Anda di halaman 1dari 36

Golongan

Cobalt (Co)
Nama Anggota Kelompok 4 :

1. Nurul Anizar (103234005)
2. Zulmi Lailatun N. (103234014)
3. Aldo Swaztyant S. (103234022)
4. Toyyibatul M. (103234024)
5. Abdul Ghafur (103234049)
6. Dian Ayu W. (103234041)
7. Yogi Kusuma W. (103234205)
Golongan Kobalt
Unsur Struktur elektronik
Bil. Oksidasi
Cobalt (Co) {Ar} 3d
7
4s
2

(-1) 0 (l) ll lll (IV)
Rhodium (Rh) {Kr} 4d
8
5s
1

(-1) 0 (l) ll lll IV
(VI)
Iridium (Ir) {Xe} 4f
14
5d
9

(-1) 0 (l) ll lll IV
(V) (VI)
KELIMPAHAN
Unsur ppm Kelimpahan relatif
Cobalt (Co) 30 29
Rhodium (Rh) 0.0001 77
Iridium (Ir) 0.001 74
EKSTRAKSI
Co

Rh dan Ir
Rh Ir diperoleh dari kototran anoda yang
terakumulasi dalam pemurnian elektrolitik Ni.
Rh dan Ir mengandung campuran logam
platinum bersama dengan Ag dan Au.
Unsur Pd, Pt, Ag dan Au dilarutkan dalam
aqua regia dan residu yang mengandung
Ru, Os, Rh dan Ir. Setelah pemisahan
kompleks Rh dan Ir diperoleh berupa bubuk.
KEGUNAAN COBALT
Kobalt digunakan pada mesin turbin gas, dan juga pada
baja berkecepatan tinggi sebagai pemotong pada mesin
alat bubut.
Kobalt digunaan sebagai pewarna untuk keramik, gelas dan
industri cat.
Kobalt yang merupakan logam feromagnetik, bersama
dengan nikel dan besi dibuat suatu campuran logam yang
dinamakan alnico. Dimana aloy tersebut merupakan magnet
permanen yang sangat kuat.
Sejumlah kecil garam kobalt dari asam lemak digunakan
sebagai pengering untuk mempercepat pengeringan cat
minyak (untuk menggambar).
60-Co merupakan suatu unsur radioaktif, unsur ini mengalami
peluruhan patikel , disisi lain akan memancarkan sinar ,
yang dapat digunakan sebagai radioterapi untuk kanker dan
tumor.
Sebagai katalis pada industri kimia maupun petroleum
KEGUNAAN Rh dan Ir
Rh
1. Rh merupakan katalis penting dalam pengendalian
emisi gas buang mobil.
2. Rh-fosfin kompleks yang digunakan sebagai katalis
untuk reaksi hidrogenasi.
Ir
1. Digunakan untuk membuat campuran sangat
keras yang digunakan untuk membuat pivot untuk
instrumen.
2. Campuran A Pt / Ir digunakan untuk membuat
elektroda busi agar tahan lama.
3. . Ir mempunyai kegunaan yang sangat penting di
bidang militer.
Bilangan Oksidasi
Co memiliki biloks (+ II) dan
(+III) adalah yang stabil.
Biloks-biloks yang paling
stabil untuk unsur-unsur
lainnya adalah Rh (+ III), Ir
(+ III) dan Ir (+ IV).
Sifat-sifat umum
Co menyerupai besi dan sangat keras. Co lebih
keras dan memiliki daya tarik lebih tinggi daripada
baja. Logam Co berwarna putih kebiruan dan
berkilau. Co relatif tidak reaktif dan tidak bereaksi
dengan H
2
O, H
2
atau N
2
dan HNO
3
pekat.

Rh dan Ir juga merupakan logam yang keras dan
memiliki berat jenis yang tinggi. Rh dan Ir dapat
bereaksi dengan O
2
dan halogen pada suhu
tinggi.

Ketiga unsur tersebut dapat membentuk senyawa
koordinasi.

