Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KONSEP DASAR ILMU SOSIAL DAN ILMU TENTANG BUDAYA

DOSEN PENGAMPUH : LINDA YUSANTI, S, ST. M. Keb

Di susun oleh : kelompok 4

Nama Anggota :

1. Lesinta Darayuma (F0G020046)


2. Yunita Efrida (F0G020048)
3. Asdiana Meliani (F0G020054 )

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Secara khusus, makalah ini membahas tentang “KONSEP DASAR DAN ILMU ILMU SOSIAL
DAN ILMU TENTANG BUDAYA” makalah ini kami buat guna membantu proses
pembelajaran kami.

Demikian makalah ini kami buat. Semoga bermanfaat bagi kita semua serta para
pembaca. Kami juga beharap kritik dan saran atas ketidak sempurnaannya makalah ini, agar
kami lebih baik lagi untuk proses kedepannya.

Bengkulu, 15 februari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………….
B. Rumusan masalah………………………………………………………………….
C. Tujuan penulisan………………………………………………………………......

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian ilmu sosial dan ilmu budaya


…………………………………………………….
B. Perbedaan antar masyarakat nilai dan sistem nilai etnis..........................
C. Pemahaman kehidupan multikultular………………………………………….
D. perspektif masyarakat dan individu tentang nilai proses reproduksi ……………………...
E. Dampak positif berbagai nilai dan sudut pandang masyarakat terhadap budaya..................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………...
B. Saran……………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam kehidupan bermasyarakat seringkali kita menemukan berbagai macam


permasalahan sosial. Terkait hal ini banyak orang yang kurang mampu menyelesaikan
ataupun memecahkan permasalahan tersebut. Terlebih ketika predikat kita sebagai
seorang mahasiswa yang dituntut untuk mampu terjun dan membrikan kontribusi yang
positif bagi masyarakat ternyata tidak mampu atau kurang tanggap terhadap
permasalahan sosial.

Berdasar hal tersebut, kami mencoba untuk memaparkan konsep dasar ilmu-ilmu sosial
yang akan sangat berarti sebagai pemahaman ilmu sosial selanjutnya.

2. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini mengenai :

1. Apa yang dimaksud dengan sosial budaya

2. Sampai dimana ruang lingkup dari ilmu-ilmu sosial budaya tersebut.

3. Tujuan

1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum kami buat makalah ini, untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah konsep-konsep dasar ilmu-ilmu sosial budaya
2 Tujuan Khusus

Perihal tujuan khusus pembuatan makalah ini yaitu :

1. Mengetahui dan memaham arti sosial budaya

2. Memahami salah satu contoh masalah sosial ekonomi pada masyarakat dan
mengetahui gejala pemecahannya.

3. Mengetahui ruang lingkup ilmu-ilmu sosial tersebut.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian ilmu sosial dan budaya

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan integrasi
dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi (sosio:sosial, logos: ilmu)
dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial. Pengertian lebih lanjut
tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu
untuk menanggapi masalah-masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk
dalam pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.

Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial dan budaya dasar merupakan pengetahuan yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep
yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaan. Istilah
ISBD dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang
berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal
dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the
humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih
halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih
manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the
humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia
berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the
humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu
sendiri.Untuk mengetahui lebih lanjut tentang asal mula ilmu sosial dan budaya dasar, perlu
diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa
ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince ). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-
keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah.
Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu,
lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian
digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi.

Ilmu-ilmu sosial ( social scince ). Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-
keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan
metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil pengkajian ini lebih
bersifat kualitatif, sebab hal ini menyangkut pola perilaku dan tingkah laku manusia di
masyarakat yang cenderung berubah-ubah.

Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-
kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan
peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.

B. Perbedaan antar masyarakat nilai dan sistem nilai etnis

Theodorson Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang
dijadikan pedoman serta prinsip – prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku.
Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai menurut Theodorson relatif sangat kuat dan
bahkan bersifat emosional. Oleh sebab itu, nilai dapat dilihat sebagai tujuan kehidupan manusia
itu sendiri.

