Anda di halaman 1dari 18

PENGGUNAAN AIR SENI DALAM

PENGEMBANGAN OBAT TINJAUAN


FIQIH ISLAM
FIQIH KEFARMASIAN
DIII FARMASI A DF IV
PENGAMPU : NASRUL HAKIM, Lc, M.Hum
DEFINISI AIR SENI/KENCING

Urine, air seni, atau air kencing adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan
urine sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urine disaring di
dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih,
akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
SELANJUTNYA...

• Air Kencing adalah kotoran yang keluar


dari lubang depan (Qubul)
• Hukum Air Kencing adalah Najis
‫‪DALILNYA‬‬
‫‪• Dalam hadits disebutkan,‬‬
‫ض ا ْلقَ ْو ِم فَقَا َل‬ ‫• أ َ َّن أ َ ْع َرابِيًّا بَا َل فِى ا ْل َم ْ‬
‫س ِج ِد فَقَا َم إِلَ ْي ِه بَ ْع ُ‬
‫َّللا ‪-‬صلى هللا عليه وسلم‪َ -‬دعُوهُ َوال َ‬ ‫سو ُل َّ ِ‬ ‫َر ُ‬
‫علَ ْي ِه‪.‬‬
‫صبَّهُ َ‬ ‫غ َدعَا بِ َد ْلو ِم ْن َماٍ فَ َ‬ ‫ت ُ ْز ِر ُموهُ قَا َل فَلَ َّما فَ َر َ‬
ARTINYA...
• “(Suatu saat) seorang Arab Badui kencing di masjid.
Lalu sebagian orang (yakni sahabat) berdiri. Kemudian
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Biarkan dan jangan hentikan (kencingnya)”. Setelah
orang badui tersebut menyelesaikan hajatnya, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas meminta satu ember
air lalu menyiram kencing tersebut.” (HR. Muslim no.
284). Hadits ini menunjukkan bahwa kencing manusia
itu najis karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam memerintahkan untuk membersihkannya.
SELANJUTNYA...
• Shidiq Hasan Khan rahimahullah mengatakan,
“Kotoran dan kencing manusia sudah tidak samar
lagi mengenai kenajisannya, lebih-lebih lagi pada
orang yang sering menelaah berbagai dalil
syari’ah.” (Lihat Ar Roudhotun Nadiyah, 1: 22).
SELANJUTNYA...
• Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,

‫س ُك ُّل ُم َح َّر ِم ْاْل َ ْك ِل نَ ِج ا‬


‫سا‬ َ ‫• ُك ُّل نَ ِجس ُم َح َّر َم ْاْل َ ْك ِل َولَ ْي‬
• “Setiap najis diharamkan untuk dimakan, namun tidak setiap yang haram
dimakan itu najis.” (Majmu’atul Fatawa, 21: 16).
• Mengenai kaedah di atas dijelaskan pula oleh Imam Ash
Shon’ani rahimahullah, “Sesuatu yang najis tentu saja haram, namun
tidak sebaliknya. Karena najis berarti tidak boleh disentuh dalam setiap
keadaan. Hukum najisnya suatu benda berarti menunjukkan haramnya,
namun tidak sebaliknya.
‫‪BAGAIMANA DENGAN AIR SENI UNTA?...‬‬
‫‪• Air kencing hewan yang halal dimakan, seperti unta,‬‬
‫‪kambing atau sapi dihukumi suci. Dan jikalau dikonsumsi‬‬
‫‪air seni (air kencing) tersebut dihukumi halal. Buktinya‬‬
‫‪adalah hadits ‘Urayinin berikut ini:‬‬
‫اجت َ َو ْوا ا ْل َم ِدينَةَ •‬ ‫ع ْكل أ َ ْو ع َُر ْينَةَ فَ ْ‬ ‫اس ِم ْن ُ‬ ‫ع َْن أَنَ ِس ْب ِن َما ِلك قَا َل قَ ِد َم أُنَ ٌ‬
‫سلَّ َم بِ ِلقَاح َوأ َ ْن يَش َْربُوا ِم ْن أ َ ْب َوا ِل َها‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلَّى َّ‬
‫َّللاُ َ‬ ‫ي َ‬ ‫فَأ َ َم َرهُ ْم النَّبِ ُّ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫سلَّ َم‬ ‫صلَّى َّ‬
‫َّللاُ َ‬ ‫ي النَّبِي ِ َ‬ ‫ص ُّحوا قَتَلُوا َرا ِع َ‬ ‫طلَقُوا فَلَ َّما َ‬ ‫َوأ َ ْلبَانِ َها فَا ْن َ‬
‫ث فِي آث َ ِار ِه ْم فَلَ َّما‬ ‫ستَاقُوا النَّعَ َم فَ َجا ٍَ ا ْل َخبَ ُر فِي أ َ َّو ِل النَّ َه ِار فَبَعَ َ‬ ‫َوا ْ‬
‫س ِم َرتْ أ َ ْعيُنُ ُه ْم‬ ‫ط َع أ َ ْي ِديَ ُه ْم َوأ َ ْر ُجلَ ُه ْم َو ُ‬
‫ارتَفَ َع النَّ َها ُر ِجي ٍَ بِ ِه ْم فَأ َ َم َر فَقَ َ‬ ‫ْ‬
‫سقَ ْو َن‬ ‫ون فَ ََل يُ ْ‬‫سق ُ َ‬ ‫ست َ ْ‬ ‫َوأ ُ ْلقُوا فِي ا ْل َح َّر ِة يَ ْ‬
SELANJUTNYA...
• Dari Anas bin Malik berkata, “Beberapa orang dari ‘Ukl atau
‘Urainah datang ke Madinah, namun mereka tidak tahan dengan
iklim Madinah hingga mereka pun sakit. Beliau lalu
memerintahkan mereka untuk mendatangi unta dan meminum
air kencing dan susunya. Maka mereka pun berangkat menuju
kandang unta (zakat), ketika telah sembuh, mereka membunuh
pengembala unta Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan
membawa unta-untanya. Kemudian berita itu pun sampai
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelang siang. Maka
beliau mengutus rombongan untuk mengikuti jejak mereka,
ketika matahari telah tinggi, utusan beliau datang dengan
membawa mereka. Beliau lalu memerintahkan agar mereka
dihukum, maka tangan dan kaki mereka dipotong, mata mereka
dicongkel, lalu mereka dibuang ke pada pasir yang panas.
Mereka minta minum namun tidak diberi.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
SELANJUTNYA...
• Hadist di atas menunjukan bahwa air kencing unta tidak najis,
karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan
‘Urayinin yang terkena sakit untuk berobat dengan meminum air
susu dan air kencing unta. Beliau tidak akan menyuruh untuk
meminum sesuatu yang najis. Adapun air kencing hewan-hewan
lain yang boleh dimakan juga tidak najis dengan mengqiyaskan
(menganalogikan) pada air kencing unta. Inilah yang jadi
pendapat Imam Malik, Imam Ahmad, sekelompok ulama salaf,
sebagian ulama Syafi’iyah, Ibnu Khuzaimah, Ibnul Mundzir, Ibnu
Hibban. Sedangkan Imam Syafi’i dan jumhur menyatakan
najisnya kencing dan kotoran setiap hewan yang haram
dimakan. Ibnu Hajar sendiri lebih cenderung pada pendapat
yang menyatakan najis. Lihat Fathul Bari, 1: 338-339.
‫‪SELANJUTNYA...‬‬
‫‪• Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu juga menjelaskan bahwa‬‬
‫‪pengobatan itu berbeda-beda tergantung penyakit dan keadaan‬‬
‫‪serta perlu dosis yang tepat. Beliau berkata,‬‬
‫فقد اتفق اْلطباٍ على أن المرض الواحد يختلف عَلجه باختَلف السن •‬
‫والعادة والزمان والغذاٍ المألوف والتدبير وقوة الطبيعة…ْلن الدواٍ يجب‬
