Anda di halaman 1dari 6

Bab 6 Perencanaan Promosi Kesehatan

Perencanaan Promosi Kesehatan adalah suatu proses diagnosa penyebab masalah, penetapan
prioritas, dan alokasi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Perencanaan promosi
kesehatan harus mengammbarkan karakteristik sasaran, partisipasi masyarakat terhadap
program, perilaku kesehatan masyarakat, penetapan pelaksanaan promosi kesehatan yang
direncanakan, antisipasi reaksi dari para profesional kesehatan lainnya, dan perubahan perilaku
akibat promosi kesehatan.

Menurut Green & Ottoson (1998) promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan
menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundang undangan untuk
perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan.

Model Perencanaan Promosi Kesehatan

Ada beberapa model yang sering digunakan,

Model PERT

Model ini dikembangkan sejak tahun 1960 (Ross dan Mico) dan dalam beberapa versi dan
modifikasi. Model PERT terdiri atas enam fase, yaitu Initiation, Need asessment, Goal setting,
planning / programming, Implementation, dan evaluation. Perhatian langsung atau dimensi
model ini adalah sebagai berikut

1. Dimensi isi, hal ini berarti diperlukan informasi untuk setiap fase.
2. Dimensi metode, hal ini meliputi cara mendapatkan dan menganalisis informasi
3. Dimensi proses, hal ini menunjukkan adanya tahapan tertentu secarasistematis.

Model PRECEDE-PROCCED

Model ini dikembangkan oleh Green dan Kreuter (1991) pada tahun 1980, merupakan model
yang paling cocok diterapkan dalam perencanaan dan evaluasi promosi kesehatan, yang
dikenal dengan model PRECEDE (predisposing, Reinforcing and Enabling Causes in
Educational Diagnosis and Evaluation ). PRECEDE merupakan kerangka untuk membantu
perencanaan mengenal masalah, mulai dari kebutuhan pendidikan sampai pengembangan
program. Pada tahun 1991, model ini disempurnakan menjadi model PRECEDE PROCEED.
PROCEED merupakan singkatan dari Policy, Regulatory, and Organizational Contructs in
Educational and Environmental Development.
Dalam aplikasinya, PRECEDE-PROCEED dilakukan bersama sama dlam proses
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. PRECEDe digunakan pada fase diagnosis masalah,
penetapan prioritas dan tujuan program, sedangkan PROCEED digunakan untuk menetapkan
sasaran dan kriteria kebijakan, pelaksanaan dan evaluasi. Menurut Schmidt dkk. (1990), model
ini paling banyak diterima dan telah berhasil diterapkan dalam perencanaan program program
komprehensif dalam banyak susunan yang berlainan, serta model ini dianggap lebih
berorientasi praktis.

Langkah Langkah Perencanaan Promosi Kesehatan

Menentukan kebutuhan promosi kesehatan

Diagnosis masalah

Dilakukan dengan menggunakan kerangka PRECEDE-PROCEED

Fase 1 (diagnosis sosial )

Diagnosis sosial adalah proses menentukan persepsi masyarakat terhadap kebutuhannya dan
aspirasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya, melalui partisipasi dan penerapan
berbagai informasi yang di desain sebelumnya.

Fase 2 (Diagnosis epidemiologi )

Pada fase inimerupakan fase identifikasi siapa atau kelompok mana yang terkena masalah
kesehatan (umur, jenis kelamin, lokasi, dan suku ). Disamping itu juga dicari bagaimana
pengaruh atau akibat dari masalah kesehatan tersebut dan cara menanggulangi masalah
tersebut. Informasi ini sangat penting untuk menetapkan prioritas masalah dan akibat yang
ditimbulkan, serta kemungkinan untuk diubah. Prioritas masalah harus tergambar pada tujuan
program dengan ciri who will benefit how much of what outcome by when.

Fase 3 (Diagnosis perilaku dan lingkungan )

Untuk fase ini, masalah perilaku dan lingkungan yang memengaruhi perilaku dan status
kesehatan atau kualitas hidup seseorang atau masyarakat diidentifikasi. Indikator masalah
perilaku yang memengaruhi status kesehatan seseorang adalah pemanfaatan pelayanan
kesehatan (utilization), upaya pencegahan (preventive action), pola konsumsi makanan
(consumption pattern), kepatuhan (compliance), dan upaya pemeliharaan kesehatan sendiri
(self care). Langkah dalam melakukan diagnosis perilaku dan lingkungan, yaitu 1) memisahkan
faktor perilaku dan nonperilaku sebagai penyebab masalah kesehatan, 2) mengidentifikasi
perilaku yang dapat dicegah dan perilaku yang berhubungan dengan tindakan perawatan dan
pengobatan, 3) mengurutkan masalah perilaku dan lingkungan berdasarkan besarnya pengaruh
terhadap kesehatan 4) mengurutkan masalah perilaku dan lingkungan berdasarkan
kemungkinan untuk dirubah, 5)menetapkan perilaku dan lingkungan yang menjadi sasaran
program. Setelah itu tetapkan tujuan perubahan perilaku dan lingkungan yang ingin dicapai
program.

