogen dipijarkan, akan memancarkan sekumpulan garis terang atau garis
emisi dengan jarak antara satu dan lainnya yang memperlihatkan suatu keteraturan tertentu.
Menurut Balmer, panjang gelombang garis emisi tersebut mengikuti hukum:

dengan n: bilangan bulat 3, 4, 5


R: tetapan Rydberg

Untuk n=3  deret Balmer pertama: Hα pada λ = 6563 Å.


Untuk n=4  deret Balmer kedua: Hβ pada λ = 4861 Å.
Untuk n=5  deret Balmer ketiga: Hϒ pada λ = 4340 Å, dst….

Setelah ditemukan deret Balmer, ditemukan deret lainnya namun persamaan Balmer masih tetap
berlaku dengan mengubah 22 menjadi m2 dimana m adalah bilangan bulat mulai dari 1, 2, 3, …

cat: m=1  deret Lyman, m=2  deret Balmer, m=3  deret Parshen, m=4  deret Brackett; n>m.

[5]

Spektrum Bintang

[6]
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

Pola spektrum bintang umumnya berbeda-beda, pada tahun 1863 seorang astronom bernama
Angelo Secchi mengelompokkan spektrum bintang menjadi 4 golongan berdasarkan kemiripan
susunan garis spektrumnya. A. Maury dari Harvard Observatory menemukan bahwa klasifikasi Secchi
dapat diurutkan secara kesinambungan hingga spektrum suatu bintang dengan bintang urutan
sebelumnya tidak banyak berbeda. Klasifikasi yang dibuat oleh Maury kemudian diperbaiki oleh
Annie J Cannon hingga digunakan sampai sekarang, yaitu:
Oh Be A Fine Girl Kiss Me

Kelas Warna Suhu Ciri Utama Contoh


O Biru >30.000 K Garis absropsi yang tampak sedikit, 10 Lacerta
garis He terionisasi, garis N
terionisasi 1-2x, garis Si terionisasi
3x dan garis atom lain yang
terionisasi beberapa kali tampak.
Garis H tampak, tapi lemah.
B Biru 11.000-30.000 K Garis He netral, garis Si ion 1-2x, Rigel, Spica
garis O terionisasi terlihat. Garis H
lebih jelas dari kelas O.
A Biru 7.500-11.000 K Garis H tampak sangat kuat. Garis Sirius, Vega
Mg, Si, Fe, Ti, dan Ca ion 1x mulai
tampak. Garis logam netral tampak
lemah.
F Biru 6.000-11.000 K Garis H tampak lebih lemah Canopus,
keputihan dibandingkan kelas A, tapi masih Procyon
jelas. Garis Ca, Fe, dan Cr
terionisasi 1x dan garis Fe dan Cr
netral, garis logam lain mulai
tampak.
G Putih 5.000-6.000 K Garis H lebih lemah dibandingkan Matahari, Capella
kekuningan kelas F. Garis Ca ion lemah. Garis-
garis logam terionisasi dan logam
netral tampak. Pita molekul CH (G-
band) tampak sangat kuat.
K Jingga 3.500-5.000 K Garis logam netral tampak Acturus,
kemerahan mendominasi. Garis H lemah Aldebaran
sekali. Pita molekul TiO mulai
tampak.
M Merah <3.500 K Pita TiO terlihat sangat Betelgeuse,
mendominasi, garis logam netral Antares
tampak jelas.

BAGIAN III – JARAK BINTANG


Jarak-jarak bintang yang dekat dapat ditentukan dengan cara paralaks trigonometri:

= jarak matahari-bumi (1,5 x 1013 cm = 1 Astronomical Unit atau AU)


= jarak matahari-bintang
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

= sudut paralaks bintang

Karena p sangat kecil, sehingga tan ≈ , maka:

catatan: dalam radian.

Apabila dinyatakan dalam detik busur dan karena 1 radian = 206.265” maka:

Jika jarak dinyatakan dalam 1 AU, maka =1 AU, sehingga persamaan di atas menjadi ( juga
harus dalam AU):

Selain AU, dalam astronomi juga digunakan satuan jarak lainnya yaitu parsec (parallax second). Satu
parsec didefinisikan sebagai jarak sebuah bintang yang paralaksnya satu detik busur.

catatan: dalam detik busur (“) dan dalam parsec (pc).

