Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MANAJEMEN FARMASI PERAPOTEKAN

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK

“SetiaMedika”

Disusun Oleh :

1. Adesia Argita D (418002)


2. Dafa Nurulita (418012)
3. LulukMamlu’ah (418026)
4. NingrumPutri A. (418032)
5. Vena Anisa (418043)
6. Ema Dayanti (418051)
7. Icha Wahyuni Oktavia (418053)

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

STIKES TELOGOREJO SEMARANG

2021
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK

“SetiaMedika”

A. Latar Belakang
Apotek merupakan suatu institusi yang di dalam pelaksanaanya mempunyai
dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient oriented) dan unit bisnis
(profit oriented). Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan kesehatan, fungsi apotik
adalah menyediakan obat‐obatan dan perbekalan farmasi yang dibutuhkan
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan fungsi
apotek sebagai institusi bisnis, apotek bertujuan untuk memperoleh keuntungan
karena investasi yang ditanam pada apotek dan operasionalnya cukup besar. Pada
saat ini kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada
pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang berfokus pada pasien
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Peran apoteker
diharapkan dapat menyeimbangkan antara aspek kefarmasian dan aspek ekonomi
demi kepentingan pasien.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2003,
definisi apotek adalah tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian, penyalur sediaan,
dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Dalam peraturan ini seorang
apoteker bertanggungjawab atas pengelolaan apotek, sehingga pelayanan obat
kepada masyarakat akan lebih terjamin keamanannya, baik kualitas maupun
kuantitasnya.
Sebagai perantara, apotek dapat mendistribusikan perbekalan farmasi dan
perbekalan kesehatan dari supplier kepada konsumen, memiliki beberapa fungsi
kegiatan yaitu : pembelian, gudang, pelayanan dan penjualan, keuangan, dan
pembukuan, sehingga agar dapat di kelola dengan baik, maka seorang Apoteker
Pengelola Apotek (APA) disamping ilmu kefarmasian yang telah dikuasai, juga
diperlukan ilmu lainnya seperti ilmu Pemasaran (marketing) dan ilmu akuntansi
(accounting). Apotek bukanlah suatu badan usaha yang semata-mata hanya mengejar
keuntungan saja tetapi apotek mempunyai fungsi sosial yang menyediakan,
menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan terjamin
keabsahannya.
Dalam upaya usaha untuk memajukan kesejahteraan umum yang berarti
mewujudkan suatu tingkat kehidupan secara optimal, yang memenuhi kebutuhan
manusia termasuk kesehatan, maka dibuatlah proposal pendirian Apotek Rakyat di
desa Prawatasari yang diharapkan dapat menyebarkan obat secara merata sehingga
akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan obat yang bermutu dengan harga
yang terjangkau.

B. Visi dan Misi


Visi :
Menjadikan apotek yang menerapkan pelayanan kefarmasian yang bermutu,
berkualitas dan terpercaya bagi masyarakat dan saling menguntungkan dengan
memberikan pelayanan prima yang berlandaskan profesionalisme Apoteker

Misi :
1. Menciptakan suasana yang aman dan nyaman baik bagi konsumen maupun tenaga
kerja
2. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat, dan informatif dengan
menerapkan konsep Pharmaceutical Care secara professional dan memuaskan
semua pihak
3. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang terjangkau oleh masyarakat.
4. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat secara profesional.
5. Meningkatkan kesejahteraan seluruh karyawan dan pemilik modal.
6. Mengevaluasi kinerja di apotek secara rutin dan menyeluruh serta senantiasa
melakukan perbaikan.

C. Tujuan
1. Menyediakan dan menyalurkan perbekalan farmasi yang bermutu dengan tujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Memberikan informasi tentang kesehatan khususnya tentang obat serta
pengobatan yang benar dan rasional.
3. Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker.
4. Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat.

D. Nama dan Alamat Apotek


1. Tempat Praktek : APOTEK “Setia Medika ”
2. Alamat : Kec. Robatal, Kab Sampang Madura
3. APA : apt. Muhammad Setiawan., S.Farm
4. Alamat : Kec. Robatal, Kab Sampang Madura

E. Aspek Lokasi
Nama apotek yang akan didirikan adalah “APOTEK Setia Medika ”,terletak
Kec.Robatal, Kab sampang Madura
1. Denah lokasi : terlampir
2. Data - data pendukung
a. Kepadatan Penduduk
Apotek berada di daerah dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi yaitu
dengan jumlah penduduk 12.437, dekat dengan perkantoran, pertokoan,
lingkungan kampus, perumahan penduduk dan rumah sakit.
b. Tingkat sosial dan ekonomi
Tingkat pendidikan masyarakat relatif tinggi mengingat letak Apotek Setia
Medika yang berada di lingkungan perkantoran, pertokoan, lingkungan
kampus, praktek dokter, rumah sakit dan perumahan penduduk. Secara umum
tingkat perekonomian masyarakat sekitar termasuk dalam golongan menengah
ke atas.
c. Jumlah Pesaing
Jumlah Apotek sebagai pesaing sebanyak 1 buah
d. Mudah dijangkau
Lokasi apotek sangat mudah dijangkau karena terletak di pinggir jalan raya.
F. Alat dan Perbekalan Farmasi yang Diperlukan
1. Tanah dan Bangunan
Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Kesehatan RI No 278/MenKes/SK/V/1981
tentang persayaratan apotek tanggal 30 Mei 1981 ditulis bahwa :
Bangunan Milik Sendiri, dengan luas bangunan minimal 50 m2 terdiri dari :
a. Ruang tunggu, Ruang display obat, Ruang peracikan, Ruang konsultasi,
Ruang administrasi, Ruang penyimpanan obat, Ruang pencucian alat, Ruang
periksa dokter, Gudang obat, Tempat parkir, Toilet dan Kamar mandi.
b. Bangunan dilengkapi dengan Telepon, Komputer, Sumber listrik, Sumber air,
Ventilasi dan Sanitasi yang mendukung, Alat pemadam kebakaran, Kipas
angin/AC, dan Tempat sampah.
c. Ruang periksa dokter dilengkapi dengan Stetoskop, Otoskop, Thermometer,
Penlight atau Senter medis, Tensimeter, Jarum suntik, Timbangan badan,
Meja dan Kursi, Brankar dorong, Perlengkapan alat infuse, Tanaman hias,
Warna cat tembok, Kipas/AC.
d. Ruang tunggu dilengkapi dengan kursi tamu untuk para pasien, Timbangan,
Alat pengukur tinggi badan, Kipas/AC, Warna cat tembok, Televisi, Tanaman
hias, Tempat Koran atau majalah, Tempat minum beserta gelas.
e. Ruang display dilengkapi Meja display obat, Tanaman hias, Warna cat
tembok, Kaca tembus pandang, Kipas/AC.
f. Ruang peracikan dilengkapi dengan Meja dan Kursi racikan, Almari.
g. Ruang konsultasi dilengkapi dengan Meja dan Kursi konsultasi, Brosur
kesehatan, Kipas/AC.
2. Papan Nama
Papan nama berukuran panjang 100 cm dan lebar 60 cm dengan tulisan warna
putih di atas dan biru tua warna dasar, tinggi huruf minimal 7 cm dengan tebal 7
mm, dilengkapi dengan neon box. Papan nama apoek diletakkan pada depan
bangunan yang merupakan identitas Apotek, berisi Nama Apotek dan APA
dengan No. SIA dan No. SP/SIK terpasang dengan jelas.
3. Perlengkapan
a. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan ialah :
 Gelas ukur
 Labung Erlenmeyer
 Beker glass
 Corong
 Batang pengaduk
 Timbangan dan anak timban (g/mg)
 Montir dan stamper
 Thermometer
 Spatel logam
 Literan plastic 1 dan 2 L
 Spatula porselin
 Botol timang
 Penangas air
 Cawan porselin
 Panci rak tempat pengeringan alat
 Alat pemanas
b. Alat Perbekalan Farmasi
 Botol berbagai ukuran
 Tensimeter
 Sendok
 Spatula
 sudip
 Pot plastic berbagai ukuran
 Alat ukur gula darah, kolesterol, asam urat (Easy touch 3 in 1)
 Lemari pendingin
 Lemari dan rak penyimpan obat
 Lemari penyimpanan racun, narkotika, psikotropika dan ahan obat
berbahaya lainnya
c. Wadah Pengemasan dan Pembungkus
 Etiket (Biru dan Putih)
 Stapler
 Kertas puyer
 Selotip
 Wadah pengemas dan pembungkus untuk penyerahan obat
d. Alat Administrasi
 Blanko pesanan obat
 Blanko kartu stock obat
 Blanko salinan resep obat
 Blanko faktur
 Blanko nota penjualan
 Buku ED
 Buku defecta
 Buku OWA
 Buku farmakope
 Buku ISO atau MIMS
 Buku pembelian
 Buku penerimaan
 Buku pengiriman
 Buku kuangan
 Buku pencatatan narkotika
 Buku pesanan obat narkotika
 Buku pencatatan penyerahan racun
 Form laporan obat narkotika
 Kwintasi
 Buku resep
 Alat tulis dan kertas
e. Perlengkapan Lainnya
 Alat pemadan kebakaran
 Papan nama berukuran panjang 100 cm dan lebar 60 cm dengan tulisan
warna putih di atas dan biru tua warna dasar, tinggi huruf minimal 7 cm
dengan tebal 7 mm, dilengkapi dengan neon box. Papan nama apoek
diletakkan pada depan bangunan yang merupakan identitas Apotek, berisi
Nama Apotek dan APA dengan No. SIA dan No. SP/SIK terpasang dengan
jelas.
4. Perbekalan farmasi yang diperlukan
a. Obat Keras (Obat dengan Resep dan OWA)
b. Obat Bebas dan Bebas Terbatas
c. Bahan Baku
d. Alat Kesehatan ialah Masker, thermometer, Perban, Sarung tangan, Alat
kesehatan, Perbekalan RS
e. Makanan dan minuman ringan
f. Perlengkapan Bayi
G. Prospek Pemasaran (SWOT)
1. Strength (Kekuatan)
Kekuatan dari apotek ini adalah :
a. Apotek memiliki tenaga kefarmasian yang memadai (SDM yang
berkompeten) yang terdiri dari seorang APA, seorang apoteker pendamping,
dua orang tenaga teknis kefarmasian
b. Apoteker selalu standby di apotek, siap memberikan layanan terbaik untuk
semua pasien,
c. Apotek menerapkan sistem “No Pharmacist No Service”
d. Setiap pelayanan selalu dilakukan dengan ramah, membuka pertanyaan yang
terbuka dengan pasien dan menunjukkan rasa empati.
e. Apoteker melayani mengacu evidence based medice
f. Pelayanan maksimal 7 menit untuk resep non racikan dan 15 menit untuk
resep racikan
g. Apotek dilengkapi fasilitas delivery order
h. Apotek menerapkan prinsip “Bersih itu Indah”
i. Apotek mempunyai ruang konsultasi
j. Harga barang dapat bersaing dengan apotek lain
k. Modal apotek cukup besar
l. Layout apotek menarik, design menarik, Rutin mengadakan penyuluhan
terkait dengan penyakit yang sering terjadi di masyarakat sekitar, seperti
demam berdarah.
m.Obat-obatan lengkap
n. Ruang tunggu dan nyaman
o. Memberikan nomor antrian jika banyak pasien sehingga pasien dapat tertip
sesuai nomor antriannya.
2. Weakness (Kelemahan)
a. Merupakan apotek swasta yang berdiri sendiri dan bukan merupakan apotek
jaringan
b. Apotek baru yang belum dikenal sehingga harus dopromosikan dan membuat
desain yang modern agar dapat menarik konsumen untuk membeli di apotek
ini.
3. Opportunity (Peluang)
a. Lokasi apotek dekat dengan praktek dokter, dan bidan sehingga
memungkinkan kerjasama dengan dokter dalam meresepkan obat yang dapat
ditebus di apotek ini.
b. Lokasi apotek dekat dengan pasar, dimana pasar merupakan tempat
pertemuan sehingga pasien dapat membeli obat tanpa jauh ke apotek lain
c. Lokasi apotek sangat strategis karena jumlah penduduk sekitar yang cukup
banyak dengan apotek yang belum cukup banyak serta apotek dengan apotek
lain berjarak kurang lebih 2 Km.
d. Apotek terletak ditengah kec.robatal, dekat dengan pasar dan praktek dokter.
4. Treath (Ancaman)
Apotek lain yang telah berdiri lama serta persaingan dalam perbedaan harga
sehingga harus dipertimabangkan dalam penenutuan harga pasaran.
5. Strategi Pemasaran dan Rencana Pengembangan Apotek
a. Pelayanan yang selalu prima, ramah, sopan, serta menunjukkan empati
terhadap pasien
b. Menarik perhatian konsumen dengan mengadakan diskon untuk produk-
produk herbal terbaru yang sudah sertifikasi BPOM dan LPOM
c. Menyediakan jasa delivery order untuk pasien yang memesan produk di
apotek ini
d. Pemeriksaan tekanan darah gratis.
e. Mengadakan penyuluhan kesehatan rutin ke warga sekitar tentang penyakit
yang sering terjadi
f. Membuat promosi apotek ke media cetak dan elektronik
g. Ruang tunggu yang nyaman, dengan fasilitas yang memadai seperti ac,
majalah kesehatan, serta buku bacaan seperti leaflet
h. Jasa konsultasi yang selalu siap melayani
i. Kerjasama dokter

H. Tenaga Kerja
1. Struktur Organisasi

A
A
P
A
I
P
A
N G

Tenaga kerja yang dibutuhkan di “APOTEK SETIA MEDIKA” adalah:


 Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang
 Apoteker Pendamping : 2orang
 Asisten Apoteker : 2 orang

Masing-masing tenaga kerja mempunyai tugas, kewajiban, wewenang, dan


tanggung jawab yang dituangkan dalam job description sesuai dengan
perannya di apotek. Jam kerja di “APOTEK SETIA MEDIKA” 9 jam. Dibagi
lagi menjadi 2 shift setiap hari nya, 1 shift masing-masing 7 jam kerja. Shift
pertama pada jam 07.00-14.00 WIB yang terdiri dari Apoteker, Apoteker
Pendamping, dan 1Asisten Apoteker. Sedangkan pada shift kedua pada jam
15.00-21.00 WIB terdiridari Apoteker Pendamping, dan 1 Asisten Apoteker.
“APOTEK SETIA MEDIKA” tetap buka pada hari minggu.

2. Job Description
a. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Seorang APA dalam mengelola apotek harus memilikiSurat Izin Praktek
Apoteker (SIPA),menurut PP RI Nomor 51 Tahun 2009.dan Fungsi dan
Tugas Apoteker Sesuai Dengan Kompetensi Apoteker Indonesia di Apotek
menurut APTFI (Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia) adalah:
1) Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Lainnya
Kompetensi Yang diharapkan Adalah Sebuah poteker Mampu
melaksanakan Pengelolaan obat Sesuai dengan ketentuan Yang Berlaku.
2) Pelayanan Obat dan Perbekalan kesehatan Lainnya
Kompetensi yang diharapkan adalah Seorang pemberi yang mampu
memberikan pelayanan obat / untuk penderita secara profesional dengan
jaminan bahwa obat yang diberikan kepada penderita akan tepat, aman, dan
efektif. Termasuk di dalamnya adalah pelayanan obat bebas dan pelayanan
obat dengan resep dokter yang obatnya dibuat langsung oleh apotek.
3) Pelayanan Konsultasi, Informasi, dan Edukasi
Kompetensi yang diharapkan adalah apoteker mampu melaksanakan fungsi
konsultasi, informasi dan edukasi yang berkaitan dengan obat dan
perbekalan kesehatan lainnya kepada penderita, tenaga kesehatan lain atau
pihak lain yang membutuhkan.
4) Pencatatan dan Pelaporan
Kompetensi Yang diharapkan Adalah Sebuah poteker Mampu
melaksanakan pencatatan Dan Pelaporan Sesuai dengan Peraturan
perundang - undangan Yang Berlaku.Apoteker bertanggung jawab atas
setiap kegiatan di apotek termasuk pencatatan, administrasi pembelian,
penjualan, pelaporan keuangan dan laporan penggunaan narkotika /
psikotropika (Kepmenkes RI No. 1027 / Menkes / SK / IX / 2004 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Jakarta, 2001).
5) Partisipasi Monitoring Obat
Kompetensi yang diharapkan adalah Sebuah poteker mampu bertindak
dalam pemantauan program penggunaan obat. Apoteker akurat dalam
program pemantauan obat terutama pemantauan reaksi obat merugikan
6) Partisipasi Promosi Kesehatan
Kompetensi yang diharapkan adalah sebuah poteker yang mampu mengikuti
program kesehatan di masyarakat lingkungannya, terutama yang berkaitan
dengan obat.
7) Fungsi / Tugas Lain (terkait dengan pengelolaan keuangan, Sumber Daya
Manusia)
Kompetensi Yang diharapkan Adalah Sebuah poteker Mampu
melaksanakan telkom Dan fungsi fungsi Lain sebagai Pimpinan di apotek,
seperti Pengelolaan Keuangan Yang shalat Satunya Berlangganan
DENGAN Target Yang Ingin dicapai apotek, Dan Sumber Daya Manusia
Yang bertujuan untuk review mendukung Program Yang dilaksanakan di
apotek Serta terlaksananya Pelayanan Yang Berkualitas Terhadap pasien.
Pengembangan apotek dapat dilakukan dengan tujuan Memperluas dunia
usaha serta pelayanan kepada masyarakat
Menurut PP RI Nomor 51 Tahun 2009 tenaga kefarmasian
khususnya seorang apoteker harus memiliki kompetensi dalam melayani
pasien. Kompetensi yang harus dimiliki antara lain seorang apoteker
diwajibkan melakukan praktik kefarmasian secara profesional, mampu
untuk menyelesaikan masalah terkait dengan kesalahan penggunaan sediaan
farmasi, mampu memproduksi sediaan farmasi dan memformulasikan sesuai
dengan standar yang berlaku, mempunyai kemampuan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan
langsung dengan kefarmasian dan kompetensi yang harus dimiliki seorang
apoteker yaitu mampu berkontribusi dalam hal promotif dan preventif
kesehatan masyarakat. Dengan semua keahlian yang dimilki oleh seorang
apoteker maka akan dibantu oleh Tenaga Teknis Kesehatan (TTK) yang
terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi dan Analis Farmasi dalam
melakukan pelayanan kefarmasian kepada pasien yang sesuai dengan
Permenkes RI Nomor 73 tahun 2016.

b. Apoteker Pendamping
Apoteker pendamping adalah Apoteker yang berkerja mendampingi APA dan
menggantikan APA ketika tidak ada di tempat saat APA berhalangan hadir untuk
menjalankan tugasnya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.Serta dalam Pelayanan
Kefarmasian di Apotek meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu :
1) Kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai serta pelayanan farmasi klinik.
Dalam pelayanan farmasi klinik apoteker harus memahami dan menyadari
kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dalam
proses pelayanan dan mengidentifikasi, mencegah, serta mengatasi masalah
terkait Obat (drug related problems), masalah farmakoekonomi, dan farmasi
sosial (socio-pharmacoeconomy). Untuk menghindari hal tersebut, Apoteker
harus menjalankan praktik sesuai standar pelayanan. Apoteker juga harus
mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan
terapi untuk mendukung penggunaan obat yang rasional. Dalam melakukan
praktik tersebut,
2) Apoteker juga dituntut untuk melakukan monitoring penggunaan obat,
melakukan evaluasi serta mendokumentasikan segala aktivitas kegiatannya
(Permenkes 35 tahun 2014).
c. Asisten Apoteker
Menurut Kepmenkes RI No 573 tahun 2008 sebagai salah satu anggota
pelayanan kesehatan nasional, tenaga kesehatan asisten apoteker selalu dituntut
untuk bekerja dengan profesional. Dalam melakukan tugas sebagai seorang
asisten apoteker, asisten apoteker selalu bekerja berdasarkan standar profesi,
kode etik, dan peraturan tentang disiplin profesi yang telah ditentukan.
Asisten apoteker merupakan tenaga kesehatan yang berijazahdan yang
telah melakukan sumpah sebagai seorang asisten apoteker dan mendapatkan
surat ijin sebagai seorang tenaga kesehatan yang sesuai dengan undang-undang
yang berlaku. Asisten apoteker antara lain :
1) Asisten apoteker yang menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah
Farmasi (SMF).
2) Asisten apoteker yang telah menyelesaikan proses pendidikan pada Akademi
Farmasi atau Poltekes jurusan farmasi dengan lulusan DIII-Farmasi.

Menurut Kepmenkes RI No 573 tahun 2008 seorang asisten apoteker yang


memiliki ijazah dan telah mengucapkan sumpah serta mendapatkan surat ijin
kerja yang diberikan oleh Menteri Kesehatan RI harus mampu melaksanakan
tugas dan standar profesinya dengan baik dan memiliki wewenang dang
bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaan kefarmasian atas pengawasan
seorang Apoteker. Tugas seorang asisten apoteker antara lain :

1) Melakukan pemeriksaan apotek sebelum jam operasional


2) Menyusun produk farmasi yang didistribusi dari gudang apotek
3) Melakukan peracikan obat
4) Melayani pembelian obat di apotek dan
5) Menyerahkan produk kepada pasien

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 pasal 50


mengatakan bahwa tanggung jawab seorang Tenaga Teknis Kefarmasian di
Apotek sebagai tenaga kefarmasian di apotek selalu bekerja dibawah bimbingan
Apoteker sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang memiliki Surat Ijin
Apotek. Dalam melakukan pelayanan informasi obat di apotek seorang apoteker
dan asisten apoteker haruslah bekerja sesuai dengan standar profesi yang berlaku.
Salah satu tanggung jawab seorang Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) di apotek
yaitu melakukan kegiatan pelayanan informasi obat yang diberikan kepada
pasien yang dilakukan dengan haruslah jelas dan cara penyampaian haruslah
disesuaikan dengan kebutuhan pasien secara hati-hati.
I. Standar Operating Procedure (SOP)
1. SOP Pelayanan OTC (Pedoman Praktik Apoteker IAI, 2013)
a. Pasien datang petugas farmasis/apoteker memberikan senyuman dan sapaan
b. Petugas farmasis/apoteker menanyakan obat yang dibutuhkan pasien.
Keluhan, umur pasien
c. Petugas farmasis/apoteker mengecek persediaan obat serta mengambil obat
yang dibutuhkan pasien
d. Petugas farmasis/apoteker menawarkan obat lain yang komposisinya sama
atau sama indikasi jika obat yang pasien minta tidak tersedia/stok kosong
e. Pasien melakukan pembayaran (kasir)
f. Petugas farmasis/apoteker memberikan obat kepada pasien disertai pemberian
informasi terkait frekuensi penggunaan, dosis, aturan pakai, efek samping
obat, serta cara penyimpanan obat
g. Akhiri dengan senyum dan ucapan terima kasih
h. Catat pembelian pasien di buku pencatatan obat OTC, meliputi nama obat,
jumlah, serta harga obat

2. SOP Pelayanan OWA (Pedoman Praktik Apoteker IAI, 2013)


a. Pasien datang ke apotek
b. Apoteker menyapa pasien dengan ramah dan memperkenalkan diri.
c. Apoteker menanyakan nama pasien untuk menjalin kedekatan secara
psikologis kepada pasien dan menanyakan apa yang dibutuhkan oleh pasien
d. Apoteker menanyakan keluhan atau penyakit yang diderita pasien
e. Apoteker memastikan dengan menanyakan kepada pasien apakah pasien
sudah penah menggunakan obat tertentu untuk menangani keluhan atau
penyakit pasien
f. Jika pasien belum menggunakan obat untuk terapi maka apoteker wajib
membantu pasien untuk memilihkan obat yang tepat sesuai dengan indikasi
dan kebutuhan pasien
g. Jika pasien sudah mengkonsumsi obat tertentu maka apoteker wajib
menanyakan kepada pasien terkait keberhasilan terapinya kondisi menjadi
membaik atau bertambah parah).
h. Jika pasien telah menggunakan obat sebelumnya untuk menangani keluhan
dan penyakit tersebut dan hasilnya tidak memuaskan maka apoteker wajib
memastikan terlebih dahulu penyebab kegagalan terapi
i. Apoteker dapat memilihkan alternatif obat lain yang sesuai dengan kondisi
pasien tersebut jika diindikasikan terjadi kegagalan terapi.
j. Jika pasien setuju dengan obat yang sudah dipilih, selanjutnya meminta
persetujuan nominal harga kepada pasien.
k. Jika pasien setuju dengan harga obat, maka obat tersebut diberikan kepada
pasien. Jika pasien keberatan terkait dengan harga maka apoteker boleh
memberikan alternatif pengobatan lain sesuai dengan kemampuan keuangan
pasien.
l. Apoteker menyerahkan obat kepada pasien dengan memberikan KIE kepada
pasien yang meliputi efek farmakologis, dosis, frekuensi pemakaian sehari,
waktu penggunaan obat, cara penggunaan obat, efek samping obat yang
mungkin timbul setelah penggunaan obat, kemungkinan interaksi dan
penyimpanan.
m.Apoteker memastikan bahwa pasien paham atas penjelasan yang telah
diberikan oleh apoteker dengan cara meminta pasien untuk mengulangi
instruksi yang sudah diberikan.
n. Apoteker menutup konseling dengan mengucapkan terima kasih dan doa
cepat sembuh.
o. Apoteker membuat catatan khusus tentang pasien (medical record) yang
meliputi identitas pasien, alamat, nomer telepon serta pengobatan yang telah
diberikan.

3. SOP Pelayanan Resep (Pedoman Praktik Apoteker IAI, 2013)


a. Pasien datang petugas farmasis/apoteker memberikan senyuman dan sapaan
b. Beri nomor antrian kepada pasien, dan mempersilahkan pasien duduk di ruang
tunggu
c. Melakukan skrining resep meliputi skrining administratif, skrining farmasetis,
dan skrining klinik
d. Menghitung harga dan memverifikasikan harga obat kepada pasien
e. Tulis nomor struk (print out) pada resep dan satukan resep dengan print out
f. Cocokkan nama, jumlah dan kekuatan lobat dalam resep dengan print out
g. Siapkan obat sesuai dengan resep
h. Jika obat racikan, maka patuhi SOP meracik
i. Buat etiket dan cocokkan dengan resep
j. Teliti kembali resep sebelum diserahkan pada pasien termasuk salinan resep
dan kuitansi,
k. Obat diserahkan ke pasien disertai dengan pemberian informasi tentang obat
meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, tempat
penyimpanan obat, efek samping yang timbul setelah penggunaan obat, dan
jika diperlukan sampaikan juga pengatasan pertama terhadap efek samping
yang ditimbulkan,
l. Catat nama pasien, alamat, dan nomor telepon pasien
m.Buat catatan khusus tentang pasien yang nantinya digunakan sebagai patient
data record.
4. SOP Meracik Obat (Pedoman Praktik Apoteker IAI, 2013)
a. Siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan terlebih dahulu
b. Berikan istruksi meracik seperti nama pasien, nomor resep, jumlah dan cara
mencampur
c. Petugas mengambilkan obat sesuai dengan resep yang tertera
d. Obat dimasukkan ke dalam kemasan untuk obat jadi dan dilakukan peracikan
untuk obat puyer
e. Berikan etiket apabila resep telah jadi

5. SOP Menimbang (Pedoman Praktik Apoteker IAI, 2013)


a. Bersihkan timbangan
b. Ambil bahan obat sesuai dengan permintaan resep
c. Bahan yang ingin ditimbang diletakkan secukupnya pada timbangan
d. Lihat timbangan dengan cara mengurangi atau menambah bahan yang
ditimbang sampai diperoleh timbangan yang seimbang yang ditunjukkan oleh
angka pada timbangan
e. Ambil bahan yang sudah ditimbang, kemudian diberi nama sesuai nama yang
tertera pada wadah persediaan bahan,
f. Cek ulang, apakah bahan yang diambil sudah sesuai dengan resep, kemudian
kembalikan ketempatnya.

6. SOP Konseling OTC (Pedoman Praktik Apoteker IAI, 2013)


a. Tanyakan keluhan pasien dan alasan mengapa ingin menggunakan obat
tersebut, serta sudah berapa lama pasien mengalami keluhan tersebut
b. Tanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut
c. Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan
efek seperti yang diharapkan, maka obat boleh diberikan
d. Apabila obat yang diminta tidak sesuai dengan kondisi pasien, maka
dipilihkan obat obat yang tepat untuk kondisinya
e. Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obat tersebut, bila ada
yang kurang atau salah maka farmasis wajib membenarkan dan
melengkapinya.

7. SOP Konseling OWA (Pedoman Praktik Apoteker IAI, 2013)


a. Tanyakan keluhan pasien sehingga pasien menggunakan obat tersebut dan
sudah berapa lama pasien mengalami keluhan tersebut,
b. Cek kondisi pasien dengan obat yang diminta, bila obat kurang sesuai untuk
pasien, maka rekomendasikan obat yang tepat untuk customer,
c. Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut,
d. Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan
efek seperti yang diharapkan, maka obat boleh diberikan,
e. Apabila kondisi pasien tidak membaik atau semakin memburuk, maka
sebaiknya dirujuk ke dokter,
f. Informasikan kepada pasien bahwa pasien diperbolehkan konsultasi dengan
apoteker untuk berdiskusi tentang terapi yang dijalani pasien.

8. SOP Konseling Resep (Pedoman Praktik Apoteker IAI, 2013)


a. Obat diserahkan pada pasien sekaligus dicocokkan dengan data pasien
b. Mencocokkan obat dengan kondisi pasien dengan cara menanyakan pada
pasien tentang keluhan yang dialami
c. Memberitahukan kepada pasien tentang obat yang diberikan dan tujuan
penggunaan obat
d. Memberikan informasi kepada pasien tentang aturan penggunaan obat (dosis,
frekuensi, durasi, cara penggunaan, cara penyimpanan)
e. Menanyakan kembali tentang semua informasi yang telah disampaikan untuk
memastikan bahwa pasien telah paham dan mengerti tentang aturan
penggunaan obat
f. Memberitahukan kepada pasien tentang ESO yang mungkin terjadi dan cara
penanganan yang mungkin bisa dilakukan oleh pasien terhadap efek samping
yang terjadi
g. Bila efek samping obat dirasa cukup berat dan mengganggu, apoteker boleh
menyarankan kepada pasien untuk pergi ke dokter
h. Informasikan kepada pasien tentang hal apa saja yang perlu dihindari atau
yang perlu dilakukan pasien untuk menunjang keberhasilan pengobatan
i. Catat nama pasien, alamat, dan nomor telepon pasien
j. Buat catatan khusus tentang pasien yang nantinya digunakan sebagai patient
data record.

9. SOP Penerimaan dan Penyimpanan Barang (Pedoman Praktik Apoteker IAI,


2013)
a. Barang datang dari PBF
b. Cek kesesuaian antara SP dengan faktur dan barangnya (kecocokan tentang
nama barang, bentuk, jumlah sediaan, no batch, dan tanggal ED)
c. Cek kondisi barang (rusak, pecah, tersegel atau tidak)
d. Faktur ditandatangani oleh apoteker atau asisten apoteker dilengkapi dengan
SIK/SIA/NIP serta dibubuhi stempel apotek
e. Faktur diambil 1 lembar untuk arsip apotek
f. Serahkan faktur kepada bagian administrasi untuk diedit di komputer
g. Cocokkan harga yang sudah ada di komputer dengan harga yang tertera pada
faktur baru, apakah ada kenaikan harga atau tidak
h. Tandatangani faktur yang telah diedit di komputer
i. Beri harga di barang-barang atau obat bebas, dan letakkan sesuai dengan
susunannya menurut aturan yang sudah ada. Untuk obat keras, langsung
disimpan didalam lemari sesuai dengan efek farmakologinya atau
berdasarkan abjad
j. Faktur disimpan atau diarsipkan sesuai dengan nama PBF masing-masing

J. Aspek Modal dan Biaya


1. Modal
Modal diperoleh dari kerjasama antara 7 pemegang saham apotek, yaitu :
I. Adesia Argita Rp. 85.000.000,00
II. Dafa Nurulita Rp. 85.000.000,00
III. Luluk Mamlu’ah Rp. 85.000.000,00
IV. Ningrum Putri Rp. 85.000.000,00
V. Vena Anisa Rp. 85.000.000,00
VI. Ema Dayanti Rp. 85.000.000,00
VII. Icha Wahyuni Rp. 85.000.000,00

Total Rp. 595.000.000,00

Terdiri dari :
1. Modal Tetap
a. Bangunan + Tanah Rp. 364.932.300
b. Perlengkapan Rp. 54.067.700,00

1) Penerangan (listrik) Rp. 250.000,00


2) Telepon + pasang Rp. 300.000,00
3) Pompa Air Rp. 400.000,00
4) AC ( 2 set ) Rp. 6.000.000,00
5) TV 21”Plasma ( 2 buah) Rp. 4000.000,00
6) Alat Pemadam Kebakaran Rp. 360.000,00
7) Almari Pendingin Sanyo Rp. 1.275.000,00
8) Dispenser + galon Rp. 350.000,00
9) Komputer + printer Rp. 3.000.000,00
10) Papan Nama APA Rp. 300.000,00
11) Papan Nama Apotek Rp. 500.000,00
12) Papan Informasi Rp. 100.000,00
13) Administrasi Rp. 1.000.000,00
14) Neon Box Rp. 600.000,00
15) Literatur (ISO,MIMS,FI,dll) Rp. 500.000,00
16) Stempel Apotek Rp. 100.000,00
17) Software Apotek Rp. 3.500.000,00
18) Tempat Sampah dan Alat Kebersihan Rp. 100.000,00
19) Jam Dinding (2 buah) Rp. 100.000,00
20) Kalkulator Rp. 125.000,00
21) Rak Majalah dan Koran Rp. 50.000,00
22) Etalase 4m x 1m x 0,3 m Rp. 6.000.000.,00
23) Meja: a. racikan Rp. 1.500.000,00
b. kasir Rp. 5.000.000,00
c. konsultasi Rp. 1.000.000,00
d. administrasi Rp. 2.000.000,00
24) Lemari kayu (obat) Rp. 2.500.000,00
25) Lemari Khusus Narkotik dan Rp. 200.000,00
Psikotropik
25) Alat ukur gula darah, kolesterol, asam Rp. 365.000,00
urat (Easy touch 3 in 1)
26) Lemari / Rak Buku Rp. 500.000,00
27) Kursi duduk dan tunggu Rp. 3.750.000,00
(25 buah)
28) Timbangan milligram Rp. 900.000,00
29) Timbangan gram Rp. 800.000,00
30) Timbangan Badan Rp. 65.000,00
31) Erlenmeyer 500 ml Pyrex Rp. 41.000,00
32) Erlenmeyer 250 ml Pyrex Rp. 38.000,00
33) Erlenmeyer 100 ml Pyrex Rp. 32.000,00
34) Cawan Porselen 100 ml Rp. 85.000,00
35) Spatula porselen 15 cm (4) Rp. 50.000,00
36) Gelas ukur 5 ml Rp. 10.500,00
37) Gelas ukur 10 ml Rp. 12.700,00
38) Gelas ukur 25 ml Rp. 14.500,00
39) Gelas ukur 50 ml Rp. 18.500,00
40) Gelas ukur 500 ml Rp. 61.000,00
41) Botol timbang Rp. 4.000,00
42) Mortir stamper (4 buah) Rp. 250.000,00
43) Beker glass 250 ml Rp. 29.000,00
44) Batang pengaduk (2 buah) Rp. 12.000,00
45) Corong glass Rp. 19.500,00
46) Sofadan kursi ruang tunggu Rp. 3.500.000,00
47) Seragam Karyawan Rp. 450.000,00
48) Tensimeter (Omron Hem 7111) Rp. 350.000,00
Total Rp 54.067.700,00

