Anda di halaman 1dari 11

NAMA : RIZKY SAFITRI YUSANTI

NIM : 34190305

I. BATUK

II. URAIAN PENYAKIT


Batuk merupakan salah satu penyakit yang lazim pada anak. Batuk memiliki ciri khas
sehingga dapat dikenali. Satu hal yang perlu diingat bahwa batuk hanyalah sebuah gejala,
bukan suatu penyakit. Batuk baru bisa ditentukan sebagai tanda suatu penyakit jika ada gejala
lain yang menyertainya. Seperti dalam penelitian di Propinsi Jawa Barat Prevalensi tertinggi
ditemukan khususnya dipedesaan, yaitu tercatat 36% kematian bayi dan balita akibat
penyakit Infeksi Saluran pernapasan pada tahun 1993 (Depkes RI 1993).
Batuk merupakan refleks pertahanan yang timbul akibat iritasi percabangan
trakeobronkial. Kemampuan untuk batuk merupakan mekanisme yang penting untuk
membersihkan saluran napas bagian bawah, dan banyak orang dewasa normal yang batuk
beberapa kali setelah bangun pagi hari untuk membersihkan trakea dan faring dari sekret
yang terkumpul selama tidur. Batuk juga merupakan gejala tersering penyakit pernapasan.
Segala jenis batuk yang berlangsung lebih dari tiga minggu harus diselidiki untuk
memastikan penyebabnya.
Rangsangan yang biasanya menimbulkan batuk adalah rangsangan mekanik, kimia, dan
peradangan. Inhalasi asap, debu, dan benda-benda asing kecil merupakan penyebab batuk
yang paling sering. Perokok seringkali menderita batuk kronik karena terus menerus
menghisap benda asing (asap), dan saluran napasnya sering mengalami peradangan kronik.
Rangsangan mekanik dari tumor (ekstrinsik maupun intrinsik) terhadap saluran napas
merupakan penyebab lain yang dapat menimbulkan batuk (tumor yang paling sering
menimbulkan batuk adalah karsinoma bronkogenik). Setiap proses peradangan saluran napas
dengan atau tanpa eksudat dapat mengakibatkan batuk. Bronkitis kronik, asma, tuberkulosis,
dan pneumonia merupakan penyakit yang secara tipikal memiliki batuk sebagai gejala yang
mencolok. Batuk dapat bersifat produktif, pendek dan tidak produktif, keras dan parau
(seperti ada tekanan pada trakea), sering, jarang, atau paroksismal (serangan batuk yang
interminten) (Price dan Wilson, 2005:773- 774)
NAMA : RIZKY SAFITRI YUSANTI
NIM : 34190305

III. KLASIFIKASI
A. Jenis batuk berdasarkan produktivitasnya
1) Batuk produktif
Batuk produktif adalah batuk yang menghasilkan dahak atau lendir (sputum) sehingga
lebih dikenal dengan sebutan batuk berdahak. Batuk produktif memiliki ciri khas
yaitu dada terasa penuh dan berbunyi. Mereka yang mengalami batuk produktif
umumnya mengalami kesulitan bernapas dan disertai pengeluaran dahak. Batuk
produktif sebaiknya tidak diobati dengan obat penekan batuk karena lendir akan
semakin banyak terkumpul di paru-paru (Junaidi, 2010).
2) Batuk tidak produktif
Batuk tidak produktif adalah batuk yang tidak menghasilkan dahak (sputum), yang
juga disebut batuk kering. Batuk tidak produktif sering membuat tenggorokan terasa
gatal sehingga menyebabkan suara menjadi serak atau hilang. Batuk ini sering dipicu
oleh kemasukan partikel makanan, bahan iritan, asap rokok (baik oleh perokok aktif
maupun pasif), dan perubahan temperatur. Batuk ini dapat merupakan gejala sisa dari
infeksi virus atau flu (Junaidi, 2010).
B. Jenis batuk berdasarkan waktu berlangsungnya
1) Batuk akut
Batuk akut adalah batuk yang berlangsung kurang dari 3 minggu, serta terjadi dalam
1 episode. Batuk jenis ini umumnya disebabkan oleh flu dan alergi. Bentuk batuk
yang sering ditemui, merupakan jenis batuk akut ringan yang disertai demam ringan
dan pilek (Junaidi, 2010)
2) Batuk kronis
Batuk kronis adalah batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu atau terjadi dalam 3
episode selama 3 bulan berturut-turut. Batuk jenis ini biasanya disebabkan oleh
bronchitis, asma, dan tuberkolosis (Junaidi, 2010).
C. Jenis batuk pada anak-anak
1) Batuk menggonggong
Batuk seperti menyalak (menggonggong) umumnya disebabkan oleh inflamasi atau
pembengkakan pada saluran napas atas. Kebanyakan batuk ini disebabkan oleh croup,
yakni inflamasi pada laring (pangkal tenggorok) dan trakea (batang tenggorok).
NAMA : RIZKY SAFITRI YUSANTI
NIM : 34190305