Satuan lain yang sering digunakan adalah tahun cahaya (light year)

1 ly = 9,46 x 1017 cm
1 pc = 3,26 ly

Referensi/Bacaan Lebih lanjut:

1. Astronomi: Bahan Ajar Persiapan Menuju Olimpiade Sains Nasional/Internasional SMA (Tim
Pembina Olimpiade Astronomi).
2. Modul Persiapan Menuju OSN Bidang Astronomi (Hans Gunawan, 2005).
3. Fundamental Astronomy (Springer).

Daftar gambar:
[1] http://images.tutorvista.com/cms/images/83/electromagnetic-spectrum-range.PNG
[2] Modul Persiapan Menuju OSN Bidang Astronomi (Hans Gunawan, 2005).
[3] https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/2f/Fraunhofer_lines.svg/400px-
Fraunhofer_lines.svg.png
[4]
https://image.slidesharecdn.com/blackbodyradiationplancksradiationwienslawstephenboltzmannla
winremotesensing-140116023551-phpapp01/95/black-body-radiationplancks-radiation-wiens-law-
stephen-boltzmann-law-in-remote-sensing-5-638.jpg?cb=1440825420
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

[5] Modul Persiapan Menuju OSN Bidang Astronomi (Hans Gunawan, 2005).
[6] Modul Persiapan Menuju OSN Bidang Astronomi (Hans Gunawan, 2005).
[7] Modul Persiapan Menuju OSN Bidang Astronomi (Hans Gunawan, 2005).
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

SOAL

1. Berapakah kecerlangan sebuah bintang dibandingkan dengan kecerlangan semula apabila


jaraknya dijauhkan 3x dari jarak semula?
a. 1/2 kali
b. 1/3 kali
c. 1/4 kali
d. 1/6 kali
e. 1/9 kali

2. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa puncak spektrum bintang A dan bintang B masing-
masing berada pada panjang gelombang 0,35 μm dan 0,56 μm. Pernyataan berikut yang benar
adalah....
a. Bintang A lebih panas
b. Bintang B lebih panas
c. Bintang A dan B sama panasnya
d. Bintang A mungkin dapat lebih panas, mungkin juga tidak
e. Bintang B mungkin dapat lebih panas, mungkin juga tidak

3. Berdasarkan soal no. 2, berapa suhu bintang A dan B secara berturut-turut?


a. 8200 K, 5100 K
b. 8753 K, 5576 K
c. 8280 K, 5175 K
d. 5175 K, 8280 K
e. 5576 K, 8753 K

4. Bumi menerima energi dari matahari sebesar 1380 W/m2. Berapakah energi dari Matahari yang
diterima oleh planet Saturnus jika jarak Matahari-Saturnus adalah 9,5 AU?
a. 11,29 W/m2
b. 12,29 W/m2
c. 13,29 W/m2
d. 14,29 W/m2
e. 15,29 W/m2

Gunakan data 5 buah bintang dalam tabel di bawah ini untuk menjawab soal no. 5 dan 6
Bintang nomor Magnitudo (m)
1 6,5
2 5,2
3 7,3
4 -2,5
5 2,7

5. Bintang nomor berapa yang bisa diamati di langit malam dengan mata telanjang?
a. 2 dan 3
b. 2, 3, dan 4
c. 1 dan 5
d. 2, 4, dan 5
e. 4 saja
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

6. Manakah bintang yang paling terang dan paling redup berturut-turut?


a. 1 dan 4
b. 3 dan 4
c. 4 dan 2
d. 4 dan 3
e. 5 dan 2

7. Magnitudo mutlak sebuah bintang adalah M=5 dan magnitudo semunya adalah m=10,
berapakah jarak bintang tersebut?
a. 1 pc
b. 10 pc
c. 100 pc
d. 1000 pc
e. Tidak bisa ditentukan karena kurang data

Gunakan pernyataan ini untuk menjawab soal no. 8-9. Tiga bintang diamati magnitudonya
dalam panjang gelombang visual (V) dan biru (B) seperti yang diperlihatkan dalam tabel di
bawah ini.
Bintang no B V
1 8,52 8,82
2 7,45 7,25
3 7,45 6,45

