Anda di halaman 1dari 9

MODUL PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era industrialisasi saat ini, sangat dibutuhkan peralatan – peralatan dalam
menunjang proses produksi. Salah satu penggunaan peralatan-peralatan yang
dibutuhkan adalah peralatan angkat dan angkut berbagai jenis tipe maupun jumlah.
Dengan penggunaan peralatan tersebut diatas yang serba modern dan mutakhir,
tentunya memiliki potensi bahaya yang tinggi.
Berdasarkan pengalaman dilapangan banyak peralatan-peralatan angkat yang tidak
layak dioperasikan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Untuk
mencegah agar tidak terjadi kecelakaan yang diakibatkan penggunaan peralatan-
peralatan tsb, diharapkan pengurus/pengusaha maupun tenaga kerja/operator dapat
mengenal dan memahami tentang tata cara pengoperasian pesawat angkat dan
angkut.
Banyaknya kecelakaan yang diakibatkan oleh penggunaan peralatan angkat dan
angkut, tidak terlepas dari lemahnya pengawasan oleh pegawai pengawas
ketenagakerjaan. Kendala yang dihadapi antara lain jumlah pegawai pengawas yang
kurang memadai dan kemampuan pegawai pengawas di dalam mengawasi obyek-
obyek pengawasan K3 pada umumnya dan pengawasan K3 Pesawat Angkat dan
Angkut pada khususnya.

B. Manfaat
Pesawat angkat dan angkut yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan di bidang
produksi berfungsi untuk mendukung proses produksi menjadi lebih produktif dan
efisien serta efektif, sedangkan penggunaan pesawat angkat dan angkut di bidang
jasa adalah untuk membantu perusahaan-perusahaan yang memerlukan penggunaan
pesawat angkat dan angkut yang sifatnya rental.
Pada dasarnya penggunaan pesawat angkat dan angkut tidak terlepas dari suatu
proses yang erat kaitannya dengan proses produksi. Sudah terlihat jelas bahwa
pembangunan di sector konstruksi sangat banyak menggunakan berbagai jenis
pesawat angkat dan angkut, sesuai dengan tingkat kebutuhan di lapangan.
Beberapa contoh penggunaan pesawat angkat dan angkut dapat kita lihat di sector
konstruksi, seperti bangunan gedung, jembatan dan di sector industri seperti di
pabrik-pabrik serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan, dll.
Adapun tujuan yang terpenting pada penggunaan pesawat angkat dan angkut adalah
untuk mendukung kegiatan tersebut agar proses produksi dapat berjalan dengan
lancer.

C. Potensi Bahaya
Umum :
Secara umum penggunaan pesawat angkat dan angkut untuk mendukung agar
proses produksi dapat berjalan dengan baik, tetapi di sisi lain pesawat angkat dan
angkut memiliki potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
Sumber-sumber bahaya yang ada pada pesawat angkat dan angkut, antara lain :
1. Kesalahan design/ perencanaan
2. Kesalahan pemasangan
3. kesalahan pemakaian
4. kesalahan perawatan
5. Tidak pernah dilakukan pemeriksaan dan pengujian
6. Tidak layak untuk dioperasikan.

Khusus :
Secara khusus, sumber bahaya yang ada pada pesawat angkat dan angkut, antara
lain :
a. Bagian yang berputar, a.l :
- poros
- roda
- pulli-pulli
- roda/ban
b. Bagian – bagian yang bergerak, antara lain :
- Gerak vertikal
- Gerak horizontal
- Gerak maju dan mundur
c. Tenaga Penggerak
- Kebakaran
- Peledakan
- Kebisingan
- Suhu tinggi
- Getaran

