Disusun oleh :
Kelompok SGD 4
Anggota
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat,
rahmat dan anugrah yang telah dilimpahkan-Nya sehingga Makalah SGD (Small Group
Discussion) LBM 1 dengan skenario yang yang berjudul ‘Aku Tersadar’ dapat diselenggarakan
tepat pada waktunya.
1. dr. Irsandi Rizki Farmananda s.ked sebagai fasilitator SGD 4 yang senantiasa
memberikan saran serta bimbingan dalam pelaksanaan SGD.
2. Sumber literature dan jurnal ilmiah yang relevan sebagai referensi kami dalam
berdiskusi.
3. Keluarga yang kami cintai yang senantiasa memberikan dorongan serta inovasi.
Mengingat pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki terbatas untuk menyusun
makalah ini, maka kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling berhubungan,
sangat khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengoordinasikan, mengatur, dan
mengendalikan interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang
penting ini juga mengatur aktivitas sebagian besar sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu
berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf diantara
berbagai sistem.
Fenomena mengenai kesadaran, daya pikir, daya ingat, bahasa, sensasi, dan gerakan,
semuanya berasal dari sistem ini. Oleh karena itu, kemampuan untuk memahami, belajar,
dan berespon terhadap rangsangan merupakan hasil dari integrasi fungsi sistem saraf, yang
memuncak dalam kepribadian dan perilaku seseorang.
Sistem saraf ini merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang
bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan keseluruh bagian tubuh, serta
memberikan respon terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan diatur
oleh alat indera. Pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian
meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sisten saraf pusat
dan indera.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ
agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi bekerja untuk menerima rangsangan,
mengolahnya, dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan. Setiap
rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah oleh otak.
Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan. Itulah
mengapa kita dapat merasakan sakit, nyeri, bagaimana anggota tubuh kita bergerak, dan
lain-lain.
AKU TERSADAR
Karena pada saat tertidur tubuh secara tidak sadar mengetahui dunia eksternal,
tetapi mereka dapat dibangunkan dengan rangsangan luar, misalnya bunyi alarm dan
salah salah satunya yang dialami oleh mahasiswa itu yaitu sentuhan. Adapun mekanisme
yang dialami oleh mahasiswa sehingga dapat tersadar atau terbangun disebabkan oleh
binatang yang menyentuh tangannya , dimana hal ini merupakan awal dari reseptor. Di
kulit tangan sendiri terdapat suatu reseptor yang peka jika terjadi suatu sentuhan yaitu
badan meissener. Kemudian dari reseptor ini akan meneruskan dari impuls tersebut ke
neuron aferen, dimana neuron aferen sendiri merupakan neuron yang akan
menghantarkan rangsangan atau stimulus dari sistem saraf tepi menuju sistem saraf pusat,
utamanya dibatang otak. Di batang otak sendiri terdapat suatu anyaman neuron-neuron
yang saling berhubungan yang disebut dengan ¬¬formatio reticularis yang meluas
diseluruh batang otak dan masuk ke dalam thalamus. Setelah itu, di formatio reticularis
sendiri terdapat suatu serabut yang menjalar ke atas yang disebut dengan ARAS
(asending reticular activity system). ARAS inilah yang berfungsi untuk menjalarkan
rangsangan dari thalamus menuju korteks serbri, disamping itu ARAS juga memiliki
peranannya dalam mengontrol derajat keseluruhan tingkat kewaspadaan. Setalah stimulus
sampai di korteks serebrum tepatnya dibagian asosiasi somatosensorik. Korteks
somatonsensorik sendiri dapat menentukan lokasi sumber masukan sensorik dan
memperkirakan derajat intensitas rangsangan. Bagian ini juga mampu melakukan
diskriminasi ruang, sehingga ia dapat mengetahui binatang tersebut menyentuh
tangannya. Korteks serebri juga mengatur mengenai kesadaran sehingga mahasiswa dapat
terbangun.
Traktus terbentuk dari susunan substannsi alba yaitu berkas serabut-serabut saraf
(akson interneuron yang panjang) dengan bentuk serupa. Berkas-berkas tersebut
membentuk kolumna-kolumna yang berjalan di sepanjang medulla. Tiap-tiap teraktus ini
berawal dan berakhir di bagian tertentu yaitu otak. Ascending sensory tracts atau traktus
sensori atas merupakan bagian yang menyalurkan sinyal (impuls) dari aferen ke otak.