‫أن يكون له مقدار وكمية بحسب الداٍ إن قصر عنه لم يدفعه بالكلية وإن‬
‫جاوزه أو هي القوة وأحدث ضررا آخر‬
SELANJUTNYA...
• “Seluruh tabib telah sepakat bahwa pengobatan
suatu penyakit berbeda-beda, sesuai dengan
perbedaan umur, kebiasaan, waktu, jenis makanan
yang biasa dikonsumsi, kedisiplinan dan daya
tahan fisik…karena obat harus sesuai kadar dan
jumlahnya dengan penyakit, jika dosisnya
berkurang maka tidak bisa menyembuhkan dengan
total dan jika dosisnya berlebih dapat menimbulkan
bahaya yang lain.”
ADA YANG BERPENDAPAT KHASIAT TERAPI URIN
SENDIRI?
• Beberapa Klaim Terkait Manfaat Terapi Urine
• Meski manfaat terapi urine belum terbukti secara klinis, namun tidak
sedikit yang masih mencoba melakukan terapi tersebut. Berikut beberapa
contoh tujuan seseorang melakukan terapi urine:
• Melawan kanker
Penggunaan terapi urine untuk pengobatan kanker didasarkan kepada fakta
bahwa protein pemicu tumor tertentu biasanya terdapat di dalam urine
penderita kanker. Sehingga ada yang menganggap bahwa memanfaatkan
urine dengan cara meminumnya akan membuat tubuh memproduksi antibodi
untuk melawan protein pemicu kanker. Tak hanya urine manusia, urine dari
hewan tertentu seperti unta dan sapi juga kerap digunakan sebagai terapi
urine, namun tidak ada bukti ilmiah yang akurat mengenai efektivitasnya
dalam melawan kanker.
ADA YANG BERPENDAPAT KHASIAT TERAPI URIN
SENDIRI?
• Merawat kulit
Terapi urine juga populer digunakan dalam perawatan kulit
kaum hawa. Terapi ini ternyata sudah dilakukan sejak berabad-
abad lalu. Urine dianggap mengandung komponen-komponen
penting yang berguna bagi kulit, salah satunya
untuk mengatasi jerawat. Komponen yang dianggap penting
adalah urea. Bahan ini mampu mengikat air di lapisan luar
kulit dan berguna sebagai antimikroba. Namun sekali lagi,
khasiat urine ini belum dapat dibuktikan kebenarannya secara
ilmiah.
PANDANGAN AHLI MEDIS
• Terapi urine bagi penderita kanker, belum ada bukti terpercaya
mengenai efektivitas terapi urine. Tidak peduli bagaimana terapi
urine dilakukan kepada penderita kanker, hasilnya tetap sama,
yaitu belum dapat dibuktikan kebenarannya.
• Sementara untuk perawatan kulit, banyak yang sudah
mengaplikasikannya, namun dalam bentuk berbeda.
Sebagaimana kita tahu bahwa urine terdiri dari air, amonia,
mineral, urobilinogen (zat pewarna pada urine), dan
urea. Urea sendiri merupakan bahan yang sudah sering
digunakan dalam krim dan pelembap untuk kulit. Salah satu
kegunaan dari urea adalah mampu mengangkat sel-sel kulit
mati.
SELANJUTNYA...
• Melakukan terapi urine juga bisa berakibat buruk. Bahaya bisa
muncul dari proses penyimpanan urine yang tidak benar. Jika
digunakan dengan cara dioleskan, rentan menimbulkan infeksi,
baik di daerah yang dioleskan maupun di dalam tubuh. Infeksi
yang terjadi bisa juga membuat kulit mudah terluka.
• Pemakaian terapi urine yang juga sudah dipraktikan sejak lama
adalah untuk menghilangkan racun sengatan ubur-ubur.
Faktanya, kegunaan metode ini untuk mengatasi efek sengatan
ubur-ubur tidak terbukti secara klinis. Alih-alih menyembuhkan,
penerapan terapi urine pada kondisi ini kemungkinan malah
dapat memperburuk keadaan.
KESIMPULAN..
• Terapi dengan air seni manusia jelas
keharamannya namun untuk kasus berobat
dengan Air kencing unta ada pengecualian
karena hal itu suci dan halal, bisa digunakan
untuk berobat bersama dengan susu unta,
akan tetapi perlu dosis yang tepat sesuai
dengan penyakitnya. Dosis tersebut diramu
oleh ahli pengobatan yang paham dengan hal
ini.
AKHIRNYA...

• Semoga Bermanfaat
• Wassalamualaikum Warahmatullah
Wabarakatuh
Wallahu Al Muwafaq Ila Sabili Al Rasyad

Anda mungkin juga menyukai