Anda di halaman 1dari 21

TUGAS RINGKASAN BUKU SDKI, SLKI, SIKI (3S)

Dosen Pengampu: Ns Siti Nurjannah, M.Kep., Sp.Kep.J

Mata Kuliah: Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh:

NAMA : FATMA QURROTUNNADA

NIM : 1811020086

KELAS : 5B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020
RINGKASAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DARI REFERENSI BUKU SDKI, SLKI,
SIKI

I. SDKI (STANDAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN INDONESIA)


1. ISOLASI SOSIAL
a. Definisi
Ketidakmampuan untuk membina hubungan yang erat, hangat, terbuka,
dan interdependen dengan orang lain.
b. Penyebab
1. Keterlambatan perkembangan  
2. Ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan   
3. Ketidaksesuaian minat dengan tahap perkembangan        
4. Ketidaksesuaian nilai-nilai dengan norma     
5. Ketidaksesuaian perilaku sosial dengan norma       
6. Perubahan penampilan fisik      
7. Perubahan status mental
8. Ketidakadekuatan sumber daya personal
(mis. disfungsi berduka, pengendalian diri buruk)
c. Gejala dan Tanda Mayor
 Subjektif
- Merasa ingin sendirian    
- Merasa tidak aman di tempat umum atau lingkungan
 Objektif
- Menarik diri
- Tidak berminat/menolak berinteraksi dengan orang lain  
d. Gejala dan Tanda Minor
 Subjektif
- Merasa berbeda dengan orang lain
- Merasa asyik dengan pikiran sendiri
- Merasa tidak mempunyai tujuan yang jelas  
 Objektif
- Afek datar   
- Afek sedih
- Riwayat ditolak
- Menunjukkan permusuhan
- Tidak mampu memenuhi harapan orang lain   
- Kondisi difabel
- Tindakan tidak berarti     
- Tidak ada kontak mata   
- Perkembangan terlambat
- Tidak bergairah/lesu
e. Kondisi Klinis Terkait
1. Penyakit Alzheimer        
2. AIDS
3. Tuberkulosis
4. Kondisi yang menyebabkan gangguan mobilisasi    
5. Gangguan psikiatrik (mis. depresi mayor dan schizophrenia)

2. DEFISIT PERAWATAN DIRI


a. Definisi
Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
b. Penyebab
1. Gangguan muskuloskeletal
2. Gangguan neuromuskuler
3. Kelemahan
4. Gangguan psikologis dan/atau psikotik
5. Penurunan motivasi/minat
c. Gejala dan Tanda Mayor
 Subjektif
- Menolak melakukan perawatan
 Objektif
- Tidak mampu mandi/mengenakan pakaian/makan/ke toilet/berhias secara mandiri
- Minat melakukan perawatan diri kurang
d. Gejala dan Tanda Minor
 Subjektif
(tidak tersedia)
 Objektif
(tidak tersedia)
e. Kondisi Klinis Terkait
1. Stroke
2. Cedera medula spinalis
3. Depresi
4. Arthritis reumatoid
5. Retardasi mental
6. Delirium
7. Demensia
8. Gangguan amnestik
9. Skizofrenia dan gangguan psikotik lain
10. Fungsi penilaian terganggu
f. Keterangan
Diagnosis ini dispesifikkan menjadi salah satu atau lebih dari:
1. Mandi
2. Berpakaian
3. Makan
4. Toileting
5. Berhias 
3. WAHAM
a. Definisi
Keyakinan yang keliru tentang isi pikiran yang dipertahankan secara kuat atau terus 
menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.
b. Penyebab
1. Faktor biologis:Kelainan genetik/keturunan,kelainan neurologis(mis.Gangguan
sistem limbik,gangguan ganglia basalis,tumor otak)
2. Faktor psikodimanik(mis.isolasi sosial,hipersensitif)
3. Maladaptasi
4. Stres berlebihan
c. Gejala dan Tanda Mayor
 Subjektif
- Mengungkapkan isi waham
 Objektif
- Menunjukkan perilaku sesuai isi waham
- Isi pikir tidak sesuai realitas
- Isi pembicaraan sulit dimengerti
d. Gejala dan Tanda Minor
 Subjektif
- Merasa sulit berkonsentrasi
- Merasa khawatir
 Objektif
- Curiga berlebihan
- Waspada berlebihan
- Bicara berlebihan
- Sikap menentang atau permusuhan
- Wajah tegang
- Pola tidur berubah
- Tidak mampu mengambil keputusan
- Flight of Idea
- Produktuktifitas kerja menurun
- Tidak mampu merawat diri
- Menarik diri
e. Kondisi Klinis Terkait
1. Skizofrenia
2. Gangguan sistem limbik
3. Gangguan ganglia basalis
4. Tumor Otak

4. PERILAKU MENCEDERAI DIRI: RISIKO BUNUH DIRI


a. Definisi
Keyakinan yang keliru tentang isi pikiran yang dipertahankan secara kuat atau terus 
menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.
b. Faktor Risiko
1. Gangguan perilaku (mis. euforia mendadak setelah depresi, perilaku mencari senjata
berbahaya, membeli Obat dalam jumlah banyak, membuat surat warisan)
2. Demografi (mis. lansia,status perceraian, janda/duda, ekonomi rendah, pengangguran)
3. Gangguan fisik (mis. nyeri kronis, penyakit terminal)       
4. Masalah sosial (mis. berduka, tidak berdaya, putus asa, kesepian, kehilangan
hubungan yang penting, isolasi sosial)      
5. Gangguan psikologis (mis. penganiayaan masa kanak-kanak, riwayat bunuh diri sebelu
mnya, remaja homoseksual, gangguan psikiatrik,
penyakit psikiatrik, penyalahgunaan zat)      
c. Kondisi Klinis Terkait
1. Sindrom otak akut/kronis         
2. Ketidakseimbangan hormon (miss premenstrual syndrome
3. postpartum psychosis)   
4. Penyalahgunaan zat        
5. Post traumatic stress disorder (PTSD)
6. Penyakit kronis/terminal (mis. kanker)         
II. SLKI (STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA)
1. Diagnosa: ISOLASI SOSIAL
A. KETERLIBATAN SOSIAL (LUARAN UTAMA)
- Definisi
Kemampuan untuk membina hubungan yang erat, hangat, terbuka, dan independent
dengan orang lain
- Ekspektasi : Meningkat
- Kriteria Hasil
1. Minat interaksi meningkat
2. Verbalisasi tujuan yang jelas meningkat
3. Minat terhadap aktivitas meningkat
4. Verbalisasi isolasi menurun
5. Verbalisasi ketidakamanan di tempat umum menurun
6. Perilaku menarik diri menurun
7. Verbalisasi perasaan berbeda dengan orang lain menurun
8. Verbalisasi preokupasi dengan pikiran sendiri menurun
9. Afek murung/sedih menurun
10. Perilaku bermusuhan menurun
11. Perilaku sesuai dengan harapan orang lain menurun
12. Perilaku bertujuan menurun
13. Kontak mata menurun
14. Tugas perkembangan sesuai usia
B. ADAPTASI DISABILITAS
- Definisi
Proses penyesuaian fungsional terhadap tantangan keterbatasan fisik
- Ekspektasi : Meningkat
- Kriteria Hasil
1. Verbalisasi menyesuaikan diri dengan disabilitas meningkat
2. Verbalisasi rekonsiliasi dengan disabilitas meningkat

3. Adaptasi dengan keterbatasan fisik meningkat

4. Modifikasi pola hidup sesuai dengan kondisi disabilitas meningkat
5. Modifikasi pekerjaan sesuai dengan kondisi disabilitas meningkat

6. Strategi untuk mengatasi stress akibat disabilitas meningkat

7. Penggunaan alat bantu sesuai kebutuhan meningkat

8. Perasaan negatif harga diri rendah menurun

C. CITRA TUBUH
- Definisi
Persepsi tentang penampilan, struktur, dan fungsi fisik individu
- Ekspektasi : Meningkat
- Kriteria Hasil:
1.    Verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh menurun
2.    Verbalisasi kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang lain menurun
3.    Verbalisasi perubahan gaya hidup menurun
4.    Menyembunyikan bagian tubuh berlebihan menurun
5.    Menunjukan bagian tubuh berlebihan menurun
6.    Fokus pada bagian tubuh menurun
7.    Fokus pada penampilan masa lalu menurun
8.    Fokus pada kekuatan masa lalu menurun
9.   Melihat bagian tubuh membaik
10. Menyentuh bagian tubuh membaik
11. Verbalisasi kecacatan bagian tubuh membaik
12. Verbalisasi kehilangan bagian tubuh membaik
13. Respon nonverbal pada perubahan tubuh membaik
14. Hubungan sosial membaik 
2. Diagnosa: DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. PERAWATAN DIRI (LUARAN UTAMA)
- Definisi
Kemampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri
- Ekspektasi : Meningkat
- Kriteria Hasil
1. Kemampuan mandi meningkat
2. Kemampuan mengenakan pakaian meningkat
3. Kemampuan makan meningkat
4. Kemampuan ke toilet (BAB/BAK) meningkat
5. Verbalisasi keinginan melakukan perawatan diri meningkat
6. Minat melakukan perawatan diri meningkat
7. Mempertahankan kebersihan diri meningkat
8. Mempertahankan kebersihan mulut meningkat 

B. FUNGSI SENSORI
- Definisi
Kemampuan untuk merasakan stimulasi suara, rasa, raba, aroma, dan gambar visual.
- Ekspektasi : Membaik
- Kriteria Hasil
1.  Ketajaman pendengaran meningkat
2.  Ketajaman penglihatan meningkat
3.  Persepsi stimulasi kulit meningkat
4.  Persepsi posisi kepala meningkat
5.  Persepsi posisi tubuh meningkat
6.  Perbedaan bau meningkat
7.  Perbedaan rasa meningkat  
C. KOORDINASI PERGERAKAN
- Definisi
Kemampuan otot untuk bekerjasama dengan gerakan tubuh yang sesuai dan terarah
- Ekspektasi : Meningkat
- Kriteria Hasil:
1. Kekuatan otot meningkat
2. Kontrol gerakan meningkat
3. Keseimbangan gerakan meningkat
4. Kemantapan gerakan meningkat
5. Kehalusan gerakan meningkat
6. Gerakan ke arah yang diinginkan meningkat
7. Gerakan dengan waktu yang diinginkan meningkat
8. Gerakan dengan kecepatan yang diinginkan meningkat
9. Gerakan dengan ketepatan yang diinginkan meningkat
10. Tegangan otot menurun
11. Kram otot menurun
12. Bentuk otot membaik
13. Kecepatan gerakan membaik 

3. Diagnosa: WAHAM
A. STATUS ORIENTASI (LUARAN UTAMA)
- Definisi
Keyakinan yang sesuai dengan kenyataan
- Ekspektasi : Membaik
- Kriteria Hasil:
1. Kekuatan otot meningkat
2. Kontrol gerakan meningkat
3. Keseimbangan gerakan meningkat
4. Kemantapan gerakan meningkat
5. Kehalusan gerakan meningkat
6. Gerakan ke arah yang diinginkan meningkat
7. Gerakan dengan waktu yang diinginkan meningkat
8. Gerakan dengan kecepatan yang diinginkan meningkat
9. Gerakan dengan ketepatan yang diinginkan meningkat
10. Tegangan otot menurun
11. Kram otot menurun
12. Bentuk otot membaik
13. Kecepatan gerakan membaik 

B. KONTROL PIKIR
- Definisi
Kemampuan seseorang mengendalikan diri dari gangguan persepsi sensori,proses
pikir dan isi pikir
- Ekspektasi : Meningkat
- Kriteria Hasil:
1. Kemampuan mengenali halusinasi dan delusi meningkat
2. Kemampuan menahan diri mengikuti halusinasi dan delusi meningkat
3. Kemampuan memonitor frekuensi halusinasi dan delusi meningkat
4. Kemampuan menjelaskan isi halusinasi dan delusi meningkat
5. Melaporkan penurunan halusinasi dan delusi meningkat
6. Validasi  meningkat
7. Kemampuan berinteraksi meningkat
8. Kemampuan memahami ide orang lain meningkat
9. Kesesuaian afek membaik
10. Memandang lingkungan secara akurat membaik
11. Menunjukan pola berpikir yang logis membaik
12. Menunjukan pemikiran yang berdasarkan kenyataan membaik
13. Menunjukan isi pikir positif membaik
C. ORIENTASI KOGNITIF
- Definisi
Kemampuan mengidentifikasi orang, tempat, dan waktu secara akurat
- Ekspektasi : Meningkat
- Kriteria Hasil
1. Identifikasi diri sendiri meningkat
2. Identifikasi orang terdekat meningkat
3. Identifikasi tempat saat ini meningkat
4. Identifikasi hari meningkat
5. Identifikasi bulan meningkat
6. Identifikasi tahun meningkat
7. Identifikasi peristiwa menigkat

4. PERILAKU MENCEDERAI DIRI: RISIKO BUNUH DIRI


A. KONTROL DIRI (LUARAN UTAMA)
- Definisi
Kemampuan untuk mengendalikan atau mengatur emosi, pikiran,
dan perilaku dalam menghadapi masalah
- Ekspektasi: Meningkat
- Kriteria Hasil
1. Verbalisasi ancaman kepada orang lain menurun
2. Verbalisasi umpatan menurun
3. Perilaku menyerang menurun
4. Perilaku melukai diri sendiri/orang lain menurun
5. Perilaku merusak lingkungan sekitar menurun
6. Perilaku agresif/ngamuk menurun
7. Suara keras menurun 
8. Bicara keras menurun
9. Verbalisasi keinginan bunuh diri menurun
10. Verbalisasi isyarat bunuh diri menurun
11. Verbalisasi ancaman bunuh diri menurun
12. Verbalisasi rencana bunuh diri menurun
13. Verbalisasi kehilangan hubungan yang penting menurun
14. Perilaku merencanakan bunuh diri menurun
15. Euphoria menurun
16. Alam perasaan depresi menurun

B. DUKUNGAN KELUARGA
- Definisi
- Ketersediaan sokongan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuha  individu yang 
menjalani perawatan.
- Ekspektasi: Meningkat
- Kriteria Hasil
1. Verbalisasi keinginan untuk mendukung anggota keluarga yang sakit meningkat
2. Menanyakan kondisi pasien
3. Mencari dukungan sosial bagi anggota keluarga yang sakit
4. Mencari dukungan spiritual bagi anggota keluarga yang sakit
5. Bekerja sama dengan anggota keluarga yang sakit dalam menentukan perawatan
6. Bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan dalam menentukan perawatan
7. Berpartisipasi dalam perencanaan pulang  

C. DUKUNGAN SOSIAL
- Definisi
- Ketersediaan sokongan dari oranglain
untuk memenuhi kebutuha  individu yang menjalani perawatan.
- Ekspektasi: Meningkat
- Kriteria Hasil
1. Kemampuan meminta bantuan pada orang lain meningkat
2. Bantuan yang ditawarkan oleh orang lain meningkat
3. Dukungan emosi yang disediakan oleh orang lain meningkat
4. Jaringan sosial yang membantu meningkat   
III. SIKI (STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA)

1. Diagnosa: ISOLASI SOSIAL

Intervensi Utama

Promosi Sosialisasi

Definisi: Promosi sosial meningkatkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain
tindakan

Tindakan

Observasi

identifikasi kemampuan melakukan interaksi identifikasi hambatan melakukan interaksi


dengan orang lain dengan orang lain

Terapeutik

Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam Motivasi berinteraksi di luar lingkungan (mis


suatu hubungan jalan jalan ke toko buku)

Motivasi kesabaran dalam mengembangkan Diskusikan kekuatan dan keterbatasan dalam


suatu hubungan berkomunikasi dengan orang lain

Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru Diskusikan perencanaan kegiatan di masa depan
dan kegiatan kelompok

Edukasi

Ajarkan berinteraksi dengan orang lain secara Anjurkan meningkatkan kejujuran diri dan
bertahap menghormati hak orang lain

Anjurkan ikut serta kegiatan sosial dan Anjurkan penggunaan alat bantu misal kaca
kemasyarakatan mata dan alat bantu dengar

Anjurkan berbagi pengalaman dengan orang Anjurkan membuat perencanaan kelompok kecil
lain untuk kegiatan khusus
Terapi Aktivitas

Definisi: Menggunakan aktivitas fisik kognitif sosial dan spiritual tertentu untuk memulihkan
keterlibatan frekuensi atau durasi aktivitas individu atau kelompok

Tindakan

Observasi

Identifikasi defisit tingkat aktivitas Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi


dalam aktivitas

Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam Identifikasi makna aktivitas rutin misal bekerja
aktivitas tertentu dan waktu luang

Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang Monitor respon emosional fisik sosial dan
diinginkan spriritual terhadap aktivitas

Terapeutik

Fasilitasi fokus pada kemampuan bukan Kordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia
defisit yang dialami

Sepakati komitmen untuk meningkatkan Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih


frekuensi dan Rentang aktivitas

Fasilitas memilih aktivitas dan tetapkan Fasilitasi transportasi untuk menghadiri


tujuan aktivitas yang konsisten sesuai aktivitas, jika sesuai
kemampuan fisik psikologis dan sosial

Edukasi

Edukasi jelaskan metode aktivitas fisik Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok atau
sehari-hari jika perlu terapi, jika sesuai

Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih

Anjurkan melakukan aktivitas fisik sosial spriritual dan kognitif dalam menjaga fungsi dan
kesehatan
2. Diagnosa: DEFISIT PERAWATAN DIRI

Intervensi Utama

Dukungan Perawatan Diri

Definisi: Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan perawatan diri

Tindakan

Observasi

Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri
sesuai usia berpakaian Berhias dan makan

Monitor tingkat kemandirian

Terapeutik

Sediakan lingkungan yang Terapeutik misal Untuk menerima keadaan ketergantungan


suasana hangat rileks privasi

Siapkan keperluan pribadi misal parfum sikat Fasilitasi kemandirian bantu jika tidak mampu
gigi dan sabun mandi melakukan perawatan diri

Dampingi dalam melakukan perawatan diri Jadwalkan rutinitas perawatan diri

Edukasi

anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan


Dukungan Perawatan Diri: Makan/Minum

Definisi: Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan makan / minum

Tindakan

Observasi

Identifikasi diet yang dianjurkan Monitor status hidrasi pasien jika perlu

Monitor kemampuan menelan

Terapeutik

Ciptakan lingkungan yang menyenangkan Letakkan makanan di Sisi mata yang sehat
selama makan

Atur posisi yang nyaman untuk makan / Sediakan sedotan untuk minum sesuai
minum kebutuhan

Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika Motivasi untuk makan di ruang makan jika
perlu tersedia

Edukasi

Edukasi jelaskan posisi makan pada pasien yang mengalami gangguan penglihatan dengan
menggunakan arah jarum jam (mis. sayur di 12 rendang di 3)

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian obat misal analgesik antiemetik sesuai indikasi


3. Diagnosa: WAHAM

Intervensi Utama

Manajemen Waham

Definisi: Mengidentifikasi dan mengelola kenyamanan keamanan dan orientasi realitas pasien
yang mengalami keyakinan yang keliru dan menetap yang sedikit atau sama sekali tidak
berdasar pada kenyataan

Tindakan

Observasi

monitor waham yang isinya membahayakan diri sendiri orang lain dan lingkungan

Monitor efek Terapeutik dan efek samping obat

Terapeutik

Bina hubungan inter personal saling percaya Hindari perdebatan tentang keyakinan yang
keliru, nyatakan keraguan sesuai fakta

Tunjukkan sikap tidak menghakimi secara Hindari memperkuat gagasan waham


konsisten

Diskusikan waham dengan berfokus pada Sediakan lingkungan aman dan nyaman
perasaan yang mendasari waham “Anda
terlihat seperti orang yang sedang ketakutan”

Edukasi

Anjurkan melakukan rutinitas harian secara konsisten

Latih manajemen stress

Jelaskan tentang waham dan penyakit yang terkait

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian obat, sesuai indikasi


Orientasi Realita

Definisi: Meningkatkan kesadaran terhadap identitas diri, waktu, dan lingkungan.

Tindakan

Observasi

Monitor perubahan orientasi Monitor perubahan kognitif dan perilaku

Terapeutik

Perkenalkan nama saat memulai interaksi Libatkan dlaam terapi kelompok orientasi

Orientasikan orang, tempat, dan waktu Berikan waktu dan istirahat dan tidur yang
cukup, jika perlu

Sediakan lingkungan yang dan rutinitas Fasilitasi akses informal (mis. televisi, surat
secara konsisten kabar,radio), jika perlu

Edukasi

anjurkan perawatan diri secara mandiri

Anjurkan penggunaan alat bantu (mis. kacamata, alat bantu dengar, gigi palsu)

Ajarkan keluarga dalam perawatan orientasi realita


4. Diagnosa: PERILAKU MENCEDERAI DIRI: RISIKO BUNUH DIRI

Intervensi Utama

Manajemen Mood

Definisi: Mengidentifikasi dan mengelola keselamatan stabilisasi pemulihan dan perawatan


gangguan mood (keadaan emosional yang bersifat sementara)

Tindakan

Observasi

Identifikasi mood misal tanda gejala riwayat Monitor aktivitas dan tingkat stimulasi
penyakit lingkungan

Identifikasi resiko keselamatan diri atau orang lain

Moniter fungsi kognitif (mis. konsentrasi memori kemampuan membuat keputusan)

Terapeutik

Fasilitasi pengisian kuesioner self-report (mis. beck depression inventory sekalah status
fungsional jika perlu)

Berikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan dengan cara yang tepat (mis. sandsack
terapi seni aktivitas fisik)

Edukasi

Jelaskan tentang gangguan mood dan Ajarkan mengenali pemicu gangguan mood
penanganannya (mis. situasi stres, masalah fisik)

Anjurkan berperan aktif dalam pengobatan Ajarkan memonitor mood secara mandiri misal
dan rehabilitasi jika perlu sekalah tingkat 1-10, membuat jurnal)

Anjurkan rawat inap sesuai indikasi (mis. Ajarkan keterampilan koping dan penyelesaian
risiko keselamatan defisit perawatan diri, masalah baru
sosial)

Kolaborasi

olaborasi pemberian obat jika perlu

Rujuk untuk psikoterapi (mis. Perilaku, hubungan interpersonal, keluarga, kelompok), jika perlu
Pencegahan Bunuh Diri

Definisi: mengidentifikasi dan menurunkan resiko merugikan diri sendiri dengan maksud
mengakhiri hidup.

Tindakan

Observasi

identifikasi gejala risiko bunuh diri misal monitor lingkungan bebas bahaya
gangguan mood Halusinasi Delusi Panic
Penyalahgunaan zat kesedihan gangguan
kepribadian

identifikasi keinginan dan pikiran rencana Monitor adanya perubahan mood atau perilaku
bunuh diri

Terapeutik

Libatkan dalam perencanaan perawatan Berikan lingkungan dengan pengamatan ketat


mandiri dan mudah dibantu (mis. tempat tidur dekat
ruang perawat)

Libatkan keluarga dalam perencanaan Tingkatkan pengawasan pada kondisi tertentu


perawatan (mis. rapat staf, pergantian shift)

Lakukan pendekatan langsung dan tidak Hindari diskusi berulang tentang bunuh diri
mengakhiri saat membahas bunuh diri sebelumnya diskusi berorientasi pada masa
sekarang dan masa depan

Anda mungkin juga menyukai