Anda di halaman 1dari 10

TATA KELOLA, REVITALISASI DAN PERAN AUTOKRASI

KEPALA DESA TERHADAP BUMG PENGGEMUKAN


SAPI DI DESA NEULOP II KECAMATAN
INDRA JAYA

1. Pendahuluan

Gampong Neulop II Kecamatan Indra Jaya merupakan salah satu gampong

di Kabupaten Pidie dengan sumber mata pencaharian masyarakat adalah sebagai

petani. Namun yang menjadi perhatian masyarakat dan pemerintah, terlihat dari

kondisi dari fenomena yang terjadi, masyarakat Gampong Neulop II memiliki

banyak kendala dalam pemeliharaan sapi. Terlihat sapi-sapi yang ada di Gampong

Neulop Kecamatan Indra Jaya terkesan tidak terurus dan kurang gizi.

Permasalahan tersebut terlihat dari kondisi yang terjadi saat ini yaitu

banyaknya sapi yang tidur dan berkeliaran di sepanjang jalan lalu lintas Gampong

Neulop II Kecamatan Indra Jaya. Penyebab banyaknya sapi yang tidur dan

berkeliaran di sepanjang jalan Gampong Neulop II dikarenakan tidak tersedianya

kandang yang layak, hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat yang tidak

memiliki lahan atau biaya yang cukup untuk menyediakan tempat ternak yang

layak agar sapi tumbuh sehat dan bersih. Karena seharusnya sapi memiliki

kandang yang efektif dan sehat, sapi yang dipelihara dengan sehat juga akan

berdampak pada tingkat penjualan yang tinggi sehingga akan menguntungkan

bagi masyarakat sendiri dan mampu memperbaiki perekonomian dalam rumah

tangga. Berikut kondisi kandang yang kurang efektif milik salah satu masyarakat

di Gampong Neulop II Kecamatan Indra Jaya.


Gambar 1
Kandang Sapi Yang Kurang Efektif Di Gampong Neulop II
Kecamatan Indra Jaya

Gambar 2
Sapi yang Berkeliaran di Di Gampong Neulop II
Kecamatan Indra Jaya

Selain itu, permasalahan lain yang menyebabkan masyarakat kurang

efektif dalam memelihara sapi yang sehat dikarenakan Gampong Neulop II

Kecamatan Indra Jaya tidak memiliki padang rumput yang luas yang memiliki

banyak rumput dan bisa dimakan oleh sapi. Padang yang terlihat terlihat gersang
dan tidak memiliki rumput sama sekali untuk bisa di konsumsi oleh sapi.

Pengaruh tidak adanya rumput di salah satu padang halaman yang ada di

Gampong Neulop II Kecamatan Indra Jaya dikarenakan pengaruh dari cuaca saat

ini yang sedang mengalami kemarau panjang. Sehingga banyak rumput-rumput

yang ada di Gampong tersebut mati sehingga petani sulit memberikan makanan

untuk ternak sapinya. Hal ini seharusnya diperhatikan oleh pihak aparatur seperti

Geuchik dan kepala desa di Gampong Neulop Kecamatan Indra Jaya agar

memperhatikan nasib ekonomi masyarakatnya agar pemberdayaan di daerah

berkembang dengan baik dan maju.

Menurut Khoriddin (2012:15) pemberdayaan masyarakat adalah sebuah

proses dalam bingkai usaha memperkuat apa yang lazim disebut community self-

reliance atau kemandirian. Dalam proses ini masyarakat didampingi untuk

membuat analisis masalah yang dihadapi, dibantu untuk menemukan alternatif

solusi masalah tersebut, serta diperlihatkan strategi memanfaatkan berbagai

kemampuan yang dimiliki, dan secara aktif untuk memperjuangkan aspirasi dan

tuntutan kebutuhan lingkungan masyarakat yang baik.

Pemberdayaan masyarakat di suatu daerah akan berjalan apabila memiliki

dukungan dari aparatur desa, sebaiknya pihak aparatur desa melakukan

musyarawah pada saat melaksanakan realsiasi anggaran gampong agar keluhan

dari masyarakatnya harus dipertimbangkan agar kesejahteraan hidup masyarakat

setara dengan masyarakat lainnya yang memiliki kehidupan yang layak. Mata

pencaharian masyarakat Gampong Neulop Kecamatan Indra Jaya adalah 65%

sebagai petani, dan secara garis besar banyak masyarakat di Gampong Neulop
Kecamatan Indra Jaya menjadi ternak sapi karena dianggap lebih menguntungkan

dibanding dengan peliharaan hewan lainnya. Namun sepanjang tahun 2020 saat

ini, petani ternak sapi mengalami permasalahan dalam pemeliharaan hewan

ternaknya, salah satunya karena faktor dari kemarau panjang yang dialami oleh

masyarakat Aceh dan tidak terkecuali masyarakat Gampong Neulop Kecamatan

Indra Jaya. Berikut contoh padang rumput yang gersang di Gampong Neulop

Kecamatan Indra Jaya Kabupaten Pidie.

Gambar 3
Padang Rumput di Di Gampong Neulop II
Kecamatan Indra Jaya

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dibutuhkan peran dari Badan

Usaha Milik Gampong (BUMG) agar permasalahan yang dialami oleh masyarakat

Neulop II Kecamatan Indra Jaya mampu direalisasikan dengan baik dengan

membangun tata kelola, revitalisasi dan peran autokrasi kepada desa untuk

masyarakatnya khususnya peternak sapi.


Mayoritas masyarakat Gampong Neulop II Kecamatan Indra Jaya mereka

hanya bergantung pada hasil pertanian saja. Mereka tidak memiliki kegiatan lain

untuk menambah penghasilan. Badan Usaha Milik Gampong berupaya melakukan

tata kelola bagi peternak sapi agar tidak hanya fokus pada hasil pertaniannya saja.

Kemudian Badan Usaha Milik Gampong menindaklanjuti hasil pertemuan,

anggota kelompok melaksanakan musyawarah dengan para anggotanya, dari hasil

musyawarah dalam kelompok didapatkan hasil pertemuan sebagai berikut:

1) Melakukan usaha penggemukan sapi baik untuk dikembangkan oleh petani

2) Pengeemukan sapi perlu dilakukan karena akan berdampak pada pendapatan

ekonomi masyarakat

3) Pakan ternak pada tahap awal diupayakan bisa disuplay pada saat sapi dijual

selama 4 bulan sekali dan secara bertahap.

4) Petani akan menggerakkan Karang Taruna untuk membuat pakan ternak

dengan menggunakan bahan-bahan pakan yang ada di Gampong

5) Pembinaan terkait dengan usaha penggemukan sapi dengan pihak ketiga perlu

dilaksanakan secara berkalanjutan/berkala.

Agar hasil musyawarah tersebut, maka diperlukan mitra yang baik agar

program penyuluhan dan proses penggemukan sapi ini berjalan sesuai yang

diharapkan. Menurut Kartasasmita (2013:35) kemitraan adalah suatu upaya

pemberdayaan masyarakat oleh perusahaan dengan melibatkan masyarakat dan

merupakan strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka

waktu tertentu untuk keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan

dan saling membesarkan. Kemitraan seperti yang tercantum dalam Undang-


Undang Nomor 9 Tahun 1995 mencakup kerjasama antara usaha kecil dengan

usaha menengah sampai usaha yang lebih besar disertai pembinaan dan

pengembangan yang berkelanjutan dengan memperhatikan prinsip sehingga saling

memperkuat dan saling menguntungkan.

Kemitraan yang terjalin antara peternak sapi dan Badan Usaha Milik

Gampong harus melibatkan partisipasi aktif peternak sapi, yaitu peternak sapi

harus berpartisipasi aktif agar program yang telah dibuat dapat mencapai tujuan

yang diharapkan. Partisipasi diartikan tidak hanya menyumbang tenaga, tetapi

partisipasi harus diartikan yang lebih luas, yaitu harus menyangkut taraf

perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan.

Keberhasilan kemitraan tidak hanya terhenti pada partisipasi atau

keikutsertaan peternak sapi dalam memelihara ternak saja, tetapi ke dalam bentuk

partisipasi yang lebih luas baik dari pengambilan keputusan, pelaksanaan,

monitoring maupun sampai memanfaatkan hasilnya. Keberhasilan kemitraan

penggemukan sapi potong antara Badan Usaha Milik Gampong dan peternak

terbentuk oleh banyak faktor seperti faktor internal peternak yang meliputi umur,

pendidikan, pendapatan, pengalaman beternak, sikap dan tingkat kosmopolit.

Faktor eksternal peternak sapi, karakterisrik kemitraan, partisipasi, elemen

pendukung kemitraan dan masih banyak faktor pendukung lainnya.

Keberhasilan kemitraan tidak akan tercapai tanpa adanya partisifasi aktif

dari masyarakat sebagai mitra dari Badan Usaha Milik Gampong maka kemitraan

yang terjalin tidak akan berjalan dengan baik. Tidak berjalannya proses kemitraan

dengan baik akan menyebabkan proses kemitraan tidak dapat memenuhi harapan
kedua belah pihak. Sehingga untuk mendukung keberhasilan proses kegiatan

kemitraan sangat diperlukan partisipasi aktif peternak dalam setiap kegiatan yang

diperlukan guna keberhasilan kegiatan kemitraan tersebut.

Budidaya penggemukan sapi potong yang baik dan dapat dikatakan

keberhasilan secara teknis, ekonomi, kehidupan sosial, lingkungan peternak yang

mampu menunjang budidaya ternak sapi diperlukan suatu penanganan yang baik

dimulai dari tingkat kesukarelaan peternak dalam kemitraan, lingkup keterlibatan

dalam kemitraan serta partisipasi peternak dalam memberikan kontribusi pada

kegiatan kemitran. Faktor-faktor yang telah di ungkapkan di atas merupakan

faktor yang dapat mendorong keberhasilan kemitraan. Keberhasilan Kemitraan

dalam kegiatan kemitraan antara Badan Usaha Milik Gampong dan peternak sapi

sangat menarik untuk dikaji karena berkaitan dengan proses kegiatan kemitran

yang terjalin antara peternak dan Badan Usaha Milik Gampong.

Mengingat begitu pentingnya mengetahui faktor yang mendorong

keberhasilan kemitraan peternak sapi yang terjalin antara Badan Usaha Milik

Gampong, Kepala Desa dan peternak maka sangatlah perlu untuk mengetahui

faktor apa yang paling dominan dalam mempengaruhi keberhasilan kemitraan

antara Badan Usaha Milik Gampong, kepala desa dan peternak sapi di Gampong

Neulop II Kecamatan Indra Jaya.

2. Target dan Luaran

Target dalam pelaksanaan program ini adalah sebagai implementasi salah

satu unsur Tri Darma Perguruan Tinggi di Bidang Pengabdian kepada masyarakat
melalui sosialisasi dan penguatan pemahaman tentang “Tata Kelola, Revitalisasi

Dan Peran Autokrasi Kepala Desa Terhadap Bumg Penggemukan Sapi Di Desa

Neulop II Kecamatan Indra Jaya”. Dengan adanya PKM ini diharapkan:

1. Mitra memahami usaha penggemukan sapi baik untuk dikembangkan oleh

petani

2. Mitra mehamai pendapatan ekonomi rumah tangga yang dikembangkan

melalui penggemukan sapi

3. Mitra memahami cara suplay ternak sapi yang berhasil dilakukan

penggemukan.

4. Mitra memberikan pembinaan terkait dengan usaha penggemukan sapi dengan

pihak ketiga perlu dilaksanakan secara berkalanjutan/berkala.

Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi oleh peternak sapi di

Gampong Neulop II Kecamatan Indra Jaya Kabupaten Pidie, diharapkan agar

dalam pelaksanaan PKM ini, Badan Usaha Milik Gampong memberikan

partisipasi terhadap masyarakat agar:

1. BUMG Ikut memberi masukan ke dalam pembangunan yang dapat berupa

bantuan tenaga, materi, dana, keahlian, gagasan, alternatif dan keputusan.

2. Menggerakkan kesetaraan ekonomi masyarakat dalam kegiatan ekonomi yang

dijalankan seperti peternak sapi

3. Mendukung modal sosial yang dimiliki masyarakat kurang mampu terutama

dukungan terciptanya jejaring agar mereka keluar dari kemiskinannya.


3. Metode Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode penyuluhan dan mengadakan

dialog interaktif aintara pemberi materi dengan para peserta mengenai “Tata

Kelola, Revitalisasi dan Peran Autokrasi Kepala Desa Terhadap BUMG

Penggemukan Sapi Di Desa Neulop II Kecamatan Indra Jaya”. Solusi yang

diberikan yaitu menyediakan kandang ternak lembu yang efektif serta melakukan

proses penggemukan sapi. Usaha peternakan sapi mayoritas masih dengan pola

tradisional dan skala usaha sambilan. Penggemukan sapi potong merupakan

pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan berat

badannya melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat (3-5 bulan).

Adapun tahap metode pelaksanaan dalam proses penggemukan sapi adalah:

1) Mengetahui jenis-jenis sapi

2) Pemilihan bakalan sapi

3) Mengetahui pelaksanaan penggemukan sapi seperti:

a) Menyediakan kandang yang efektif untuk sapi

b) Menyediakan pakan untuk sapi

c) Menghasilkan produksi daging sapi yang sehat

Berdasarkan dari kegiatan yang akan dilakukan, diharapkan peserta dapat

memahami pengetahuan manajemen pemasaran dan keuangan, sehingga lokasi

pemasaran meluas dan pendapatan meningkat, serta mempunyai keterampilan

bagaimana membuat laporan keuangan usahanya, guna mengembangkan usaha

dan mendukung perekonomian rumah tangga.


DAFTAR PUSTAKA

Khoriddin. (2012). Pemberdayaan Masyarakat., Liberty. Yogyakarta.

Kartasasmita, Ginanjar. (2013). Pembangunan untuk Rakyat, Memadukan


Pertumbuhan dan Pemerataan, Cides. Jakarta

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil

Anda mungkin juga menyukai