Anda di halaman 1dari 6

Nama : Fatma Anisa

NIM : 190810101067

Kelas : Ekonomi Makro II-B

Soal!

Apabila terjadi deflationary gap, maka

a. Bagaimana perubahaan keseimbangan IS-LM?


b. Bagaimana pergerakan dan pergeseran kurva IS?
c. Bagaimana pergerakan dan pergeseran kurva LM?
d. Kebijakan apakah yang harus dilaksanakan agar terjadi keseimbangan yang
diharapkan?
e. Sertai dengan kurva!

Penjelasan:

Deflatonary gap adalah kondisi dimana apabila investasi lebih kecil daripada saving saat
dalam keadaan full employment (I<S). Keadaan tersebut dapat terjadi jika suku bunga
mengalami peningkatan yang mana dapat mengurangi konsumsi masyarakat karena
masyarakat akan menyimpan uangnya di bank atau yang disebut dengan saving. Uang yang
disimpan di bank tersebut diharapkan adanya rate of interes. Oleh karena itu, pada saat
kondisi seperti hal di atas maka investasi tidak ada yang dilakukan oleh masyarakat. Lalu,
kondisi tersebut dapat mempengaruhi keseimbangan kurva IS-LM.

Berikut penjelasannya:

a. Perubahaan keseimbangan IS-LM


Pada saat kondisi deflationary gap, maka dapat mempengaruhi perubahan
keseimbangan IS-LM.
Pada gambar diatas, kurva IS yang berada pada keseimbangan IS-LM dan dipengaruhi
kebijakan ekspansi fiskal akan menggeser IS ke arah kanan. Kebijakan tersebut adalah
pajak. Hal tersebut dikarenakan dengan turunnya pajak, maka tingkat suku bunga
akan meningkat karena untuk memperoleh pendapatan lagi, sehingga pendapatan pun
akan naik.

Pada gambar di atas, kurva LM, apabila deflationary gap itu terjadi kontraksi moneter
akan terjadi. Kontraksi moneter terjadi jika output mengalami penurunan dan suku
bunga mengalami kenaikan yang disebabkan oleh penurunan jumlah uang yang
beredar. Kontraksi ini akan menggeser kurva LM ke arah atas,

b. Pergerakan dan pergeseran kurva IS


 Pergerakan Kurva IS
Pergerakan kurva IS ini dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Dimana pada saat
tingkat suku bunga mengalami peningkatan, maka dapat menyebabkan penurunan
output yang disebabkan tingkat konsumsi yang rendah.

Pada gambar diatas dapat terlihat dengan jelas, bahwa pada gambar atas titik
A merupakan permintaan pada saat suku bunga (i) yang digambarkan pada kurva ZZ
dan tingkat output berada pada titik absis Y, serta digambarkan pada kurva IS yang
berada pada titik A gambar bawah. Kurva ZZ tersebut merupakan perpotongan dari
garis output 450. Garis yang membentuk 450 tersebut disebabkan karena pada saat
Y=AE yang kemudian diturunkan menjadi injeksi=kebocoran, misalnya pada saat
permintaan diasumsikan 20, maka nilai output pada titik absis juga 20. Oleh karena
itu, Y=AE membentuk garis dengan suduh 450. Setelah mengalami perubahan, yakni
suku bunga mengalami kenaikan pada saat kondisi deflationary gap yang ditunjukkan
dengan i’, maka permintaan masyarakat akan turun yang mana ditunjukkan pada titik
A’ gambar atas. pada saat kondisi itulah masyarakat akan menggunakan uang untuk
disimpan di bank (saving) karena dengan harapan akan ada rate of interes. Sehingga,
didapat titik kurva IS baru yang mengalami pergerakan ke kiri atas yang ditunjukkan
pada gambar bawah titik A’. Ketika masyarakat mempergunakan uang untuk
menabung, maka konsumsi akan turun yang menyebabkan tingkat output pun juga
mengalami penurunan ditunjukkan pada absis Y’, sehingga membentuk kurva ZZ’
pada gambar atas. Dengan demikian, suku bunga yang tinggi dapat menurunkan
output, sehingga kurva IS akan bergerak ke kiri atas. Maka dari itu, dapat disimpulkan
bahwa kurva IS dapat bergerak disebabkan karena adanya kebijakan moneter, yakni
suku bunga.
 Pergeseran Kurva IS
Pada saat keadaan deflationary gap, dimana suku bunga yang tinggi digunakan
unyuk menabung, maka pendapatan masyarakat yang digunakan untuk membayar
pajak pun bisa mengalami penurunan. Dengan demikian, maka pemerintah pun
juga akan menurunkan kebijakan mengenai tingkat pajak yang dibayarkan oleh
masyarakat. Oleh karena itu, dapat menggeser kurva IS ke kanan.

Dari gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa pergeseran kurva IS ke kanan atas
dipengaruhi dengan adanya pajak yang rendah. Pada saat pajak rendah, maka
tingkat output yang ada adalah tinggi yang ditunjukkan pada absis Y’ yang
menggeser dari absis Y.
c. Pergerakan dan pergeseran kurva LM
Pada saat keadaan deflationary gap, jumlah uang beredah (JUB) mengalami
penurunan karena tidak adanya permintaan dari konsumen. Selain itu, JUB juga
dipengaruhi oleh meningkatnya suku bunga dengan ditandai adanya tingkat saving
yang tinggi. Hal tersebut dapat mempengaruhi perubahaan kurva LM. Berikut
penjelasannya:

 Pergerakan Kurva LM

Dari gambar diatas, maka dapat terlihat bahwa pergerakan sepanjang kurva
LM dipengaruhi oleh peningkatan suku bunga yang diasumsikan bahwa jumlah uang
yang diminta tetap dan output mengalami kenaikan. Hal tersebut dapat dilihat dari
kenaikan suku bunga i’ yang menggerakan titik jumlah uang yang diminta dengan
asumsi tingkat output lebih besar. Sebelumnya, pada saat tinggkat bunga i, kurva LM
berada pada titik A dengan pendapatan dititik absis Y. Setelah tingkat suku bunga
menjadi i’, maka pendapatan akan naik dan berada pada titik absis Y’. Hal tersebut
kemudian menggeser kurva LM ke kanan atas yakni pada titik A’. Dengan demikian,
suku bunga yang tinggi yang mempengaruhi tingkat pendapatan dapat menggerakkan
kurva LM akan bergerak ke kiri atas. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa kurva
IS dapat bergerak disebabkan karena adanya perubahan pendapatan dan suku bunga.

 Pergeseran Kurva LM
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa pada saat tingkat suku bunga i
pada titik e dan kurva LM berada pada garis LM warna hijau. Pada saat itu terjadi
kenaikan suku bunga yang dapat mengurangi JUB yang ditunjukkan pada titik e’.
Titik e’ dapat ditarik ke kurva LM yang mana kurva LM bergeser ke kiri atas yang
ditunjukkan oleh warna orange. Dengan demikian, suku bunga yang tinggi yang
mempengaruhi penurunan JUB yang dapat menggeser kurva LM akan bergerak ke
kiri atas. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa kurva LM dapat bergeser
disebabkan karena adanya kebijakan moneter, yakni jumlah uang beredar.

d. Kebijakan agar memperoleh keseimbangan


Pada saat delfationary gap, maka ada beberapa kebijakan yang harus dilakukan
pemerintah agar dapat mengatasi keadaan tersebut. Adapun beberapa kebijakan yang
diambil, yakni Kebijakan Moneter Ekspansif. Yaitu yang digunakan untuk menambah
JUB. Dengan menurunkan suku bunga dan membeli surat-surat berharga.Sehingga
pendapatan dari konsumen dapat digunakan untuk keperluan lain selain saving dan
diharapkan dapat menormalkan keadaan yang sebelumnya deflasi.

Anda mungkin juga menyukai