Anda di halaman 1dari 7

Judul Artikel Review menghambat pertumbuhan bakteri

pertumbuhan sel secara signifikan dengan


Pemanfaatan Senyawa Kompleks dengan menggangu keseimbangan membran sel dan
Atom Pusat Logam Transisi yang menyebabkan kerusakan sel, enzim,
Berpotensi sebagai Agen Antibakteri sehingga mendukung peningkatan aktivitas
antibakteri [4]. Gugus tiourea dan
(Alfida Rahmah/180332616581)
turunannya memiliki banyak aplikasi
Senyawa kompleks terbentuk akibat seperti, antijamur, dan antibakteri,
adanya ikatan kovalen koordinasi antara contohnya senyawa kompleks zink(II)
atom pusat dan atom donor dari ligan. Atom klorida dan kadmium(II) klorida dengan
pusat biasanya merupakan atom logam atau kalium sianida dengan N,N’- dietiltiourea
ion logam. Salah satu ion logam yang dapat (detu)[6]. Turunan benzoiltiourea sebagai
menjadi atom pusat adalah ion nikel(II) antibakteri untuk strain E. faecalis, S.
dengan konfigurasi elektron pada keadaan aureus, S. epidermidis, P. aeruginosa, E.
dasar [Ar] 3d8. Ion nikel(II), merupakan ion coli, C. albicans, C. parapsilosis, C. krusei,
dari logam golongan 10 dan termasuk logam dan C. glabrata. [7]. Sehingga tiourea
transisi. Salah satu contoh ion logam adalah ligan ambidentat dengan banyak
transisi,Ni(II) dalam bentuk senyawa aplikasi dalam obat sebagai agen antibakteri,
kompleks dengan ligan modifikasi dapat antivirus dan antijamur. [9][10]. Senyawa
dimanfaatkan sebagai agen antibakteri [Cd(Metu)2(NCS)2]n mengkristal dalam
khususnya Pseudomonas kelompok ruang P-1 dan ion logam dan
aeruginosa,Salmonella typhi,Vibrio [Cd(Metu)2(CN)2] mengkristal dalam
parahaemolyticus,Vibrio alginolyticus , kelompok ruang C2/c dapat dijadikan
Staphylococcus aureus dan fungi Candida contoh turunan dalam untuk interaksi metal-
albicans. [1] E. coli dan Staphylococcus [2]. sulfur dalam sistem biologis [8].
Bebebapa turunan tiourea memiliki aktivitas
NiWO4 secara luas digunakan dalam
biologis, seperti: antijamur,antitumor ,
penggunaan semikonduktor oksida logam
antivirus, antibakteri farmakologis herbisida,
transisi yang akan memperkuat oksida
dan insektisida[11]. Kompleks nikel yang
tembaga yang tidak stabil menggunakan
memiliki geometri square planar di mana
nikel dan tungsten oksida dalam media
posisi aksialnya dapat memicu proses spin
klorida (NaCl) yang dapat mengurangi
state switching karena perubahan sifat
kerapatan arus korosi Cu dalam larutan
absorbsi yang tergantung pada pelarut
NaCl 3,5% dari 6,126 hingga 0,350 μA cm-2
DMSO dan piridin pada logam pusat Ni(II)
[5].Pada senyawa kompleks [Ni(detu)4]Cl2
menyebabkan pergeseran medan atas turun
memiliki geomterti piramida square
ke arah negatif disertai dengan perubahan
terdistorsi, dengan empat ligan detu
induksi kondisi spin dan adanya dua fungsi
ekuatorial terikat pada nikel melalui
imina pada posisi orto pada jarak 1.493(4)
belerang dan ion nikel spin rendah berada
dan 1.481(4) Å [3]. Struktur nano dari NiO
pada 1,35 Å [12]. NiWO4 mengadopsi
struktur monoklinik dan kelompok ruang: tiga kali lipat lebih besar daripada senyawa
P2/c, dengan Z = 2 [13]. Sintesis tembaga yang mengandung ligan serupa.
nanomaterial dengan logam campuran Ni- Peningkatan aktivitas antibakteri ini
Co dengan perbandingan tertentu dapat berhubungan dengan cincin morfolina yang
dimanfaatkan untuk, laser, fotoanoda, serat ada dalam struktur di mana senyawa
optik, supercapattery dan penyimpanan heterosiklik mengaktifkan aktivitas biologis
