Anda di halaman 1dari 34

PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR : 12 TAHUN 1995

TENTANG

PEMASYARAKATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa pada hakikatnya Warga Binaan


PemaGyarakatan Gebagai inGan dan Gumber daya
manuGia haruG diperlakukan dengan baik dan
manuGiawi dalam Gatu GiGtem pembinaan yang
terpadu;

b. bahwa perlakuan terhadap Warga Binaan


PemaGyarakatan berdaGarkan GiGtem kepenjaraan
tidak GeGuai dengan GiGtem pemaGyarakatan
berdaGarkan PancaGila dan Undang-Undang
DaGar 1945 yang merupakan bagian akhir dari
GiGtem pemidanaan;

c. bahwa GiGtem pemaGyarakatan Gebagaimana


dimakGud dalam huruf b, merupakan rangkaian
penegakan hukum yang bertujuan agar Warga
Binaan PemaGyarakatan menyadari keGalahannya,
memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak
pidana Gehingga dapat diterima kembali oleh
lingkungan maGyarakat, dapat aktif berperan
dalam pembangunan, dan dapat hidup Gecara wajar
Gebagai warga yang baik dan bertanggung jawab;

d. bahwa GiGtem kepenjaraan yang diatur dalam


Ordonnantie op de Voorwaardelijke InvrijheidGtelling
(Stb. 1917-749, 27 DeGember 1917 jo. Stb. 1926-
488) Gepanjang yang berkaitan dengan
pemaGyarakatan, GeGtichten Reglement (Stb.
1917-708, 10 DeGember 1917), Dwangopvoeding
Regeling (Stb. 1917-741, 24 DeGember 1917) dan
UitvoeringGordonnantie op de Voorwaardelijke
Veroordeeling (Stb. 1926-487, 6 November 1926)
Gepanjang yang berkaitan dengan pemaGyarakatan,
tidak GeGuai dengan GiGtem pemaGyarakatan
berdaGarkan PancaGila dan Undang-Undang
DaGar 1945;

e. bahwa berdaGarkan pertimbangan terGebut pada


huruf a, b, c, dan d perlu membentuk Undang-
undang tentang PemaGyarakatan;

Mengingat : 1. PaGal 5 ayat (1), dan PaGal 20 ayat (1)


Undang-Undang DaGar 1945;

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang


Peraturan Hukum Pidana (Berita Negara
Republik IndoneGia II Nomor 9) jo. Undang-
undang Nomor 73 Tahun 1958 tentang
Menyatakan Berlakunya Undang-undang Nomor
1 Tahun 1946 Republik IndoneGia tentang
Peraturan Hukum Pidana Untuk Seluruh Wilayah
Republik IndoneGia dan Mengubah Kitab Undang-
undang Hukum Pidana (Lembaran Negara Tahun
1958 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 1660) yang telah beberapa kali diubah dan
ditambah, terakhir dengan Undang-undang
Nomor 4 Tahun 1976 tentang Perubahan dan
Penambahan Beberapa PaGal Dalam Kitab
Undang-undang Hukum Pidana Bertalian Dengan
PerluaGan Berlakunya Ketentuan Perundang-
undangan Pidana, Kejahatan Penerbangan, dan
Kejahatan terhadap Sarana/PraGarana Penerbangan
(Lembaran Negara Tahun 1976 Nomor 26,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3080);
Dengan perGetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PEMASYARAKATAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

PaGal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimakGud dengan:

1. PemaGyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan pembinaan Warga


Binaan PemaGyarakatan berdaGarkan GiGtem, kelembagaan, dan
cara pembinaan yang merupakan bagian akhir dari GiGtem
pemidanaan dalam tata peradilan pidana.

2. SiGtem PemaGyarakatan adalah Guatu tatanan mengenai arah


dan bataG Gerta cara pembinaan Warga Binaan PemaGyarakatan
berdaGarkan PancaGila yang dilakGanakan Gecara terpadu antara
pembina, yang dibina, dan maGyarakat untuk meningkatkan kualitaG
Warga Binaan PemaGyarakatan agar menyadari keGalahan,
memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana Gehingga dapat
diterima kembali oleh lingkungan maGyarakat, dapat aktif
berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup Gecara wajar
Gebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.

3. Lembaga PemaGyarakatan yang Gelanjutnya diGebut LAPAS


adalah tempat untuk melakGanakan pembinaan Narapidana dan
Anak Didik PemaGyarakatan.

4. Balai PemaGyarakatan yang Gelanjutnya diGebut BAPAS adalah


pranata untuk melakGanakan bimbingan Klien
PemaGyarakatan.

5. Warga Binaan PemaGyarakatan adalah Narapidana, Anak Didik


PemaGyarakatan, dan Klien PemaGyarakatan.
6. Terpidana adalah GeGeorang yang dipidana berdaGarkan putuGan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

7. Narapidana adalah Terpidana yang menjalani pidana hilang


kemerdekaan di LAPAS.

8. Anak Didik PemaGyarakatan adalah :

a. Anak Pidana yaitu anak yang berdaGarkan putuGan


pengadilan menjalani pidana di LAPAS Anak paling lama
Gampai berumur 18 (delapan belaG) tahun;
b. Anak Negara yaitu anak yang berdaGarkan putuGan
pengadilan diGerahkan pada negara untuk dididik dan
ditempatkan di LAPAS Anak paling lama Gampai berumur 18
(delapan belaG) tahun;

c. Anak Sipil yaitu anak yang ataG permintaan orang tua atau
walinya memperoleh penetapan pengadilan untuk dididik di
LAPAS Anak paling lama Gampai berumur 18 (delapan
belaG) tahun.

9. Klien PemaGyarakatan yang Gelanjutnya diGebut Klien adalah


GeGeorang yang berada dalam bimbingan BAPAS.

10. Menteri adalah Menteri yang lingkup tugaG dan tanggung


jawabnya meliputi bidang pemaGyarakatan.

PaGal 2

SiGtem pemaGyarakatan diGelenggarakan dalam rangka membentuk


Warga Binaan PemaGyarakatan agar menjadi manuGia Geutuhnya,
menyadari keGalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak
pidana Gehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan maGyarakat,
dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup Gecara
wajar Gebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.

PaGal 3

SiGtem pemaGyarakatan berfungGi menyiapkan Warga Binaan


PemaGyrakatan agar dapat berintegraGi Gecara Gehat dengan
maGyarakat, Gehingga dapat berperan kembali Gebagai anggota
maGyarakat yang bebaG dan bertanggung jawab.
PaGal 4

(1) LAPAS dan BAPAS didirikan di Getiap ibukota kabupaten atau


kotamadya.

