Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Perlindungan Konsumen di Era Pandemi Virus Corona

Disusun oleh :
Nadya Sheva Amanda 202204042
Zahra Monalisa Ananda Risdiyanto 202204047
Fitria Handayani 202204048
Khoerinnisa 202204051
Nessa Zafirah 202204055
Lutfiyah Nabilah 202204056

Dosen Pengampu :
Apt. Maya Uzia Beandrade, M.Sc

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA
KELUARGA BEKASI
2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Perlindungan Konsumen di Era
Pandemi Covid " dengan sebaik-baiknya.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Pengantar Ilmu Farmasi, Etika dan Hukum
Kesehatan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang perlindungan
konsumen untuk para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Maya selaku Dosen Pengantar Ilmu
Farmasi, Etika dan Hukum Kesehatan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup
kemungkinan masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kurang lebih Mohon maaf dan Terimakasih.

Bekasi, 19 Desember 2022

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

B. Permasalahan ......................................................................................................... 2

C. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. Pengertian ................................................................................................................. 3

B. Hak-hak Konsumen .................................................................................................. 3

C. Perlindungan konsumen di masa Covid di Indonesia .............................................. 5

D. Dampak Pandemi Covid Terhadap Hak-Hak Konsumen .......................................... 6

BAB 3 PENUTUP ............................................................................................................ 8

i. Kesimpulan ............................................................................................................ 8

ii. Saran ...................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa pada tanggal 11 Maret 2020
secara resmi Badan Kesehatan Dunia mengumumkan status pandemic untuk penyakit
yang dsiebabkan oleh corona virus. Sektor ekonomi di saat pandemi Covid-19
mengakibatkan semakin mempersulit kehidupan masyarakat, Di masa pandemic
Covid19 saat ini , jumlah pengangguran justru naik secara tajam , disebabkan oleh
ketidakmampuan perusahaan- perusahaan untuk berproduksi sehingga PHK menjadi
salah satu cara untuk membuat perusahaan tetap berjalan di era pandemic ini.
Krisis COVID-19 memiliki efek mendadak dan luas pada perilaku
konsumen.Sejumlah besar konsumen mengalami tingkat kesusahan yang lebih tinggi
yang disebabkan oleh pengalaman langsung atau ketakutan akan dampak kesehatan,
ekonomi, dan sosial dari krisis, dan rentan terhadap eksploitasi komersial.Kelangkaan
yang dirasakan karena barang-barang penting dan pecahnya rantai pasokan telah
menyebabkan pembelian panik di beberapa negara, memaksa banyak toko untuk
memberlakukan batasan item pada produk-produk kebersihan seperti pembersih tangan,
disinfektan, masker wajah dan kertas toilet.
Meningkatnya kebutuhan pokok, masker, serta hand sanitizer mengakibatkan
kelangkaan sehingga sulit untuk diperoleh di masa Belum lagi kasus-kasus baru
pasien yang terinfeksi virus Covid-19 semakin meningkat, dan permintaan atas
kebutuhan pokok, masker, serta hand sanitizer pun semakin naik.
Tanpa kita sadari, melambungnya harga masker ini memiliki pengaruh terhadap
perlindungan konsumen. Faktanya, banyak konsumen yang tidak mengerti tentang
hak-hak yang mereka miliki sebagai konsumen.Berdasarkan pasal 1 angka 1 UUPK
Tahun 1999 memberikan pemaparan mengenai perlindungan konsumen merupakan
bentuk kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Dengan
adanya aturan tersebut maka secara tegas pemerintah telah menjamin hak-hak
masayarakat Indonesia sebagai konsumen produk barang dan atau jasa

1
B. Permasalahan
1. Bagaimana perlindungan konsumen di masa pandemi virus corona di
Indonesia?
2. Apakah dampak pandemi virus corona di Indonesia terhadap hak-hak
konsumen?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan konsumen di masa pandemi
COVID-19 di Indonesia
2. Untuk mengetahui dampak dari adanya pandemic COVID-19 di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Perlindungan konsumen adalah praktik melindungi pembeli barang dan jasa, dan
publik, terhadap praktik-praktik tidak adil di pasar . Langkah-langkah perlindungan
konsumen sering ditetapkan oleh hukum. Undang-undang tersebut dimaksudkan untuk
mencegah bisnis melakukan penipuan atau praktik tidak adil yang ditentukan untuk
mendapatkan keuntungan dari pesaing atau untuk menyesatkan konsumen.
Dalam terminology, konsumen bermula dari alih bahasa dari kata consumer
(Inggris-Amerika), atau consument/konsumen (Belanda). Penafsiran dari consumer atau
cosument itu melihat kondisi dalam posisi mana ia berada. Secara literal, arti kata
consumer antonim dari produsen, yaitu setiap orang yang menggunakan,memanfaatkan
barang dan jasa.
Dalam UUPK Nomor 8 Tahun 1999 pasal 1 ayat (2) menjelaskan bahwa
konsumen adalah siapa saja yang menggunakan barang dan/atau jasa yang ada dalam
masyarakat, yang berguna untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
makhluk hidup lain dan tidak ada maksud untuk untuk diperjualbelikan.

B. Hak-Hak Konsumen
Hak konsumen diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang Perlindungan Konsumen, yakni:
1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa. Tujuan utama konsumen dalam mengkonsumsi barang dan/atau
jasa adalah memperoleh manfaat dari barang/jasa yang dikonsumsinya
tersebut.Perolehan manfaat tersebut tidak boleh mengancam keselamatan, jiwa
dan harta benda konsumen, serta harus menjamin kenyamanan, keamanan, dan
keselamatan konsumen.

2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang menjanjikan .
Tentu saja konsumen tidak mau mengkonsumsi barang/jasa yang dapat
mengancam keselamatan, jiwa dan hartanya. Untuk itu konsumen harus diberi
3
kebebasan dalam memilih barang/jasa yang akan dikonsumsinya. Kebebasan
memilih ini berarti tidak ada unsur paksaan atau tipu daya dari pelaku usaha agar
konsumen memilih barang/jasanya.

3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa . Sebelum memilih, konsumen tentu harus memperoleh
informasi yang benar mengenai barang/jasa yang akan dikonsumsinya. Karena
informasi inilah yang akan menjadi landasan bagi konsumen dalam memilih.
Untuk itu sangat diharapkan agar pelaku usaha memberikan informasi yang
benar, jelas dan jujur mengenai barang/jasanya.

4. Hak untuk mendengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan . Tidak jarang konsumen mengalami kerugian dalam mengkonsumsi
suatu barang/jasa. Ini berarti ada suatu kelemahan pada barang/jasa yang
diproduksi/disediakan oleh pelaku usaha. Sangat diharapkan agar pelaku usaha
berlapang dada dalam menerima setiap pendapat dan keluhan dari konsumen. Di
sisi lain pelaku usaha juga diuntungkan karena dengan adanya berbagai pendapat
dan keluhan, pelaku usaha mendapatkan masukan untuk meningkatkan daya
saingnya.

5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian


sengketa perlindungan konsumen secara patut . Pelaku usaha tentu sangat paham
mengenai barang/jasanya. Sedangkan di sisi lain, konsumen sama sekali tidak
memahami apa saja proses yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk
menyediakan barang/jasa yang dikonsumsinya. Sehingga posisi konsumen lebih
lemah dibanding pelaku usaha. Oleh karena itu diperlukan advokasi,
perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa yang patut bagi konsumen. Patut
berarti tidak memihak kepada salah satu pihak dan sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku.

6. Hak mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen . Sudah disebutkan


sebelumnya bahwa posisi konsumen lebih lemah dibanding posisi pelaku usaha.
Untuk itu pelaku usaha harus memberikan pembinaan dan pendidikan yang baik
dan benar kepada konsumen. Pembinaan dan pendidikan tersebut mengenai
4
bagaimana cara mengkonsumsi yang bermanfaat bagi konsumen, bukannya
upaya untuk mengeksploitasi konsumen.

7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif . Sudah merupakan hak asasi manusia untuk diperlakukan sama.
Pelaku usaha harus memberikan pelayanan yang sama kepada semua
konsumennya, tanpa memandang perbedaan idiologi, agama, suku, kekayaan,
maupun status sosial. Lalu bagaimana dengan perbedaan kelas bisnis dan
ekonomi pada maskapai penerbangan? Atau apakah nasabah mengalami
kerugian pada bank? Apakah ini merupakan bentuk biaya karena kekayaan?
Menurut saya hal ini bukan pemantauan. Adanya kelas bisnis atau nasabah
prioritas berdasarkan pada hubungan kontraktual. Sebelumnya sudah ada
perjanjian antara konsumen dan pelaku usaha. Kalau bayar sedikit, fasilitasnya
seperti ini, kalau nambah uang, fasilitasnya ditambah.

8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, mengganti kerugian, dan/atau


penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan
perjanjian atau tidak sesuai dengan tugasnya . Inilah inti dari hukum
perlindungan konsumen. Bagaimana konsumen yang dirugikan karena
mengkonsumsi barang/jasa memperoleh ganti rugi, atau ganti rugi. Sebenarnya
tujuan dari pemberian ganti rugi, ganti rugi, atau penggantian adalah untuk
mengembalikan keadaan konsumen ke keadaan semula, seolah-olah peristiwa
yang merugikan konsumen itu tidak terjadi

C. Perlindungan konsumen di masa Covid di Indonesia


Penyebaran secara masif virus corona di Indonesia berdampak langsung
terhadap konsumen. Konsumen dipaksa untuk membeli barang dengan harga diluar
kewajaran disaat pandemi. Terjadinya kepanikan konsumen membuat harga barang naik
berlipat-lipat. Produk seperti masker, produk pencuci tangan, desinfektan, dan produk
pangan menjadi barang paling dicari dan langka.
Kepanikan konsumen dalam melakukan transaksi pembelian ini sebagai bentuk
respon dari kebijakan pemerintah yang memberlakukan karantina wilayah untuk
mencegah penyebaran virus corona. Ketidak berdayaan konsumen karena
pemberlakukan kebijakan lockdowndown dan rasa kekhawatiran akan tertular virus
5
corona membuat konsumen mau tidak mau harus membeli barang yang meskipun
denganarga yang tidak wajar.
Pasal 7 UUPK memberikan penjelasan mengenai apa saja kewajiban pelaku
usaha. Masih menurut pasal tersebut pelaku usaha diwajibkan untuk mempunyai niat
baik dalam melakukan usaha. Akan tetapi , di masa pandemi ini beberapa pelaku usaha
justru dengan sengaja melakukan kegiatan penimbunan dan mejualk kembali denga
harga yang tidak wajar. Hal tersebut jelas bertentangan dengan pasal 7 UUPK, yang
seharusnya ada sanksi tegas bagi pelnggarnya.Sangat disayangkan UUPK tidak
mengatur mengenai sanksi atas perbuatan melanggar Pasal 7. Aturan di Pasal 107
UUPerdagangan, sanksi hanya berlaku pada penimbun yang menghambat jalur
distribusi perdagangan.

D. Dampak Pandemi Covid Terhadap Hak-Hak Konsumen


Pandemi virus corona yang melanda Indonesia berdampak pada pelanggaran
hakhak konsumen. Berikut ini bentuk pelanggaran hak konsumen selama pandemic
virus corona:
1. Hak atas Keamanan
Hak ini menegaskan bahwa konsumen dijamin untuk keamanan dalam
menggunakan produk. Dimasa pandemi ini, hand sanitizer menjadi salah satu barang
yang paling dicari oleh konsumen, karena pencegahan virus corona salah satunya
dengan menggunakan hand sanitaizer. Karena harga hand sanitaizer yang diproduksi
oleh perusahaan farmasi semakin langka dan mahal, maka beredarlah hand sanitaizer
non label yang diproduksi dan edarkan tanpa melalui uji secara klinis dari pihak terkait.
Hal ini apabila dibiarkan akan mengakibatkan produk-produk handsanitaizer yang justru
kandungannya berbahaya bagi masyarakat.

2. Hak untuk Diinformasikan


Hak ini menyatakan bahwa suatu produk barang atau jasa yang diproduksi oleh
pelaku usaha harus menyertakan informasi yang cukup jelas yang tertera pada produk
barang dan atau jasa tersebut. Di era pandemic ini, karena banyak produk masker,
handsanitaizer, dan desinfektan non label yang beredar sehingga hak masyarakat untuk
memeproleh informasi yang benar dan lengkap dilanggar.

6
3. Hak untuk Memilih
Di era pandemic , konsumen kehilangan hak untuk memilih produk mana yang
sesuai dengan kemampuan konsumen. Konsumen dihadapkan pada pilihanpilihan
produk yang terbatas, hal ini terjadi karena pemberlakukan pembatasan wilayah dan
adanya kegoatan penimbunan oleh oknum pelaku usaha.

4. Hak untuk Memuaskan Kebutuhan Dasar


Terjadinya pembatasan wilayah guna pencegahan penyebaran viruys corona
telah mengganggu jalur distribusi kebutuhan pokok. Sehingga konsumen kesulitan
mendapatkan barang kebutuhan pokok.

5. Hak untuk Ganti Rugi


Meski telah terjadi pelanggaran , akan tetapi konsumen tidak secara serta merta
bias mendapatkan kompensasi atas kerugian yang dideritanya.

6. Hak atas Lingkungan yang Sehat


Penyebaran virus corona yang secara masif mengakibatkan ha katas lingkungan
yang sehat dan tidak mengancam kesejahteraan generasi mendatang tidak terpenuhi.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Selama pademi virus corona ini,perlindungan hukum terhadap konsumen
cenderung lemah. Peraturan yang sudah ada yaitu UUPK Tahun 1999 tidak memberikan
sanksi yang jelas bagi para pelaku usaha yang etrbukti telah melanggar hak-hak
konsumen.
Hak- hak konsumen yang dilanggar selama pandemi ini adalah hak atas
keamanan, hak untuk diinformasikan, hak untuk memilih, hak untuk memuaskan
kebutuhan dasar, hak ganti rugi dan ha katas lingkungan yang sehat.

B. Saran
● Perlu adanya amanden UUPK Tahun 1999 guna mengakomodasi
perkembangan dunia digital yang ebrkaitan erat dengan konsumen.
● Perlu adanya edukasi bagi para konsumen mengenai hak-hak konsumen.

8
DAFTAR PUSTAKA

M.H, Retno Sari Dewi, SH,. 2020. Perlindungan Konsumen di Era Pandemi Virus Corona.
Universitas Tulungagung. 38 - 46

Anda mungkin juga menyukai