Sedangkan yang dimaksud dengan nilai budaya itu sendiri sduah dirmuskan oleh beberapa ahli
seperti :

Menurut Koentjaraningrat (1987:85) lain adalah nilai budaya terdiri dari konsepsi–konsepsi
yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga masyarakat mengenai hal–hal yang
mereka anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat dijadikan orientasi
dan rujukan dalam bertindak. Oleh karena itu, nilai budaya yang dimiliki seseorang
mempengaruhinya dalam menentukan alternatif, cara–cara, alat–alat, dan tujuan – tujuan
pembuatan yang tersedia.1

Clyde Kluckhohn(1994) mendefinisikan nilai budaya sebagai konsepsi umum yang terorganisasi,
yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam,
hubungan orang dengan orang dan tentang hal–hal yang diingini dan tidak diingini yang
mungkin bertalian dengan hubungan orang dengan lingkungan dan sesama manusia.

Sumaatmadja(2000) mengatakan bahwa pada perkembangan, pengembangan, penerapan


budaya dalam kehidupan, berkembang pula nilai – nilai yang melekat di masyarakat yang
mengatur keserasian, keselarasan, serta keseimbangan. Nilai tersebut dikonsepsikan sebagai nilai
budaya.

Selanjutnya, bertitik tolak dari pendapat diatas, maka dapat dikatakan bahwa setiap individu
dalam melaksanakan aktifitas sosialnya selalu berdasarkan serta berpedoman kepada nilai – nilai
atau sistem nilai yang ada dan hidup dalam masyarakat itu sendiri. Artinya nilai – nilai itu sangat
banyak mempengaruhi tindakan dan perilaku manusia, baik secara individual, kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.

Suatu nilai apabila sudah membudaya didalam diri seseorang, maka nilai itu akan dijadikan
sebagai pedoman atau petunjuk di dalam bertingkahlaku. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan
sehari – hari, misalnya budaya gotong royong, budaya malas, dan lain – lain. Jadi, secara
universal, nilai itu merupakan pendorong bagi seseorang dalam mencapai tujuan tertentu.
Manusia dianugerahi akal maka manusia dapat berfikir. Kemampuan berfikir manusia juga
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah hidup yang dihadapinya.2

Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan
pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual, kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.

Sistem Nilai
Tylor dalam Imran Manan (1989;19) mengemukakan moral termasuk bagian dari kebudayaan,
yaitu standar tentang baik dan buruk, benar dan salah, yang kesemuanya dalam konsep yang
lebih besar termasuk ke dalam ‘nilai’. Hal ini di lihat dari aspek penyampaian pendidikan yang
dikatakan bahwa pendidikan mencakup penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai.

Kedudukan nilai dalam setiap kebudayaan sangatlah penting, maka pemahaman tentang sistem
nilai budaya dan orientasi nilai budaya sangat penting dalam konteks pemahaman perilaku suatu
masyarakat dan sistem pendidikan yang digunakan untuk menyampaikan sisitem perilaku dan
produk budaya yang dijiwai oleh sistem nilai masyarakat yang bersangkutan.

Clyde Kluckhohn mendefinisikan nilai sebagai sebuah konsepsi, eksplisit atau implisit, menjadi
ciri khusus seseorang atau sekelompok orang, mengenai hal-hal yang diinginkan yang
mempengaruhi pemilihan dari berbagai cara-cara, alat-alat, tujuan-tujuan perbuatan yang
tersedia. Orientasi nilai budaya adalah konsepsi umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi
perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang
dengan orang dan tentang hal-hal yang diingini dan tak diingini yang mungkin bertalian dengan
hubungan antar orang dengan lingkungan dan sesama manusia.

Sistem nilai budaya ini merupakan rangkaian dari konsep-konsep abstrak yang hidup dalam
masyarakat, mengenai apa yang dianggap penting dan berharga, tetapi juga mengenai apa yang
dianggap remeh dan tidak berharga dalam hidup. Sistem nilai budaya ini menjadi pedoman dan
pendorong perilaku manusia dalam hidup yang memanifestasi kongkritnya terlihat dalam tata
kelakuan. Dari sistem nilai budaya termasuk norma dan sikap yang dalam bentuk abstrak
tercermin dalam cara berfikir dan dalam bentuk konkrit terlihat dalam bentuk pola perilaku
anggota-anggota suatu masyarakat.

Kluckhohn mengemukakan kerangka teori nilai nilai yang mencakup pilihan nilai yang dominan
yang mungkin dipakai oleh anggota-anggota suatu masyarakat dalam memecahkan 6 masalah
pokok kehidupan.

Ada beberapa pengertian tentang nilai, yaitu sebagai berikut:

Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang
sesuai denagn tututan hati nuraninya (pengertian secara umum)
Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikap-sikap pribadi seseorang tentang kebenaran,
keindahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek atau prilaku yang berorientasi pada
tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang (simon,1973).

.Nilai merupakan suatu ciri, yaitu sebagai berikut:

Nilai-nilai membentuk dasar prilaku seseorang

Nilai-nilai nyata dari seseorang diperlihatkan melalui pola prilaku yang konsisten.

Nilai-nilai menjadi kontrol internal bagi prilaku seseorang.

Nilai-nilai merupakan komponen intelektual dan emosional dari seseorang yang secara
intelektual diyakinkan tentang sutu nilai serta memegang teguh dan mempertahankannya.

Sistem merupakan istilah dari bahasa yunani “system” yang artinya adalah himpunan bagian atau
unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama.

Pengertian sistem menurut sejumlah para ahli :

MenurutL. James Haverysistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu
rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk
berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

MenurutJohn Mc Manamasistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-
fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai
suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.

Nilai Budaya

Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat,
lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan
(believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya
sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.3

Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang
nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau organisasi.Sistem Nilai Budaya,
Pandangan Hidup, dan Ideologi. Sistem budaya merupakan tingkatan tingkat yang paling tinggi
dan abstrak dalam adat istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai – nilai budaya itu merupakan
konsep – konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari dari warga
suatu masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai , berharga, dan penting dalam
hidup, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada
kehidupan para warga masyarakat itu sendiri.

Nilai – nilai budaya ini bersifat umum , luas dan tak konkret maka nilai – nilai budaya dalam
suatu kebudayaan tidak dapat diganti dengan nilai-nilai budaya yang lain dalam waktu yang
singkat.Dalam masyarakat ada sejumlah nilai budaya yang satu dan yang lain berkaitan satu
sama lain sehingga merupakan suatu sistem, dan sistem itu sebagai suatu pedoman dari konsep –
konsep ideal dalam kebudayaan memberi pendorong yang kuat terhadap arah kehidupan
masyarakat.

Menurut ahli antropologi terkenal C.Kluckhohn , tiap sistem nilai budaya dalam tiap
kebudayaan itu mengenai lima masalah dasar dalam kehidupan manusia yang menjadi landasan
bagi kerangka variasi sistem nilai budaya adalah :

Masalah mengenai hakekat dari hidup manusia.

Ada kebudayaan yang memandang hidup manusia itu pada hakekatnya suatu hal yang buruk dan
menyedihkan.Pada agama Budha misalnya,pola–pola tindakan manusia akan mementingkan
segala usaha untuk menuju arah tujuan bersama dan memadamkan hidup baru. Adapun
kebudayaan – kebudayaan lain memandang hidup manusia dapat mengusahakan untuk
menjadikannya suatu hal yang indah dan menggembirakan.

Masalah mengenai hakekat dari karya manusiaKebudayaan memandang bahwa karya manusia
bertujuan untuk memungkinkan hidup,kebudayaan lain menganggap hakekat karya manusia itu
untuk memberikannya kehormatan,ada juga kebudayaan lain yang menganggap karya manusia
sebagai suatu gerak hidup yang harus menghasilkan lebih banyak karya lagi.Masalah mengenai
hakekat dari kedudukan manusia dalam ruang dan waktu. Kebudayaan memandang penting
dalam kehidupan manusia pada masa lampau, keadaan serupa ini orang akan mengambil
pedoman dalam tindakannya contoh – contoh dan kejadian- kejadaian dalam masa lampau.
Sebaliknya ada kebudayaan dimana orang hanya mempunyai suatu pandangan waktu yang
sempit. Dalam kebudayaan ini perencanaan hidup menjadi suatu hal yang sangat amat
penting.Masalah mengenai hakekat hubungan manusia dengan alam sekitarnya,kebudayaan yang
memandang alam sebagai suatu hal yang begitu dahsyat sehingga manusia hanya dapat bersifat
menyerah tanpa dapat berusaha banyak. Sebaliknya ,banyak pula kebudayaan lain yang
memandang alam sebagai lawan manusia dan mewajibkan manusia untuk selalu berusaha
menaklukan alam. Kebudayaan lain masih ada yang menganggap bahwa manusia dapat
berusaha mencari keselarasan dengan alam.Masalah mengenai hakekat hubungan manusia
dengan sesamanya.Ada kebudayaan yang mementingkan hubungan vertikal antara manusia
dengan sesamanya. Tingkah lakunya akan berpedoman pada tokoh – tokoh pemimpin.
Kebudayaan lain mementingkan hubungan horizontal antara manusia dan sesamanya. Dan
berusaha menjaga hubungan baik dengan tetangga dan sesamanya merupakan suatu hal yang
penting dalam hidup. Kecuali pada kebudayaan lain yang tidak menganggap manusia tergantung
pada manusia lain, sifat ini akan menimbulkan individualism

C. Pemahaman kehidupan multikultural

Multikultural adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang
ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan
terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam
kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang
mereka anut.Pengertian Multikultural Menurut Para Ahli.Multikultural yang berkaitan dengan
budaya dan kemungkinan dibatasi oleh konsep nilai-sarat atau memiliki kepentingan tertentu.

J. S Furnival

Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih komunitas
(kelompok) yang secara kultural dan ekonomi terfragmentasi dan memiliki struktur kelembagaan
yang berbeda satu sama lain.NasikunSebuah masyarakat plural adalah masyarakat yang terdiri
dari dua atau lebih dari tatanan sosial, masyarakat, atau kelompok yang secara kultural, ekonomi,
dan politik dipisahkan (diisolasi), dan memiliki struktur kelembagaan dan berbeda satu sama
lain.
Clifford GeertzSebuah masyarakat plural adalah masyarakat yang terbagi menjadi beberapa
subsistem embrio itu sendiri dan terikat dalam ikatan primordial.

Pierre L Van den Berghe

*Menunjukkan bahwa masyarakat majemuk ditandai sebagai berikut.Mengalami segmentasi ke


dalam kelompok subkultur yang berbeda satu dengan yang lain.

*Memiliki struktur sosial dibagi menjadi lembaga nonkomplementer.

*Kurang mengembangkan konsensus di antara anggota bahwa nilai-nilai dasar.

*Relatif sering bertentangan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.

*Secara relatif pertumbuhan integrasi sosial pada paksaan (pemaksaan) dan saling
ketergantungan di bidang ekonomi.

Adanya dominasi politik oleh satu kelompok atas yang lain.perspektif masyarakat dan individu
tentang nilai proses refroduksi sosok ibu ibu dari anak dalam berbagai multi kultural.Proses
membangun karakter pada anak juga ibarat mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa,
sehingga “berbentuk” unik, menarik, dan berbeda antara satu dengan yang lain. Setiap orang
memiliki karakter berbeda-beda. Ada orang yang berperilaku sesuai dengan nilai-nilai karakter
unggul, ada juga yang berperilaku negatif atau tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam
budaya setempat (tidak/belum berkarakter atau “berkarakter” tercela).Dengan demikian, dalam
pendidikan karakter, setiap anak memiliki potensi untuk berperilaku positif atau negatif. Jika
ayah- bunda dan anggota keluarga membentuk karakter positif sejak dini, yang berkembang
adalah perilaku positif tersebut. Jika tidak, tentu yang akan terjadi sebaliknya. Peran Ibu menjadi
sangat vital dalam pembentukan karakter anak untuk siap menghadapi dunia di masa yang akan
datang.Pada awalnya anak akan meniru perilaku Ibu, karena ia adalah orang pertama yang dekat
dan dikagumi oleh anak. Hal ini akan terpotret seperti dalam berpakaian, bersikap, dan
berperilaku sehari-hari seorang anak yang biasanya tidak jauh berbeda dengan orang-orang
terdekat dalam lingkungan rumahnya. Pepatah mengatakan, “buah jatuh tidak jauh dari
pohonnya”.
5.Keberagaman sosial budaya adalah kekayaan sekaligus berkah bagi bangsa. Keberagaman
sosial budaya masyarakat menjadi pondasi untuk memperkuat persatuan dan kesatuan Indonesia.

Keragaman budaya adalah sebuah situasi yang tidak mungkin dihindari bagi negara kepulauan
seperti Indonesia. Kita hidup di dalam keragaman budaya, suku bangsa, agama dan bahasa.

Bila ditinjau dari pembentuk kata, budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu ‘budhayah’ yang
merupakan bentuk jamak dari ‘budhi’ yang berarti ‘budi’ atau ‘akal’.

Dalam kamus bahasa Indonesia, “budaya” berarti pikiran , akal budi. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture yang asalnya dari bahasa Latin yaitu Colere yang berarti mengolah
atau mengerjakan dalam pengertian mengolah tanah atau bertani. Sehingga kebudayaan diartikan
sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.Kebudayaan adalah hasil dari cipta,
karsa, dan rasa, yang berarti mengolah atau yang mengerjakan sehingga mempengaruhi tingkat
pengetahuan, sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, dalam kehidupan
sehari-hari, sifatnya abstrak.

Keberagaman Adalah Berkah Bagi Bangsa Indonesia

Jadi keragaman budaya dimaknai sebagai proses, cara atau pembuatan menjadikan banyak
macam ragamnya tentang kebudayaan yang berkembang. Dengan kata lain kehidupan
bermasyarakat memiliki corak kehidupan yang beragam dengan latar belakang kesukuan, agama
maupun ras yang berbeda-beda.

Bangsa Indonesia adalah bangsa majemuk karena masyarakatnya terdiri dari kelompok-
kelompok dengan ciri khas kesukuan yang memiliki beragam budaya dengan latar belakang suku
yang berbeda.

Penyebab Keberagaman Masyarakat di Indonesia.Mengapa masyarakat Indonesia begitu


beragama sosial dan budayanya? Mari kita telaah. Kemajemukan bangsa Indonesia tidak hanya
terlihat dari beragamnya jenis suku bangsa, namun terlihat juga dari beragamnya agama yang
dianut penduduk. Suasana kehidupan beragama yang harmonis di lingkungan masyarakat
heterogen dengan berbagai latar belakang agama terbangun karena toleransi yang saling
menghargai perbedaan.Berbagai kegiatan sosial budaya berciri gotong royong memperlihatkan
karakter masyarakat Indonesia yang saling menghormati antara berbagai perbedaan golongan,
suku bangsa, hingga agama.Keberagaman sosial ini antara lain dapat terlihat dari jenis pekerjaan
atau mata pencaharian penduduknya. Jenis pekerjaan yang dilakukan oleh penduduk di suatu
wilayah biasanya dipengaruhi oleh lingkungan alam di sekitarnya.

Keberagaman sosial selain dapat dilihat dari jenis pekerjaan yang dilakukan warga masyarakat
juga dapat dilihat dari:

Perbedaan tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat diperkotaan lebih beragam daripada masyarakat pedesaan, mulai
dari pendidikan rendah sampai dengan pendidikan tinggi.

Perbedaan tingkat ekonomi.

Di desa tingkat ekonomi masyarakatnya relatif sama. Sedangkan di kota tingkat ekonomi
warganya sangat beragam, ada warga yang miskin, kaya, dan sangat kaya.

D. Persfektif Masyarakat dan individu tentang nilai proses


reproduksi sosok ibu ,kesehatan ibu dalam berbagai kehidupan
multikultural

perspektif masyarakat dan individu tentang nilai proses refroduksi sosok ibu ibu dari anak dalam
berbagai multi kultural

Proses membangun karakter pada anak juga ibarat mengukir atau memahat jiwa sedemikian
rupa, sehingga “berbentuk” unik, menarik, dan berbeda antara satu dengan yang lain. Setiap
orang memiliki karakter berbeda-beda. Ada orang yang berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
karakter unggul, ada juga yang berperilaku negatif atau tidak sesuai dengan nilai-nilai yang
berlaku dalam budaya setempat (tidak/belum berkarakter atau “berkarakter” tercela).

Dengan demikian, dalam pendidikan karakter, setiap anak memiliki potensi untuk berperilaku
positif atau negatif. Jika ayah- bunda dan anggota keluarga membentuk karakter positif sejak
dini, yang berkembang adalah perilaku positif tersebut. Jika tidak, tentu yang akan terjadi
sebaliknya. Peran Ibu menjadi sangat vital dalam pembentukan karakter anak untuk siap
menghadapi dunia di masa yang akan datang.

Pada awalnya anak akan meniru perilaku Ibu, karena ia adalah orang pertama yang dekat dan
dikagumi oleh anak. Hal ini akan terpotret seperti dalam berpakaian, bersikap, dan berperilaku
sehari-hari seorang anak yang biasanya tidak jauh berbeda dengan orang-orang terdekat dalam
lingkungan rumahnya. Pepatah mengatakan, “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”.Baca Juga: 3
Kegiatan Ekonomi: Penjelasan Produksi, Distribusi dan Konsumsi

E. Dampak positif Berbagai nilai dan sudut pandang masyarakat


terhadap budaya

Sedangkan keberagaman budaya dapat dilhat dari perbedaan suku, agama dan bahasa. Pada
masyarakat pedesaan terdapat kesamaan bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku.
Sedangkan masyarakat perkotaan cenderung lebih heterogen, terdiri dari orang-orang dengan
bermacam-macam suku,adat istiadat, bahasa, dan agama.

Faktor-faktor penyebab keberagaman masyarakat di indonesia, yaitu: Letak strategis wilayah


Indonesia, kondisi negara kepulauan, perbedaan kondisi alam, keadaan transportasi dan
komunikasi, penerimaan masyarakat terhadap perubahan, faktor sejarah, faktor agama, dan
pegaruh kebudayaan asing.

Apa dampak positif dan negatif adanya keberagaman sosial budaya? Berikut penjelasannya:

Dampak Positif Keberagaman Sosial Budaya


Enam manfaat positif keragaman sosial budaya bagi bangsa Indonesia adalah sebagai
berikut:Menjadi Kekayaan Budaya BangsaDengan menjadi satu kesatuan dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia, berabgai macam budaya yang terbentang dari Sabang hingga
Merauke menjadi kekayaan Indonesia. Kekayaan budaya yang ada, dilindungi pemerintah
dengan undang-undang sekaligus mendorong pelestarian kebudayaan daerah.Mempererat
Persatuan dan Kesatuan Indonesia Bahasa daerah merupakan salah satu unsur penting dalam
membangun suatu kebudayaan. Bahasa daerah menjadi identitas dan alat komunikasi bagi
masyarakat penggunanya. Bahasa juga mencerminkan jati diri kelompok suatu suku bangsa.

Hal ini perlu menjadi perhatian dari kita semua untuk melestarikan kekayaan bangsa ini agar
tidak punah. Upaya yang dapat diilakukan antara lain:

– Mengajarkan bahasa daerah oleh orang tua kepada anak-anaknya dan menggunakan secara
aktif di rumah untuk berkomunikasi dengan seluruh anggota keluarga.

– Menggunakan bahasa daerah dalam pendidikan terutama untuk kelas-kelas awal.

– Kebijakan penggunaan dan pelestarian daerah oleh pemerintah

Dilansir dari situs museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id, pada 28 Oktober 1928, para peserta


Kongres Pemuda II bersepakat merumuskan tiga janji yang kemudian disebut sebagai Sumpah
Pemuda. Isi sumpah pemuda, diataranya adalah ‘Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia.’Menjunjung tinggi bahasa persatuan bermakna tekad untuk
menjadi satu kesatuan Indonesia dengan tetap menjaga beragai keragaman bahasa daerah yang
merupakan kekayaan bangsa.Memperluas Toleransi dan Wawasan Masyarakat Tentang
Keragaman BudayaMenghargai perbedaan saat bermasyarakat, berada di sekolah dan lingkungan
kerja menjadi penting. Indonesia adalah negara multikultural, tapi bukan negara multikulturalis.
Karena itu multikulturalisme tidak menjadi solusi dalam pengelolaan keragaman di
Indonesia.Toleransi perlu ditengah masyarakat yang berbeda-beda. Perbedaan adalah
keniscayaan dalam masyarakat. Sebagaimana mestinya seorang saudara, maka tidak boleh untuk
saling menjatuhkan karena dia atau mereka berbeda. Terutama, untuk membuat keberagaman di
Indonesia tetap berjalan.Di negara yang lainnya, tentu tidak memiliki keberagaman yang begitu
banyak. Memang, tugas masyarakat Indonesia saat ini cukup berat. Karena, harus menjaga
keberagaman ini agar tetap lestari.Menerima perbedaan antara suku, agama dan kebudayaan
dapat dimulai dengan lingkungan sekitar terlebih dahulu. Buat lingkungan masyarakat yang
nyaman, tentram dan aman. Kemudian, sampaikan kepada saudara yang lainnya bahwa hal ini
penting untuk dilakukan.

Menjadi Daya Tarik Wisata

Setiap daerah memiliki budayanya masing-masing dan tentunya berbeda-beda. Bahkan di suatu
daerah kita bisa menemukan kelompok-kelompok yang menggunakan bahasa yang benar-benar
berbeda dengan latar belakang sejarah yang berbeda. Biasanya setiap budaya memiliki
peninggalan bersejarahnya masing-masing. Tentu peninggalan bersejarah ini akan sangat baik
bagi daerah tersebut untuk dijadikan objek wisata seperti museum, monumen, dan tempat wisata
lainnya.Sadar atau tidak, wisatawan yang berkunjung ke Indonesia bukan semata-mata karna
kekayaan alamnya yang begitu indah tapi juga karena Indonesia kaya akan budaya yang tidak
mungkin kita temukan di negara lain. Wisatawan asing begitu takjub dengan beragam
kebudayaan yang ada di negara kita yang begitu kental, sebut saja Bali, Yogya dan Toraja. Setiap
tahunnya ada jutaan turis asing yang memilih tempat-tempat ini untuk dijadikan tujuan, bukan
hanya untuk berwisata tapi juga menambah pengetahuan.

Menjadi Warisan Budaya Dunia

Sebagai bagian dari bangsa-bangsa yang ada di dunia, Indonesia menjadi unsur untuk
memelihara kebudayaan manusia di dunia. Suatu kebudayaan tentunya terdiri dari berbagai
macam hal yang berhubungan dengan daerah asalnya. Unsur-unsur budaya mulai dari bahasa,
busana, tarian, kuliner, rumah adat, bahkan mitos-mitos dan ada kepercayaan yang berbeda.

Beberapa budaya Indonesia yang telah diakui dunia sebagai warisan budaya diantaranya adalah
pencak silat, batik, keris, perahu pinisi, gamelan, dan sistem irigasi persawahan tradisional asal
Bali yang bernama subak.

Mari kita ringkas. Jadi keragaman dampak positif dari keberagaman antara lain:

*Menjadi identitas bangsa dan negara Indonesia di mata dunia


*Memperkaya kebudayaan nasional

*Mempererat persaudaraan

*Menjadi sebagai aset wisata yang menambah pendapatan negara dan dapat menciptakan
lapangan kerja.

*Menjadi ikon pariwisata yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia

*Dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan

*Dapat dijadikan sebagai media hiburan yang mendidik

*Dampak Negatif Keberagaman Sosial Budaya

Keragaman ini diakui atau tidak, akan dapat menimbulkan berbagai macam persoalan seperti
yang ini dihadapi bangsa ini. Seperti konflik karena isu sosial, kekerasan atas dasar agama,
separatisme, perusakan lingkungan dan hilangnya rasa kemanusiaan untuk selalu menghargai
hakhak orang lain adalah bentuk nyata dari multikulturalisme itu.

Berbagai kegiatan sosial budaya berciri gotong royong memperlihatkan karakter masyarakat
Indonesia yang saling menghormati antara berbagai perbedaan golongan, suku bangsa, hingga
agama.

Klaim atas adat

Selama masa Orde Baru, negara memaksa orang Indonesia untuk berbicara mengenai adat
provinsi, bukan adat dari etnis group. Pemaksaan ini didukung oleh warisan kolonial dan ini juga
instrumental dalam upaya-upaya negara menekan diskusi mengenai etnisitas, agama, ras, dan
antar golongan.

Adat ini sudah mengatur masyarakat Indonesia jauh sebelum Indonesia sebagai suatu negara-
bangsa lahir. Adat dalam hal ini digunakan meliputi norma-norma terkait keluarga, hidup,
metode menyelesaikan masalah, dan hak atas sumber daya alam. Adat itu tidak sama dengan
kelompok minoritas di Indonesia.Terkait pluralisme di Indonesia, dipengaruhi oleh tradisi
kolonial mengenai hubungan kelas yang berakar pada ras, keyakinan dan praktik yang berbeda.
Konflik Fisik

Bila dicermati, interaksi antar anggota masyarakat berdasarkan berbagai latar belakang
pendidikan, pekerjaan dan latar belakang sosial. Kemajemukan ini membuat isu yang
menyangkut suku, ras, agama dan antargolongan beberapa kali terjadi. Contohnya, kasus konflik
fisik antara suku yang terjadi di Kalimantan.

Agar tidak terjadi konflik fisik, maka penegak hukum menerapkan aturan yang ketat terhadap isu
dan kabar bohong yang menyangkut perbedaan antar suku. Tindakan sesuai hukum ini,
diharapkan dapat meredam konflik fisik yang terjadi karena keberagaman.

BAB III

PENUTUP
1. KESIMPULAN

1. Jadi ilmu-ilmu sosial yang telah dipaparkan tersebut semuanya berhubungan dengan
manusia dan tingkah laku serta interaksinya. Dan banyak masalah sosial yang timbul
karena kurangnya pemahaman tentang cara berinteraksi dengan sesamanya.
2. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan
integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi
(sosio:sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu
sosial.

12. SARAN

Jadi keragaman budaya dimaknai sebagai proses, cara atau pembuatan menjadikan banyak
macam ragamnya tentang kebudayaan yang berkembang. Dengan kata lain kehidupan
bermasyarakat memiliki corak kehidupan yang beragam dengan latar belakang kesukuan, agama
maupun ras yang berbeda-beda.

DAFTAR PUSTAKA

24

DAFTAR PUSTAKA

Karima, Muhammad Kaulan., Toni Nasution dan Ramadhani. 2019.

Ilmu Pengetahu anSosial: Pengantar dan Konsep Dasar.

Medan: Perdana Penerbitan.Koentjaningrat. 2007.

Sejarah Teori Antropologi.

Jakarta: Universitas Indonesia.Kuntowijoyo. 2005.


Pengantar Ilmu Sejarah

. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.Sapriya. 2011.

Pendidikan IPS

. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suhardan, Dadang., Riduwan dan Enas. 2012.

Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.Susanti, Eka dan Henni Endayani. 2018.

Konsep Dasar IPS

. Medan: Universitas Islam Negri Sumatra Utara

Anda mungkin juga menyukai