(2) Dalam hal dianggap perlu, di tingkat kecamatan atau kota


adminiGtratif dapat didirikan Cabang LAPAS dan Cabang
BAPAS.

BAB II
PEMBINAAN

PaGal 5

SiGtem pembinaan pemaGyarakatan dilakGanakan berdaGarkan


aGaG :

a. pengayoman;
b. perGamaan perlakuan dan pelayanan;
c. pendidikan;
d. pembimbingan;
e. penghormatan harkat dan martabat manuGia;
f. kehilangan kemerdekaan merupakan Gatu-Gatunya penderitaan; dan
g. terjaminnya hak untuk tetap berhubungan dengan keluarga
dan orang-orang tertentu.

PaGal 6

(1) Pembinaan Warga Binaan PemaGyarakatan dilakukan di LAPAS


dan pembimbingan Warga Binaan PemaGyarakatan dilakukan oleh
BAPAS.

(2) Pembinaan di LAPAS dilakukan terhadap Narapidana dan Anak


Didik PemaGyarakatan Gebagaimana diatur lebih lanjut dalam
BAB III.

(3) Pembimbingan oleh BAPAS dilakukan terhadap:

a. Terpidana berGyarat;
b. Narapidana, Anak Pidana dan Anak Negara yang mendapat
pembebaGan berGyarat atau cuti menjelang bebaG;
c. Anak Negara yang berdaGarkan putuGan pengadilan,
pembinaannya diGerahkan kepada orang tua aGuh atau badan
GoGial;
d. Anak Negara yang berdaGarkan KeputuGan Menteri atau pejabat
di lingkungan Direktorat Jenderal PemaGyarakatan yang
ditunjuk, bimbingannya diGerahkan kepada orang tua aGuh
atau badan GoGial; dan

e. Anak yang berdaGarkan penetapan pengadilan, bimbingannya


dikembalikan kepada orang tua atau walinya.

PaGal 7

(1) Pembinaan dan pembimbingan Warga Binaan PemaGyarakatan


diGelenggarakan oleh Menteri dan dilakGanakan oleh petugaG
pemaGyarakatan.

(2) Ketentuan mengenai pembinaan Warga Binaan PemaGyarakatan


di LAPAS dan pembimbingan Warga Binaan PemaGyarakatan oleh
BAPAS diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

PaGal 8

(1) PetugaG PemaGyarakatan Gebagaimana dimakGud dalam PaGal 7 ayat


(1) merupakan Pejabat FungGional Penegak Hukum yang
melakGanakan tugaG di bidang pembinaan, pengamanan, dan
pembimbingan Warga Binaan PemaGyarakatan.

(2) Pejabat FungGional Gebagaimana dimakGud dalam ayat (1) di


angkat dan diberhentikan oleh Menteri GeGuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PaGal 9

(1) Dalam rangka penyelenggaraan pembinaan dan pembimbingan


Warga Binaan PemaGyarakatan, Menteri dapat mengadakan
kerjaGama dengan inGtanGi pemerintah terkait, badan-badan
kemaGyarakatan lainnya, atau perorangan yang kegiatannya
Geiring dengan penyelenggaraan GiGtem pemaGyarakatan
Gebagaimana dimakGud dalam PaGal 2 dan PaGal 3.

(2) Ketentuan mengenai kerjaGama Gebagaimana dimakGud dalam


ayat
(1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
BAB III
WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

Bagian Pertama
Narapidana

PaGal 10

(1) Terpidana yang diterima di LAPAS wajib didaftar.

(2) Pendaftaran Gebagaimana dimakGud dalam ayat (1) mengubah


GtatuG Terpidana menjadi Narapidana.

(3) Kepala LAPAS bertanggung jawab ataG penerimaan Terpidana dan


pembebaGan Narapidana di LAPAS.

PaGal 11

Pendaftaran Gebagaimana dimakGud dalam PaGal 10 ayat (1) meliputi


:

a. pencatatan :
1. putuGan pengadilan;
2. jati diri; dan
3. barang dan uang yang dibawa;
b. pemerikGaan keGehatan;
c. pembuatan paGfoto;
d. pengambilan Gidik jari; dan
e. pembuatan berita acara Gerah terima Terpidana.

PaGal 12

(1) Dalam rangka pembinaan terhadap Narapidana di LAPAS


dilakukan penggolongan ataG daGar :

a. umur;
b. jeniG kelamin;
c. lama pidana yang dijatuhkan;
d. jeniG kejahatan; dan
e. kriteria lainnya GeGuai dengan kebutuhan atau perkembangan
pembinaan.
(2) Pembinaan Narapidana Wanita di LAPAS dilakGanakan di
LAPAS Wanita.

PaGal 13

Ketentuan mengenai pendaftaran Gerta penggolongan Narapidana diatur


lebih lanjut dengan KeputuGan Menteri.

PaGal 14

(1) Narapidana berhak :

a. melakukan ibadah GeGuai dengan agama atau


kepercayaannya;
b. mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jaGmani;
c. mendapatkan pendidikan dan pengajaran;
d. mendapatkan pelayanan keGehatan dan makanan yang layak;
e. menyampaikan keluhan;
f. mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti Giaran media
maGGa lainnya yang tidak dilarang;
g. mendapatkan upah atau premi ataG pekerjaan yang dilakukan;
h. menerima kunjungan keluarga, penaGihat hukum, atau orang
tertentu lainnya;
i. mendapatkan pengurangan maGa pidana (remiGi);
j. mendapatkan keGempatan beraGimilaGi termaGuk cuti mengunjungi
keluarga;
k. mendapatkan pembebaGan berGyarat;
l. mendapatkan cuti menjelang bebaG; dan
m. mendapatkan hak-hak lain GeGuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

(2) Ketentuan mengenai Gyarat-Gyarat dan tata cara pelakGanaan hak-


hak Narapidana Gebagaimana dimakGud dalam ayat (1) diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

PaGal 15

(1) Narapidana wajib mengikuti Gecara tertib program pembinaan


dan kegiatan tertentu.

(2) Ketentuan mengenai program pembinaan Gebagaimana


dimakGud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
PaGal 16

(1) Narapidana dapat dipindahkan dari Gatu LAPAS ke LAPAS lain


untuk kepentingan :

a. pembinaan;
b. keamanan dan ketertiban;
c. proGeG peradilan; dan
d. lainnya yang dianggap perlu.

(2) Ketentuan mengenai Gyarat-Gyarat dan tata cara pemindahan


Narapidana Gebagaimana dimakGud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.

PaGal 17

(1) Penyidikan terhadap Narapidana yang terlibat perkara lain baik


Gebagai terGangka, terdakwa, atau Gebagai GakGi yang dilakukan di
LAPAS tempat Narapidana yang berGangkutan menjalani pidana,
dilakGanakan Getelah penyidik menunjukkan Gurat perintah
penyidikan dari pejabat inGtanGi yang berwenang dan menyerahkan
tembuGannya kepada Kepala LAPAS.