8. Bintang yang paling terang adalah....


a. 1
b. 2
c. 3
d. 1 dan 2 sama
e. 2 dan 3 sama

9. Bintang yang paling panas dan dingin secara berturut-turut adalah....


a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 3 dan 1
e. 2 dan 1

10. Panjang gelombang maksimum spektrum sebuah bintang adalah 2,898x103 Å. Berapakah
temperatur bintang tersebut? Dalam spektrum apakah bintang tersebut digolongkan?
a. 5000 K, G
b. 7000 K, A
c. 8000 K, K
d. 9000 K, M
e. 10.000 K, A

11. Bintang yang termasuk ke dalam kelas spektrum G adalah....


a. Arcturus dan Aldebaran
b. Matahari dan Capella
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

c. Betelgeuse dan Antares


d. Rigel dan Spica
e. Canopus dan Procyon

12. Sebuah bintang dengan temperatur 3000 K tetapi L=80x LMatahari. Temperatur Matahari = 6000 K.
Radius dari bintang tersebut adalah....
a. 12,449 RMatahari
b. 21,288 RMatahari
c. 35,677 RMatahari
d. 14,444 RMatahari
e. 6,263 RMatahari

13. Gambar di bawah adalah spektrum sebuah bintang. Berdasarkan spektrum bintang ini,
tentukanlah temperatur bintang tersebut.

a. 20.245 K
b. 15.245 K
c. 12.245 K
d. 7.245 K
e. 5.245 K

Gunakan gambar berikut untuk menjawab pertanyaan no. 14-16.

14. Bintang manakah yang tampak paling terang?


PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

a. α-Pst
b. β-Pst
c. ϒ-Pst
d. δ-Pst
e. ε-Pst

15. Bintang mana sajakah yang dapat terlihat dengan mata telanjang?
a. α-Pst dan β-Pst saja
b. θ-Pst, η-Pst, dan ζ-Pst
c. θ-Pst saja
d. α-Pst, β-Pst, ϒ-Pst, δ-Pst, ε-Pst.
e. Semua bintang dapat terlihat dengan mata telanjang.

16. Bintang manakah yang lebih kurang 1000x lebih redup dari bintang α-Pst?
a. β-Pst
b. δ-Pst
c. ζ-Pst
d. θ-Pst
e. ε-Pst

17. Jika diketahui magnitudo mutlak bintang ε-Pst adalah 4,78, berapakah jaraknya ke pengamat?
a. 0,1288 parsec
b. 1,288 parsec
c. 1,4288 parsec
d. 0,14288 parsec
e. 0,622 parsec

18. Sudut paralaks suatu bintang adalah 0,8” jika diamati dari Bumi. Berapakah sudut paralaks
bintang tersebut jika diamati dari Jupiter jika jarak Jupiter-Matahari adalah 5,2 AU?
a. 1,16”
b. 2,16”
c. 3,16”
d. 4,16”
e. 5,16”

19. Pilih pernyataan yang benar:


a. Bintang kelas O menunjukkan garis Helium terionisasi dan pita molekul Titanium Oksida.
b. Dalam kelas spektrum yang sama, garis spektrum bintang dengan kelas luminositas katai
lebih lebar daripada kelas luminositas maharaksasa.
c. Dalam kelas spektrum yang sama, garis spektrum bintang dengan kelas luminositas katai
lebih sempit daripada kelas luminositas maharaksasa.
d. Penampakan spektrum hanya bergantung kepada kelimpahan elemen.
e. Penampakan spektrum hanya bergantung kepada temperatur permukaan bintang.

20. Jika Matahari berjarak 4,37 tahun cahaya dan magnitudo mutlaknya tetap, apakah Matahari
masih dapat kita amati tanpa alat bantu teleskop?
a. Tidak, karena jarak Matahari terlalu jauh dari Bumi sehingga sulit diamati hanya dengan
mata telanjang.
b. Ya, karena tidak mempengaruhi seberapa besar fluks energi Matahari yang diterima Bumi.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

c. Tidak, karena luminositas Matahari menjadi jauh lebih kecil dibandingkan ketika berada
lebih dekat dengan Bumi.
d. Ya, karena magnitudo semunya masih dalam rentang pengamatan mata manusia.
e. Belum bisa diketahui, bergantung temperatur Matahari ketika berada pada jarak yang lebih
jauh.

21. Sebuah sistem bintang kembar tiga memiliki magnitudo total 0,0. Bintang A dan B masing-
masing memiliki magnitudo 1,0 dan 2,0. Tentukanlah magnitudo komponen ketiga (sebut
bintang C)?
a. 0,833
b. 1,833
c. 0,433
d. 1,433
e. 0,533

22. Sebuah bintang diamati memiliki sudut paralaks 0,6”, maka....


a. Magnitudo semu bintang tersebut lebih besar daripada magnitudo mutlaknya.
b. Magnitudo semu bintang tersebut lebih kecil daripada magnitudo mutlaknya.
c. Magnitudo semu dan mutlak bintang tersebut bernilai sama.
d. Jarak bintang tersebut sekitar 60,0 pc.
e. Jarak bintang tersebut sekitar 6,0 pc.

23. Sebuah planet X yang bergerak mengitari Matahari mempunyai eksentrisitas . Jika E
(fluks pancaran) menyatakan energi Matahari yang ia terima per satuan luas per satuan waktu
dari Matahari, maka rasio fluks di perihelum dan aphelium adalah....
a. 0,25
b. 1,25
c. 2,25
d. 3,25
e. 4,25

24. Jarak rata-rata Bumi-Matahari adalah 1,496 x 108 km. Apabila dilihat dari sebuah bintang yang
berjarak 4,5 tahun cahaya dari Matahari, maka jarak sudut Bumi-Matahari adalah...
a. 0,72”
b. 4,5”
c. 1,5”
d. 0,30”
e. 14,9”

25. Dua bintang memiiki temperatur yang sama, masing-masing mempunyai jejari R1 dan R2.
Perbedaan energi yang dipancarkan adalah L1 = 4L2. Maka jejari R1 adalah....
a. 2 R2
b. 4 R2
c. 8 R2
d. 16 R2
e. 32 R2
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

PEMBAHASAN PAKET 13

1. Jawaban: E
Karena memiliki dip yang sama serta arah dip yang saling berhadapan, maka dapat
diinterpretasikan struktur geologinya adalah sinklin simetri.

2. Jawaban: C
Sesar normal/sesar turun merupakan hasil dari gaya regangan, sementara gaya kompresi dapat
menghasilkan lipatan dan sesar naik (reverse fault) atau sesar anjak (thrust fault).

3. Jawaban: C
Serangkaian lipatan menunjam akan memiliki kenampakan zigzag dari citra satelit maupun foto
udara.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

4. Jawaban: E
Kekar gerus merupakan kekar yang terjadi karena gaya tektonik, sehingga pembentukannya
harus terjadi pada daerah tektonik aktif.

5. Jawaban: B
Umur suatu batuan dapat dengan tepat diinterpretasikan menggunakan cross cutting
relationship, dimana secara umum batuan yang memotong batuan lain akan berumur lebih
muda dari batuan yang dipotongnya. Cross cutting relationship berlaku untuk intrusi dan sesar.

6. Jawaban: C
Karena blok batuan sebelah kiri bergerak mendekat, maka sesarnya adalah sesar mendatar
mengiri (sinistral), dengan sumbu pergeseran (daerah yang bergerak) terletak pada sungai. Hal
ini sangat logis karena umumnya tempat terjadi pergeseran merupakan daerah lemah yang
mudah dierosi menjadi sungai.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

7. Jawaban: C
Tebal singkapan dapat dihitung dengan menggunakan rumus trigonometri sederhana:

8. Jawaban: B
Sesar naik menyebabkan batuan yang lebih tua berada di atas yang lebih muda.

9. Jawaban: B
Bila kita berdiri pada sebuah blok menghadap garis sumbu pergerakan sesar, maka sesar
dekstral ditandai dengan bergeraknya blok di depan ke kanan.
Bila kita berdiri di antara kedua blok, dimana kaki kiri berada pada sebuah blok dan kaki kanan
pada blok lainnya, dan kita memandang sejajar dengan sumbu pergeseran sesar, maka sesar
dektral ditandai dengan bergeraknya blok kiri menjauh dan blok kanan mendekat.