Yang termasuk dalam ascending sensory tracts adalah traktus spinoserebralis yang
merupakan jalus ascenden yang berasal dari medulla spinalis dan berjalan ke tepi ventral(
ke arah dapan) medulla dengan beberapa sinaps di sepanjang perjalanan hingga akhirnya
berakhir di sereblum.
Selain itu, traktus juga ada yang melalui jalur descenden yaitu traktus desenden.
Traktus desenden merupakan bagian yang menyampaikan pesan yang berasal dari otak ke
medulla spinalis. Yang termasuk dari traktus desenden adalah traktus kartikospinalis
ventral yang berguna sebagai jalur desendens yang berasal dari region motorik korteks
serebri, kemudian turun di bagian ventral medulla spinalis, serta berakhir di medulla
spinalis di badan sel neuron-neuron motorik eferen yang mempersarafi otot rangka.
2.3.6 Referensi
Kesadaran diri adalah langkah pertama dalam menciptakan apa yang Anda inginkan dan
menguasai hidup Anda. Di mana Anda memusatkan perhatian Anda, emosi, reaksi, kepribadian
dan perilaku Anda menentukan tujuan hidup Anda.
Kesadaran adalah kesadaran akan perbuatan. Sadar artinya merasa, tau atau ingat
(kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya),
siuman, bangun (dari tidur) ingat, tau dan mengerti, misalnya , rakyat telah sadar akan politik.
Refleksi merupakan bentuk dari penggungkapan kesadaran, di mana ia dapat memberikan atau
bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh
seorang merupakan refleksi tetang realitas dan manusia.
Kesadaran menurut Sartre berifat itensional dan tidak dapat dipisahkan di dunia.
Kesadaran tidak sama dengan benda-benda. Kesadaran selalu terarah pada etre en sio (ada-
begitu-saja) atau berhadapan dengannya. Situasi di mana kesadaran berhadapan oleh Sartre
disebut etre pour soi (ada-bagi-dirinya). Bahwa kesadaran saya akan sesuatu juga menyatakan
adanya perbedaan antara saya dan sesuatu itu. Saya tidak sama dengan sesuatu yang saya sadari
ada jarak antara saya dengan objek yang saya lihat. Misalkan entre pour soi menunjuk pada
manusia atau kesadaran. Manusia adalah eter pour soi sebab ia tidak persis menjadi satu dengan
dirinya sendiri. Tiadanya identitas manusiadengan dirinya sendiri memungkinkan manusia untuk
melampaui, untuk mengatasi dirinya dan menghubungkan benda-benda dengan dirinya sesuai
dengan yang dimaksud dan tujuannya. Ketidak identikan manusia dengan dirinya sendiri tampak
dalam kesadaran yang ditandai oleh regativitas, penidakan. Negativitas menunjukan bahwa
terhadap etre pour soi atau kesadaran hanya dikatan it is not what it is. Maka kesadaran disini
merupakan non identitas, jarak, distansi. Kegiatan hakiki kesadaran merupakan menindak,
mengatakan tidak. Etre por soi tidak lain daripada menindak atau menampilkan ketiadaan.
Kebebasan bagi Sartre merupakan kesadaran menindak, dan manusi sendiri merupakan
kebebasan. Pada manusialah itu eksistensi itu mendahului esensi, sebab manusia selalu
berhadapan dengan kemungkinan untuk mengatakan tidak. Selama manusia masih hidup ia bebas
untuk mengatakan tidak, baru setelah kematian maka cirri-ciri hidupnya dapat dibeberkan. (Alex
Lanur, Pengantar dalam “Kata-Kata”)
Kesadaran sebagai keadaan sadar, bukan merupakan keadaan yang pasif melainkan suatu
proses aktif yang terdiri dari dua hal hakiki; diferensiasi dan integrasi. Meskipun secara
kronologis perkembangan kesadaran manusia berlangsung pada tiga tahap; sensansi
(pengindraan), perrseptual (pemahaman), dan konseptual (pengertian). Secara epistemology
dasar dari segala pengetahuan manusia tahap perseptual. Sensasi tidak begitu saja disimpan di
dalam ingatan manusia, dan manusia tidak mengalami sensasi murni yang terisolasi. Sejauh yang
dapat diketahui pengalaman indrawi seorang bayi merupakan kekacauan yang tidak
terdeferensiasikan. Kesadaran yang terdiskreminasi pada tingkatan persep. Persep merupakan
sekelompok sensasi yang secara otomatis terimpandan dintgrasikan oleh otak dari suatu
organisme yang hidup. Dalam bentuk persep inilah, manusia memahami fakta dan memahami
realitas. Persep buka sensasi, merupakan yang tersajikan yang tertentu (the given) yang jelas
pada dirinya sendiri (the self evidence). Pengetahuan tentang sensasi sebagai bagian komponen
dari persep tidak langsung diperoleh mnusia jauh kemudian, merupakan penemuan ilmiah,
penemuan konseptual.
Sistem saraf pusat adalah sistem saraf yang mengatur dari segala bentuk tindakan atau
aktivitas yang dikendalikan manusia. SSP terdiri dari otak besar (cerbrum), batang otak
(brainstem), dan otak kecil (cerebellum). Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang
memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri dari 100 juta sel saraf atau neuron. Otak mengatur
dan mengkoordinasikan sebagian besar, gerakan, sifat dan fungsi tubuh homeostasis seperti
denyut pada jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan dan suhu tubuh (Bailey,2010). Otak
manusia bertanggung jawab untuk menetapkan seluruh tubuh dan pikiran manusia. Oleh karena
itu ada hubungan yang kuat antara otak dan pikiran. Otak dan saraf sel di dalamnya diyakini
mempengaruhi kognisi manusia. Pengetahuan tentang otak mempengaruhi perkembangan
psikologi kognitif (Bailey,2010).
Otak :
Merupakan pusat kendali tubuh
Bobot + 2% dari total BB (+1-1,5 kg)
Memerlukan 20% dari oksigen dalam tubuh
Terdiri dari batang otak, serebrum, serebelum
Terdapat jaringan kelabu (gray matter) dan putih (white matter)
• Gray Matter – bagian SSP yang mengandung serabut saraf yang tidak bermyelin – sel
saraf korteks serebral, bag dalam sumsum tlg belakang
• White Matter – bagian SSP yang mengandung serabut saraf (akson) yang bermyelin
(warna putih) - lapisan dalam serebrum
Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
a. Cerebrum (Otak Besar)
b. Cerebellum (Otak Kecil)
c. Brainstem (Batang Otak)
d. Limbic System (Sistem Limbik)
1. Cerebrum (Otak Besar)
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama
Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang
membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki
kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan
kemampuan visual. Kecerdasan intelektual atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas
bagian ini.
Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus
yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus.
Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus
Occipital dan Lobus Temporal (Bailey,2010).
Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar. Lobus
ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi,
perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan,
kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.
Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan seperti
tekanan, sentuhan dan rasa sakit.
Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan
pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.
Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan visual
yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang
ditangkap oleh retina mata.
Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi beberapa area
yang punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada gambar di bawah
ini(Bailey,2010).
Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi menjadi dua
belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan itu terhubung
oleh kabel-kabel saraf di bagian bawahnya. Secara umum, belahan otak kanan
mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otakkanan
terlibat dalam kreativitas dan kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri untuk logika dan
berpikir rasional. Mengenai fungsi Otak Kanan dan Otak Kiri sudah kami bahas pada
halaman tersendiri (Bailey,2010).
2. Cerebellum (Otak Kecil)
Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung
leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya:
mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan
gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan
otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat
menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya.
Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan
koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak
mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan
baju (Bailey,2010).
Serabut transversal retikularis dari batang otak sampai thalamus dan dilanjutkan
dengan formasio activator reticularis, yang menghubungkan thalamus dengan korteks
cerebri. Formasio reticularis terletak di substansi grisea otak dari daerah medulla
oblongata sampai midbrain dan thalamus. Neuron formasio reticularis menunjukkan
hubungan yang menyebar.
ARAS juga mempunyai proyeksi non spesifik dengan depolarisasi global di
korteks, sebagai kebalikan dari proyeksi sensasi spesifik dari thalamus yang
mempunyai efek eksitasi korteks secara khusus untuk tempat tertentu. Eksitasi ARAS
umum memfasilitasi respon kortikal spesifik ke sinyal sensori spesifik dari thalamus.
Dalam keadaan normal, sewaktu perjalanan ke korteks, sinyal sensorik dari serabut
sensori aferens menstimulasi ARAS melalui cabang-cabang kolateral akson. Jika
sistem aferens terangsang seluruhna, proyeksi ARAS memicu aktivasi kortikal umum
dan terjaga (Mardiati, 2008).
Neurotransmitter yang berperan pada ARAS yaitu neurotransmitter kolinergik, m
onoaminergik dan GABA. Korteks serebri merupakan bagian yang terbesar dari
susunan saraf pusat di mana korteks ini berperan dalam kesadaran akan diri sendiri
terhadap lingkungan atau input-input rangsang sensoris (awareness). Jadi kesadaran
akan bentuk tubuh, letak berbagai bagian tubuh, sikap tubuh dan kesadaran diri
sendiri merupakan funsi area asosiasi somestetik (area 5 dan 7 brodmann) pada lobus
parietalis superior meluas sampai permukaan medial hemisfer (Price, 2012; Snell,
2016).
Jaras kesadarannya: masukan impuls dari pusat sensorik pada korteks serebri menuju
ARAS → diproyeksikan kembali ke korteks cerebri → terjadi peningkatan aktivitas
korteks dan kesadaran (Price, 2012
Otak dan medula spinalis dilindungi oleh tulang, jaringan ikat, dan cairan
serebrospinalis. Di dalam kranium dan foramen vertebrale terdapat meninges, yaitu
suatu jaringan ikat yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu dura mater, araknoid mater, dan
pia mater.. Setiap neuron terdiri dari soma atau badan sel, banyak dendrit, dan satu
akson. Badan sel atau soma mengandung nukleus, nukleolus, berbagai organel, dan
sitoplasma atau perikarion.. Neuron dikelilingi oleh sel yang lebih kecil dan lebih
banyak yaitu neuroglia, yaitu sel penunjang nonneural yang memiliki banyak
percabangan di SSP dan mengelilingi neuron, akson, dan dendrit. Sel ini tidak
terangsang atau menghantarkan impuls karena secara morfologis dan fungsional
berbeda dari neuron. Sel neuroglia dapat dibedakan dari ukurannya yang jauh lebih
kecil dan nukleus yang berwarna gelap dan jumlahnya sekitar sepuluh kali lipat lebih
banyak daripada neuron.
( Gambar1. Badan sel saraf)
SEL PENYOKONG
Sel penyokong pada umumnya berasal dari ectoderm. Pada sistem saraf pusat,
sel penyokong disebut dengan neuroglia yang terdiri dari sel ependim, astrosit,
oligodendria,dan microglia. Pada sistem saraf perifer, tersusun atas sel Schwann sel
kapsel dalam ganglion.
DENDRIT
Secara mikroskopis, dendrite bercabang yang percabangannya tergantung jenis
sel saraf. Pada permukaan percabangan terdapat benjolan-benjolan untuk bersinapsis
yang disebut dengan gemula atu spina.
Secara sub-mikroskopis, pada pangkal dendrite terdapat mitokondria dan
reticulum endoplasma. Pada sitoskeleton terdapat neurofibril dan mirotubuli yang
melua samapi ujung dendrite.
AXON
Axon merupakan tonjolan sitoplasma yang hanya terdapat sebuah dan
disebut juga dengan serabut saraf. Ujung axon bercabang-cabang sebagai cabang
pohon dan terdapat cabang kolateral pada beberapa tempat. Pada axon terdapat
beberapa organela yaitunya mitokondria, neurofibril, dan mikrotubuli.
Myelin membentuk selubung diluar axolema dengan pola berpenggal-penggal,
karena adanya nodus ranvier. Selubung myelin ini tersusun atas campuran fosfolipid,
kolesterol, dan serebrosid. Ketebalan selubung pada berbagai axon tidak sama. Di
luar selubung myelin terdapat selubung neurolemma. Pada sistem saraf pusat disebut
dengan sel oligodendroglia dan pada sistem sraf perifer disebut dengan sl schwan.
( Gambar1)
JARINGAN SISTEM SARAF PUSAT
Empat jenis sel neuroglia adalah astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel
ependimal. Astrosit adalah sel neuroglia terbesar dan paling banyak ditemukan di
substansia grisea. Astrosit terdiri dari dua jenis, yaitu astrosit fibrosa dan astrosit
protoplasmik. Oligodendrosit membentuk selubung mielin akson di SSP. Mikroglia
berasal dari sumsum tulang dan fungsi utamanya mirip dengan makrofag jaringan
ikat. Sel ependimal adalah sel epitel kolumnar pendek atau selapis kuboid yang
melapisi ventrikel otak dan kanalis sentralis medula spinalis. ( gambar2)
Gambar2. Gambar astrosit di otak.
OTAK
Secara makroskopis, otak terdiri dari substantia grisea dan sustansia alba.
Sedangkan secara makroskopis, substansia grissea terdiri atas badan sel neuron,
serabut myelin dan tidak beermielin, astrosit protoplasmic, oligodendrosit, dan
microglia. Substansia alba terdiri dari seraaabut saraf bermielin, astrosit fibrosa,
oligodendrosit, dan microglia.
Permukaan cerebellum melipat-lipat ke dalam secara sejajar yang melibatkan
kortex cerebelli (sustansia grissea) dan medulla cerebelli (substansia alba).
Secara miroskopis, kortex cerebelli terdiri atas:
1. Stratum molecular, yaitu sel keranjang yang merupakn cabang azon yang
menyelubungi sel purkinje.
2. Stratum ganglionare, yaitu sel purkinje dengan percanagan dendrite di stratum
molecular.
3. Stratum granulare, tersusun atas sel-sel granulare. Dendritnya berada di lapisan,
tetapi axonnya berada pada stratus molecular.
MEDULLA SPINALIS
Medulla spinalis berbentuk silindris panjang dan mengisi canalis vertebralis.
Pada setiap segmennya keluas sepasan nervus spinalis. Pada bagian sustansia alba
terdapat sulcus medianus dorsalis. Sebagian serabut saraf yang memanjang
membentuk fasciculus yang menuju atau ke otak.Untuk memperlihatkan substansia
alba dan grisea medula spinalis, potongan melintang medula dipulas dengan teknik
impregnasi perak. Setelah dipulas, tampak jelas substansia alba yang berwarna coklat
tua dan substansia grisea yang berwarna-terang. Substansia alba terutama terdiri atas
akson atau serabut saraf bermielin asendens dan desendens. Sebaliknya, substansia
grisea mengandung badan sel neuron dan interneuron. Substansia grisea
memperlihatkan bentuk H simetris, dengan kedua sisinya dihubungkan tepat di
tengah medula oleh commisura grisea. Bagian tengah commisura grisea terdapat
kanalis sentralis medula spinalis. Kornu anterior substansia grisea meluas ke depan
medula dan lebih menonjol daripada kornu posterior. Kornu anterior mengandung
badan sel neuron motorik yang besar. Sebagian akson dari neuron motorik kornu
anterior melintasi substansia alba dan keluar dari medulla spinalis sebagai komponen
radiks anterior saraf tepi. Kornu posterior adalah daerah sensorik dan mengandung
badan-badan sel neuron yang lebih kecil. Medula spinalis dikelilingi jaringan ikat
meninges, yang terdiri atas dura mater di sebelah luar, araknoid mater di tengah, dan
pia mater di sebelah dalam. Medula spinalis dibagi menjadi belahan kiri dan kanan
oleh sebuah alur posterior (dorsal) yang sempit, yaitu sulcus medianus posterior, dan
sebuah celah yang dalam di anterior, yaitu fissura mediana anterior. ini, pia mater
terlihat paling jelas di fissura mediana anterior. Di antara sulcus medianus posterior
dan kornu posterior substansia grisea terdapat kolumna posterior substansia alba
yang jelas terlihat. Di daerah servikal medula spinalis, setiap kolumna dorsalis dibagi
dua menjadi dua fasikulus, kolumna posteromedial, fasciculus gracilis dan kolumna
posterolateralis, fasciculus cuneatus.
SSP berasal dari ektoderm dan muncul sebagai lempeng saraf di pertengahan minggu
ketiga. Sesudah tepi-tepi lempeng melipat, lipatan saraf mendekati satu sama lain di garis tengah
untuk menyatu menjadi tabung saraf. Ujung kranial menutup pada sekitar hari ke-25, dan ujung
kaudal menutup pada hari ke-28. Kemudian SSP membentuk suatu struktur tubular dengan
bagian sefalik yang lebar yaitu otak, dan bagian kaudal yang panjang yaitu korda spinalis.
Kegagalan penutupan tabung saraf menyebabkan defek seperti spina bifida dan anensefalus,
defek yang dapat dicegah dengan asam folat. Korda spinalis, yang membentuk ujung kaudal
SSP, ditandai oleh lempeng basal yang mengandung neuron motorik, lempeng alar untuk neuron
sensorik, dan lempeng dasar dan lempeng atap sebagai jalur penghubung antara kedua sisi. Saraf
spinal dibentuk dari setiap segmen korda spinalis. Saraf-saraf ini memiliki nukleus moto-riknya
di lempeng basal (di dalam korda) dan badan sel sensoriknya di ganglion spinale yang berasal
dari sel krista neuralis (di luar korda). SHH memventralisasi tabung saraf di regio korda spinalis
dan menginduksi lempeng dasar dan basal. Bone morphogenetic protein 4 dan 7, diekspresikan
di ektoderm non-saraf, mempertahankan dan meningkatkan ekspresi PAX3 dan PAX7 di
lempeng alar dan atap. (Langman,2017)
Otak dapat dibagi menjadi batang otak, yang merupakan kelanjutan korda spinalis dan
menyerupai struktur tersebut dalam hal susunan lempeng basal dan alarnya, dan pusat yang lebih
tinggi, serebelum dan hemisferium serebri, yang menimbulkan aksentuasi lempeng alar. Setelah
penutupan tabung saraf, otak terdiri dari tiga vesikel: rombensefalon (otak belakang),
mesensefalon (otak tengah), dan prosensefalon (otak depan). Selanjutnya, vesikel primer ini
dibagi lagi menjadi lima regio yang berbeda. Rombensefalon dibagi menjadi (1) mielensefalon,
yang membentuk medula oblongata (regio ini mempunyai lempeng basal untuk neuron eferen
viseral dan somatik dan lempeng alar untuk neuron aferen viseral dan somatik) dan (2)
metensefalon, dengan lempeng alar (aferen) dan basal (eferen) yang khas. Vesikel otak ini juga
ditandai oleh pembentukan serebelum, suatu pusat koordinasi untuk postur dan gerakan, dan
pons, jalur untuk serabut saraf antara korda spinalis dan korteks serebri dan serebeli.
Mesensefalon, atau otak tengah, tidak terbagi dan menyerupai korda spinalis dengan lempeng
aferen alar dan lempeng eferen basalnya. Lempeng alar mesensefalon membentuk kolikulus
anterior dan posterior sebagai pemancar, masing-masing untuk pusat refleks penglihatan dan
auditorik. Prosensefalon juga terbagi lagi menjadi diensefalon di posterior dan telensefalon di
anterior. Diensefalon terdiri dari lempeng atap yang tipis dan lempeng alar yang tebal, tempat
berkembangnya talamus dan hipotalamus. Diensefalon ikut membentuk hipofisis, yang juga
berkembang dari kantong Rathke. Kantong Rathke membentuk adenohipofisis, lobus
intermediat, dan pars tuberalis, dan diensefalon membentuk lobus posterior; neurohipofisis yang
mengandung neuroglia dan menerima serabut saraf dari hipotalamus. Telensefalon terdiri dari
dua penonjolan kantong lateral, hemisferium serebri, dan bagian medial, lamina terminalis.
Lamina terminalis digunakan oleh komisura sebagai jalur penghubung untuk berkas serabut
antara hemisfer kanan dan kiri. Hemisferium serebri, mulanya dua penonjolan kantong kecil,
meluas dan menutupi aspek lateral diensefalon, mesensefalon, dan metensefalon. Pada akhirnya,
regio nukleus telensefalon berhubungan erat dengan regio nukleus diensefalon. Sistem ventrikel,
yang berisi cairan serebrospinal, meluas dari lumen di korda spinalis ke ven trikel keempat di
rombensefalon, melalui akueduktus yang sempit di mesensefalon dan ke ventrikel ketiga di
diensefalon. Melalui foramen Monro, sistem ventrikel meluas dari ventrikel ketiga ke dalam
ventrikel lateral hemisferium serebri. Cairan serebrospinal dihasilkan di pleksus koroideus
ventrikel ketiga, ventrikel keempat dan ventrikel lateral. Sumbatan pada cairan serebrospinal di
sistem ventrikel atau ruang subaraknoid dapat menyebabkan hidrosefalus. Otak dipolakan di
sepanjang sumbu anteroposterior (kraniokaudal) dan dorsoventral (mediolateral). Gen HOX
menentukan pola sumbu anteroposterior di otak belakang dan menentukan identitas rombomer.
Faktor transkripsi lainnya yang mengandung homeodomain menentukan pola sumbu
anteroposterior di regio otak depan dan otak tengah, mencakup LIM1 dan OTX2. Dua pusat
pengatur lainnya, anterior neural ridge dan istmus rombensefalon, menyekresikan FGF8, yang
berperan sebagai sinyal penginduksi untuk area-area. Sebagai respons terhadap faktor
pertumbuhan ini, ujung kranial otak depan mengekspresikan FOXG1, yang mengatur
perkembangan telensefalon, dan istmus mengekspresikan gen engrailed yang mengatur
diferensiasi serebelum dan atap otak tengah. SHH yang disekresikan oleh lempeng prekorda dan
notokorda, menyebabkan ventralisasi area otak depan dan otak tengah, sebagaimana yang
dilakukannya di seluruh SSP. Bone morphogenetic protein 4 dan 7, yang disekresikan oleh
ektoderm non-saraf, memicu dan mempertahankkan ekspresi gen-gen dorsalisasi. Terdapat 12
saraf kranial, dan sebagian besar dari saraf gen-gen dorsalisasi.ini berasal dari otak belakang.
Neuron motorik untuk setiap saraf terletak di dalam otak, sedangkan neuron sensorik berasal dari
luar otak dari plakoda ektoderm dan sel krista neuralis. Dalam hal ini, tatanan badan sel sensorik
dan motorik untuk sarafsaraf ini menyerupai tatana untuk saraf spinal. Sistem saraf otonom
(SSO) terdiri dari komponen simpatis dan parasimpatis. Sistem ini merupakan sistern 2-neuron
dengan serabut preganglion dan postganglion. Neuron preganglion untuk sistem simpatis terletak
di dalam kornu intermediat (lateral) korda spinalis dari T1 ke L2L3; neuron postganglionnya
terletak di trunkus simpatikus dan ganglion kolateral (pre-aorta) di sepanjang aorta. Neuron
preganglion parasimpatis memiliki nukleusnya di dalam batang otak (berkaitan dengan saraf
kranial III, VII, IX dan X) dan di regio sakral korda spinalis (S2-4); nukleus postganglion berada
di dalam ganglion yang biasanya terletak dekat dengan organ yang disarafinya. Sel krista
neuralis membentuk seluruh ganglion untuk SSO. (Langman,2017)
FUNGSI LUHUR
Fungsi luhur adalah hasil pengolahan fungsi kortikal (korteks) di otak yang
memungkinkan manusia dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani sesuai dengan
nilai moral yang berlaku. Fungsi luhur meliputi fungsi bahasa, kognitif, ingatan
(memori), dan persepsi.
Fungsi luhur banyak dipengaruhi oleh daerah asosiasi korteks. Daerah asosiasi ini
meliputi 3 daerah yaitu:
a. Korteks asosiasi prefrontal
Terletak di bagian depan lobus frontalis tepat di depan dari korteks pramotorik.
Daerah ini berkaitan dengan berpikir, meliputi perencanaan aktivitas volunter,
pengambilan keputusan, kreativitas, dan kepribadian.
b. Korteks asosiasi parietal-temporal-oksipital
Terletak di pertemuan antara ketiga lobus parietal, temporal, dna oksipital. Daerah ini
berkaitan dengan mengumpulkan dan mengintegrasikan sensasi somatik, pendengaran,
dan penglihatan. Selain itu juga memungkinkan kita “memperoleh gambaran lengkap”
tentang hubungan berbagai tubuh dengan lingkungan dunia luar. Korteks ini juga
berperan dalam jalur bahasa yang menghubungkan daerah Wernicke ke korteks
penglihatan dan pendengaran.
c. Kosteks asosiasi limbik
Terutama di bawah dan bagian dalam kedua temporalis. Korteks ini berkaitan dengan
motivasi, emosi, dan ingatan.
FUNGSI KESADARAN
b) Impuls non-spesifik
Sebagian impuls aferen spesifik akan menjadi impuls non-spesifik melalui cabang
kolateralnya karena penyalurannya melalui lintasan aferen non-spesifik yang terdiri
dari neuron-neuron di substansia retikularis medulla spinalis dan batang otak
menuju ke inti intralaminaris thalamus (dan disebut neuron penggalak kewaspadaan)
berlangsung secara multisinaptik, unilateral dan lateral, serta menggalakkan inti
tersebut untuk memancarkan impuls yang menggiatkan seluruh korteks secara difus dan
bilateral yang dikenal sebagai diffuse ascending reticular system. Neuron di seluruh
korteks serebri yang digalakkan oleh impuls aferen non-spesifik tersebut dinamakan
neuron pengemban kewaspadaan. Lintasan aferen non-spesifik ini menghantarkan setiap
impuls dari titik manapun pada tubuh ke titik-titik pada seluruh sisi korteks serebri. Jadi
pada kenyataannya, pusat-pusat bagian bawah otaklah yaitu substansia retikularis yang
mengandung lintasan non-spesifik difus, yang menimbulkan “kesadaran” dalam korteks
serebri.
Derajat kesadaran itu sendiri ditentukan oleh banyak neuron penggerak atau neuron
pengemban kewaspadaan yang aktif. Unsur fungsional utama neuron-neuron ialah
kemampuan untuk dapat digalakkan sehingga menimbulkan potensial aksi. Selain itu
juga didukung oleh proses-proses yang memelihara kehidupan neuron-neuron serta
unsur-unsur selular otak melalui proses biokimiawi, karena derajat kesadaran
bergantung pada jumlah neuron-neuron tersebut yang aktif. Adanya gangguan baik
pada neuron-neuron pengemban kewaspadaan ataupun penggerak kewaspadaan akan
menimbulkan gangguan kesadaran.
6. Jelaskan letak ARAS dan kaitannya dengan mekanisme kesaadaran!
ARAS merupakan suatu konsep fungsional yang terdiri dari formatio retikularis
batang otak, subthalamus, hipothalamus dan thalamus medialis. Bagian otak ini
diperlukan untuk mencetuskan dan mempertahankan keadaan sadar yang berwaspada.
Serat retikular asenden ini sebagian besar berasal dari nukleus giganto cellularis, sebagian
kecil dari nukleus reticularis ventralis dan lateralis. Serat ini menanjak di daerah traktus
tegmentalis centralis, sebagian besar tidak menyilang garis median dan menuju ke bagian
nukleus intralaminaris dan retikularis thalami. Sehingga impuls dapat disebarkan ke
korteks serebri melalui traktus thalamokortikalis. Serabut dan lintasan dari nukleus
retikularis thalamus ini dapat mengaktivasi korteks serebri tanpa bergantung kepada
sistem sensorik spesifik atau sistem neural lainnya yang mengaktivasi korteks serebri
(Chusid, 1990). ARAS memiliki komponen anatomi dan neurokimia yang multipel pada
rostral tegmentum batang otak dan diensefalon yang bertanggung jawab terhadap
kesiapsiagaan yang merupakan prasyarat untuk suatu kesadaran yang maksimal (Youbg
and Pigott, 1999). Konsep kesadaran terbagi menjadi dua yaitu kesadaran sebagai suatu
pengalaman dan kesadaran sebagai status terjaga (waking state) yang terdiri dari keadaan
terjaga, mengantuk, tidur, tidur REM, perubahan derajat kesadaran patologis seperti
koma, halusinasi, dan meregulasi korelasi elektrik neuron-neuron yang menyusunnya
(Zeman, 2001 ; Guyton, 2007).
3.Proyeksi aksonal dari neuron-neuron serotonin yang menyusun ARAS yang terdapat
pada nukleus raphae (direct afferent system)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling
berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat dan saraf
tepi. Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh, baik
gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi penggerak sistem saraf
pusat adalah otak dan medula spinalis. Saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut
saraf spinal. Pusat pengaturan kesadaran pada manusia secara anatomi terletak pada serabut
transversal retikularis dari batang otak sampai thalamus dan dilanjutkan dengan formasio
activator reticularis yang menghubungkan thalamus dengan korteks cerebri. ARAS
merupakan salah satu komponen fungsional yang paling penting dari formasio retikularis
untuk mengatur fungsi kesadaran dengan merangsang korteks serebri untuk menerima
rangsangan dari seluruh tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood, Lauralee.Introduction To Human Physiology, 9th ed US: Cengage Learning 2015
DUUS,P . 2016. Diagnosis Topik Neurologi; Anatomi,Fisiologi,Tanda,Gejala.Edisi 4. ( Alifa
Dimanti Pentj ). Jakarta
Mardjono M., Sidharta P. 2012. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: PT Dian Rakyat
Ratna,Mardiati.2008.Susunan Saraf Otak Manusia. Jakarta: CV Sagung Seto
dr.Ida Ayu Sri Wijayanti, M.Biomed, Sp.S. 2014. Ascending Reticular Activating
System.Universitas Udayana. Denpasar
Langman. 2017. Embriologi Kedokteran. Ed-12. Jakarta: EGC