“SetiaMedika”
Disusun Oleh :
2021
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK
“SetiaMedika”
A. Latar Belakang
Apotek merupakan suatu institusi yang di dalam pelaksanaanya mempunyai
dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient oriented) dan unit bisnis
(profit oriented). Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan kesehatan, fungsi apotik
adalah menyediakan obat‐obatan dan perbekalan farmasi yang dibutuhkan
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan fungsi
apotek sebagai institusi bisnis, apotek bertujuan untuk memperoleh keuntungan
karena investasi yang ditanam pada apotek dan operasionalnya cukup besar. Pada
saat ini kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada
pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang berfokus pada pasien
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Peran apoteker
diharapkan dapat menyeimbangkan antara aspek kefarmasian dan aspek ekonomi
demi kepentingan pasien.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2003,
definisi apotek adalah tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian, penyalur sediaan,
dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Dalam peraturan ini seorang
apoteker bertanggungjawab atas pengelolaan apotek, sehingga pelayanan obat
kepada masyarakat akan lebih terjamin keamanannya, baik kualitas maupun
kuantitasnya.
Sebagai perantara, apotek dapat mendistribusikan perbekalan farmasi dan
perbekalan kesehatan dari supplier kepada konsumen, memiliki beberapa fungsi
kegiatan yaitu : pembelian, gudang, pelayanan dan penjualan, keuangan, dan
pembukuan, sehingga agar dapat di kelola dengan baik, maka seorang Apoteker
Pengelola Apotek (APA) disamping ilmu kefarmasian yang telah dikuasai, juga
diperlukan ilmu lainnya seperti ilmu Pemasaran (marketing) dan ilmu akuntansi
(accounting). Apotek bukanlah suatu badan usaha yang semata-mata hanya mengejar
keuntungan saja tetapi apotek mempunyai fungsi sosial yang menyediakan,
menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan terjamin
keabsahannya.
Dalam upaya usaha untuk memajukan kesejahteraan umum yang berarti
mewujudkan suatu tingkat kehidupan secara optimal, yang memenuhi kebutuhan
manusia termasuk kesehatan, maka dibuatlah proposal pendirian Apotek Rakyat di
desa Prawatasari yang diharapkan dapat menyebarkan obat secara merata sehingga
akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan obat yang bermutu dengan harga
yang terjangkau.
Misi :
1. Menciptakan suasana yang aman dan nyaman baik bagi konsumen maupun tenaga
kerja
2. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat, dan informatif dengan
menerapkan konsep Pharmaceutical Care secara professional dan memuaskan
semua pihak
3. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang terjangkau oleh masyarakat.
4. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat secara profesional.
5. Meningkatkan kesejahteraan seluruh karyawan dan pemilik modal.
6. Mengevaluasi kinerja di apotek secara rutin dan menyeluruh serta senantiasa
melakukan perbaikan.
C. Tujuan
1. Menyediakan dan menyalurkan perbekalan farmasi yang bermutu dengan tujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Memberikan informasi tentang kesehatan khususnya tentang obat serta
pengobatan yang benar dan rasional.
3. Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker.
4. Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat.
E. Aspek Lokasi
Nama apotek yang akan didirikan adalah “APOTEK Setia Medika ”,terletak
Kec.Robatal, Kab sampang Madura
1. Denah lokasi : terlampir
2. Data - data pendukung
a. Kepadatan Penduduk
Apotek berada di daerah dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi yaitu
dengan jumlah penduduk 12.437, dekat dengan perkantoran, pertokoan,
lingkungan kampus, perumahan penduduk dan rumah sakit.
b. Tingkat sosial dan ekonomi
Tingkat pendidikan masyarakat relatif tinggi mengingat letak Apotek Setia
Medika yang berada di lingkungan perkantoran, pertokoan, lingkungan
kampus, praktek dokter, rumah sakit dan perumahan penduduk. Secara umum
tingkat perekonomian masyarakat sekitar termasuk dalam golongan menengah
ke atas.
c. Jumlah Pesaing
Jumlah Apotek sebagai pesaing sebanyak 1 buah
d. Mudah dijangkau
Lokasi apotek sangat mudah dijangkau karena terletak di pinggir jalan raya.
F. Alat dan Perbekalan Farmasi yang Diperlukan
1. Tanah dan Bangunan
Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Kesehatan RI No 278/MenKes/SK/V/1981
tentang persayaratan apotek tanggal 30 Mei 1981 ditulis bahwa :
Bangunan Milik Sendiri, dengan luas bangunan minimal 50 m2 terdiri dari :
a. Ruang tunggu, Ruang display obat, Ruang peracikan, Ruang konsultasi,
Ruang administrasi, Ruang penyimpanan obat, Ruang pencucian alat, Ruang
periksa dokter, Gudang obat, Tempat parkir, Toilet dan Kamar mandi.
b. Bangunan dilengkapi dengan Telepon, Komputer, Sumber listrik, Sumber air,
Ventilasi dan Sanitasi yang mendukung, Alat pemadam kebakaran, Kipas
angin/AC, dan Tempat sampah.
c. Ruang periksa dokter dilengkapi dengan Stetoskop, Otoskop, Thermometer,
Penlight atau Senter medis, Tensimeter, Jarum suntik, Timbangan badan,
Meja dan Kursi, Brankar dorong, Perlengkapan alat infuse, Tanaman hias,
Warna cat tembok, Kipas/AC.
d. Ruang tunggu dilengkapi dengan kursi tamu untuk para pasien, Timbangan,
Alat pengukur tinggi badan, Kipas/AC, Warna cat tembok, Televisi, Tanaman
hias, Tempat Koran atau majalah, Tempat minum beserta gelas.
e. Ruang display dilengkapi Meja display obat, Tanaman hias, Warna cat
tembok, Kaca tembus pandang, Kipas/AC.
f. Ruang peracikan dilengkapi dengan Meja dan Kursi racikan, Almari.
g. Ruang konsultasi dilengkapi dengan Meja dan Kursi konsultasi, Brosur
kesehatan, Kipas/AC.
2. Papan Nama
Papan nama berukuran panjang 100 cm dan lebar 60 cm dengan tulisan warna
putih di atas dan biru tua warna dasar, tinggi huruf minimal 7 cm dengan tebal 7
mm, dilengkapi dengan neon box. Papan nama apoek diletakkan pada depan
bangunan yang merupakan identitas Apotek, berisi Nama Apotek dan APA
dengan No. SIA dan No. SP/SIK terpasang dengan jelas.
3. Perlengkapan
a. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan ialah :
Gelas ukur
Labung Erlenmeyer
Beker glass
Corong
Batang pengaduk
Timbangan dan anak timban (g/mg)
Montir dan stamper
Thermometer
Spatel logam
Literan plastic 1 dan 2 L
Spatula porselin
Botol timang
Penangas air
Cawan porselin
Panci rak tempat pengeringan alat
Alat pemanas
b. Alat Perbekalan Farmasi
Botol berbagai ukuran
Tensimeter
Sendok
Spatula
sudip
Pot plastic berbagai ukuran
Alat ukur gula darah, kolesterol, asam urat (Easy touch 3 in 1)
Lemari pendingin
Lemari dan rak penyimpan obat
Lemari penyimpanan racun, narkotika, psikotropika dan ahan obat
berbahaya lainnya
c. Wadah Pengemasan dan Pembungkus
Etiket (Biru dan Putih)
Stapler
Kertas puyer
Selotip
Wadah pengemas dan pembungkus untuk penyerahan obat
d. Alat Administrasi
Blanko pesanan obat
Blanko kartu stock obat
Blanko salinan resep obat
Blanko faktur
Blanko nota penjualan
Buku ED
Buku defecta
Buku OWA
Buku farmakope
Buku ISO atau MIMS
Buku pembelian
Buku penerimaan
Buku pengiriman
Buku kuangan
Buku pencatatan narkotika
Buku pesanan obat narkotika
Buku pencatatan penyerahan racun
Form laporan obat narkotika
Kwintasi
Buku resep
Alat tulis dan kertas
e. Perlengkapan Lainnya
Alat pemadan kebakaran
Papan nama berukuran panjang 100 cm dan lebar 60 cm dengan tulisan
warna putih di atas dan biru tua warna dasar, tinggi huruf minimal 7 cm
dengan tebal 7 mm, dilengkapi dengan neon box. Papan nama apoek
diletakkan pada depan bangunan yang merupakan identitas Apotek, berisi
Nama Apotek dan APA dengan No. SIA dan No. SP/SIK terpasang dengan
jelas.
4. Perbekalan farmasi yang diperlukan
a. Obat Keras (Obat dengan Resep dan OWA)
b. Obat Bebas dan Bebas Terbatas
c. Bahan Baku
d. Alat Kesehatan ialah Masker, thermometer, Perban, Sarung tangan, Alat
kesehatan, Perbekalan RS
e. Makanan dan minuman ringan
f. Perlengkapan Bayi
G. Prospek Pemasaran (SWOT)
1. Strength (Kekuatan)
Kekuatan dari apotek ini adalah :
a. Apotek memiliki tenaga kefarmasian yang memadai (SDM yang
berkompeten) yang terdiri dari seorang APA, seorang apoteker pendamping,
dua orang tenaga teknis kefarmasian
b. Apoteker selalu standby di apotek, siap memberikan layanan terbaik untuk
semua pasien,
c. Apotek menerapkan sistem “No Pharmacist No Service”
d. Setiap pelayanan selalu dilakukan dengan ramah, membuka pertanyaan yang
terbuka dengan pasien dan menunjukkan rasa empati.
e. Apoteker melayani mengacu evidence based medice
f. Pelayanan maksimal 7 menit untuk resep non racikan dan 15 menit untuk
resep racikan
g. Apotek dilengkapi fasilitas delivery order
h. Apotek menerapkan prinsip “Bersih itu Indah”
i. Apotek mempunyai ruang konsultasi
j. Harga barang dapat bersaing dengan apotek lain
k. Modal apotek cukup besar
l. Layout apotek menarik, design menarik, Rutin mengadakan penyuluhan
terkait dengan penyakit yang sering terjadi di masyarakat sekitar, seperti
demam berdarah.
m.Obat-obatan lengkap
n. Ruang tunggu dan nyaman
o. Memberikan nomor antrian jika banyak pasien sehingga pasien dapat tertip
sesuai nomor antriannya.
2. Weakness (Kelemahan)
a. Merupakan apotek swasta yang berdiri sendiri dan bukan merupakan apotek
jaringan
b. Apotek baru yang belum dikenal sehingga harus dopromosikan dan membuat
desain yang modern agar dapat menarik konsumen untuk membeli di apotek
ini.
3. Opportunity (Peluang)
a. Lokasi apotek dekat dengan praktek dokter, dan bidan sehingga
memungkinkan kerjasama dengan dokter dalam meresepkan obat yang dapat
ditebus di apotek ini.
b. Lokasi apotek dekat dengan pasar, dimana pasar merupakan tempat
pertemuan sehingga pasien dapat membeli obat tanpa jauh ke apotek lain
c. Lokasi apotek sangat strategis karena jumlah penduduk sekitar yang cukup
banyak dengan apotek yang belum cukup banyak serta apotek dengan apotek
lain berjarak kurang lebih 2 Km.
d. Apotek terletak ditengah kec.robatal, dekat dengan pasar dan praktek dokter.
4. Treath (Ancaman)
Apotek lain yang telah berdiri lama serta persaingan dalam perbedaan harga
sehingga harus dipertimabangkan dalam penenutuan harga pasaran.
5. Strategi Pemasaran dan Rencana Pengembangan Apotek
a. Pelayanan yang selalu prima, ramah, sopan, serta menunjukkan empati
terhadap pasien
b. Menarik perhatian konsumen dengan mengadakan diskon untuk produk-
produk herbal terbaru yang sudah sertifikasi BPOM dan LPOM
c. Menyediakan jasa delivery order untuk pasien yang memesan produk di
apotek ini
d. Pemeriksaan tekanan darah gratis.
e. Mengadakan penyuluhan kesehatan rutin ke warga sekitar tentang penyakit
yang sering terjadi
f. Membuat promosi apotek ke media cetak dan elektronik
g. Ruang tunggu yang nyaman, dengan fasilitas yang memadai seperti ac,
majalah kesehatan, serta buku bacaan seperti leaflet
h. Jasa konsultasi yang selalu siap melayani
i. Kerjasama dokter
H. Tenaga Kerja
1. Struktur Organisasi
A
A
P
A
I
P
A
N G
2. Job Description
a. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Seorang APA dalam mengelola apotek harus memilikiSurat Izin Praktek
Apoteker (SIPA),menurut PP RI Nomor 51 Tahun 2009.dan Fungsi dan
Tugas Apoteker Sesuai Dengan Kompetensi Apoteker Indonesia di Apotek
menurut APTFI (Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia) adalah:
1) Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Lainnya
Kompetensi Yang diharapkan Adalah Sebuah poteker Mampu
melaksanakan Pengelolaan obat Sesuai dengan ketentuan Yang Berlaku.
2) Pelayanan Obat dan Perbekalan kesehatan Lainnya
Kompetensi yang diharapkan adalah Seorang pemberi yang mampu
memberikan pelayanan obat / untuk penderita secara profesional dengan
jaminan bahwa obat yang diberikan kepada penderita akan tepat, aman, dan
efektif. Termasuk di dalamnya adalah pelayanan obat bebas dan pelayanan
obat dengan resep dokter yang obatnya dibuat langsung oleh apotek.
3) Pelayanan Konsultasi, Informasi, dan Edukasi
Kompetensi yang diharapkan adalah apoteker mampu melaksanakan fungsi
konsultasi, informasi dan edukasi yang berkaitan dengan obat dan
perbekalan kesehatan lainnya kepada penderita, tenaga kesehatan lain atau
pihak lain yang membutuhkan.
4) Pencatatan dan Pelaporan
Kompetensi Yang diharapkan Adalah Sebuah poteker Mampu
melaksanakan pencatatan Dan Pelaporan Sesuai dengan Peraturan
perundang - undangan Yang Berlaku.Apoteker bertanggung jawab atas
setiap kegiatan di apotek termasuk pencatatan, administrasi pembelian,
penjualan, pelaporan keuangan dan laporan penggunaan narkotika /
psikotropika (Kepmenkes RI No. 1027 / Menkes / SK / IX / 2004 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Jakarta, 2001).
5) Partisipasi Monitoring Obat
Kompetensi yang diharapkan adalah Sebuah poteker mampu bertindak
dalam pemantauan program penggunaan obat. Apoteker akurat dalam
program pemantauan obat terutama pemantauan reaksi obat merugikan
6) Partisipasi Promosi Kesehatan
Kompetensi yang diharapkan adalah sebuah poteker yang mampu mengikuti
program kesehatan di masyarakat lingkungannya, terutama yang berkaitan
dengan obat.
7) Fungsi / Tugas Lain (terkait dengan pengelolaan keuangan, Sumber Daya
Manusia)
Kompetensi Yang diharapkan Adalah Sebuah poteker Mampu
melaksanakan telkom Dan fungsi fungsi Lain sebagai Pimpinan di apotek,
seperti Pengelolaan Keuangan Yang shalat Satunya Berlangganan
DENGAN Target Yang Ingin dicapai apotek, Dan Sumber Daya Manusia
Yang bertujuan untuk review mendukung Program Yang dilaksanakan di
apotek Serta terlaksananya Pelayanan Yang Berkualitas Terhadap pasien.
Pengembangan apotek dapat dilakukan dengan tujuan Memperluas dunia
usaha serta pelayanan kepada masyarakat
Menurut PP RI Nomor 51 Tahun 2009 tenaga kefarmasian
khususnya seorang apoteker harus memiliki kompetensi dalam melayani
pasien. Kompetensi yang harus dimiliki antara lain seorang apoteker
diwajibkan melakukan praktik kefarmasian secara profesional, mampu
untuk menyelesaikan masalah terkait dengan kesalahan penggunaan sediaan
farmasi, mampu memproduksi sediaan farmasi dan memformulasikan sesuai
dengan standar yang berlaku, mempunyai kemampuan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan
langsung dengan kefarmasian dan kompetensi yang harus dimiliki seorang
apoteker yaitu mampu berkontribusi dalam hal promotif dan preventif
kesehatan masyarakat. Dengan semua keahlian yang dimilki oleh seorang
apoteker maka akan dibantu oleh Tenaga Teknis Kesehatan (TTK) yang
terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi dan Analis Farmasi dalam
melakukan pelayanan kefarmasian kepada pasien yang sesuai dengan
Permenkes RI Nomor 73 tahun 2016.
b. Apoteker Pendamping
Apoteker pendamping adalah Apoteker yang berkerja mendampingi APA dan
menggantikan APA ketika tidak ada di tempat saat APA berhalangan hadir untuk
menjalankan tugasnya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.Serta dalam Pelayanan
Kefarmasian di Apotek meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu :
1) Kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai serta pelayanan farmasi klinik.
Dalam pelayanan farmasi klinik apoteker harus memahami dan menyadari
kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dalam
proses pelayanan dan mengidentifikasi, mencegah, serta mengatasi masalah
terkait Obat (drug related problems), masalah farmakoekonomi, dan farmasi
sosial (socio-pharmacoeconomy). Untuk menghindari hal tersebut, Apoteker
harus menjalankan praktik sesuai standar pelayanan. Apoteker juga harus
mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan
terapi untuk mendukung penggunaan obat yang rasional. Dalam melakukan
praktik tersebut,
2) Apoteker juga dituntut untuk melakukan monitoring penggunaan obat,
melakukan evaluasi serta mendokumentasikan segala aktivitas kegiatannya
(Permenkes 35 tahun 2014).
c. Asisten Apoteker
Menurut Kepmenkes RI No 573 tahun 2008 sebagai salah satu anggota
pelayanan kesehatan nasional, tenaga kesehatan asisten apoteker selalu dituntut
untuk bekerja dengan profesional. Dalam melakukan tugas sebagai seorang
asisten apoteker, asisten apoteker selalu bekerja berdasarkan standar profesi,
kode etik, dan peraturan tentang disiplin profesi yang telah ditentukan.
Asisten apoteker merupakan tenaga kesehatan yang berijazahdan yang
telah melakukan sumpah sebagai seorang asisten apoteker dan mendapatkan
surat ijin sebagai seorang tenaga kesehatan yang sesuai dengan undang-undang
yang berlaku. Asisten apoteker antara lain :
1) Asisten apoteker yang menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah
Farmasi (SMF).
2) Asisten apoteker yang telah menyelesaikan proses pendidikan pada Akademi
Farmasi atau Poltekes jurusan farmasi dengan lulusan DIII-Farmasi.
Terdiri dari :
1. Modal Tetap
a. Bangunan + Tanah Rp. 364.932.300
b. Perlengkapan Rp. 54.067.700,00
Rp 50.000 .000
ROI = x 100% = 8,4 %
Rp 595.000 .000
3)BEP (Break Event Point)
Perbandingan Resep : OWA: HV (3:1:1) (3:1:1)
Indeks Gabungan :
Resep : 3/5 x 1.23 = 0.738 indeks/margin gunakan 1,5 maksimal
OWA : 1/5 x 1.25 = 0.25
HV : 1/5 x 1.1 = 0.22
Total dari Indeks resep = OWA + OTC/HV/Obat bebas
Total dari Indeks resep(Indeks Gabungan) (IG)= OWA + OTC/HV/Obat bebas
=0,738+0,25+0,22= 1,208
Biaya operasional
BEP = 1
1−( )
IG
75.000.000
= 1−( 1 )
1.208
= Rp. 435.576.923/tahun
= Rp. 36.298.077/bulan
= Rp. 1.209.936/hari untung 1 hari
Biaya Tetap
% BEP = x 100%
Pendapatan Biaya variable
Rp.. 136.500.000
= x 100%
Rp. 540.000.000 Rp. 424.500.000
= 118,18%
K. Lampiran