(2) Kepala LAPAS dalam keadaan tertentu dapat menolak


pelakGanaan penyidikan di LAPAS Gebagaimana dimakGud
dalam ayat (1).

(3) Penyidikan Gebagaimana dimakGud dalam ayat (1) hanya


dapat dilakukan di luar LAPAS Getelah mendapat izin Kepala
LAPAS.

(4) Narapidana Gebagaimana dimakGud dalam ayat (1) dapat dibawa


ke luar LAPAS untuk kepentingan :

a. penyerahan berkaG perkara;


b. rekonGtrukGi; atau
c. pemerikGaan di Gidang pengadilan.

(5) Dalam hal terdapat keperluan lain di luar keperluan Gebagaimana


dimakGud dalam ayat (4) Narapidana hanya dapat dibawa ke
luar LAPAS Getelah mendapat izin tertuliG dari Direktur
Jenderal PemaGyarakatan.
(6) Jangka waktu Narapidana dapat dibawa ke luar LAPAS
Gebagaimana dimakGud dalam ayat (3) dan ayat (5) Getiap kali
paling lama 1 (Gatu) hari.

(7) Apabila proGeG penyidikan, penuntutan, dan pemerikGaan di Gidang


pengadilan terhadap Narapidana Gebagaimana dimakGud dalam ayat
(1) haruG dilakukan di luar wilayah hukum pengadilan negeri yang
menjatuhkan putuGan pidana yang Gedang dijalani, Narapidana yang
berGangkutan dapat dipindahkan ke LAPAS tempat dilakukan
pemerikGaan GeGuai dengan ketentuan Gebagaimana dimakGud
dalam PaGal 16.

Bagian Kedua

Anak Didik PemaGyarakatan


Paragraf 1
Anak Pidana

PaGal 18

(1) Anak Pidana ditempatkan di LAPAS Anak.

(2) Anak Pidana yang ditempatkan di LAPAS Anak Gebagaimana


dimakGud dalam ayat (1) wajib didaftar.

PaGal 19

Pendaftaran Gebagaimana dimakGud PaGal 18 ayat (2) meliputi :

a. pencatatan :
1. putuGan pengadilan;
2. jati diri; dan
3. barang dan uang yang dibawa;
b. pemerikGaan keGehatan;
c. pembuatan paGfoto;
d. pengambilan Gidik jari; dan
e. pembuatan berita acara Gerah terima Anak Pidana.
PaGal 20

Dalam rangka pembinaan terhadap Anak Pidana di LAPAS Anak


dilakukan penggolongan ataG daGar :

a. umur;
b. jeniG kelamin;
c. lama pidana yang dijatuhkan;
d. jeniG kejahatan; dan
e. kriteria lainnya GeGuai dengan kebutuhan atau perkembangan
pembinaan.

PaGal 21

Ketentuan mengenai pendaftaran Gerta penggolongan Anak Pidana diatur


lebih lanjut dengan KeputuGan Menteri.

PaGal 22

(1) Anak Pidana memperoleh hak-hak Gebagaimana dimakGud dalam


PaGal 14 kecuali huruf g.

(2) Ketentuan mengenai Gyarat-Gyarat dan tata cara pelakGanaan hak-


hak Anak Pidana Gebagaimana dimakGud dalam ayat (1) diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

PaGal 23

(1) Anak Pidana wajib mengikuti Gecara tertib program pembinaan


dan kegiatan tertentu.

(2) Ketentuan mengenai program pembinaan Gebagaimana


dimakGud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.

PaGal 24

(1) Anak Pidana dapat dipindahkan dari Gatu LAPAS Anak ke LAPAS
Anak lain untuk kepentingan :

a. pembinaan;
b. keamanan dan ketertiban;
c. pendidikan;
d. proGeG peradilan; dan
e. lainnya yang dianggap perlu.

(2) Ketentuan mengenai Gyarat-Gyarat dan tata cara pemindahan


Anak Pidana Gebagaimana dimakGud dalam ayat (1) diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Paragraf 2
Anak Negara

PaGal 25

(1) Anak Negara ditempatkan di LAPAS Anak.

(2) Anak Negara yang ditempatkan di LAPAS Anak Gebagaimana


dimakGud dalam ayat (1) wajib didaftar.

PaGal 26

Pendaftaran Gebagaimana dimakGud dalam PaGal 25 ayat (2) meliputi


:

a. pencatatan :
1. putuGan pengadilan;
2. jati diri; dan
3. barang dan uang yang dibawa;
b. pemerikGaan keGehatan;
c. pembuatan paGfoto;
d. pengambilan Gidik jari; dan
e. pembuatan berita acara Gerah terima Anak Negara.

PaGal 27

Dalam rangka pembinaan terhadap Anak Negara di LAPAS Anak


dilakukan penggolongan ataG daGar :

a. umur;
b. jeniG kelamin;
c. lamanya pembinaan; dan
d. kriteria lainnya GeGuai dengan kebutuhan atau perkembangan
pembinaan.
PaGal 28

Ketentuan mengenai pendaftaran dan penggolongan Anak Negara


diatur lebih lanjut dengan KeputuGan Menteri.

PaGal 29.

(1) Anak Negara memperoleh hak-hak Gebagaimana dimakGud


dalam PaGal 14, kecuali huruf g dan i.

(2) Ketentuan mengenai Gyarat-Gyarat dan tata cara pelakGanaan


hak-hak Anak Negara Gebagaimana dimakGud dalam ayat (1) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

PaGal 30

(1) Anak Negara wajib mengikuti Gecara tertib program pembinaan


dan kegiatan tertentu.

(2) Ketentuan mengenai program pembinaan Gebagaimana


dimakGud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.

PaGal 31

(1) Anak Negara dapat dipindahkan dari Gatu LAPAS Anak ke LAPAS
Anak lain untuk kepentingan :

a. pembinaan;
b. keamanan dan ketertiban;
c. pendidikan; dan
d. lainnya yang dianggap perlu.

(2) Ketentuan mengenai Gyarat-Gyarat dan tata cara pemindahan


Anak Negara Gebagaimana dimakGud dalam ayat (1) diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Paragraf 3
Anak Sipil

PaGal 32

(1) Anak Sipil ditempatkan di LAPAS Anak.

(2) Anak Sipil yang ditempatkan di LAPAS Anak Gebagaimana


dimakGud dalam ayat (1) wajib didaftar.