10. Jawaban: E
Kekar adalah permukaan atau bidang pada batuan yang mengalami retakan, namun sepanjang
bidang tersebut tidak terjadi pergeseran. Berbeda dengan sesar, dimana retakan telah terjadi
pergeseran.

11. Jawaban: D
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

Release joint adalah kekar yang terbentuk pada batuan ketika gaya tekan dihilangkan. Bila gaya
tekan bersifat vertikal (dari
atas dan bawah), maka
apabila gaya ini hilang, akan
timbul retakan-retakan yang
berarah horizontal.

12. Jawaban: E
Antiklin rebah dapat menyebabkan pembalikan lapisan batuan, maksudnya lapisan yang lebih
tua berada di atas lapisan yang lebih muda.

13. Jawaban: B
Overturned fold memiliki arah sumbu miring dengan sayap yang miring ke arah yang sama.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

14. Jawaban: C
Dengan menggunakan prinsip kesebandingan,
didapatkan:

15. Jawaban: A
Keterdapatan sesar tidak dapat ditentukan berdasarkan kehadiran tanah longsor, karena
walaupun tidak ada sesar, tanah longsor dapat saja terjadi akibat ketidakstabilan tebing.

16. Jawaban: D
Sesar recumbent adalah sesar yang rebah/sudah sangat miring, sumbu perlipatan relatif
horizontal.

17. Jawaban: E
Kekar tiang/kolom (columnar joint) merupakan kekar yang disebabkan karena gaya pengerutan
yang timbul karena pendinginan batuan beku.

18. Jawaban: B
Striasi merupakan struktur garis yang ditemukan pada bidang sesar.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

19. Jawaban: A
Penyataan yang salah pada soal di atas adalah pernyataan 1 dan 3. Sesar naik dihasilkan dari
gaya kompresi, bukan gaya regangan. Gaya regangan akan menghasilkan sesar normal. Kekar
gerus adalah kekar yang dihasilkan oleh gaya kompresi, bukan release. Gaya release
menghasilkan kekar release.

20. Jawaban: D
Cukup jelas. Harap perhatikan dengan baik trigonometrinya.

21. Jawaban: D
Kedudukan tersebut dapat ditulis dengan N90oE/12oS maupun N90oW/12oS. Namun dengan
aturan tangan kanan, yang paling banyak digunakan adalah N90oE/12oS.

22. Jawaban: D
Cukup jelas.

23. Jawaban: D
Lihat materi untuk simbol lapisan batuan pada peta geologi.

24. Jawaban: D

25. Jawaban: C
Lipatan isoklinal dicirikan dengan bentuknya seperti huruf W tegak dengan ujung yang lancip.
Ujung yang tajam adalah chevron.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

KISAH PERJALANAN MEDALIS


M. Wildan Hakim (FTI ITB 2016) – Bidang Kimia

Dangung-Dangung, sebuah desa kecil di Sumatera Barat, di daerah yang jauh dari hingar-bingar kota
itulah saya bertempat tinggal. Pertamakali mendengar kata “OSN” adalah saat saya duduk di bangku
sekolah dasar, tepatnya di tahun 2009. Kala itu, saya ditunjuk untuk mewakili sekolah pada
Olimpiade Matematika tingkat kecamatan, berlanjut ke tingkat kabupaten, dan terhenti saat saya
mendapatkan juara ke-3 di tingkat kabupaten. Pencapaian yang tidak buruk, namun menjadi
dendam beberapa tahun kemudian.

Di tahun 2010, saya melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Payakumbuh yang berlokasi
di Kota Payakumbuh, sekitar 15 km dari rumah. Menunggu angkot yang ngetem, asap kendaraan,
panas terik matahari, atau berlari mengejar angkot terakhir sudah menjadi makanan saya sehari-
hari. Pada suatu waktu, terdapat pengumuman seleksi tim olimpiade sains sekolah, salah satunya
bidang Matematika. Saya yang dulu pernah ikut di tingkat SD mencoba mendaftar di jenjang SMP.
Setelah menjalankan serangkaian tes, tibalah saat pengumuman nama-nama yang terpilih. Saya
soroti lembar pengumuman tersebut dengan saksama, namun tak ada yang berubah.

Saya tidak lolos.

