PENDAHULUAN
persiapannya belum dikatakan maksimal baik dari segi persiapan fisik, persiapan
mental juga persiapan materi. Terdapat berbagai fakor yang melatar belakangi
ketika tidak ada pencarian analisa masalah yang tepat yang didasarioleh data yang
akurat dan terpercaya serta solusi yang alternatif untuk memecahkan masalah ini.
usia kawin, keluarga sejahtera dan pemerintah peduli remaja berupa solusi baru
yang lebih objektif yang dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk mengatasi
Secara psikologis, sudah stabil dalam menyikapi banyak hal, dan ini berpengaruh
dalam perkawinan. Wanita yang masih berumur kurang dari 20 tahun cenderung
tahun, karena laki-laki pada usia tersebut kondisi psikis dan fisiknya sangat kuat,
1
2
“Definisi pernikahan sebagai ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa”.
Pasal tersebut secara jelas mengungkapkan nilai-nilai luhur sebuah
pernikahan karena menyangkut hak yang paling dalam yaitu ikatan lahir batin.
spiritual karena mengacu kepada Sang Pencipta Tuhan Yang Maha Esa. Namun
batin saja tidak cukup untuk mengekalkan pernikahan dan menjamin hak-hak
terkait dengan pencatatan nikah maupun biaya pencatatannya. Hal lain yang diatur
batas usia minimal bagi perempuan dan laki-laki untuk dapat memenuhi syarat
melakukan pernikahan.
penting bagi pemenuhan kebutuhan biologis manusia, hal ini dikarenakan manusia
keturunan sesuai dengan apa yang diinginkan. Perkawinan bisa menjadi jalan
3
untuk mewujudkan sebuah keluarga dan rumah tangga yang bahagia, sehingga
pernikahan sangat dianjurkan dan diharuskan hanya berlangsung satu kali seumur
hidup bagi setiap manusia yang melakukannya. Pada dasarnya, keluarga dibentuk
guna menciptakan kehidupan yang bahagia agar dapat menampung rasa kasih
sayang dan cinta kepada satu sama lain. Untuk membentuk suatu keluarga,
yang cukup matang dari pasangan yang akan menjalaninya. Persiapan yang
dilakukan mulai dari mental, fisik, ekonomi dan kebutuhan lain yang akan
negara negara berkembang, Indonesia salah satunya. Hal ini juga menjadi penentu
bagi kebijakan serta perencanaan program yang dilakukan oleh pemerintah karena
pernikahan dini dapat menimbulkan beberapa resiko seperti kematian, tidak siap
mental, serta kegagalan perkawinan pada mereka yang melakukannya. Dilihat dari
umur wanita yang melakukan perkawinan dini umumnya kurang dari 17 tahun
sehingga turut mendorong laju pertumbuhan penduduk, karena pada masa tersebut
anak lebih banyak. Rata-rata usia kawin bisa menjadi penentu atau mencerminkan
keadaan sosial ekonomi di daerah itu sendiri. Jika semakin banyak usia muda
dilingkungan tersebut tidak begitu baik. Banyak jumlah perempuan dan laki-laki
4
yang tidak memiliki pekerjaan memilih untuk menikah alih-alih mengisi waktu
luang mereka dan kepercayaan bahwa rezeki akan datang dengan sendirinya jika
untuk perempuan dan 19 tahun bagi laki-laki. Penetapan usia minimal ini diyakini
dapat menjadi salah satu faktor ketahanan rumah tangga, karena semakin dewasa
calon pengantin maka semakin matang kondisi fisik dan mental seseorang dalam
kewajibannya membuat perkawinan tidak harmonis dan rukun. Hal ini dapat
memicu pertengkaran yang terus menerus dan akhirnya salah satu pihak
melakukan tindakan kekerasan, melukai fisik maupun psikis. Jika semua harapan
dan kasih sayang telah musnah dan perkawinan menjadi sesuatu yang
Hukum perceraian adalah bagian dari hukum perkawinan. Dalam arti luas,
perceraian adalah bagian dari hukum perkawinan yang merupakan bagian dari
perkawinan dapat terjadi karena talak atau berdasarkan gugatan perceraian maka
5
dari berbagai peraturan tersebut dapat diketahui ada dua macam perceraian yaitu
Agama untuk membedakan para pihak yang mengajukan cerai. Dalam perkara
talak pihak yang mengajukan adalah suami, sedangkan cerai gugat pihak yang
Pasal 114 bahwa “Putusnya perkawinan yang disebabkan karena perceraian dapat
tahun 2020 pihak perempuan atau istri yang banyak mengajukan perceraian,
sepanjang 2020. Gugatan cerai paling banyak dilakukan oleh istri terhadap
suami. Dari 6.090 perkara perceraian di antaranya 4.532 perkara cerai gugat atau
cara istri mengajukan cerai terhadap suaminya, kemudian 1.558 perkara cerai
talak yang dilakukan suami ke istri. Sedangkan pada 2019, lanjut dia, angka
perceraian di Tanah Rencong itu sebanyak 6.048 perkara, meliputi cerai talak
1.555 perkara dan cerai gugat 4.493 perkara. Hanya terjadi peningkatan beberapa
daerah yang paling tinggi angka perceraian sepanjang tahun lalu seperti
Kabupaten Aceh Utara 553 perkara gugat cerai dan 156 cerai talak, kemudian
Aceh Tamiang 386 perkara gugat cerai dan 105 cerai talak (Fernandes, 2021)
sejak Januari hingga Juli 2020, kasus perceraian yang terjadi di Kabupaten Aceh
6
tersebut, 334 perkara merupakan cerai gugatan, yaitu diajukan oleh istri,
Salah satu penyebab terbesar terjadinya perceraian yaitu menikah di usia muda,
tingkat emosional dari kedua pasangan masih belum stabil, dalam menghadapi
masalah sulit mengontrol diri dan emosi pikiran bercerai akan selalu terlintas
(Anthony, 2020)
Utara?
7
Utara, aspek yang akan dikaji berdasarkan dari faktor sosial budaya, Desakan
Berdasarkan fokus dalam penelitian ini, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah:
1. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diambil dalam penelitian adalah hasil penelitian ini
Aceh Utara.
2. Manfaat Teoritis
Adapun manfaat teoritis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
b. Bagi peneliti
c. Bagi universitas