(3) Penempatan Anak Sipil di LAPAS Anak paling lama 6 (enam)


bulan bagi mereka yang belum berumur 14 (empat belaG) tahun,
dan paling lama 1 (Gatu) tahun bagi mereka yang pada Gaat
penetapan pengadilan berumur 14 (empat belaG) tahun dan
Getiap kali dapat diperpanjang 1 (Gatu) tahun dengan ketentuan
paling lama Gampai berumur 18 (delapan belaG) tahun.

PaGal 33

Pendaftaran Gebagaimana dimakGud dalam PaGal 32 ayat (2) meliputi


:

a. pencatatan :
1. penetapan pengadilan;
2. jati diri; dan
3. barang dan uang yang dibawa;
b. pemerikGaan keGehatan;
c. pembuatan paGfoto;
d. pengambilan Gidik jari; dan
e. pembuatan berita acara Gerah terima Anak Sipil.

PaGal 34

Dalam rangka pembinaan terhadap Anak Sipil di LAPAS Anak dilakukan


penggolongan ataG daGar :

a. umur;
b. jeniG kelamin;
c. lamanya pembinaan; dan
d. kriteria lainnya GeGuai dengan kebutuhan atau perkembangan
pembinaan.
PaGal 35

Ketentuan mengenai pendaftaran dan penggolongan Anak Sipil diatur lebih


lanjut dengan KeputuGan Menteri.

PaGal 36

(1) Anak Sipil memperoleh hak-hak Gebagaimana dimakGud dalam


PaGal 14, kecuali huruf g, i, k, dan huruf l.

(2) Ketentuan mengenai Gyarat-Gyarat dan tata cara pelakGanaan


hak-hak Anak Sipil Gebagaimana dimakGud dalam ayat (1) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

PaGal 37

(1) Anak Sipil wajib mengikuti Gecara tertib program pembinaan dan
kegiatan tertentu.

(2) Ketentuan mengenai program pembinaan Gebagaimana dimakGud


dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.

PaGal 38

(1) Anak Sipil dapat dipindahkan dari Gatu LAPAS Anak ke LAPAS
Anak lain untuk kepentingan :

a. pembinaan;
b. keamanan dan ketertiban;
c. pendidikan; dan
d. lainnya yang dianggap perlu.

(2) Ketentuan mengenai Gyarat-Gyarat dan tata cara pemindahan


Anak Sipil Gebagaimana dimakGud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Ketiga
Klien

PaGal 39

(1) Setiap Klien wajib mengikuti Gecara tertib program bimbingan


yang diadakan oleh BAPAS.

(2) Setiap Klien yang dibimbing oleh BAPAS Gebagaimana dimakGud


dalam ayat (1) wajib didaftar.

PaGal 40

Pendaftaran Gebagaimana dimakGud dalam PaGal 39 ayat (2) meliputi


:

a. pencatatan :
1. putuGan atau penetapan pengadilan, atau KeputuGan Menteri;
2. jati diri;
b. pembuatan paGfoto;
c. pengambilan Gidik jari; dan
d. pembuatan berita acara Gerah terima Klien.

PaGal 41

Ketentuan mengenai pendaftaran Klien diatur lebih lanjut dengan


KeputuGan Menteri.

PaGal 42

(1) Klien Gebagaimana dimakGud dalam PaGal 39 terdiri dari :

a. Terpidana berGyarat;
b. Narapidana, Anak Pidana, dan Anak Negara yang
mendapatkan pembebaGan berGyarat atau cuti menjelang
bebaG;
c. Anak Negara yang berdaGarkan putuGan pengadilan,
pembinaannya diGerahkan kepada orang tua aGuh atau badan
GoGial;
d. Anak Negara yang berdaGarkan KeputuGan Menteri atau pejabat
di lingkungan Direktorat Jenderal PemaGyarakatan yang
ditunjuk, bimbingannya diGerahkan kepada orang tua aGuh
atau badan GoGial; dan
e. Anak yang berdaGarkan penetapan pengadilan, bimbingannya
dikembalikan kepada orang tua atau walinya.

(2) Dalam hal bimbingan Anak Negara Gebagaimana dimakGud dalam ayat
(1) huruf c dilakukan oleh orang tua aGuh atau badan GoGial,
maka orang tua aGuh atau badan GoGial terGebut wajib mengikuti
Gecara tertib pedoman pembimbingan yang ditetapkan dengan
KeputuGan Menteri.

(3) Dalam hal bimbingan Anak Gebagaimana dimakGud dalam ayat


(1) huruf e dilakukan oleh orang tua atau walinya, maka orang
tua atau walinya terGebut wajib mengikuti Gecara tertib
pedoman pembimbingan yang ditetapkan dengan KeputuGan
Menteri.

PaGal 43

Dalam hal bimbingan Anak Negara diGerahkan kepada orang tua aGuh
atau badan GoGial dan Anak yang diGerahkan kepada orang tua atau
walinya Gebagaimana dimakGud dalam PaGal 42 ayat (1) huruf c, d,
dan e, maka BAPAS melakGanakan :

a. pengawaGan terhadap orang tua aGuh atau badan GoGial dan orang
tua atau wali agar kewajiban Gebagai pengaGuh dapat dipenuhi;
b. pemantapan terhadap perkembangan Anak Negara dan Anak Sipil
yang diaGuh.

PaGal 44
Ketentuan mengenai program bimbingan Klien diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.

BAB IV
BALAI PERTIMBANGAN PEMASYARAKATAN
DAN TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN

PaGal 45

(1) Menteri membentuk Balai Pertimbangan PemaGyarakatan dan Tim


Pengamat PemaGyarakatan.

(2) Balai Pertimbangan PemaGyarakatan bertugaG memberi Garan dan


atau pertimbangan kepada Menteri.
(3) Balai Pertimbangan PemaGyarakatan Gebagaimana dimakGud dalam
ayat (2) terdiri dari para ahli di bidang pemaGyarakatan yang
merupakan wakil inGtanGi pemerintah terkait, badan non pemerintah
dan perorangan lainnya.

(4) Tim Pengamat PemaGyarakatan yang terdiri dari pejabat-pejabat


LAPAS, BAPAS atau pejabat terkait lainnya bertugaG :
a. memberi Garan mengenai bentuk dan program pembinaan
dan pembimbingan dalam melakGanakan GiGtem
pemaGyarakatan;
b. membuat penilaian ataG pelakGanaan program pembinaan
dan pembimbingan; atau
c. menerima keluhan dan pengaduan dari Warga Binaan
PemaGyarakatan.

(5) Pembentukan, GuGunan, dan tata kerja Balai Pertimbangan


PemaGyarakatan dan Tim Pengamat PemaGyarakatan ditetapkan
dengan KeputuGan Menteri.

BAB V
KEAMANAN DAN KETERTIBAN

PaGal 46

Kepala LAPAS bertanggung jawab ataG keamanan dan ketertiban di LAPAS


yang dipimpinnya.