Sebuah suara memanggil nama saya. Beliau, koordinator tim matematika yang menyapa,
dengan senyum bertanya peringkat berapakah saya. “Saya gatau, Bu. Nama saya gaada disana.
Hehe.” Raut muka beliau berubah, seolah tak percaya. Segera beliau mengajak saya menuju meja
kerjanya. Tampak mencari-cari sesuatu. Dikeluarkannya tumpukan kertas ujian, bukan, itu lembar
jawaban seleksi. “Wildan, 15/20.” Beliau beralih pada laptopnya, membuka suatu file, dan berpaling
pada saya. “Nama kamu belum diinput, Wildan. Harusnya kamu ada dalam tim.” Saya terdiam
namun lega.

Saya ditunjuk mewakili sekolah pada OSK Matematika tahun 2011. Serangkaian
pembinaan untuk OSK dilakukan, internal sekolah maupun kerjasama dinas pendidikan kota dengan
suatu universitas di kota Padang. Namun, untuk kedua kalinya saya gagal di OSK setelah meraih
peringkat ke-2. Kok? Tahukah kamu aturan OSN SMP yang hanya mengizinkan tiap sekolah diwakili
oleh satu anak per bidang? Yap, aturan tersebut yang menghentikan langkah saya. Mengapa saya
baru tahu setelah OSK bergulir?

Belum lagi kesal itu hilang, masih di hari yang sama saya tahu bahwa untuk OSN SD, untuk
tingkat kabupaten/kota harusnya diwakili oleh 3 anak. Bukankah itu berarti saya harusnya lolos
waktu SD dulu?

Tekad saya, kegagalan harus menjadi cambuk untuk menjadi lebih baik. Masih ada satu
kali kesempatan dan jangan disia-siakan. Saya mulai membeli buku olimpiade matematika smp via
online, aktif berdiskusi dalam sebuah grup di facebook, dan rajin browsing soal di internet. Agar lebih
matang, saya mengikuti lomba-lomba di universitas. Anggaplah semacam tryout sebelum OSK. Pada
awalnya, untuk mengikuti suatu lomba sangat sulit saya rasakan. Registrasi mandiri lewat internet,
transfer uang pendaftaran, dan berangkat sendiri menggunakan bus antarkota selama 4 jam untuk
mencapai Kota Padang. Syukurlah, berkali-kali saya pulang dengan membawa piala juara.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

OSK 2012. Lancar, dan saya lolos ke OSP. Tak mau gagal, saya belajar semakin keras walau
kebanyakan belajar sendiri. OSP pun saya lalui dengan lancar dan cukup pede untuk bisa lolos ke
OSN. 2 minggu setelah OSP, pengumuman yang lolos ke OSN keluar dan nama saya tertera disana.
Senang bukan kepalang akhirnya harapan saya untuk lolos ke OSN terkabul. Namun, rasa senang itu
menumbuhkan rasa cepat puas sehingga saya malas belajar. Alhasil, sampai nama terakhir peraih
medali disebut, nama saya tak dipanggil. Setidaknya keindahan Kota Pontianak dapat memudarkan
sebagian kekecewaan.

Melalui Kompetisi Matematika PASIAD, saya diterima di SMA Kharisma Bangsa, Tangerang Selatan.
Pindah provinsi, beda pulau. Di sekolah ini saya bertemu para jawara OSN yang membuka pikiran
saya bahwa saya bagai debu dibanding mereka. Awal-awal di SMA adalah saat yang paling berat bagi
saya. Tergabung dalam tim olimpiade matematika namun tersadar saat saya merasa tak mampu lagi
mengejar teman-teman yang lain. Walau berisiko, saya memutuskan pindah ke bidang kimia. Banyak
teman yang menyayangkan keputusan ini. Pertimbangan saya saat itu, daripada bertahan dengan
mental yang sudah kalah duluan lebih baik pindah bidang dengan semangat baru. Keputusan yang
tidak pernah saya sesali sampai sekarang.

Belum mendapatkan kesempatan pembinaan yang sama dengan teman lainnya, saya
mengawali perjalanan di Olimpiade Kimia dengan membeli buku Kimia Dasar Raymond Chang. Di
kamar, di kelas, maupun saat belajar mandiri di ruang belajar saya habiskan untuk belajar kimia.
Membaca buku dibarengi dengan membahas soal OSK-OSP-OSN sudah menjadi keseharian saya.
Tidak hanya soal materi, melatih kepercayaan diri menjadi lebih berat pada fase ini. Berkali-kali saya
merasa down melihat progress teman-teman yang berlari melewati saya.

