BAB I
PENDAHULUAN
yang sangat serius pada lansia adalah hipertensi. Hipertensi merupakan “silent
berada di atas batas normal yaitu tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan
darah tinggi. Jangka waktu lama dan terus menerus dapat memicu stroke,
serangan jantung, gagal ginjal, dan merupakan penyebab utama gagal ginjal
atas sekitar 45% kematian akibat jantung iskemik dan 51% kematian akibat
stroke (WHO, 2015). Pada tahun 2015, kematian yang disebabkan oleh
jantung iskemik dan stroke meningkat menjadi 54% (dari 56.4 juta kematian
1
2
(29,4%).
dari lansia dan lansia tua berturut-turut adalah pada pada kelompok umur 55-
64 sebesar 45,6%, pada kelompok umur 65-74 sebanyak 58,9% dan pada
siap saji membuat konsumsi segar dan serat berkurang, kemudian konsumsi
garam, lemak, gula, dan kalori, yang terus meningkat sehingga berperan besar
Selatan, 2018).
terjadinya hipertensi yaitu faktor yang melekat atau tidak dapat diubah seperti
jenis kelamin, umur, genetik dan faktor yang dapat diubah seperti pola makan,
kebiasaan olah raga dan lain-lain. Untuk terjadinya hipertensi perlu peran
dengan kata lain satu faktor risiko saja belum cukup menyebabkan timbulnya
hipertensi.
alkohol, dan tidak pernah olah raga (Davis, 2016). Hal ini didukung oleh
siap santap yang mengandung banyak lemak, protein, dan garam tinggi tetapi
sebesar 338 kunjungan, sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 460 kunjungan
dan pada bulan Januari – Februari 2019 sebanyak 128 lansia yang melakukan
Moncongloe.
1.5.1 Teoritis
masa studi.
1.5.2 Praktis
a. Bagi Puskesmas
b. Bagi Keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
atas tekanan darah normal. Tekanan darah sistolik (angka atas) adalah
jatuh ke titik terendah saat jantung rileks dan mengisi darah kembali.
memberi gejala lanjut ke suatu organ target seperti stroke (untuk otak),
M.N, 2015).
6
7
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu
2016).
menerus tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor yang
yang menjadi kurang elastis dan kaku. Pada kondisi ini peningkatan
(Masriadi, 2016).
penyebabnya.
2017).
denyut jantung, rasa cemas yang hebat, dan penurunan berat badan.
berdengung, sesak nafas, rasa berat di tengkuk, rasa mudah lelah, mata
sampai koma.
12
dalam jangka panjang waktu lama akan merusak endhotel arteri dan
tahun.
a. Umur
2017). Lima puluh enam persen pria dan 52% wanita yang berusia
2015).
b. Jenis Kelamin
c. Riwayat Keluarga
dkk, 2015).
d. Obesitas
(Irwan, 2016).
atau Indeks Massa Tubuh (IMT). Body Mass index dapat diketahui
2017).
Tabel 2.3 Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT)
e. Pola Makan
kolesterol, dan total lemak serta kaya akan buah, sayur, serta produk
f. Aktivitas Fisik
16
jantung lebih cepat dan otot jantung juga harus bekerja lebih keras
2015).
tidak hanya menjaga bentuk tubuh dan berat badan, tetapi juga
setiap menitnya.
g. Merokok
yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat
darah itu terjadi saat sedang merokok dan sesaat setelah merokok
h. Stress
18
2016).
45-59 tahun, lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua
(old) ialah 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) ialah di atas 90
tahun.
c. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) tersebar empat fase, yaitu:
(geriatric age) : >65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric
age) itu sendiri dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu young old
(70-75 tahun), old (75-80 tahun) very old (>80 tahun) (Effendi,
2009).
Kesehatan.
Lansia, 2016).
Faktor yang juga mempengaruhi kondisi fisik dan daya tahan tubuh
lansia adalah pola hidup yang dijalaninya sejak usia balita. Pola hidup
berbeda dengan yang terdapat pada populasi lain. Secara singkat dapat
2018) :
c. Mengenai multi-organ/multisistem.
HIPERTENSI
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Obesitas
4. Stress
3.
5. Genetik
6. Merokok
7. Aktivitas Fisik
8. Pola Makan
BAB III
yang sangat serius pada lansia adalah hipertensi. Hipertensi merupakan “silent
Jenis Kelamin
Hipertensi Pada Lansia
Obesitas
Stress
Keterangan:
: Variabel independen
: Variabel dependen
24
25
a. Ha (Hipotesis Alternatif)
b. H0 (Hipotesis Nol)
1) Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan hipertensi pada lansia
Maros
3) Tidak ada hubungan antara stress dengan hipertensi pada lansia di desa
BAB IV
METODE PENELITIAN
1. Populasi
yang terdiri atas objek atau supjek yang mempunyai kualitas dan
2. Sampel
penelitian ini yang menjadi sampel adalah data yang menderita hipertensi
26
27
Slovin: N
n=
1+N (e)2
128
n=
1+128 (0.1)2
128
n=
1+128 (0.01)
128
n=
1+1.28
128
n=
2.28
n = 56.14
n = 56
Keterangan:
3. Sampling
(Sugiyono, 2016).
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eklusi
Alat dan bahan dalam penelitian ini menggunakan lembar angket dan
lembar angket dan kuesioner serta format pengisian data sekunder yang dibuat
dengan mengacuh pada konsep teori yang terkait berisi tentang data informasi
nilai IBM dengan kriteria “Tidak Obesitas” (Kekurangan Berat Badan Berat,
Ordianal yaitu dengan mengukur tekanan darah lansia untuk mengetahui nilai
sistole dan diastole pada lansia dengan kriteria “Normal” dan “Hipertensi”.
Sudiang Raya.
Waktu dalam penelitian ini dimulai pada tanggal 20 Juni – 01 Juli 2019.
yang ada pada perusahaan dan dari sumber lainnya yaitu penelitian,
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
yang digunakan adalah uji statistik chi square dengan batas kemaknaan
N (αd-bc)2
ᵪ2 =
(α+c) (b+c) (α+b) (c+d)
fisher’s extact.
sebagai berikut:
b. Nilai p (value) ˃ 0,05 maka H0 gagal ditolak yang berarti tidak ada
terikat.
a. Editing
b. Coding
c. Entri Data
d. Cleaning
34
pengecekan kembali data yang suda dientri apakah sudah betul atau
diperhatikan (Suryono,2015).
2. Anonamity (TanpaNama)
35
dan hanya menuliskan kode atau inisial nama pada lembar pengumpulan
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Tabulasi data
Analisa data
Penyajian data