Anda di halaman 1dari 2

JURNAL PENELITIAN TERDAHULU

1. Mohammad Faisol Soleh (2020) melakukan penelitian dengan judul


“Penimbunan Alat Pelindung Diri pada Masa Pandemi Covid-19: Kajian
Hukum Pidana Bidang Perlindungan Konsumen”. Salah satu persoalan
serius terkait perlindungan konsumen pada masa pandemi saat ini adalah
adanya penimbunan Alat Pelindung Diri (APD) oleh oknum pelaku usaha
tertentu, sehingga menyebabkan ketersediannya menjadi langka dan harganya
pun melonjak mahal. Artikel ini membahas bagaimana persoalan penimbunan
APD ini dikaji dari hukum pidana bidang perlindungan konsumen. Dalam
kajian ini ditunjukkan, pertama, instrumen hukum pidana memiliki peranan
penting dalam hukum perlindungan konsumen, karena sifat sanksinya yang
tegas dan mampu memberantas pelanggaran konsumen. Meski instrumen
hukum pidana pada perlindungan konsumen berlaku sebagai upaya terakhir
(ultimum remedium), sesungguhnya terdapat alasan untuk memberlakukannya
sebagai yang utama (primum remedium), yaitu situasi pandemi dan urgensi
APD sendiri pada situasi tersebut. Kedua, instrumen hukum pidana bidang
perlindungan konsumen dapat digunakan untuk menindak kegiatan
penimbunan APD melalui UU Perdagangan dan UU Persaingan Usaha.
Ketentuan hukum pidana dalam UU Perdagangan bisa digunakan dengan
catatan harus menetapkan APD sebagai barang penting, sebab terdapat
larangan menyimpan barang penting dalam jumlah dan waktu tertentu pada
saat terjadi kelangkaan barang. Ketentuan hukum pidana dalam UU Persaingan
Usaha juga bisa digunakan apabila penimbunan ini merupakan bagian dari
penetapan harga, penguasaan pasar, atau pemasaran barang yang
mengakibatkan praktik monopoli atau persaingan usaha tidak sehat.

2. Imas Novita Juaningsih (2020) melakukan penelitian dengan judul


“Penerapan Sanksi Pidana bagi Penimbun Masker Di Indonesia Selama
Masa Pandemi Covid-19”. Covid-19 menjadi permasalahan terbesar untuk
negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Menjalarnya wabah covid-19 ini
telah menyebabkan beberapa dampak yaitu diantaranya; angka kematian yang
meningkat, perekonomian negara dan masyarakat yang menurun, hingga
terjadinya tindakan kejahatan yang dapat menguntungan diri sendiri atau
kelompok. Sehingga asas daripada keadilan dan asas kekeluargaan tergeserkan
karena peran pemerintah yang dirasa kurang memberikan fasilitas yang layak
bagi masyarakatnya. Untuk mengharmonisasikan peran pemerintah dengan
implementasi yang ada di maysarkat, maka pemerintah perlu mengambil sikap
tegas dengan melakukan penganggulangan penerapan hukuman yang setimpal
bagi para pelaku penimbun masker di masa pandemic covid-19 ini.

3. Febriawan Mahendra (2020) melakukan penelitian dengan judul “Urgensi


Penemuan Hukum Oleh Hakim Sebagai Upaya Untuk Mewujudkan
Keadilan Dan Kepastian Hukum Dalam Penanganan Kasus Penimbunan
Masker Dan Hand Sanitizer Di Masa Wabah Covid-19”. Masker dan hand
sanitizer merupakan barang yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk
mencegah dan melindungi dari penularan Virus Covid-19. Namun, wabah
covid-19 telah digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk
mencari keuntungan dengan cara menimbun masker yang mengakibatkan
kelangkaan barang di atas pasar. Polisi melakukan penangkapan dan
mendakwa pelaku dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Namun perdagangan kedua jenis barang tersebut bukan merupakan kategori
barang pokok dan penting sehingga Proses penanganan kasus penimbunan
tidak berjalan dengan baik sehingga terjadi kekosongan hukum. Itu
konsekuensi hukum tidak adanya pengaturan masker dan hand sanitizer dalam
hal penimbunan sebagai dasar dan hal penting yang akan berimplikasi pada
proses penegakan hukum dalam penanganan tindak pidana. masker penimbun
dan hand sanitizer yang tidak bisa berjalan maksimal. Oleh karena itu, ada
urgensi itu dapat diambil oleh aparat penegak hukum untuk memproses kasus
penimbunan melalui penemuan hukum oleh hakim di pengadilan. Dalam
menangani perkara ini, hakim harus membuat temuan hukum secara ekstensif
membedakan dengan menyamakan masker dan pembersih tangan yang tidak
dikategorikan sebagai esensial dan barang-barang penting, tetapi mengingat
situasi dan kondisi pandemi Covid-19 yang membutuhkan kedua item ini untuk
dipertimbangkan atau diinterpretasikan sebagai item penting. dengan
interpretasi yang luas.

Anda mungkin juga menyukai