Anda di halaman 1dari 15

Nama : Frengky Afrimirza

Bp/Kelas : 1120024/2A
Jurusan : Kimia Analis
TUGAS KIMIA ANORGANIK

ORGANOLOGAM

A. Struktur Kimia
Senyawa organologam ialah senyawa yang karbonnya terikat langsung ke suatu
atom logam (seperti raksa, seng, timbal, magnesium atau litium) atau ke metalloid-
metaloid tertentu (seperti silicon, arsen atau selen). Berikut merupakan sedikit penjelasan
dari senyawa-senyawa organologam:
1. Lithiuim
Salah satu senyawa organologam yang memiliki unsur Lithium adalah
Metillithium (CH3Li)4. Organologam yang mengandung Lithium mempunyai rumus
molekul sebagai berikut RLi(LiX)1-6. Bentuk molekul dari Metillithium adalah
tetrahedral dengan Li4 dengan gugus CH3 terletak secara simetris di atas setiap bidang
tetrahedron. Berikut merupakan bentuk molekul dari Metillithium

2. Magnesium
Senyawa yang terbentuk antara karbon dan magnesium dapat membentuk rumus
molekul seperti berikut RMgX. Dengan R merupakan alkil dan X merupakan halide
(F, Br, dan I) contohnya pada pereaksi Grignard. Atom Mg biasanya terkoordinasi
tetrahedral.
Dalam kebanyakan senyawa organik karbon tidak bermuatan . Dalam senyawa
organologam karbon kaya akan elektron dan bermuatan negatif. Hal tersebut dikarenakan
karbon dalam senyawa organologam terikat pada suatu unsur elektropositif yang berarti
karbon tersebut akan berfungsi sebagai basa atau nukleofil dan karena itu karbon
tersebut bermuatan negatif.
CH3CH2-Br + Mg CH3CH2-Mg-Br
Pada umumnya memang karbon lebih elektronegatif dan bermuatan negatif jika
atom itu terikat pada suatu atom logam, suatu ion dengan atom karbon bermuatan negatif
disebut karbanion. Oleh karena itu karbon yang terikat pada sebuah atom logam
mempunyai karakter karbanion.
Senyawa karbonil logam yang terdiri atas logam dan ligan CO biasanya
dipreparasi dengan reaksi langsung serbuk logam yang kereaktifannya tinggi dengan
karbon monoksida, atau dengan reduksi garam logam ke valensi nol diikuti dengan reaksi
dengan karbon monoksida tekanan tinggi. Namun, tetrakarbonilnikel, ditemukan
pertamakali di akhir abad 19, terbentuk dengan reaksi logam nikel dan karbon monoksida
pada suhu kamar dan tekanan atmosfer. Preparasi senyawa karbonil logam yang lain, di
pihak lain memerlukan suhu dan tekanan tinggi.
Senyawa karbonil logam mononuklir memiliki struktur koordinasi polihedral
yang bersimetri tinggi. Kromium, molibdenum, dan tungsten heksakarbonil, M(CO)6,
mempunyai struktur oktahedral reguler, penta-koordinat pentakarbonilbesi, Fe(CO)5,
berstruktur segitiga bipiramid, dan tetrakarbonilnikel, Ni(CO)4, memiliki koordinasi
tetrahedral reguler (Gambar 6.14). Atom karbon ligan karbonil berkoordinasi dengan
logam, dan lingkungan CO berorientasi searah dengan sumbu logam-karbon. Karbonil
logam binuklir Mn2(CO)10 memiliki ikatan Mn-Mn yang menghubungkan dua piramida
bujur sangkar Mn(CO)5. Dalam Fe2(CO)9, dua sub satuan Fe(CO)3 dijembatani tiga ligan
CO, dan dalam Co2(CO)8, dua satuan Co(CO)3 digubungkan dengan tiga jembatan CO
dan sebuah ikatan Co-Co.

Ada sejumlah senyawa karbonil logam dengan ikatan logam-logam yang


menghubungkan tiga atau lebih logam, dan CO terminal, µ-CO (jembatan di antara dua
logam), dan µ -CO (jembatan yang menutupi tiga logam) berkoordinasi dengan kerangka
logam (lihat bagian 6.3 (f)). Banyak karbonil kluster yang dibentuk dengan reaksi
senyawa karbonil mononuklir dan karbonil binuklir. Senyawa karbonil logam khas dan
sifatnya diberikan di Tabel 6.4.
B. Tatanama

Senyawa organologam ialah senyawa yang karbonnya terikat langsung ke suatu


atom logam (seperti raksa, seng, timbal, magnesium atau litium) atau ke metalloid-
metaloid tertentu (seperti silicon, arsen atau selen).
CH3CH2CH2CH2Li (CH3)4Si CH3ONa
n-butillitium tertrametisilana (TMS) natrium metoksida
organologam organologam tidak dianggap sebagai organologam

(tak ada ikatan karbon-logam)


Senyawa organologam biasanya dinamakan sebagai logam diganti, misalnya alkil
logam atau logam alkil halida. senyawa Organomagnesium umumnya disebut sebagai
pereaksi Grignard. Contoh: CH3Li = lithium metil, CH3MgBr = metil magnesium bromida.
Cara penamaan organologam yang diterima umum adalah sebagai berikut:
1. Gunakan nama kumpulan organic R, sebagai awalan kepada nama logam.
Contoh: C2H5Na: etilnatrium
2. Jika terdapat lebih daripada satu kumpulan R, tambahkan awalan (se4perti di-, tri-,
…atau bis, tris,…bagi kumpulan kompleks) dan dicantumkan kepada nama diatas.
Contoh: (C2H5)2Mg: dietilmagnesium
3. Jika kumpulan yang serupa terikat kepada logam, sebatian tersebut dinamakan dengan
menyebut nama kumpulan tersebut mengikuti susunan abjad.
Contoh: (C6H5)2Sn(CH3)2: difenildimetiltimah
4. Jika kumpulan anion yang lain seperti H, X, OOCR, OR atau NR2 berikatan dengan
logam, nama kumpulan ini yang diakhiri dengan –ida diletakkan setelah nama logam.
Contoh: (C2H5)2SnCl2: dietiltimah diklorida
5. Kita juga boleh menambahkan anion itu sebagai awalan bagi nama sebatian tetapi
awalan yang berakhir dengan O hendaklah disambungkan kepada kumpulan R yang
lain mengikuti susunan abjad seperti hidrido, kloro, nitride, okso dan sebagainya.
Contoh: (C2H5)2SnCl2: dietildiklorotimah
6. Senyawa silikon dan beberapa mettaloid lainnya diberi nama sebagai turunan (derivat)
dari hidridanya dengan satu suku kata
Contoh: SiH4 silana
(CH3)2SiH2 dimetilsilana
(C6H5)2Si(CH3)2 difenildimetilsilana

Kimia Organologam Logam Blok d


Kimia organologam logam transisi masih relatif baru. Walaupun kompleks etilena
platina yang disebut dengan garam Zeise, K[PtCl3(C2H4)], tetrakarbonilnikel, Ni(CO)4, dan
pentakarboniliron, Fe(CO)5, yang kini diklasifikasikan senyawa organologam, telah dipreparasi
di abad ke-19, ikatan dan strukturnya waktu itu belum dikeahui. Riset W. Hieber dkk pada
senyawa karbonil logam merupakan penanda penting di tahun 1930-an, tetapi hasil-hasil studi ini
sangat terbatas karena analisis struktur yang belum berkembang pada waktu itu.
Penemuan ferosen, Fe(C5H5)2, di tahun 1951 merupakan fenomena penting dalam kimia
organologam. Modus ikatan yang sangat unik dalam senyawa ini menjadi sangat jelas terlihat
dengan hasil analisis struktural kristal tunggal sinar-X, spektrum NMR, spektrum IR, dsb; dan
merupakan titik awal perkembangan selanjutnya di bidang ini. Merupakan penemuan besar
bahwa ferosen menunjukkan kestabilan termal yang tinggi walaupun ada anggapan umum ikatan
logam transisi-karbon akan sangat tidak stabil. Namun dengan jelas ditunjukkan bahwa senyawa
ini memiliki struktur berlapis dengan lima atom karbon gugus siklopentadienil terikat secara
simultan pada atom besi. Walaupun berbagai modus ikatan ligan hidrokarbon akhirnya
ditemukan satu demi satu, aplikasi industri senyawa organologam logam transisi meningkat
dengan penemuan katalis polimerisasi olefin (katalis Ziegler), katalis hidrogenasi homogen
(katalis Wilkinson), dan katalis sintetik asimetrik. Hadiah Nobel dianugerahkan pada Ziegler dan
Natta (1963), E. O. Fischer, dan G. Wilkinson (1973) sebagai penghargaan atas pentingnya
penemuan-penemuan ini.
Berdasarkan definisi, dalam senyawa organologam,paling tidak ada satu ikatan logam-karbon,
tetapi kompleks CN dan sebagainya biasanya dianggap bukan senyawa organologam. Senyawa
logam karbonil merupakan senyawa organologam; dalam berbagai aspek ikatan, struktur dan
reaksi, dan senyawa-senyawa ini merupakan sistem model yang baik untuk memahami esensi
kimia organologam logam transisi.

