Anda di halaman 1dari 6

A.

Inhibisi Enzim
Studi tentang inhibitor enzim sangat berguna terutama dalam bidang farmasi. Contohnya
aspirin (asetilsalisilat) menginhibisi enzim yang mengkatalisis tahap awal sintesis prostaglandin,
suatu senyawa yang menyebabkan rasa sakit. Studi tentang inhibisi enzim juga memberikan
informasi tentang mekanisme enzim dan dapat membantu menjelaskan jalur metabolisme dalam
tubuh. Inhibisi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu inhibisi reversible (dapat balik)
dan irreversible (tidak dapat balik).
1. Inhibisi irreversible
Merupakan inhibitor yang terikat secara kovalen dengan enzim bahkan dapat merusak
gugus fungsi tertentu yang esensial bagi aktivitas enzim. Selain ikatan kovalen, dimungkinkan
juga interaksi yang terjadi dapat berupa ikatan non kovalen yang stabil. Asam amino tertentu
merupakan residu kunci pada sisi aktif enzim yang terkadang merupakan bagian yang terlibat
pada pengikatan dengan inhibitor. Contohnya asam amino serin yang merupakan residu pada
situs aktif enzim kemotripsin. Serin dapat terikat pada inhibitor diisopropilfluorofosfat (DIFP)
secara irreversible. Hal ini menunjukkan bahwa serin merupakan residu kunci pada enzim
kemotripsin.
Tabel 1. Beberapa Inhibitor Irreversible

2. Inhibisi reversible
Inhibitor jenis ini diketahui berinteraksi secara non kovalen dengan enzim sehingga dapat
balik. Meskipun dapat lepas dari bagian enzim, inhibisi jenis ini tetap menurunkan aktivitas
enzim dan mempengaruhi kinetika reaksi enzim yang berbeda pula. Ada tiga jenis inhibitor
reversible, yaitu:
Inhibitor kompetitif
Inhibitor jenis ini bersaing dengan substrat untuk menempati situs aktif enzim. Hal ini
terkait dengan kemiripan struktur molekul substrat dengan inhibitor atau disebut juga dengan
substrat analog. Ketika inhibitor menempati situs aktif, maka substrat tidak dapat terikat pada
enzim. Pengikatan inhibitor pada enzim akan menghasilkan kompleks enzim-inhibitor (EI) namn
produk tetap tidak akan dihasilkan. Model aksi inhibitor kompetitif terhadap enzim terdapat pada
Gambar 1.
k1 k2
E + S ES E +P
k1
+
I
kI
EI E + P
Gambar 1. Mekanisme Inhibisi Kompetitif
di mana I: inhibitor, k1: konstanta disosiasi EI, dengan kI = [E][I]/[EI], dan [I] = konsentrasi
inhibitor bebas, [EI]: konsentrasi kompleks enzim-inhibitor.

[Et] = [E] + [ES] + [EI]

dengan cara yang sama maka diperoleh:

v = k2 [Et][S]/KM (1 + 1/kI) + [S]

Persamaan Lineweaver-Burk inhibisi kompetitif:

1/v = (1 + [I]/kI)(KM/Vmaks)(1/[S]) + 1/Vmaks

Pengaruh inhibisi kompetitif pada kurva 1/v versus 1/[S] pada Gambar 4.7. Inhibitor
kompetitif sifatnya tidak mempengaruhi Vmaks atau dengan perkataan lain, inhibitor kompetitif
tidak mempengaruhi laju penguraian kompleks ES. Contoh: inhibisi suksinat dehidrogenase oleh
asam malonat. Dari inhibisi kompetitif dapat diketahui bahwa sisi aktif enzim mempunyai dua
ruang gugus positif yang dapat mengikat dua gugus negatif karboksilat dari substrat. Struktur sisi
katalitik merupakan struktur komplimenter dari struktur substrat. Dari hubungan antara struktur
molekular inhibitor dan afinitasnya terhadap enzim yang dinyatakan dengan KI, kita memperoleh
informasi mengenai struktur dan geometri sisi aktif, sehingga memungkinkan pendekatan ke arah
pemetaan sisi aktif enzim.
Pengaruh dari inhibisi jenis ini dapat dikurangi dengan cara menambahkan konsentrasi
substrat. Ketika [S] meningkat maka kemungkinan molekul inhibitor terikat pada enzim akan
menjadi minimal. Contoh molekul yang memiliki jenis inhibisi ini adalah asam malonat dan
oksalat. Keduanya memiliki struktur yang mirip dengan asam suksinat, suatu substrat dari enzim
suksinat dehidrogenase. Enzim ini mengkatalisis reaksi dehidrogenasi molekul asam suksinat
menghasilkan produk asam fumarat (Gambar 2).

Gambar 2. Reaksi dehidrogenasi suksinat oleh enzim suksinat dehidrogenase

Inhibitor Unkompetitif
Inhibisi ini ditemukan pada jenis enzim yang memiliki dua atau lebih substrat. Inhibitor
unkompetitif terikat pada sisi yang berbeda dengan situs aktif enzim dan hanya dapat terikat
ketika enzim telah membentuk kompleks dengan substrat (ES). Oleh karena itu jika [S]
meningkat maka pengaruh inhibisinya semakin besar. Setelah inhibitor terikat maka kompleks
yang terbentuk adalah kompleks enzim-substrat-inhibitor (ESI). Pengikatan inhibitor jenis ini
juga mengakibatkan produk reaksi tidak terbentuk. Mekanisme inhibisi unkompetitif terdapat
pada Gambar 3.
k1 k2
E + S ES E +P
+
I
kI
ESI P

Gambar 3. Mekanisme inhibisi unkompetitif


dengan kI = [I][ES]/[ESI]
Pada inhibisi unkompetitif, bila [S] bertambah tinggi, maka derajat inhibisinyapun
bertambah tinggi. Inhibisi unkompetitif ini dapat dikenal dari grafik 1/v versus 1/[S] pada [I]
tetap. Kemiringan konstan pada kenaikan [I], dan penurunan Vmaks (Gambar 5). Reaksi inhibisi
unkompetitif jarang ditemui pada reaksi dengan satu substrat, tetapi umumnya ditemui pada
reaksi dengan dua substrat.
Inhibisi nonkompetitif
Jenis inhibisi ini juga terjadi pada enzim yang memiliki dua atau lebih substrat. Inhibitor
akan terikat pada tempat yang berbeda dengan situs aktif enzim. Namun jenis enzim ini dapat
terikat baik pada enzim bebas maupun pada kompleks enzim-substrat (ES). Ketika inhibitor
terikat pada enzim bebas maka struktur enzim akan berubah sehingga substrat tidak dapat terikat
pada enzim untuk menghasilkan produk. Begitu juga ketika terikat pada ES, inhibitor akan
membentuk kompleks dengan ES menghasilkan ESI sehingga produk tidak dapat dihasilkan.
Model inhibisi ini terdapat pada Gambar 4.
k1 k2
E + S ES E +P
+ +
I I

k IEI k IESI

EI + S ESI
Gambar 4. Mekanisme inhibisi non kompetitif
dengan kIEI = [E][I]/[EI] dan kIESI = [ES][I]/[ESI]
Tabel 2. Pengaruh Inhibitor pada Kurva Lineweaver-Burk

Perpotongan pada
Kemiringan
ordinat

Tanpa inhibisi KM/Vmaks 1/Vmaks

Kompetitif (KM/Vmaks)(1 + [I]/kI) 1/Vmaks

Unkompetitif KM/Vmaks 1/Vmaks (1 + [I]/kI)

Nonkompetitif (KM/Vmaks)(1 + [I]/kI) 1/Vmaks (1 + [I]/kI)


Inhibisi nonkompetitif ini dapat dikenal dari grafik 1/v versus 1/[S] yang dapat dilihat
pada Gambar 5. Grafik menunjukkan kemiringan yang berbeda dan perpotongan dengan sumbu
1/v nya pun berbeda. Perpotongan ini lebih besar untuk reaksi inhibisi dari pada reaksi tanpa
inhibitor. Vmaks berkurang pada reaksi inhibisi walaupun [S] bertambah besar. Contoh: reagen-
reagen yang dapat bergabung dengan beberapa gugus di luar sisi aktif dari enzim secara
reversibel. Beberapa enzim (tidak semua) mempunyai gugus tiol yang dapat diinhibisi oleh ion
logam berat, menunjukkan bahwa gugus tiol diperlukan untuk mempertahankan konformasi aktif
dari enzim.

(A) Kompetitif (B) Unkompetitif

Slope of inhibitor reaction Slope of inhibited reaction


KM [I] KM
= 1+ =
Vmax Kt Vmax
[I]
[I]
1 1
Vo Vo

No inhibition No inhibition
KM KM
Slope = Slope =
Vmax Vmax
1 1 [I]
Intercepts = 1+
Vmax V max Kt

1 Intercepts 1
Intercepts [S] [I] [S]
-1 1+ K
[I] t
1
KM + K KM
t

(C) Nonkompetitif

Slope dari reaksi yang diinhibisi


KM [I]
= 1+
Vmax Kt

[I]
1
Vo

Tanpa inhibitor
KM
Slope =
1 Vmax
Intercep =
Vmax
-1 1
KM [S]

Gambar 5. Grafik Lineweaver-Burk Menunjukkan Efek Inhibisi Kompetitif (A), Unkompetitif (B) dan
Nonkompetitif (C) pada Enzim

Anda mungkin juga menyukai