Croup dapat disebabkan oleh alergi, perubahan suhu pada malam hari dan infeksi
saluran napas atas. Anak dibawah 3 tahun cenderung terserang croup karena batang
tenggoroknya sempit.
2) Pertusis/batuk rejan
Batuk rejan atau pertusis adalah infeksi pada saluran napas, yang terjadi akibat
bakteri bordetella pertusis. Penyakit ditandai oleh batuk yang diakhiri dengan suara
keras saat anak menarik napas. Gejala lainnya adalah hidung berair, bersin, batuk dan
sedikit demam (Junaidi, 2010).
Penyakit ini biasanya menyerang anak yang berusia diantara 3 bulan dan 3 tahun,
batuk rejan dapat mengancam kehidupan jika tidak ditangani. Terapi biasanya
meliputi pemberian antibiotik dan cairan6 serta anak dipajankan terhadap udara yang
dilembapkan, untuk mempertahankan fungsi pernapasan (Speer, 2009).
3) Batuk disertai napas berbunyi
Batuk disertai dengan napas berbunyi saat anak mengembuskan napas merupakan
tanda saluran napas bagian bawah mengalami peradangan/inflamasi. Pada anak yang
masih kecil, saluran bagian bawah terhalang oleh benda asing atau lendir karena
infeksi pernapasan.
4) Batuk di malam hari
Batuk ini kebanyakan bertambah buruk ketika malam hari karena penyumbatan
dalam hidung dan sinus mengalir disepanjang tenggorokan serta menyebabkan iritasi
saat anak berbaring. Ini menimbulkan masalah karena anak menjadi sulit tidur. Asma
juga dapat memicu batuk dimalam hari karena saluran napas cenderung menjadi
sensitif dan mudah teriritasi pada malam hari (Junaidi, 2010).
5) Batuk di siang hari
Batuk di siang hari disebabkan alergi, asma, kedinginan, dan infeksi pernapasan.
Udara dingin dan aktivitas yang berat dapat memperparah batuk ini, tetapi biasanya
akan mereda dimalam hari ketika anak beristirahat. Perlu dipastikan bahwa dirumah
tidak ada faktor pencetus batuk seperti pengharum ruangan, binatang peliharaan, dan
asap terutama asap rokok (Junaidi, 2010).7
6) Batuk disertai demam
NAMA : RIZKY SAFITRI YUSANTI
NIM : 34190305

Jika anak batuk disertai demam dan hidung meler, kemungkinan anak terserang
flu. Namun batuk disertai demam tinggi (39oC) atau lebih mungkin disebabkan oleh
pneumonia, terutama jika anak terlihat lesu dan bernapas tidak cepat. Bila ini terjadi,
segera bawa anak ke dokter (Junaidi, 2010).
7) Batuk disertai muntah
Umumnya anak batuk karena dipicu oleh reflex penyumbatan. Anak yang
menderita batuk disertai flu atau asma dapat muntah jika terlalu banyak lendir yang
mengalir ke dalam perut dan menimbulkan rasa mual (Junaidi, 2010).
8) Batuk menetap
Batuk yang disebabkan flu dapat hilang dalam seminggu. Asma, alergi, atau
infeksi kronis di sinus atau saluran napas mungkin penyebab pada batuk yang
menetap (persisten). Jika batuk terjadi selama seminggu, segera hubungi dokter
(Junaidi, 2010).

