Nama Anggota :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Secara khusus, makalah ini membahas tentang “KONSEP DASAR DAN ILMU ILMU SOSIAL
DAN ILMU TENTANG BUDAYA” makalah ini kami buat guna membantu proses
pembelajaran kami.
Demikian makalah ini kami buat. Semoga bermanfaat bagi kita semua serta para
pembaca. Kami juga beharap kritik dan saran atas ketidak sempurnaannya makalah ini, agar
kami lebih baik lagi untuk proses kedepannya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………….
B. Rumusan masalah………………………………………………………………….
C. Tujuan penulisan………………………………………………………………......
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan………………………………………………………………………...
B. Saran……………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasar hal tersebut, kami mencoba untuk memaparkan konsep dasar ilmu-ilmu sosial
yang akan sangat berarti sebagai pemahaman ilmu sosial selanjutnya.
2. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini mengenai :
3. Tujuan
1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum kami buat makalah ini, untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah konsep-konsep dasar ilmu-ilmu sosial budaya
2 Tujuan Khusus
2. Memahami salah satu contoh masalah sosial ekonomi pada masyarakat dan
mengetahui gejala pemecahannya.
PEMBAHASAN
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan integrasi
dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi (sosio:sosial, logos: ilmu)
dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial. Pengertian lebih lanjut
tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu
untuk menanggapi masalah-masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk
dalam pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.
Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial dan budaya dasar merupakan pengetahuan yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep
yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaan. Istilah
ISBD dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang
berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal
dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the
humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih
halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih
manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the
humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia
berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the
humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu
sendiri.Untuk mengetahui lebih lanjut tentang asal mula ilmu sosial dan budaya dasar, perlu
diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa
ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince ). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-
keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah.
Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu,
lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian
digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi.
Ilmu-ilmu sosial ( social scince ). Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-
keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan
metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil pengkajian ini lebih
bersifat kualitatif, sebab hal ini menyangkut pola perilaku dan tingkah laku manusia di
masyarakat yang cenderung berubah-ubah.
Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-
kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan
peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Theodorson Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang
dijadikan pedoman serta prinsip – prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku.
Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai menurut Theodorson relatif sangat kuat dan
bahkan bersifat emosional. Oleh sebab itu, nilai dapat dilihat sebagai tujuan kehidupan manusia
itu sendiri.
Sedangkan yang dimaksud dengan nilai budaya itu sendiri sduah dirmuskan oleh beberapa ahli
seperti :
Menurut Koentjaraningrat (1987:85) lain adalah nilai budaya terdiri dari konsepsi–konsepsi
yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga masyarakat mengenai hal–hal yang
mereka anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat dijadikan orientasi
dan rujukan dalam bertindak. Oleh karena itu, nilai budaya yang dimiliki seseorang
mempengaruhinya dalam menentukan alternatif, cara–cara, alat–alat, dan tujuan – tujuan
pembuatan yang tersedia.1
Clyde Kluckhohn(1994) mendefinisikan nilai budaya sebagai konsepsi umum yang terorganisasi,
yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam,
hubungan orang dengan orang dan tentang hal–hal yang diingini dan tidak diingini yang
mungkin bertalian dengan hubungan orang dengan lingkungan dan sesama manusia.
Selanjutnya, bertitik tolak dari pendapat diatas, maka dapat dikatakan bahwa setiap individu
dalam melaksanakan aktifitas sosialnya selalu berdasarkan serta berpedoman kepada nilai – nilai
atau sistem nilai yang ada dan hidup dalam masyarakat itu sendiri. Artinya nilai – nilai itu sangat
banyak mempengaruhi tindakan dan perilaku manusia, baik secara individual, kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.
Suatu nilai apabila sudah membudaya didalam diri seseorang, maka nilai itu akan dijadikan
sebagai pedoman atau petunjuk di dalam bertingkahlaku. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan
sehari – hari, misalnya budaya gotong royong, budaya malas, dan lain – lain. Jadi, secara
universal, nilai itu merupakan pendorong bagi seseorang dalam mencapai tujuan tertentu.
Manusia dianugerahi akal maka manusia dapat berfikir. Kemampuan berfikir manusia juga
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah hidup yang dihadapinya.2
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan
pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual, kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.
Sistem Nilai
Tylor dalam Imran Manan (1989;19) mengemukakan moral termasuk bagian dari kebudayaan,
yaitu standar tentang baik dan buruk, benar dan salah, yang kesemuanya dalam konsep yang
lebih besar termasuk ke dalam ‘nilai’. Hal ini di lihat dari aspek penyampaian pendidikan yang
dikatakan bahwa pendidikan mencakup penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai.
Kedudukan nilai dalam setiap kebudayaan sangatlah penting, maka pemahaman tentang sistem
nilai budaya dan orientasi nilai budaya sangat penting dalam konteks pemahaman perilaku suatu
masyarakat dan sistem pendidikan yang digunakan untuk menyampaikan sisitem perilaku dan
produk budaya yang dijiwai oleh sistem nilai masyarakat yang bersangkutan.
Clyde Kluckhohn mendefinisikan nilai sebagai sebuah konsepsi, eksplisit atau implisit, menjadi
ciri khusus seseorang atau sekelompok orang, mengenai hal-hal yang diinginkan yang
mempengaruhi pemilihan dari berbagai cara-cara, alat-alat, tujuan-tujuan perbuatan yang
tersedia. Orientasi nilai budaya adalah konsepsi umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi
perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang
dengan orang dan tentang hal-hal yang diingini dan tak diingini yang mungkin bertalian dengan
hubungan antar orang dengan lingkungan dan sesama manusia.
Sistem nilai budaya ini merupakan rangkaian dari konsep-konsep abstrak yang hidup dalam
masyarakat, mengenai apa yang dianggap penting dan berharga, tetapi juga mengenai apa yang
dianggap remeh dan tidak berharga dalam hidup. Sistem nilai budaya ini menjadi pedoman dan
pendorong perilaku manusia dalam hidup yang memanifestasi kongkritnya terlihat dalam tata
kelakuan. Dari sistem nilai budaya termasuk norma dan sikap yang dalam bentuk abstrak
tercermin dalam cara berfikir dan dalam bentuk konkrit terlihat dalam bentuk pola perilaku
anggota-anggota suatu masyarakat.
Kluckhohn mengemukakan kerangka teori nilai nilai yang mencakup pilihan nilai yang dominan
yang mungkin dipakai oleh anggota-anggota suatu masyarakat dalam memecahkan 6 masalah
pokok kehidupan.
Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang
sesuai denagn tututan hati nuraninya (pengertian secara umum)
Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikap-sikap pribadi seseorang tentang kebenaran,
keindahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek atau prilaku yang berorientasi pada
tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang (simon,1973).
Nilai-nilai nyata dari seseorang diperlihatkan melalui pola prilaku yang konsisten.
Nilai-nilai merupakan komponen intelektual dan emosional dari seseorang yang secara
intelektual diyakinkan tentang sutu nilai serta memegang teguh dan mempertahankannya.
Sistem merupakan istilah dari bahasa yunani “system” yang artinya adalah himpunan bagian atau
unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama.
MenurutL. James Haverysistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu
rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk
berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
MenurutJohn Mc Manamasistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-
fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai
suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.
Nilai Budaya
Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat,
lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan
(believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya
sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.3
Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang
nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau organisasi.Sistem Nilai Budaya,
Pandangan Hidup, dan Ideologi. Sistem budaya merupakan tingkatan tingkat yang paling tinggi
dan abstrak dalam adat istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai – nilai budaya itu merupakan
konsep – konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari dari warga
suatu masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai , berharga, dan penting dalam
hidup, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada
kehidupan para warga masyarakat itu sendiri.