a Senyawa karbonil logam


Senyawa karbonil logam yang terdiri atas logam dan ligan CO biasanya dipreparasi
dengan reaksi langsung serbuk logam yang kereaktifannya tinggi dengan karbon monoksida, atau
dengan reduksi garam logam ke valensi nol diikuti dengan reaksi dengan karbon monoksida
tekanan tinggi. Namun, tetrakarbonilnikel, ditemukan pertamakali di akhir abad 19, terbentuk
dengan reaksi logam nikel dan karbon monoksida pada suhu kamar dan tekanan atmosfer.
Preparasi senyawa karbonil logam yang lain, di pihak lain memerlukan suhu dan tekanan tinggi.

Senyawa karbonil logam mononuklir memiliki struktur koordinasi polihedral yang


bersimetri tinggi. Kromium, molibdenum, dan tungsten heksakarbonil, M(CO)6, mempunyai
struktur oktahedral reguler, penta-koordinat pentakarbonilbesi, Fe(CO)5, berstruktur segitiga
bipiramid, dan tetrakarbonilnikel, Ni(CO)4, memiliki koordinasi tetrahedral reguler (Gambar
6.14). Atom karbon ligan karbonil berkoordinasi dengan logam, dan lingkungan CO berorientasi
searah dengan sumbu logam-karbon. Karbonil logam binuklir Mn2(CO)10 memiliki ikatan Mn-
Mn yang menghubungkan dua piramida bujur sangkar Mn(CO)5. Dalam Fe2(CO)9, dua sub
satuan Fe(CO)3dijembatani tiga ligan CO, dan dalam Co2(CO)8, dua satuan
Co(CO)3 digubungkan dengan tiga jembatan CO dan sebuah ikatan Co-Co.
Ada sejumlah senyawa karbonil logam dengan ikatan logam-logam yang menghubungkan tiga
atau lebih logam, dan CO terminal, µ-CO (jembatan di antara dua logam), dan µ -CO (jembatan
yang menutupi tiga logam) berkoordinasi dengan kerangka logam (lihat bagian 6.3 (f)). Banyak
karbonil kluster yang dibentuk dengan reaksi senyawa karbonil mononuklir dan karbonil
binuklir. Senyawa karbonil logam khas dan sifatnya diberikan di Tabel 6.4.

Donasi balik
Senyawa karbonil logam terdiri dari karbon monoksida yang terkoordinasi pada logam
bervalensi nol. Untuk waktu yang lama, orang tidak dapat menjelaskan mengapa ikatan semacam
itu mungkin terjadi, dan apalagi ikatannya stabil. Kepercayaan bahwa ikatan koordinasi normal
dibentuk dengan donasi elektron dari ligan yang sangat basa kepada logam merupakan dasar
teori koordinasi A. Werner. Karena kebasaan karbon monoksida sangat rendah ikatan logam-
karbon biasanya tidak stabil, oleh karena itu penjeasan yang cocok untuk kestabilan senyawa
karbonil logam perlu dicari. Bila bentuk dan simetri orbital d logam dan orbital π (anti ikatan)
CO untuk ikatan karbon-oksigen bond cocok untuk tumpang tindih, interaksi ikatan antara logam
dan karbon diharapkan dapat dibentuk. Skema ikatannya ditunjukkan di Gambar 6.15
berdasarkan pandangan ini. Mekanisme elektron didonasikan ke orbital π* karbon monoksida
yang kosong dari orbital d logam disebut donasi balik. Karena akumulasi elektron yang terlalu
banyak dalam logam yang berbilangan oksidasi rendah dihindari, donasi balik menghasilkan
stabilisasi ikatan M-C.