PaGal 47

(1) Kepala LAPAS berwenang memberikan tindakan diGiplin atau


menjatuhkan hukuman diGiplin terhadap Warga Binaan
PemaGyarakatan yang melanggar peraturan keamanan dan ketertiban
di lingkungan LAPAS yang dipimpinnya.

(2) JeniG hukuman diGiplin Gebagaimana dimakGud dalam ayat (1) dapat
berupa :

a. tutupan Gunyi paling lama 6 (enam) hari bagi Narapidana


atau Anak Pidana; dan atau
b. menunda atau meniadakan hak tertentu untuk jangka
waktu tertentu GeGuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(3) PetugaG pemaGyarakatan dalam memberikan tindakan diGiplin atau
menjatuhkan hukuman diGiplin Gebagaimana dimakGud dalam ayat
(1) wajib :
a. memperlakukan Warga Binaan PemaGyarakatan Gecara adil
dan tidak bertindak Gewenang-wenang; dan
b. mendaGarkan tindakannya pada peraturan tata tertib
LAPAS.

(4) Bagi Narapidana atau Anak Pidana yang pernah dijatuhi


hukuman tutupan Gunyi Gebagaimana dimakGud dalam ayat (2)
huruf a, apabila mengulangi pelanggaran atau beruGaha melarikan
diri dapat dijatuhi lagi hukuman tutupan Gunyi paling lama 2 (dua
) kali 6 (enam) hari.

PaGal 48

Pada Gaat menjalankan tugaGnya, petugaG LAPAS diperlengkapi dengan


Genjata api dan Garana keamanan yang lain.

PaGal 49

Pegawai PemaGyarakatan diperlengkapi dengan Garana dan praGarana


lain GeGuai dengan kebutuhan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

PaGal 50

Ketentuan mengenai keamanan dan ketertiban LAPAS diatur lebih


lanjut dengan KeputuGan Menteri.

BAB VI
KETENTUAN LAIN

PaGal 51

(1) Wewenang, tugaG, dan tanggung jawab perawatan tahanan ada pada
Menteri.

(2) Ketentuan mengenai Gyarat-Gyarat dan tata cara pelakGanaan


wewenang, tugaG, dan tanggung jawab perawatan tahanan
Gebagaimana dimakGud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN

PaGal 52

Pada Gaat mulai berlakunya Undang-undang ini Gemua peraturan


pelakGanaan yang berkaitan dengan pemaGyarakatan tetap berlaku,
Gepanjang tidak bertentangan atau belum dikeluarkan peraturan
pelakGanaan baru berdaGarkan Undang-undang ini.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

PaGal 53

Pada Gaat mulai berlakunya Undang-undang ini:

1. Ordonnantie op de Voorwaardelijke InvrijheidGtelling (Stb. 1917-749,


27 DeGember 1917 jo. Stb. 1926-488) Gepanjang yang berkaitan
dengan pemaGyarakatan;
2. GeGtichtenreglement (Stb. 1917-708, 10 DeGember 1917);
3. DwangopvoedingGregeling (Stb. 1917-741, 24 DeGember 1917); dan
4. UitvoeringGordonnantie op de Voorwaardelijke Veroordeeling
(Stb. 1926-487, 6 November 1926) Gepanjang yang berkaitan
dengan pemaGyarakatan; dinyatakan tidak berlaku.

PaGal 54

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar Getiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara
Republik IndoneGia.

DiGahkan di Jakarta
pada tanggal 30 DeGember
1995 PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA

TTD

SOEHARTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 30 DeGember 1995
MENTERI NEGARA SEKRETARIS
NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TTD

MOERDIONO
PENJELASAN
ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 12 TAHUN 1995

TENTANG

PEMASYARAKATAN

UMUM

Bagi negara IndoneGia yang berdaGarkan PancaGila, pemikiran-


pemikiran baru mengenai fungGi pemidanaan yang tidak lagi Gekedar
penjeraan tetapi juga merupakan Guatu uGaha rehabilitaGi dan
reintegraGi GoGial Warga Binaan PemaGyarakatan telah melahirkan
Guatu GiGtem pembinaan yang Gejak lebih dari tiga puluh tahun yang
lalu dikenal dan dinamakan GiGtem pemaGyarakatan.

Walaupun telah diadakan berbagai perbaikan mengenai tatanan


(GtelGel) pemidanaan Geperti pranata pidana berGyarat (PaGal 14a
KUHP), pelepaGan berGyarat (PaGal 15 KUHP), dan pranata khuGuG
penuntutan Gerta penghukuman terhadap anak (PaGal 45, 46, dan 47
KUHP), namun pada daGarnya Gifat pemidanaan maGih bertolak dari
aGaG dan GiGtem pemenjaraan, GiGtem pemenjaraan Gangat
menekankan pada unGur balaG dendam dan penjeraan, Gehingga
inGtituGi yang dipergunakan Gebagai tempat pembinaan adalah
rumah penjara bagi Narapidana dan rumah pendidikan negara bagi
anak yang berGalah.

SiGtem pemenjaraan yang Gangat menekankan pada unGur


balaG dendam dan penjeraan yang diGertai dengan lembaga "rumah
penjara" Gecara berangGur-angGur dipandang Gebagai Guatu GiGtem dan
Garana yang tidak Gejalan dengan konGep rehabilitaGi dan reintegraGi
GoGial, agar Narapidana menyadari keGalahannya, tidak lagi
berkehendak untuk melakukan tindak pidana dan kembali menjadi
warga maGyarakat yang bertanggung jawab bagi diri, keluarga, dan
lingkungannya.

BerdaGarkan pemikiran terGebut, maka Gejak tahun 1964


GiGtem pembinaan bagi Narapidana dan Anak Pidana telah berubah
Gecara mendaGar, yaitu dari GiGtem kepenjaraan menjadi GiGtem
pemaGyarakatan. Begitu pula inGtituGinya yang Gemula diGebut rumah
penjara dan rumah
pendidikan negara berubah menjadi Lembaga PemaGyarakatan
berdaGarkan Surat InGtrukGi Kepala Direktorat PemaGyarakatan Nomor
J.H.G.8/506 tanggal 17 Juni 1964.

SiGtem PemaGyarakatan merupakan Gatu rangkaian keGatuan


penegakan hukum pidana, oleh karena itu pelakGanaannya tidak
dapat dipiGahkan dari pengembangan konGepGi umum mengenai
pemidanaan.

Narapidana bukan Gaja obyek melainkan juga Gubyek yang tidak


berbeda dari manuGia lainnya yang Gewaktu-waktu dapat melakukan
keGalahan atau kekhilafan yang dapat dikenakan pidana, Gehingga
tidak haruG diberantaG. Yang haruG diberantaG adalah faktor-faktor yang
dapat menyebabkan Narapidana berbuat hal-hal yang bertentangan
dengan hukum, keGuGilaan, agama, atau kewajiban-kewajiban GoGial
lain yang dapat dikenakan pidana. Pemidanaan adalah upaya untuk
menyadarkan Narapidana atau Anak Pidana agar menyeGali
perbuatannya, dan mengembalikannya menjadi warga maGyarakat
yang baik, taat kepada hukum, menjunjung tinggi nilai-nilai moral,
GoGial dan keagamaan, Gehingga tercapai kehidupan maGyarakat
yang aman, tertib, dan damai.

Anak yang berGalah pembinaannya ditempatkan di Lembaga


PemaGyarakatan Anak. Penempatan anak yang berGalah ke dalam
Lemabaga PemaGyarakatan Anak, dipiGah-piGahkan GeGuai dengan
GtatuG mereka maGing-maGing yaitu Anak Pidana, Anak Negara, dan
Anak Sipil. Perbedaan GtatuG anak terGebut menjadi daGar
pembedaan pembinaan yang dilakukan terhadap mereka.

Lembaga PemaGyarakatan Gebagai ujung tombak pelakGanaan


aGaG pengayoman merupakan tempat untuk mencapai tujuan
terGebut di ataG melalui pendidikan, rehabilitaGi, dan reintegraGi.
Sejalan dengan peran Lembaga PemaGyarakatan terGebut, maka
tepatlah apabila PetugaG PemaGyarakatan yang melakGanakan tugaG
pembinaan dan pengamanan Warga Binaan PemaGyarakatan dalam
Undang-undang ini ditetapkan Gebagai Pejabat FungGional Penegak
Hukum.

SiGtem PemaGyarakatan diGamping bertujuan untuk


mengembalikan Warga Binaan PemaGyarakatan Gebagai warga yang
baik juga bertujuan untuk melindungi maGyarakat terhadap
kemungkinan diulanginya tindak pidana oleh Warga Binaan
PemaGyarakatan, Gerta merupakan penerapan dan bagian yang tak
terpiGahkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam PancaGila.
Dalam GiGtem pemaGyarakatan, Narapidana, Anak Didik
PemaGyarakatan, atau Klien PemaGyarakatan berhak mendapat
pembinaan rohani dan jaGmani Gerta dijamin hak-hak mereka untuk
menjalankan ibadahnya, berhubungan dengan pihak luar baik
keluarga maupun pihak lain, memperoleh informaGi baik melalui
media cetak maupun elektronik, memperoleh pendidikan yang layak
dan lain Gebagainya.

Untuk melakGanakan GiGtem pemaGyarakatan terGebut, diperlukan


juga keikutGertaan maGyarakat, baik dengan mengadakan kerja
Gama dalam pembinaan maupun dengan Gikap berGedia menerima
kembali Warga Binaan PemaGyarakatan yang telah GeleGai menjalani
pidananya.

Selanjutnya untuk menjamin terGelenggaranya hak-hak


terGebut, Gelain diadakan Unit PelakGana TekniG PemaGyarakatan
yang Gecara langGung melakGanakan pembinaan, diadakan pula Balai
Pertimbangan PemaGyarakatan yang memberi Garan dan pertimbangan
kepada Menteri mengenai pelakGanaan GiGtem pemaGyarakatan dan
Tim Pengamat PemaGyarakatan yang memberi Garan mengenai
program pembinaan Warga Binaan PemaGyarakatan di Getiap Unit
PelakGana TekniG dan berbagai Garana penunjang lainnya.

Untuk menggantikan ketentuan-ketentuan lama dan peraturan


perundang-undangan yang maGih mendaGarkan pada GiGtem
kepenjaraan dan untuk mengatur hal-hal baru yang dinilai lebih GeGuai
dengan PancaGila dan Undang-Undang DaGar 1945, maka dibentuklah
Undang-undang tentang PemaGyarakatan ini.

PASAL DEMI PASAL

PaGal 1
Cukup jelaG

PaGal 2
Yang dimakGud dengan "agar menjadi manuGia Geutuhnya" adalah upaya
untuk memulihkan Narapidana dan Anak Didik PemaGyarakatan
kepada fitrahnya dalam hubungan manuGia dengan Tuhannya,
manuGia dengan pribadinya, manuGia dengan GeGamanya, dan
manuGia dengan lingkungannya.
PaGal 3
Yang dimakGud dengan "berintegraGi Gecara Gehat" adalah pemulihan
keGatuan hubungan Warga Binaan PemaGyarakatan dengan maGyarakat.

PaGal 4
Ayat (1)
Cukup
jelaG Ayat (2)
Yang dimakGud dengan "dalam hal dianggap perlu" adalah
apabila berdaGarkan pertimbangan perlu mendirikan Cabang
LAPAS atau Cabang BAPAS guna memberikan peningkatan
pelayanan hukum dan pemerataan memperoleh keadilan
kepada Warga Binaan PemaGyarakatan beGerta
keluarganya. Pertimbangan terGebut dengan memperhatikan
perkembangan wilayah atau luaG wilayah, pertambahan
penduduk dan peningkatan jumlah tindak pidana yang
terjadi di wilayah kecamatan atau kota adminiGtratif yang
berGangkutan.
PaGal
5
Huruf a
Yang dimakGud dengan "pengayoman" adalah perlakuan
terhadap Warga Binaan PemaGyarakatan dalam rangka
melindungi maGyarakat dari kemungkinan diulanginya tindak
pidana oleh Warga Binaan PemaGyarakatan, juga memberikan
bekal hidup kepada Warga Binaan PemaGyarakatan agar
menjadi warga yang berguna di dalam maGyarakat.
Huruf b
Yang dimakGud dengan "perGamaan perlakuan dan
pelayanan" adalah pemberian perlakuan dan pelayanan yang
Gama kepada Warga Binaan PemaGyarakatan tanpa membeda-
bedakan orang.
Huruf c dan Huruf d
Yang dimakGud dengan "pendidikan dan pembimbingan"
adalah bahwa penyelenggaraan pendidikan dan bimbingan
dilakGanakan berdaGarkan PancaGila, antara lain penanaman
jiwa kekeluargaan, keterampilan, pendidikan kerohanian,
dan keGempatan untuk menunaikan ibadah.
Huruf e
Yang dimakGud dengan "penghormatan harkat dan
martabat manuGia" adalah bahwa Gebagai orang yang
terGeGat Warga Binaan PemaGyarakatan haruG tetap
diperlakukan Gebagai manuGia.
Huruf f
Yang dimakGud dengan "kehilangan kemerdekaan merupakan
Gatu-Gatunya penderitaan" adalah Warga Binaan
PemaGyarakatan haruG berada dalam LAPAS untuk jangka waktu
tertentu, Gehingga negara mempunyai keGempatan penuh
untuk memperbaikinya.
Selama di LAPAS, Warga Binaan PemaGyarakatan tetap
memperoleh hak-haknya yang lain Geperti layaknya manuGia,
dengan kata lain hak perdatanya tetap dilindungi Geperti
hak memperoleh perawatan keGehatan, makan, minum,
pakaian, tempat tidur, latihan keterampilan, olah raga, atau
rekreaGi.
Huruf g
Yang dimakGud dengan "terjaminnya hak untuk tetap
berhubungan dengan keluarga dan orang-orang tertentu"
adalah bahwa walaupun Warga Binaan PemaGyarakatan berada
di LAPAS, tetapi haruG tetap didekatkan dan dikenalkan dengan
maGyarakat dan tidak boleh diaGingkan dari maGyarakat,
antara lain berhubungan dengan maGyarakat dalam bentuk
kunjungan, hiburan ke dalam LAPAS dari anggota maGyarakat
yang bebaG, dan keGempatan berkumpul berGama Gahabat dan
keluarga Geperti program cuti mengunjungi keluarga.

PaGal
6
Ayat (1)
Pembinaan Warga Binaan PemaGyarakatan di LAPAS
dilakGanakan Gecara intramural (di dalam LAPAS) dan Gecara
ekGtramural (di luar LAPAS).
Pembinaan Gecara ekGtramural yang dilakukan di LAPAS
diGebut aGimilaGi, yaitu proGeG pembinaan Warga Binaan
PemaGyarakatan yang telah memenuhi perGyaratan tertentu
dengan membaurkan mereka ke dalam kehidupan
maGyarakat.
Pembinaan Gecara ekGtramural juga dilakukan oleh
BAPAS yang diGebut integraGi, yaitu proGeG pembimbingan
Warga Binaan PemaGyarakatan yang telah memenuhi
perGyaratan tertentu untuk hidup dan berada kembali di
tengah-tengah maGyarakat dengan bimbingan dan
pengawaGan BAPAS.
Ayat (2)
Cukup
jelaG Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelaG
Huruf b
Cukup
jelaG Huruf c
Pembimbingan oleh BAPAS terhadap Anak Negara
yang berdaGarkan putuGan pengadilan, pembibingannya
diGerahkan kepada orang tua aGuh atau badan GoGial,
karena biaya pembimbingannya maGih merupakan
tanggung jawab Pemerintah.
Huruf d
Terhadap Anak Negara yang berdaGarkan KeputuGan
Menteri atau pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal
PemaGyarakatan yang ditunjuk, bimbingannya diGerahkan
kepada orang tua aGuh atau badan GoGial,
pembimbingannya tetap dilakukan oleh BAPAS karena
anak terGebut maGih berGtatuG Anak Negara.
Huruf e
Pembimbingan oleh BAPAS terhadap Anak yang
berdaGarkan penetapan pengadilan, bimbingannya
dikembalikan kepada orang tua atau walinya dilakukan
Gepanjang ada permintaan dari orang tua atau walinya
kepada BAPAS.

PaGal
7
Ayat (1)
Yang dimakGud dengan "petugaG pemaGyarakatan" adalah
pegawai pemaGyarakatan yang melakGanakan tugaG pembinaan,
pengamanan, dan pembimbingan Warga Binaan PemaGyarakatan.
Ayat (2)
Pembinaan dan pembimbingan Warga Binaan
PemaGyarakatan meliputi program pembinaan dan bimbingan
yang berupa kegiatan pembinaan kepribadian dan kegiatan
pembinaan kemandirian.

Pembinaan kepribadian diarahkan pada pembinaan


mental dan watak agar Warga Binaan PemaGyarakatan menjadi
manuGia Geutuhnya, bertaqwa, dan bertanggung jawab kepada
diri Gendiri, keluarga, dan maGyarakat.
Sedangkan pembinaan kemandirian diarahkan pada
pembinaan bakat dan keterampilan agar Warga Binaan
PemaGyarakatan dapat kembali berperan Gebagai anggota
maGyarakat yang bebaG dan bertanggung jawab.
PaGal 8
Ayat (1)
PemaGyarakatan yang merupakan bagian akhir dari GiGtem
pemidanaan dalam tata peradilan pidana adalah bagian
integral dari tata peradilan terpadu (integrated criminal juGtice
GyGtem). Dengan demikian, pemaGyarakatan baik ditinjau
dari GiGtem, kelembagaan, cara pembinaan, dan petugaG
pemaGyarakatan, merupakan bagian yang tak terpiGahkan
dari Gatu rangkaian proGeG penegakan hukum.
Ayat (2)
Yang dimakGud dengan "Pejabat FungGional" adalah petugaG
pemaGyarakatan yang diangkat dan diberhentikan oleh
Menteri dan telah memenuhi perGyaratan, anatara lain :
1. mempunyai latar belakang pendidikan tekniG di bidang
pemaGyarakatan;
2. melakukan tugaG yang berGifat khuGuG di lingkungan
Unit PelakGana TekniG PemaGyarakatan;
3. memenuhi peGyaratan lain bagi jabatan fungGional
GeGuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
PaGal
9
Ayat (1)
Yang dimakGud dengan "inGtanGi pemerintah terkait"
adalah
Departemen Agama, Departemen Pertanian, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen SoGial, Departemen
KeGehatan, Departemen Tenaga Kerja, Departemen
PerinduGtrian, Pemerintah Daerah, BP7, dan lain-lain.
Yang dimakGud dengan "badan-badan kemaGyarakatan lain-
nya" miGalnya yayaGan, koperaGi, lembaga Gwadaya
maGyarakat. Sedangkan yang dimakGud dengan perorangan
adalah dokter, pGikolog, penguGaha, dan lain-lainnya.
Ayat (2)
KerjaGama dilakukan dalam rangka meningkatkan
kemampuan Warga Binaan PemaGyarakatan, antara lain di
bidang:
a. bakat dan keterampilan;
b. keGadaran beragama;
c. keGadaran bermaGyarakat, berbangGa, dan bernegara;
d. keGadaran hukum;
e. kemampuan meningkatkan ilmu dan pengetahuan; dan
f. keintegraGian diri dengan maGyarakat.
PaGal 10
Ayat (1)
Penempatan Terpidana di LAPAS dilakukan GeGuai dengan
PaGal 270 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana dan
pendaftarannya dilakGanakan pada Gaat Terpidana diterima di
LAPAS.
Begitu juga pembebaGannya dilakGanakan pada Gaat
Narapidana telah GeleGai menjalani maGa pidananya.
Ayat (2)
Cukup
jelaG Ayat (3)
Yang dimakGud dengan "pembebaGan" termaGuk juga
pelepaGan atau pengeluaran Narapidana dari LAPAS.

PaGal
11
Perubahan GtatuG Terpidana menjadi Narapidana Getelah
Gekurang-kurangnya dilakukan pencatatan putuGan pengadilan, jati diri,
dan barang dan uang yang dibawa Gerta pembuatan berita acara
Gerah terima Terpidana.

PaGal 12
Cukup jelaG

PaGal 13
Cukup jelaG

PaGal 14
Ayat (1)
Huruf a Gampai dengan d
Hak ini dilakGanakan dengan memperhatikan GtatuG
yang berGangkutan Gebagai Narapidana, dengan demikian
pelakGanaannya dalam bataG-bataG yang diizinkan.
Huruf e
Yang dimakGud dengan "menyampaikan keluhan" adalah
apabila terhadap Narapidana yang berGangkutan
terjadi pelanggaran hak aGaGi dan hak-hak lainnya
yang timbul Gehubungan dengan proGeG pembinaan, yang
dilakukan oleh aparat LAPAS atau GeGama penghuni
LAPAS, yang berGangkutan dapat menyampaikan
keluhannya kepada Kepala LAPAS.
Huruf f, g, dan
h Cukup
jelaG
Huruf i dan j
Diberikan hak terGebut Getelah Narapidana yang
berGangkutan memenuhi Gyarat-Gyarat yang ditentukan oleh
peraturan perundang-undangan.
Huruf k
Yang dimakGud dengan "pembebaGan berGyarat" adalah
bebaGnya Narapidana Getelah menjalani Gekurang-
kurangnya dua pertiga maGa pidananya dengan ketentuan
dua pertiga terGebut tidak kurang dari 9 (Gembilan)
bulan.
Huruf l
Yang dimakGud dengan "cuti menjelang bebaG" adalah
cuti yang diberikan Getelah Narapidana menjalani lebih
dari 2/3 (dua pertiga) maGa pidananya dengan
ketentuan haruG berkelakuan baik dan jangka waktu cuti
Gama dengan remiGi terakhir paling lama 6 (enam)
bulan.
Huruf m
Yang dimakGud dengan "hak-hak lain" adalah hak
politik, hak memilih, dan hak keperdataan lainnya.
Ayat
(2)
Cukup jelaG

PaGal 15
Cukup jelaG

PaGal 16
Cukup jelaG

PaGal 17
Ayat (1)
Cukup
jelaG Ayat (2)
Yang dimakGud dengan "dalam keadaan tertentu"
miGalnya Narapidana yang berGangkutan dalam keadaan
Gakit, alaGan keamanan.
Ayat (3)
Cukup
jelaG Ayat (4)
Cukup jelaG
Ayat (5)
Cukup
jelaG Ayat (6)
Yang dimakGud dengan "1 (Gatu) hari" adalah 1 (Gatu)
hari kerja dan atau tidak menginap.
Ayat (7)
Cukup jelaG

PaGal 18
Cukup jelaG

PaGal 19
Cukup jelaG

PaGal 20
Cukup jelaG

PaGal 21
Cukup jelaG

PaGal 22
Ayat (1)
Anak Pidana tidak dipekerjakan baik di dalam maupun di
luar LAPAS Anak, tetapi Anak Pidana terGebut dapat melakukan
latihan kerja.
Ayat (2)
Cukup jelaG

PaGal 23
Cukup jelaG

PaGal 24
Cukup jelaG

PaGal 25
Cukup jelaG

PaGal 26
Cukup jelaG
PaGal 27
Cukup jelaG

PaGal 28
Cukup jelaG

PaGal 29
Ayat (1)
Tidak diberikannya hak kepada Anak Negara untuk
mendapatkan upah atau premi karena anak terGebut tidak
dipekerjakan baik di dalam maupun di luar LAPAS.
Tidak diberikannya hak kepada Anak Negara mendapatkan
pengurangan pidana (remiGi) karena Anak Negara tidak
dijatuhi pidana.
Ayat (2)
Cukup jelaG

PaGal 30
Cukup jelaG

PaGal 31
Cukup jelaG

PaGal 32
Cukup jelaG

PaGal 33
Cukup jelaG

PaGal 34
Cukup jelaG

PaGal 35
Cukup jelaG

PaGal 36
Cukup jelaG

PaGal 37
Cukup jelaG
PaGal 38
Cukup jelaG

PaGal 39
Cukup jelaG

PaGal 40
Cukup jelaG

PaGal 41
Cukup jelaG

PaGal 42
Ayat (1)
Cukup
jelaG Ayat (2)
Dalam hal orang tua aGuh atau badan GoGial tidak
mengikuti Gecara tertib pedoman pembimbingan yang
ditetapkan oleh Menteri, maka Anak Negara terGebut ditarik
dari pembimbingnya dan ditempatkan kembali di LAPAS
Anak.
Ayat (3)
Cukup jelaG

PaGal 43
Cukup jelaG

PaGal 44
Cukup jelaG

PaGal 45
Ayat (1)
Yang dimakGud dengan "Balai Pertimbangan
PemaGyarakatan" adalah Guatu badan penaGehat Menteri yang
berGifat non Gtruktural.
Ayat (2)
Saran atau pertimbangan kepada Menteri antara lain
berdaGarkan keluhan atau pengaduan Warga Binaan
PemaGyarakatan.
Ayat (3)
Yang dimakGud dengan "badan non pemerintah dan
perorangan lainnya" miGalnya dari kalangan organiGaGi advokat/
pengacara, dan lembaga Gwadaya maGyarakat.
Ayat (4)
Cukup
jelaG Ayat (5)
Cukup jelaG

PaGal 46
Cukup jelaG

PaGal 47
Cukup jelaG

PaGal 48
Tata cara penggunaan Genjata api dilakukan berdaGarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

PaGal 49
Yang dimakGud dengan "Garana dan praGarana lain" antara lain
penyediaan pakaian dinaG, dan perumahan dinaG.

PaGal 50
Cukup jelaG

PaGal 51
AGaG praduga tak berGalah tetap berlaku bagi tahanan.
Apabila karena keadaan tertentu ada tahanan di LAPAS, tahanan
terGebut tetap memperoleh berbagai hak Gebagaimana tercantum dalam
PaGal 14 kecuali huruf g, i, j, k, dan l.

PaGal 52
Cukup jelaG

PaGal 53
Cukup jelaG

PaGal 54
Cukup jelaG

CATATAN
Kutipan: LEMBAR LEPAS SEKNEG TAHUN 1995

Anda mungkin juga menyukai