D. Pengawasan
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, khususnya
dalam penggunaan pesawat angkat dan angkut perlu adanya langkah-langkah yang
tepat untuk mengendalikan sumber-sumber bahaya yang ditimbulkan akibat dari
penggunaan pesawat angkat dan angkut.
Langkah – langkah tersebut dapat berupa pembinaan terhadap operator-operator
pesawat angkat dan angkut maupun pembantu pembantu operator tentang tata cara
pengoperasian yang aman pesawat angkat dan angkut.
Dalam melakukan pengawasan terhadap pesawat angkat dan angkut perlu adanya
suatu pedoman atau standar baik pada saat pengoperasian maupun pada saat
perawatan / maitenance secara berkala/periodik. Disamping itu faktor lingkungan
kerja khususnya lingkungan/daerah operasi pesawat angkat dan angkut sangat
menentukan dalam proses pengoperasian pesawat angkat dan angkut. Tujuan
daripada pengawasan yaitu untuk mengendalikan sumber-sumber bahaya di tempat
kerja, baik yang diakibatkan oleh tenaga kerja (unsafe act), peralatan maupun
lingkungan kerja.
Pencegahan kecelakaan kerja dapat dicapai apabila pengurus maupun tenaga kerja
memiliki komitmen yang kuat untuk menerapkan K3, karena apabila terjadi suatu
kecelakaan kerja akan berdampak kerugian baik terhadap tenaga kerja,
pengusaha/pengurus, citra perusahaan maupun berdampak kepada lingkungan.

E. Peran Ahli K3
Peran Ahli K3 dalam pencegahan kecelakaan kerja khususnya dibidang pesawat
angkat dan angkut, sesuai amanah Undang Undang No.1 Tahun 1970, pasal 5 ayat
1 bahwa Ahli K3 mempunyai tugas menjalankan pengawasan langsung dan
membantu pelaksanaan terhadap ditaatinya peraturan perundangan di bidang K3.
Dalam melakukan pengawasan di bidang pesawat angkat dan angkut harus
mengacu Permenaker No.Per.05/Men/1985.
Di dalam Permenaker No.Per.05/Men/1985 tsb, terdapat beberapa obyek
pengawasan yang terkait pesawat angkat dan angkut, antara lain :
1. Peralatan angkat
2. Pita transport
3. Pesawat angkat di landasan dan diatas permukaan
4. Angkutan jalan rel
Dari keempat obyek pengawasan terhadap peralatan tersebut tentunya harus
diketahui dan dipahami oleh seorang Ahli K3, karena Ahli K3 juga dituntut mampu
mengindentifikasi sumber bahaya, termasuk sumber bahaya yang ditimbulkan oleh
pesawat angkat dan angkut termasuk cara pengendaliannya.

F. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Peserta pelatihan calon Ahli K3 diharapkan dapat memahami pengawasan
K3 di bidang pesawat angkat dan angkut.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Peserta pelatihan calon Ahli K3 diharapkan dapat menjelaskan latar
belakang pengawasan K3 bidang pesawat angkat dan angkut, pengertian
pengawasan K3 pesawat angkat dan angkut, dasar hukum pengawasan K3
pesawat angkat dan angkut, ruang lingkup pengawasan K3 pesawat angkat
dan angkut, sumber-sumber bahaya pesawat angkat dan angkut, syarat-
syarat K3 pesawat angkat dan angkut serta tehnik pemeriksaan dan
pengujian pesawat angkat dan angkut.

G. Ruang Lingkup
Materi pembelajaran pengawasan K3 bidang pesawat angkat dan angkut meliputi :
1. Pengertian
2. Dasar hukum
3. Ruang lingkup pengawasan K3 bidang pesawat angkat dan angkut.
4. Sumber-sumber bahaya pesawat angkat dan angkut.
5. Syarat-syarat K3 pesawat angkat dan angkut
6. Teknik pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan angkut.
BAB II

DASAR HUKUM DAN PENGERTIAN

A. DASAR HUKUM

Yang menjadi dasar hukum K3 bidang pesawat angkat dan angkut adalah :
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, pasal 5 ayat 1
2. Permenaker No. Per.05/Men/1985 tentang pesawat angkat dan angkut
3. Permenaker No. Per.01/Men/1989 tentang kwalifikasi dan syarat-syarat operator
keran angkat.

B. PENGERTIAN

1. Pesawat adalah kumpulan dari beberapa alat secara berkelompok atau berdiri
sendiri guna menghasilkan tenaga baik mekanik maupun bukan mekanik dan
dapat digunakan untuk tujuan tertentu.
2. Alat adalah suatu unit konstruksi yang dibuat untuk digunakan atau
menghasilkan suatu hasil tertentu dan dapat merupakan suatu bagian yang
berdiri sendiri dari pesawat tersebut.
3. Pembuat dan pemasang pesawat pesawat angkat adalah orang atau badan hukum
yang melakukan pekerjaan pembuatan dan pemasangan instalasi pesawat angkat
dan bertanggung jawab selama batas waktu tertentu terhadap pekerjaannya.
4. Pesawat angkat dan angkut adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan
untuk memindahkan, mengangkat muatan baik bahan atau barang maupun orang
secara vertikal dan atau horizontal dalam jarak yang ditentukan.
5. Peralatan angkat adalah alat yang dikonstruksikan atau dibuat khusus untuk
mengangkat naik dan menurunkan muatan.
6. Pita Transpor adalah pesawat atau alat yang digunakan untuk memindahkan
muatan secara kontinue dengan menggunakan bantuan pita.
7. Pesawat angkutan diatas landasan dan diatas permukaan adalah suatu pesawat
atau alat yang digunakan untuk memindahkan muatan atau orang dengan
menggunakan kemudi baik didalam atau diluar pesawat dan bergerak diatas
suatu landasan maupun permukaan.
8. Alat angkutan jalan rel adalah suatu angkutan yang bergerak diatas jalan rel.
9. Jalan rel adalah jaringan rel dan perlengkapannya yang dipasang secara
permanen yang digunakan untuk jalan lokomotif, gerbong dan peralatan lainnya
guna mengangkut muatan.
BAB III

POKOK BAHASAN

A. Jenis-Jenis Pesawat Angkat Dan Angkut


1. Peralatan Angkat
2. Pita Transport
3. Pesawat Angkutan Diatas Landasan dan Diatas Permukaan
4. Alat Angkutan Jalan Riil

B. Pemanfaatan Pesawat Angkat Dan Angkut


1. Penggunaan pesawat angkat dan angkut di sektor industri banyak ragam jenisnya,
pada umumnya digunakan untuk mengangkat dan mengangkut bahan atau
barang/material dengan cara mekanik, elektrik, hidrolik maupun peneumatik.
2. Pesawat angkat dan angkut merupakan peralatan yang penting untuk mendukung
proses produksi maupun proses bongkar muat.
3. Selain digunakan di sektor industri, pesawat angkat dan angkut juga dapat
dipindah-pindahkan sesuai dengan lokasi tempat kerjanya (rental/sewa).
Perusahaan yang menyewakan pesawat angkat dan angkut tersebut, disebut
perusahaan jasa penyewaan bidang pesawat angkat dan angkut.

C. Pita Transport
1. Pita transport disebut juga conveyor adalah suatu peralatan yang digunakan untuk
mengangkut dan mengangkat bahan atau material secara terus-menerus.
2. Pita transport / conveyor umumnya digunakan di pabrik-pabrik, seperti : pabrik
semen, pabrik kertas, pabrik baja, dll.
3. Pita transport juga banyak digunakan di tempat umum misalnya di bandara,
mal ,dll yang biasa disebut eskalator (tangga berjalan).
4. Jenis pita transport yang digunakan di pabrik-pabrik minuman biasanya disebut
rantai berjalan.

D. Pesawat angkutan diatas landasan dan diatas permukaan diantaranya yang sangat
populer :
1. Forklift
2. Loader
3. Shovel
4. Grader
5. Compector
6. Buldoser
7. Traktor
8. Reacstakker
9. Excavator
10. Kereta gantung
11. Mesin giling
12. Dump Truck
13. Gerobak sorong
14. dll
Peralatan-peralatan tsb banyak digunakan di sektor konstruksi maupun sektor
industri.

E. Angkutan Jalan Riil


Angkutan jalan riil biasa disebut lokomotif. Lokomotif bersama rangkaiannya
digunakan untuk mengangkat dan mengangkut hasil perkebunan dan industri serta
pertambangan, seperti : getah karet, kayu jati, tebu, semen, kelapa sawit, batu bara,
minyak mentah, nikel, timah, dll.

F. Persyaratan Teknis Pesawat Angkat dan Angkut


1. Konstruksi dan komponen pesawat angkat dan angkut harus memenuhi beberapa
persyaratan, antara lain :
- Bahan konstruksi serta perlengkapan pesawat angkat dan angkut harus cukup
kuat, tidak cacat dan memenuhi syarat berdasarkan standar yang berlaku
(pabrik pembuat).

- Semua pesawat angkat dan angkut harus memiliki perlengkapan pengaman


yang dapat bekerja secara otomatis, contoh : beberapa alat pengaman pada
pesawat angkat dan angkut jenis keran angkat, antara lain :

1. Limit Switch untuk gerakan beban naik


2. Limit Switch untuk gerakan beban turun
3. Limit Switch untuk gerakan swing kanan dan kiri
4. Signal untuk beban lebih
5. Signal untuk sudut boom maksimal
6. Break (rem)
7. Limit Switch untuk gerakan long travelling
8. Limit Switch untuk gerakan cross traveling
9. Boom back stop
10. Anemometer (penunjuk arah angin)
11. Pawl (Dog)
12. Level Indikator
13. Load Rating Chart (daftar beban)
14. Boom Angel

G. Pemeriksaan Dan Pengujian Pesawat Angkat dan Angkut


Pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan angkut dapat digolongkan :
1. Pemeriksaan dan pengujian pertama
2. Pemeriksaan dan pengujian ulang
3. Pemeriksaan dan pengujian khusus
4. Pemeriksaan dan pengujian berkala
Berdasarkan Permenaker 05/Men/1985 pasal 138 :
- Ayat (1) berbunyi : setiap pesawat angkat dan angkut sebelum dipakai harus
diperiksa dan diuji terlebih dahulu, dengan standar uji yang telah ditentukan.
- Ayat (2) berbunyi : untuk pengujian beban lebih, harus dilakukan sebesar 125%
dari jumlah beban maksimum yang diujikan.
- Ayat (3) berbunyi : Besarnya tahanan isolasi dan instalasi listrik pesawat angkat
dan angkut sekurang-kurangnya memenuhi yang ditentukan dalam PUIL
(Peraturan Umum Instalasi Listrik).
- Ayat (4) berbunyi : Pemeriksaan dan pengujian ulang pesawat angkat dan angkut
dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun setelah pengujian pertama dan
pemeriksaan pengujian ulang selanjutnya dilaksanakan 1(satu) tahun sekali.
- Ayat (5) berbunyi : Pemeriksaan dan pengujian dimaksud dalam pasal ini
dilakukan oleh Pegawai Pengawas dan atau Ahli Keselamatan Kerja kecuali
ditentukan lain.

Sedangkan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan (fabrikasi),


pemasangan, peredaran, pemeliharaan/perawatan dan perubahan teknis/modifikasi
pesawat angkat dan angkut harus memenuhi persyaratan-persyaratan sbb :

- Harus memiliki SKP (Surat Keputusan Penunjukan) dari Direktorat Jenderal


Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan c.q. Direkt orat Pengawasan Norma K3.
- Memiliki tenaga ahli sesuai bidang penunjukan.
- Memiliki peralatan yang lengkap/sesuai
- Juru Las bersertifikat klas I
- Tenaga teknis pelaksana lapangan untuk membantu dalam proses pembuatan.
Untuk perusahaan yang bergerak dibidang pemeriksaan dan pengujian Pesawat
Angkat dan Angkut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut;

- Harus memiliki SKP (Surat Keputusan Penunjukan) dari Direktorat Jenderal


Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan c.q. Direktorat Pengawasan Norma K3.
- Memiliki Ahli K3 Spesialis di bidang pesawat angkat dan angkut.
- Memiliki peralatan yang lengkap/sesuai terkait pelaksanaan pemeriksaan dan
pengujian pesawat angkat dan angkut.
- Mempunyai tenaga welding inspector
- Tenaga teknis pelaksana lapangan untuk membantu dalam proses pemeriksaan
dan pengujian.
- Sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan
angkut harus selalu berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten/Kota.

H. Kualifikasi dan Syarat-Syarat Operator Keran Angkat

Berdasarkan Permenaker No.Per 01/Men/ 1989, bahwa operator keran angkat harus
mempunyai legalitas yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan. Legalitas operator keran angkat tersebut berupa :
1. Sertifikat
2. Surat Ijin Operator (SIO)
3. Buku kerja operator

Ketiga persyaratan diatas bisa di dapat dengan mengikuti diklat operator keran
angkat, sedangkan persyaratan operator keran angkat untuk Klas I, sbb :
a. Sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA jurusan mekanik, listrik atau IPA.
b. Telah berngalaman di bidang pelayanan keran angkat menurut jenisnya sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun dengan kapasitas 50 ton.
c. Berkelakuan baik dari kepolisian,
d. Berbadan sehat dari dokter
e. Umur sekurang-kurangnya 23 tahun
f. Harus lulus paket A1 + A2 + A3
g. Lulus ujian yang diselenggarakan oleh Departemen Tenaga Kerja c.q Ditjen
Binawas

Peryaratan untuk operator keran angkat Klas II :


Sekurang-kurangnya berpendidikan SLTP dan diutamakan jurusan mekanik atau
listrik
a. Pernah sebagai operator selama 3 tahun dengan kapasitas (25 s/d 50) ton.
b. Berkelakuan baik dari kepolisian,
c. Berbadan sehat dari dokter
d. Umur sekurang-kurangnya 21 tahun
e. Mengikuti kursus operator A1 + A2
f. Lulus ujian yang diselenggarakan oleh Departemen Tenaga Kerja c.q Ditjen
Binawas

Peryaratan untuk operator keran angkat Klas III :


Sekurang-kurangnya berpendidikan SLTP dan diutamakan jurusan teknik, mekanik
atau listrik
a. Pernah sebagai operator selama 1 tahun dengan kapasitas 25 ton.
b. Berkelakuan baik dari kepolisian,
c. Berbadan sehat dari dokter
d. Umur sekurang-kurangnya 20 tahun
e. Mengikuti kursus operator A1
f. Lulus ujian yang diselenggarakan oleh Departemen Tenaga Kerja c.q Ditjen
Binawas
Pelaksanaan kursus operator dapat dilakukan oleh Departemen Tenaga Kerja atau
lembaga yang ditunjuk. Sertifikat operator, SIO, buku kerja diterbitkan oleh Menteri
atau Pejabat yang ditunjuk setelah yang bersangkutan dinyatakan lulus.
Peningkatan Klas operator dapat dilaksanakan apabila operator sudah mempunyai
pengalaman sekurang-kurangnya 2 tahun secara terus menerus.
I. Kewenangan Operator
Operator Keran Angkat Klas I berwenang melayani keran angkat sesuai dengan
jenisnya dengan kapasitas angkat lebih dari 50 ton dan mengawasi serta membimbing
kegiatan operator Klas II dan atau operator Klas III.
Operator keran angkat Klas II berwenang melayani sebuah krreran angkat sesuai
dengan jenisnya, dengan kapasitas lebih besar dari 25 ton sampai 50 ton.
Operator keran angkat Klas III berwenang melayani sebuah keran angkat sesuai
dengan jenisnya, dengan kapasitas maksimum 25 ton.

J. Kewajiban Operator
Operator Keran Angkat berkewajiban :
1. Dilarang meninggalkan tempat pelayanan selama keran angkat dioperasikan.
2. Melakukan pengecekan dan pengamatan kondisi atau kemampuan kerja,
serta merawat keran angkat, alat-alat pengaman dan alat-alat perlengkapan
laiinya yang terkait dengan bekerjanya keran angkat yang dilayaninya.
3. Operator harus mengisi buku laporan harian pengoperasian keran angkat
yang bersangkutan selama melayani keran angkat.
4. Apabila keran angkat atau alat-alat pengaman atau perlengkapannya tidak
berfungsi dengan baik atau rusak, operator harus segera menghentikan
pesawatnya dan segera melaporkan kepada atasannya.
5. Segera melaporkan kepada atasannya apabila terjadi kerusakan atau
peledakan atau gangguan-gangguan lain pada keran angkat dan alat-alat
perlengkapannya.
6. Membuat laporan bulanan pemakaian keran angkat kepada P2K3 di
perusahaan yang bersangkutan.
7. Mematuhi peraturan dan tindakan pengaman yang telah ditetapkan selain
pengoperasian keran angkat.

Anda mungkin juga menyukai