Anda di halaman 1dari 3

Kegunaan teori precede-proceed

PRECEDE digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas masalah dan tujuan
program ,memberikan panduan dalam merancang program intervensi kesehatan yang efektif dan
tepat sasaran. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan
lingkungan, program dapat dirancang untuk mengatasi masalah kesehatan tertentu dengan cara
yang paling efektif. Memastikan partisipasi masyarakat dan kelompok sasaran dalam program
kesehatan Teori Precede-Proceed menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam
merancang dan mengimplementasikan program intervensi kesehatan. Dengan melibatkan
kelompok sasaran dalam proses perencanaan dan implementasi program, maka akan tercipta rasa
memiliki dan tanggung jawab bersama dalam menjaga kesehatan.

PROCEED digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan, serta implementasi dan
evaluasi. Program intervensi kesehatan dapat dirancang dan diimplementasikan dengan lebih
sistematis dan efektif. Hal ini dapat meningkatkan peluang keberhasilan program dan membantu
meminimalisir kegagalan program kesehatan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak
terduga. Teori proceed Mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan untuk program kesehatan
Teori Precede-Proceed membantu mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan untuk program
kesehatan, termasuk tenaga ahli, fasilitas, dan anggaran. Hal ini akan mempermudah proses
perencanaan dan pengalokasian sumber daya secara efektif.(Ninla Elmawati Falabiba, 2019)

Penerapan model precede-proceed dalam masyarakat

Penerapan model Precede-Proceed dalam masyarakat dilakukan untuk merancang program


intervensi kesehatan yang efektif dan tepat sasaran dengan melibatkan masyarakat secara aktif
dalam proses perencanaan dan implementasi program. Beberapa tahapan penerapan model
Precede-Proceed dalam masyarakat : diagnosis sosial, diagnosis epidemiologi, diagnosis perilaku
dan lingkungan, diagnosis pendidikan dan organisasi, dan diagnosis administrasi dan kebijakan,
implementasi, dampak, evaluasi.(Mandasari, 2021)

1. Diagnosis sosial

Diagnosis sosial adalah proses menetukan persepsi masyarakat terhadap kebutuhannya dan
aspirasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya, melalui partisipasi dan penerapan
berbagai informasi yang didesain sebelumnya. Penilaian dapat dilakukan atas dasar data sensus
ataupun vital statistic yang ada, maupun dengan melakukan pengumpulan data secara langsung
dari masyarakat. Bila data langsung dikumpulkan dari masyarakat, maka pengumpulan datanya
dapat dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan informan kunci, forum yang ada di
masyarakat, focus group discussion (FGD), nominal group process, dan survei.

2. Diagnosis epidemiologi

Pada tahap ini, masalah-masalah kesehatan yang didapatkan dari tahap pertama tadi digambarkan
secara rinci berdasarkan data yang ada, baik yang berasal dari data lokal, regional, maupun
nasional. Dalam tahap ini dilihat bagaimana pengaruh atau akibat dari masalah-masalah
kesehatan tersebut dengan mengacu pada mortalitas, morbiditas, tanda dan gejala yang
ditimbulkan. Dari tahap inilah perencana menetapkan suatu prioritas masalah yang nantinya akan
dibuat suatu perencanaan yang sistematis.

3. Diagnosis perilaku dan lingkungan

Diagnosis perilaku adalah analisis hubungan perilaku dengan tujuan atau masalah yang
diidentifikasi dalam diagnosis epidemiologi atau sosial. Sedangkan diagnosis lingkungan adalah
analisis paralel dari faktor lingkungan sosial dan fisik daripada tindakan khusus yang dapat
dikaitkan dengan perilaku. Fase ini mengidentifikasi faktor-faktor, baik faktor internal maupun
eksternal dari individu yang dapat berpengaruh terhadap masalah kesehatan

4. Diagnosis pendidikan dan perilaku

Sesuai dengan perspektif perilaku, tahap diagnosis pendidikan dan organisasional model
PRECEDE memberi penekanan pada faktor-faktor predisposisi, pendukung, dan penguat.
Pemilihan faktor-faktor mana yang harus diubah untuk memulai dan menjaga (maintain)
perubahan perilaku dilakukan pada fase ini karena intervensi spesifik juga disusun pada fase ini.
Diagnosis edukasi dan organisasi ini lah yang digunakan untuk melihat hal-hal spesifik yang
dapat meningkatkan atau menurunkan perilaku-perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.

5. Diagnosis administrasi dan kebijakan

Pada fase ini, dilakukan analisis kebijakan, sumber daya, dan peraturan yang berlaku yang dapat
memfasilitasi atau menghambat pengembangan program promosi kesehatan. Untuk diagnosis
administratif, dilakukan tiga penilaian, yaitu sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
program, sumber daya yang terdapat di organisasi dan masyarakat, serta hambatan pelaksanaan
program. Untuk diagnosis kebijakan, dilakukan identifikasi dukungan dan hambatan politis,
peraturan dan organisasional yang memfasilitasi program serta pengembangan lingkungan yang
dapat mendukung kegiatan masyarakat yang kondusif bagi kesehatan

6. Implementasi

Pada tahap ini, suatu intervensi (secara besar pada fase-fase sebelumnya) direncankan
berdasarkan analisis. Sekarang, yang harus kita lakukan adalah menjalankannya. Fase ini hanya
berupa pengaturan dan pengimplementasian intervensi yang telah direncanakan sebelumnya.
Pada fase ini, intervensi yang telah disusun pada fase kelima diterapkan secara langsung pada
masyarakat.

7. Dampak

Pada fase ini, kita mulai melakukan evaluasi terhadap sukses awal dari upaya kita. Apakah
intervensi tersebut menghasilkan efek yang kita inginkan pada faktor perilaku atau lingkungan
yang kita harapkan untuk berubah. Mengukur efektifitas program dari sudut dampak menengah
dan perubahan-perubahan pada faktor predisposing, enabling, dan reinforcing. Mengevaluasi
dampak dari intervensi pada faktor-faktor pendukung perilaku dan pada perilaku itu sendiri.

8. Evaluasi

Intervensi mungkin dapat secara sukses dilakukan, prosesnya sesuai dengan yang direncanakan,
dan terjadi perubahan yang memang diharapkan. Namun, hasilnya secara keseluruhan tidak
memiliki dampak pada masalah yang lebih luas. Dalam hal ini, kita harus memulai kembali
prosesnya sekali lagi, untuk melihat mengapa faktor yang kita fokuskan bukanlah faktor yang
tepat, dan untuk mengidentifikasi faktor lain yang mungkin berhasil. Mengukur perubahan dari
keseluruhan objek dan perubahan dalam kesehatan dan keuntungan sosial atau kualitas
kehidupan (outcome) yang menentukan efek terbesar pada intervensi terhadap kesehatan dan
kualitas kehidupan suatu populasi. Dibutuhkan waktu yang panjang untuk mendapatkan hasil,
dan mungkin beberapa tahun untuk benar-benar melihat perubahan kualitas hidup pada populasi
atau masyarakat.(Hadza, 2018)

Hadza, R. Q. (2018). Perencanaan Dan Evaluasi Kesehatan Model-Model Perencanaan. Unusa


Press, 2(June), 1–137.
Mandasari, A. A. (2021). Pengaplikasian Teori Precede Proceed Dalam Upaya Pemberdayaan
Masyarakat Di Kelurahan Sidotopo. Media Gizi Kesmas, 10(1), 16.
https://doi.org/10.20473/mgk.v10i1.2021.16-23
Ninla Elmawati Falabiba. (2019). Precede-Proceed. 8–32.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2194/3/BAB II.pdf

Anda mungkin juga menyukai