TINGKAT OKSIDASI YANG LEBIH
RENDAH
Terjadi pada senyawa yang berikatan
dengan ligan ligan seperti CO, PF3, NO
dan CN.
TINGKAT OKSIDASI -1
Tingkat oksidasi (-1) ditemukan dalam
kompleks tetrahedral
[Co(CO)
4
]
-
,
[Rh(CO)
4
]
-
,
[Co(CO)3NO] dan
K[Ir(PF
3
)
4
].
Tingkat oksidasi 0
Tingkat oksidasi 0 terjadi dalam :
Co
2
(CO)
8

K
4
[Co(CN)
4
] dan
[Co(Pme
3
)
4
].
Dua bentuk isomer dari Co
2
(CO)
8
, dengan
keduanya ikatan logam-logam
Karbonil Co
4
(CO)
12
, Rh
4
(CO)
12
dan Ir
4
(CO)
12

semuanya memiliki ikatan M-M dan
mengandung sebuah gugus dari 4 atom logam
Co (+I)
Co(+I) muncul pada beberapa kompleks
dengan ikatan ligan. Bilangan oksidasi (+I)
banyak ditemukan untuk Co dibandingkan
yang lain pada baris pertama logam transisi
kecuali Cu. Kesenyawaan biasanya dibuat
dengan mereduksi CoCl
2
dengan Zn / N
2
H
4
,
yang ada pada ligan. Strukturnya adalah
trigonal bipiramid / tetrahedral.
Ion [Co
-I
(CO)
4
]
-
bereaksi dengan organik isonitril R-
NC, memberikan [Co
I
(CNR)
5
]
+
dimana memiliki
struktur trigonal bipiramid. Sebuah kompleks
bipiramid dapat dibentuk dengan penyerapan
langsung gas N
2
pada tekanan atmosfer :
CO(acac)
3
+ N
2
+ 3Ph
3
P [Co
1
(H)(N
2
)(PPh
3
)
3
]

Ligand (acac) adalah asetilaseton. Kompleks
Bentuk penguraian vitamin B
12
juga mengandung Co(+1)

Terdapat kompleks dari Rh(+I) dan Ir(+I) dengan ikatan
ligand seperti CO, fosfin PR
3
dan alkena. Mereka normalnya
memiliki struktur square planar, sebagai contoh trans-
[Ir(Cl)(CO)(PPh
3
)
2
] (disebut senyawa Vaskas) dan [Rh(Cl)(PPh)
3
]
(disebut katalist Wilkinson), atau struktur trigonal bipiramid
pada [Rh(H)(CO)(PPh
3
)
3
].

[Ir
I
(Cl)(CO)(PPh
3
)
2
] + HCl (Ir
III
(Cl)
2
(CO)(PPh
3
)
2
H]
Reaksi yang sama terjadi dengan H
2
, H
2
S, CH
3
I, dan ClHgCl.
Perbedaan reaksi terjadi ketika molekul yang lainnya seperti
O
2
, SO
2
, CS
2
, RNCS, RNCO dan RCCR ditambahkan pada
senyawa square planar (+I). (penambahan molekul semua
mengandung ikatan rangkap tiga). Di sini penambahan
molekul bertindak sebagai ligand bidentat, hal itu membentuk
struktur siklik.

Senyawa Vaskas berwarna kuning, dan itu mudah
menyerap O
2
dan menjadi berwarna orange. O
2

mungkin akan hilang dengan adanya pembilasan
dengan N
2
. Proses oksogenasi bolak balik telah
dipelajari sebagai pengangkut oksigen dari
hemoglobin.

Katalis Wilkinson [Rh(Cl)(PPh)
3
] memiliki warna
merah-ungu, dan dibuat dengan merefluks
RhCl
3
.3H
2
O dengan trifenilfosfin yang memiliki
struktur square planar. Ini sangat efektif untuk proses
hidrogenasi selektif terhadap molekul organik pada
suhu dan tekanan kamar.
Katalis Wilkinson dan berbagai senyawa Co seperti Carbonil Hidrida
HCo
I
(CO)
4
biasa digunakan sebagai katalis pada proses OXO. Pada
proses ini, CO dan H
2
ditambahkan pada alkena yang kemudian
membentuk aldehid. Dibutuhkan temperatur 150
0
C dan tekanan
200 atmosfer.