c. Biaya Perijinan (HO dan SIUP) Rp. 1.000.000,00


2. Modal Operasional Rp.
75.000.000,00
3. Modal Cadangan Rp.
100.000.000,00

Total Modal Rp. 595.000.000,00

RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA TAHUN KE I


a) Biaya Rutin perbulan tahun ke I
1) Tenaga Kerja
 APA 1 orang Rp. 3.500.000,00
 Aping 2 orang Rp. 4.000.000,00
 TTK 2 orang Rp. 3.000.000,00

Jumlah Rp. 10.500.000,00


2) Biaya lain-lain
1) Biaya pemeliharaan gedung dan peralatan Rp. 350.000
2) Biaya listrik, air, telepon, dsb Rp. 1.000.000
3) Biaya plastik, etiket, SP, copy resep, nota, dll Rp. 750.000
Jumlah Rp. 2.100.000

Biaya total Rp. 12.600.000

b) Biaya Rutin Tahun ke I


1) Biaya Rutin bulanan x 12 tahun Rp.126.000.000,00
2) THR (1 bulan gaji) Rp. 10.500.000,00
Total biaya Rutin tahun ke I Rp. 136.500.000,00

c. Proyeksi pendapatan tahun ke I


Pada tahun ke I diproyeksikan resep yang masuk 20 lembar/hari dengan
perkiraan harga rata-rata Rp.50.000/lembar
a. Penjualan Obat Resep tahun ke I (untung 23%)
20 lembar x 25 hari x 12 bulan x Rp.50.000 Rp. 300.000.000,00
b. Penjualan Obat Bebas dan non obat, obat herbal, alkes (untung 10%)  margin/indeks
1,1
25 hari x 12 bulan x Rp. 300.000 Rp. 90.000.000,00  disesuaikan
c. Penjualan OWA (untung 23%)  margin 1,23 atau 1,25 maksimal
25 hari x 12 bulan x Rp. 500.000 Rp. 150.000.000,00
Jumlah Rp. 540.000.000,00

d. Pengeluaran rutin tahun ke I


Obat resep  77%
Obat bebas  90%
Obat OWA  75%
1)Pembelian Obat Resep
77% x Rp.300.000.000 Rp. 231.000.000,00
2)Pembelian Obat Bebas dan non obat, obat herbal, alkes
90% x Rp. 90.000.000 Rp. 81.000.000,00
3)Pembelian OWA
75% x Rp.150.000.000 Rp. 112.500.000,00
Jumlah Rp. 424.500.000,00
e. Perhitungan BEP tahun ke I
1)Pay Back Periode
TotalInvestasi Rp 595.000 .000
PBP = LabaBersih = Rp 50.000 .000 = 11,9= 12 tahun

2) ROI (Return On Investement)


Laba Bersih
ROI = x 100%
Total investasi

Rp 50.000 .000
ROI = x 100% = 8,4 %
Rp 595.000 .000
3)BEP (Break Event Point)
Perbandingan Resep : OWA: HV (3:1:1)  (3:1:1)
Indeks Gabungan :
Resep : 3/5 x 1.23 = 0.738  indeks/margin gunakan 1,5 maksimal
OWA : 1/5 x 1.25 = 0.25
HV : 1/5 x 1.1 = 0.22
Total dari Indeks resep = OWA + OTC/HV/Obat bebas
Total dari Indeks resep(Indeks Gabungan) (IG)= OWA + OTC/HV/Obat bebas
=0,738+0,25+0,22= 1,208

Biaya operasional
BEP = 1
1−( )
IG
75.000.000
= 1−( 1 )
1.208
= Rp. 435.576.923/tahun
= Rp. 36.298.077/bulan
= Rp. 1.209.936/hari  untung 1 hari

Biaya Tetap
% BEP = x 100%
Pendapatan Biaya variable

Rp.. 136.500.000
= x 100%
Rp. 540.000.000 Rp. 424.500.000
= 118,18%

Kapasitas BEP = %BEP X Jumlah lembar resep/tahun


= 118,18 %x (20 lembar x 25 hari x 12 bulan)
= 7091 resep/tahun
= 591 resep/bulan
= 19,69=20 resep/hari

K. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai