Anda di halaman 1dari 14

GENERALISASI EPIDEMIOLOGI DEPRESI SOSIAL

Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas II

Dosen Pembimbing : Ns.Siti Mukarommah, S.Kep, M.Kep

Disusun oleh :

ALDI HIDAYAT 1800300301


CICI KHAIRUNNISA 1800700701
ERLI ANGELITA 1801101101
ERNI PRILIAWATI 1801201201
GRACIA APRILIA LUHUNG NGO 1801301301
RENISA 1803603601
TRI RATNA RAHAYU 1804604601
ZAHROTUSY SYIFA 1805005001

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN ITKES


WIYATA HUSADA SAMARINDA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga makalah yang berjudul “GENERALISASI
EPIDEMIOLOGI DEPRESI SOSIAL” ini dapat terselesaikan dengan baik, dan
kini tengah berada di depan pembaca sekalian.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan


wawasan kepada pembaca mengenai GENERALISASI EPIDEMIOLOGI
DEPRESI SOSIAL.

Makalah ini tentu dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari
pihak lain juga. Untuk itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Ns.Siti Mukarommah, S.Kep, M.Kep selaku pengampu mata
kuliah Keperawatan Komunitas II atas saran dan bimbingannya.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari


sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna perbaikan dan kelengkapan penyusunan
makalah ini. Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Samarinda, 28 Februari 2021

Penyusun

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................2
1.Tujuan umum.....................................................................................................2
2.Tujuan khusus....................................................................................................2
C. Manfaat..................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN MATERI...................................................................................................3
A. PENGERTIAN...........................................................................................................3
B. FAKTOR PENYEBAB.................................................................................................4
C. TANDA GEJALA.......................................................................................................6
D. PATOFISIOLOGI.......................................................................................................7
E. PATHWAY...............................................................................................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................................10
A. KESIMPULAN........................................................................................................10
B. SARAN..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Depresi merupakan salah satu permasalahan kesehatan mental.


Kesehatan mental tidak berbeda dengan kesehatan fisik yang membutuhkan
perawatan teratur agar kesehatan tidak terganggu. Depresi sebagai salah satu
penyakit mental yang kerap menghinggapi banyak negara termasuk di
Indonesia. Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
Indonesia (PDSKJI), dr Eka Viora, SpKJ, 15,6 juta penduduk Indonesia
mengalami depresi (DetikHealth, 2019). Depresi merupakan salah satu faktor
seseorang untuk menyakiti dirinya sendiri, bahkan memiliki dan dampak
terburuk dari penyakit mental ini adalah penderita akan merasa tidak berdaya,
tidak pantas untuk hidup, dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya atau
bunuh diri apabila tingkat depresi sudah sangat akut.
Perasaan depresi merupakan hasil dari perubahan pemikiran kognitif
dan emosional yang diakibatkan oleh satu kejadian traumatis atau akumulasi
dari berbagai kejadian traumatis. Secara umum, depresi diakibatkan oleh
keadaan yang menjadikan individu terus memikirkan kejadian traumatis yang
mengganggu kesehatan mental individu tersebut,
Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya depresi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi depresi adalah produktifitas. Schaller
dan Stevens (2015) menemukan bahwa produktivitas memiliki efek jangka
panjang pada kesehatan pada indovidu, sekaligus menyebabkan timbulnya
beberapa gangguan gejala depresi dan anxiety. Depresi memberikan dampak
berbeda pada setiap individu. Depresi tidak hanya mempengaruhi perasaan,
tetapi juga fisik. Depresi diakibatkan karena perubahan pemikiran kognitif
individu yang menyebabkan perubahan pada emosional (Beck et al., 2011).
Gejala depresi yaitu adanya gejala psikis, fisik, dan sosial yang khas, seperti
sensitif, mudah marah, murung, sedih berkepanjangan, mudah tersinggung,
hilangnya semangat, rasa percaya diri, serta konsentrasi, dan menurunnya daya
tahan tubuh seseorang.

1
2

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat depresi. Pemenuhan


tugas keperawatan komunitas II mengenai depresi serta dapat mengetahui
dan mencegah terjadinya depresi

2. Tujuan khusus

Mengetahui hubungan antara interaksi sosial dengan depresi


Mengetahui hubungan antara stress dengan depresi
Mengetahui hubungan antara penyakit kronis dengan terjadinya depresi
Mengetahui hubungan antara kehilangan dengan terjadinya depresi

C. Manfaat

1. Bagi mahasiswa dan orang tua


Hasil penelitian ini di harapkan mampu menyajikan informasi yang
bermanfaat bagi para mahasiswa dan keluarga mahasiswa.
2. Bagi dunia keperawatan
hasil penelitian ini jika sudah diketahui faktor apa saja yang dapat
mengakibatkan terjadinya depresi maka akan bermanfaat untuk
mengurangi resiko terjadinya depresi.
3. Bagi peneliti
Berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam
bidan keperawatan jiwa.
BAB II

TINJAUAN MATERI

A. PENGERTIAN

Depresi adalah gangguan perasaan yang dialami manusia disertai


perubahan pola tidur nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan,
rasa putus asa, serta bunuh diri (Kaplan, 2010 dalam Khairunisa,
S,N.,Safitri,R,D., Angelia, & Taufan,M. 2019). Terdapat dua keadaan dari
depresi, yaitu pada orang normal dan pada kasus patologis. Pada orang
normal, depresi merupakan keadaan kemurungan yang ditandai dengan
perasaan tidak puas, menurunnya kegiatan, dan pesimis dalam menghadapi
masa yang akan datang. Sementara pada kasus patologis, depresi menjadi
ketidakmampuan ekstrem untuk bereaksi terhadap perangsang, disertai
menurunnya nilai diri, delusi ketidakpastian, tidak mampu dan putus asa
(Chaplin, 2002 dalam Khairunisa, S,N.,Safitri,R,D., Angelia, & Taufan,M.
2019). Secara umum dapat disimpulkan, depresi adalah suatu keadaan
dimana individu mengalami perasaan sedih, tertekan, kesepian, berkurang
nafsu makan, membutuhkan usaha lebih besar dalam melakukan sesuatu,
kesulitan tidur, kesulitan untuk memulai mengerjakan sesuatu, merasa
tidak bersahabat, dan merasa tidak disukai orang lain.
Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai
dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan bersalah
(menarik diri, tidak dapat tidur, kehilangan selera, minat dalam aktivitas
sehari-hari), dalam Gerald C. Davison 2004. Menurut Rice PL (1992
dalam Dirgayunita,A. 2016), depresi adalah gangguan mood, kondisi
emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir,
berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara
dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan.
Menurut Iyus Yosep (2007 dalam Dirgayunita,A. 2016), depresi
adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan (afektif,
mood) yang ditandai kemurungan, kesedihan, kelesuan, kehilangan
gairahhidup, tidak ada semangat, dan merasa tidak berdaya, perasaan

3
4

bersalah atau berdosa, tidak berguna dan putus asa. Chaplin (2002 dalam
Dirgayunita,A. 2016) mendefinisikan depresi pada dua keadaan, yaitu
pada orang normal dan pada kasus patologis. Pada orang normal, depresi
merupakan keadaan kemurungan (kesedihan, kepatahan semangat) yang
ditandai dengan perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan, dan pesimisme
menghadapi masa yang akan datang . Sedangkan pada kasus patologis,
depresi merupakan ketidakmauan ekstrim untuk mereaksi terhadap
perangsang, disertai menurunnya nilai diri, delusi ketidakpasan, tidak
mampu dan putus asa.
Sedangkan menurut Kartono (2002 dalam Dirgayunita,A. 2016),
depresi adalah kemuraman hati (kepedihan, kesenduan, keburaman
perasaan) yang patologis sifatnya. Biasanya timbul oleh; rasa inferior,
sakit hati yang dalam, penyalahan diri sendiri dan trauma psikis. Jika
depresi itu psikotis sifatnya, maka disebut melankholi.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
depresi merupakan gangguan emosional atau suasana hati yang buruk
yang ditandai dengan kesedihan yang berkepanjangan, putus harapan,
perasaan bersalah dan tidak berarti. Sehingga seluruh proses mental
(berpikir, berperasaan dan berperilaku) tersebut dapat mempengaruhi
motivasi untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari maupun pada
hubungan interpersonal (Dirgayunita,A. 2016).

B. FAKTOR PENYEBAB

Depresi disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor. Jika seseorang


di dalam riwayat kesehatannya memiliki keluarga yang mengalami
depresi, maka terdapat kecenderungan untuk mengalami depresi juga.
Menurut Kaplan (2002 dalam Dirgayunita,A. 2016) dan Nolen –
Hoeksema & Girgus (dalam Krenke & Stremmler, 2002 dalam
Dirgayunita,A. 2016), faktor – faktor yang dihubungkan dengan penyebab
dapat dibagi atas : faktor biologi, faktor psikologis/kepribadian dan faktor
5

sosial. Dimana ketiga faktor tersebut dapat saling mempengaruhi satu


dengan yang lainnya.
1. Faktor Biologi
Beberapa peneliti menemukan bahwa gangguan mood
melibatkan patologik dan system limbiks serta ganglia basalis dan
hypothalamus. Dalam penelitian biopsikologi, norepinefrin dan
serotonin merupakan dua neurotrasmiter yang paling berperan
dalam patofisiologi gangguan mood. Pada wanita, perubahan
hormon dihubungkan dengan kelahiran anak dan menoupose juga
dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi. Penyakit fisik yang
berkepanjangan sehingga menyebabkan stress dan juga dapat
menyebabkan depresi.
2. Factor Psikologis/Kepribadian
Individu yang dependent, memiliki harga diri yang rendah,
tidak asertif, dan menggunakan ruminative coping. Nolen –
Hoeksema & Girgus juga mengatakan bahwa ketika seseorang
merasa tertekan akan cenderung fokuspada tekanan yang mereka
rasa dan secara pasif merenung daripada mengalihkannya atau
melakukan aktivitas untuk merubah situasi.
Pemikiran irasional yaitu pemikiran yang salah dalam
berpikir seperti menyalahkan diri sendiri atas ketidak beruntungan.
Sehingga individu yang mengalami depresi cenderung
menganggap bahwa dirinya tidak dapat mengendalikan lingkungan
dan kondisi dirinya. Hal ini dapat menyebabkan pesimisme dan
apatis.
3. Faktor Sosial
a. Kejadian tragis seperti kehilangan seseorang atau kehilangan
dan kegagalan pekerjaan
b. Paska bencana
c. Melahirkan
d. Masalah keuangan
e. Ketergantungan terhadap narkoba atau alkhohol
6

f. Trauma masa kecil


g. Terisolasi secara social
h. faktor usia dan gender
i. tuntutan dan peran sosial misalnya untuk tampil baik, menjadi
juara di sekolah ataupun tempat kerja
j. Maupun dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya.

C. TANDA GEJALA

Gejala-gejala dari depresi sering ditandai dengan perasaan mudah


tersinggung, tertekan, takut, tidak bersemangat, sedih, konflik dengan
teman, dan konflik dengan keluarga (Rahmayanti dan Rahmawati, 2018
dalam Mandasari,L & Tobing,D,L.2020).
Gejala depresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang
secara spesifik dapat dikelompokkan sebagai depresi. Gejala-gejala
depresi ini bisa kita lihat dari tiga segi, yaitu dari segi fisik, psikis dan
social (Dirgayunita,A. 2016).
1. Gejala Fisik
a. Gangguan pola tidur; Sulit tidur (insomnia) atau tidur
berlebihan (hipersomnia)
b. Menurunnya tingkat aktivitas, misalnya kehilangan minat,
kesenangan atas hobi atau aktivitas yang sebelumnya disukai.
c. Sulit makan atau makan berlebihan (bisa menjadi kurus atau
kegemukan)
d. Gejala penyakit fisik yang tidak hilang seperti sakit kepala,
masalah pencernaan (diare, sulit BAB dll), sakit lambung dan
nyeri kronis
e. Terkadang merasa berat di tangan dan kaki
f. Energi lemah, kelelahan, menjadi lamban
g. Sulit berkonsentrasi, mengingat, memutuskan
7

2. Gejala Psikis
a. Rasa sedih, cemas, atau hampa yang terus – menerus.
b. Rasa putus asa dan pesimis
c. Rasa bersalah, tidak berharga, rasa terbebani dan tidak
berdaya/tidak berguna
d. Tidak tenang dan gampang tersinggung
e. Berpikir ingin mati atau bunuh diri
f. Sensitive
g. Kehilangan rasa percaya diri

3. Gejala Sosial
a. Menurunnya aktivitas dan minat sehari-hari (menarik diri,
menyendiri, malas)
b. Tidak ada motivasi untuk melakukan apapun
c. Hilangnya hasrat untuk hidup dan keinginan untuk bunuh diri

D. PATOFISIOLOGI

Gangguan stress psikososial merupakan salah satu faktor pencetus


terjadinya depresi. Stres dapat menginduksi respons inflamasi pada
manusia yang salah satunya sebagai penyabab terjadi depresi. Hal ini
dinyatakan berdasarkan perubahan jalan aktivitas neuroendokrin seperti
HPA dan system saraf simpatis, kedua jalur ini merupakan fungsi
immunomodulatory. Inflamasom merupakan kompleks protein bersifat
sistolik yang dihasilkan oleh sel myeloid dari respons patogenik
mikroorganisme dan non-patogenik “sterile stressors” pada
mulanya,mediator inflamasi akan mengaktivasi prekursor ‫׀‬L1β dan
‫׀‬L18,kemudian menjadi sitokin aktif. Pada gangguan psikososial yang
disebut sebagai streril stressors, akan terjadi aktivitas endogenous
damage-associated molecular patterns (DAMPs), seperti heat shock
protein (HSPs), asam urat, high mobility group box 1 (HMGB1), dan
beberapa jenis molekul stress oksidatif lainnya.
Interleukin 1 β dan ‫׀‬L-18 akan menginduksi p38 mitogen-activated
protein kinase (MAPK) yang dapat meningkatkan re-uptake serotonin
sehingga menyebabkan penurunan kadar serotonin sinaptik. Selain itu,
adanya aktivitasi reactive oxygen species (ROS) dan nitrogen species yang
8

dapat menurunkan kadar tetrahydrobioprotein (BH4),yang merupakan


enzim kofaktor untuk meristensis berbagai jenis monoamine
Dopamine disintesis dengan menunggunakan hasil konversi L-
DOPA oleh enzim tirosin hydrolase (TH), fenilalanin akan diubah menjadi
tirosin oleh enzim fenilalanin hidroksilase (PAH). Kedua enzim TH dan
PAH membutuhkan ko-faktor BH4. Ko-faktor BH4 juga merupakan ko-
faktor pembentukan NO sitase (NOS), yang akan mengubah arginine
menjadi NO. aktivasi intereleukin 1β dan ‫׀‬L-18 akan menurunkan
produksi BH4 sehingga terjadi penurunan sitesis dopamine.
Selain itu,aktivasi enzim indoleamin 2,3 dioxygenase (IDO) dapat
menghambat metabolisme triptopan (asam amino primer sebagai precursor
serotonin) menjadi kynurenine, yang dapat berubah menjadi quinolinic
acid (QA) dengan sifat neurotoksik. Mekanisme ini diaktivasi oleh sel
mikroglia bersama neurotoksik. Mekanisme ini diaktivasi oleh sel
mikroglia bersama infiltrasi dan makrofag pada otak. Chandrasekha,dkk.
Menyatakan bahwa adanya peningkatan QA pada pasien yang bunuh diri
dengan gangguan depresi. Quanolinic acid (QA) juga berperan secara
langsung untuk aktivasi reseptor glutamate (N-metyl-d-aspartate
“NMDA”) dengan menstimulasi pelepasan glutamate dan menghambat
reuptake gutamat pada sel astrosit dan menurunkan produksi brain-
deliveried neurotropic factor (BDNF). BDNF sendiri memiliki peran
sebagai neurogenesis dan mempunyai aktivasi ‫׀‬L1β dan ‫׀‬L-18 memiliki
efek anti depresan, namun aktivasi ‫׀‬L-18 memiliki efek inhibitor pada
pembentukan BDNF sehingga terjadi gejala depresi.
Pada pemeriksaan magnetic resonance spectroscopy (MRS)
ditemukan adanya peningkatan kadar glutamate di daerah ganglia basalis
dan dorsal anterior cingulate cortex (dACC) pada pasien yang menerima
IFN α, dan peningkatan kadar glutamate pada pasien dengan gejala depresi
9

E. PATHWAY
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Depresi adalah gangguan emosional atau suasana hati yang buruk


yang ditandai dengan kesedihan yang berkepanjangan, putus harapan,
perasaan bersalah dan tidak berarti. Sehingga seluruh proses mental
(berpikir, berperasaan dan berperilaku) tersebut dapat mempengaruhi
motivasi untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari maupun pada
hubungan interpersonal.
Individu yang mengalami depresi pada umumnya menunjukkan
gejala fisik, gejala psikis, dan gejala sosial yang khas. Depresi disebabkan
oleh kombinasi beberapa factor, yaitu faktor biologi, faktor
psikologis/kepribadian dan faktor sosial. Dimana ketiga faktor tersebut
dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

F. Saran

Dari kesimpulan diatas kami berharap bahwa pembaca mampu


memahami dan memperhatikan generalisasi epidemiologi depresi social
secara mendalam untuk menambah wawasan dalam dunia kesehatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dirgayunita,A. (2016). Depresi: Ciri, Penyebab dan Penangannya. Journal An-


nafs: Kajian dan Penelitian Psikologi Vol. 1 No. 1: Sekolah Tinggi
Agama Islam Muhammadiyah Probolinggo.

Khairunisa, S,N.,Safitri,R,D., Angelia, & Taufan,M. (2019). PRODUKTIVITAS


DAN DEPRESI DI INDONESIA: ANALISIS DATA INDONESIAN
FAMILY LIFE SURVEY 2014. Departemen Ilmu Ekonomi:
Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

Mandasari,L & Tobing,D,L.(2020). TINGKAT DEPRESI DENGAN IDE


BUNUH DIRI PADA REMAJA. Indonesian Jurnal of Health
Development Vol.2 No.1: Jakarta

Rahmayanti, Y.E, & Rahmawati, E. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga


Dengan Kejadian Depresi Pada Remaja Awal.Jurnal Asuhan Ibu &
Anak. 3(2): 47-57.

Febyan, F., Wijaya, S. H., Tannika, A., & Hudyono, J. (2020). Peranan Sitokin pada
Keadaan Stres sebagai Pencetus Depresi. Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia, 6(4), 210-214.

Anda mungkin juga menyukai