Dosen pengampu:
Idil Akbar, S.IP., M.I.P.
Disusun oleh:
Sherly Fanesha
170410190031
Kelas A
METODE PENELITIAN
Van Meter dan Van Horn mengemukakan pendapatnya bahwa definisi dari
implementasi kebijakan adalah suatu tindakan yang dilaksanakan oleh organisasi
pemerintahan ataupun swasta baik secara individu maupun secara kelompok untuk
mencapai tujuan (Akib, 2010) . Implementasi kebijakan merupakan sarana penghubung
antara tujuan kebijakan dengan realisasi dengan hasil kegiatan pemernitah. Menurut
Edwards III (1984: 9-10), implementasi kebijakan diperlukan hadir ketika terdapat suatu
permasalahan yang perlu diatasi dan dipecahkan (Akib, 2010) . Menurut Edwards III
terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan proses implementasi,
yakni komunikasi, sumber daya, sikap birokrasi, dan struktur organisasi contohnya aliran
kerja birokrasi.
Dalam menganalisis implementasi kebijakan publik, Quade menyatakan bahwa
terdapat empat variabel yang perlu diperhatikan, yakni:
1) Kebijakan yang ideal, yakni pola interaksi yang diinginkan agar orang atau
sekelompok orang (organisasi pemerintahan) yang menetapkan kebijakan tersebut
berusaha untuk mewujudkannya.
2) Kelompok target, yakni subjek yang diharapkan dapat mengadopsi pola interaksi
yang baru melalui kebijakan dan subjek perlu berubah agar dapat memenuhi apa yang
diinginkan
3) Organisasi yang melaksanakan, yakni satuan birokrasi pemerintah yang bertugas
untuk mengimplementasikan kebijakan
4) Faktor lingkungan, yakni elemen yang terdapat di dalam sistem yang dapat
mempengaruhi implementasi kebijakan.
2. Angka Kematian Ibu (AKI) (Variabel Y)
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan jumlah kematian perempuan pada saat
hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan
tempat persalinan yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, bukan
karena sebab lain seperti terjatuh dan kecelakaan, per 100.000 kelahiran hidup
(Comdev, 2016) . Menurut McCharty J. Maine DA, kematian ibu meruapakn
fenomena kompleks yang disebabkan oleh banyak faktor yang mana dapat
dikategorikan menjadi determinan dekat, determinan antara, dan determinan jauh.
1) Determinan dekat merupakan hal-hal yang berhubungan langsung dengan kematian
ibu seperti penyakit atau infeksi yang dialami oleh ibu baik sebelum maupun selama
kehamilan.
2) Determinan antara merupakan hal-hal yang secara langsung mempengaruhi
determinan dekat yang mana berhubungan dengan faktor kesehatan, seperti status
kesehatan ibu, status reproduksi, akses terhadap pelayanan kesehatan, dan perilaku
penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan.
3) Determinan jauh merupakan hal-hal yang berhubungan dengan demografi dan
sosiokultural, seperti kesadaran masyarakat yang rendah tentang kesehatan ibu hamil,
pemberdayaan perempuan yang tidak baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi
keluarga, lingkungan masyarakat dan politik, serta kebijakan secara tidak langsung
diduga ikut berperan dalam meningkatkan kematian ibu (Susiana, 2019).
Dengan kata singkat, penyebab kematian ibu bukan hanya mengenai permasalan
kesehatan ibu. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan ibu hamil juga
berpengaruh terhadap AKI. Hal ini tergambar dengan masih banyak faktor tiga T,
yakni: Terlambat mencapai fasilitas; Terlambat mendapatkan pertolongan; dan
Terlambat mengenali tanda bahaya kehamilan dan persalinan. Selain itu juga
disebabkan oleh empat Ter, yakni: Terlalu muda; Terlalu tua; Terlalu sering
melahirkan dan Terlalu banyak.
5
Dimana:
F1 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 (Sangat Tidak Setuju)
F2 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 (Tidak Setuju)
F3 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 (Netral)
F4 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 (Setuju)
F5 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 (Sangat Setuju)
Untuk mendapatkan kecenderungan jawaban responden terhadap masing-masing
variabel, maka akan didasarkan pada nilai skor rata-rata dari hasil perhitungan Three Box
Method (Ferdinand, 2006), seperti sebagai berikut:
Menurut Augusty Ferdinand (2006), angka jawaban responden tidak dimulai dari
angka 0, tetapi mulai dari angka 1 hingga 10. Angka indeks yang dihasilkan menunjukkan
skor antara 232 - 46,5 dengan rentang sebesar 185,5. Dengan menggunakan Three Box
Method maka rentang sebesar 185,5 dibagi menjadi 3 bagian, sehingga menghasilkan
rentang untuk masing-masing bagian sebesar 61,83 dimana akan digunakan sebagai
interpretasi nilai indeks sebagai berikut:
Keterangan:
r = Koefisien validitas butir pertanyaan yang dicari
n = Banyaknya responden
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item
ΣX = Jumlah skor dalam kontribusi X
ΣY = Jumlah skor dalam kontribusi Y
= Jumlah kuadrat masing-masing X
= Jumlah kuadrat masing-masing Y
2. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiharto dan Simanjuntak (2006) reliabilitas merupakan petunjuk
bahwa instrumen dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang digunakan
dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu mengungkap informasi
yang sebenarnya dilapangan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha
Cronbach dengan software SPSS. Adapun rumus Alpha Cronbach adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
= koefisien reliabilitas alpha
k = banyaknya butir pernyataan
𝛴𝜎2𝑏 = jumlah varian butir
𝛴𝜎2𝑡 = varians total
LAMPIRAN
Daftar Pertanyaan Kuisioner
VARIABEL X (IMPLEMENTASI KEBIJAKAN)
No. Pertanyaaan STS TS N S SS
Ketepatan kebijakan
1. Menurut Anda, apakah kebijakan batas usia
minimal perkawinan yang berdasarkan pada
UU No. 16 Tahun 2019 tepat untuk
mengurangi perkawinan dini?
Ketepatan pelaksana
2. Menurut Anda, apakah pemerintah daerah
telah menegakkan kebijakan batas usia
minimal perkawinan yang berdasarkan pada
UU No. 16 Tahun 2019 dengan baik?
3. Apakah pemerintah daerah telah
melaksanakan sosialisasi mengenai kebijakan
batas usia minimal perkawinan yang
berdasarkan pada UU No. 16 Tahun 2019
dengan baik?
Ketepatan kelompok target
4. Menurut Anda, apakah kebijakan batas usia
minimal perkawinan yang berdasarkan pada
UU No. 16 Tahun 2019 tepat untuk
diimplementasikan pada remaja usia 15-19
tahun?
Ketepatan lingkungan
5. Menurut Anda, apakah kebijakan batas usia
minimal perkawinan yang berdasarkan pada
UU No. 16 Tahun 2019 bertentangan dengan
budaya yang ada?
6. Menurut Anda, apakah kebijakan batas usia
minimal perkawinan yang berdasarkan pada
UU No. 16 Tahun 2019 bertentangan dengan
ajaran agama yang Anda anut?
Ketepatan proses
7. Anda menerima kebijakan batas usia minimal
perkawinan yang berdasarkan pada UU No.
16 Tahun 2019 dengan baik
8. Anda akan/telah mematuhi kebijakan batas
usia minimal perkawinan yang berdasarkan
pada UU No. 16 Tahun 2019
9. Pemerintah telah melaksanakan strategi yang
baik agar masyarakat siap atas kebijakan
batas usia minimal perkawinan yang
berdasarkan pada UU No. 16 Tahun 2019
VARIABEL Y (ANGKA KEMATIAN IBU (AKI))
Status wanita dalam keluarga dan masyarakat
10. Apakah Anda mengikuti pendidikan formal
(SD/SMP/SMA)?
11. Apakah Anda memiliki pekerjaan?
12. Apakah Anda merasa memiliki kekuatan
sebagai perempuan (contoh: dapat
mengemukakan pendapat tanpa takut)
Perilaku sehat
13. Apakah Anda menggunakan kontrasepsi?
Status kesehatan wanita
14. Apakah Anda dalam kondisi gizi yang baik?
15. Apakah Anda memiliki Riwayat penyakit
kronik?
Akses pada pelayanan kesehatan
16. Lokasi pelayanan kesehatan dekat dengan
tempat tinggal Anda
17. Kualitas pelayanan kesehatan terdekat
memadai
18. Akses informasi mengenai kesehatan ibu
mudah didapat
REFERENSI
Apriana, R. (2018). Kecamatan Cibiru dalam Angka 2018. Bandung: BPS Kota Bandung.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
BPS. (2019). bps.go.id. Retrieved from Proporsi Perempuan Umur 20-24 Tahun yang Berstatus
Kawin atau Berstatus Hidup Bersama Sebelum Umur 15 Tahun:
https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data/0000/data/1358/sdgs_5/2
Budiaji, W. (2013). Skala Pengukuran dan Jumlah Respon Skala Likert. Jurnal Ilmu Pertanian
dan Perikanan, 127-133.
Comdev. (2016). Kajian Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan Angka Kematian
Ibu di Provinsi Jawa Barat. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak.
Cresswell, J. (2008). Educational Research, Planning, Conduting, and Evaluating Qualitative
and Quantitative Approaches. London: Sage Publictions.
Hamdi, A. S. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif (Aplikasi dalam Pendidikan). Yogyakarta:
Deepublish.
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Susiana, S. (2019). Angka Kematian Ibu: Faktor Penyebab dan Upaya Penanganannya. Info
Singkat, 13-18.
Yusuf, A. M. (2014). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.
Jakarta: Kencana.