energi elektrokimia [14][15] [18]. Kompleks rutenium(II) dengan ligan
tiourea membentuk cincin beranggota enam,
Pembuatan kompleks kadmium(II), di mana rutenium dikoordinasikan oleh atom
tetrakis(N,N belerang monodentat disertai dengan ikatan
′diethylthiourea)sulfatokadmium(II), hidrogen intramolekul antara tiourea N─H
[Cd(Detu)4SO4] termasuk kelompok ruang dan atom donor oksigen amida [19].
Pbca dengan sistem kristal orthorombik Senyawa {2}-metallacoronates dan {2}-
menunjukkan pita tajam pada 1108 cm-1, metallacryptates dari kombinasi ligan
961 cm-1, dan 598 cm-1 menunjukkan adanya dipicolinoylbis(N, N-dietiltiourea), H2Lpy
koordinasi ion SO42-dan posisi jarak ikatan dengan ion seng(II) dan ion logam alkali
atom N-H = 0,88Å, C–H = 0,98-0,99Å. tanah Ca2+ dan Ba2+ menunjukkan aktivitas
Sayangnya resonansi >C=S detu (yang mana antimikroba yang baik terhadap bakteri
untuk Detu bebas muncul pada 182,07 ppm) Gram-positif (E. faecali, S. aureus dan B.
tidak teramati dan juga resonansi N–H tidak cereus) dan bakteri Gram-negatif (E.coli dan
dapat terdeteksi [16]. Kesetimbangan fasa P.aeruginosa). Kelemahannya penelitiannya
dari N,N′-diethylthiourea (DETU) sebagai ligan H2L, menunjukkan aktivitas
titik leleh (Tm) sebesar 351,28 K dan data antimikroba yang lemah terhadap semua
kelarutan kesetimbangan DETU diukur mikroorganisme yang diuji, dibandingkan
dengan metode gravimetri mulai dari 283,15 dengan semua logam kompleks
hingga 323,15 K. Kelarutan dalam alkohol menunjukkan aktivitas antimikroba yang
menurun dengan bertambahnya panjang lebih tinggi daripada ligan yang tidak
rantai karbon dan mengikuti aturan "like terkoordinasi dan menunjukkan efek
dissolve like", sedangkan dalam pelarut non antiproliferatif yang sangat lemah, dengan
alkohol, aturan ini tidak berlaku. Pada suhu nilai IC50 yang lebih besar dari 100
tertentu, kelarutan menurun seiring dengan mikrogram/ml [20].
bertambahnya panjang rantai karbon sebagai
berikut: methanol > ethanol > n-propanol > Ligan tiourea N,N-di-R-N'-(4-
n-butanol > n-pentanol [17]. Senyawa chlorobenzoyl) dimana (Di-R: diethyl, di-n-
kompleks bismut (III) berbasis aroylthiourea propyl, di-n-butyl dan diphenyl) ligands
(HL1-4) dan logam platinumnya dalam
[Bi2(Lb)4(μ-Lb)2]⋅2(C3H6O) menunjukkan
bentuk senyawa kompleks (cis-[Pt(L1-4-
lebih kuat dalam menghambat kemampuan S,O)2]) yang diuji terhadap S. aureus dan S.
bakteri menghasilkan penghambatan zona pneumoniae (sebagai bakteri Gram positif),
untuk P. aeruginosa dan S. Aureus sehingga E. coli, P. aeruginosa dan A. baumannii
kinerja antibakteri pada kompleks tersebut (sebagai Gram bakteri negatif) dan C.
albicans dan C. glabrata (sebagai jamur) isopropil-3-(1-naftol)tiourea menunjukkam
didapatkan hasil bahwa semua ligan bebas hasil spektrum IR, peregangan N1-H
dan kompleks Pt(II) mereka menghambat menunjukkan pita sangat lemah pada 3331
pertumbuhan strain jamur dengan nilai MIC dan 3285 cm-1, sedangkan peregangan N2-H
berkisar antara 15,62 dan 250,00 µg/mL muncul pita yang sangat kuat pada 3219
tetapi tidak seefektif flukonazol yang dan 3193 cm-1 . Namun,senyawa 1-etil-3-(1-
digunakan sebagai obat referensi terhadap naftol)tiourea tidak dapat mengurangi
semua strain jamur [21]. Kristal ZTTC (zink pertumbuhan bakteri secara signfikan (<
tris tiourea klorida) mempunyai aktivitas 10%). Tetapi dapat menghambat
zona penghambatan yang besar terhadap pembentukan biofilm sebesar 57 sampai
spesies bakteri S. typhi karena zona hambat 63% [24].Reaksi H2L1 yaitu
antibakterinya lebih besar daripada isophthaloylbis(N,N-diethylthiourea) dengan
Pseudomonas aeruginosa, Shigella flexneri ion Fe3+ menghasilkan kompleks binuklir
dan Bacillus subtilis dimana ion logam dapat [Fe2(L1)3] dengan struktur seperti cryptand.
meningkatkan aktivitas antibakteri, Spektrum IR untuk memiliki serapan
disebabkan efek toksik dari Zn2+ yang medium serapan pada 3163 cm-1 dan serapan
dilepaskan oleh ZTTC kemudian kuat di area 1659 cm-1 sebagai vibrasi ulur
bersentuhan dengan membran sel mikroba N-H dan gugus C=O untuk ligan
yang bermuatan negatif. Zn2+ menembus ke aroylbis(N,N-diethylthiourea) [25]
dalam membran sel dengan saling tarik
menarik antara logam yang bermuatan Secara umum, penghambatan oleh
berlawanan dengan membran sel sehingga ligan turunan tiourea lebih tinggi daripada
terjadi reaksi dengan gugus sulfhidril di kompleks logamnya karena ligan lebih
dalam membran sel [22]. Hasil analisis reaktif dengan kebutuhan mikroelemen yang
kompleks Pd(II)/N,N-disubstitusi-N'- diperlukan untuk nutrisi jamur dan
asiltiourea sebagai aktivitas antiparasit untuk kompleks Pt(II) lebih stabil daripada Ni(II),
Mycobacterium tuberculosis dan karena sifat ligan yang lunak, yang dapat
Trypanosoma cruzi kemudian dibandingkan membentuk kompleks yang lebih stabil
dengan obat referensi benznidazole, yang dengan kation asam lunak Pt(II)
menampilkan nilai IC50 10,61 ± 0,87 µM, dibandingkan dengan kation Ni(II) yang
akan tetapi tidak ada yang logam-bebas lebih keras. Ligan memiliki atom S yang
ligan yang menunjukkan aktivitas memberikan stabilitas besar [26]. Urutan
antiparasit, sedangkan kompleks Pd(II) berdasarkan adalah ETU > DBTU > DMTU
menunjukkan aktivitas antiparasit. -DETU [28].
Kompleks logam dapat diaplikasikan
Contoh senyawa nonkompleks yang
menjadi agen antiparasit yang lebih kuat
berperan sebagai agen antibakteri berasal
daripada benznidazole, meskipun kompleks
dari tanaman kemiri dan diperoleh hasil uji
tersebut menunjukkan indeks selektivitas
aktivitas antibakteri dari turunan biji kemiri
yang lebih rendah daripada benznidazole
berupa sabun kalium, asam lemak, dan metil
[23]. Senyawa baru dari turunan asil tiorea
ester diuji aktivitas antibakterinya terhadap
yaitu 1-etil-3-(1-naftol)tiourea dan 1-
Staphylococcus aureus sebagai bakteri gram to a solvatochromic nickel (II) dye
positif dan Esherichia coli sebagai bakteri featuring a coordination-induced spin
gram negatif. Hasil pengukuran zona crossover behavior,” Dye. Pigment.,
diameter menunjukkan bahwa sabun kalium vol. 183, no. July, p. 108645, 2020,
memiliki aktivitas antibakteri paling tinggi doi: 10.1016/j.dyepig.2020.108645.
dibandingkan dengan asam lemak dan metil
esternya [27].Sintesis dan karakterisasi [4] A. J. Christy, S. Suresh, and
senyawa kompleks dari kadmium(II) klorida L. C. Nehru, “Enhanced antibacterial
dengan kalium sianida dan ligan N,N’- and photocatalytic activities of nickel
dietiltiourea serta penelitian mengenai oxide nanostructures,” Optik (Stuttg).,
senyawa kompleks tembaga(II)oksalat vol. 237, no. August 2020, p. 166731,
dengan tu(tiourea) belum dikembangkan 2021, doi:
kegunaan dari kompleks yang diperoleh 10.1016/j.ijleo.2021.166731.
sehingga belum ada aplikasi lebih lanjut [5] V. I. Chukwuike, S. S.
tetapi sintesis senyawa kompleks berhasil Sankar, S. Kundu, and R. C. Barik,
dilakukan [29][30] “Capped and uncapped nickel
tungstate (NiWO4) nanomaterials: A
Referensi
comparison study for anti-corrosion
[1] A. Das, A. Rajeev, S. Bhunia, of copper metal in NaCl solution,”
M. Arunkumar, N. Chari, and M. Corros. Sci., vol. 158, no. July, p.
Sankaralingam, “Synthesis, 108101, 2019, doi:
characterization and antimicrobial 10.1016/j.corsci.2019.108101.
activity of nickel(II) complexes of
[6] Fariati, I. W. Dasna, Y. F.
tridentate N3 ligands,” Inorganica
Fadli, and S. H. Qurbayni, “Study of
Chim. Acta, vol. 526, no. February, p.
structure prediction of complex
120515, 2021, doi:
compounds of zinc(II) chloride and
10.1016/j.ica.2021.120515.
cadmium(II) chloride with potassium
[2] T. Kondori et al., “Structure cyanide and N,N’-diethylthiourea
analysis and biological functionalities ligand,” AIP Conf. Proc., vol. 2251,
of a nickel(II) complex and its no. August, 2020, doi:
sonochemically synthesized nano 10.1063/5.0015847.
form: in vitro anti-proliferation, DNA
[7] R. K. Mohapatra et al.,
binding, antibacterial and molecular
“Recent Advances in Urea- and
docking study,” J. Mol. Struct., vol.
Thiourea-Based Metal Complexes:
1231, p. 129989, 2021, doi:
Biological, Sensor, Optical, and
10.1016/j.molstruc.2021.129989.
Corroson Inhibition Studies,”
[3] Z. Chen, K. Lhoussain, C. Comments Inorg. Chem., vol. 39, no.
Bucher, D. Jacquemin, D. Luneau, 3, pp. 127–187, 2019, doi:
and O. Siri, “Unconventional access 10.1080/02603594.2019.1594204.
[8] S. Ahmad et al., “Structural characterization of metal tungstates
diversity in pseudohalide complexes (MWO4; M=Ni, Ba, Bi) synthesized
of cadmium(II) with N- by a sucrose-templated method,”
methylthiourea (Metu): Polymeric Chem. Cent. J., vol. 7, no. 1, pp. 1–
[Cd(Metu)2(NCS)2]n versus 10, 2013, doi: 10.1186/1752-153X-7-
monomeric [Cd(Metu)2(CN)2],” J. 80.
Coord. Chem., vol. 70, no. 21, pp.
3692–3701, 2017, doi: [14] S. M. El-Sheikh and M. M.
10.1080/00958972.2017.1398824. Rashad, “Novel Synthesis of Cobalt
Nickel Tungstate Nanopowders and
[9] I. I. Ozturk et al., “Synthesis, its Photocatalytic Application,” J.
characterization and biological Clust. Sci., vol. 26, no. 3, pp. 743–
evaluation of novel antimony(III) 757, 2015, doi: 10.1007/s10876-014-
iodide complexes with 0735-z.
tetramethylthiourea and N-
ethylthiourea,” Inorganica Chim. [15] S. Prabhu et al.,
Acta, vol. 491, no. December 2018, “Investigation on mesoporous
pp. 14–24, 2019, doi: bimetallic tungstate nanostructure for
10.1016/j.ica.2019.03.020. high-performance solid- state
supercapattery,” J. Alloys Compd.,
[10] F. U. Rahman et al., “Zn, Cd vol. 875, p. 160066, 2021, doi:
and Hg complexes with unsymmetric 10.1016/j.jallcom.2021.160066.
thiourea derivatives; syntheses, free
radical scavenging and enzyme [16] M. Altaf, H. Stoeckli-Evans,
inhibition essay,” J. Mol. Struct., vol. G. Murtaza, A. A. Isab, S. Ahmad,
1211, p. 128096, 2020, doi: and M. A. Shaheen, “Structural
10.1016/j.molstruc.2020.128096. characterization of a cadmium(II)-
sulfato complex, [Cd(N,N′-diethyl
[11] H. Arslan, G. Binzet, G. thiourea)4(SO4)],” J. Struct. Chem.,
Kavak, N. Kulcu, S. Ozbey, and U. vol. 52, no. 3, pp. 625–630, 2011, doi:
Florke, “Synthesis and 10.1134/S0022476611030267.
Characterization of Novel Thiourea
Derivatives and Their Nickel and [17] M. Yao et al., “Solid-Liquid
Copper Complexes,” J. Chem., vol. Phase Equilibrium and
