TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian yang dilakukan oleh Dede (2014) yang berjudul “Peranan KUA
Kabupaten Bogor”. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui langkah apa yang
harus dilakukan oleh KUA dalam menanggulangi pernikahan dini. Adapun dalam
hal ini penelitian yang digunakan oleh Dede Ahmad menggunakan metode
didapat bahwasanya dari 33 jumlah pelaku pernikahan dini yang ada dalam 33 RT
pasangan, SD/MI berjumlah 13 pasangan dan SMP/MTS berjumlah 17. Tentu hal
ini menjadi hal yang sangat disayangkan jika melihat dari kejadian yang ada.
Mereka melakukan pernikahan dini dengan alasan ada yang dijodohkan, dan yang
10
11
itu, penyusun juga ingin mengetahui faktor penyebab pernikahan usia dini
dikalangan anak dini Dusun Kadisobo, dampak apa yang mereka rasakan serta
usaha-usaha apa yang mereka lakukan untuk tetap bertahan hidup dan berumah
mengambil data primer dari lapangan yang kemudian dikaji secara intensif yang
disertai analisa dan pengujian kembali pada semua data atau informasi yang
adalah karena tingkat pendidikan yang rendah, hamil diluar nikah dan faktor
ekonomi. Dari beberapa faktor tersebut, faktor hamil diluar nikah dan rendahnya
dini. Dalam kurun waktu tersebut terdapat 8 orang yang menikah dini, satu
Utara.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik persentase
dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik
sederhana.
Bina Keluarga Remaja dalam Upaya Pendewasaan Usia Dini di Desa Karang
Anyar dapat disimpulkan cukup efektif. Hal itu dilihat dari hasil perhitungan
efektivitas sebesar 70,4%. Sesuai dengan tabel Litbang Depdagri nilai persentase
tersebut masuk dalam kategori cukup efektif. (2) Pada indikator ketepatan sasaran
media sosialisasi, tujuan program Bina Keluarga Remaja diperoleh hasil sangat
Remaja, dan pemantauan program Bina Keluarga Remaja diperoleh hasil sangat
tidak efektif.
upaya pendewasaan usia pernikahan agar lebih memahami usia ideal dalam
tindakan atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para aktor dan institusi
-institusi pemerintah, serta perilaku negara pada umumnya. Makna kebijakan akan
semakin jelas bila dilihat pada pandangan dari bebarapa ahli mengenai kebijakan.
karena kebijakan dipahami sebagai arah atau pola kegiatan dan bukan sekedar
mengatakan bahwa : “kebijakan publik adalah apa yang dipilih oleh pemerintah
tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau
sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu persoalan. Konsep
kebijakan ini memusatkan perhatian pada apa yang sebenarnya dilakukan dan
bukan pada apa yang diusulkan atau dimaksudkan. Selain itu, konsep ini juga
menyatakan kebijakan publik dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : (1) Kebijakan
yang bersifat makro, kebijakan atau peraturan yang bersifat umum, (2) Kebijakan
yang bersifat meso, yaitu kebijakan yang bersifat menengah atau memperjelas
Peraturan Wali Kota. (3) Kebijakan yang bersifat mikro, yaitu kebijakan yang
seperti kebijakan yang dikeluarkan oleh aparat publik di bawah Mentri, Gubernur,
berorientasi pada kepentingan publik dan sekalipun yang membuat kebijakan itu
Hal ini disebabkan karena menurut konsep demokrasi modern, kebijakan publik
tidaklah berisi cetusan pikiran atau pendapat para pejabat yang mewakili rakyat,
tetapi opini publik juga mempunyai posisi yang sama besarnya dengan opini
negara tentu saja dapat menimbulkan suatu persoalan, oleh karena itu harus diatur.
16
Tetapi bukan sekedar diatur, melainkan diatur oleh peraturan yang berlaku untuk
semua warga negara dan berlaku mengikat semua warga negara dengan tujuan
agar satu sama lain berlaku tertib dan tidak saling merugikan. Aturan tersebut
berikut:
implementasi adalah bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana
mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu implementasi tidak berdiri sendiri
bahwa implementasi yaitu merupakan proses untuk pelaksanaan ide, prose atau
seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan
melakukan penyesuaian dalam tubuh birokrasi demi terciptanya suatu tujuan yang
pelaksanaan dari apa yang telah diputuskan oleh legislatif atau para pengambilan
tidak akan berarti apa-apa jika tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.
provide the means for carrying out (menyediakan saran untuk melaksanakan
18
tujuan yang jelas. Implementasi adalah suatu rangkaian aktifitas dalam rangka
termasuk di dalamnya sarana dan prasarana,sumber daya keuangan, dan tentu saja
kebijakan publik, maka ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu langsung
kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan tersebut. Kebijakan publik dalam
yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Proses tersebut dilakukan untuk
rasa tanggung jawabnya terhadap bangsa dan negara. Dengan kata lain, melalui
implementasi akan dapat diketahui apakah suatu kebijakan telah menjawab suatu
dilakukan dalam proses kegiatan yang bersifat politis. “Aktivitas politis tersebut
kebijakan, monitoring, dan evaluasi kebijakan adalah aktivitas yang lebih bersifat
sebagai berikut:
atau kreteria seperti apa yang harus dipenuhi? Siapa yang akan melaksanakan
kebijakan? Apa yang merekan kerjakan? Ada dampak dari isi kebijakan?”
terdiri dari:
21
Tahap-tahap untuk menetapkan suatu kebijakan yang tepat maka diperlukan untuk
Terdapat banyak model yang dikemukan oleh para pakar dan tidak ada
satu model pun yang paling cocok untuk implementasi kebijakan; dan bukan pula
kompetisi atau konstelasi di antara model implementasi kebijakan karena isu yang
C. Edwads III.
ini.
Edwads III memiliki keterkaitan satu dengan yang lain dalam mencapai tujuan
tujuan dan satu variabel akan sangat mempengaruhi variabel yang lain.
dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih
1. Kondisi eksternal yang dihadapi oleh badan atau instansi pelaksana tidak akan
mengalami gangguan atau kendala yang serius. Hambatan-hambatan tersebut
mungkin sifatnya fisik, politis dan sebagainya.
2. Untuk pelaksanaan program tersedia waktu dan sumber-sumber yang cukup
memadai.
3. Perpaduan sumber-sumber yang diperlukan benar-benar tersedia
4. Kebijaksanaan yang akan diimplementasikan didasarkan oleh suatu hubungan
5. Hubungan kausalitas bersifat langsung dan hanya sedikit mata rantai
penghubungnnya.
6. Hubungan saling ketergantungan kecil
7. Pemahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan
8. Tugas-tugas diperinci dan ditempatkan dalam urutan yang tepat
9. Komunikasi dan koordinasi yang sempurna
10. Pihak-pihak yang memiliki wewenang kekuasaan dapat menuntut dan
mendapatkan kepatuhan yang sempurna”. (Wahab, 2011)
24
dilaksanakan untuk intern pemerintah saja, akan tetapi ditujukan dan harus
lain, tindakan atau perbuatan manusia sebagai anggota masyarakat harus sesuai
sehingga keahlian dalam melihat situasi dan kondisi perlu dimiliki seorang
Pernikahan dini atau kawin dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh
pasangan atau salah satu pasangannya masih dikategorikan remaja yang masih
dini secara umum memiliki definisi umum yaitu perjodohan atau pernikahan yang
melibatkan satu atau kedua pihak, sebelum pihak wanita mampu secara fisik,
fisiologi, dan psikologi untuk menanggung beban pernikahan dan memiliki anak,
dengan batasan umur umum adalah di bawah 18 tahun. Pernikahan usia dini
adalah pernikahan yang dilakukan pada wanita dengan usia kurang dari 16 tahun
Pernikahan usia dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh sepasang laki-
laki dan perempuan remaja (Kumalasari, 2012). Pernikahan usia dini yaitu
merupakan intitusi agung untuk mengikat dua insan lawan jenis yang masih
perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada pasal 2
1. Faktor ekonomi
Orang tua mengawinkan anaknya karena keadaan ekonomi keluarga yang
kurang, sehingga untuk meringankan beban orang tua, mereka dikawinkan
dengan orang yang dianggap mampu.
2. Faktor kemauan sendiri
Pasangan usia dini merasa sudah saling mencintai dan adanya pengaruh media,
sehingga mereka terpengaruh untuk melakukan pernikahan usia muda.
3. Faktor pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan orang tua, anak,
dan masyarakat akan pentingnya pendidikan, makna serta tujuan perkawinan
sehingga menyebabkan terjadinya perkawinan usia muda.
4. Faktor keluarga
Kekhawatiran orang tua akan anaknya yang sudah mempunyai pacar yang
sudah sangat dekat, membuat orang tua ingin segera mengawinkan anaknya
meskipun masih dibawah umur. Hal ini merupakan hal yang sudah turun-
temurun. Sebuah keluarga tidak akan merasa tenang sebelum anak gadisnya
menikah.
1. Faktor individu
a. Perkembangan fisik, mental, dan sosial yang dialami seseorang. Makin
cepat perkembangan tersebut dialami, makin cepat pula berlangsungnya
perkawinan sehingga mendorong terjadinya perkawinan pada usia muda.
b. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh remaja. Makin rendah tingkat
pendidikan, makin mendorong berlangsungnya perkawinan usia muda.
c. Sikap dan hubungan dengan orang tua. Perkawinan usia dini dapat
berlangsung karena adanya sikap patuh dan atau menentang yang dilakukan
remaja terhadap perintah orang tua. Hubungan dengan orang tua
menentukan terjadinya perkawinan usia muda. Dalam kehidupan sehari-hari
sering ditemukan perkawinan remaja karena ingin melepaskan diri dari
pengaruh lingkungan orang tua.
d. Sebagai jalan keluar untuk lari dari berbagai kesulitan yang dihadapi,
termasuk kesulitan ekonomi. Tidak jarang ditemukan perkawinan yang
berlangsung dalam usia sangat muda, diantaranya disebabkan karena remaja
menginginkan status ekonomi yang lebih tinggi.
2. Faktor keluarga
Peran orang tua dalam menentukan perkawinan anak-anak mereka dipengaruhi
oleh faktor-faktor berikut :
a. Sosial ekonomi keluarga
Akibat beban ekonomi yang dialami, orang tua mempunyai keinginan untuk
mengawinkan anak gadisnya. Perkawinan tersebut akan memperoleh dua
keuntungan, yaitu tanggung jawab terhadap anak gadisnya menjadi
tanggung jawab suami atau keluarga suami dan adanya tambahan tenaga
kerja di keluarga, yaitu menantu yang dengan sukarela membantu keluarga
istrinya.
b. Tingkat pendidikan keluarga
Makin rendah tingkat pendidikan keluarga, makin sering ditemukan
perkawinan diusia muda. Peran tingkat pendidikan berhubungan erat dengan
pemahaman keluarga tentang kehidupan berkeluarga.
c. Kepercayaan dan atau adat istiadat yang berlaku dalam keluarga
Kepercayaan dan adat istiadat yang berlaku dalam keluarga juga
menentukan terjadinya perkawinan diusia muda. Sering ditemukan orang
tua mengawinkan anak mereka dalam usia yang sangat dini karena
keinginan untuk meningkatkan status sosial keluarga, mempererat hubungan
antar keluarga, dan atau untuk menjaga garis keturunan keluarga.
d. Kemampuan yang dimiliki keluarga dalam menghadapi masalah remaja
Jika keluarga kurang memiliki pilihan dalam menghadapi atau mengatasi
masalah remaja, (misal:anak gadisnya melakukan perbuatan zina), anak
28
diantaranya:
2.2.3 Perceraian
hubungan sebagai suami isteri (talak), perpisahan antara suami isteri selagi
keduanya masih hidup. Perceraian menurut Pasal 38 UU No. 1 Tahun 1974 adalah
putusnya perkawinan. Jadi perceraian adalah putusnya ikatan lahir batin antara
tangga dengan baik dan bahagia dan ingin bertahan lama, namun dalam proses
kehidupan sering kali tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan.
sering menjadi hambatan dan ketika keluarga tersebut tidak bisa melewati atau
perceraian. Perceraian yang terjadi atau dapat diterima jika sesuai denga prosedur
mengapa mengajukan perceraian juga harus jelas dan memenuhi syarat yang
sudah ditentukan negara. Karena hal itu sangat penting, perceraian atau cerai yang
bagaiaman bisa bertahan lama ketika kata carai diucapakan kemungkian akan
apabila pihak suami dan istri sudah tidak menemukan jalan keluar atas
semua pihak yang terlibat bagi pasangan yang tak lagi dapat hidup bersama dan
juga bagi anak-anak, mertua / ipar, sahabat, Perceraian dalam keluarga merupakan
perubahan besar, bagi anak-anak akan mengalami reaksi emosi dan perilaku
merupakan berakhirnya ikatan pernikahan antara suami dan istri karena tidak
terpenuhi kebutuhannya atau tidak dapat lagi hidup bersama dimana perceraian ini
Menurut Emy (2015:32) ada dua jenis perceraian yaitu cerai hidup dan
1. Cerai Hidup
Cerai hidup merupakan perpisahan antara suami dan istri atau berakhirnya
2. Cerai Mati
satu pasangan baik suami maupun istri, dimana pihak yang ditinggalkan harus
2016:23), yang menjelaskan bahwa ketika pasangan hidup dari seorang istri
1. Cerai Gugat
Cerai gugat merupakan berpisahnya hubungan suami dan istri dimana pihak
2. Cerai Talak
Cerai talak merupakan berpisahnya hubungan suami dan istri dimana pihak
1. Kurangnya Komunikasi
Tidak ada hubungan harmonis tanpa komunikasi yang baik. Misalnya karena
secara intelektual tak seimbang, pribadi terbuka yang beradapan dengan pribadi
2. Kurang Komitmen
Kurang komitmen biasanya ini terjadi salah satu pasangan atau bahkan
keduanya tidak siap dengan kenyataan yang diperoleh ketika sudah menikah.
Dari mulai kebiasaan, sifat asli, hingga tanggung jawab yang membesar. Jika
memperburuk keadaan. Jika suami tidak memberi nafkah atau istri hidup tidak
kedua merasa tidak nyaman dan tidak adil membagi kewajiban, dan juga hak.
terjadinya perceraian:
2. Krisis moral dan akhlak. Perceraian juga dapat disebabkan oleh krisis moral
dan akhlak contohnya seperti kelalaian tanggung jawab sebagai seorang suami
atau istri, poligami yang tidak sehat, penganiayaan dan keburukan perilaku
lainnya.
4. Pernikahan tanpa cinta. Alasan ini juga kerap kali didengar yang menjadi