Kompleks trans-[Ir(Cl)(CO)(PPh
3
)
2
] juga digunakan dalam proses
OXO. Dan merupakan katalis yang penting pada hidrogenasi
senyawa alkena. Hal tersebut akan aktif pada 25
0
C dan tekanan 1
atm.

RCH=CH
2
+ HCo(CO)
4
RCH
2
CH
2
Co(CO)
4

RCH
2
CH
2
Co(CO)
4
+ CO RCH
2
CH
2
CO.Co(CO)
4

RCH
2
CH
2
CO.Co(CO)
4
+ H
2
RCH
2
CH
2
CHO + HCo(CO)
4


Asam asetat juga diproduksi dengan proses sintesis
dari metil alkohol, dan reaksi ini dikatalisis oleh
kompleks seperti [Rh(Cl)(CO)(PPh
3
)
2
] atau
[Rh(Cl)(CO
2
)]
2
bersamaan dengan CH
3
I, I
2
atau HI
sebagai aktivator
CH
3
OH + CO CH
3
COOH
Co
2+
stabil pembentukan senyawa
sederhana

Co
3+
stabil dalam pembentukan senyawa
kompleks

Rh
2+
dan Ir
2+
sedikit dijumpai dalam
bentuk senyawa

Co (+II)
Senyawa senyawa dari Co2+
+ NaOH
Reaksi reaksi pada Co2+
Reaksi CoCl2 dengan NaOH


Reaksi CoCl2 dengan amoniak
Co
2+
+ 2NH
3
+ 2 H
2
O [Co(H
2
O)
4
(OH)
2
] + 2 NH
4
+

[Co(H
2
O)
4
(OH)
2
] + 6 NH
3
[Co(NH
3
)
6
]
2+
(aq) + 2 OH
-


Reaksi CoCl2 dengan asam klorida
[Co(H
2
O)
6
]
2+
merah muda + 4 Cl
-
[Co(Cl)
4
]
2-
biru +
6 H
2
O

Rhodium dan iridium membentuk sedikit
senyawa dengan biloks (+II). Adanya RhO
ada tetapi tidak menentu, dan IrCl
2
ada
tetapi berbentuk polimer
Co(+III)
Merupakan bilangan
oksidasi yang paling umum
pada logam transisi
golongan ini
Terutama saat logam
tersebut berada dalam
keadaan kompleks
Oksida
Halida
Kompleks
Co
2
(SO
4
)
3
. 18H
2
O, NH
4
Co(SO
4
)
2
. 12
H
2
O, dan KCo(SO
4
)
2
. 12 H
2
O yang
berwarna biru dan memiliki ion
heksaakua [Co(H
2
O)
6
]
3+

Oksida
Oksida
Co
2
O
3
tidak diketahui
dalam bentuk yang murni
dan hanya terdapat dalam
bentuk oksida hidrat
Co
2
O
3
Co
3
O
4

Berwarna
hitam
Co
2
O
3
tidak diketahui
dalam bentuk yang murni
dan hanya terdapat dalam
bentuk oksida hidrat
Halida
Halida
Co
2
F
3
merupakan
padatan yang berwarna
coklat terang, yang
terbentuk dari Co
2
F
2
dan F
2

Co
2
F
3
ini merupakan
senyawa yang umumnya
digunakan sebagai agen
fluorinasi yang kuat,
mudah untuk diperoleh,
dan kurang reaktif
daripada F
2

Co
2
F
3
dapat
terhidrolisis
dengan cepat
oleh air
Co
III
(NO
3
)
3
anhidrat dapat dibuat
dari CoF
3
dalam pelarut yang
tidak encer seperti N
2
O
4
atau N
2
O
5
pada temperatur yang rendah
Kompleks
Ion Co (+III) yang memiliki susunan spin-rendah, elektronnya mengisi
setengah dari orbital kosong pada oktahedral. Sedangkan ion Co (+III) yang
memiliki susunan spin-tinggi, elektronnya mengisi tiga orbital kosong secara
penuh dan satu elektron tidak berpasangan dalam satu orbital pada
tetrahedral.

Kompleks Co (+III) dapat diproduksi dengan mudah.
[Co(NH
3
)
6
]
3+
kuning
[Co(NH
3
)
5
. H
2
O]
3+
merah muda
[Co(NH
3
)
5
Cl]
2+
ungu
[Co(NH
3
)
4
. CO
3
]
+
ungu
[Co(NH
3
)
3
(NO
2
)
3
] kuning
[Co(CN)
6
]
3-
lembayung
Co(NO
2
)
6
]
3-
orange
Dari senyawa-senyawa kompleks diatas dapat dilihat bahwa kompleks kobalt
dapat membentuk kompleks kation, kompleks anion, dan kompleks netral.
Seluruh kompleks dari Co (+III) memiliki enam ligan pada susunan oktahedral.

Logam pusatnya memiliki konfigurasi d
6
, dan kebanyakan ligannya merupakan ligan
yang cukup kuat sehingga menyebabkan susunan spin yang berpasangan, memberikan
susunan elektron (t
2g
)
6
(e
g
)
0
.

Kompleks tersebut bersifat diamagnetik., tetapi terdapat perkecualian yaitu pada
[CoF
6
]
3-
yang memiliki sifat paramagnetik.

Kompleks Co (+III) dengan ligan donor nitrogen seperti ammonia dan amina
merupakan senyawa kompleks Co (+III) yang sangat umum.

Kompleks ini dapat dibuat melalui oksidasi larutan yang berisi Co
2+
oleh udara atau
H
2
O
2
dengan adanya ligan dan katalis yang sesuai seperti arang aktif.

Pada kompleks ini dapat dilakukan subtitusi ligan pada kompleks yang ada, tetapi
reaksi subtitusi berjalan dengan lambat karena kompleks ini sangat stabil.

Terdapat beberapa isomer yang ditemukan pada kompleks ini dengan ligan bidentat
seperti ion etilendiamin (en), asetilaseton atau oksalat.

Misalnya pada kompleks natrium tris(etilendiamin)kobalt(III) berisi ion [Co
III
(en)
3
]
3+

yang mana bersifat optik aktif dan terdapat pada bentuk d dan l.

Selain juga terdapat bentuk cis dan trans, misalnya pada kompleks [Co
III
(en)
2
(Cl)
2
]
2+

membentuk isomer cis-[Co
III
(en)
2
(Cl)
2
]
2+
yang berwarna ungu dan isomer trans-
[Co
III
(en)
2
(Cl)
2
]
2+
yang berwarna hijau gelap.

Kompleks ini dapat mengalami reaksi subtitusi saat dipanaskan dengan air, sehingga
yang awalnya membentuk [Co(en)
2
(Cl)(H
2
O)]
2+
, kemudian akan membentuk
[Co(en)
2
(H
2
O)]
3+.

Kompleks Co memiliki banyak manfaat, misalnya kompleks Co merupakan penyusun
vitamin B
12
, metilkobalamine penting dalam metabolisme bakteri yang menghasilkan
metana, dan kobalt juga penting secara biologi pada beberapa enzim.

Kompleks halogen sangat jarang dan [CoF
6
]
3-
merupakan satu-satunya kompleks
heksahalida yang diketahui. [CoF
6
]
3-
berwarna biru seperti halnya [CoF
3
(H
2
O)
3
], dan
keduanya merupakan kompleks yang tidak biasa karena memiliki spin-tinggi sehingga
memiliki sifat paramagnetik.
Rh (+III) dan Ir (+III)
RhF
3
dibuat melalui fluorinasi RhCl
3
, sedangkan untuk membuat IrF
3

dilakukan melalui reduksi IrF
6
dari Ir.

Semua senyawa tersebut tidak larut dalam air, tidak reaktif, dan
kemungkinan memiliki lapisan yang berkisi-kisi.

Oksida Rh
2
O
3
diperoleh melalui pembakaran logam di udara, sedangkan
Ir
2
O
3
dapat diperoleh dengan penambahan alkali pada larutan Ir
III
dalam
atmosfer inert.

Kompleks Rh (+III) dan Ir (+III) memiliki susunan oktahedral, bersifat stabil,
spin-rendah, dan diamagnetik, contohnya seperti [RhCl
6
]
3-
, [Rh(H
2
O)
6
]
3+
, dan
[Rh(NH
3
)
6
]
3+

Kompleks klorida dibuat melalui pemanasan sempurna Rh atau Ir dengan
klorida logam golongan I dan klorin.
2Rh + 6 NaCl + 3Cl
2
2Na
3
[RhCl
6
]
Kompleks Na
3
[RhCl
6
] . 12H
2
O berwarna merah dan merupakan senyawa dari rhodium
yang paling diketahui.

Jika kompleks tersebut dididihkan dalam air akan membentuk [Rh(H
2
O)
6
]
3+
, dan jika
direaksikan dengan NaOH akan membentuk Rh
2
O
3
. H
2
O.

Rh
2
O
3
. H
2
O berwarna kuning, dapat dirubah menjadi kompleks kloro dengan adanya
HCl. Jika Rh
2
O
3
. H
2
O direaksikan dengan HCl dalam jumlah yang terbatas maka akan
terbentuk [RhCl
3
. 3H
2
O], dan jika direaksikan dengan asam berlebih akan terbentuk
[RhCl
6
]
3-
. Kompleks [RhCl
3
. 3H
2
O] adalah kompleksoktahedral.

Sebagian kecil kompleks Rh (+III) dan Ir (+III) diketahui bukan dalam susunan
oktahedral, seperti [RhBr
5
]
2-
dan [RhBr
7
]
4-
.

Beberapa hidrida kompleks juga diketahui seperti [Rh(R
3
P)
3
. H . Cl
2
]
2+
dan [Ir(R
3
P)
3
.
H . Cl
2
]
2+
, [Rh(R
3
P)
3
. H
2
Cl]
4+
dan [Ir(R
3
P)
3
. H . Cl
2
]
6+
.

Reduksi kompleks Rh (+III) dan Ir (+III) akan membentuk logamnya.
Biloks (+IV)

keadaan oksidasi tertinggi biasanya diperoleh pada
Co (kobalt).
Beberapa kompleks dua inti yang lain diketahui
yang menggunakan O O
2-
, OH
-
, NH
2
-
or NH
2-
sebagai gugus penjembatan :
[(NH
3
)
5
CoNH
2
Co(NH
3
)
5
]
5+
(blue)

brown red
Ir(+IV) adalah salah satu yang paling stabil, tetapi Rh (+IV)
tidak stabil dan membentuk senyawa logam beberapa
bentuk tetrafluorida. RhF4 dapat dibuat dari RhCl
3
dan
BrF
3
.IrCl
4
sangat tidak stabil. IrO
2
dibentuk dengan
pembakaran logam di udara. Tetapi RhO
2
hanya dibentuk
oleh pengoksidasi kuat Rh(III) dalam larutan alkali, misalnya
natrium bismuthate.

Rodium hanya sedikit membentuk senyawa kompleks
yaitu:K
2
(RhF
6
) dan K
2
(RhCl
6
) ini bereaksi dengan air,
membebaskan O
2
dan membentuk RhO
2
. Iridium membentuk
berbagai halida dan kompleks aquo. Kompleks [IrCl
6
]
2-
,
[IrCl
3
(H
2
O
3
]
-
, [IrCl
4
(H
2
O)
2
] dan [IrCl
5
. H
2
O]
-
.kompleks oksalat
[Ir(oxalate)
3
]
2-
mempunyai isomer optik d dan l.
Biloks (+V) dan (+VI)

Senyawa Co(+V) tidak ada dalam kondisi yang
normal. Rh(+V) dan Ir(+V) ini ada sebagai
pentafluorida (RhF
4
)
5
dan (IrF
5
)
4
.sangat reaktif dan
mudah dihidrolisis. Keduanya memiliki struktur
tetramik dengan MFM. jembatan itu mirip
dengan Nb, Ta, Mo, Ru dan Os. Hanya kompleks ini
Cs[RhF
6
] dan Cs[IrF
6
].

Rh(+VI) dan Ir(+IV) terdapat pada RhF
6
dan IrF
6
yang
dibuat oleh reaksi langsung. Keduanya stabil tetapi
IrF
6
lebih stabil dari pada RhF
6.

Anda mungkin juga menyukai