Anda di halaman 1dari 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Senyawa Kompleks Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion logam pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron bebasnya kepada ion logam pusat. Donasi pasangan elektron ligan kepada ion logam pusat menghasilkan ikatan kovalen koordinasi sehingga senyawa kompleks juga disebut senyawa koordinasi (Cotton dan Wilkinson.1984). Jadi semua senyawa kompleks atau senyawa koordinasi adalah senyawa yang terjadi karena adanya ikatan kovalen koordinasi antara logam transisi dengan satu atau lebih ligan (Sukardjo,1999). Senyawa kompleks sangat berhubungan dengan asam dan basa lewis dimana asam lewis adalah senyawa yang dapat bertindak sebagai penerima pasangan bebas sedangkan basa lewis adalah senyawa yang bertindak sebagai penyumbang pasangan elektron. (Shriver, D.F dkk. 1940 ). Senyawa kompleks dapat diuraikan menjadi ion kompleks. Ion kompleks adalah kompleks yang bermuatan positif atau bermuatan negative yang terdiri atas sebuah logam atom pusat dan jumlah ligan yang mengelilingi logam atom pusat. Logam atom pusat memiliki bilangan oksida nol, positif sedangkan ligan bisa bermuatan netral atau anion pada umumnya. Beberapa contoh senyawa kompleks yaitu : ( Prakash,S dkk, 2000 )
- [Co3+,(NH3)6]3+ - [Fe ,(CN)6]
2+ 4-

- [Ni0(CN)4]4- [Co ,(CO)4]


+ 3

Senyawa kompleks atau senyawa koordinasi telah berkembang pesat karena senyawa ini memegang peranan penting dalam kehidupan manusia terutama karena aplikasinya dalam berbagai bidang seperti dalam bidang kesehatan, farmasi, industri dan lingkungan. Senyawa kompleks dalam industri sangat dibutuhkan terutama dalam katalis. Dalam industri petrokimia kebutuhan katalis semakin meningkat karena setiap produk petrokimia diubah menjadi senyawa kimia lainnya selalu dibutuhkan katalis, misalnya pada reaksi hidrogenasi, karbonilasi, hidroformilasi (Gates, B, 1992 ) Kompleks logam transisi dapat mengkatalis berbagai reaksi kimia seperti kompleks [PdCl2DFFM] yang telah lama dipakai sebagi katalis untuk oksidasi stirena yaitu dalam pembentukan senyawa olefin (Bull, 1995 ). Dalam bidang kesehatan dan farmasi senyawa kompleks sangat penting juga dalam berupa obat obatan seperti vitamin B12 yang merupakan senyawa kompleks antara kobalt dengan porfirin, hemoglobin yang berfungsi untuk mengangkut oksigen (Sukardjo, 1985). 2.2 Ligan Ligan adalah suatu ion atau molekul yang memiliki sepasang elektron atau lebih yang dapat disumbangkan. Ligan merupakan basa lewis yang dapat terkoordinasi pada ion logam atau sebagai asam lewis membentuk senyawa kompleks. Ligan dapat berupa anion atau molekul netral (Cotton dan Wilkinson, 1984). Jika suatu logam transisi berikatan secara kovalen koordinasi dengan satu atau lebih ligan maka akan membentuk suatu senyawa kompleks, dimana logam transisi tersebut berfungsi sebagai atom pusat. Logam transisi memiliki orbital d yang belum terisi penuh yang bersifat asam lewis yang dapat menerima pasangan elektron bebas yang bersifat basa lewis. Ligan pada senyawa kompleks dikelompokkan berdasarkan jumlah elektron yang dapat disumbangkan pada atom logam. 2.2.1 Ligan Monodentat Ligan yang terkoordinasi ke atom logam melalui satu atom saja disebut ligan monodentat, misalnya F , Cl , H2O dan CO (Jolly, 1991). Kebanyakan ligan adalah anion atau molekul netral yang merupakan donor elektron. Beberapa ligan monodentat - yang umum adalah F , Cl , Br , CN , NH3, H2O, CH3OH, dan OH .

2.2.2 Ligan Bidentat Jika disebut ligan tersebut terkoordinasi pada logam melalui dua atom ligan bidentat.Ligan ini terkenal diantara ligan polidentat. Ligan bidentat

yang netral termasuk diantaranya anion diamin, difosfin, dieter.

O RC O O C

O R2NC

Karboksilat

Nitrat

Dithiokarbamat

2O H3C C C H O C CH3 O S O O O

Asetilasetonato

Sulfat

Gambar 2.1 Contoh Ligan Bidentat

2.2.3 Ligan Polidentat Ligan yang mengandung dua atau lebih atom, yang masing masing serempak membentuk ikatan dua donor elektron kepada ion logam yang sama. Ligan ini sering disebut ligan kelat karena ligan ini tampak nya mencengkeram kation di antara dua atau lebih atom donor. Contohnya adalah bis-difenilfosfina-etana(I) (Cotton dan Wilkinson, 1984 ).