Saat-saat down membuat saya merasa dekat dengan Tuhan. Yakin bahwa tiada usaha yang
mengkhianati hasil. Jatuh 1000 kali, bangkit 1001 kali. Itulah yang saya pikirkan saat kenyataan
mendapati saya berada di posisi ke-6 (peserta lolos adalah 5 terbaik) OSK Kimia 2014 tingkat Kota
Tangerang Selatan. Kota yang terkenal dengan keganasan seleksi tingkat kota berasa OSN dini.
Kegagalan ke-3 di tingkat kabupaten/kota.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

Pada jenjang ini, saya merasakan makna lain dari OSN itu. Bukan mengenai hasil, tapi
semua tentang proses. Saya beruntung memiliki teman-teman yang selalu mendukung di setiap
perjuangan saya, kakak kelas yang tidak pernah enggan berbagi ilmu dan pengalaman, serta
koordinator olimpiade yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat kepada saya. Mereka
telah menjadi semangat saya untuk terus berjuang. Di dinding kamar, saya tulis mimpi itu, tulisan
yang memberi semangat tiap bangun dari tidur, sebelum terlelap dalam mimpi, “OSN TERAKHIR.
EMAS PERTAMA!”

Untuk mempersiapkan OSK lebih matang, saya mengikuti berbagai perlombaan di IPB, UI,
dan ITB. Prinsip yang saya pegang setiap kali ikut lomba adalah lakukan yang terbaik, jangan sia-
siakan setiap kesempatan, ikhlaskan hasilnya pada Tuhan. Sering saya merasa tidak bisa
mengerjakan soal dengan baik, kerjasama tim yang kurang apik, bahkan merasa minder tiap melihat
peserta lain yang sudah mengantongi medali OSN. Sekali lagi, lakukan yang terbaik dan ikhlaskan
hasilnya kepada Tuhan. Siapa yang akan menyangka bahwa saya bisa menjadi 5 terbaik di tiap lomba
tersebut?

Kali ini saya lebih percaya diri untuk mengikuti OSK Kimia di tahun 2015. Berhasil menjadi
peringkat pertama di OSK, lolos ke OSP, kemudian OSN 2015 di Yogyakarta. Masih ingat sekali di
memori saya malam saat beranda facebook diramaikan kabar hasil OSP 2015. Saat jam tidur asrama
baru saja dimulai, saya berlari ke salah satu kamar untuk berkumpul melihat hasilnya. Mungkin saya
lupa untuk gembira kala itu. Teman-teman yang selalu menemani selama 2 tahun perjuangan,
beberapa dari mereka tidak lolos.

Kabar ketidaklolosan mereka sedikit banyak berpengaruh pada mood saya untuk berjuang.
Saat OSN 2015 berlangsung, saya melakukan kesalahan fatal pada tes praktikum. Menyadari itu, saya
menampar diri saya sendiri, kalau ngedown sekarang, tes teori saya bakal gagal juga maka saya
harus bangkit dan berjanji melakukan yang terbaik di tes teori. Tapi nyatanya, 1 dari 8 soal essay
tidak saya isi sama sekali. Hanya bisa berdo’a.

Detik-detik pengumuman peraih medali adalah momen paling mendebarkan bagi setiap
peserta. Masih terngiang-ngiang di benak saya situasi seperti ini yang dulu saya alami waktu SMP.
Apakah akan kembali terulang saat saya harus tetap duduk di kursi sementara mereka bernyanyi
bersama lagu “We are The Champion” dari band Queen?

“M Wildan Hakim. SMA Kharisma Bangsa. Perak.”

Sejenak hening. Saya tergugu dan mulai melangkah ke atas panggung disoroti lampu yang
menyilaukan mata. Perlahan medali itu dikalungkan. Sulit untuk menjelaskan apa yang saya rasakan.
Perjuangan selama ini terbayarkan.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 14

“Nothing worth having comes easy” -Anonymous

Anda mungkin juga menyukai