Nilai – nilai budaya ini bersifat umum , luas dan tak konkret maka nilai – nilai budaya dalam
suatu kebudayaan tidak dapat diganti dengan nilai-nilai budaya yang lain dalam waktu yang
singkat.Dalam masyarakat ada sejumlah nilai budaya yang satu dan yang lain berkaitan satu
sama lain sehingga merupakan suatu sistem, dan sistem itu sebagai suatu pedoman dari konsep –
konsep ideal dalam kebudayaan memberi pendorong yang kuat terhadap arah kehidupan
masyarakat.
Menurut ahli antropologi terkenal C.Kluckhohn , tiap sistem nilai budaya dalam tiap
kebudayaan itu mengenai lima masalah dasar dalam kehidupan manusia yang menjadi landasan
bagi kerangka variasi sistem nilai budaya adalah :
Ada kebudayaan yang memandang hidup manusia itu pada hakekatnya suatu hal yang buruk dan
menyedihkan.Pada agama Budha misalnya,pola–pola tindakan manusia akan mementingkan
segala usaha untuk menuju arah tujuan bersama dan memadamkan hidup baru. Adapun
kebudayaan – kebudayaan lain memandang hidup manusia dapat mengusahakan untuk
menjadikannya suatu hal yang indah dan menggembirakan.
Masalah mengenai hakekat dari karya manusiaKebudayaan memandang bahwa karya manusia
bertujuan untuk memungkinkan hidup,kebudayaan lain menganggap hakekat karya manusia itu
untuk memberikannya kehormatan,ada juga kebudayaan lain yang menganggap karya manusia
sebagai suatu gerak hidup yang harus menghasilkan lebih banyak karya lagi.Masalah mengenai
hakekat dari kedudukan manusia dalam ruang dan waktu. Kebudayaan memandang penting
dalam kehidupan manusia pada masa lampau, keadaan serupa ini orang akan mengambil
pedoman dalam tindakannya contoh – contoh dan kejadian- kejadaian dalam masa lampau.
Sebaliknya ada kebudayaan dimana orang hanya mempunyai suatu pandangan waktu yang
sempit. Dalam kebudayaan ini perencanaan hidup menjadi suatu hal yang sangat amat
penting.Masalah mengenai hakekat hubungan manusia dengan alam sekitarnya,kebudayaan yang
memandang alam sebagai suatu hal yang begitu dahsyat sehingga manusia hanya dapat bersifat
menyerah tanpa dapat berusaha banyak. Sebaliknya ,banyak pula kebudayaan lain yang
memandang alam sebagai lawan manusia dan mewajibkan manusia untuk selalu berusaha
menaklukan alam. Kebudayaan lain masih ada yang menganggap bahwa manusia dapat
berusaha mencari keselarasan dengan alam.Masalah mengenai hakekat hubungan manusia
dengan sesamanya.Ada kebudayaan yang mementingkan hubungan vertikal antara manusia
dengan sesamanya. Tingkah lakunya akan berpedoman pada tokoh – tokoh pemimpin.
Kebudayaan lain mementingkan hubungan horizontal antara manusia dan sesamanya. Dan
berusaha menjaga hubungan baik dengan tetangga dan sesamanya merupakan suatu hal yang
penting dalam hidup. Kecuali pada kebudayaan lain yang tidak menganggap manusia tergantung
pada manusia lain, sifat ini akan menimbulkan individualism
Multikultural adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang
ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan
terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam
kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang
mereka anut.Pengertian Multikultural Menurut Para Ahli.Multikultural yang berkaitan dengan
budaya dan kemungkinan dibatasi oleh konsep nilai-sarat atau memiliki kepentingan tertentu.
J. S Furnival
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih komunitas
(kelompok) yang secara kultural dan ekonomi terfragmentasi dan memiliki struktur kelembagaan
yang berbeda satu sama lain.NasikunSebuah masyarakat plural adalah masyarakat yang terdiri
dari dua atau lebih dari tatanan sosial, masyarakat, atau kelompok yang secara kultural, ekonomi,
dan politik dipisahkan (diisolasi), dan memiliki struktur kelembagaan dan berbeda satu sama
lain.
Clifford GeertzSebuah masyarakat plural adalah masyarakat yang terbagi menjadi beberapa
subsistem embrio itu sendiri dan terikat dalam ikatan primordial.
*Secara relatif pertumbuhan integrasi sosial pada paksaan (pemaksaan) dan saling
ketergantungan di bidang ekonomi.
Adanya dominasi politik oleh satu kelompok atas yang lain.perspektif masyarakat dan individu
tentang nilai proses refroduksi sosok ibu ibu dari anak dalam berbagai multi kultural.Proses
membangun karakter pada anak juga ibarat mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa,
sehingga “berbentuk” unik, menarik, dan berbeda antara satu dengan yang lain. Setiap orang
memiliki karakter berbeda-beda. Ada orang yang berperilaku sesuai dengan nilai-nilai karakter
unggul, ada juga yang berperilaku negatif atau tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam
budaya setempat (tidak/belum berkarakter atau “berkarakter” tercela).Dengan demikian, dalam
pendidikan karakter, setiap anak memiliki potensi untuk berperilaku positif atau negatif. Jika
ayah- bunda dan anggota keluarga membentuk karakter positif sejak dini, yang berkembang
adalah perilaku positif tersebut. Jika tidak, tentu yang akan terjadi sebaliknya. Peran Ibu menjadi
sangat vital dalam pembentukan karakter anak untuk siap menghadapi dunia di masa yang akan
datang.Pada awalnya anak akan meniru perilaku Ibu, karena ia adalah orang pertama yang dekat
dan dikagumi oleh anak. Hal ini akan terpotret seperti dalam berpakaian, bersikap, dan
berperilaku sehari-hari seorang anak yang biasanya tidak jauh berbeda dengan orang-orang
terdekat dalam lingkungan rumahnya. Pepatah mengatakan, “buah jatuh tidak jauh dari
pohonnya”.
5.Keberagaman sosial budaya adalah kekayaan sekaligus berkah bagi bangsa. Keberagaman
sosial budaya masyarakat menjadi pondasi untuk memperkuat persatuan dan kesatuan Indonesia.
Keragaman budaya adalah sebuah situasi yang tidak mungkin dihindari bagi negara kepulauan
seperti Indonesia. Kita hidup di dalam keragaman budaya, suku bangsa, agama dan bahasa.
Bila ditinjau dari pembentuk kata, budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu ‘budhayah’ yang
merupakan bentuk jamak dari ‘budhi’ yang berarti ‘budi’ atau ‘akal’.
Dalam kamus bahasa Indonesia, “budaya” berarti pikiran , akal budi. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture yang asalnya dari bahasa Latin yaitu Colere yang berarti mengolah
atau mengerjakan dalam pengertian mengolah tanah atau bertani. Sehingga kebudayaan diartikan
sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.Kebudayaan adalah hasil dari cipta,
karsa, dan rasa, yang berarti mengolah atau yang mengerjakan sehingga mempengaruhi tingkat
pengetahuan, sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, dalam kehidupan
sehari-hari, sifatnya abstrak.
Jadi keragaman budaya dimaknai sebagai proses, cara atau pembuatan menjadikan banyak
macam ragamnya tentang kebudayaan yang berkembang. Dengan kata lain kehidupan
bermasyarakat memiliki corak kehidupan yang beragam dengan latar belakang kesukuan, agama
maupun ras yang berbeda-beda.
Bangsa Indonesia adalah bangsa majemuk karena masyarakatnya terdiri dari kelompok-
kelompok dengan ciri khas kesukuan yang memiliki beragam budaya dengan latar belakang suku
yang berbeda.
Keberagaman sosial selain dapat dilihat dari jenis pekerjaan yang dilakukan warga masyarakat
juga dapat dilihat dari:
Tingkat pendidikan masyarakat diperkotaan lebih beragam daripada masyarakat pedesaan, mulai
dari pendidikan rendah sampai dengan pendidikan tinggi.
Di desa tingkat ekonomi masyarakatnya relatif sama. Sedangkan di kota tingkat ekonomi
warganya sangat beragam, ada warga yang miskin, kaya, dan sangat kaya.
perspektif masyarakat dan individu tentang nilai proses refroduksi sosok ibu ibu dari anak dalam
berbagai multi kultural
Proses membangun karakter pada anak juga ibarat mengukir atau memahat jiwa sedemikian
rupa, sehingga “berbentuk” unik, menarik, dan berbeda antara satu dengan yang lain. Setiap
orang memiliki karakter berbeda-beda. Ada orang yang berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
karakter unggul, ada juga yang berperilaku negatif atau tidak sesuai dengan nilai-nilai yang
berlaku dalam budaya setempat (tidak/belum berkarakter atau “berkarakter” tercela).
Dengan demikian, dalam pendidikan karakter, setiap anak memiliki potensi untuk berperilaku
positif atau negatif. Jika ayah- bunda dan anggota keluarga membentuk karakter positif sejak
dini, yang berkembang adalah perilaku positif tersebut. Jika tidak, tentu yang akan terjadi
sebaliknya. Peran Ibu menjadi sangat vital dalam pembentukan karakter anak untuk siap
menghadapi dunia di masa yang akan datang.
Pada awalnya anak akan meniru perilaku Ibu, karena ia adalah orang pertama yang dekat dan
dikagumi oleh anak. Hal ini akan terpotret seperti dalam berpakaian, bersikap, dan berperilaku
sehari-hari seorang anak yang biasanya tidak jauh berbeda dengan orang-orang terdekat dalam
lingkungan rumahnya. Pepatah mengatakan, “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”.Baca Juga: 3
Kegiatan Ekonomi: Penjelasan Produksi, Distribusi dan Konsumsi
Sedangkan keberagaman budaya dapat dilhat dari perbedaan suku, agama dan bahasa. Pada
masyarakat pedesaan terdapat kesamaan bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku.
Sedangkan masyarakat perkotaan cenderung lebih heterogen, terdiri dari orang-orang dengan
bermacam-macam suku,adat istiadat, bahasa, dan agama.
Apa dampak positif dan negatif adanya keberagaman sosial budaya? Berikut penjelasannya:
Hal ini perlu menjadi perhatian dari kita semua untuk melestarikan kekayaan bangsa ini agar
tidak punah. Upaya yang dapat diilakukan antara lain:
– Mengajarkan bahasa daerah oleh orang tua kepada anak-anaknya dan menggunakan secara
aktif di rumah untuk berkomunikasi dengan seluruh anggota keluarga.
Setiap daerah memiliki budayanya masing-masing dan tentunya berbeda-beda. Bahkan di suatu
daerah kita bisa menemukan kelompok-kelompok yang menggunakan bahasa yang benar-benar
berbeda dengan latar belakang sejarah yang berbeda. Biasanya setiap budaya memiliki
peninggalan bersejarahnya masing-masing. Tentu peninggalan bersejarah ini akan sangat baik
bagi daerah tersebut untuk dijadikan objek wisata seperti museum, monumen, dan tempat wisata
lainnya.Sadar atau tidak, wisatawan yang berkunjung ke Indonesia bukan semata-mata karna
kekayaan alamnya yang begitu indah tapi juga karena Indonesia kaya akan budaya yang tidak
mungkin kita temukan di negara lain. Wisatawan asing begitu takjub dengan beragam
kebudayaan yang ada di negara kita yang begitu kental, sebut saja Bali, Yogya dan Toraja. Setiap
tahunnya ada jutaan turis asing yang memilih tempat-tempat ini untuk dijadikan tujuan, bukan
hanya untuk berwisata tapi juga menambah pengetahuan.
Sebagai bagian dari bangsa-bangsa yang ada di dunia, Indonesia menjadi unsur untuk
memelihara kebudayaan manusia di dunia. Suatu kebudayaan tentunya terdiri dari berbagai
macam hal yang berhubungan dengan daerah asalnya. Unsur-unsur budaya mulai dari bahasa,
busana, tarian, kuliner, rumah adat, bahkan mitos-mitos dan ada kepercayaan yang berbeda.
Beberapa budaya Indonesia yang telah diakui dunia sebagai warisan budaya diantaranya adalah
pencak silat, batik, keris, perahu pinisi, gamelan, dan sistem irigasi persawahan tradisional asal
Bali yang bernama subak.
Mari kita ringkas. Jadi keragaman dampak positif dari keberagaman antara lain:
*Mempererat persaudaraan
*Menjadi sebagai aset wisata yang menambah pendapatan negara dan dapat menciptakan
lapangan kerja.
*Menjadi ikon pariwisata yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia
Keragaman ini diakui atau tidak, akan dapat menimbulkan berbagai macam persoalan seperti
yang ini dihadapi bangsa ini. Seperti konflik karena isu sosial, kekerasan atas dasar agama,
separatisme, perusakan lingkungan dan hilangnya rasa kemanusiaan untuk selalu menghargai
hakhak orang lain adalah bentuk nyata dari multikulturalisme itu.
Berbagai kegiatan sosial budaya berciri gotong royong memperlihatkan karakter masyarakat
Indonesia yang saling menghormati antara berbagai perbedaan golongan, suku bangsa, hingga
agama.
Selama masa Orde Baru, negara memaksa orang Indonesia untuk berbicara mengenai adat
provinsi, bukan adat dari etnis group. Pemaksaan ini didukung oleh warisan kolonial dan ini juga
instrumental dalam upaya-upaya negara menekan diskusi mengenai etnisitas, agama, ras, dan
antar golongan.
Adat ini sudah mengatur masyarakat Indonesia jauh sebelum Indonesia sebagai suatu negara-
bangsa lahir. Adat dalam hal ini digunakan meliputi norma-norma terkait keluarga, hidup,
metode menyelesaikan masalah, dan hak atas sumber daya alam. Adat itu tidak sama dengan
kelompok minoritas di Indonesia.Terkait pluralisme di Indonesia, dipengaruhi oleh tradisi
kolonial mengenai hubungan kelas yang berakar pada ras, keyakinan dan praktik yang berbeda.
Konflik Fisik
Bila dicermati, interaksi antar anggota masyarakat berdasarkan berbagai latar belakang
pendidikan, pekerjaan dan latar belakang sosial. Kemajemukan ini membuat isu yang
menyangkut suku, ras, agama dan antargolongan beberapa kali terjadi. Contohnya, kasus konflik
fisik antara suku yang terjadi di Kalimantan.
Agar tidak terjadi konflik fisik, maka penegak hukum menerapkan aturan yang ketat terhadap isu
dan kabar bohong yang menyangkut perbedaan antar suku. Tindakan sesuai hukum ini,
diharapkan dapat meredam konflik fisik yang terjadi karena keberagaman.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
1. Jadi ilmu-ilmu sosial yang telah dipaparkan tersebut semuanya berhubungan dengan
manusia dan tingkah laku serta interaksinya. Dan banyak masalah sosial yang timbul
karena kurangnya pemahaman tentang cara berinteraksi dengan sesamanya.
2. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan
integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi
(sosio:sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu
sosial.
12. SARAN
Jadi keragaman budaya dimaknai sebagai proses, cara atau pembuatan menjadikan banyak
macam ragamnya tentang kebudayaan yang berkembang. Dengan kata lain kehidupan
bermasyarakat memiliki corak kehidupan yang beragam dengan latar belakang kesukuan, agama
maupun ras yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
24
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan IPS