H2N H 2C C H2

H N H2C C H2

NH2 N N N
terpiril
PPh2

dietillen triamin ( ligan tridentat )


Ph2P

Ph2P

Ligan tetradentat

PPh2

Gambar 2.2 Gambar Contoh Ligan Polidentat

2.3 Logam Nikel (Ni) Logam nikel pertama kali ditemukan di China 2000 tahun yang lalu dalam bentuk bijihnya yang berwarna merah NiAs yang mengandung Cu2O yang disebut Kupfernikel. Pada tahun 1751 A.F. Cronstedt diisolasi logam-logam pengotor dari beberapa bijih Swedish dan mengidentifikasi komponen logam Kupfernikel, dan memberikan nama baru pada logam tersebut yang disebut nikel. Pada tahun 1804 J.B. Richter memproduksi sampel yang lebih murni dan lebih akurat menentukan sifat-sifat fisiknya.. (Greenwood dan Earnshaw, 1998) Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ni dan nomor atom 28. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan nikel, krom dan besi menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak diaplikasikan pada peralatan dapur (sendok, dan peralatan me masak), ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta komponen industri (Brady, J, 1994). Nikel merupakan logam transisi ketujuh yang paling banyak ditemukan di alam dan unsur ke dua puluh dua paling banyak ditemukan di alam yaitu sebesar 99 ppm. Bijih yang paling banyak ditemukan ada dua macam :

1. Laterit, bijih oksida atau silikat aeperti garnerit (Ni,Mg)6,Si4O10(OH)8 dan nikeliferos limonit (Fe,Ni)O(OH).nH2O yang tersebar di daerah Kaledonia Baru, Kuba dan Queensland. 2. Sulfida, seperti pentlandit (Ni,Fe)9S8 yang berasosiasi tembaga, kobalt dan logam mulia bijihnya mengandung 1 % Ni. Banyak ditemukan di Kanada dan Afrika Selatan (Greenwood dan Earnshaw, 1998). Logam nikel diperoleh dari bijih nikel, seperti pentlandit (NiS, FeS) dan garnerit (H2(NiMg)SiO4.2H2O). Pada proses pengolahan bijih nikel, bijih nikel mula-mula ditinggikan kadar nikelnya melalui flotasi (pengapungan) dan pemanggangan. 2NiS(s) + 3O2(l) 2NiO(l) + 2SO2(g)

Selanjutnya, oksida nikel dialiri gas hidrogen disertai pemanasan. NiO(l) + H2(g) Ni(l) + H2O(l)

Nikel yang dihasilkan dimurnikan dengan cara pemanaan pada suhu 60 o-180oC bersama gas karbon monoksida. Ni(l) + 4CO(g) Ni(CO)4(aq) Ni(CO)4(aq)

Ni(s) + 4CO(aq)

Nikel banyak digunakan untuk membuat alat laboratorium atau paduan logam. Pada proses paduan logam nikel banyak dipakai pada pembuatan nikrom yang mengandung 80% Ni dan 20% Cr, monel yang tersusun dari 70% Ni dan 30% Cu dan kawat Konstantin yang terdiri dari 40% Ni dan 60 % Cu. (Lee,1991) Karena sifatnya yang fleksibel dan mempunyai karakteristik-karakteristik yang unik seperti tidak berubah sifatnya bila terkena udara, ketahanannya terhadap oksidasi dan kemampuannya untuk mempertahankan sifat-sifat aslinya di bawah suhu yang ekstrim, nikel lazim digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan industri. Nikel terutama sangat berharga untuk fungsinya dalam pembentukan logam campuran (alloy dan superalloy), terutama baja tidak berkarat (stainless steel). Sekitar

70% dari produksi nikel digunakan untuk produksi stainless steel, sementara sisanya digunakan untuk berbagai penggunaan industri seperti baterai, baja campuran rendah, campuran berbasis logam nikel, campuran berbasis tembaga, elektroplating elektronika, aplikasi industri pesawat terbang, dan berbagai macam produk lain seperti katalis dan turbin pembangkit listrik bertenaga gas. Beberapa pengunaan nikel diantaranya yaitu - Nikrom : 60% Ni, 25% Fe, dan 15% Cr : pembuatan alat-alat laboratorium (tahan asam), kawat pada alat pemanas. - Alnico (Al, Ni, Fe dan Co) : sebagai bahan pembuat magnet yang kuat. - Elektroplating (pelapisan besi, tembaga : [Ni(NH3)6]Cl2, [Ni(NH3)6]SO4. - Serbuk nikel sebagai katalis seperti pada adisi H2 dalam proses pembuatan mentega, juga pada cracking menyak bumi. - Bata alloy : 3-5 % Ni + logam lain (keras, elastis). - Platinit : baja dengan kandungan 46% Ni yang mempunyai muai yang sama dengan gelas dan invar : baja dengan kadar nikel 35% dengan sedikit Mn dan C. Digunakan sebagai kawat listrik yang ditanam dalam kaca seperti pada bohlam lampu pijar. - Monel : 60% Ni dan 40% Cu : bahan pembuatan uang logam, instrumen tranmisi listrik, dan baling-baling kapal laut.

DAFTAR PUSTAKA

Brady, 1994, Kimia Universitas, Erlangga, Jakarta Cotton, F.A, and Wilkinson, G, 1984, Kimia Anorganik, 6th ed., John Wiley and Sons, New York Greenwood, N.N dan Earnshaw, A, 1998, Chemistry of The Elements 2nd Edition, Pergamon Press : England Jolly, William L. (1991). Modern Inorganic Chemistry (edisi ke-2nd Edition). New York: McGraw-Hill. hlm. pp: 123. ISBN 0-07-112651-1. Lee, J.D, 1991, Concise Inorganic Chemistry 4th Edition, Chapman Hal Publishing : UK Sukardjo, 1985, Kimia anorganik, Bina aksara, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai