Anda di halaman 1dari 28

LAMPIRAN 1 ( SATU )

ARTIKEL PENELITIAN

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data pada


Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan
Masyarakat
Arnild Augina Mekarisce
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi

Abstrak

Pendahuluan: Secara umum, penelitian diartikan sebagai rangkaian aktivitas keilmiahan yang terencana,
terstruktur, sistematis, dan memiliki tujuan secara praktis dan teoritis, baik pada penelitian kuantitatif
maupun kualitatif. Dikatakan terstruktur karena kegiatan ini berlangsung mengikuti suatu proses dan
tahapan-tahapan tertentu. Salah satu tahapannya adalah tahapan dalam pengumpulan data. Data
merupakan komponen yang krusial, sehingga dalam perjalanannya, data yang dikumpulkan harus
memenuhi syarat pada pemeriksaan keabsahan data. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan teori
mengenai teknik pemeriksaan keabsahan data pada penelitian kualitatif di bidang kesehatan masyarakat.

Metode: Metode penelitian menggunakan literature review, yaitu literatur dikumpulkan dari beragam
sumber data, seperti buku, artikel ilmiah, dan jurnal yang saling terkait.

Pembahasan: Teknik pemeriksaan keabsahan data merupakan salah satu unsur dalam penelitian kualitatif
yang tidak dapat dipisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif di bidang kesehatan
masyarakat. Teknik ini meliputi uji kredibilitas (perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan,
triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi, dan member check), transferabilitas,
dependabilitas, maupun konfirmabilitas. Kesimpulan: Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dapat
dilakukan pada penelitian kualitatif di bidang kesehatan masyarakat yaitu dengan melakukan uji
kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, maupun konfirmabilitas.

Kata kunci: kredibilitas, transferabilitas, triangulasi, dependabilitas, konfirmabilitas

Data Validity Check Techniques in Qualitative Research in Public


Health

Abstract

Introduction: In general, the research method is defined as a scientific activity that is planned, structured,
systematic, and has specific objectives both practical and theoretical, both in quantitative and qualitative
research. It is said to be structured because this activity takes place following a certain process and stages.
One of the stages is the stage in data collection. Data is very crucial in the research, so that in its journey,
the data collected must meet the requirements on the validity of the data. This study aims to explain the
theory about the data validity check techniques in qualitative research in public health.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 12 Edisi 3, 2020 1
Method: The method used is literature review, which is literature collected from various sources such as
books, journals, scientific articles that are interrelated.

Result: Data Validity Check Techniques is an inseparable element of the body of qualitative research
knowledge in the field of public health. Data validity checking techniques in this qualitative study include
credibility tests (extended observations, increasing perseverance, triangulation, negative case analysis,
using reference material, or holding a member check), transferability, dependability, and confirmability.

Conclusion: Data validity checking techniques that can be carried out in qualitative research in the field of
public health are by conducting tests of credibility, transferability, dependability, and confirmability.

Keywords: credibility, transferability, triangulation, dependability, confirmability

Alamat Korespondensi:
Arnild Augina Mekarisce

Program Studi Ilmu Kesehatan


Masyarakat Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Jln. Letjend Soeprapto No. 33, Telanai Pura,


Jambi Email: augina@unja.ac.id

PENDAHULUAN pendidikan dan kebiasaan merokok, serta


Secara epistemologis, penelitian apakah secara statistik signifikan?1,2
merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam Di pihak lain, peneliti kualitatif akan
rangka untuk menemukan jawaban atas menekankan pada pertanyaan mengapa orang
permasalahan maupun pengetahuan baru. mempunyai kebiasaan merokok? Bagaimana
Penelitian selanjutnya dapat diklasifikasikan pola tipikal kebiasaan orang dalam merokok?
menjadi dua paradigma, yaitu penelitian Mengapa prevalensi merokok jauh lebih tinggi
kuantitatif dan penelitian kualitatif. pada laki-laki dibandingkan perempuan?
Perbedaan paradigma ini tidak hanya Karena pertanyaannya tentang “how dan
mempengaruhi tujuan peneliti dalam why,” bukan “what, do, does, is, are,” maka
memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga penelitian kualitatif tidak mengenal pengujian
mempengaruhi pemilihan metode dan peran hipotesis secara statistik, walaupun mengenal
peneliti, serta kriteria untuk menilai apakah pengujian hipotesis.1
sebuah penelitian berkualitas atau tidak Qualitative reseacrh is a means for
berkualitas.1 exploring and understanding the meaning
Penelitian kuantitatif dan kualitatif individuals or groups ascribe to a social or
memiliki perbedaan dalam masalah
human problem. The proccess of research
penelitian (research question). Penelitian
kuantitatif menekankan pada pertanyaan involves emerging questions and procedures;
―what, do, does, is, dan are,” sedangkan collecting data in the participants setting;
penelitian kualitatif menekankan perhatian analyzing the data inductively, building from
pada pertanyaan “how dan why”. Contoh, particulars to general themes; and making
berdasarkan data Riskesdas 2018, di interpretations of the meaning of data. The
Indonesia prevalensi merokok pada laki-laki final written report has a flexible writing
sebesar 62,9% dan pada perempuan sebesar
structure. Adapun penelitian kualitatif
4,8%, jadi prevalensi merokok tinggi pada
laki-laki. Terhadap fenomena itu, peneliti
kuantitatif akan menekankan, apakah
prediktor kebiasaan merokok? Apakah
kebiasaan merokok berkaitan dengan tingkat
pendidikan dan income? Seberapa besar
kekuatan hubungan antara tingkat
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 12 Edisi 3, 2020 2
merupakan suatu proses mengeksplorasi sehingga dapat digunakan untuk menemukan
dan memahami pemaknaan atas perilaku dan memahami apa yang tersembunyi
yang dilakukan oleh individu dan dibalik fenomena yang merupakan sesuatu
kelompok, serta menggambarkan yang sulit untuk dipahami secara
bagaimana terjadinya permasalahan dalam memuaskan.5
bidang sosial maupun kemanusiaan. Proses Karakteristik yang utama dalam
penelitian ini terdiri atas pertanyaan penelitian kualitatif antara lain
penelitian dan prosedur yang bersifat memfokuskan perhatian pada kondisi yang
sementara, pengumpulan data, analisis data bersifat alamiah, langsung kepada sumber
yang dilakukan secara induktif, data (primer/sekunder), peneliti merupakan
mengkonstruksikan data parsial ke tema, instrumen utama, penyajian data dapat
kemudian menginterpretasikan makna data, berbentuk kata/gambar, tidak menekankan
dan kegiatan akhirnya yaitu menuliskan pada bentuk angka, lebih mengutamakan
laporan.3 proses daripada produk/hasil, analisis data
Metode kualitatif berkembang ketika dilakukan secara induktif, serta menekankan
terjadinya perubahan terhadap paradigma pemaknaan di balik data yang diamati oleh
dalam memandang suatu realitas, peneliti.6
fenomena, maupun gejala yang diamati. Peneltian kualitatif tidak memerlukan
Saat terjadinya perubahan paradigma pengamatan pada seluruh anggota populasi,
tersebut, realitas sosial telah dipandang Penerapan penelitian kualitatif di bidang
dan dipahami sebagai hal yang holistik, kesehatan masyarakat dapat dengan
kompleks, dinamis, dan penuh dengan menggunakan beberapa informan untuk
pemaknaan.3,4 memahami proses yang terjadi berkaitan
Penelitian kualitatif juga merupakan dengan fenomena penyakit, kesehatan,
jenis penelitian yang menghasilkan maupun perilaku terkait kesehatan, karena
penemuan- penemuan yang tidak dapat dengan adanya informasi yang kaya dari
dicapai (diperoleh) oleh dengan sejumlah kecil informan, peneliti kualitatif
menggunakan prosedur statistik atau cara- dapat mengeksplorasi dengan intens proses
cara lain dari kuantifikasi (pengukuran), yang menjelaskan dan konteks yang
melatarbelakangi fenomena yang terkait
kesehatan yang menjadi perhatian peneliti. 1 keabsahan data. Penelitian ini bertujuan untuk
Peneliti yang merupakan instrumen menjelaskan teori mengenai teknik
utama pada penelitian kualitatif juga pemeriksaan keabsahan data pada penelitian
menunjukkan bahwa dalam penelitian kualitatif di bidang kesehatan masyarakat.3,7,8
kualitatif instrumennya adalah orang atau
human instrument, maka peneliti di bidang METODE
kesehatan masyarakat juga harus Metode penelitian yang digunakan adalah
mempunyai pemahaman teori dan wawasan literature review, yaitu literatur yang
yang luas untuk mendapatkan pandangan dikumpulkan dari beragam sumber seperti buku,
yang holistik atas konteks yang dikaji, artikel ilmiah, dan jurnal yang terkait
karenanya harus memiliki kemampuan
dalam bertanya, melakukan analisis,
memotret, dan mengkonstruksi objek yang
diteliti menjadi lebih jelas, rinci, dan penuh
makna, terutama terkait teknik pemeriksaan
keabsahan data dalam penelitian kualitatif di
bidang kesehatan masyarakat. Hal ini
penting untuk diperhatikan, karena data
merupakan komponen yang krusial dalam
penelitian, data inilah yang akan digunakan
sebagai sumber analisis data, yang
selanjutnya akan digunakan sebagai dasar
dalam penarikan kesimpulan, sehingga data
yang didapatkan harus memenuhi syarat

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 12 Edisi 3, 2020 3


dengan teknik pemeriksaan keabsahan yaitu uji kredibilitas, uji transferabilitas, uji
data pada penelitian kualitatif di bidang dependabilitas, dan uji konfirmabilitas.
kesehatan masyarakat.
PEMBAHASAN
HASIL

Teknik pemeriksaan keabsahan data Uji Kredibilitas (Credibility)


tidak hanya digunakan untuk
menyanggah apa yang telah dituduhkan Dalam penelitian kuantitatif, kredibilitas
kepada konsep penelitian kualitatif, yang disebut validitas internal. Dalam penelitian
mengatakan bahwa penelitian ini tidak kualitatif, data dapat dinyatakan kredibel
bersifat ilmiah, tetapi teknik pemeriksaan apabila adanya persamaan antara apa yang
keabsahan data ini merupakan sebagai dilaporkan peneliti dengan apa yang
tahapan yang tidak dapat dipisahkan dari sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
tubuh pengetahuan pada penelitian Ketika di lapangan ditemukan bahwa terdapat
kualitatif. kekurangan tenaga kesehatan di lingkungan
Teknik pemeriksaan keabsahan data rumah sakit, maka permasalahan kekurangan
pada penelitian kualitatif diantaranya tenaga kesehatan inilah yang akan dieksplorasi
informasinya oleh peneliti lebih detail,

Uji Keabsahan
Data

Uji KredibilitasUjiUjiUji
DataTransferabilitasDependabilitasKonfirmabilitas

Perpanjangan Meningkatkan Analisis Kasus Menggunakan


Triangulasi Member Check
Pengamatan Ketekunan Negatif Bahan Referensi

Triangulasi Triangulasi Triangulasi


Sumber Teknik Waktu

Gambar 1. Uji Keabsahan Data dalam Penelitian


Kualitatif

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 12 Edisi 3, 2020 4


semakin luas dan tajam. Sebagai
bukan yang terkait dengan ketersediaan sarana
dan prasarana kesehatan. Uji kredibilitas data
atau kepercayaan data penelitian kualitatif
terdiri atas perpanjangan pengamatan,
meningkatkan ketekunan, triangulasi, analisis
kasus negatif, menggunakan bahan referensi
dan member check.3
a) Perpanjangan pengamatan
Pada tahap awal peneliti
memasuki lapangan, peneliti masih
dianggap sebagai orang asing, masih
dicurigai, sehingga informasi yang
diberikan belum lengkap, tidak
mendalam, dan masih memungkinkan
banyak hal yang dirahasiakan. Dengan
perpanjangan pengamatan ini berarti
hubungan peneliti dengan narasumber
akan semakin terbentuk
rapport, semakin akrab (tidak
ada jarak lagi), semakin terbuka,
saling mempercayai sehingga tidak
ada informasi yang disembunyikan
lagi. Apabila telah terbentuk
rapport, maka telah terjadi kewajaran
dalam penelitian, dimana kehadiran
peneliti tidak lagi
mengganggu perilaku yang dipelajari.2
Dalam perpanjangan pengamatan
untuk menguji kredibilitas data
penelitian, yaitu dengan cara
melakukan pengamatan apakah data
yang diperoleh sebelumnya itu benar
atau tidak ketika dicek kembali ke
lapangan. Bila setelah dicek kembali
ke lapangan sudah benar, berarti sudah
kredibel, maka waktu perpanjangan
pengamatan dapat diakhiri oleh
peneliti. Sebagai bentuk pembuktian
bahwa peneliti telah melakukan uji
kredibilitas, maka peneliti dapat
melampirkan bukti dalam bentuk surat
keterangan perpanjangan pengamatan
dalam laporan penelitian.3

b) Meningkatkan ketekunan
Peneliti dapat meningkatkan
ketekunan dalam bentuk pengecekan
kembali apakah data yang telah
ditemukan itu benar atau tidak, dengan
cara melakukan pengamatan secara
terus-menerus, membaca berbagai
referensi buku maupun hasil penelitian
atau dokumentasi yang terkait,
sehingga wawasan peneliti akan

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 12 Edisi 3, 2020 151


contoh, ketika melihat sekelompok teknik i
masyarakat yang sedang olahraga pagi, yang
bagi sebagian orang aktivitas ini hanya berbed
sebagai sarana untuk memelihara a. observasi,
kesehatan secara fisik, namun peneliti Misaln
dapat memiliki pandangan yang berbeda ya data
setelah dilakukannya pencermatan secara yang
mendalam, sehingga diketahui olahraga telah
pagi itu merupakan sarana untuk ataupun
transaksi bisnis.3 diperol dokumenta
eh si kepada
c) Triangulasi melalu informan
Sebuah konsep metodologis pada i A tersebut,
penelitian kualitatif yang perlu diketahui wawan maupun
oleh peneliti kualitatif selanjutnya cara sebaliknya
adalah teknik triangulasi. Tujuan menda .3
triangulasi adalah untuk meningkatkan lam - Wawan
kekuatan teoritis, metodologis, maupun kepada cara
interpretatif dari penelitian kualitatif. inform
Triangulasi diartikan juga sebagai an mendal
kegiatan pengecekan data melalui A am
beragam sumber, teknik, dan waktu.1,3 terkait (indept
1) Triangulasi sumber persep h
Triangulasi sumber dapat si,
intervie
dilakukan dengan cara melakukan gagasa
w):
pengecekan data yang telah n,
harapa sebagia
diperoleh melalui berbagai sumber. n besar
Sebagai contoh, untuk menguji n,
sikap, sumber
kredibilitas data tentang gaya
gaya data
kepemimpinan menteri kesehatan,
maka pengujian keabsahan terhadap hidup, peneliti
data yang telah diperoleh dapat dan an
dilakukan kepada bawahan yang lingku kualita
dipimpin, kepada atasan yang ngan tif
menugasi, dan kepada rekan kerja. masyar didasar
Data dari ketiga sumber yang akat kan
berbeda tersebut, tidak dapat dirata- terhad pada
ratakan seperti dalam penelitian ap wawan
kuantitatif, tetapi dapat pengi cara
dideskripsikan, dikategorisasikan, mplem
mendal
mana pandangan yang sama, yang entasia
am,
berbeda, dan mana spesifik dari tiga n
teknik
sumber data tersebut. Data yang keseha
tan ini
telah dianalisis tersebut dapat mengg
menghasilkan suatu kesimpulan gratis,
maka unakan
yang selanjutnya dapat dilakukan
dilaku pertany
kesepakatan (member check) dengan
tiga sumber data tersebut.3 kan aan
2) Triangulasi teknik pengec open-
Triangulasi teknik dapat ekan ended,
dilakukan dengan melakukan inform dengan
asi mengut
pengec sumber kemba amakan
ekan yang sama, li
data namun sikap
melalu etis
kepada dengan
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 12 Edisi 3, 2020 151
terh dari elitian,
adap semua i baik
infor metode n berupa
man pengum t sumber
yang pulan e tertulis,
seda data r film,
ng dalam a gambar
k
dipel penelitia , (foto),
s
ajari n dan
i
. kualitatif karya-
Data , i karya
yang khususn n monum
dipe ya t ental,
role menyan e yang
h gkut r
beru ilmu- p semuan
pa ilmu e ya
pers sosial r itu
epsi, dan s membe
pen perilaku o rikan
dapa manusia n informa
t, . a si bagi
pera Observa l proses
.
saan si ini 9 peneliti
, dilakuka , an.13,14
dan n 1 Apabila
pen dengan 2 dengan
geta pengam berbaga
- Dok
hua atan i
um
n.6,9,1 terhada en:
0,11
p apa dok
- Obs yang um
erva diteliti en
si yang mer
hasilnya upa
(pen dapat kan
gam berupa su
atan gambara mb
): n yang er
obse ada di dat
rvasi lapanga a
mer n dalam yan
upak bentuk g
an sikap, dig
sala tindakan una
h , kan
satu pembica unt
dasa raan, uk
r m mel
fund au eng
ame pu
kapi
ntal n
pen
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 12 Edisi 3, 2020 151
t sam k n
e a u teta
k lain k p
n nya, a me
i pene n ngg
k liti una
dapa p aka
t t e n
e mela n tek
r kuka g nik
s n e yan
e disk c g
b usi e sam
u lebi k a,
t h a na
m lanj n mu
e ut n
n kepa k den
g da e gan
h sum m wa
a ber b ktu
s data a ata
i yang l u
l terk i situ
k ait asi
a hing t yan
n ga e g
dida r ber
d patk h bed
a an a a.
t kepa d Seb
a stian a aga
dan p i
y kebe con
a nara d toh,
n n a keti
g data t ka
nya.3 a ingi
b 3) Triang n
e ulasi k me
r waktu e ngi
b T p den
e rian a tifi
d gula d kasi
a si a fakt
- wakt or
b u s pen
e dapa u gha
d t m mb
a dila b at
kuka e dan
s n r pen
a deng duk
t an d ung
u mela a dari

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 12 Edisi 3, 2020 151


p akat a
e (Pus n d) Analisis
n kes n kasus
i mas) y negative
n , a K
g mak asus
k a s nega
a infor e tif
t man c mer
a sebe a upak
n lum r an
nya a suat
p yang u
e telah b kon
l dila e disi
a kuka r data/
y n u kasu
a waw l s
n anca a yang
a ra n berb
n men g eda
dala deng
k m, h an
e diul i hasil
s angi n pene
e waw g litia
h anca g n.
a rany a Anal
t a isis
a pada d kasu
n wakt i s
u t nega
d atau e tif
i situa m dapa
P si u t
u berb k dila
s eda. a kuka
a Apa n n
t bila deng
K hasil k an
e uji e mela
s tetap p kuka
e men a n
h unju s penc
a kkan t aria
t data i n
a yang a data
n berb n yang
eda, berb
M d eda
a pene a atau
s liti t bahk
y a an
a mel . bert
3
r akuk enta

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 12 Edisi 3, 2020 151


n i i kelo
g berga n mpo
a ntung i k ini
n pada b kem
d seber e udia
e apa n n
n besar a men
g kasus r yata
a negat a kan
n if, t bah
d jika a wa
a ada u si A
t 99% adal
a orang t ah
y meng i peng
a ataka d edar
n n a nark
g bahw k oba,
t a si . bera
e A, J rti
l peng i kasu
a edar k s
h narko a nega
d ba, tifny
it sedan p a
e gkan a tida
m 1% d k
u meny a ada
k ataka lagi.
a n a Den
n tidak k gan
s (nega h dem
e tif), i ikia
c maka r n,
a penel n tem
r iti y uan
a harus a pene
l menc litia
e ari y n
b tahu a men
i secar n jadi
h a g lebi
m mend h
e alam 1 kred
n dan % ibel.
3
d mene
a muka an bagian
l n e) Menggun dari
a kepas akan pendukun
m tian bahan g untuk
. apak referensi membukti
U ah Bah kan data
ji 1% an yang
i kelo referensi ditemuka
n mpok merupak n oleh

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 12 Edisi 3, 2020 151


peneliti data atau eksternal yang Uji Dependabilitas
secara informan. terkait dengan (Dependability)
autentik. Member konsep
Sebagai check dapat generalisasi data. Dalam
contoh, dilakukan Transferabilitas penelitian
data hasil setelah menunjukkan kuantitatif,
wawancar berakhirnya derajat ketepatan dependabilitas
a satu periode atau sejauh mana disebut
mendala pengumpul dapat reliabilitas.
m dengan an data. diterapkannya Dikatakan
informan Mekanisme hasil penelitian ke memenuhi
dilengkap nya dapat populasi dimana dependabilitas
i rekaman dilakukan informan tersebut ketika peneliti
audio- secara dipilih. Pada berikutnya dapat
visual individual, penelitian mereplikasi
saat yaitu kualitatif, nilai rangkaian proses
dilakukan peneliti transferabilitas penelitian
nya menemui tergantung pada tersebut. Uji
wawancar sumber data pembaca, sampai dependabilitas
a atau sejauh mana hasil dapat dilakukan
mendala bertemu penelitian melalui kegiatan
m.3 dalam tersebut dapat audit terhadap
forum diterapkan pada seluruh proses
f) Member diskusi konteks dan penelitian. Hasil
check kelompok. situasi sosial yang penelitian tidak
Memb Pada proses lain. Jika dapat dikatakan
er check ini data pembaca dependable jika
merupakan dapat memperoleh peneliti tidak
suatu ditambah, gambaran dan dapat
proses dikurangi, pemahaman jelas membuktikan
pengeceka ataupun tentang laporan bahwa telah
n data ditolak oleh penelitian dilakukannya
kepada sumber data (konteks dan rangkaian proses
sumber hingga fokus penelitian), penelitian secara
data. diperolehny seperti mengenai nyata.3
Adapaun a gambaran Mekanisme
tujuan kesepakata kualitas uji
dilakukann n bersama, pelayanan dependabilitas
ya dapat kesehatan praktik
member berupa bidan mandiri di dapat dilakukan
check dokumen Kabupaten X
yaitu agar yang telah secara jelas, maka melalui
informasi ditanda- hasil penelitian
yang tangani.3 itu dapat audit
diperoleh dikatakan
dalam Uji Transferabilitas memiliki oleh
laporan (Transferability) transferabilitas
penelitian tinggi.3,15 auditor
memiliki Dalam independen,
kesesuaian
dengan penelitian atau
apa yang
dimaksudk kuantitatif, pembimbing
an oleh transferabilitas
sumber disebut validitas terhadap
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 12 Edisi 3, 2020 151
rangkaian proses diragukan.3 melakukan
penelitian. konfirmasi
Sebagai contoh, Uji Konfirmabilitas hasil
bagaimana (Konfirmability) temuannya.
peneliti mulai Peneliti di
menentukan Dalam bidang
masalah maupun penelitian kesehatan
fokus penelitian, kuantitatif, masyarakat
misalnya terkait konfirmabilitas dapat
implementasi disebut melakukan
objektivitas, konfirmabilitas
kebijakan yaitu apabila dengan cara
hasil penelitian merefleksikan
Kawasan telah disepakati
banyak orang.3
Tanpa Rokok Konfirmabil
(KTR), itas dalam
bagaimana penelitian
menentukan kualitatif lebih
sumber data diartikan sebagai
yang dapat konsep
menjelaskan intersubjektivitas
tentang KTR, (konsep
bagaimana transparansi),
memasuki yang merupakan
bentuk
lapangan, ketersediaan
bagaimana peneliti dalam
mekanisme mengungkapkan
pengumpulan kepada publik
data, bagaimana mengenai
melakukan bagaimana proses
dan elemen-
pemeriksaan elemen dalam
penelitiannya,
keabsahan yang selanjunya
memberikan
data, bagaimana kesempatan
melakukan kepada pihak lain
analisis data, untuk melakukan
hingga assessment/penila
bagaimana ian hasil
melakukan temuannya
penarikan sekaligus
kesimpulan. Jika memperoleh
peneliti tidak persetujuan
mempunyai diantara pihak
rekam jejak tersebut.15
aktivitas Konfirmabil
lapangan/penelit itas adalah suatu
iannya, proses kriteria
pemeriksaan,
maka yaitu langkah apa
dependabilitasn yang dipilih oleh
ya dapat peneliti dalam

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 12 Edisi 3, 2020 151


13
hasil temuan peneliti pada jurnal, konsultasi dengan peneliti ahli, peer review, atau
mendesiminasikan hasil temuannya pada suatu konferensi untuk mendapatkan masukan dalam
memperbaiki hasil temuannya, baik pada tingkat regional, nasional, maupun internasional yang
terkait bidang kesehatan masyarakat.15

KESIMPULAN

Penelitian yang merupakan suatu kegiatan ilmiah perlu dilakukan secara benar dan tepat, sesuai
dengan ciri keilmiahan yang dapat dipertanggungjawabkan. Pada penelitian kualitatif, salah
satu bentuk pertanggungjawaban atas penelitian yang dilakukan yaitu harus
melalui tahapan dalam pemeriksaan keabsahan data yang dapat dilakukan dengan uji kredibilitas,
transferabilitas, dependabilitas, maupun konfirmabilitas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Murti B. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang
Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University; 2013.
2. Ika. Jumlah Perokok Indonesia di Atas 15 Tahun Tinggi [Internet]. Tersedia pada:
http://ugm.ac.id/id/berita/17409-jumlah- perokok-indonesia-di-atas-15-tahun- tinggi.
3. Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif. Untuk Penelitian yang Bersifat: Eksploratif,
Enterpretif, Interaktif, dan Konstruktif. Bandung: Alfabeta; 2017.

Suprapto, etal, Nurse Competency and Managing Level of Community Health Care Activities
14
4. Zamili M. Menghindari dari Bias: Praktik Triangulasi dan Kesahihan Riset Kualitatif. J Lisan Al-
Hal. 2015; 7 (2): 283–302.
5. Rahmat PS. Penelitian Kualitatif. J Equilibrium. 2009; 5 (9): 1–8.
6. Hadi S. Pemeriksaan Keabsahan Data Penelitian Kualitatif pada Skripsi. J Ilmu Pendidik.
2016;22(1):74–9.
7. Bachri BS. Meyakinkan Validitas Data melalui Triangulasi pada Penelitian Kualitatif. J Teknol
Pendidik. 2010;10( 1):46–62.
8. Mustari M dan Rahman MT. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: LaksBang Pressindo;
2012.
9. Raco JR. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya. Jakarta: PT
Grasindo; 2010.
10. Denzin, Norman K YSL. The Sage Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka
Belajar; 2011.
11. Rachmawati IN. Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif: Wawancara. J Keperawatan
Indonesia. 2007; 11 (1): 35– 40.
12. Hasanah H. Teknik-Teknik Observasi (Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data
Penelitian Kualitatif Ilmu-Ilmu Sosial). J at-Taqaddum. 2016; 8 (2): 21– 46.
13. Salim. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Citapustaka Media; 2016.
14. Nilamsari N. Memahami Studi Dokumen dalam Penelitian Kualitatif. J Wacana. 2014; 8 (2):
177–181.
15. Afiyanti Y. Validitas dan Reliabilitas dalam Penelitian Kualitatif. J Keperawatan Indonesia.
2008;12 (2):137–141.

Suprapto, etal, Nurse Competency and Managing Level of Community Health Care Activities
15

LAMPIRAN 2 ( DUA )

ARTIKEL PENELITIAN 2 ( DUA)

Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada


hhttps://akper-sandikarsa.e-journal.id/JIKSH Volume
9 Nomor 2 Desember 2020, pp 680-685
p-ISSN: 2354-6093 dan e-ISSN: 2654-4563
DOI: 10.35816/jiskh.v10i2.386

ARTIKEL PENELITIAN
Kompetensi Perawat dan Tingkat Keterlaksanaan Kegiatan
Perawatan Kesehatan Masyarakat
Nurse Competency and Managing Level of Community Health Care Activities

Suprapto1, Herman Herman2, A. Syamsinar Asmi3,


13 Program Studi Diploma III Keperawatan Politeknik Sandi Karsa
2Program Studi Diploma III Farmasi Politeknik Sandi Karsa
Artikel info
Abstrak
Artikel history: Latar belakang: pembangunan kesehatan merupakan cara
dalam meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
Received; Juli 2020
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
Revised: Agustus 2020 masyarakat yang optimal. Metode: Jenis penelitian ini adalah
Accepted; Agustus 2020 non- eksperimental dengan pendekatan kuantitatif, dan analitik
korelasi. Populasi seluruh perawat yang bekerja di puskesmas di
Kota Makassar sebanyak 118 orang perawa yang memenuhi
kriteria inklusi dalam pemilihannya. Hasil: tidak ada hubungan
antara pengetahuan dengan tingkat keterlaksanaan kegiatan
perkesmas. Sebaliknya, ada hubungan antara sikap,
keterampilan, dan kompetensi dengan tingkat keterlaksanaan
kegiatan perkesmas dan bahwa terdapat interaksi antara
kompetensi dan pelatihan sehingga kedua variabel tersebut
saling mempengaruhi. Kesimpulan: bahwa ada hubungan antara
sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam keterlaksanaan
kegiatan perkesmas. Paling dominan dengan keterlaksanaan
perkesmas adalah adanya interaksi antara kompetensi dan
pelatihan.

Abstract.

Suprapto, etal, Nurse Competency and Managing Level of Community Health Care Activities
16
Background: health health. Method: This type of research is non-experimental with a
development is a way quantitative approach, and correlation analytics. The population
to increase of all nurses who work at the puskesmas in Makassar is 118
awareness, people who meet the inclusion criteria in their selection. Results:
willingness, and ability there was no relationship between knowledge and the level of
to live healthy for implementation of the social security activities. Conversely, there
everyone in order to is a relationship between attitudes, skills, and competencies with
realize an optimal the level of implementation of public
degree of public
health activities and that there is an interaction between

Suprapto, etal, Nurse Competency and Managing Level of Community Health Care Activities
competence and training so that the two variables affect each
other. Conclusion: that there is a relationship between
attitudes, skills and knowledge in the implementation of
community health activities. Most dominant with the
implementation of the social security program is the
Keywords: interaction between competence and training.
nurse competence;
Coresponden author:
community health car; Email: suprapto@akper-sandikarsa.ac.id
community health
enter;
artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY 4.0

Pendahuluan
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya
yang dilakukan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal tersebut perlu
diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan (Undang-
Undang Tentang Kesehatan Nomor 36, 2009).
Manajemen dalam kesehatan merupakan salah satu bagian yang diperlukan oleh seorang manajer
atau pimpinan kesehatan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan.
Manajemen diartikan sebagai proses melaksanakan pekerjaan melalui orang lain untuk mencapai
tujuan bersama. Pelaksanaan manajemen menggunakan fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengelolaan staf (staffing), pengarahan, dan pengendalian. Manajemen keperawatan adalah
proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
Pelaksanaan manajemen keperawatan diperlukan di setiap layanan keperawatan seperti rumah
sakit, puskesmas, dan klinik lainnya karena sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat
professional bekerja sama dengan klien, dan tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan lingkup
kewenangan dan tanggungjawabnya (Gillies, 2000).
Menurut pendapat (Gibson, etall, 2011) bahwa untuk melihat kinerja seseorang dapat dilihat dari
perilaku. Perilaku muncul dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan dari individu itu sendiri.
Faktor individu yang mempengaruhi perilaku berupa kemampuan dan keterampilan, latar
belakang keluarga, kepribadian, persepsi, sikap, nilai-nilai, kapasitas belajar, umur, ras, jenis
kelamin, dan pengalaman. Keterampilan dan kemampuan ini berkaitan dengan kompetensi yang
dimiliki individu dalam menjalankan tugasnya.
Perawat puskesmas memerlukan kompetensi untuk melaksanakan kegiatan di puskesmas. Quad
Council PHN Competencies (2003) menyebutkan kompetensi yang diperlukan untuk
menganalisa permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat hingga melakukan evaluasi.
Kompetensi yang diharapkan meliputi keterampilan menganalisis pengkajian kesehatan
masyarakat, keterampilan merencanakan program kesehatan masyarakat, keterampilan
komunikasi, keterampilan memahami budaya masyarakat, keterampilan bekerjasama dengan
masyarakat maupun stakeholder, keterampilan menggunakan ilmu kesehatan masyarakat,
keterampilan melakukan manajemen financial, dan keterampilan kepemimpinan serta berfikir
sistematis. Kemampuan ini menurut (DeSeCo, 2005)
dikategorikan menjadi tiga, yaitu kemampuan menggunakan sarana prasarana (teknologi, bahasa,
dan lain-lain), kemampuan berinteraksi dengan berbagai kelompok yang heterogen, dan
kemampuan bertindak sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya dalam menjalankan upaya
kesehatan.
Kemampuan perawat sangat diperlukan dalam mendukung tujuan yang hendak dicapai dari
pelaksanaan perkesmas. Kemampuan ini ditunjukkan dari kompetensi yang dimiliki perawat
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laporan untuk kegiatan perkesmas
khususnya kunjungan rumah masih belum optimal. Kegiatan lainnya yaitu kunjungan ke
kelompok prioritas terencana seperti posyandu lansia atau balita lebih terkesan rutinitas dengan
pelayanan lebih ke arah pengobatan atau imunisasi, padahal kegiatan perkesmas dapat dijadikan
peluang bagi perawat puskesmas untuk mengembangkan kemampuannya. Kemampuan yang
dimaksud seperti melakukan penyuluhan atau sebagai deteksi dini dalam menanggulangi masalah
kesehatan yang ada agar tidak menjadi masalah yang lebih besar. Beberapa hal yang telah
dipaparkan di atas menimbulkan pertanyaan apakah kompetensi perawat puskesmas telah sesuai
dengan peran yang diharapkan sebagai pemberi pelayanan kesehatan, penemu kasus, pendidik,
koordinator, konselor, dan panutan atau role model.
Penelitian ini tentang kompetensi perawat puskesmas khususnya dalam kegiatan perkesmas
dirasakan perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan kompetensi
tersebut terhadap kegiatan perkesmas, selain itu juga karena penelitian mengenai kompetensi
perawat puskesmas belum pernah dilakukan di Kota Makassar.
Metode
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun untuk menuntun peneliti
memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian dengan mengacu pada jenis penelitian
yang dipergunakan. Jenis penelitian ini adalah non- eksperimental dengan pendekatan
kuantitatif, dan analitik korelasi. Studi analitik korelasi digunakan karena peneliti ingin
menghubungkan variabel independen dan dependen. Sedangkan desain penelitian yang
digunakan adalah cross sectional yaitu mencari hubungan antara variabel dependen dan
independen dengan pengukuran sesaat dan tidak ada tindak lanjutnya. Desain ini dipilih karena
variabel dependen (tingkat keterlaksanaan kegiatan perkesmas) dan variabel independen
(kompetensi perawat) dilakukan pengukuran secara bersamaan. Data yang diambil pada
penelitian ini merupakan data primer karena berasal langsung dari responden.
Populasi adalah sekelompok subjek atau data dengan karakteristik tertentu. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di puskesmas di Kota Makassar sebanyak 118
orang perawat. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi, yaitu semua perawat
pelaksana yang memenuhi kriteria inklusi untuk menjadi sampel dalam penelitian ini yakni
sebanyak 118 perawat. Alasan menggunakan total populasi sebagai sampel adalah umtuk
melakukan generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Kriteria inklusi dalam pemilihan
sampel pada penelitian ini adalah masa kerja lebih dari satu tahun dengan alasan sudah terpapar
dengan lingkungan puskesmas, tidak dalam keadaan cuti (sakit, melahirkan, tahunan, atau cuti
besar), tidak sedang tugas belajar, tidak bertindak sebagai kepala puskesmas, dan bersedia
menjadi responden.
Analisis data dengan univariat, bivariate dan multivariate digunakan untuk melihat variabel
independen utama yang memiliki hubungan erat terhadap variabel dependen (tingkat
keterlaksanaan kegiatan perkesmas). Teknik analisa yang digunakan pada
penelitian ini adalah uji regresi logistik ganda karena variabel dependen berbentuk data kategorik
dikotom
Hasil Dan Pembahasan
Tabel. 1 Analisis Hubungan Kompetensi Perawat dan Tingkat Keterlaksanaan
Kegiatan Perkesmas di Puskesmas Kota Makassar

Keterlaksanaan Perkesmas
Optimal Tidak
Variabel
Optimal TOTAL OR (95% CI p value
Pengetahuan n % n % N %
Baik 29 43,3 38 56,7 67 100 0,929 0,992

Kurang 23 45,1 28 54,9 51 100 (0,45 – 1,93)


Sikap

Baik 35 66 18 34 53 100 5,490 0,000


Kurang 17 26,2 48 73,8 65 100 (2,48 -12,14)

Keterampilan
Baik 39 65 21 35 60 100 6,429 0,000

Kurang 13 22,4 45 77,6 58 100 (2,85 -14,51)


Kompetensi

Baik 40 66,7 20 33,3 60 100 6,429 0,000


Kurang 12 20,7 46 79,3 58 100 (2,85 -14,51)

Sumber: Data primer, 2020

Tabel. 2 Analisis Analisis Multivariat Kompetensi dan Tingkat Keterlaksanaan


Perkesmas di Puskesmas Kota Makassar
Variabel B p value Exp (B) Lowe Upper
r
Kompetensi -1,679 0,329 0,184 0,006 5,437
Pelatihan -1,815 0,269 0,163 0,007 4,072
Kompetensi_pelatihan 2,813 0,026 16,661 1,401 198,167
Konstanta -0,655 0,795 0,520
Sumber: Data primer, 2020

Hasil analisis menunjukkan setiap sub variabel mempunyai p value < 0,05 kecuali pengetahuan,
artinya hipotesis nol pada sikap, keterampilan, dan kompetensi gagal ditolak sedangkan hipotesis
nol pada pengetahuan ditolak. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah tidak ada hubungan antara
pengetahuan dengan tingkat keterlaksanaan kegiatan perkesmas. Sebaliknya, ada hubungan
antara sikap, keterampilan, dan kompetensi dengan tingkat keterlaksanaan kegiatan perkesmas.
Hasil analisis pada kompetensi diperoleh nilai OR sebesar 6,429 artinya perawat puskesmas yang
mempunyai kompetensi baik berpeluang 6,429 kali untuk melaksanakan kegiatan perkesmas
secara optimal (tabel 1)
Hasil analisis multivariate bahwa perawat yang memiliki kompetensi baik dan pernah mengikuti
pelatihan akan menjalankan perkesmas 16,661 kali dibanding perawat yang memiliki kompetensi
baik dan pernah mengikuti pelatihan. Hasil di atas menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara
kompetensi dan pelatihan sehingga kedua variabel tersebut saling mempengaruhi (tabel 2
Dari hasil penelitian (Suprapto, 2016) tidak ada hubungan antara pendidikan, kondisi lingkungan
kerja dengan mutu pelayanan keperawatan dengan p > 0,05, dan ada hubungan antara beban
kerja dengan mutu pelayanan keperawatan dengan p = 0,003. Ada hubungan antara faktor
hubungan interpersonal dengan mutu pelayanan keperawatan dengan p = 0,004. Diskresi
birokrasi dalam pemerintahan daerah sebagai salah satu upaya efektivitas pelayanan publik
diterbitkannya dalam keadaan mendesak yaitu suatu keadaan yang muncul secara tiba-tiba
menyangkut kepentingan umum yang harus diselesaikan dengan cepat, dimana untuk
menyelesaikan persoalan tersebut, peraturan perundang-undangan belum mengaturnya.Kendala-
kendala di dalam diskresi birokrasi dalam pemerintahan daerah sebagai salah satu upaya
efektivitas pelayanan publik adalah biaya yang tidak mencukupi akibat permintaan yang
berlebihan dari program diskresi birokrasi, peserta kebijakan yang membengkak tidak sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan misalnya peserta yang sebenarnya tidak dikategorikan
miskin tetapi meminta diklasifikasikan sebagai keluarga miskin dan pelayanan administrative
yang tidak lancar karena kebijakan diskresi birokrasi lebih merupakan program spontanitas dari
pemerintah daerah(Suprapto, 2019).
Pengetahuan merupakan hasil tahu setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara angket yang menanyakan tentang
isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian (Notoatmodjo, 2011). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan layanan homecare dianggap efektif, dilihat dari 5 faktor yaitu
kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati dan bukti langsung yang diberikan petugas. Adapun
kepuasan dari layanan homecare, masyarakat merasa puas dengan layanan tersebut (Suprapto,
2018).
Perawat memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan demi kepuasan
pasien. Namun terkadang perawat kurang dapat menjalankan perannya karena kurang memliki
komitmen dan kepuasan kerja sebagai faktor yang sangat penting dalam menentukan kinerja dan
prestasi kerja. Bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan prestasi kerja perawat
pelaksana sedangkan tidak ada hubungan antara komitmen denga prestasi kerja perawat pada
umumnya dan pelayanan keperawatan pada khususnya untuk tetap mempertahankan atau lebih
ditingkatkan lagi kulitas pelayanannya, khususnya yang berkaitan dengan kinerja perawat
sehingga dapat memuaskan pasien(suprapto, 2018). Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian
(Jones, 2010) yang menyebutkan bahwa sikap perawat berhubungan dengan kegiatan
penyuluhan kesehatan. Bahwa sikap perawat berhubungan dengan frekuensi melakukan
penyuluhan kesehatan dan kenyamanan dalam memberikan topik yang menarik karena sikap
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku (Green, etal, 1980).
Pelayanan kesehatan diberikan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan memfokuskan pada
promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Mutu pelayanan yang
diberikan dilakukan secara baik, berkelanjutan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat
terutama keluarga miskin rawan kesehatan/risiko tinggi. Upaya pelayanan kesehatan dasar
kepada masyarakat diselenggarakan melalui upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan di puskesmas. Upaya kesehatan tersebut dapat diintegrasikan dalam upaya
perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas). (Depkes, 2006) menetapkan bahwa upaya
perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) merupakan upaya program pengembangan yang
kegiatannya terintegrasi dalam upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan lainnya. Perkesmas dilakukan dengan
penekanan pada upaya, pelayanan kesehatan dasar. Pelaksanaan Perkesmas bertujuan untuk
meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi,
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal.

Simpulan Dan Saran


Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap, keterampilan dan
pengetahuan dalam keterlaksanaan kegiatan perkesmas. Faktor paling dominan dengan
keterlaksanaan perkesmas adalah adanya interaksi antara kompetensi dan pelatihan.
Mengembangkan kompetensi perawat melalui pelatihan, pembinaan melalui tim yang ditugasi,
ataupun kerja sama dengan teman sejawat dan melakukan sosialisasi kompetensi perawat dalam
menjalankan perkesmas secara berkala melalui pertemuan rutin maupun supervisi yang
dilaksanakan oleh tim yang diberikan tugas.

Daftar Rujukan
Depkes, R. I. (2006). Pedoman kegiatan perawat kesehatan masyarakat di puskesmas.
Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan.
DeSeCo, O. (2005). The definition and selection of key competencies. Executive summary.
OCDE-USAID.
Recuperado En Http://Www. Deseco. Admin. Ch/Bfs/Deseco/En/Index/02. Html.
Gibson, J., Ivancevich, J., & Konopaske, R. (2011). Organizations: Behavior, structure, processes.
McGraw-Hill Higher Education.
Gillies, D. A. (2000). Manajemen keperawatan sebagai suatu pendekatan sistem. Bandung: IAIKP.
Green, L. W., Kreuter, M., Deeds, S. G., & Partridge, K. B. (1980). Health education planning: A
diagnostic approach. In Health education planning: a diagnostic approach (p. 306).
Jones, R. A. (2010). Patient education in rural community hospitals: Registered nurses’ attitudes
and degrees of comfort. The Journal of Continuing Education in Nursing, 41(1), 41–48.

Notoatmodjo, S. (2011). Kesehatan masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta, 413.


Suprapto. (2018). Efektivitas Penggunaan Layanan Homecare Dalam Pelayanan Kesehatan Pada
Puskesmas Barombong Kota Makassar. 8(2), 201–204. Retrieved from https://akper-
sandikarsa.e-journal.id/JIKSH/article/view/51

Suprapto. (2019). Implementasi Kebijakan Diskresi pada Pelayanan Kesehatan Badan


Penyelenggara Jaminan Kesehatan (Bpjs). Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 7(1), 1–
8.

Suprapto, N. (2018). Hubungan Komitmen Dan Kepuasan Perawat Dengan Prestasi Kerja Perawat
Pelaksana Rumah Sakit DiMakassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 8(2 SE-
Articles). Retrieved from https://akper-sandikarsa.e- journal.id/JIKSH/article/view/59
Suprapto, S. (2016). Faktor Stres Kerja Perawat Yang Berhubungan Dengan Mutu Pelayanan
Keperawatan Di Instalasi Rawat Darurat Rs Daerah Salewangan Kabupaten Maros. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 4(1), 1–10.
Undang-Undang Tentang Kesehatan Nomor 36. (2009). Undang-Undang Tentang Kesehatan
Nomor 36 tahun 2009. Jakarta: Depkes RI

Nama : Eduardus T. Goa


Nim : 2121B0014

Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat

Hasil Resume.

Nama penulis Latar Tujuan Metode Hasil Kesimpulan


artikel, Nama Belakang Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian
jurnal, Penelitan (Desain (Hasil (kesimpulan
Volume: No Penelitian, Analisis akhir,
Isuue Populasi, Data) penelitian
Sample, Teknik akhir dan
Sempling, saran)
Instrumen
Penelitian)
Arnild Augina Penelitian Penelitian Penelitian yang Hal ini Pada penelitian
Mekarisce, kuantitatif bertujuan merupakan penting untuk kualitatif sala
Teknik dan Kulitatif untuk instrumen utama di perhatikan, astu bentuk
Pemeriksaan memiliki menjelaskan pada penelitian karena data pertanggung
Keabshan Data perbedaan teori kualitatif juga merupakan jawaban atas
pada Penilaian dalam mengenai menunjukan komponen penelitian yang
Kualitatif di masalah teknik bahwa dslsm yang krusial di lakukan harus
Bidang penelitian pemikiran penelitian dalam melalui tahapan
Kesehatan (reseaach kebebasan kualitatif penelitian, pemeriksaan
Masyarakat, question). data pada instrumennya data inilah dalam
Jurnal Ilmia Penelitian penelitian sdslsh orang yang akan di keabsahan data
Kesehatan kuantitatif kuakitatif di atau human gunakan yang dapat di
Masyarakat, menekankan bidang instrument, sebagai lakukan dengan
Volume. 12 pada kesehatan maka penelitian sumber penguji
Edisi 3, 2020 pertanyaan – masyarakat. di bidang analisis data kredibilitas,
what, do kesehatan yang transferbilitas,
does, is dan masyarakat juga selanjutnya dependabilitas
are, harus akan di maupun
sedangkan mempunyai gunakan konfirmabilitas.
penelitian pemahaman sebagai dasar Sebagian besar
kualitatif teori dan dalam data penelitian
menekankan wawasan yang penarikan kualitatif di
perhatian luas untuk kesimpulan dasarkan pada
pada mendapatkan sehingga data wawancara
pertanyaan pandangan yang yang di mendalam,
“how dan holoistik atas dapatkan teknik
why”. konteks yang di harus menggunakan
kaji, karenanya memenuhi pertanyaan
harus memiliki syarat open-ended,
kemampuan keabhasan dengan
dalam bertanya data. Teknik mengutamakan
melakukan pemeriksaan sikap etis
analisis, keabsahan terhadap
memotret, dan data pada informan yang
mengkonsruksi penelitian sedang di
objek yang di kualitatif di prlajari.
teliti untuk antaranya Apabila hasil
menjadi lebih yaitu uji uji tetap
jelas, rinci, dan kredabilitas, menunjukan
penuh makna uji data yand
terutama terkait transeferabilit berbeda
teknik as, uji penelitian dapat
pemeriksan dependabilita melakukannya
keabshan data s dan uji secara berulang
dalam penelitian konfirmabilit hingga di
kualitatif di as. temukan
bidang kepastian data.
kesehatan Dan apabila
masyarakat. Uji dengan berbagi
Dependabilitas teknik trsebut
dapat di lakukan menghasilkan
melalui kegiatan data yang
audit terhadap berbeda-beda
seluruh proses satu sama
penelitian. Hasil lainnya,
penelitian tidak penelitian dapat
dapat dikatakan melakukan
dependable jika diskusi lebih
penelitian tidak lanjut kepada
dapat sumber data
membuktikan yang terkait
bahwa telah di hingga di
lakukannya dapatkan
rangkaian proses kepastian
penelitian secara kebenaran
nyata. datanya. Data
yang tekan di
analisis tersebut
dapat
menghasilkan
suatu
kesimpulan
yang selanjutnya
dapat di lakukan
kesepakatan
(member check)

2.Suprapto Manajemen Sampel Desain Hasil analisis Kesimpulan


Herman- keperawatan dalam penelitian menunjukan yang dapat di
Herman,A.Sya adalah proses penelitian merupakan setiap tarik adalah
msinar Asmi, pelaksanaan ini seluruh rancangan subvariabel tidak ada
Kopotensi pelayanan populasi , penelitian yang mempunyai p hubungan antara
Perawat dan keperawatan yaitu semua di susun untuk value < 0,05 pengetahuan
Tingkat melalui perawat menuntun kecuali dengan tingkat
Keterlaksanaa upaya staf pelaksana penelitian pengetahuan, keterlaksanaan
n Kegiatan keperawatan yang memperoleh artinya kegiatan
Perawatan untuk memenuhi jawaban hipotesis nol perkesmas.
Masyarakat. memberikan kriteria terhadap pada sikap, Sebaliknya ada
Nurse asuhan inklusi pertanyaan keterampilan, hubungan antara
Competenci keperawatan untuk penelitian dan sikap,
and pengobatan menjadi dengan kompotensi keterampilan
Managing dan rasa sampel mengacau pada gagal di tolak dan kompetensi
Level aman kepda dalam jenis penelitian sedangkan dengan tingkat
Community pasien penelitian yang di hipotesis nol keterlaksanaan
Health Care keluarga dan ini yakni pergunakan. pada kegiatan
Activites masyarakat. sebanyak Jenis penelitian pengetahuan perkesmas.
Kopetensi 118 ini adalah no- di tolak. Mengembangka
yang di perawat. eksperimental Hasil analisis n kompetensi
harapkan Kriteria dengan pada perawat melalui
meliputi dalam pendekatan kompetensi pelatihan,
keterampilan memilih kuantitatif dan di peroleh pembinaan
menganalisis sampel pada analitik korelasi. nilai OR melalui tim yang
pengkajian penelitian Sedangkan sebesar 6,429 di tugaskan
kesehatan ini adalah desain penelitian artinya ataupun kerja
masyarakat masa kerja yang di gunakan perawat sama dengan
keterampilan lebih dari adalah cross puskesmas teman sejawat
merencanaka satu tahun sectional yaitu ysng dan melakukan
n program dengan mencari mempunyai sosialisasi
kesehatan alasan hubungan antara kompetensi kompetensi
masyarakat, sudah variabel baik perawat dalam
keterampilan terpapar dependen dan berpeluang menjalankan
komunikasi, dengan independen 6,429 kali perkesmas
keterampilan lingkungnan dengan untuk secara berkala
memahami puskesmas, pengukuran melaksanaka melalui
budaya dan sesaat dan tidak n kegiatan pertemuan rutin
masyarakat, bersedia ada tindak perkesmas maupun
keterampilan menjadi lanjutnya. secara supervisi yang
bekerja sama responden. Populasi adalah optimal. di laksanakan
dengan Teknik sekelompok Hasil analisis oleh tim yang di
masyarakat analisis subjek atau data multivariate berikan tugas.
maupun yang di dengan karakter bahwa
stakeholder, gunakan ristik tertentu. perawat yang
keterampilan pada Alasan memiliki
menggunakan penelitian menggunakan kompetensi
ilmu ini adalah total populasi baik dan
kesehatan uji regresi sebagai sampel pernah
masyarakat, logistik adalah untuk mengikuti
keterampilan ganda melakukan pelatihan
melakukan karena generalisasi akan
manajemen variabel dengan menjalankan
financial dan dependen kesalahan yang perkesmas
keterampilan berbentuk sangat kecil. 16,661 kali di
kepemimpina data kategiri Sampel dalam banding
n serta di kotom penelitian ini dengan
berfikir adalah seluruh perawat yang
sistematis. populasi, yaitu memiliki
Kemampuan semua perawat kompetensi
perawat yang memenuhi baik dan
sangat di kriteria inklus pernah
perlukan untuk menjadi mengikuti
dalam sampel dalam pelatihan.
mendukung penelitian ini Dari hasil
tujuan yang yang sebanyak penelitian
hendak di 118 perwat. (Suprapto,
capai dari Analisi data 2016) tidak
pelaksanaan dengan ada hubungan
perkesmas. univeriat, antara
Laporan bivariate dan pendidikan,
untuk multivaliate di kondisi
kegiatan gunakan untuk lingkungan
perkesmas melihat variabel kerja dengan
khususnya independen mutu
kunjungan utama yang pelayanan
rumah masih memiliki keperawatan
belum hubungan erat dengan p >
optimal. terhadap 0,05, dan ada
Beberapa hal variabel hubungan
yang tea di dependen antara faktor
paparkan di (tingkat hubungan
atas terlaksanakan antara beban
menimbulkan kegiatan kerja dengan
pertanyaan perkesmas). mutu
apakah Teknik analisa pelayanan
kopmetensi yang di gunakan keperawatan
perawat pada penelitian dengan p =
puskesmas ini adalah uji 0,003.
tela sesuai regresi logistik
dengan peran ganda karena
yang di variabel
harapkan dependen
sebagai berbentuk data
pemberi kategori
pelayanan dikotom.
kesehatan,
penemuan
kasus,
pendidikan,
kordinator,
konselor, dan
panutan atau
roler model.

Anda mungkin juga menyukai