com
Navigate to...
Latar Belakang
Definisi likuidasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “pembubaran perusahaan sebagai
badan hukum yang meliputi pembayaran kewajiban kepada para kreditor dan pembagaian harta
yang tersisa kepada para pemegang saham (Persero)”. Tujuan utama dari likuidasi itu sendiri adalah
untuk melakukan pengurusan dan pemberesan atas harta perusahaan yang dibubarkan tersebut.
Tahap likuidasi wajib dilakukan ketika sebuah Perseroan dibubarkan, dimana pembubaran Perseroan
tersebut bukanlah akibat dari penggabungan dan peleburan. Perseroan yang dinyatakan telah bubar
tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali diperlukan untuk membereskan semua urusan
Perseroan dalam rangka likuidasi.
Tahap-Tahap Likuidasi
Dalam hal terjadinya pembubaran Perseroan sesuai yang tercantum dalam pasal 142 ayat (1)
Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”), maka Pasal 142 ayat (2)
huruf a UUPT menentukan bahwa setelah pembubaran perseroan karena alasan-alasan yang
dimaksud dalam pasal 142 ayat (1) UUPT wajib diikuti dengan likuidasi yang dilakukan oleh likuidator
atau kurator.
Berikut ini adalah tahap-tahap Likuidasi sebuah Perseroan, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 147
sampai dengan pasal 152 UUPT:
Terhitung sejak tanggal pembubaran Perseroan, dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari, Likuidator wajib memberitahukan kepada semua kreditor mengenai pembubaran Perseroan
dalam Surat Kabar dan Berita Negara Republik Indonesia. Selanjutnya, Likuidator juga wajib
memberitahukan pembubaran Perseroan kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan
bahwa Perseroan dalam likuidasi. (Pasal 147 ayat (1) UUPT).
Kemudian, likuidator melakukan pemberitahuan kepada kreditor dalam Surat Kabar dan Berita
Negara Republik Indonesia. Sebagaimana yang dimaksud diatas, pemberitahuan harus memuat
pembubaran Perseroan dan dasar hukumnya; nama dan alamat likuidator; tata cara pengajuan
tagihan dan jangka waktu pengajuan tagihan. Jangka waktu pengajuan tagihan tersebut adalah 60
(enam puluh) hari terhitung sejak tanggal pengumuman pembubaran Perseroan. Dalam hal
pemberitahuan kepada Menteri tentang pembubaran Perseroan, likuidator wajib melengkapi
dengan bukti dasar hukum pembubaran Perseroan dan pemberitahuan kepada kreditor dalam surat
kabar. (Pasal 147 ayat (2), (3) dan (4) UUPT).
Apabila pemberitahuan kepada kreditor dan Menteri belum dilakukan, pembubaran Perseroan tidak
berlaku bagi orang ketiga. Jika likuidator lalai melakukan pemberitahuan tersebut, likuidator secara
tanggung renteng dengan Perseroan bertanggung jawab atas kerugian yang diderita pihak ketiga.
(Pasal 148 ayat (1) dan (2) UUPT).
Selanjutnya, menurut Pasal 149 ayat (1) UUPT, kewajiban likuidator dalam melakukan pemberesan
harta kekayaan Perseroan dalam proses likuidasi harus meliputi pelaksanaan:
Pengumuman dalam Surat Kabar dan Berita Negara Republik Indonesia mengenai rencana
pembagian kekayaan hasil likuidasi.
Kemudian dalam hal likuidator memperkirakan bahwa utang Perseroan lebih besar daripada
kekayaan Perseroan, likuidator wajib mengajukan permohonan pailit Perseroan, kecuali peraturan
perundang-undangan menentukan lain dan semua kreditor yang diketahui identitas dan alamatnya,
menyetujui pemberesan dilakukan di luar kepailitan. (Pasal 149 ayat (2) UUPT).
Kreditor dapat mengajukan keberatan atas rencana pembagian kekayaan hasil likuidasi dalam jangka
waktu paling lambat 60 (enam) puluh hari terhitung sejak tanggal pengumuman pembubaran
Perseroan. Dalam hal pengajuan keberatan tersebut ditolak oleh likuidator, kreditor dapat
mengajukan gugatan ke pengadilan negeri dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari
terhitung sejak tanggal penolakan (Pasal 149 ayat (3) dan (4)).
Kemudian kreditor yang mengajukan tagihan sesuai dengan jangka waktu tersebut, dan kemudian
ditolak oleh likuidator dapat mengajukan gugatan ke pengadilan negeri dalam jangka waktu paling
lambat 60 (enam puluh) hari terhitung tanggal penolakan, sebaliknya kreditor yang belum
mengajukan tagihannya dapat mengajukan melalui pengadilan negeri dalam jangka waktu 2 (dua)
tahun terhitung sejak pembubaran perseroan diumumkan (Pasal 150 ayat (1) dan (2)). Tagihan yang
diajukan kreditor tersebut dapat dilakukan dalam hal terdapat sisa kekayaan hasil likuidasi yang
diperuntukkan bagi pemegang saham. Dengan demikian pemegang saham wajib mengembalikan
sisa kekayaan hasil tersebut secara proposional dengan jumlah yang diterima terhadap jumlah
tagihan (Pasal 150 ayat (3), (4) dan (5) UUPT).
Apabila dalam hal likuidator tidak dapat melaksanakan kewajibannya seperti yang diatur, atas
permohonan pihak yang berkepentingan atau atas permohonan kejaksaan ketua pengadilan negeri
dapat mengangkat Likuidator baru dan memberhentikan likuidator lama. Pemberhentian likuidator
tersebut, dilakukan setelah yang bersangkutan dipanggil untuk didengar keterangannya (Pasal 151
ayat (1) dan (2) UUPT).
Likuidator bertanggung jawab kepada RUPS atau pengadilan yang mengangkatnya atas likuidasi
Perseroaan yang dilakukan dan kurator bertanggung jawab kepada hakim pengawas atas likuidasi
Perseroan yang dilakukan (Pasal 152 ayat (1) UUPT).
Kemudian, likuidator wajib memberitahukan kepada Menteri dan mengumumkan hasil akhir proses
likuidasi dalam Surat Kabar setelah RUPS memberikan pelunasan dan pembebasan kepada likuidator
atau setelah pengadilan menerima pertanggung jawaban likuidator yang ditunjuknya. Ketentuan
tersebut berlaku juga bagi kurator yang pertanggung jawabannya telah diterima oleh hakim
pengawas (Pasal 152 ayat (3) dan (4) UUPT).
Menteri mencatat berakhirnya status badan hukum Perseroan dan menghapus nama Perseroan dari
daftar Perseroan, setelah ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 152 ayat (3) dan ayat (4)
dipenuhi. Ketentuan ini berlaku juga bagi berakhirnya status badan hukum Perseroan karena
Penggabungan, Peleburan atau Pemisahan (Pasal 152 ayat (5) dan (6) UUPT).
Selanjutnya, pemberitahuan dan pengumuman sebagaimana dimaksud Pasal 152 ayat (3) dan (4)
UUPT dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
pertanggungjawaban likuidator atau kurator diterima oleh RUPS, pengadilan atau hakim pengawas
(Pasal 152 ayat (7) UUPT).
Tahapan-tahapan likuidasi telah dinilai selesai pada saat Menteri mengumumkan berakhirnya status
badan hukum Perseroan dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Sofie Widyana P.
November 3, 2011
Hukumperseroanterbatas
Permalink
78627
Written by hukumperseroanterbatas
RELATED POSTS
MANAGED BY
LINKEDIN PAGE
OUR LAWYERS
LEKS&CO REKOMENDASI
RECOMMENDED BY LEGAL 500 ON REAL ESTATE.
Leks&Co Recommended by the Legal 500 on Corporate and M&A and Real Estate.
Leks&Co is highly recommended by Asia Law Profiles 2013 & 2016 on Construction & Real Estate.
ABOUT US
Leks&Co adalah firma hukum yang menyediakan berbagai jenis jasa hukum, yang terdiri dari orang-
orang muda,enerjik, kreatif, yang menyediakan pelayanan hukum premium dengan harga yang
kompetitif, manajemen mutu danmenawarkan jasa hukum berdasarkan nilai-nilai utama kami.
CATEGORIES
Saham Perseroan
Pemegang saham
Direksi Perusahaan
Peraturan Perusahaan
Pemeriksaan Perusahaan
Pembubaran Perseroan
Articles
ARCHIVE
February 2021
December 2020
April 2020
January 2020
December 2019
July 2019
May 2019
April 2019
March 2018
June 2017
March 2017
August 2016
March 2016
December 2015
December 2014
September 2014
July 2014
June 2014
April 2014
January 2014
November 2013
October 2013
December 2012
November 2012
August 2012
July 2012
June 2012
April 2012
March 2012
February 2012
January 2012
December 2011
November 2011
October 2011
Privacy Policy