Fase 4 (diagnosis pendidikan dan organisasional)

Identifikasi diagnosis pendidikan dan organisasional dilakukan berdasarkan perilaku yang


memengaruhi status kesehatan seseorang atau masyarakat, yaitu 1) faktor predisposisi
(predisposising factors) meliputi pengetahuan, sikap, persepsi, kepercayaan dan nilai atau
norma yang diyakini seseorang, 2) faktor pendorong (enabling factors), yaitu faktor
lingkungan yang memfasilitasi perilaku seseorang, dan 3) faktor penguat (reinforcing factors),
yaitu perilaku orang lain yang berpengaruh mendorong seseorang untuk berperilaku. Langkah
selanjutnya adalah menetapkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai berdasarkan faktor
predisposisi yang telah diidentifikasi, dan menetapkan tujuan organisasional berdasarkan
faktor penguat dan faktor pendorong yang telah diidentifikasi melalui upaya pengembangan
organisasi dan sumberdaya.

Fase 5 (Diagnosis administrasi dan kebijakan )

Fase ini dilakukan analisis kebijakan, sumber daya, dan peraturan yang berlaku yang dapat
memfasilitasi atau menghambat pengembangan program promosi kesehatan, untuk diagnosa
administratif dilakukan tiga penilaian, yaitu sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
program, sumber daya yang terdapat di masyarakat, serta hambatan pelaksanaan program.
Untuk diagnosis kebijakan, dilakukan identifikasi dukungan dan hambatan politis, peraturan
dan organisasional yang memfasilitasi program serta pengembangan lingkungan yang dapat
mendukung kegiatan masyarakat yang kondusif bagi kesehatan. Fase ini kita melangkah
dengan perencanaan PRECEDE ke implementasi dan evaluasi dengan PROCEED.

Data yang dibutuhkan untuk perencanaan promosi kesehatan dapat diperoleh dari berbagai
sumber berikut.

1. Dokumen yang ada


2. Langsung dari masyarakat, untuk mengetahui status kesehatan masyarakat, perilaku
kesehatan, dan determinan perilaku itu.
3. Petugas kesehatan di lapangan
4. Tokoh masyarakat.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut

1. Key informant approach


Cara ini cukup sederhana karena informasi yang diperoleh mewakili berbagai
perspektif dan selain untuk membuat perencanaan, data yang ada juga dapat membantu
pengimplementasian promosi kesehatan. Informasi yang diperoleh dari informan kunci
melalui focus groups discussion sangat menolong untuk memahami masalah yang ada.
2. Community forum approach
Data dikumpulkan melalui forum diskusi. Promotor kesehatan bersama masyarakat
mendiskusikan masalah yang ada dan jalan keluarnya. Jika dilihat dari sudut program,
cara ini sangat ekonomis dan promotor kesehatan dapat memahami masalah dari
berbagai sudut pandang masyarakat.

Menetapkan prioritas masalah

Langkah langkah untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan meliputi hal hal berikut.

1. Menentukan status kesehatan masyarakat.


2. Menentukan pola pelayanan kesehatan masyarakat yang ada
3. Menentukan hubungan antara status kesehatan dan pelayanan kesehatan di masyarakat.
4. Menentukan determinan masalah kesehatan masyarakat (meliputi tingkat pendidikan,
umur, jenis kelamin, ras, letak geografis, kebiasaan atau perilaku dan kepercayaan yang
dianut)

Mengembangkan Komponen Promosi Kesehatan

Menentukan tujuan promosi kesehatan

Tujuan promosi kesehatan terdiri atas tiga tingkatan (Green, 1991), yaitu tujuan program,
tujuan pendidikan, dan tujuan perilaku.

Tujuan Program (program objective) , merupakan refleksi dari fase sosial dan epidemiologi,
berupa pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan
dengan status kesehatan. Tujuan ini harus mencakup who will in how much of what by when.
Tujuan program juga sering disebut sebagai tujuan jangka panjang.

Tujuan Pendidikan (educational objective ). Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang


harus dicapai agar tercapai tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan pendidikan disebut juga
tujuan jangka menengah.

Tujuan Perilaku (behavior objective). Merupakan tujuan jangka pendek, yang merupakan
gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan perilaku
berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan.

Menentukan sasaran promosi kesehatan

Pada tahap ini ditentukan sasaran langsung (primer) dan sasaran tidak langsung (sekunder dan
tersier). Sasaran promosi kesehatan adalah individu dan kelompok, atau keduanya.

Menentukan isi promosi kesehatan

Komponen isi promosi kesehatan berisi bahan yang akan disampaikan kepada sasaran untuk
meningkatkan pencapaian tujuan. Prsyaratan isi promosi kesehatan meliputi berorientasi pada
tujuan, harus menunjang pencapaian tujuan (khususnya tujuan jangka pendek), dan harus
disusun berdasarkan masing masing tujuan jangka pendek paling sedikit jumlahnya sama
dengan tujuan jangka pendek yang dirumuskan.

Menentukan metode yang akan digunakan

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan metode promosi kesehatan
adalah sebagai berikut

1. Aspek yang akan dicapai


Aspek pengetahuan
Aspek sikap
Aspek keterampilan
2. Sumberdaya yang dimiliki masyarakat
3. Jenis atau jumlah sasaran
Menentukan media yang akan digunakan

Media yang dipilih harus bergantung pada jenis sasaran, tingkat pendidikan sasaran, aspek
yang ingin dicapai, metode yang digunakan, dan sumer daya yang ada.

Menyusun rencana evaluasi

Di tahap ini, dijabarkan kapan evaluasi akan dilaksanakan, di mana dilaksanakan, kelompok
sasaran yang mana yang akan dievaluasi dan siapa yang akan melaksanakan evaluasi.

Menyusun jadwal pelaksanaaan

Merupakan penjabaran dari waktu, tempat dan pelaksanaan yang biasanya disajikan dalam
bentuk Gantt chart.

Anda mungkin juga menyukai