2013, no. II, pp. 816–819, 2013. Thermodynamic Analysis of N, N′-
Diethylthiourea in Different Solvent
[12] “Solid-state Spin Equilibrium Systems,” J. Chem. Eng. Data, vol.
in Tetrakis(,” no. August, 2015. 64, no. 12, pp. 6031–6040, 2019, doi:
10.1021/acs.jced.9b00854.
[13] S. M. M Zawawi, R. Yahya,
A. Hassan, H. N. M. E. Mahmud, and [18] M. I. de Oliveira, G. P. Chuy,
M. N. Daud, “Structural and optical B. S. Vizzotto, R. A. Burrow, E. S.
Lang, and S. S. dos Santos, crystal: Zinc (Tris) thiourea chloride,”
“Synthesis, characterization and Chem. Data Collect., vol. 24, 2019,
biological applications of bismuth(III) doi: 10.1016/j.cdc.2019.100279.
complexes with aroylthiourea
ligands,” Inorganica Chim. Acta, vol. [23] A. M. Plutín et al.,
512, no. July, p. 119871, 2020, doi: “Palladium(II)/N,N-disubstituted-N′-
10.1016/j.ica.2020.119871. acylthioureas complexes as anti-
Mycobacterium tuberculosis and anti-
[19] P. Vijayan et al., “Solvent- Trypanosoma cruzi agents,”
assisted formation of Polyhedron, vol. 132, pp. 70–77,
ruthenium(II)/copper(I) complexes 2017, doi:
containing thiourea derivatives: 10.1016/j.poly.2017.05.003.
Synthesis, crystal structure, density
functional theory, enzyme mimetics [24] E. Contreras Aguilar et al.,
and in vitro biological perspectives,” “Acyl thiourea derivatives: A study of
Appl. Organomet. Chem., vol. 31, no. crystallographic, bonding, biological
7, pp. 1–23, 2017, doi: and spectral properties,” Chem. Phys.
10.1002/aoc.3652. Lett., vol. 715, no. 1465, pp. 64–71,
2019, doi:
[20] C. D. Le, C. T. Pham, and H. 10.1016/j.cplett.2018.11.020.
H. Nguyen, “Zinc(II) {2}-
metallacoronates and {2}- [25] C. T. Pham, H. H. Nguyen,
metallacryptates based on A. Hagenbach, and U. Abram,
dipicolinoylbis(N,N-diethylthiourea): “Iron(III) Metallacryptand and
Structures and biological activities,” Metallacryptate Assemblies Derived
Polyhedron, vol. 173, p. 114143, from Aroylbis(N,N-
2019, doi: diethylthioureas),” Inorg. Chem., vol.
10.1016/j.poly.2019.114143. 56, no. 18, pp. 11406–11416, 2017,
doi: 10.1021/acs.inorgchem.7b01909.
[21] U. Solmaz et al., “Synthesis,
characterization, crystal structure, and [26] R. Del Campo et al.,
antimicrobial studies of novel “Thiourea derivatives and their
thiourea derivative ligands and their nickel(II) and platinum(II)
platinum complexes,” J. Coord. complexes: Antifungal activity,” J.
Chem., vol. 71, no. 2, pp. 200–218, Inorg. Biochem., vol. 89, no. 1–2, pp.
2018, doi: 74–82, 2002, doi: 10.1016/S0162-
10.1080/00958972.2018.1427233. 0134(01)00408-1.

[22] V. Revathi, K. Karthik, and [27] Sutrisno, R. D. Assyfah, R.


H. Mahdizadeh, “Antibacterial Retnosari, I. B. Rachman, and H. W.
activity and physico-chemical Wijaya, “Antibacterial activity of
properties of metal-organic single potassium salt, fatty acids, and
methyl esters of candlenut seed oil
against staphylococcus aureus and
Escherichia coli,” AIP Conf. Proc.,
vol. 2231, 2020, doi:
10.1063/5.0002553.

[28] W. Buchanan, “Canadian


Journal of Chemistry Journal
canadien,” vol. 46, no. 1, pp. 0–4,
1980.

[29] Qurbayni,Siti
H.2019.Sintesis dan Karakterisasi
Senyawa Kompleks dari
Kadmium(II) Klorida dengan
Kalium Siandida dan Ligan N,N’-
dietiltiourea.Malang:FMIPA
Universitas Negeri Malang

[30] Faza, Firdaus


A.2018.Sintesis dan Karakterisasi
Senyawa Kompleks dari
Tembaga(II) Oksalat dan Ligan
N,N’-dietiltiourea.Malang:FMIPA
Universitas Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai