Anda di halaman 1dari 32

FISIOLOGI ESOFAGUS

dr. Kadek Dwi Pramana, MBiomed SpPD


SMF Ilmu Penyakit Dalam
RSUD Kabupaten Lombok Utara
FISIOLOGI ESOFAGUS

 Esofagus : saluran berotot yang relatif lurus


yang terbentang antara faring dan lambung
 Sebagian besar terletak di rongga toraks,
menembus diafragma dan menyatu dengan
lambung di rongga abdomen
FISIOLOGI ESOFAGUS

 Esofagus dijaga di kedua ujung oleh sfingter


 Sfingter : struktur otot berbentuk cincin yang
ketika tertutup, mencegah lewatnya sesuatu
melalui saluran yang dijaganya
 Sfingter esofagus atas adalah sfingter
faringoesofagus dan sfingter bagian bawah
adalah sfingter gastroesofagus
ANATOMI ESOFAGUS
ANATOMI ESOFAGUS
FISIOLOGI ESOFAGUS

 Fungsi sfingter faringoesofagus : mencegah


masuknya udara dalam jumlah besar ke
dalam esofagus dan lambung sewaktu
bernafas
 Membuka pada saat menelan  memungkinkan
bolus masuk ke dalam esofagus
 Menutup jika bolus sudah terdapat di esofagus
 Sendawa : timbul saat saluran pencernaan
menerima banyak gas dibandingkan saluran
pernafasan
FISIOLOGI ESOFAGUS

 Proses menelan : aksi fisiologis kompleks


ketika makanan atau cairan berjalan dari
mulut ke lambung
 Gerakan otot yang sangat terkoordinasi  mulai
dari pergerakan voluntar lidah  diselesaikan
dengan serangkaian refleks dalam faring dan
esofagus
FISIOLOGI ESOFAGUS

 Proses menelan merupakan suatu proses


yang kontinyu
 Terdapat 3 fase, yaitu :
 Oral
 Faringeal
 Esophageal
FISIOLOGI ESOFAGUS

 Fase oral
 Bolus (makanan yang telah dikunyah oleh mulut)
didorong ke belakang mengenai dinding posterior
faring oleh gerakan voluntar lidah
FISIOLOGI ESOFAGUS

 Sphincter Esophagus Atas (SEA)


 Badan esophagus ditutup di proksimal oleh SEA
 Nervus Vagus dan Glossopharyngeus merangsang
m. cricopharyngeus dipertahankan dalam
keadaan tonik saat istirahat (tekanan 20-80
mmHg)
 Selama menelan  terjadi penghambatan
persarafan tonik ke sphincter dengan relaksasi
zona tekanan tinggi ke tekanan istirahat esofagus
pars cervicalis sekelilingnya
FISIOLOGI ESOFAGUS

 Sphincter Esophagus Atas (SEA)


 Relaksasi ini timbul serentak dengan kontraksi
faring
 Memungkinkan akomodasi normal bolus yang
didorong oleh faring
 Kontraksi pasca menelan menutup sphincter
dengan tekanan 2x tekanan sphincter istirahat
 Penutupan SEA  kontraksi peristaltik menjalari
esofagus cervicalis  mencegah regurgitasi solut
yang ditelan dari esofagus cervicalis kembali ke
dalam faring
Fungsi Esofagus normal
FISIOLOGI ESOFAGUS

 Badan Esofagus
 Rangsangan kolinergik  kontraksi badan
esofagus (berjalan dengan kecepatan 2-3 cm/detik
 Kontraksi dipercepat dalam bagian otot polos dan
melambat lagi pada esofagus distal sebelum
sphincter bawah
 Tekanan istirahat dalam badan esofagus
mencerminkan tekanan intrathoraks negatif
FISIOLOGI ESOFAGUS

 Badan Esofagus
 Pada setengah proksimal esofagus memiliki
tekanan kontraksi 20-70 mmHg
 Pada setengah distal esofagus memiliki tekanan
50-100 mmHg
 Kontraksi berlangsung dari 4-6 detik
FISIOLOGI ESOFAGUS

 Kontraksi primer : proses menelan


menginduksi gelombang peristaltik yang
berjalan menuruni esofagus
 Kontraksi sekunder : tanpa menelan, distensi
atau iritasi esofagus bisa memulai gelombang
propulsif normal
 Kontraksi tersier : timbul spontan/dalam
respon terhadap menelan  dianggap
abnormal
FISIOLOGI ESOFAGUS

 Sphincter Esophagus Bawah (SEB)


 Esofagus dipisahkan dari lambung oleh sphincter
fisiologi yang menciptakan tekanan tinggi
sepanjang 2-4 cm  bersifat tonik aktif dan
melemah saat menelan
 Mekanisme miogenik dan neurogenik membantu
mempertahankan tonus istirahat SEB yang
dipengaruhi hormon
FISIOLOGI ESOFAGUS

 Sphincter Esophagus Bawah (SEB)


 Tonus istirahat bagian esofagus lain bervariasi
dengan teknik rekaman (berkisar antara 15-25
mmHg)  menyebabkan sawar tekanan positif
terhadap refluks gastroesophageal
 Proses menelan  gelombang peristaltik
esofagus berlanjut dalam badan esofagus 
relaksasi terhadap tekanan intragaster 
pemindahan bolus pencernaan dari esofagus ke
lambung
FISIOLOGI ESOFAGUS

 Sphincter Esophagus Bawah (SEB)


 Masa pembukaan sphincter harus disesuaikan
dengan lama kontraksi badan esofagus
 Karena menyilang area sphincter  gelombang
peristaltik menciptakan kontraksi menutup 
SEB kembali ke tekanan istirahat normal
PERBATASAN ESOFAGUS DAN LAMBUNG
FISIOLOGI ESOFAGUS

 Sphincter Esophagus Bawah (SEB)


 Tonus SEB dibawah kendali saraf
 Nervus vagus
 Mengeluarkan asetilkolin  sfingter intrinsik
berkontraksi
 Mengeluarkan nitrat oksida dan peptida vasoaktif 
sfingter intrinsik melemas
 Nervus phrenicus  sfingter ekstrinsik (crurs
diafragma) berkontraksi dikoordinasikan
dengan pernafasan dan kontraksi otot dada dan
perut
FISIOLOGI ESOFAGUS

 Sphincter Esophagus Bawah (SEB)


 Sfingter intrinsik dan ekstrinsik bekerjasama
sehingga :
 Makanan mengalir baik ke lambung
 Tidak terjadi refluks isi lambung ke dalam esofagus
GANGGUAN ESOFAGUS

 Akalasia
 Keadaan sphincter esofagus bawah yang gagal
berelaksasi selama menelan

 Makanan yang ditelan ke esofagus gagal untuk


melewati esofagus masuk ke dalam lambung

 Akumulasi makanan di esofagus dan pelebaran


esofagus
GANGGUAN ESOFAGUS

 Akalasia
 Penelitian patologi : kerusakan pada jaringan kerja
saraf pleksus mienterikus pada 2/3 bagian bawah
esofagus
 Perototan esofagus bagian bawah tetap
berkontraksi secara spastis
 Pleksus mienterikus kehilangan kemampuannya
untuk mentransmisikan sinyal yang menimbulkan
relaksasi reseptif sphincter gastroesofageal ketika
makanan mencapai sphincter ini selama menelan
GANGGUAN ESOFAGUS

 Akalasia
 Jika akalasia menjadi berat esofagus sering
tidak dapat mengosongkan makanan yang ditelan
ke dalam lambung selama beberapa jam
 Setelah berbulan-bulan/bertahun tahun 
esofagus menjadi sangat membesar 
menampung 1 liter makanan  infeksi dan
membusuk selama periode stasis
 Infeksi  ulserasi mukosa esofagus  nyeri
substernal hebat ruptur  kematian
GANGGUAN ESOFAGUS

 Diagnosis akalasia
 Gejala klinis
 Disfagia
 Regurgitasi
 Rasa nyeri (chest pain) atau tidak enak di daerah
retrosternal
 Penurunan berat badan
GANGGUAN ESOFAGUS

 Diagnosis akalasia
 Pemeriksaan penunjang :
 Foto thorax : gambaran pelebaran mediatinum dan
air fluid level
 Foto esophagogram : gambaran dilatasi esophagus
bagian distal dan gambaran bird's beak pada
gastroesophageal junction
 Manometri esophagus didapatkan tekanan >
40mmHg dan tidak adanya relaksasi dari otot SEB
AKALASIA
ESOFAGOGRAM
GANGGUAN ESOFAGUS

 Penanganan Akalasia
 Dilatasi pneumatik sfingter
 Insisi otot esofagus (miotomi)
 Penyuntikan toksin botulinum ke dalam SEB 
perbaikan menetap selama beberapa bulan
GANGGUAN ESOFAGUS

 Refluks gastroesofagus (GERD)


 Terjadi inkompetensi sfingter esofagus bawah 
refluks isi lambung yang asam ke dalam esofagus
 Gejala : rasa panas di ulu hati (heartburn),
regurgitasi dan esofagitis
 Dapat menimbulkan ulkus dan striktur esofagus
akibat pembentukan jaringan parut
 Penyebab : penurunan intermiten impuls saraf ke
sfingter intrinsik dan ekstrinsik  melemahnya
sfingter
GANGGUAN ESOFAGUS

 Refluks gastroesofagus (GERD)


 Penatalaksanaan
 Menghambat sekresi asam  antagonis reseptor
H2, PPI (omeprazole)
 Fundoplikasi : meletakkan sebagian fundus lambung
di sekeliling esofagus bawah  SEB berada di dalam
sebuah terowongan pendek lambung
TERIMA
KASIH
Tiu Sekeper, Lombok Utara

Anda mungkin juga menyukai