Anda di halaman 1dari 15

Makalah

KESEHATAN KERJA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK: VI
KELAS A
1. ERWIN : 2320201022
2. FITRI AMELIA PEGU : 2320201026
3. VIKA SEPTIANA KRISHARIANTI : 2320201015
4. ERNI S ALI : 2320201036
5. SARTIKA BAKARI : 2320201006
6. ARMITA ABDULLAH : 2320201017
7. SANDRA DUKALANG :2320192028

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur Kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat serta dan hidayah-
Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kesehatan Kerja”, degan baik.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk meningkatkan kesadaran
mahasiswa atau mahasiswi tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja di dalam
laboratorium, lebih utamanya agar mahasiswa atau mahasiswi dapat mengantisipasi
terjadinya kecelakaan akibat kerja di dalam laboratorium.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis hanturkan kepada dosen pembimbing
mata kuliah Kesehatan Dan Keselamatan Kerja yang telah membantu, memberi masukan dan
mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada waktunya.
Penulis dan penyusun menyadari, bahwa makalah ini masih ada beberapa kesalahan.
Dengan ini penulis mohon maaf apabila masih terdapat kesalahan dalam penulisan makalah
ini, karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Semoga pembaca dapat memberikan kritikan dan saran yang tidak mengurangi rasa
semangat dari penulis tetapi dapat memberikan masukan yang membangun semangat bagi
penulis.
Demikian yang kami dapat sampaikan, semoga makalah yang berjudul “Kesehatan
Kerja’’ ini dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Gorontalo, 13 Desember 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................ii
BAB 1 Pendahuluan..............................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................2
BAB 11 PENDAHULUAN....................................................................3
2.1 Pengertian Keselamatan Kerja.................................................3
2.2 Jenis Pemeriksaan Kesehatan..................................................4
2.3 Penyakit Akibat Kerja (PAK)..................................................5
2.4 Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja..................................7
2.5 Penerapan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja........................8
BAB 111 PENUTUP..............................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................11
3.2 Saran........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................12

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan kerja merupakan bagian spesifik dari segi kesehatan umumnya, yang lebih
memfokuskan lingkup kegiatannya pada peningkatan kualitas hidup tenaga kerja melalui
penerapan upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kerja menurut peraturan menteri tanaga
kerja dan transmigrasi no. 01/MEN/1982 adalah pelayanan kesehatan yang di
selenggarakan untuk melindungi pekerja dari kemungkinan mengalami gangguan
kesehatan yang di sebabkan oleh pekerja dan lingkungan kerja serta mengupayakan
peningkatan kemampuan fisik pekerja.
Tugas pokok sistem pelayanan kesehatan kerja:
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, berkala dan khusus.
2. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan dan tenaga kerja.
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
4. Pembinaan dan pengawasan terhadap perlengkapan senitair.
5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapannya untuk kesehatan kerja
6. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja
7. P3K
8. Pendidikan untuk tenaga kerja dan latihan petugas P3K
9. Memberi nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, alat pelindung
diri, gizi, penyelenggaraan makanan di tempat kerja.
10. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja pembinaan
dan pengawasan tenaga kerja yang mempunyai kelainan tertentu terhadap kesehatan.
11. Memberi laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada pengurus.
Menurut UU No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan Bab 1 pasal 1 yang di maksud
dengan kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Individu yang sehat adalah individu yang bebas dari penyakit, cedera, serta masalah
mental dan emosi yang bisa menganggu aktivitas manusia normal pada umumnya.
Sedangkan kesehatan kerja (occuptional health) atau sering disebut dengan kesehatan
3
Industri (industrial hygiene) pada bab V pasal 23 merupakan upaya kesehatan untuk
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal meliputi pelayanan kesehatan, pencegahan
penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja dan setiap tempat kerja wajib
menyelenggarakan Kesehatan kerja.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini,
yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan kesehatan kerja?
2. Apa saja jenis pemeriksaan kesehatan?
3. Apa saja penyakit akibat kerja?
4. Apa faktor penyabab penyakit akibat kerja?
5. Apa penerapan keselamatan dan kesehatan kerja?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahi apa itu kesehatan kerja.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis pemeriksaan kesehatan.
3. Untuk mengetahui apa saja penyakit akibat kerja.
4. Untuk mengetahui faktor penyabab penyakit akibat kerja.
5. Untuk mengetahui penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.

1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini yaitu:
1. Dapat mengetahui apa itu kesehatan kerja.
2. Dapat mengetahui apa saja jenis pemeriksaan kesehatan.
3. Dapat mengetahui apa saja penyakit akibat kerja.
4. Dapat mengetahui faktor penyabab penyakit akibat kerja.
5. Dapat mengetahui penerapan keselamatan dan kesehatan kerja

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan atau kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif
atau kuratif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum, Suma’mur (1976)
Sedangkan rekomendasi sidang bersama ILO atau WHO pada tahun 1995,
menekankan upaya pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan kapasistas kerja, perbaikan
lingungan dan pekerjaan yang mendukung keselamatan dan kesehatan pekerja serta
mengembangkan organisasi dan budaya kerja agar tercapai iklim social yang positif,
kelancaran produksi dan peningkatan produktivitas.
Kesehatan keja adalah kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan para pekerja
sepetri:
1. Kurangnya pencahayaan yang mengakibatkan sakit mata.
2. Tidak adanya system sirkulasi udara sehingga debu-debu atau partikel-partikel kecil
akan mengganggu sistem pernapasan pekerja.
3. Pekerja yang bekerja dengan menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya.
4. Tingkat kebisisnganyang melebihi batas ambang pendengar yang dapat
mengakibatkan ketulian pada pekerja.
Kondisi diatas memerlukan pencegahan dengan melakukan tindakan-tindakan sebagai
berikut:
1. Pemeriksaan pekerja secara berkala.
2. Memberikan keterangan prosedur kerja sebelum bekerja.
3. Pembuatan ventilasi
4. Mengubah cara-cara kerja yang dapat menyebabkan penyakit kerja.
5. Pemakaian alat-alat pelindung diri secara teratur dan disiplin untuk menghindari
resiko kecelakaan kerja.
Ada beberapa tujuan dari kesehatan kerja, yaitu :
1. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial tenaga kerja
5
di semua lapangan pekerjaan sehingga efisiensi dan produktivitas yang tinggi dapat di
capai.
2. Mencegah terjadinya gangguan gangguan kesehatan tenaga kerja yang di sebabkan
oleh kondisi kondisi kerja.
3. Melindungi tenaga kerja dari pekerjaannya terhadap faktor faktor yang dapat
membahayakannya.
4. Menempatkan setiap tenaga kerja dalam suatu lingkungan kerja yang sehat dan sesuai
dengan Faal dan jiwanya dengan perkataan lain menyesuaikan pekerjaan terhadap
seseorang dan setiap orang dengan pekerjaannya.
5. Mencegah sejauh mungkin terjadinya kecelakaan kerja.

2.2 Jenis Pemeriksaan Kesehatan


Ada beberapa jenis pemeriksaan kesehatan yaitu:
1. Pemeriksaan kesehatan awal (Pre-Employment Examination)
Yaitu pemeriksaan kesehatan badan tenaga kerja yang di lakukan oleh dokter,
sebelum diterima sebagai tenaga kerja.
Tujuannya:
1. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang sehat dan produktif
2. Mengetahui apakah tenaga kerja tersebut tidak menderita penyakit menular yang
akan membahayakan tenaga kerja yang lain.
3. Untuk mengetahui apakah pekerjaan-pekerjaan yang akan diberikan kedepannya
tidak mengganggu kesehatannya.
4. Untuk mengetahui apakah pekerjaan yang akan diberikan kepadanya sesuai dengan
kemampuannya atau bakatnya.
5. Untuk mengetahui keadaan kesehatan dan tenaga kerja tersebut waktu mulai
bekerja.
2. Pemeriksaan kesehatan berkala (Periodic ExaminationI)
Yaitu pemeriksaan kesehatan badan tenaga kerja oleh dokter dalam jangka waktu
tertentu, tergantung dari macam-macam bahaya yang dihadapi tenaga kerja tersebut
dalam melakukan pekerjaannya.
Tujuannya:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh-pengaruh pekerjaan dan lingkungan kerja
terhadap kesehatannya.
6
2. Mengetahui kemunduran kesehatan tenaga kerja dan kemampuan bekerjanya
dibandingkan dengan keadaan pada waktu pemeriksaan kesehatan badan awal.
3. Mengetahui adanya penyakit akibat kerja sendi mungkin (tingkat sub klinik)
dengan memperhatikan keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang akan
ditindaklanjuti dengan pemeriksaan-pemeriksaan khusus.
3. Pemeriksaan kesehatan khusus
Yaitu memperhatikan kesehatan yang dilakukan kepada tenaga kerja setelah sembuh
dari kecelakaan dan penyakit yang agak lama dengan maksud untuk mengetahui dan
menguji kemampuan bekerja dari tenaga kerja tersebut supaya ia bekerja sesuai
dengan situasi dan kondisi badannya.

2.3 Penyakit Akibat Kerja (PAK)


Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja,
bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dan WHO membedakan empat kategori
penyakit akibat kerja (Depkes RI 2006) yaitu:
1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya pneumoconiosis.
2. Penyakit yang salah satunya penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya karsinoma
bronkhogenik.
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor
penyebab lainnya, misalnya bronchitis kronis.
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya,
misalnya asma.
Menurut keputusan Presiden RI NO. 22 Tahun 1993 tentang penyakit yang timbul
karena hubungan kerja, terdapat 31 jenis penyakit yang timbul karena hubungan kerja,
antara lain:
1. Pneumoconiosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentuk jaringan parut
(silicosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberculosis yang silikosisnya
merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.
2. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang disebabkan oleh debu
logam kertas.
3. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang disebabkan oleh debu
kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang
yang dikenal yang berbeda dalam proses pekerjaan.
7
5. Alveolitis alergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan
debu organik.
6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaan yang beracun.
7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaan yang beracun.
8. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor atau persenyawaan yang beracun.
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaan yang beracun.
10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaan yang beracun.
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaan yang beracun.
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaan yang beracun.
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaan yang beracun.
14. Penyakit yang disebabkan oleh flour atau persenyawaan yang beracun.
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivate halogen dari persenyawaan hidrokarbon
alifatik atau aromatic yang beracun.
17. Penyakit yang disebabkan oleh benzene atau homolognya yang beracun.
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau homolognya
yang beracun.
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.
20. Penyakit yang disebabkan oleh alcohol, glikol atau keton.
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan seperti
karbon monoksida hidrogensianida, hidrogensulfida atau derivatnya yang beracun,
amoniak seng, braso dan nikel.
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
23. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan otot-otot,
urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi atau saraf tepi).
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan lebih.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yang mengion.
26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi, atau
biologik.
27. Penyakit kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh pic, bitumen, minyak mineral,
antrasena atau persenyawaan, produk atau residu zat tersebut.
28. Kanker paru atau mesothelioma yang disebabkan oleh asbes.
29. Penyakit inveksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapatkan
dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus.
8
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau
kelembaban udara tinggi.
31. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk obat.

2.4 Faktor Penyabab Penyakit Akibat Kerja


Dalam ruang atau ditempat kerja biasanhya terdapat faktor-faktor yang menjadi sebab
penyakit akibat kerja antara lain (Notoatmodjo, 2007):
1. Golongan fisik, seperti:
a. Suara yang bias menyebabkan pekak atau tuli.
b. Radiasi sinar-sinar radioaktif dapat menyebabkan penyakit susunan darah dan
kelainan kulit.
c. Suhu, apabila terlalu tinggi dapat menyebabkan heat stroke, heat cramps, atau
hyperpyrexia. Sedangkan suhu-suhu yang rendah dapat menimbulkan frostbite,
tranchfoot, dan hypothermia.
d. Tekanan tinggi dapat menyebabkan caisson disease.
e. Penerangan lampu yang kurang baik misalnya dapat menyebabkan kelainan pada
indera penglihatan atau kesilauan yang memudahkan terjadinya kecelakaan.
2. Golongan kimia (chemis) yaitu:
a. Debu yang menyebabkan pneumoconiosis, diantaranya silicosis, asbestosis, dan
lainnya.
b. Uap yang diantaranya menyebabkan metal fume fever, dermatitis atau keracunan.
c. Gas, misalnya keracunan oleh CO dan H2S.
d. Larutan yang dapat menyebabkan dermatitis.
e. Awan atau kabut, misalnya racun serangga, racun jamur dan lainnya yang dapat
menimbulkan keracunan.
3. Golongan infeksi, misalnya oleh akibat penyakit anthrax, brucella, AIDS, dan lainnya.
4. Golongan fisiologis, yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan konstruksi mesin,
sikap badan yang kurang baik, salah cara melakukan suatu pekerjaan dan lain-lain
yang kesemuanya menimbulkan kelelahan fisik, bahkan lambat laun dapat
menyebabkan perubahan fisik pada tubuh kerja.
5. Golongan mental pisikologis, yang terlihat misalnya pada hubungan kerja yang tidak
baik, atau keadaan pekerjaan yang monoton yang menyebabkan kebosanan.
Sedangkan upaya untuk mencegah penyakit akibat kerja ada bermacam-macam,
yakni: (a) substitusi, (b) ventilasi umum, (c) ventilasi keluar setempat, (d) isolasi, (e)
9
pakaian pelindung, (f) pemeriksaan kesehatan, (g) penerangan, dan (h) pendidikan
kesehatan.

2.5 Penerapan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja


Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja harus memiliki komitmen dan
kebijaksanaan. Komitmen keselamatan dan kesehatan kerja dapat membantu perusahaan
dalam bekerja sama dengan pekerja.
Sesuai dengan peraturan menteri tenaga kerja republik Indonesia Nomor 05/1996.
Dalam menerapkan terdapat kegiatan yang mendukung yaitu komunikasi, pelaporan,
pendokumentasian, dan pengendalian dokumentasi.
 Tinjauan awal keselamatan dan kesehatan kerja merupakan kerja sama yang dilakukan
yaitu yang berkaitan dengan:
1. Yaitu identifikasi kondisi dan sumber daya.
2. Pengetahuan dan peraturan Perundang K3.
3. Membandingkan penerapan.
4. Seninjau sebab akibat.
5. Efesiensi dan efektifitas.
 Perusahaan harus menunjukkan komitmen terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
yang diwujudkan dalam (PER,05/MEN/1996):
1. Menempatkan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja K3 pada posisi yang
menentukan keputusan perusahaan.
2. Menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana-sarana lain yang
diperlukan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Menetapkan person yang mempunyai tanggung jawab, wewenang dan kewajiban
yang jelas dalam penanganan keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang terkoordinasi.
5. Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja.
 Dan dalam perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja diperlukan susunan sistem
keselamatan dan kesehatan kerja yang terkoordinasi dengan baik. Perencanaan K3
meliputi beberapa komponen yaitu:
1. Menentukan tingkat resiko untuk setiap bagian tertentu yang mempunyai potensi
kecelakaan atau gangguan kesehatan.
10
2. Meliputi setiap peraturan pemerintah dan standar industri yang dapat dilaksanakan.
3. Menetapkan tujuan yang hendak dicapai dengan sasaran K3 secara jelas.
 Perusahaan yang memiliki perencanaan yang efektif maka akan mencapai
keberhasilan dalam penerapan K3. Tujuan dari pencegahan kecelakaan kerja adalah
untuk melindungi para pekerja, masyarakat dari lingkungan dari bencana kecelakaan
yaitu dengan (Simanjuntak, 1994)
1. Mempersiapkan, menyediakan dan memasang sarana pencegahan kecelakaan dan
alat-alat pelindung diri.
2. Mengadakan pemeriksaan dan infeksi dini untuk mengetahui potensi atau
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja sehingga dapat dicegah.
3. Menyusun organisasi sistem pencegahan bencana kecelakaan, termasuk menyediakan
tenaga ahli keselamatan kerja.
4. Meminimumkan dampak bencana kecelakaan, terhadap masyarakat antara lain dengan
menempatkan instalasi beresiko tinggi terpisah dengan perumahan dan tempat-tempat
konsentrasi penduduk seperti rumah sakit, sekolah-sekolah dan pasar.
5. Menyusun perencanaan penyelamatan darurat.
 Penerapan K3 memiliki ilmia komponen yang perlu dibentuk yaitu:
1. Struktur organisasi dan pembagian tanggung jawab, struktur organisasi harus
diterapkan secara jelas dengan setiap posisi di dalam organisasi.
2. Pemberian pelatihan K3 yaitu pelatihan secara umum yang diberikan kepada seluruh
karyawan dan pelatihan keahlian secara khusus yang diberikan kepada karyawan yang
bekerja di lokasi kerja yang memiliki tugas khusus di bidang K3.
3. Komunikasi K3 yang di lakukan dalam kelompok besar maupun kelompok kecil
ditunjukan untuk meningkatkan kesadaran K3 pada seluruh karyawan dan memotivasi
pengontrolan penerapan K3.
4. Sistem dokumentasi dan pengontrolan dokumen.
5. Tenaga ahli K3.
6. Pengukuran dan evaluasi penerapan K3.
 Tinjauan ulang sistem menejemen K3 meliputi (PER.05/MEN/1996):
1. Evaluasi terhadap penerapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
2. Tujuan sasaran, dan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja
3. Hasil temuan audit sistem menejemen K3

11

 Evaluasi efektivitas penerapan sistem menejemen K3 dan kebutuhan untuk mengubah


system manajemen K3 sesuai dengan:
1. Perubahan peraturan perundang-undangan.
2. Tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar.
3. Perubahan produk dan kegiatan perusahaan.
4. Perubahan struktur organisasi perusahaan.
5. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk epidemiologi.
6. Pengalaman yang didapat dari insiden keselamatan dan kesehatan kerja.
7. Pelaporan.
8. Umpan balik khususnya dari tenaga kerja.
 Namun ada beberapa ujuan utama penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No 1
Tahun 1970 tersebut antara lain:
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat
kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.

12

BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan atau kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif
atau kuratif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum.
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja,
bahan, proses maupun lingkungan kerja
Adapun jenis pemeriksaan kesehatan yaitu;
Pemeriksaan kesehatan awal (Pre-Employment Examination), yaitu pemeriksaan
kesehatan badan tenaga kerja yang di lakukan oleh dokter, sebelum diterima sebagai
tenaga kerja.
Pemeriksaan kesehatan berkala (Periodic ExaminationI), yaitu pemeriksaan kesehatan
badan tenaga kerja oleh dokter dalam jangka waktu tertentu, tergantung dari macam-
macam bahaya yang dihadapi tenaga kerja tersebut dalam melakukan pekerjaannya.
Pemeriksaan kesehatan khusus, yaitu memperhatikan kesehatan yang dilakukan
kepada tenaga kerja setelah sembuh dari kecelakaan dan penyakit yang agak lama
dengan maksud untuk mengetahui dan menguji kemampuan bekerja dari tenaga kerja
tersebut supaya ia bekerja sesuai dengan situasi dan kondisi badannya.
Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja harus memiliki komitmen dan
kebijaksanaan. Komitmen keselamatan dan kesehatan kerja dapat membantu perusahaan
dalam bekerja sama dengan pekerja.

1.2 Saran
Saran penulis untuk pembaca yaitu agar dapat memahami isi dari makalah ini dan
dapat memberikan kritik atau masukan mengenai makalh ini yang bisa membantu penulis.

13

DAFTAR PUSTAKA
Drs. Suwardi, M.Pd. pedoman praktis K3LH keselamatan dan kesehatan kerja
lingkungan hidup.
Drs. Daryanto. pedoman praktis K3LH keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan
hidup.
https://sistem manajemen keselamatan kerja.blogspot.com/2013/09/tujuan-k3-
keselamatan-dan-kesehatan.html.
https://brainly.co.id/tugas/15770269?
utm_source=android&utm_medium=share&utm_campaign=question

14

Anda mungkin juga menyukai