IV. PATOFISIOLOGI
Batuk merupakan suatu refleks kompleks yang melibatkan banyak sistem organ. Batuk
akan terbangkitkan apabila ada rangsangan pada reseptor batuk yang melalui saraf aferen
akan meneruskan impuls ke pusat batuk tersebar difus di medula. Dari pusat batuk melalui
saraf eferen impuls diteruskan ke efektor batuk yaitu berbagai otot respiratorik.2,5 Bila
rangsangan pada reseptor batuk ini berlangsung berulang maka akan timbul batuk berulang,
sedangkan bila rangsangannya terus menerus akan menyebabkan batuk kronik.
Anatomi refleks batuk telah diketahui secara rinci. Reseptor batuk terletak dalam epitel
respiratorik, tersebar di seluruh saluran respiratorik, dan sebagian kecil berada di luar saluran
respiratorik misalnya di gaster. Lokasi utama reseptor batuk dijumpai pada faring, laring,
trakea, karina, dan bronkus mayor. Lokasi reseptor lainnya adalah bronkus cabang, liang
telinga tengah, pleura, dan gaster. Ujung saraf aferen batuk tidak ditemukan di bronkiolus
respiratorik ke arah distal. Berarti parenkim paru tidak mempunyai resptor batuk. Reseptor
ini dapat terangsang secaramekanis (sekret, tekanan), kimiawi (gas yang merangsang), atau
secara termal (udara dingin). Mereka juga bisa terangsang oleh mediator lokal seperti
histamin, prostaglandin, leukotrien dan lain-lain, juga oleh bronkokonstriksi.
NAMA : RIZKY SAFITRI YUSANTI
NIM : 34190305

V. ETIOLOGI
Pada banyak gangguan saluran napas, batuk merupakan gejala penting yang ditimbulkan
oleh terpicunya refleks batuk. Misalnya pada alergi (asma), sebab-sebab mekanis (asap
rokok, debu, tumor paru), perubahan suhu yang mendadak dan rangsangan kimiawi (gas,
bau). Sering kali juga disebabkan oleh peradangan akibat infeksi virus seperti virus selesma
(common cold), influenza, dan cacar air di hulu tenggorokan (bronkhitis, faringitis). Virus-
virus ini dapat merusak mukosa saluran pernapasan, sehingga menciptakan “pintu masuk”
untuk infeksi sekunder oleh kuman, misalnya Pneumococci dan Haemophilus. Batuk dapat
mengakibatkan menjalarnya infeksi dari suatu bagian paru ke yang lain dan juga merupakan
beban tambahan pada pasien yang menderita penyakit jantung.
Penyebab batuk lainnya adalah peradangan dari jaringan paru (pneumonia), tumor dan
juga akibat efek samping beberapa obat (penghambat ACE). Batuk juga merupakan gejala
terpenting pada penyakit kanker paru. Penyakit tuberkulosa di lain pihak, tidak selalu harus
disertai batuk, walaupun gejalan ini sangat penting. Selanjutnya batuk adalah gejala lazim
pada penyakit tifus dan pada dekompensasi jantung, terutama pada manula, begitu pula pada
asma dan keadaan psikis. Akhirnya batuk yang tidak sembuh-sembuh dan “batuk darah”
terutama pada anak-anak dapat pula disebabkan oleh penyakit cacing, misalnya oleh cacing
gelang.
Di samping gangguan-gangguan tersebut, batuk bisa juga dipicu oleh stimulasi reseptor-
reseptor yang terdapat di mukosa dari seluruh saluran napas, (termasuk tenggorokan), juga
dalam lambung. Bila reseptor ini yang peka bagi zat-zat perangsang distimulir, lazimnya
timbullah refleks batuk. Saraf-saraf tertentu menyalurkan isyarat-isyarat ke pusat batuk di
sumsum lanjutan (medulla oblongata), yang kemudian mengkoordinir serangkaian proses
yang menjurus ke respon batuk. Batuk yang berlarut-larut merupakan beban serius bagi
banyak penderita dan menimbulkan berbagai keluhan lain seperti sukar tidur, keletihan, dan
inkontinensi urin (Tjay, 2007:659).
Mukus
Orang dewasa normal menghasilkan mukus sekitar 100 ml dalam saluran napas setiap
hari. Mukus ini diangkut menuju faring dengan gerakan pembersihan normal silia yang
melapisi saluran pernapasan. Kalau terbentuk mukus yang berlebihan, proses normal
pembersihan mungkin tak efektif lagi, sehingga akhirnya mukus tertimbun. Bila hal ini
NAMA : RIZKY SAFITRI YUSANTI
NIM : 34190305

terjadi, membran mukosa yang terangsang, dan mukus dibatukkan keluar sebagai sputum.
Pembentukan mukus yang berlebihan, mungkin disebabkan oleh gangguan fisik, kimiawi,
atau infeksi pada membran mukosa.
Kapan saja seorang pasien membentuk sputum, perlu dievaluasi sumber, warna, volume,
dan konsistensinya. Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan
kemungkinan besar berasal dari sinus atau saluran hidung, bukan dari saluran napas bagian
bawah. Sputum yang banyak sekali dan purulent menyatakan adanya proses supuratif, seperti
abses paru, sedangkan pembentukan sputum yang terus meningkat perlahan dalam waktu
bertahun-tahun merupakan tanda bronkitis kronis, atau bronkiektasis.
Warna sputum juga penting karena dapat digunakan sebagai diagnosa penyakit. Sputum
yang berwarna kekuning-kuningan menunjukkan adanya suatu infeksi. Sputum yang
berwarna hijau merupakan petunjuk adanya penimbunan nanah. Warna hijau timbul karena
adanya verdoperoksidase yang dihasilkan oleh leukosit polimorfonuklear (PMN) dalam
sputum. Sputum yang berwarna hijau sering ditemukan pada bronkiektasis karena
penimbunan sputum dalam bronkiolus yang melebar dan terinfeksi. Banyak penderita infeksi
pada saluran napas bagian bawah mengeluarkan sputum berwarna hijau pada pagi hari, tetapi
makin siang menjadi kuning. Fenomena ini mungkin disebabkan karena penimbunan sputum
yang purulen di malam hari, disertai pengeluaran verdoperoksidase.
Sifat dan konsistensi sputum juga dapat memberikan informasi yang berguna. Sputum
yang berwarna merah muda dan berbusa merupakan tanda edema paru akut. Sputum yang
berlendir, lekat dan berwarna abu-abu atau putih merupakan tanda bronkitis kronik.
Sedangkan sputum yang berbau busuk merupakan tanda abses paru bronkiektasis (Price dan
Wilson, 2005:774).

VI. SYMTOM
1. Batuk Berdahak
Batuk berdahak merupakan batuk yang ditandai dengan adanya dahak atau lendir.
Kondisi ini biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu yang cepat. Dalam
kasus yang parah, batuk berdahak dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti
pneumonia, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), bronkitis kronis, bronkitis akut,
NAMA : RIZKY SAFITRI YUSANTI
NIM : 34190305

serta asma. Selain beberapa kondisi tersebut, batuk berdahak juga dapat terjadi pada bayi
atau balita karena pilek atau flu.
2. Batuk Kering
Batuk kering adalah batu yang menyebabkan rasa gatal di tenggorokan. Kondisi
ini biasanya terjadi dalam waktu yang lama, karena infeksi saluran pernapasan atas yang
dialami. Baik orang dewasa maupun anak-anak, batuk kering biasanya berlangsung
beberapa minggu. Sejumlah kondisi yang menyebabkan batuk kering, antara lain radang
tenggorokan, sakit tenggorokan, radang amandel, asma, radang selaput lendir, serta
paparan debu atau polusi.
3. Batuk Paroksismal
Batuk paroksismal merupakan gejala dari batuk rejan, yaitu infeksi bakteri yang
menyebabkan batuk hebat pada pengidapnya. Bahayanya, batuk ini akan membuat
seluruh oksigen dalam paru-paru hilang, sehingga menimbulkan bunyi mengi saat
pengidapnya bernapas. Beberapa kondisi kesehatan yang ditandai dengan batuk
paroksismal, yaitu asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), pneumonia, TBC,
atau tersedak.
4. Batuk Croup
Batuk Croup merupakan jenis batuk yang biasanya dialami oleh anak-anak berusia di
bawah 5 tahun karena infeksi virus. Kondisi ini akan menyebabkan iritasi dan
pembengkakan pada saluran napas bagian atas, sehingga anak menjadi sulit bernapas.
Batuknya akan terdekat seperti gonggongan anjing, karena pembengkakan menimbulkan
suara serak dan napas melengking. Saat dialami dalam kasus yang parah, batuk-batuk
akan membuat pengidapnya pucat atau kebiruan.
5. Batuk Rejan
Batuk rejan merupakan kondisi yang dikenal dengan istilah pertusis, yaitu jenis batuk
yang disebabkan karena infeksi bakteri. Batuk ini sangat rentan dialami oleh anak-anak
yang belum mendapatkan vaksinasi, yang ditandai dengan pilek atau flu, dari intensitas
ringan hingga parah. Pengidap dapat menularkan penyakit ini pada orang lain 2 minggu
setelah terinfeksi.
6. Batuk Berdarah
NAMA : RIZKY SAFITRI YUSANTI
NIM : 34190305

Jika kamu mengalami batuk-batuk yang disertai dengan darah, segera periksakan diri ke
rumah sakit terdekat, ya! Batuk jenis ini memerlukan penanganan yang tepat, karena
darah yang keluar kemungkinan berasal dari paru-paru atau saluran udara. Batuk
berdarah menjadi gejala jika kamu memiliki masalah medis yang berbahaya, seperti
peradangan kronis, bahkan tumor.

VII. PENCEGAHAN
1. Menghindari asap rokok dan polutan lainnya
Zat kimia yang sifatnya racun terdapat banyak sekali dalam sebatang rokok yang bisa
merusak organ tubuh terutama paru-paru.2 Selain itu, polutan lainnya seperti asap
pembakaran sampah, asap kendaraan bermotor dan jenis asap lainnya juga dapat
menyebabkan batuk.
2. Menghindari makanan manis, dingin, dan mengandung minyak (gorengan)
Beberapa penyebab dari munculnya batuk adalah faktor makanan yang dikonsumsi
sehari-hari. Makanan yang dingin dan manis seringkali menyebabkan batuk. Untuk
makanan yang digoreng perhatikan kualitas minyak gorengnya karena kualitas yang
buruk dapat menyebabkan batuk yang sangat parah.1

Selain menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan batuk, beberapa hal juga dapat
dilakukan untuk mengurangi resiko batuk.
3. Meningkatkan daya tahan tubuh
Untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang faktor-faktor yang
dapat menyebabkan batuk, konsumsilah berbagai jenis makanan bergizi dan
mengandung vitamin C. Olaharaga dan istirahat yang cukup juga perlu dilakukan
untuk meningkatkan kebugaran dan daya tahan tubuh.
4. Minum air yang cukup
Air mineral dapat meningkatkan metabolisme tubuh yang akan berdampak pada
meningkatnya daya tahan tubuh. Air putih atau air mineral juga sangat baik untuk
tenggorokan dan dapat mencegah terjadinya radang dan iritasi pada tenggorokan
akibat kondisi tenggorokan yang kering. Minumlah air paling tidak 6-8 gelas perhari
untuk metabolisme tubuh yang optimal.
NAMA : RIZKY SAFITRI YUSANTI
NIM : 34190305

5. Menggunakan masker saat bepergian


Menggunakan masker atau pelindung dapat membantu mencegah masukanya bakteri,
kuman, dan virus yang dapat menyebabkan batuk. Masker juga dapat melindungi diri
saat berada di lokasi yang mengandung banyak polutan dan faktor pemicu alergi,
ataupun saat berinteraksi dengan orang yang sudah menderita batuk agar tidak tertular.

VIII. PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI DAN NON FARMAKOLOGI


A. FARMAKOLOGI
a. Antitusif
Antitusif adalah obat-obat yang dapat menghentikan rangsangan batuk dengan
menurunkan frekuensi dan intensitas dorongan batuk dengan menekan refleks batuk
akibat penghambatan pusat batuk dalam batang otak dan atau melalui blokade
reseptor sensorik (reseptor batuk) dalam saluran bronkus (Mutschler, 1991:191).
b. Ekspektoransia
Ekspektoransia adalah senayawa yang mempermudah atau mempercepat
pembuangan sekret bronkus dari bronkus dan trakea. Ekspektoransia sendiri dibagi
atas :
 Sekretolitika
Meninggikan sekresi bronkus dan dengan demikian mengencerkan lendir.
Ini terjadi secara reflektorik dengan stimulasi serabut aferen parasimpatikus dan
dengan bekerja langsung pada sel pembentuk lendir (Mutschler, 1991:518).
 Sekretomotorika
Menyebabkan gerakan sekret dan batuk untuk mengeluarkan sekret
tersebut. Kerja sekretomotorika dapat dicapai dengan merangsang kerja silia
(Mutschler, 1991:518).
 Mukolitika
Obat-obat mukolitika ini bekerja mengubah sifat fisikokimia sekret,
terutama viskositasnya diturunkan (Mutschler, 1991:518).
 Mukolitika
NAMA : RIZKY SAFITRI YUSANTI
NIM : 34190305

Mukolitik ialah obat yang dapat mengencerkan sekret saluran nafas


dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari
mukus. Contoh mukolitik ialah bromheksin, asetilsistein dan ambroksol
(Estuningtyas, 2007:532). Mukolitik merupakan zat-zat yang dapat merombak
dan melarutkan dahak sehingga viskositasnya dikurangi dan pengeluarannya
dipermudah. Mukus atau lendir memiliki gugus-sulfhidril (-SH) yang saling
mengikat makromolekulnya. Senyawa sistein dan mesna berdaya membuka
jembatan-disulfida ini. Bromheksin dan ambroksol bekerja dengan jalan
memutuskan rantai panjang dari mukopolisakarida (Tjay, 2007:660).
 Obat pembanding
Asetilsistein merupakan derivat asam-amino alamiah sistein ini berkhasiat
mencairkan dahak yang liat dengan jalan memutuskan jembatan disulfida,
sehingga rantai panjang antara mukoprotein-mukoprotein panjang terbuka dan
lebih mudah dikeluarkan melalui batuk. Asetilsistein juga mampu memperbaiki
gerakan bulu-getar (cilia) dan membantu efek antibiotika (doksisklin,
amoksisiklin, dan tiamfenikol) (Tjay, 2007:664).
Asetilsistein dapat menurunkan viskositas lendir bronkhus dengan memutuskan
jembatan disulfida protein dari molekul lendir (Mutschler, 1991:520).
B. NON FARMAKOLOGI
1) Pengobatan dirumah
Pengobatan dirumah yang dapat dilakukan untuk meringankan gejala adalah sebagai
berikut :
 Jika menderita asma, pastikan anda sudah tahu cara mengontrol asma dari
dokter anda. Ikuti perkembangan ketika terjadi serangan asma dan berikan obat
asma sesuai anjuran dokter.
 Jika ditengah malam terjadi batuk mengonggong atau sesak napas, hiruplah uap
air panas untuk membantu melegakan pernapasan.
 Jika ada alat pelembab udara dikamar, benda tersebut dapat membantu anda
untuk tidur dengan nyenyak.
NAMA : RIZKY SAFITRI YUSANTI
NIM : 34190305

 Minuman dingin seperti jus dapat menenangkan, tetapi hindari minuman


bersoda atau jeruk.
 Jangan memberikan (terutama pada bayi dan anak yang baru belajar berjalan)
obat batuk bebas tanpa petunjuk khusus dari dokter.
2) Minum banyak air akan menolong membersihkan tenggorokan dan jangan minum
soda atau kopi
3) Hentikan kebiasaan merokok
4) Madu dan tablet hisap pelega tenggorokan dapat menolong meringankan iritasi
tenggorokan dan dapat membantu mencegah batuk kalau tenggorokan kering atau
pedih
5) Menghindari paparan debu, minuman atau makanan yang merangsang tenggorokan
dan udara malam yang dingin

IX. DAFTAR PUSTAKA

Setyanto, B, Darmawan, 2004. Batuk Kronik pada Anak: masalah dan tata laksana. Sari
Pediatri,Vol. 6 No.2, 64-70
Sesarini, W, Temmy., 2019. Ketepatan Swamedikasi Batuk Pada Pelajar Sekolah Menengah
Atas Non Kesehatan Di Kecamatan Pontianak Selatan Periode 2018/2019.
UniversitasTanjungpura pontianak

Anda mungkin juga menyukai