Peningkatan dalam orde ikatan logam-karbon direfleksikan dalam peningkatan frekuensi ulur M-
C dan penurunan frekuensi ulur C-O dalam spektrum vibrasinya. Spektrum IR sangat bermanfaat
sebab frekuensi karbonil sangat mudah dideteksi. Penurunan bilangan oksidasi logam dengan
aliran muatan negatif dari ligan yang terkoordinasi tercerminkan dalam penurunan frekuensi ulur
C-O.

C. Sifat Fisik dan Sifat Kimia


1. Senyawaan ionik dari logam elektropositif
Senyawaan organo dari logam yang sangat elektropositif biasanya ionic, tidak
larut dalam pelarut hidrokarbon, dan sangat reaktif terhadap udara, air, dan sejenisnya.
Kestabilan dan kereaktifan senyawaan ionic ditentukan dalam satu bagian oleh kestabilan
ion karbon. Senyawaan yang mengandung anion tidak stabil (misalnya CnH2n+1-)
umumnya sangat reaktif dan seringkali tidak stabil dan sulit diisolasi. Garam logam ion-
ion karbon yang kestabilannya diperkuat oleh delokalisasi rapatan electron lebih stabil
meskipun tetap sangat reaktif ; contohnya adalah (C6H5)3C-Na+ dan (C5H5-)2Ca2+.

2. Senyawaan terikat-σ
Senyawaan organo dimana sisa organiknya terikat pada suatu atom logam dengan
suatu ikatan kovalen normal 2-elektron (sekalipun dalam beberapa kasus dengan sifat
ionic yang dapat diterima) dibentuk oleh kebanyakan logam dengan keelektropositifan
rendah dan tentu saja oleh unsure-unsur nonlogam. Hokum valensi normal diterapkan
dalam kasus-kasus ini, dan terjadi substitusi parsial halide, hidroksida, dan sebagainya.
Dalam kebanyakan senyawaan ini, ikatan terutama adalah kovalen dan kimiawinya dari
kimiawi karbon sehubungan dengan factor-faktor berikut :
a. Kemungkinan penggunaan orbital d yang lebih tinggi seperti dalam contoh, SiR4 yang
tidak tampak pada CR4.
b. Kemampuan donor alkil atau aril dengan pasangan electron menyendiri seperti dalam
Pet3, SMe2, dan sebagainya.
c. Keasaman Lewis sehubungan dengan kulit valensi yang tidak penuh seperti dalam
ZnR2.
d. Pengaruh perbedaan keelektronegatifan antara ikatan-ikatan M-C atau C-C

Logam transisi dapat membentuk alkil sederhana atau aril, namun hal ini biasanya kurang
stabil daripada senyawaan-senyawaannya dengan unsure-unsur golongan utama. Terdapat
banyak senyawaan dimana terdapat ligan tambahan seperti CO atau PR3.

3. Senyawaan yang terikat secara nonklasik


Dalam banyak senyawaan organologam terdapat suatu jenis ikatan logam pada
karbon yang tidak dapat dijelaskan dalam bentuk ikatan ionic atau pasangan elektron.
Salah satu kelas alkil terdiri atas Li, Be, dan Al yang mempunyai gugus-gugus alkil
berjembatan. Di sini, terdapat kekurangan elektron seperti dalam bor hidrida, dan
ikatannya mirip jenis yang berpusat banyak. Kelas kedua yang jauh lebih besar terdiri
atas senyawaan logam-logam transisi dengan alkena, alkuna, benzene, dan system cincin
lainnya seperti C5H5-. Mula-mula akan diperlihatkan senyawaan organo dari unsure-unsur
golongan utama, termasuk yang berikatan nonklasik, dan kemudian pada senyawaan
logam transisi.

4. Organologam biasanya disimpan dalam larutan dalam pelarut organik karena memiliki
reaktivitas yang sangat tinggi (terutama dengan H 2 O, O 2 dll)
5. Carbon-Metal (C-M) dari Organolithium dan organomagnesium (pereaksi Grignard
memiliki ikatan σ antara atom C dan logam, ikatan tersebut sangat polar, dan memiliki
ikatan kovalen karena logam tersebut elektropositif.
6. Pereaksi Grignardmerupakan basa kuat karena memilki muatan negatif pada karbon.
Senyawa Organologam SIFAT FISIK SIFAT KIMIA

Berupa cairan atau padatan


bertitik leleh rendah, dan Lebih reaktif dibandingkan
berupa kristal putih pereaksi grignard;
(metillithium); Bereaksi cepat dengan oksigen,
Organolithium biasanya secara spontan
Larut dalam senyawa
hidrokarbon dan cairan menyala dalam udara, dengan
nonpolar; cairan air, dan dengan uap air.
Tingkat penguapan tinggi.

Organonatrium Tidak larut dalam Sangat reaktif;


dan senyawa hidrokarbon; Terhidrolisis kuat dalam air.
Organokalium Mudah menguap.

Reaktif;
Organomagnesium Berupa kristal Mudah teroksidasi oleh udara;
Mudah terhidrolisis.

Senyawa Organologam SIFAT FISIK SIFAT KIMIA


Organomerkuri Berupa padatan Zat kovalen
kristal; nonpolar;
Lebih larut dalam Tidak reaktif
cairan organik terhadap udara
daripada air; dan air;
Pada alkil atau aril
cairan nonpolar,
mudah menguap,
beracun, tidak
berwarna, padatan
bertitik leleh rendah;

Organoaluminium Berupa cairan Reaktif;


Tidak menyala
dalam udara dan
tidak meledak
dalam air;

D. Reaksi-reaksi Senyawa Organologam


Reaksi Pembuatan Senyawa Organologam

Terdapat banyak cara untuk membentuk ikatan-ikatan logam antara karbon dengan logam
transisi dan nontransisi. Beberapa yang penting adalah sebagai berikut:

1. Reaksi logam langsung (Frankland, 1848)

Mg + CH3I → CH3MgI
eter

2. Penggunaan zat pengalkilasi

PCl3 + 3C6H5MgCl → P(C6H5)3 + 3MgCl2

VOCl3 + 3(CH3)SiCH2MgCl → VO(CH SiMe ) + 3MgCl 2 3 3 2

PtCl2(Pet3)2 + CH MgCl → PtCl(CH3)(Pet ) + MgCl


3 2 2 2
3. Interaksi hidrida logam atau nonlogam dengan alkena atau alkuna
1/2 B2H6 + 3 C=C → B-(C=C)3
4. Reaksi oksidasiAdidi
Dimana alkil atau aril halida ditambahkan kepada senyawa logam transisi
terkoordinasi tidak jenuh menghasilkan ikatan logam karbon.
RhCl(PPh3)3
+ CH3I →

RhClI(CH3)(PPh3)2 + PPh3

5. Reaksi Inseri

Reaksi-reaksi senyawa organologam


Bagan 1. reaksi
senyawa organologam dengan senyawa karbonil

Bagan2. Reaksi senyawa organologam

1. Substitusi
Reaksi penggantian suatu ugus dengan gugus lain
2. Eliminasi
Reaksi penggantian ikatan, dari ikatan tunggal menjadi rangkap.

3. Oksidasi

4. Adisi

Reaksi adisi adalah reaksi pengubahan senyawa yang berikatan rangkap (tak
jenuh) menjadi senyawa yang berikatan tunggal (jenuh) dengan cara menambahkan atom
dari senyawa lain. Reaksi adisi hanya dapat terjadi pada senyawa yang memiliki ikatan
rangkap. Atau dengan kata lain reaksi adisi adalah reaksi penambahan suatu atom atau
gugus atom kedalam senyawa.

E. Kegu
naan
Senyawa Organologam
Kegunaan senyawa organologam diantaranya untuk mensintesis senyawa-senyawa
hidrokarbon seperti alcohol dan asama karboksilat dengan mereaksikan senyawa aldehid dan
keton menggunakan regensia Grignard.

Selain itu, senyawa organologam juga berfungsi sebagai katalis, salah satu katalis
yang paling terkenal adalah katalis Ziegler-Natta.
Katalis Ziegler-Natta ditemukaan poleh Ziegler pada tahun 1953 yang digunakan untuk
polimerisasi etana, yang selanjutnya pada tahun 1955 Natta menggunakan katalis tersebut
untuk polimerisasi propena dan monomer jenuh lainnya. Katalis Ziegler-Natta dapat dibuat
dengan mencampurkan alkil atau aril dari unsur golongan 11-13 pada susunan berkala,
dengan halida sebagai unsur transisi.
Saat ini katalis Ziegler-Natta digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen.
Polietilen dan polipropilen digunakan untuk memproduksi plastik.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/60835277/organologam-kelompok-7

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-anorganik-universitas/kimia-logam-transisi/kimia-
organologam-logam-blok-d/

Cotton dan Wilkinson. 2009. Kimia Anorganik Dasar.Jakarta:UI Press

Anda mungkin juga menyukai